You are on page 1of 46

Relung Adiniah Permani Risna Sari Pembimbing dr. Syamsul Hidayat, Sp.

Mata telah mendapat perlindungani tulang orbita, bantalan lemak retrobulber, kelopak mata & bulu matanya frekuensi kecelakaan masih sangat tinggi.

Trauma okuler penyebab kebutaan unilateral pada dewasa muda


Kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan api, cedera akibat olahraga, dan kecelakaan lalu lintas merupakan keadaankeadaan yang paling sering menyebabkan trauma mata

Anamnesis

ketajaman penglihatan sebelum dan segera sesudah cedera gangguan penglihatan progresif/ lambat/mendadak riwayat TRAUMA

PEMERIKSAAN FISIK

Visus gangguan penglhatannya parah periksa proyeksi cahaya palpasi mencari defek pada bagian tepi tulang orbita. konjungtiva bulbaris adanya perdarahan, benda asing atau laserasi Kornea adanya benda asing, luka, dan abrasi COA kedalaman &kejernihan Pupil ukuran, bentuk, refleks cahaya( bandingkan) Oftalmoskop langsung dan tiak langsung untuk mengamati lensa, korpus viterus, duktus optikus, dan retina.

Trauma mekanik trauma palpebra trauma system lakrimalis laserasi konjungtiva benda asing kornea dan konjungtiva erosi kornea trauma non penetrasi dan trauma tumpul trauma dinding dasar orbita trauma penetrasi/trauma tajam

Trauma fisik luka bakar luka akibat radiasi

Trauma kimia trauma asam trauma alkali

Tipe dari trauma palpebra adalah:


laserasi palpebra avulsi palpebra pada kantus medialis dengan avulse kanalikulus Lakrimalis

Terapi : Pembedahanlaserasi Hematombebat tekan &kompres

Etiologi: (gigitan anjing atau pecahan kaca) dapat membelah duktus lakrimalis Pengobatan: pembedahan menggunakan mikroskop

diakibatkan benda yang keras atau benda yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang) ataupun lambat

pembengkakan / penimbunan darah di bawah kulit kelopak pecahnya pembuluh darah palpebra.
Hematoma kaca mata pecahnya arteri oftalmika tanda fraktur basis kranii. Penatlaksanaan kompres dingin & kompres hangat

Dapat menjadi kemotatik

Penatalksanaan : dekongestan, Kemotik konjungtiva berat insisi

pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah konjungtivaarteri konjungtiva dan arteri episklera. Hati-hati perforasi bola mata TIO turun,pupil lonjong, visus turun tajam Pengobatan dini kompres hangat/diabsorpsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati.

keluhan penglihatan kabur & terlihatnya pelangi sekitar bola lampu / sumber cahaya yang dilihat

Kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido yang positif

Pengobatan larutan hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan garam hipertonik 28%, glukose 40% dan larutan albumin. Asetazolamida TIO tinggi

merasa sakit, mata berair, dengan blefarospasme, lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan akan terganggu
pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau. Pengobatan,antibiotika, sikloplegik, bebat mata

kelumpuhan otot sfingter pupil midriasis Gejala gangguan akomodasi, silau, anisokor, pupil ireguler, refleks cahaya (-) Pentalaksanaan bedrest, roboronsia

robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah. Sign &simptomDiplopia, pupil lonjong Penatalaksanaan --> reposisi pangkal iris

darah di dalam bilik mata depan akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar Pasien akan mengeluh sakit,epifora dan blefarospasme, penglihatan sangat menurun. Pengobatan tidur di tempat tidur yang ditinggikan 30 derajat pada kepala, diberi koagulasi, bebat mata. Asetozolamida penyulit glaukoma. Parasentesis tindakan pembedahan dengan mengeluarkan darah atau nanah dari bilik mata depan

Dislokasi lensa putusnya zonula Zinn yang akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu.

Subluksasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian zonula Zinn sehingga lensa berpindah tempatlensa cembung glaukoma sekunder

Lensa masuk ke dalam bilik mata depan

gejalaglaukoma kongestif akut dikeluarkan lensanya dengan terlebih dahulu diberikan asetazolamida untuk menurunkan tekanan bola matanya

lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli.
gejala mata tanpa lensa atau afakia. Pasien akan melihat normal dengan lensa +12.0 dioptri untuk jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulans. dapat menimbulkan penyulit berupa glaukoma fakolitik /uveitis fakotoksik.

ekstraksi lensa.

Bila terjadi pada anak dipertimbangkan akan kemungkinan terjadinya ambliopia. di pasang lensa intra okuler primer atau sekunder.
Pada katarak trauma apabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang. Bila terjadi peyulit seperti glaukoma, uveitis dan lain sebagainya ekstraksi lensa.

Penglihatan akan sangat menurun. Edema retina warna retina yang lebih abu-abu. Bila mengenai makula edema Berlin

Bed rest

terlapasnya retina dari koroid keluhan seperti adanya selaput yang seperti tabir mengganggu lapang pandangnya. Bila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatn akan menurun

funduskopi terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelok.

Bed rest, rujuk pembedahan

Pada trauma keras perdarahan subretina yang dapat merupakan akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik.

Bila ruptur koroid didaerah makula lutea maka tajam penglihatan akan turun dengan sangat. Ruptur ini bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorpsi maka akan terlihat bagian ruptur berwarna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid.

saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola mata


kebutaan.

Steroid fase akut

kompresi pada saraf optik. Penglihatan akan berkurang setelah cedera mata. Tanda lain yang dapat ditemukan gangguan penglihatan warna dan lapangan pandang. Papil saraf optik dapat normal beberapa minggu sebelum menjadi pucat. Bed Rest, steroid

Autoanamnesis (6 Agustus 2012) Anamnesis : Identitas Pasien : Nama : Tn. S Usia : 34 thn Agama : Islam Pekerjaan : buruh bangunan perusahaan

Keluar darah dari mata kiri.

Keluhan

dirasakan pasien sejak + 4 hari yang lalu. keluhan dialami setelah mata kiri pasien terkena paku yang terpelanting saat pasien sedang memaku kayu. Paku berukuran + 5 cm dan tidak berkarat. Setelah terkena paku, pasien lalu segera mencuci kedua matanya dengan air mengalir dan memperhatikan matanya di kaca spion, namun tidak ada perubahan pada kedua matanya, tapi pasien merasakan mata bagian atasnya teraba lunak.

Sekitar 15 menit setelah kejadian, barulah mata pasien mengeluarkan darah (+ 10 menit), cukup banyak, diikuti dengan kepala pasien yang terasa pusing terutama di daerah pelipis kiri hingga kepala bagian belakang sebelah kiri. Pasien juga mengeluhkan matanya terasa ada yang menggganjal dan terasa nyeri serta sering merasa mengantuk. Selain itu, 1 hari setelah kejadian, pada kelopak mata kiri pasien muncul memar berwarna merah keunguan.

Riwayat

trauma mata sebelumnya (-) Mata kiri pasien, sejak dari lahir tidak bisa melihat tampak mata kiri berwarna putih kekeruhan dengan bentuk yang tidak teratur.

Setelah

merasakan kepalanya terasa pusing, pasien lalu berobat ke Balai Pengobatan milik Perusahaan tempat pasien bekerja. Di sana, mata pasien, dibersihkan lalu diberi salep Oxytetrasiklin dan dibebat. Pasien juga diberi obat minum: Cefadroxyl, Antalgin dan Vitamin A.

Keadaan Umum Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6 Keadaan Sakit : Sakit Sedang Tanda Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 88x/menit Pernafasan : 22x/menit Suhu : 36.6C

Kepala/Leher : memar pada kelopak mata OS (+),anemis (-/-), Ikterik (-/-), sianosis (-/-), pembesaran KGB (-) Thorax : dbn Abdomen : dbn Ekstermitas: dbn

Pemeriksaan Visus Lapangan pandang Pergerakan Bola mata Penonjolan Palbebra superior

Okuli Deksta 6/6 Normal Baik segala arah Tidak ada Tidak ditemukan kelainan

Palbebra inferior Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Perdarahan subkonjungtiva Kornea COA Iris Pupil Bentuk Diameter Refleks Lensa Slit lamp Funduskopi

Tidak ditemukan kelainan Tidak ditemukan kelainan Tidak ditemukan kelainan Dalam batas normal Warna coklat tua Reguler 3 mm Normal Jernih Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Okuli Sinistra 0 Baik segala arah Tidak ada Tampak hematom berwarna merah keunguan, edema (-), nyeri tekan (+) Tidak ditemukan kelainan Hiperemis, Subconjungtiva bleeding + Keruh Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi

Keruh Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diagnosis Kerja : Perdarahan Subkonjungtiva Okuli Sinistra ad Hematoma Palpebra Superior Okuli Sinistra et causa trauma tumpul

Penatalaksanaan Non farmakologis (edukasi) Bebat mata, jika bekerja diusahakan menggunakan kacamata pelindung untuk mencegah infeksi. Farmakologis Cefadroxyl tablet 500 mg 3x1 Xytrol eye drop Satrol eye drop Antalgin tab 2 x 1

FAKTA -Anamnesis : - keluar darah dan bercak merah pada mata kiri, disertai rasa nyeri , pandangan pasien (-) sejak kecil -Pada pemeriksaan mata didapatkan adanya perdarahan subkonjungtiva dengan Visus pada mata kiri 0 dan kanan 6/6 dan pemeriksaan mata lainnya dalam batas normal

TEORI Hal ini sesuai dengan teori bahwa pasien yang datang karena perdarahan subkonjungtiva mengeluhkan bercak merah, kecil, besar atau mengenai seluruh konjungtiva bulbi dan dengan visus baik. Penyebab utama perdarahan subkonjungtiva adalah karena trauma.

FAKTA

TEORI

-Penatalaksanaan pada pasien ini adalah dengan pemberian antibiotik, analgetik dan antiinflamassi

Berdasarkan literatur pada kasus ini terjadi karena adanya trauma benda tumpul, yang mengakibatkan mata merah. Mata merah akibat trauma dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 minggu

Dilaporkan

pasien Tn.S dengan usia 34 thn Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, pasien ini didiagnosis dengan Perdarahan Subkonjungtiva Okuli Sinistra ad Hematoma Palpebra Superior Okuli Sinistra et causa trauma tumpul Penegakkan diganosis dan penatalaksann terhadap pasien ini sudah sesuai dengan literatur yang ada.

You might also like