You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama) Menarik diri II. Proses terjadinya masalah Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam hubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan, dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk untuk melindungi diri. Klien menjadi pasif dan kepribadiannya menjadi kaku, klien semakintidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup sendiri itu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas dari pada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan, semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. a. Definisi Menarik diri adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negative dan mengancam bagi dirinya. b. Tanda dan gejala menarik diri - apatis,ekspresi, sedih, afek tumpul - menghindar dari orang lain (menyendiri) - komunikasi kurang/tidak ada, klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat - tidak ada kontak mata, klien sering menunduk - berdiam diri dikamar/klien kurang mobilitas - menolak berhubungan dengan orang lain Klien memutuskan percakapan/ pergi jika diajak bercakap-cakap, tidak melakukan kegiatan sehari-hari c. Penyebab menarik diri - penolakan - kurang penghargaan - pola asuh protektif, otoriter, terlalu dimanja - dituntut

- persaingan - kesalahan/kegagalan - tidak mampu mencapai standart - mekanisme koping in efektif d. akibat menarik diri - perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat beresiko terjadi perubahab persepsi sensori halusinasi - resiko perilaku kekerasan e. Rentang respon 1. Menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya. 2. Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide pikir, perasaan dalam hubungan sosial. 3. Bekerja sama ( mutualisme ) adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal diman individu tersebut mampu untuk saling member dan menerima. 4. Saling tergantung (interdependen) adalah suatu kondisi saling tergantung antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal. 5. Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dlam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. 6. Tergantung (dependen) terjadi bila seseorang gagal mengambangkan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses. 7. Manipulais merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam. 8. Curiga terjadinya bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dengan orang lain kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-tanda cemburu, iri hati dan berhati-hati. Perasaan individu ditandai dengan humor yang kurang dan individu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa emosi. III. Pohon Masalah Halusinasi dengar (efek) Isolasi sosial : menrik diri ( core problem) Gangguan konsep diri : harga diri rendah ( causa)

IV. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji : a. Masalah Keperawatan 1. resiko perubahan persepsi-sensori : halusinasi. 2. isolasi sosial : menarik diri 3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah b. Data yang perlu dikaji 1. resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi a) data subyektif 1) klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata. 2) klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata. 3) klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus. 4) klien merasa makan sesuatu. 5) klien merasa ada sesuatu dikulitnya. 6) klien takutpada suara/bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar 7) klien ingin memukul/melempar barang-barang. b) data obyektif 1) klien berbicara dan tertawa sendiri 2) klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu 3) klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu 4) disorientasi 2. isolasi sosial : menarik diri a) data subyektif Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, terkadang hanya berupa jawaban singkat ya atau tidak. b) data obyektif Klien terlihat apatis, ekspresi, sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar dan banyak diam. 3. gangguan konsep diri : harga diri rendah a) data subyektif Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. b) data obyektif Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup. V. Diagnosis Keperawatan 1) resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri. 2) isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

VI. Rencana tindakan keperawatan 1) Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri. Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi. Tujuan khusus: 1.klien dapat membina hubungan saling percaya R/ hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya. Tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara : 1.1 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. 1.2 Perkenalkan diri dengan sopan 1.3 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai 1.4 Jelaskan tujuan pertemuan 1.5 Jujur dan memnepati janji 1.6 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien dan perhatian kebutuhan dasar klien 2. klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri R/ member kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangii stress dan penyebab perasaan menarik diri Tindakan : 2.1 kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya 2.2 beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul 2.3 diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul 2.4 berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 3. klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. R/ untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain dan untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri. Tindakan : 1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain. - Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain. - Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain. - Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.

2. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain. -Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain - Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain - Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan denagn orang lain 4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial R/ mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan dan untuk mengetahui perilaku menarik diri yang dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa membenakan perilaku konstruktif dan destruktif. Tindakan : -Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain -Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan -Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu *Diagnose 2 : isolasi diri : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah Tujuan umum: klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal Tujuan khusus: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya R/ hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya. Tindakan: - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. - Perkenalkan diri denga sopan - Tanyakan nama (lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien) - Jelaskan tujuan pertemuan - Jujur dan menepati janji - Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya - Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Rasional : - Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, control diri atau integritas ego dieprlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya. - Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien - Pujian yang realistic tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan yang hanya karena mendapat pujian Tindakan : - Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien - Setiap bertemu klien hindarkan dari member penilaian negative

Utamakan memberikan pujian yang realistic

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan Rasional : - keterlibatan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah - pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya. Tindakan : - Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit - Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya 4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Rasional : - Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri - Klien perlu bertindak secara realistic dalam kehidupannya - Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan Tindakan : - Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan - Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien - Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

STRATEGI PELAKSANAAN

SP 1 PASIEN 1. 2. 3. 4. 5. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien Membantu klien menilai kemampuan yang masih digunakan Membantu klien memilih/ menetapkan kemampuan yang akan dilatih Melatih kemampuan yang sudah dipilih Menyusun jadwal yang telah dilatih dalam rencana harian

SP 2 PASIEN 1. Melatih klien dengan melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan klien 2. Latihan dapat dianjurkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih 3. Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri klien SP 1 KELUARGA 1. 2. 3. 4. 5. Mendiskusikan masalah yang dihadapin keluarga dalam merawat klien dirumah Menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial : menarik diri Menjelaskan cara merawat Klien dengan isolasi sosial : menarik diri Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan isolasi sosial : menarik diri Memberi kesempatan pada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat

SP 2 KELUARGA 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien harga diri rendah langsung pada klien SP 3 KELUARGA 1. Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

DAFTAR PUSTAKA
Anna keliat, budi. 2005. Proses keperawatan kesehatan jiwa. EGC: Jakarta

You might also like