You are on page 1of 20

BAB 1 PENDAHULUAN

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi. Jenis-Jenis Badan Usaha di Indonesia 1. Koperasi 2. BUMN 3. BUMS Perusahaan Persekutuan Firma Persekutuan Komanditer Perseroan Terbatas Perjan Perum Persero BUMD

Yayasan

Dari badan usaha tersebut, kelompok kami akan membahas lebih dalam tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

BAB 2 PEMBAHASAN

Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri BUMN. Ciri-Ciri BUMN

Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah. Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan oleh pemerintah.

Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan negara. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan.

Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya prinsipprinsip ekonomi.

Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.

Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi. Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.Indonesia Jenis-Jenis BUMN

Jenis-jenis BUMN yang ada di Indonesia adalah: 1. Perusahaan Perseroan (Persero) Perusahaan Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan mendirikan persero ialah untuk menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:

Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan perundangundangan

Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang Modalnya berbentuk saham Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan

Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas

RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan Dipimpin oleh direksi Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan Tidak mendapat fasilitas negara Tujuan utama memperoleh keuntungan

Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata Pegawainya berstatus pegawai swasta Kelebihan persero adalah: Bertujuan mencari laba. Laba yang didapat digunakan untuk

kepentingannegara dan masyarakat. Pada persero k i n e r j a n ya lebih efisien, karena persero tidak

m e n d a p a t fasilitas dari negara. Dengan status pegawai perusahaan swasta, budaya kerja di p e r s e r o umumnya lebih baik dibanding perjan dan perum. Karena, penghargaan dan penggajian pegawai perusahaan swasta tidak

mengutamakan

senioritas dan masa kerja, tetapi lebih mengutamakan

profesionalisme (keahlian). Jika persero mengalami kerugian dan terbelit utang maka t a n g g u n g jawab sahamyang dimiliki. Adapun kelemahan persero adalah: A d a n ya program privatisasi oleh pemerintah, memungkinkan negara dalam menanggung kerugian, hanya terbatas pada

p e r s e r o untuk dikendalikan oleh badan usaha swasta asing. A d a n ya p a j a k a t a s b a d a n u s a h a b e r b e n t u k p e r s e r o Kerahasiaan badan usaha dan perusahaan k u r a n g t e r j a m i n , k a r e n a adanya pihak lain yang ikut memegang saham. Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang yang ada dalam perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero adalah orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero baik di dalam maupun diluar pengadilan. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan okeh RUPS. Komisaris adalah organ persero yang bertugas dalam pengawasan kinerja persero itu, dan melaporkannya pada RUPS. Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi adalah penjualan sebagian atau seluruh saham persero kepada pihak lain untuk peningkatan kualitas. Persero yang diprivatisasi adalah yang unsur usahanya kompetitif dan teknologinya cepat berubah. Persero yang tidak bisa diubah ialah:

Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk BUMN Persero yang bergerak di bidang hankam negara Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat Persero yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam yang secara tegas dilarang diprivatisasi oleh UU Di Indonesia sendiri yang sudah menjadi Persero adalah PT. PP (Pembangunan

Perumahan),PT Bank BNI Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Tambang Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir tahun 2002 41,94% saham Persero ini telah dijual kepada Swasta sehingga perusahaan ini bukan BUMN lagi), dan PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT.Garuda Indonesia Airways(GIA). 2. Perusahaan Jawatan (Perjan) Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain sebagai berikut:

memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau dirjen departemen yang bersangkutan

status karyawannya adalan pegawai negeri Kelebihan perjan adalah: M e n a n g a n i b i d a n g - b i d a n g u s a h a p e n t i n g ya n g m e n g u a s a i h a j a t h i d u p orang banyak. T u j u a n u t a m a n ya a d a l a h m e m b e r i k a n l a ya n a n k e p a d a m a s y a r a k a t . Seluruh modalnya adalah milik negara.

Kelemahan Perjan adalah: Sering terjadi pemborosan karena tidak adanya perusahaansaingan. Tingkat produktivitas kurang, karena status pegawainya a d a l a h pengawai negeri sipil. Pada umumnya,

pegawai negeri sipil kurangproduktif karena dalam menghargai karyawan lebih mementingkanu n s u r s e n i o r i t a s d a n m a s a k e r j a d i b a n d i n g u n s u r p r o f e s i o n a l i s m e karyawan.

Sering menjadi alat politik kelompok tertentu, sehingga perjan menjadisapi perahan untuk kepentingan kelompok tersebut. J i k a p e r j a n r u g i , b e r a r t i n e g a r a ya n g d i r u g i k a n . Sebagai catatan, sekarang ini sudah tidak ada lagi BUMN yang berbentukperjan. Semua sudah berubah menjadi perum atau persero

Contoh Perusahaan Jawatan (Perjan):


Perjan RS Jantung Harapan Kita Perjan RS Cipto Mangunkusumo Perjan RS AB Harahap Kita Perjan RS Sanglah Perjan RS Kariadi Perjan RS M. Djamil Perjan RS Fatmawati Perjan RS Hasan Sadikin Perjan RS Sardjito Perjan RS M. Husein Perjan RS Dr. Wahidin Perjan RS Kanker Dharmais Perjan RS Persahabatan Perjan Kereta Api(PJKA) (sekarang PT Kereta Api Indonesia (Persero)) Perjan Pegadaian (sekarang Perum Penggadaian)

3. Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan Umum(PERUM) adalah suatu perusahaan negara yang bertujuan untuk melayani kepentingan umum,tetapi sekaligus mencari keuntungan. Ciri-ciri Perusahaan Umum (Perum):

Melayani kepentingan masyarakat umum. Dipimpin oleh seorang direksi/direktur. Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya, perusahaan umum (PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.

Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara. Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta. Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara. Contohnya : Perum Pegadaian, Perum Jasatirta, Perum DAMRI, PerumANTARA,Perum Peruri,Perum Perumnas,Perum Balai Pustaka.

Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public. Dapat menghimpun dana dari pihak. Kelebihan Perum: M e n a n g a n i b i d a n g - b i d a n g u s a h a ya n g p e n t i n g . Bertujuan memberikan l a ya n a n yang kepada didapat m a s ya r a k a t digunakan sekaligus lagi sebagai

m e n c a r i keuntungan. danapembangunan.

Keuntungan

S e l u r u h m o d a l n ya m i l i k p e m e r i n t a h , b a i k p u s a t a t a u d a e r a h . Dibanding perjan, perum bekerja lebih efisien karena selain memberil a y a n a n dituntut untuk kepada masyarakat, juga

m e r a i h l a b a (keuntungan).

D e n g a n s t a t u s p e g a w a i p e r u s a h a a n n e g a r a a t a u d a e r a h , b u d a ya k e r j a d i perum umumnya lebih baik dibanding perjan.

Kelemahan Perum adalah: Masih t e r j a d i p e m b o r o s a n ( inefisiensi) karena tidak adanya

perusahaansaingan. Tingkat produktivitas pegawai umumnya masih di bawah pegawaiperseroan (PT). Sering menjadi alat politik kelompok tertentu sehingga perum m e n j a d i sapi perahan (diperas) untuk kepentingan kelompok tersebut. Jika perum rugi, berarti negara yang dirugikan.

4. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:


Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat Sebagai sumber pemasukan negara Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara lain, baik berupa bank maupun nonbank

Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan Tujuan Pendirian BUMD:

Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara Mengejar dan mencari keuntungan Pemenuhan hajat hidup orang banyak Perintis kegiatan-kegiatan usaha Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah Contoh BUMD adalah:

Bank Pembangunan Daerah (BPD) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota)

Diantara keempat badan hukum tersebut memang terdapat perbedaan dalam hal:

Dimasukkan tidaknya permodalan dari badan-badan usaha tersebut dalam Anggaran Belanja Negara.

Kedudukan hukumnya. Status karyawannya, apakah sebagai pegawai negeri atau naik.

Berbeda dengan ketiga jenis Perusahaan Milik Negara yang disebut terlebih dahulu yang didirikan berdasarkan Undang-undang No. 9/1969 maka perusahaan daerah didirikan dengan suatu peraturan daerah dan telah mendapat pengesahan dari instansi atasan yaitu: Menteri Dalam Negeri bagi daerah tingkat I dan Gubernur bagi daerah tingkat II. Khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta pengesahannya adalah dari presiden. Selanjutnya dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktifitas perusahaan milik Negara, maka dikeluarkan SK Menteri Keuangan No. 840/KMK.00/1994 dimana dalam BAB I pasal1 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan BUMN adalah sebagai berikut: 1. Badan usaha yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara. 2. Badan usaha uang sebagian sahamnya dimiliki oleh Negara, tetapi statusnya disamakan dengan BUMN, yaitu: 1. BUMN patungan antara pemerintah dengan daerah. 2. BUMN patungan antara pemerintah dengan BUMN lain. 3. Badan usaha patungan BUMN dengan swasta nasional/asing dimana Negara memiliki saham mayoritas (minimal 51 %). 4. Kekayaan Negara pada BUMN yang dipisahkan berdasarkan peraturan pemerintah. Kelebihan dan Kekurangan BUMN BUMN memiliki kelebihan-kelebihan adalah:

Seluruh keuntungan BUMN menjadi keuntungan Negara. Menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat. Merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.

Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja. Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber devisa,baik migas maupun non migas.

Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan perekonomian negara.

BUMN juga memiliki kekurangan-kekurangan adalah :. Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpangan policy direction yang merugikan BUMN sendiri Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite BUMN yang ditampilkan melalui formal policy Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau professional perusahaan, sehingga menimbulkan political cost yang sulitdiukur Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-investment dan pemborosan yang membebani BUMN itu sendiri Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi rakyat banyak Perlakuan istimewa Negara kepada BUMN menjadikannya tidak peka terhadap lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban mengambil keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan memberikan kemudahan kepada pihak lain melalui policy direction yang menjadi political cost bagi BUMN. Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama sering menyulitkan direksi untuk bertindak objektif.

BAB 3 KESIMPULAN

BUMN

utama

berkembang

dengan monopoli atau

peraturan

khusus

yang

bertentangan dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi sumberkorupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi oknum pejabat atau partai. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan mengakhiri berbagai praktek persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan dari BUMN. Sebagai akibatnya, banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi beberapa BUMN lain berhasil memperkokoh posisi bisnisnya. Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang kuat.Karena,apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak,maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat. Kelebihan dan Kekurangan BUMN BUMN memiliki kelebihan-kelebihan adalah:

Seluruh keuntungan BUMN menjadi keuntungan Negara. Menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat. Merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.

Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja. Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber devisa,baik migas maupun non migas.

Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan perekonomian negara.

BUMN juga memiliki kekurangan-kekurangan adalah :. Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpangan policy direction yang merugikan BUMN sendiri Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite BUMN yang ditampilkan melalui formal policy Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau professional perusahaan, sehingga menimbulkan political cost yang sulit diukur Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-investment dan pemborosan yang membebani BUMN itusendiri Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi rakyat banyak Perlakuan istimewa Negara kepada BUMN menjadikannya tidak peka terhadap lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban mengambil keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan memberikan kemudahan kepada pihak lain melalui policy direction yang menjadi political cost bagi BUMN. Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama sering menyulitkan direksi untuk bertindak objektif. BUMN terdiri dari: 1. Perusahaan Jawatan(Perjan) Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN. Perjan ini berorientasi pelayanan padamasyarakat, Sehingga selalu merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut sesuai dengan Undang Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN. Contoh Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI 2. Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan Umum(PERUM) adalah suatu perusahaan negara yang bertujuan untuk melayani kepentingan umum,tetapi sekaligus mencari keuntungan. Perum adalah perjan yang

sudah diubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan tetapi sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi persero. 3. Perusahaan Perseroan(Persero) Perusahaan persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Badan usaha ditulis PT < nama perusahaan > (Persero). Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara. 4. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

Referensi

Ekonomi Kelas XII, Dra. Hj. Sukiwaty, Drs. H. Sudirman Jamal dan Drs. Slamet Sukanti

KASUS DAN SOLUSI

KEJAKSAAN GELAR PERKARA KASUS PT MERPATI Kejaksaan Juga Menangani Dugaan Penggelembungan Harga Pembelian Pesawat Ma60.

VIVAnews -Kejaksaan Agung akan melakukan gelar perkara kasus dugaan korupsi penyewaan pesawat MA60 oleh PT Merpati Nusantara Airlines. Gelar perkara dilakukan sebelum penetapan tersangka kasus dugaan korupsi senilai Rp9 miliar ini.

"Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh JAM Pidsus nanti sebelum menentukan tersangkanya siapa, diharapkan dapat diekspos terlebih dahulu," kata Wakil Jaksa Agung Darmono di Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2011.

Darmono mengatakan perkara PT Merpati Nusantara Airlines ini masih dalam tahap penyelidikan. "Nanti seterusnya akan kami informasikan, sebagai bentuk tranparasi kami terhadap masyarakat," kata Darmono.

Darmono tidak mengungkapkan kapan gelar perkara akan dilakukan. Dia juga tak mau mengatakan siapa tersangka yang sudah dibidik oleh kejaksaan terkait kasus ini. "Nanti akan kami informasikan berdasarkan hasil penyelidikan secara menyeluruh. Siapa yang paling bertanggung jawab secara pidana, akan djadikan tersangka," kata dia.

Dia juga menolak menyebutkan siapa saja yang akan diperiksa terkait kasus ini. Alasannya, pemanggilan itu terlalu teknis untuk diungkapkan ke publik. "Kalau pemanggilan orang dan sebagainya tidak etis untuk diinformasikan. Siapa yang akan diperiksa, siapa yang jadi tersangka, tidak boleh," katanya.

Kasus ini berawal pada tahun 2006, saat Direksi PT Merpati Nusantara Airlines menyewa

dua pesawat Boeing 737 dari perusahaan TALG di Amerika Serikat. Biaya sewa untuk masing-masing pesawat seharga US$500 ribu.

Uang sebesar US$1 juta sudah dibayarkan ke rekening Hume & Associates melalui transfer Bank Mandiri. Namun, hingga kini pesawat tersebut belum pernah diterima PT Merpati Nusantara Airlines.

Tim Jaksa Penyidik kemudian mengendus adanya indikasi tindak pidana korupsi sebesar satu juta dolar AS dalam kasus tersebut, sehingga meningkatkan status kasus tersebut dari penyelidikan ke penyidikan.

Kejaksaan sendiri telah memeriksa mantan Dirut Merpati Cucuk Suryosuprojo dan Hotasi Nababan sebagai saksi. Selain itu, kejaksaan juga telah memeriksa Presiden Direktur Merpati, Sardjono Jhoni, sebagai saksi.

Kasus ini mencuat setelah Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu melaporkan adanya dugaan praktek penggelembungan harga pesawat Merpati tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain kasus penyewaan pesawat, Kejaksaan juga menangani dugaan

penggelembungan harga pembelian pesawat MA60 di PT Merpati. Namun, belum diketahui sejauh mana perkembangan kasus ini. (kd)

KORUPSI, KEJAKSAAN SITA DOKUMEN MERPATI AIRLINES

JAKARTA. Pengungkapan kasus korupsi di tubuh PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) terus berlanjut. Setelah pekan lalu pihak Kejaksaan Agung menetapkan tersangka baru dalam kasus ini, kali ini Kejagung mengaku telah melakukan penyitaan sejumlah dokumen terkait kasus tersebut. Menurut Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Noor Rachmad, penyitaan dilakukan oleh penyelidik kemarin, Rabu (11/1) di kantor PT MNA. "Penyidik telah menyita dokumen yang terkait perjanjian sewa," kata Noor. Adapun perjanjian sewa yang dimaksud yaitu perjanjian sewa yang dilakukan antara PT MNA dengan perusahaan leasing asal Amerika Serikat, TALG. Seperti diketahui, Kasus ini berawal ketika Merpati berniat menyewa dua unit pesawat Boeing 737-400 dan 737-500 dari TALG. Selain itu, penyidik juga telah menyita dokumen-dokumen pendukung lainnya. Noor mengungkapkan, dokumen-dokumen yang disita merupakan bahan sebagai pembanding dalam penyelidikan yang masih dilakukan. "Penyidik masih mencari kebenaran material terkait data penyewaan tersebut," tutur Noor. Dengan adanya dokumen-dokumen tersebut, diharapkan penyidik bisa

mengembangkan lebih luas lagi kasus ini. Hingga saat ini sudah ada tiga orang tersangka dalam kasus itu. Adapun tersangka yang dimaksud di antaranya, mantan Direktur Utama Merpati Hotasi Nababan dan bekas Direktur Keuangan Guntur Aradea. Selain itu, saksi yang terakhir ditetapkan adalah bekas General Manager Procurement Merpati Toni Sudjiarto. Ketiga tersangka tersebut diduga merupakan orang yang bertanggungjawab dalam pengadaan pesawat di perusahaan milik pemerintah tersebut. Untuk menyewa pesawat itu, Merpati telah mengirimkan security deposit ke TALG sebesar US$ 500.000. Atas penyewaan tersebut, Merpati memberikan deposit senilai US$ 1 juta kepada TALG. Namun, setelah menyerahkan deposit itu, pesawat ternyata tak kunjung datang. Hal ini membuat negara mengalami kerugian sebesar US$ 1 juta.

Dari kedua artikel tersebut dapat dilihat bahwa kekuatan BUMN mengakibatkan banyak oknum-oknum yang memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri. Kekuatan BUMN antara lain: Jumlah dan nilai aset yang besar Posisi dan bidang usaha yang strategis Akses ke kekuasaan lebih besar Akses ke sumber pendanaan, khususnya Bank pemerintah lebih besar Perlakuan birokrasi berbeda dengan swasta Definisi negara sebagai pemilik dan pemerintah sebagai regulator sulit untuk dipisahkan dan melekat pada BUMN itu sendiri.

Oleh karena itu sebaiknya dilakukan pembenahan dalam BUMN yaitu antara lain: Meminimalkan keterlibatan birokrasi di BUMN Redefinisi BUMN menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) sehingga pertanggungjawaban pengelola BUMN kepada rakyat. Budaya mundur bagi direksi-komisaris BUMN harus mulai ditanamkan sehingga ada kejelasan hubungan antara performance dan punishment. Pengelola yang berprestasi dipertahankan dan dipromosikan bermasalah diberhentikan berdasarkan kriteria yang objektif Melakukan review terhadap keberadaan BUMN melalui : o BUMN yang bergerak dalam bidang usaha yang telah dilaksanakan masyarakat atau swasta tidak perlu lagi ada BUMN. BUMN yang ada diprivatisasi 100% o Prioritas utama adalah bank-bank BUMN dan perusahaan sekuritas diswastakan 100% karena menjadi beban negara o BUMN yang memiliki posisi strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak dan bidang usahanya tidak dilaksanakan swasta, perlu dipertahankan. Hilangkan political cost dengan public accountability dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Keterlibatan pemerintah melalui : o Pola rekruitmen yang objektif dan terukur o Perencanaan anggaran, misi dan sisi perusahaan o Evaluasi kerja BUMN melalui mekanisme rapat umum pemegang saham (RUPS) sedangkan yang

Selain artikel tersebut, mungkin artikel berikut ini dapat mewakili apa yang dirasakan para pekerja BUMN.

MENGABDIKAH DI BUMN? LEBIH SULITKAH?

Benarkah menjadi eksekutif di BUMN itu lebih sulit dibanding di swasta? Benarkah menjadi direksi di perusahaan negara itu lebih makan hati? Lebih tersiksa? Lebih terkungkung birokrasi? Lebih terbelit peraturan? Lebih tidak ada hope? Jawabnya: entahlah. Belum ada penelitian ilmiahnya. Yang ada barulah rumor. Persepsi. Anggapan. Bagaimana kalau dibalik: tidak mungkinkah anggapan itu hanya cermin dari pepatah rumput di halaman tetangga lebih hijau. Atau bahkan lebih negatif lagi: sebagai kambing hitam? Yakni, sebuah kambing hitam untuk pembenaran dari kegagalan? Atau sebuah kambing hitam untuk sebuah ketidakmampuan? Agar lebih fair, sebaiknya didengar juga suara-suara dari kalangan eksekutif swasta. Mereka tentu bisa banyak bercerita. Misalnya, cerita betapa stresnya mengejar target dari sang pemilik perusahaan. Di sisi ini jelas menjadi eksekutif di swasta jauh lebih sulit. Bagi seorang eksekutif swasta yang tidak bisa mencapai target, hukumannya langsung di depan mata: diberhentikan. Bahkan, kalau lagi sial, yakni menghadapi pemilik perusahaan yang mulutnya kotor, seorang eksekutif swasta tidak ubahnya penghuni kebun binatang. Di BUMN konsekuensi tidak mencapai target tidak ada. Menteri yang mewakili pemilik BUMN setidaknya tidak akan pernah mencaci maki eksekutifnya di depan umum. Bagaimana dengan citra campur tangan yang tinggi di BUMN? Ini pun kelihatannya juga hanya kambing hitam. Di swasta campur tangan pemilik jauh lebih dalam. Katakanlah direksi BUMN mengeluh seringnya dipanggil DPR sebagai salah satu bentuk campur tangan. Tapi, saya lihat, pemanggilan oleh DPR itu tidak sampai memiliki konsekuensi seberat pemanggilan oleh pemilik perusahaan swasta. Apalagi, Komisi VI DPR yang membawahkan BUMN sangat proporsional. Tidak banyak yang aneh-aneh. Bahkan, salah satu anggota DPR di situ, Mumtaz Amin Rais, sudah seperti anggota parlemen dari Inggris. Kalau bertanya sangat singkat, padat, dan langsung pada pokok persoalan. Tidak sampai satu menit. Anggota yang lain juga tidak ada yang sampai menghujat tanpa alasan yang kuat. Jelaslah, campur tangan pemilik perusahaan swasta jauh lebih mendalam. Di swasta juga sering ditemukan kenyataan ini: banyak pemilik perusahaan swasta yang maunya aneh-aneh. Kediktatoran mereka juga luar biasa! Sangat biasa pemilik perusahaan swasta memaksakan kehendaknya. Dengan demikian, cerita soal campur tangan

pemilik, soal pemaksaan kehendak, dan soal kediktatoran pemilik di swasta jauh lebih besar daripada di BUMN. Bagaimana dengan iklim korporasinya? Sebenarnya juga sama saja. Hanya berbeda nuansanya. Bukankah di swasta Anda juga sering terjepit oleh besarnya dominasi keluarga pemilik? Apalagi kalau si pemilik akhirnya sudah punya anak dan anak itu tumbuh dewasa dan menghasilkan menantu-menantu? Dengan demikian, tidak cukup kuat juga alasan bahwa menjadi eksekutif di BUMN itu lebih sulit karena iklim korporasinya kurang mendukung. Bagaimana soal campur tangan politik? Memang ada anggapan campur tangan politik sangat menonjol di BUMN. Untuk soal ini pun saya meragukannya. Saya melihat campur tangan itu lebih banyak lantaran justru diundang oleh eksekutif itu sendiri. Di swasta pun kini akan tertular penyakit itu. Dengan banyaknya pemilik perusahaan swasta yang terjun ke politik, bisa jadi kerepotan eksekutif di swasta juga bertambah-tambah. Tidakkah Anda pusing menjadi eksekutif swasta yang pemiliknya berambisi terjun ke politik? Maka, saya curiga orang-orang yang sering mengembuskan wacana bahwa menjadi eksekutif di BUMN itu sulit adalah orang-orang yang pada dasarnya memang tidak bisa bekerja. Di dunia ini alasan, dalih, kambing hitam, dan sebangsanya terlalu mudah dicari. Orang yang sering diberi nasihat atasannya, tapi gagal dalam melaksanakan pekerjaannya, dia akan cenderung beralasan terlalu banyak dicampuri sih!. Sebaliknya, orang yang diberi kepercayaan penuh, tapi juga gagal, dia akan bilang, Tidak pernah ditengok sih!. Maka, pada akhirnya sebenarnya kembali ke who is he! Kalau dibilang menjadi direksi di BUMN itu sulit dan bekerja di swasta ternyata juga sulit, lalu di mana dong bekerja yang enak? Yang tidak sulit? Yang tidak repot? Yang tidak stres? Yang gajinya besar? Yang fasilitasnya baik? Yang bisa bermewah-mewah? Yang bisa semaunya? Saya tidak bisa menjawab itu. Yang paling tepat menjawabnya adalah orang yang tingkatan hidupnya lebih tinggi dari saya. Bukan Rhenald Kasali atau Tanri Abeng atau Hermawan Kartajaya. Bukan Peter Drucker, bukan pula Jack Welch. Yang paling tepat menjawab pertanyaan itu adalah seseorang yang lagi menikmati tidurnya yang pulas pada hari Senin pukul 10 pagi di bawah jembatan kereta api Manggarai dengan hanya beralaskan karton. Dialah seenak-enaknya orang. Sebebas-bebasnya manusia. Tidak mikir utang, tidak mikir target, tidak mikir tanggung jawab. Orang seperti dialah yang barangkali justru heran melihat orang-orang yang sibuk! Maksud saya: maka berhentilah mengeluh!

Maksud saya: tetapkanlah tekad! Mau jadi direksi BUMN atau mau di swasta. Atau mau, he he, memilih hidup yang paling nikmat itu!

Maksud saya: kalau pilihan sudah dijatuhkan, tinggallah kita fokus di pilihan itu. Sepenuh hati. Tidak ada pikiran lain kecuali bekerja, bekerja, bekerja! Daripada mengeluh terus, berhentilah bekerja. Masih banyak orang lain yang mau bekerja. Masih banyak orang lain yang tanpa mengeluh bisa menunjukkan kemajuan! Lihatlah direksi bank-bank BUMN itu. Mereka begitu majunya. Sama sekali tidak kalah dengan direksi bank swasta. Padahal, direksi bank BUMN itu terjepit antara peraturan birokrasi BUMN dan peraturan yang ketat dari bank sentral. Mana ada direksi yang dikontrol begitu ketat dari dua jurusan sekaligus melebihi direksi bank BUMN Buktinya, bank-bank BUMN kita luar biasa. Lihatlah pemilihan Marketeers of The Year yang sudah lima tahun dilaksanakan Marks Plus-nya Hermawan Kartajaya. Empat tahun berturut-turut Marketeers of The Yearnya adalah direksi BUMN! Swasta baru menang satu kali! Para Marketeers of The Year dari BUMN itu adalah tipe orang-orang yang tidak pandai mengeluh! Mereka adalah tipe orang yang bekerja, bekerja, bekerja! Lihatlah tiga CEO BUMN yang minggu lalu terpilih sebagai CEO BUMN of The Year: R.J. Lino (Dirut Pelindo 2), Tommy Soetomo (Dirut Angkasapura 1), dan Ignasius Jonan (Dirut Kereta Api Indonesia). Mereka adalah orang-orang yang sambil mengeluh terus bekerja keras. Mereka terus menghasilkan prestasi dari sela-sela jepitan birokrasi dan peraturan. Bahkan, salah satu dari tiga orang itu terus bekerja keras sambil menahan sakitnya yang berat. Lihat pulalah para direksi BUMN yang malam itu memenangi berbagai kategori inovasi di BUMN. Mereka adalah orang-orang andal yang mau mengabdi di BUMN. Maaf, mungkin inilah untuk kali terakhir saya menggunakan kata mengabdi di BUMN. Setelah ini saya ingin menghapus istilah mengabdi itu. Istilah mengabdi di BUMN tidak lebih dari sebuah kemunafikan. Selalu ada udang di balik batu di balik istilah mengabdi di BUMN itu. Setiap ada pihak yang mengucapkan kata mengabdi di BUMN, pasti ada mau yang ingin dia sampaikan. Banyak sekali mantan pejabat BUMN yang ingin terus memiliki rumah jabatan dengan alasan sudah puluhan tahun mengabdi di BUMN. Terlalu banyak orang BUMN yang memanfaatkan istilah mengabdi untuk tujuan-tujuan tersembunyi. Barangkali memang sudah waktunya BUMN bukan lagi tempat mengabdi, dalam pengertian seperti itu. Kecuali mereka benar-benar mau bekerja keras di BUMN tanpa digaji! Sudah waktunya BUMN hanya sebagai tempat membuat prestasi.

You might also like