Syafi’I Antonio and Adiwarman Azwar Karim are intellectual figures, academics and also Islamic economic practitioners. Many Islamic banks were born by their ideas and their hands. The approaches which are used by Syafi’I Antonio in building theories and thoughts in contemporary Islamic economy are the theological approach and comparative religion. While, Adiwarman more dominant using two approaches, both are history and fiqh. The roles and their contributions mostly on the conceptual side of the book, become a speaker at various seminars, education, training, consulting, and also building their own financial institution.
Original Title
Fadh Ahmad - Sumbangsih Syafii Antonio dan Adiwarman Karim terhadap Pemikiran Ekonomi Islam di Indonesia
Syafi’I Antonio and Adiwarman Azwar Karim are intellectual figures, academics and also Islamic economic practitioners. Many Islamic banks were born by their ideas and their hands. The approaches which are used by Syafi’I Antonio in building theories and thoughts in contemporary Islamic economy are the theological approach and comparative religion. While, Adiwarman more dominant using two approaches, both are history and fiqh. The roles and their contributions mostly on the conceptual side of the book, become a speaker at various seminars, education, training, consulting, and also building their own financial institution.
Syafi’I Antonio and Adiwarman Azwar Karim are intellectual figures, academics and also Islamic economic practitioners. Many Islamic banks were born by their ideas and their hands. The approaches which are used by Syafi’I Antonio in building theories and thoughts in contemporary Islamic economy are the theological approach and comparative religion. While, Adiwarman more dominant using two approaches, both are history and fiqh. The roles and their contributions mostly on the conceptual side of the book, become a speaker at various seminars, education, training, consulting, and also building their own financial institution.
Sumbangsih Syafii Antonio dan Adiwarman Azwar Karim
terhadap Pemikiran Ekonomi Islam di Indonesia
Oleh: Fadh Ahmad Arifan 1
ABSTRAK SyafiI Antonio and Adiwarman Azwar Karim are intellectual figures, academics and also Islamic economic practitioners. Many Islamic banks were born by their ideas and their hands. The approaches which are used by SyafiI Antonio in building theories and thoughts in contemporary Islamic economy are the theological approach and comparative religion. While, Adiwarman more dominant using two approaches, both are history and fiqh. The roles and their contributions mostly on the conceptual side of the book, become a speaker at various seminars, education, training, consulting, and also building their own financial institution. Key word: Contribution, Syafii Antonio, Adiwarman Karim
A. Pendahuluan Tak terbayangkan sebelumnya, negara Super power seperti Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi. Tak seperti krisis yang melanda Asia tahun 1997/1998 yang hanya melanda negara-negara Asia saja, krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat ketika 2008 merembet ke berbagai negara, bahkan mengancam perekonomian secara global. Di sisi lain, ada pakar yang mengatakan bahwa krisis global yang diakibatkan oleh tak terkendalinya pembiakan uang lewat transaksi derivatif ini bisa mendorong penguatan ekonomi Syariah sebagai alternatif dan solusi. Setelah krisis moneter 1997-1998 gerakan ekonomi Syariah seperti mendapat blessing in disguise. Ekonomi syariah di Indonesia meskipun telah dimulai sejak awal 1990-an, namun berjalan lambat hingga menjelang terjadinya krisis tersebut. Ekonomi syariah nasional menemukan momentum sejak tahun 1999 hingga sekarang.
1 Penulis adalah alumni S2 Studi Islam di Pascasarjana UIN Malang. Telah menyelesaikan tesis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sebagai Partai Terbuka: Studi Pandangan Elit PKS di Kota Malang. 2
Pengetahuan masyarakat tentang ekonomi Syariah juga semakin berkembang termasuk di daerah. Seiring dengan itu industri keuangan syariah mengalami percepatan pertumbuhan. Lembaga-lembaga keuangan Syariah juga berkembang ke daerah- daerah. 2
Di Indonesia, ekonomi Syariah sedang berkembang. Perkembangan ini ditandai maraknya pendirian Bank Umum Syariah (BUS) dan banyaknya bank-bank konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (USS). Dari sisi aset juga menunjukkan peningkatan. Pada akhir tahun 2007, aset yang dimiliki perbankan syariah diperkirakan mencapai 35 trilyun rupiah, lebih besar dibanding posisi tahun 2006 yang hanya mencapai 26,7 trilyun rupiah. Data Dewan Syariah Nasional per 10 Juli 2008 menyebutkan bahwa ada 156 institusi perbankan Syariah di Indonesia, yang meliputi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah Bank Umum, Unit Usaha Syariah BPD, Bank Kustodian Syariah dan BPR Syariah. 3
Salah satu tokoh yang ikut mendorong perkembangan tersebut adalah Adiwarman Karim dan Syafii Antonio. Mereka berdua adalah tokoh intelektual dan akademisi sekaligus praktisi perbankan dan ekonomi Syariah. Banyak Bank Umum Syariah yang lahir dengan bantuan pemikiran dan tangan terampilnya. Dalam tulisan ini akan membahas Sumbangsih Syafii Antonio dan Adiwarman Azwar Karim terhadap Pemikiran Ekonomi Islam di Indonesia. B. Biografi Intelektual 1. M. Syafii Antonio Syafii Antonio lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 Mei 1965. Nama asli ekonom Islam ini Nio Cwan Chung. Dia adalah WNI keturunan Tionghoa. Saat berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA, Syafii Antonio putuskan untuk memeluk agama Islam atas bimbingan KH Abdullah bin Nuh al-Ghazali pada 1984. 4 Kuliah di ITB dan IKIP, tapi kemudian pindah ke IAIN Syarif Hidayatullah. Itu pun tidak lama karena dia melanjutkan sekolah ke University of Yordan (Yordania). Selesai studi S1
2 Syafii Antonio dan Aam Rusdiana, Peranan Ekonomi Syariah Dalam Pembangunan Daerah Harmoni Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. IX No. 33 Tahun 2010, hal 47 3 Tim CRCS, Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia 2009, (Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM 2010), hal 25 4 Majalah Tajdid, Masuk Islam, Jadi Ahli Ekonomi syariah (Singapura: Persatuan Muhammadiyah singapura, 2009), hal 17 3
di Yordania, Ia melanjutkan program S2 di International Islamic University (IIU) di Malaysia, khusus mempelajari ekonomi Islam. Dan kemudian menyelesaikan gelar doktor di bidang perbankan dan keuangan mikro di University of Melbourne tahun 2004 lalu. 5 Ketertarikannya di bidang ekonomi syariah karena dia melihat umat Islam di dunia termasuk di Indonesia memiliki masalah di bidang itu. "Sebetulnya ada tiga masalah besar yang dihadapi umat Islam. Satu kemiskinan, dua kebodohan, ketiga perpecahan (tidak akur), tetapi tidak akur ini karena berebut proyek, uang, dan pengaruh. Jadi persoalan terbesarnya adalah terkait dengan ekonomi alias kemiskinan. Jadi bagaimana mengatasi masalah kemiskinan itu," ujarnya, saat disambangi wartawan Jurnal Nasional di kediamannya. Rektor STEI Tazkia ini berpendapat, penyebab kemiskinan ini juga disebabkan oleh beberapa faktor. Ada kemiskinan yang berakar pada pola pikir atau istilahnya konseptual problem. Kemudian yang kedua miskin karena masalah teknis, antara lain lack of competence/lack of packaging, lack of marketing, dan lack of financial management. Dan yang ketiga, miskin karena struktural, tidak terlalu mendukung pada small and micro. "Di mana saya bisa berperan? Ya, minimum dari sisi konseptual dengan buku, seminar, pendidikan, saya mencoba untuk menyelesaikan masalah ini semampunya," kata Ketua Dewan Syariah di Bank Exim, Ketua Dewan Syariah di Bank Mandiri, dan Asuransi Takaful ini. Selesai studi, Syafii bekerja dan mengajar pada beberapa universitas. Segala aktivitasnya sengaja ia arahkan pada bidang agama. Untuk membantu saudara-saudara muslim Tionghoa, dia aktif pada Yayasan Haji Karim Oei. Di yayasan inilah para mualaf mendapat informasi dan pembinaan. Mulai dari bimbingan shalat, membaca Al-Quran, diskusi, ceramah, dan kajian Islam, hingga informasi mengenai agama Islam. Tahun 2006, beliau diangkat Perdana Menteri Malaysia sebagai Shariah Advisory Council Bank Sentral Malaysia. Ia juga sempat bergabung dengan Bank Muamalat, bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia. Dua tahun setelah itu, ia mendirikan Asuransi Takaful, lalu berturut-turut reksa dana syariah. Kemudian ia mendirikan Tazkia Group yang memiliki beberapa unit usaha dengan mengembangkan bisnis dan
5 www.mualaf.com Ekonom Islam: Muhammad Syafii Antonio (diakses pada 8 Januari 2011) 4
ekonomi syariah yang salah satunya adalah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia. 6
2. Adiwarman A. Karim Ir. H. Adiwarman Azwar Karim, S.E., M.B.A., M.A.E.P., lahir di Jakarta pada 29 Juni 1963. Pendidikan tingkat S1 ia tempuh di dua perguruan tinggi yang berbeda, IPB dan UI. Gelar Insinyur dia peroleh pada tahun 1986 dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun tahun 1988 Adiwarman berhasil menyelesaikan studinya di European University, Belgia dan memperoleh gelar M.B.A. setelah itu ia menyelesaikan studinya di UI yang sempat terbengkalai dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1989. Tiga tahun berikutnya, 1992, Adiwarman juga meraih gelar S2-nya yang kedua di Boston University, Amerika Serikat dengan gelar M.A.E.P. Ketika kuliah di Boston Adiwarman menulis Tesis tentang Bank Islam di Iran. 7 Selain itu ia juga pernah terlibat sebagai Visiting Research Associate pada Oxford Centre for Islamic Studies. Kesempatan belajar di Amerika Serikat memberinya kesadaran baru. Ilmu ekonomi Islam yang ia pelajari di Amerika Serikat sangat berbeda dengan yang ia dapat di Indonesia. Kebanyakan, pelajaran ekonomi Islam di Indonesia masih berkutat pada penjelasan ekonomi menurut Al-Quran dan Hadits, belum sampai pada bagaimana menerapkannya. Sedangkan di Amerika Serikat, ilmu ekonomi Islam dibahas menggunakan perhitungan matematika dan prinsip-prinsip ekonomi modern sehingga relevan sekali jika diterapkan seperti ilmu ekonomi konvensional. 8
6 Majalah Tajdid, Op. Cit hal 18; lihat juga http://tazkia.ac.id/www/index.php?page=content&&ide=15 7 Mengapa memilih Iran? Adiwarman berpandangan Ia mencari negara di mana sistem ini (ekonomi Islam) diterapkan dalam level negara. Waktu itu hanya ada dua pilihan, yaitu Iran dan Pakistan. Setelah dipelajari lebih jauh ternyata Pakistan belum menerapkan ekonomi Islam secara menyeluruh. Padahal obyek penelitiannya tidak boleh hanya satu bank, tapi harus negara supaya dapat melihat dampaknya pada negara. Jadi pilihannya memang hanya Iran. Di situ saya mempelajari bagaimana Iran mengubah sistem perbankan konvensional menjadi sistem syariah? Tahapan-tahapannya apa saja? Ternyata dari sisi tabungan seperti deposito dan sebagainya hanya perlu waktu satu hari, semua tabungan berubah menjadi bagi hasil. Tapi dari sisi aset yaitu kredit dan sebagainya itu dilakukan bertahap selama tiga tahun dan melalui tujuh tahap. Katanya. Adiwarman juga menambahkan Apa yang saya pelajari di Iran itu menjadi sangat berguna buat saya sekarang. Dengan ilmu yang saya miliki itu, saya menjadi mudah memberikan konsultasi kepada bank-bank konvensional yang ingin mengkonversi menjadi bank syariah. (Sumber: Majalah Hidayatullah Adiwarman Azwar Karim: Konsultan Bisnis Dunia dan Akherat edisi Februari 2003) 8 Majalah Alifmagz, Belajar Ekonomi Islam itu Sangat Nikmatedisi Desember 2008, hal 21 5
Pada tahun 1992 Adiwarman masuk menjadi salah satu pegawai di Bank Muamalat Indonesia (BMI), setelah sebelumnya sempat bekerja di Bappenas. Karir Adiwarman di Bank ini awalnya sebgai staf Litbang, 6 tahun berikutnya dipercaya memimpin BMI cabang Jawa barat. Jabatan prestisius yang pernah ia duduki adalah sebagai Wakil Direktur. Namun dalam pada perkembangan berikutnya Adiwarman memilih keluar dari BMI, dengan maksud untuk lebih dapat berpartisipasi dalam pengembangan bank Syariah secara lebih luas. 9 Pasca keluar dari BMI, Adiwarman mendirikan perusahaan konsultan yaitu Karim Business Consulting 10
Kontribusi Adiwarman dalam pengembangan perbankan dan ekonomi syariah di Indonesia bukan saja sebagai praktisi, tetapi juga sebagai intelektual dan akademisi. Ia menjadi dosen tamu di sejumlah perguruan tinggi ternama seperti UI, IPB, Unair, IAIN Syarif Hidayatullah dan sejumlah perguruan tinggi swasta untuk mengajar perbankan dan ekonomi syariah. Di beberapa perguruan tinggi tersebut ia juga mendirikan Shariah Economics Forum (SEF), suatu model jaringan ekonomi Islam yang bergerak di bidang keilmuan. Beberapa tulisan Adiwarman yang telah diterbitkan antara lain; Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer yang merupakan kumpulan artikelnya di Majalah Panji Masyarakat, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, sebuah kumpulan tulisan pakar ekonomi yang ia terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Ekonomi Mikro Islami dan Ekonomi Islam, Suatu Kajian Ekonomi Makro. Ketiga tulisan yang disebut terakhir merupakan bahan kuliah wajib di berbagai perguruan tinggi tempatnya mengajar. Terakhir ia menulis satu buku yang berusaha memberikan pandangan secara komprehensif tentang perbankan Islam dengan memberikan analisis dari perspektif fikih dan ekonomi (keuangan). Buku tersebut diberi judul Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan.
9 Badiatul Razikin dkk, 101 Jejak Tokoh Islam di Indonesia, (Yogyakarta: e-Nusantara, 2009), hal. 52 10 Karim Business Consulting didirikan dengan modal yang sangat kecil, sekitar Rp 40 juta. Proyek pertamanya pun datang dari Bank Indonesia untuk membuat buku saku. Proyek kedua datang dari lembaga keislaman di AS. Proyek ketiga datang lagi dari BNI Syariah, disusul proyek-proyek lainnya. Sejak saat itu, lembaganya mulai masuk ke perbankan yang ingin mendirikan unit syariah untuk melakukan training maupun mentoring kepada cabang-cabang mereka. Sudah banyak bank yang menjadi kliennya. Termasuk beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD). Terakhir, Karim Business Consulting mendapat proyek untuk membantu membuat perusahaan Multi Level Marketing (MLM) dengan sistem syariah. Lihat. Wahid Ma'ruf, Karim Business Consulting, Jeli Melihat Pasar dalam www.adiwarmankarim.com diakses pada 10 April 2012 6
C. Pokok-Pokok Pemikiran Tentang Ekonomi Islam 1. Syafii Antonio dan Pemikirannya Pemikirannya tentang sistem ekonomi khususnya perbankan, setidaknya dilatarbelakangi oleh faktor-faktor yang dapat dikelompokkan sebagai intern dan ekstern. Faktor intern yang muncul dari latar belakang pendidikannya sendiri, antara lain pergulatannya dengan diskursus pemikiran barat dan timur sekaligus, lawatan yang ia lakukan di berbagai belahan dunia Islam tentang perbankan syariah membawa keinginan yang kuat untuk menciptakan sendiri perbankan syariah di negaranya. Sedangkan faktor ekstern (di luar Islam), adalah semakin terbukanya pintu secara legal terhadap lembaga keuangan syariah dengan terbitnya UU No. 7 tahun 1992 yang diperbarui dengan UU No. 10 tahun 1998 tentang landasan legal perbankan syariah di Indonesia. Selain itu runtuhnya paham konvensional tentang ekonomi atau death of economic dan pencarian alternatif sistem ekonomi yang lain. 11
Pemikiran Muhammad Syafii Antonio dalam konsep perbankan syariah tidak dapat dipisahkan dari pemahaman dia terhadap riba terlebih kaitannya dengan bunga bank. Sebab bagaimanapun juga, keberhasilan perbankan Syariah sekarang ini adalah hasil dari interpretasi riba kaum neorevivalis yang berkaitan dengan bunga bank konvensional. 12
Kalau dicermati lebih dalam, sampai saat ini kita tidak mendapatkan pemikiran Muhammad Syafii Antonio yang bersifat baru dan berbeda dengan pendapat terdahulu sehingga pemikirannya lebih pada melakukan reaktualisasi fikih muamalah tentang sistem ekonomi Islam maupun sub sistem lembaga finansial lainnya dalam konteks keindonesiaan. a. Perbankan Syariah dan Political will Menurut Syafii Antonio, perbankan Islam hanyalah sub-unit dari unit finansial, demikian juga unit finansial merupakan bagian dari sub-sistem ekonomi, sedangkan sub-sistem ekonomi merupakan bagian integral dari sistem Islam yang mahaluas. Pembangunan sub-unit perbankan tidak akan berjalan dengan baik seandainya tidak didukung oleh unit-unit dan sub-sub sistem lainnya, seperti sub-sistem pendidikan
11 Ahmad dwi haryoso, Studi Pemikiran Syafii Antonio tentang Murabahah Perspektif Hukum Islam (Semarang: IAIN Walisongo, 2005), hal. 46-47 12 Ibid. hal 76 7
(tarbiyah) dan sub-sistem politik. Karena izin bank syariah tidak akan keluar tanpa political will yang afirmatif, demikian juga bank syariah akan kehilangan nasabah bila umatnya tidak di tarbiyah untuk bermuamalah secara Islami. 13
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaisance Islam modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan al- Quran dan sunnah. 14
Meski bergerak lambat dalam perkembangan ekonomi syariah, saat ini Indonesia menjadi negara dengan jumlah bank dan lembaga keuangan yang berlandaskan sistem syariah terbanyak di dunia. Hal ini terbukti dengan hadirnya 33 bank, 46 lembaga asuransi, dan 17 mutual fund yang menganut sistem syariah. 15 Lambatnya pergerakan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia disebabkan adanya dualisme antara kaum ulama dan para ekonom yang sibuk pada bidangnya masing-masing. Ulama hanya bergaul pada masalah akidah, ibadah, munakalah, dan jinayah. Pengetahuan mengenai mualamah dan transaksi bisnis sangat minim. Sementara para ekonom, ahli di bidang fiskal, moneter, dan masalah finansial lainnya, namun minim mempelajari syariah, papar Syafii. Diakuinya, meski banyak bank berlogo Syariah, dalam kenyataannya belum mampu menghidupkan sektor perekonomian masyarakat kecil. Dinamakan syariah, apabila rukun dan syarat Islam terpenuhi. Namun, apabila masih melupakan pengusaha kecil dan hanya membantu pengusaha kaya, bukan Islam namanya, kata Syafii Antonio. 16
b. Good Governance = Manajemen Berbasis Syariah Manajemen Syariah itu universal kata Syafii, karena manajemen itu lebih kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan, norma, strategi. Karena melihat keempat hal ini, maka peluangnya terbuka luas. Terutama dari sisi SDM, sisi operasi, dari sisi pemasaran, dan keuangan. Ini yang standar-standar saja, dan ini semua bisa dimasukan oleh norma manajemen. Hal itu juga seperti dikatakan dalam Al-Quran, Sunnah, rukun Islam, rukun Iman dan sepanjang sejarah mereka memiliki kebijakan itu. Bahkan
13 Syafii Antonio, Bank syariah: Dari teori ke Praktek (Jakarta: Gema insani, 2011), hal ix 14 Ibid. hal 18. 15 Seminar Rekonstruksi Pemikiran Ekonomi Syariah dan Implementasinya di Bale Rumawat Universitas Padjadjaran, (Rabu 18/02/2009) 16 Ibid. 8
dalam ritual-ritual seperti doa, sholat, puasa bisa sangat berpengaruh ke dalam efektivitas manajemen terutama untuk pengembangan SDM, serta untuk manajemen keuangan dapat lebih transparan. 17
Untuk efektivitasnya, diperlukan adanya norma perusahaan, apa yang disebut langkah-langkah strategis, serta ada yang disebut visi dan misi, maka dari situ dituangkan dalam peraturan kerja kemudian dipadukan dengan sistem manual, yang berasal dari keahlian paling dasar dan hal yang bersifat kuantitatif, serta nilai-nilai yang diadopsi, sehingga ujung-ujungnya bisa kuantitatif. Asalnya normatif kemudian diikat dengan Standard Operating Procedures (SOP), ujungnya bisa menjadi kuantatif. Sebagai contohnya kita melakukan pemasaran, kita harus jujur, tidak boleh berbohong, kita harus menyampaikan apa adanya, inikan sesuatu yang soft. Mengandalkan kejujuran dan apa yang dituangkan dalam brosur, jangan berbicara diluar kandungan yang asli. Dan jika terjadi proses diskon dari harga, harus benar manajemen keuangannya, kemudian ditransfer ke dalam lembaga keuangan syariah. Dan jika dipublikasikan dimedia, jangan membuka aurat. Itukan semua norma tapi menjadi sesuatu yang konkret dengan satu aturan yang bernama manajemen. Syafii optimis bahwa penerapan manejemen syariah bisa diwujudkan di masa depan. Menurut dia, good business is a values best business. Seperti yang sering disebut-sebut, Good Governance, sesungguhnya itu adalah bagian dari manajemen yang berbasis Syariah. 18
c. Konsep Murabahah Dalam kamus ekonomi Islam, istilah murabahah merujuk pada jual beli barang pada harga asal (harga pokok) dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. 19
Sedangkan Muhammad Syafii Antonio mengartikan murabahah sebagai pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan. Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi (inventory). Pembiayaan murabahah mirip dengan kredit modal kerja yang biasanya diberikan oleh bank-bank konvensional, karena pembiayaan murabahah berjangka
17 http://www.eramuslim.com/berita/bincang/send/dr-h-muhammad-syafi-039-i-antonio-m-ec-bangun- bisnis-yang-sehat-dengan-manajemen-syariah 18 Ibid. Bandingkan Konsep manejemen berbasis syariah versi Syafii Antonio dengan konsep Manejemen islami versi Adiwarman Karim. Lihat Adiwaman Karim, Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema insani press, 2003), hal 170-172 atau Adiwarman Karim, Ekonomi makro islami, (Jakarta: Rajawali press, 2007), hal 250 19 Ahmad Subagyo, Kamus Istilah ekonomi Islam, (Jakarta: Elexmedia komputindo, 2009), hal 61 9
waktu di bawah 1 tahun. 20 Murabahah sebagai jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan. 21
2. Adiwarman Karim dan Pemikirannya Menurut Adiwarman, Ekonomi islam bukan merupakan kawasan ilmu yang berdiri berada di titik tengah untuk mengakomodasi Kapitalisme dan Sosialisme. Ekonomi islam mempunyai karakteristiknya sendiri, hatta pada sisi kesamaan tertentu dalam mekanismenya dengan ekonomi konvensional. Membicarakan ekonomi Islam seperti dalam berbagai buku-buku dan tulisan Adiwarman karim ternyata bukan hanya soal Bank syariah tetapi mencakup ekonomi makro, ekonomi mikro, kebijakan fiskal hingga konsep pembangunan. Dalam pandangan penulis, pemikiran Adiwarman tentang ekonomi islam jauh lebih komprehensif daripada Syafii Antonio. Berikut ini pokok-pokok sumbangsih dan pemikiran Adiwarman karim dalam Ekonomi Islam. a. Tentang Bank Syariah Meskipun kosa kata fiqih Islam tidak mengenal kata Bank, tetapi sesungguhnya bukti-bukti sejarah menyatakan bahwa fungsi-fungsi perbankan modern telah dipraktikkan oleh umat islam, bahkan sejak zaman Nabi Muhammad. Praktik-praktik fungsi perbankan ini tentunya berkembang secara berangsur-angsur dan mengalami kemajuan dan kemunduran di masa-masa tertentu, seiring dengan naik turunnya peradaban umat Muslim. Dengan demikian, masih menurut Adiwarman dapat dikatakan bahwa konsep bank bukanlah suatu konsep yang asing bagi umat Muslim, sehingga proses ijtihad untuk merumuskan konsep bank modern yang sesuai dengan bank syariah tidak perlu dimulai dari nol. 22
Pengembangan perbankan Syariah harus didukung oleh SDM yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Menurut Adiwarman, sistem yang baik tidak mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh sumber daya insani yang baik pula. 23
20 Muhammad Syafii Antonio dan Karnaen Perwataatmaja, Apa Dan Bagaimana Bank syariah, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992), hal. 25 21 Bandingkan dengan konsep Murabahah versi Adiwarman Karim. Lihat. Adiwarman, Bank islam: Analisis fiqih dan Keuangan (Jakarta: Rajawali press, 2006), hal 113-119 atau Adiwaman Karim, Ekonomi Islam suatu... hal. 86-91 22 Adiwarman, Bank islam: Analisis fiqih dan Keuangan (Jakarta: Rajawali press, 2006), hal 27. 23 Ibid. 10
Adiwarman juga tidak menutup mata bahwa di bank Syariah masih ada beberapa penyimpangan-penyimpangan. Baik dari sisi manajemen maupun syariahnya. Kata beliau:Kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak tahu mana yang mesti diperbaiki. Itulah tugas kami di Dewan Syariah Nasional (DSN). Kalau diketahui ada penyimpangan-penyimpangan kami suruh memperbaiki. b. Sosialis atau Kapitalis tak Masalah asal Berbasis Syariah Pakar ekonomi syariah, Adiwarman Azwar Karim, mengatakan, pilihan menggunakan sistem ekonomi kapitalis atau sosialis sesungguhnya tak masalah asalkan semua berbasis syariah. "Apapun sistem ekonominya, kapitalis atau sosialis, asalkan berdasarkan syariah, bagus-bagus saja," kata Adiwarman saat menjadi narasumber pada Halaqah Pra-Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta. 24
Secara teori, katanya, kapitalisme atau sosialisme sama menghendaki keadilan dan kesejahteraan rakyat. Namun, dalam praktiknya kedua sistem besar tersebut seringkali mengalami banyak masalah. Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia itu menjelaskan, terdapat tiga pilar dalam sistem ekonomi syariah. Pilar Pertama, meninggalkan seluruh unsur-unsur yang dihukumi haram menurut syariat Islam. "Tinggalkan dulu semua yang diharamkan oleh Islam; misalnya: riba," katanya. Pilar kedua, papar Adiwarman, prinsip keseimbangan antara sektor riil dengan sektor keuangan. Dalam sistem ekonomi kapitalis faktor ini seringkali menjadi masalah. Dikatakannya, dalam sistem ekonomi kapitalis, pada titik tertentu ketidakseimbangan antara sektor riil dan sektor keuangan mengakibatkan 'bubble economy' yakni keadaan ekonomi yang besar dalam perhitungan kuantitas moneter namun tak diimbangi sektor riil. "Kondisi seperti ini tidak akan terjadi dalam sistem ekonomi syariah," katanya. Pilar ketiga yaitu prinsip proses transaksi jual-beli yang adil, tidak menguntungkan satu pihak merugikan pihak yang lain. Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang lebih mengedepankan prinsip perdagangan bebas yang memungkinkan terjadinya ketidakadilan. 25
c. Ekonomi Mikro islami Ekonomi dalam kajian keilmuwan dapat dikelompokkan ke dalam ekonomi mikro dan makro. Ekonomi mikro menurut Adiwarman mempelajari bagaimana perilaku
24 www.republika.co.id Kapitalisme tak Masalah asal Berbasis Syariah (diakses pada Rabu, 19 Agustus 2009 08:12 WIB) 25 Ibid. 11
tiap-tiap individu dalam setiap unit ekonomi, yang dapat berperan sebagai konsumen, pekerja, investor, pemilik tanah atau resources lain. Ekonomi mikro menjelaskan how and why sebuah pengambilan keputusan dalam setiap unit ekonomi. Mengapa belajar ekonomi islam? Salah satu tujuannya menurut Adiwarman adalah bagaimana kita menerapkan prinsip-prinsip ekonomi mikro islami dalam pengambilan keputusan agar mendapat solusi terbaik, yaitu solusi yang akan menguntungkan kita dan tidak mendzalimi orang lain. 26 Sayangnya dalam buku ini, Adiwarman tidak menjelaskan seperti apa prinsip-prinsip ekonomi mikro dalam Islam. Justru pada salah satu bab lebih menjelaskan prinsip-prinsip umum ekonomi Islam diantaranya: Tauhid, keadilan, prinsip kenabian, dan maad (hasil). 27 Baik pada buku Ekonomi mikro islami maupun bukunya yang lain, dia menambahkan tiang-tiang perekonomian Islam seperti: Kepemilikan multi jenis, Kebebasan berekonomi selama tidak melanggar syariah dan Social justice. d. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Adiwarman menulis buku yang tergolong masih langka kajiannya yakni tentang Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. 28 Dia berpandangan bahwa kelangkaan kajian sejarah sangat tidak menguntungkan 29 karena sepanjang sejarah Islam, para pemikir dan pemimpin Muslim sudah mengembangkan berbagai gagasan ekonominya sedemikiran rupa sehingga mengharuskan kita untuk menganggap mereka sebagai para pencetus ekonomi islam yang sesungguhnya. Konsep ekonomi para cendekiawan muslim dimasa lalu itu berakar pada hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan hadist nabi disertai analisis yang menarik. Menampilkan pemikiran ekonomi para cendekiawan muslim bagi Adiwarman akan memberi 2 kontribusi positif bagi umat:
26 Adiwarman Karim, Ekonomi mikro islami, (Jakarta: Rajawali press, 2007), hal 5-6 27 Ibid. hal 34; dan Adiwaman Karim, Ekonomi Islam suatu... hal 176 28 Bandingkan dengan buku Karnaen A. Perwataatmadja dan Anis Byarwati, Jejak Rekam Ekonomi Islami: Refleksi Peristiwa dan Pemikiran Ahli sepanjang Sejarah Kekhalifahan, (Jakarta: Cicero Publishing, 2008). 29 Langkanya tulisan atau buku tentang sejarah ekonomi islam telah membuat para ekonom Muslim terpaksa menggunakan buku-bku sejarah ekonomi konvensional sebagai bahan rujukan utama pemikiran mereka. Maka tidaklah aneh bila horison waktu sejarah, bagi mereka dimulai pada zaman Adam smith. Ia dianggap sebagai bapak ilmu ekonomi. Padahal Adam smith sendiri memberikan apresiasi tinggi kepada perekonomian Arab yang notabenenya dipimpin dan dipelopori oleh Rasullullah saw. Lihat Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran ekonomi islam cet 1 (IIIT, 2001), hal vii-viii; dan Adiwaman Karim, Ekonomi Islam suatu... hal 14-15 12
a) Membantu menemukan berbagai sumber pemikiran ekonomi kontemporer b) Memberikan kemungkinan kepada kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai perjalanan pemikiran ekonomi islam selama ini. 30
Menurut Dawam rahardjo dalam kata pengantar bagi bukunya Adiwarman, dengan membaca sejarah kita bisa mengambil kesimpulan bahwa perkembangan Islam pada masa awalnya menuju kejayaannya, ternyata bukan hanya berupa perkembangan politik dan militer saja, melainkan perkembangan ekonomi juga memainkan peranan yang penting dalam menopang peradaban. 31 Tidak lupa juga Dawam mengingatkan kepada ekonom muslim bahwa sumber teori ekonomi Islam adalah syariah. Karena itu dalam upaya menyusun pemikiran ekonomi, para sarjana ekonomi muslim modern, hendaknya berusaha menggali dari Kitab kuning (turats). 32
Terakhir, dari buku inilah kita bisa memahami pendekatan seperti apa yang digunakan oleh Adiwarman karim. Pendekatan sejarah sangat kental dalam berbagai tulisan Adiwarman. Dalam setiap tulisannya terutama buku, Adiwarman selalu berupaya menjelaskan fenomena ekonomi kontemporer dengan merujuk pada sejarah Islam klasik, terutama pada masa Rasulullah. Disamping itu ia juga mengelaborasi pemikiran-pemikiran ulama klasik dan mencoba merefleksikannya dalam konteks kekinian, tentu saja menurut perspektif ekonomi. Selain pendekatan sejarah, Adiwarman juga menggunakan pendekatan fiqh. Dalam pandangannya, fiqh tidak hanya berbicara pada aspek ubudiyah semata tetapi juga aspek muamalat. Di bidang mumalat ia berpegang pada keadah fiqh Segala sesuatunya dibolehkan, kecuali ada larangan dalam Quran dan sunnah. Jadi yang perlu dilakukan hanya mengidentifikasi hal-hal yang dilarang (haram), kemudian menghindarinya. Selain yang haram-haram itu dalam muamalat kita boleh melakukan kreativitas (baca: ijtihad). 33
Penulis juga menangkap kesan kuat bahwa di berbagai buku-bukunya, Adiwarman menghindari melakukan islamisasi ekonomi dengan cara mengambil teori-teori
30 Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran ekonomi Islam cet III (Jakarta: Rajawali press, 2006). 31 Dawam rahardjo, Sejarah ekonomi Islam dalam buku Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran ekonomi islam, (IIIT, Cetakan 1, 2001), hal xv 32 Ibid. hal xiii 33 Lihat Adiwarman, Bank islam: Analisis fiqih dan Keuangan (Jakarta: Rajawali press, 2006), hal 9. 13
ekonomi Barat lalu dicari ayat al-Quran dan haditsnya. Hal ini ditegaskan oleh Adiwarman sendiri ketika diwawancarai oleh wartawan majalah Hidayatullah: Soal pendekatan saya terpengaruh oleh pendekatan interplyty. Pendekatan ini melarang kita melakukan islamisasi ekonomi dengan cara mengambil ekonomi Barat lalu dicari ayat al-Quran dan haditsnya. Ini tidak benar, karena itu memaksakan al-Qur'an dan hadits cocok dengan pikiran manusia. Ekonomi Islam bukan ekonomi konvensional lalu ditempeli al-Quran dan hadits. 34
e. Gadai Emas Syariah Adiwarman mengkritik fenomena lonjakan kegiatan gadai emas syariah akhir-akhir ini di industri perbankan syariah di tanah air. Menurut Adiwarman, modifikasi top up ini pertama kali diperkenalkan ilmunya oleh BRI Syariah. Setelah ini berkembang luas, barulah kemudian BI melihat pertumbuhan dari gadai emas di bank syariah ini luar biasa cepatnya. 35
Produk gadai emas Syariah ketika diluncurkan sekitar tahun 2007, relatif tidak ada masalah. Masalah baru muncul ketika nasabah melakukan modifikasi yang namanya top up, atau gadai ulang. Saat sudah jatuh tempo, nasabah tidak membayar uangnya, tapi dia melakukan gadai ulang. Jadi emasnya tidak jadi ditebus. Sekali menaruh emas misalnya 100 gram, sehabis itu setiap empat bulan sekali dia dapat uang karena melakukan gadai ulang. Artinya bisa mendapat pinjaman terus menerus dengan hanya menaruh 100 gram emas. Kondisi inilah yang lama kelamaan membuat arah dan tujuan awal dari kegiatan gadai syariah melenceng dari ruh fatwa no 25 dan no 25 DSN MUI. Untuk mencegah layanan gadai emas syariah menjadi jauh dari ruh fatwanya, pakar ekonomi Islam satu memberikan solusi yaitu, pembatasan frekuensi gadai ulang maksimum 3 kali. 36
D. Kesimpulan Dari uraian panjang tentang peran dan sumbangsih dari dua tokoh pengembang Ekonomi Islam di Indonesia, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:
34 Majalah Hidayatullah Adiwarman Azwar Karim: Konsultan Bisnis Dunia dan Akherat edisi Februari 2003 35 Majalah Sharing Seharusnya Top up dibatasi 3 Kali Saja edisi Januari 2012, hal 30-31 36 Ibid. 14
1. Syafii Antonio dan Adiwarman Karim adalah tokoh intelektual dan akademisi sekaligus praktisi perbankan dan ekonomi Syariah. Banyak Bank Umum Syariah yang lahir dengan bantuan pemikiran dan tangan terampilnya. 2. Pendekatan yang digunakan oleh Syafii antonio dalam membangun teori-teori dan pemikirannya dalam ekonomi islam kontemporer menggunakan pendekatan Teologis dan perbandingan agama (Misal: tentang riba dan bunga bank). Sedangkan Adiwarman lebih dominan menggunakan dua pendekatan yakni Sejarah dan Fiqih. 3. Peran dan sumbangsih mereka berdua kebanyakan pada sisi konseptual dengan buku, menjadi pembicara di berbagai seminar, pendidikan, training, konsultan dan membangun lembaga keuangan mandiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Adiwaman Karim, Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema insani press, 2003
______________ Ekonomi makro islami, Jakarta: Rajawali press, 2007
______________ Ekonomi makro islami, Jakarta: Rajawali press, 2007
______________ Sejarah Pemikiran ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali press, 2006
______________ Bank islam: Analisis fiqih dan Keuangan Jakarta: Rajawali press, 2006
Ahmad dwi haryoso, Studi Pemikiran Syafii Antonio tentang Murabahah Perspektif Hukum Islam, Semarang: IAIN Walisongo, 2005
Ahmad Subagyo, Kamus Istilah ekonomi Islam, Jakarta: Elexmedia komputindo, 2009
Badiatul Razikin dkk, 101 Jejak Tokoh Islam di Indonesia, Yogyakarta: e-Nusantara, 2009
Karnaen A. Perwataatmadja dan Anis Byarwati, Jejak Rekam Ekonomi Islami: Refleksi Peristiwa dan Pemikiran Ahli sepanjang Sejarah Kekhalifahan, Jakarta: Cicero Publishing, 2008
Syafii Antonio dan Karnaen Perwataatmaja, Apa Dan Bagaimana Bank syariah, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992
Syafii Antonio dan Aam Rusdiana, Peranan Ekonomi Syariah Dalam Pembangunan Daerah Harmoni: Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. IX No. 33 Tahun 2010
Syafii Antonio, Bank syariah: Dari teori ke Praktek Jakarta: Gema insani, 2011
16
Tim CRCS, Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia 2009, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM 2010
B. Majalah dan Artikel di Website
Majalah Tajdid, Masuk Islam, Jadi Ahli Ekonomi syariah Singapura: Persatuan Muhammadiyah singapura, 2009
Majalah Hidayatullah Adiwarman Azwar Karim: Konsultan Bisnis Dunia dan Akherat edisi Februari 2003
Majalah Alifmagz, Belajar Ekonomi Islam itu Sangat Nikmat edisi Desember 2008
Majalah Sharing Seharusnya Top up dibatasi 3 Kali Saja edisi 61, Januari 2012
www.republika.co.id Kapitalisme tak Masalah asal Berbasis Syariah diakses pada Rabu, 19 Agustus 2009 08:12 WIB
www.mualaf.com Ekonom Islam: Muhammad Syafii Antonio diakses pada 8 Januari 2011
www.adiwarmankarim.com Karim Business Consulting, Jeli Melihat Pasar diakses pada 10 April 2012
Seminar Rekonstruksi Pemikiran Ekonomi Syariah dan Implementasinya di Bale Rumawat Universitas Padjadjaran, Rabu 18/02/2009
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro