You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, pelayanan telekomunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam modernisasi kehidupan manusia dan menjadi sangat diperlukan dalam tiap aspek kehidupan seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri, dan sebagainya. Secara tradisional, pengembangan-pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi selama ini

menggunakan teknologi terrestrial, tetapi disadari bahwa penyebaran teknologi semacam itu memerlukan biaya investasi yang sangat tinggi dan waktu pengembangan yang lama. Teknologi terrestrial seperti wirelines secara umum telah menunjukkan kinerja yang sangat bagus dalam mengakomodasikan pelayanan umum. Sejak tahun 1990, teknologi satelit dipandang sebagai salah satu teknologi yang sesuai untuk menyediakan solusi yang memadai di beberapa negara. Pada masa yang lalu, aplikasi-aplikasi satelit digunakan untuk komunikasi jarak jauh (trunk to trunk) dan sejak tahun 1990 sistem-sistem aplikasi satelit telah mampu diperbaiki secara dramatik disebabkan oleh kemajuan dalam teknologi satelit, dan pada akhirnya telah mengubah situasi bisnis satelit. Semua perubahan tersebut terjadi karena didorong oleh meningkatnya permintaan para konsumen untuk hidup dengan kualitas yang lebih baik dan lebih praktis. Berbagai aplikasi satelit jenis baru telah tersedia di pasaran seperti : Satellite Mobile Communication, aplikasi multi media, aplikasi transaksi, dan berbagai aplikasi spesifik (penginderaan jarak jauh, meteorologi, GPS, kedaruratan/emergency). Saat ini teknologi satelit komunikasi menyediakan kapasitas yang sangat besar baik untuk percakapan telepon maupun untuk transmisi video. Stasiun bumi (ground station) telah berkurang dalam hal ukuran maupun harga bahkan telah memungkinkan untuk ditempatkan di tempat pelanggan. Kecenderungan akhir-akhir ini dalam sistem-sistem satelit adalah meliputi ketentuanketentuan pelayanan satelit langsung ke pengguna akhir dan menyediakan pelayanan1

pelayanan dalam cakupan skala regional maupun skala global. Pada dasawarsa yang lalu, ukuran stasiun bumi masih berupa antenna besar dengan diameter 10-20 meter, tetapi saat ini ukurannya hanya sebesar telepon genggam. Sebaliknya ukuran dan berat satelit menjadi jauh lebih besar dan sangat canggih. Sebagai gambaran, pada dasawarsa 1970-an, satelit dengan 12 transponder memiliki berat sekitar 200 kg, tetapi sekarang berat satelit bisa mencapai lebih dari 2 ton dengan muatan 10 kW. Kemajuan teknologi dalam bidang elektronik dan teknologi pesawat peluncur satelit memungkinkan kemajuan yang pesat dalam teknologi satelit. Komunikasi satelit akan memainkan peranan yang sangat penting dalam infrastruktur informasi global dalam menyediakan pelayanan-pelayanan global, personal, dan mobile, melalui akses langsung atau bergabung dengan system komunikasi terrestrial melalui apa yang disebut sebagai gateways. Dengan kemajuan teknologi pemroses digital berkecepatan tinggi untuk video menggunakan teknologi kompresi video digital (digital video compression), transmisi radio menghadapi perubahan dalam berbagai aspek industri penyiaran (broadcasting). Perusahaan-perusahaan komunikasi global cenderung untuk mencari berbagai kesempatan bisnis komunikasi satelit guna menyediakan cakupan telekomunikasi penuh skala global. Diantara proyek-proyek yang sekarang sedang berjalan antara lain: Iridium, Teledesic, Globalstar, Odyssey, ICO. Sedang proyek-proyek yang berskala regional antara lain seperti : ACeS dan AMPT. Kesempatan-kesempatan lain dalam bisnis satelit adalah menyediakan pendistribusian video skala global secara penuh, komunikasi-komunikasi data berkecepatan tinggi, dan Internet berkecepatan tinggi. Pasar pendistribusian video atau satelit penyiaran langsung (DBS, direct broadcasting satellite) tumbuh dengan sangat pesat. Di Amerika pelanggan sistem DBS akan meningkat dari 2 juta sampai sekitar 4 juta. Trend dan pertumbuhan pasar DBS di Amerika secara otomatis akan mempengaruhi pasar global. Sebaliknya penggunaan Internet telah tumbuh secara dramatis hanya dalam waktu 2 tahun terakhir ini. Keterbatasan lebar pita (bandwidth) masih merupakan masalah utama. Penundaan-penundaan dan gangguan-gangguan yang sering membuat frustasi merupakan masalah umum yang sering timbul, dan pemanfaatan satelit diharapkan dapat membantu mengatasi hal tersebut.

Teknologi satelit saat ini menjadi sangat menarik bagi para pelaku bisnis telekomunikasi baik yang berskala global maupun yang berskala regional. Dalam teknologi satelit, semakin tinggi kemampuan yang dimiliki, semakin rendah biaya yang dikeluarkan, dan meningkatnya permintaan-permintaan pelanggan telah menciptakan berbagai

kesempatan baru yang luar biasa. Pada akhirnya celah orbit (orbital slot) dan pita-pita frekuensi pada GEO, MEO, maupun LEO menjadi aset yang sangat berharga. Koordinasi frekuensi antara para operator menjadi sangat sulit dilakukan dan hal ini akan menjadi ancaman yang membahayakan bagi bisnis satelit itu sendiri.

1.2 TUJUAN Untuk memberikan suatu informasi tentang peranan penting satelit dalam dunia pertelevisian. Mengetahui sejarah TV Satelit. Mengetahui perangkat dan standar TV Satelit. Mengetahui cara kerja dari TV Satelit. Mengetahui keunggulan dan aplikasi penggunan dari TV Satelit.

1.3 RUANG LINGKUP MATERI Dari latar belakang diatas terdapat beberapa perumusan masalah dalam makalah ini antara lain : perangkat dan standar TV Satelit, Cara Kerja dari TV Satelit, serta pengaplikasian TV Satelit

BAB II DASAR TEORI

TV satelit adalah broadcasting sinyal televisi melalui satelit ke pemirsa dengan perangkat yang dapat menerima sinyal satelit. Perangkat tersebut bisa berbentuk mulai dari pesawat televisi yang terhubung ke penerima satelit sampai telepon bergerak yang telah memiliki penerima satelit di dalamnya (built in). Direct Broadcast Satellite - DBS adalah satelit yang memiliki jangkauan dan daya yang cukup sehingga dapat diterima oleh antena piringan kecil untuk penggunaan di rumahan. DBS dapat digunakan di rumah-rumah, atau suatu komunitas dengan menggunakan transmisi ulang oleh sistem stasiun TV kecil atau sistem TV kabel. Sistem DBS ini menyediakan gambar dengan kualitas digital dan menawarkan layanan interaktif kecepatan tinggi. Dengan menggunakan teknologi kompresi digital, sistem DBS dapat menawarkan jumlah kanal yang lebih banyak daripada sistem kabel analog. Sistem DBS dapat juga diatur untuk menyediakan layanan unik untuk video on demand (VOD), near video-on-demand (NVOD) dan kanal pay-per-view interaktif.

Gambar 1. Sistem Distribusi TV Satelit

Bisa dilihat dari gambar diatas bahwa TV Satelit menggunakan system distribusi yang sangat luas. Semua kanal TV dan program media dikirim pada kanal radio uplink ke satelit dan mengirimkan ulang kembali ke bumi. Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Satelit ditempatkan kurang lebih 22.300 mil di atas bumi yang memungkinkannya berputar pada kecepatan rotasi yang sama dengan bumi sehingga akan terlihat stasioner terhadap antena yang menerima sinyalnya. Satelit adalah alat elektronik yang mengorbit di atas bumi yang mampu bertahan sendiri. Bisa diartikan sebagai repeater yang berfungsi untuk menerima signal gelombang microwave dari stasiun bumi, ditranslasikan frekuensinya, kemudian diperkuat untuk dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai dengan coveragenya yang merupakan lokasi stasiun bumi tujuan atau penerima. Dalam komunikasi GEO (merupakan sistem komunikasi satellite yang paling banyak) posisi satelit adalah sekitar 36.000 km diatas bumi. Fungsi satelit adalah untuk menerima dan memancarkan kembali sinyal siaran ke seluruh tempat yang dapat dijangkaunya. Hal ini memungkinkan siaran radio dan televisi dapat diterima di mana saja sepanjang dapat ditangkap oleh antena stasiun bumi. Dengan kata lain, manfaat yang utama dari adanya teknologi satelit adalah untuk keperluan penyiaran baik radio maupun televisi secara luas. Suatu orbit adalah lintasan yang dilalui oleh objek, di sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit pertama kali dianalisa secara matematis oleh Johannes Kepler yang merumuskan hasil perhitungannya dalam hukum gerakan planet Kepler. Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula dipercaya. Orbital Slot adalah lokasi spesifik dari suatu satelit pada titik yang tepat, diukur dalam satuan derajat, timur dan barat. Direct Broadcast Satellite (DBS) adalah suatu layanan yang menggunakan satelit untuk memancarkan (broadcast) bermacam-macam channel dari program televisi agar langsung diterima melalui sebuah antenna dish kecil di bumi. Fixed satellite service (FSS) menyediakan link untuk jaringan telepon dan juga untuk pentransmisian sinyal televisi ke perusahaan TV kabel, untuk kemudian didistribusikan melalui jaringan kabel. Contoh FSS; DTH ( Direct To Home ), akses internet, Video Conferencing, Sattelite New Gathering (SNG), frame relay, Sigital Audio Broadcasting
5

(DAB). Keunggulannya yaitu, tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan layanan untuk cakupan semua wilayah. Satellite Direct to Home (DTH) menggunakan teknologi Direct To Home (DTH) sebagai infrastruktur TV link untuk mengirimkan beratus-ratus program langsung kerumahrumah melalui satelit. Satelite News Gathering (SNG) merupakan perangkat berteknologi canggih yang digunakan beberapa stasiun televisi Indonesia untuk proses siaran langsung televisi. DVB (Digital Video Broadcasting) merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk mentransmisikan siaran TV digital hingga ke end-user. VSAT kependekan dari Very Small Aperture Terminal, merupakan terminal yang digunakan dalam komunikasi data satelit, suara dan sinyal video, tidak termasuk broadcast televisi. VSAT terdiri dari dua bagian, sebuah transceiver yang ditempatkan di luar (out doors) yang dapat langsung terjangkau oleh satelit dan sebuah alat yang di tempatkan di dalam ruangan yang menghubungkan transceiver dengan alat komunikasi para pengguna PC misalnya Transceiver menerima dan mengirim sinyal ke transponder satelit di langit. Satelit mengirim dan menerima sinyal dari sebuah ground station komputer yang berfungsi sebagai hub untuk sistem tersebut. Masing-masing komputer pengguna terhubungkan oleh hub ke satelit, membentuk sebuah topologi bintang (star topology). Hub tersebut mengatur keseluruhan operasional network. Agar sebuah komputer pengguna dapat melakukan komunikasi dengan lainnya, transmisinya harus terhubung dengan hub yang kemudian mentransmisikan kembali ke satelit, setelah itu baru dikomunikasikan dengan komputer pengguna VSAT yang lain. Transmisi satelit memiliki dua keunggulan dibandingkan transmis terestrial yang umumnya banyak dipakai, yaitu: 1. Biayanya sama, baik itu dua ataupun duajuta sambungan (downlink) yang menerima informasi yang disiarkan. 2. Tidak memerlukan investasi prasarana kabel yang banyak.

Jenis-jenis satelit berdasarkan penggunaannya ada 9 yaitu: 1. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
6

2. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah. 3. Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll. 4. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata. 5. Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata. 6. Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional. 7. Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai ransportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. 8. Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi. 9. Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).

Satelit buatan manusia oleh NASA dikelompokkan menjadi 4 yaitu: 1. Satelit komunikasi dan navigasi 2. Satelit Meteorologi 3. Satelit pengindraan jarak jauh 4. Satelit Geologi Sedangkan untuk keperluan regulasi teknik internasional NASA membaginya menjadi 18 macam satelit.Satelit berdasarkan ketinggiannya terbagi atas: 1. Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 1500 km di atas permukaan bumi. 2. Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km. 3. Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi. 4. Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi. 5. Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.

Satelit berdasarkan orbit khusus terbagi menjadi 3: 1. Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63 2. Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengna inlklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama. 3. Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub.

Alat penangkap Sinyal satelit: 1. Satellite dish (Out Door Unit) : komponen ini berbentuk seperti antenna parabola dengan diameter sekitar 60-180 centimeter. 2. Decoder : Dekoder merupakan alat yang berfungsi mengakses layanan seperti penggantian channel. 3. Smart card : berguna untuk mengakses sistem.

BAB III PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN Televisi satelit adalah televisi yang disampaikan oleh alat komunikasi satelit dan diterima oleh parabola dan set-top box. Di banyak daerah di dunia yang menyediakan berbagai saluran dan layanan, sering ke daerah-daerah yang tidak dilayani oleh terestrial atau kabel penyedia.

2.2. SEJARAH Sinyal televisi satelit pertama kali diteruskan dari Eropa ke Telstar satelit diatas Amerika Utara pada tahun 1962. Satelit komunikasi geosynchronous, Syncom 2, yang pertama diluncurkan pada tahun 1963. Satelit komunikasi komersial pertama dunia,

disebut Intelsat (dijuluki Early Bird), diluncurkan ke orbit sinkron pada tanggal 6 April 1965. Jaringan televisi satelit nasional pertama, yang disebut Orbita, dibuat di Uni Soviet pada tahun 1967, dan didasarkan pada prinsip elips Molniya satelit untuk menyiarkan dan memberikan sinyal ke downlink stasiun. Satelit komersial Amerika Utara pertama untuk membawa televisi Kanada's geostasioner, Anik 1, diluncurkan pada tahun 1972. ATS-6, satelit eksperimen pendidikan dan satelit siaran langsung, diluncurkan pada tahun 1974. Satelit geostasioner Soviet pertama untuk membawa televise Direct-To-Home, yang disebut Ekran, diluncurkan pada tahun 1976. Sejarah Pertelevisian Indonesia Pertelevisian Indonesia diawali dengan berdirinya Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tahun 1962, setelah setahun sebelumnya Presiden Soekarno mengirimkan Telegram dari Wina untuk mendirikan Stasiun Televisi. Stasiun Televisi di Indonesia dibangun atas dasar ingin meliput acara ASEAN Games agar masyarakat bisa juga menyaksikan Pesta olah raga tersebut. Kemudian sejarah kedua mencatat, pada tahun 1976 bulan Juli, Presiden Soeharto memutuskan untuk meluncurkan satelit Palapa A-1, pada saat
9

itu Indonesia adalah Negara Ke-lima yang memiliki satelit buatan untuk menghubungkan Indonesia sekurang-kurangnya dari Sabang-sampai Merauke. Satelit palapa A-1 tersebut digunakan juga untuk keperluan penyiaran acara televisi. TV Satelit di Indonesia Di Indonesia televisi berlangganan yang pertama kali hadir adalah Indovision, yang berdiri pada 8 Agustus 1988. Indovison juga dikenal sebagai televisi berlangganan yang pertama kali menggunakan satelit penyiaran langsung (Direct Broadcast Satellite (DBS)). Indovision adalah sebuah stasiun televisi satelit berlangganan yang diselenggarakan oleh PT MNC Sky Vision (dahulu bernama PT Matahari Lintas Cakrawala). Perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1988 ini memulai memasarkan produk jasanya pada awal tahun 1994 dan bertanggung jawab atas pemasaran program pengelolaan serta pelayanan kepada pelanggan. Pada mulanya Indovision menggunakan jasa satelit Palapa C-2 untuk menggunakan transponder dan sistem broadcasting serta menggunakan analog dengan frekuensi C-Band. Namun, kemudian dirancanglah proyek pembuatan dan peluncuran satelit Indostar-1 atau yang kini lebih dikenal dengan nama satelit Cakrawarta-1 yang khusus menggunakan frekuensi S-Band dengan beroperasi pada frekuensi 2.5 GHz yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca, sesuai dengan keadaan daerah tropis pada umumnya serta memiliki jejak jangkauan (footprint) ke seluruh wilayah Indonesia. Pada Mei 2009, Indovision meluncurkan Satelit INDOSTAR-2 guna menggantikan posisi Satelit INDOSTAR-1. Masih dengan menggunakan frekuensi S-Band, INDOSTAR2 dioperasikan untuk mendukung transmisi teknologi penyiaran paling terbaru sehingga dimungkinkan untuk mendapat kapasitas 2 kali lipat dibandingkan satelit berikutnya. Pada tanggal 7 Mei 1997, TelkomVision meluncurkan layanan televisi berlangganan di Indonesia dimana bersama layanan ini TelkomVision dapat meningkatkan jumlah pelanggan sampai dengan 30.000 pelanggan untuk layanan televisi kabel dan Digital Terrestrial Televisi. Pada tangaal 1 Januari 2008, TelkomVision telah mencapai 200.000 pelanggan atau bertumbuh sampai dengan 300%. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (PT Telkom) juga menawarkan dua pilihan sekaligus, TV berbayar melalui media satelit (Direct To Home) serta TV Kabel (Digital
10

CATV Broadband) dengan nama TelkomVision. Untuk layanan satelit di kota-kota besar, Telkom turut menyediakan akses Internet yang diberi nama Telkom Speedy. TelkomVision ini menggunakan frekuensi transmisi satelit C-Band yang beroperasi pada level 4-6 GHz. Penggunaan frekuensi satelit C-Band ternyata memiliki kemampuan terbatas dalam menghindari interferensi sistem gelombang mikro dan terrestrial.

2.3

KOMPONEN Ada lima komponen utama yang melibatkan sistem satelit direct to home (DTH) atau direct broadcasting (DBS): sumber program, penyiar pusat, satelit, parabola, dan penerima (receiver). Sumber program adalah channel yang menyediakan berbagai program untuk disiarkan. Penyedia TV satelit tidak membuat program sendiri, mereka membayar perusahaan lain (seperti HBO atau ESPN) untuk menyiarkan isi programnya melalui satelit. Dengan cara ini, penyedia layanan TV satelit seperti perantara diantara pemirsa TV dan sumber program (Perusahaan TV kabel bekerja dengan prinsip yang sama). Pusat penyiaran adalah pusat hub dari sistem. Di pusat penyiaran, Penyedia TV satelit menerima sinyal dari berbagai sumber program dan menyinari sinyal tersebut ke satelit dalam orbit geosynchronous. Satelit menerima sinyal dari stasiun penyiaran dan menyiarkan ulang ke permukaan bumi. Parabola menerima sinyal dari satelit (atau berbagai satelit pada bagian yang sama di angkasa) dan menyalurkan ke penerima (receiver) di rumah pelanggan. Penerima (receiver) memproses sinyal dan menyalurkannya ke TV.

11

Gambar 2. Komponen TV Satelit

2.4

SISTEM TV SATELIT Beberapa pemilik antena parabola tanpa berlangganan masih dapat mencari secara manual program TV, tetapi saat ini, kebanyakan konsumen TV satelit mendapatkan program TV melalui penyedia direct broadcast satellite (DBS), seperti DirecTV, DISH Network, atau Indovision. Penyedia layanan tersebut memilih program dan menyiarkannya untuk pelanggan sebagai paket. Secara mendasar, tujuan penyedia adalah untuk menyajikan lusinan bahkan ratusan program ke TV dalam bentuk kurang lebih sama dengan pesaingnya, TV kabel. Tidak seperti pemrogram yang terdahulu, penyedia layanan TV satelit secara keseluruhan digital, yang artinya TV satelit memiliki gambar dan suara yang lebih berkualitas. Awalnya TV satelit disirakan di gelombang radio pita C, rentang gelombang dari 3,7 gigahertz (GHz) sampai 6,4 GHz . TV satelit digital menyiarkan program di rentang frekuensi Ku (11,7 GHz sampai 14,5 GHz).

12

G a m b a r

3 .

C a r a

K e r j Gambar 3. Sistem TV Satelit

2.4.1 Jenis Band Pada TV Satelit Satelit tersebut terbagi atas lingkup frekuensi sehingga terdapat beberapa jenis band C, S, Ku, dan sebagainya. Yang sering digunakan untuk pancaran siaran televisi adalah band C, S dan Ku. Sedangkan yang digunakan untuk siaran langsung adalah band Ku, tetapi untuk di daerah Indonesia karena memiliki curah hujan yang tinggi (beriklim tropis) maka, tidak terlalu baik menggunakan band Ku, karna sangat rentan terhadap curah hujan yang tinggi.

13

Tabel 1. Frekuensi Satelit

Indonesia banyak menggunakan Band C sebagai untuk penggunaan siaran (broadcast) televisi. Frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi adalah bidang C (C-band) dan bidang Ku (Ku-band). C-band memiliki daerah frekuensi yang biasa digunakan adalah 4-6 GHz dan Ku-band pada frekuensi 12-14 GHz. Frekuensi 4 GHz pada C-band dan 12 GHz pada Ku-band adalah frekuensi untuk hubungan satelit ke stasiun bumi yang dituju (downlink), sedangkan frekuensi 6 GHz pada C-band dan 14 GHz pada Ku-band merupakan frekuensi untuk hubungan dari stasiun bumi kesatelit (uplink).

2.4.2 Program TV Satelit Penyedia layanan TV satelit mendapatkan program dari dua sumber utama: siaran internasional dan lokal. Kebanyakan channel internasional juga disediakan untuk TV kabel. Channel lokal biasanya menyiarkan programnya melalui gelombang udara. Channel intenasional biasanya mempunyai pusat pendistribusian yang

memancarkan programnya ke satelit geosynchronous. Pusat penyiaran menggunakan parabola satelit besar untuk membawa sinyal analog dan digital dari beberapa sumber. Kebanyakan stasiun lokal tidak memancarkan program mereka ke satelit, jadi penyedia harus mendapatkan siaran dari stasiun lokal dengan cara lain. Jika penyedia menyediakan program lokal di area khusus, keadaan tersebut akan memperkecil fasilitas dan

14

menimbulkan beberapa kerusakan alat komunikasi. Jadi, peralatan menerima sinyal lokal langsung dari kabel serat optik atau antena, lalu memancarkannya ke pusat penyiaran. Pusat penyiaran merubah semua program menjadi program berkualitas tinggi, tanpa memperkecil saluran digital. Pada poin ini, saluran terdiri dari kuantitas data yang besar, sekitar 270 megabits per second (Mbps) untuk setiap channel. Dengan kata lain, hal tersebut menjadi terlalu besar untuk ditangani oleh satelit.

2.4.3 Sinyal TV Satelit Sinyal satelit mempunyai garis sinyal yang cukup panjang untuk memancar sebelum ditampilkan di layar TV dalam bentuk acara TV. Karena sinyal satelit berisi data digital berkualitas tinggi yang dapat dipancarkan tanpa pengompresan. Akan tetapi, pengompresan harus tetap dilakukan. Pengompresan berarti informasi yang tidak diperlukan atau pengulangan informasi dihapus dari sinyal sebelum dipancarkan. Sinyal direkonstruksi setelah dipancarkan.

2.4.4 Standar Pengompresan TV satelit menggunakan tipe khusus dari file video yang distandardisasi oleh Moving Picture Experts Group (MPEG). Dengan pengompresan MPEG, penyedia layanan dapat memancarkan lebih banyak channel secara signifikan. Ada lima macam standar MPEG, masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda. DirectTV dan DISH Network, penyedia layanan TV satelit utama di Amerika Serikat, dahulu menggunakan MPEG-2 yang masih digunakan untuk film di DVD dan untuk Digital Cable Television (DTV). Dengan Mpeg-2, penyedia TV dapat mengurangi 270 Mbps menjadi sekitar 5 atau 10 Mbps (tergantung tipe program). Sekarang, DirecTV dan DISH Network menggunakan pengompresan MPEG-4. MPEG-4 sebenarnya didisain untuk video di media layar kecil seperti komputer. MPEG-4 dapat mengcodekan data lebih efisien dan meyediakan bandwidth yang lebih lebar dibandingkan dengan MPEG-2. MPEG-2 masih digunakan untuk pengompresan TV digital yang resmi, MPEG-2 lebih baik untuk menganalisa gambar statik, seperti saat kamu melihat acara bincang-bincang atau berita, dibandingkan dengan gambar bergerak dinamis. MPEG-4 dapat menghasilkan gambar yang lebih baik pada gambar yang bergerak dinamis
15

melalui pengompresan ruang dan tempo (waktu). Inilah mengapa TV satelit menggunakan pengompres MPEG-4 yang menghasilkan gambar detail dalam keadaan bergerak cepat yang objeknya secara terus-menerus dan berpindah tempat, seperti pertandingan bola basket. Standar MPEG Semua standar MPEG ada untuk meningkatkan kerja sama antar sistem di komputer, televisi, dan perangkat video. Standar MPEG terdiri dari: MPEG-1: standar pertama untuk mengodekan dan membaca kode untuk file video dan suara. MPEG-2: standar untuk TV digital, MPEG-2 menggompres file untuk dipancarkan menjadi video yang berkualitas. MPEG-4: standar untuk menggompres video yang berkualitas dan bergambar detail ke file dengan skala yang lebih kecil untuk diputar di komputer, telepon seluler, dan PDA (Personal Digital Assistants). MPEG-21: digunakan sebagai Multimedia Framework. Standar ini yang

menginterpretasikan file digital yang disediakan untuk pengguna perorangan.

2.4.5 Pengkodean dan Algoritma TV Satelit Di pusat penyiaran, video digital yang berkualitas tinggi dikirim melalui pengodean MPEG yang mengubah program ke video MPEG-4 berukuran tepat dan diformat untuk diterima receiver satelit di rumah. Pengkodean bekerja di saluran penghubung dengan pengompresan untuk menganalisa setiap frame video dan mengurai kelebihan data atau data yang tidak relevan dan mengekstrapolasi informasi dari frame lain. Proses ini mengurangi ukuran file secara keseluruhan. Setiap frame dapat dikodekan dengan tiga cara, yaitu: Sebagai intraframe, yang berisikan gambar data yang lengkap dari frame. Metode ini melengkapi pengompresan yang terkecil. Sebagai prediksi frame, yang hanya berisikan informasi yang cukup untuk memberitahu penerima satelit bagaimana untuk menggambarkan frame berdasarkan penggambaran intraframe yang paling terbaru atau memprediksi frame. Pemprediksi

16

frame hanya terdiri dari data yang menjelaskan bagaimana gambar dapat berubah dari frame sebelumnya. Sebagai bidirectional frame, yang menggambarkan informasi dari intraframe sekitar atau memprediksi frame. Penggunaan data dari frame sekitar yang terdekat, receiver menambahkan posisi dan warna pada setiap pixel. Kadar pengompresan tergantung dari jenis program. Jika encoder merubah siaran berita, dekoder dapat menggunakan frame yang terprediksi lebih banyak karena kebanyakan adegan tetap sama dari frame ke frame. Dalam program yang adegannya cepat dari frame ke frame, enkoder harus membuat lebih banyak intraframe. Hasilnya, siaran berita pada umumnya dikompres ke ukuran yan lebih kecil daripada program seperti balap mobil. Proses ini kadang-kadang menimbulkan masalah teknis dalam gambar video. Salah satu masalah tersebut adalah macroblocking, yang membuat gambar rusak. Masalah macrobloking sering disebut pixilating. Di layar TV terdapat pixel-pixel. Pixel-pixel tersebut terlalu kecil untuk dilihat mata manusia secara terpisah. Pixel merupakan data video berbentuk kotak kecil yang mempertajam gambar yang dilihat. Masalah macrobloking menyebabkan pixel-pixel tersebut rusak.

2.4.6 Pengalgoritma dan Pemancar Setelah video di kompres, penyedia layanan TV satelit membuat algoritma dari video tersebut untuk mencegah orang yang tidak dikehendaki mengakses channel TV secara gratis. Pengalgoritma membuat data digital teracak dan hanya dapat dikembalikan jika diterima oleh receive yang mempunyai kode keamanan. Saat sinyal dikompres dan dialgoritma, pemancar pusat memancarkan langsung sinyal tersebut ke satelit. Satelit menangkap sinyal, menguatkannya, dan mengirim sinyal tersebut kembali ke bumi, dimana pelanggan dapat menangkap sinyal tersebut.

2.4.7 Modulasi Modulasi adalah menumpukan sinyal-sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) yang memiliki frekuensi lebih besar dan frekuensi pembawa tersebut diubah parameternya (amplitudo, frekuensi, fase) sesuai dengan sinyal informasi.
17

Pada sistem komunikasi satelit digital, modulasi yang digunakan adalah modulasi digital yang berisi sinyal-sinyal digital yang dikenal dengan PSK (Phase Shift Keying) atau modulasi pergeseran fase. Modulasi PSK yang digunakan meliputi modulasi 2 fase (Binary Phase Shift Keying), modulasi 4 fase (Quaternary Phase Shift Keying), dan modulasi multi fase (Multi Phase Shift Keying). Pada modulasi BPSK, terdapat satu bit yang mewakili dua fase, yaitu bit 1 dan bit 0, antara fase yang satu dengan yang lain berbeda 180. Pada modulasi QPSK terdapat dua bit yang mewakili 4 fase, tiap fase berbeda 90. Bit-bit yang mewakili fase-fase tersebut, baik pada BPSK maupun QPSK, dinamakan bit simbol. Pada BPSK terdapat 2 simbol yang berbeda 180 antara simbol yang satu dengan yang lain, sedang pada QPSK terdapat 4 simbol yang berbeda 90 antara simbol yang satu dengan simbol yang didekatnya.

2.4.8 Parabola Saat sinyal terjangkau ke rumah pelanggan, sinyal tersebut ditangkap oleh parabola. Parabola hanya merupakan peralatan spesial dari antena yang didisain untuk memfokuskan secara spesifik sumber penyiaran. Parabola yang standar terdiri dari permukaan parabolic (berbentuk setengah bola) dan pusatnya yang berbentuk seperti tanduk (feed horn). Untuk memancarkan sinyal, pengontrol mengirim sinyal melalui pusat parabola dan memfokuskannya menjadi sinar.

Gambar 4. Antenna Parabola

18

Parabola satelit hanya berfungsi sebagai penerima, tidak dapat memancarkan informasi. Cara kerja parabola satelit tepat berlawanan dengan pemancar. Saat sinar mengenai permukaan parabolic parabola, permukaan tersebut memantulkan sinyal radio ke dalam titik tertentu, seperti cermin cekung yang menfokuskan cahaya kedalam titik tertentu. Dalam kasus ini, titik tersebut berapa di pusat parabola yang melewati sinyal ke dalam peralatan penerima. Dalam susunan yang ideal, tidak terdapat berbagai hambatan antara satelit dan parabola, jadi parabola menerima sinyal yang bersih. Di beberapa sistem, parabola perlu untuk menangkap sinyal dari dua atau lebih satelit pada waktu bersamaan. Satelit-satelit dapat cukup dekat bersama bagi parabola biasa dengan sebuah pusat berbentuk tantuk untuk menangkap sinyal dari kedua satelit tersebut. Hal tersebut menjanjikan sedikit kualitas karena parabola tidak dapat mengarahkan secara langsung satu atau lebih dari satelit. Parabola baru didisain menggunakan dua atau lebih pusat yang berbentuk tanduk untuk menangkap sinyal dari satelit yang berbeda. Sebagai sinar dari berbagai satelit mengenai permukaan parabolik, sinar memantul ke sudut yang berbeda. Jadi, sebuah sinar mengenai satu pusat yang berbentuk tanduk dan sinar yang lain mengenai pusat yang berbeda. Elemen pusat di pusat parabola yang berbentuk tanduk adalah low noise blockdown converter (LND). LND memperkuat sinyal radio memantul ke parabola dan menyaring gangguan (sinyal radio tidak membawa program). LNB menewati penguat, menyaring sinyal ke receiver satelit didalam rumah pelanggan.

2.4.9 Penerima (Receiver) Satelit Komponen yang terakhir dalam keseluruhan sistem satelit adalah receiver. Receiver mempunyai empat tugas yang penting: Membalikkan pengkodean sinyal. Agar membuka pengkodean, receiver memerlukan chip dekoder yang sesuai untuk paket program. Penyedia TV kabel dapat berhubungan dengan chip tersebut via sinyal satelit untuk membuat penyesuaian yang tepat untuk membuka kode program. Penyedia layanan TV satelit terkadang dapat mengirim sinyal yang mencegah pembukaan kode secara ilegal dengan Electronic Counter Measure (ECM).
19

Membuat sinyal digital MPEG-2 atau MPEG-4 dan mengubahnya ke format analog sebagai standar TV yang dapat dikenali. Di Amerika Serikat, receiver mengubah sinyal digital ke format analog National Television Systems Committee (NTSC). Beberapa setup parabola dan receiver dapat juga menghasilkan sinyal HDTV.

Mengekstrak channel-channel secara individual dari sinyal satelit yang lebih besar. Saat receiver hanya mengeluarkan satu sinyal, pelanggan tidak dapat memutar satu program dan menonton yang lain. Pelanggan juga tidak dapat menonton lebih dari dua program untuk dua TV dengan menggunakan receiver yang sama.

Gambar 5. Receiver TV Satelit

Receiver mempunyai berbagai fitur. Receiver dapat menangkap sinyal untuk jadwal program dari penyedia layanan dan menyediakan informasi ini di layar TV sebagai panduan program. Banyak receiver mempunyai opsi pengawasan orang tua (parental control) dan beberapa telah terdapat digital video records (DVRs) yang memungkinkan pelanggan menghentikan siaran langsung atau merekamnya dengan hard drive.

2.5

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TV SATELIT 2.5.1 Kelebihan TV Satelit TV satelit menjangkau daerah terpencil, karena siaran satelit tidak mengenal blank spot. TV satelit saat ini menggunakan sistem digital sehingga kualitas sinyal lebih jernih. TV satelit mampu memancarkan 250 channel dengan kualitas digital, dan bisa bertambah tergantung kapasitas transponder satelit. Antena parabola digital masih bisa menikmati siaran TV luar negeri dengan gratis.
20

2.5.2 Kekurangan TV Satelit TV satelit selain membutuhkan receiver, juga harus menggunakan antenna parabola, sehingga diperlukan biaya lebih. Cuaca berpengaruh terhadap kualitas siaran TV Satelit.

21

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN 1. Lima komponen utama yang melibatkan sistem satelit direct to home (DTH) atau direct broadcasting (DBS): sumber program, penyiar pusat, satelit, parabola, dan penerima (receiver). 2. TV satelit menggunakan tipe khusus dari file video yang distandardisasi oleh Moving Picture Experts Group (MPEG). 3. TV Satelit dapat menjangkau daerah terpencil, kualitas sinyal lebih jernih, mampu memancarkan 250 channel dengan kualitas digital, dan bisa menikmati siaran TV luar negeri. 4. Kualitas siaran TV satelit dapat dipengaruhi cuaca

22

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_satelit http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_berlangganan http://www.indojaya.com/teknologi/televisi/824-kelebihan-dan-kekurangan-tv-kabel-dan-tvsatelit.html http://komputerblog.com/2008/10/07/bagaimana-tv-satelit-bekerja/

23

You might also like