You are on page 1of 30

JUDUL PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS BATUA RAYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

OLEH: MUHAMMAD RUSTAM 08 3145 105 100

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 1994). Tingginya angka kematian ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekwensi pemeriksaan ANC yang tidak teratur. Keteraturan ANC dapat ditunjukkan melalui frekwensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin terutama ibu hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam kehamilan tidak dapat terdeteksi sedini mungkin.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa ibu hamil kurang termotivasi dalam melakukan Antenatal care secara teratur dan tepat waktu antara lain: kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal care, kesibukan, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya kemudahan untuk pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik, kurangnya tenaga terlatih dan obatobat penyelamat jiwa (Sarwono, 2005).

Saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB), 34/1000 kelahiran hidup salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 102/100.000,- kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup. Menurut WHO, Kematian ibu meskipun menurun, tetap tinggi di Indonesia dan perkiraan WHO adalah 230 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2008. Menurut hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT), angka kematian ibu (AKI) pada Tahun 2011 sebesar 228/100.000 Kelahiran hidup. Tercatat bahwa kejadian yang tertinggi yang menyebabkan kematian ibu di Indonesia adalah Perdarahan (24,8%), Infeksi (14,9%), Partus lama (6,9%), Eklamsia (12,9%), penyebab lansung kematian ibu (7,9%), dan penyebab tidak lansung (19,8%). (Litbagkes, 2009).

Data dari dinas kesehatan (DINKES) Provensi Sulawesi Selatan 2011 angka kematian Ibu (AKI) 116/100.000 disebabkan oleh perdarahan 72 kejadian, eklamsia sebesar 19 kejadian, infeksi sebesar 5 kejadian dan penyebab lain sebesar 20 kejadian dan angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup. Tidak memadainya akses pelayanan kesehatan terhadap wanita juga tercermin dari statistik kematian. Meskipun angka kematian ibu dan bayi menurun secara bermakna selama 5 tahun terakhir, tetapi belum bisa mencapai target yaitu kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi menjadi 16/1000 kelahiran hidup. Pada sebagian besar kasus, hambatan utama akses pelayanan kesehatan bagi wanita adalah masalah sosial budaya atau yang bersifat informasional, termasuk kurangnya kesadaran tentang masalah-masalah kesehatan, rendahnya status kesehatan dan legalitas wanita disebagian besar budaya masyarakat (Koblinsky et al, 1997).

Puskesmas Batua merupakan Puskesmas yang memiliki pelayanan rawat jalan dan rawat inap untuk persalinan dan penyakit lainnya. Rawat jalan termasuk melayani kesehatan ibu dan anak, untuk pelayanan ibu primigravida pada bulan JanuariApril 2012 jumlah kunjungan 201 orang. Menurut keterangan beberapa ibu hamil yang berkunjung di puskesmas batua bahwa mereka memeriksakan kehamilan jika merasa mual dan muntah yang sangat mengganggu, kemudian yang ibu lebih dari dua anak, kadang datang sudah pada umur kehamilan lebih dari 14 minggu hal ini di sebabkan karena kurangnya pengetahuan.

B. Rumusan Masalah Sesuai latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan Kepatuhan pelaksanaan Antenatal Care pada ibu Primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012 ?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dengan Kepatuhan pelaksanaan Antenatal Care pada ibu Primigravida di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan Ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan untuk melaksanakan antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012. b. Untuk mengidentifikasi sikap ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan untuk melaksanakan antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar tahun 2012. c. Untuk mengidentifikasi kepatuhan ibu primigravida tentang kehamilan dalam melaksanakan antenatal care di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar Tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui dengan jelas tentang pengetahuan dan sikap ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan untuk melaksanakan antenatal care (ANC), sehingga dapat manambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu keperawatan maternitas, serta sebagai penerapan ilmu yang sudah didapat selama ini. 2. Bagi Institusi a. Institusi Pendidikan Sebagai bahan evaluasi terhadap teori tentang keperawatan maternitas yang telah diberikan kepada mahasiswa didik selama mengikuti perkuliahan di S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky Makassar dan Sebagai sumber bahan bacaan dan referensi bagi perpustakaan di institusi pendidikan. b. Instasi Tempat Penelitian Diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan terhadap peningkatan pelaksanaan program KIA khususnya Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Batua Kota Makassar. 3. Masyarakat Diharapkan pada masyarakat khususnyan ibu primigravida dapat secara rutin memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan agar mendapatkan informasi tentang betapa pentingnya pelaksanaan antenatal care (ANC). 4. Peneliti Lain Dapat dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan untuk melakukan penelitianpenelitian ditempat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Penelitian Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan, yakni: a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu terhadap stimulus. b. Interest (tertarik) dimana orang mulai tertarik dengan stimulus.. c. Evaluation (mengevaluasi), menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik. d. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mecoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption (penerimaan), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007) : a. Tahu (Know) b. Memahami (Comprehention) c. Aplikasi (Application) d. Analisis (Analilysis) e. Sintesis (Synthesis) f. Evaluasi (Evaluation) 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur b. Pendidikan c. Pekerjaan

B. Tinjauan Umum Tentang Sikap Sikap adalah adalah suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 1993). Sikap terdiri dari 4 tingkatan (Notoatmodjo, 1993)yaitu: 1. Menerima (receiving) Artinya bahwa orang (subjek) dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2. Merespon (responding) Artinya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau tugas yang diberikan. 3. Menghargai (valuing) Artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4. Bertanggung jawab (responsible) Artinya bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang dipilihnya.

C. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan dan Antenatal Care 1. Kepatuhan a. Pengertian Menurut Sackett (1976) yang di kutip oleh Niven, bahwa kepatuhan adalah sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di berikan oleh profesional kesehatan. b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan 1.Faktor 2.Metode perawatan, frekuensi dan jumlah obat yang 3.Pengertian (Understanding), yaitu: pasien tidak dapat diharapkan mematuhi rekomendasi atau anjuran dokter apabila mereka tidak mengerti, ketidakjelasan, sulitnya menerima informasi yang diberikan, dan sikap pada pasien sering diremehkan. 4.Pengingatan (Remembering), yaitu: pasien tidak patuh karena mereka tidak dapat mengingat instruksi dokter. 5.Hubungan dokter-pasien, yaitu: pasien yang puas dengan aspek interpersonal perawatan, akan lebih mungkin mengikuti saran dokter.

2. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care a. Pengertian Antenatal Care Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, C., Manuaba, F., & Manuaba., G. 2009). b. Tujuan dari antenatal care Seperti dikutip dalam buku Manuaba (1998), adalah: 1. Mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas. 2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan nifas. 3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. 4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta perinatal.

D. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui melalui penelitian-penelitian yang akan di lakukan. ( Notoatmodjo, 2005). Variabel Independen Variabel Dependen
Pengetahuan Kepatuhan Pelaksanaan Antenatal Care

Sikap

Keterangan: Diteliti : Hubungan Variabel :

2. Hipotesis Penelitian a. Ada Hubungan antara pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksanaan Antenatal care. b. Ada Hubungan antara sikap ibu primigravida tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksanaan Antenatal Care. 3. Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional a. Definisi Konseptual 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). 2. Sikap Sikap adalah kesediaan atau respon seseorang terhadap suatu objek disuatu lingkungan tertentu (Notoatmodjo, 1993). 3. Kepatuhan Kepatuhan di definisikan sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang di berikan oleh professional kesehatan (Sackett, 1976).

b. Defenisi Operasional 1.Variabel Independent a.Pengetahuan Pengetahuan adalah pemahaman atau yang diketahui ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas batua raya kota Makassar tentang antenatal care (ANC). Pengetahuan dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya adalah Benar : 1 dan Salah : 0 Kriteria Objektif: Baik : Jika nilai skor yang dicapai > 14 Kurang : Jika nilai skor yang dicapai 13 b. Sikap Sikap adalah kesedian atau respon ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas batua raya kota Makassar tentang antenatal care (ANC). Sikap dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya adalah sangat setuju: 5, setuju: 4, tidak tahu: 3, tidak setuju: 2, dan sangat tidak setuju: 1. Kriteria Objektif: Baik : Skor 38-50 % Cukup : Skor 24-37 % Kurang : Skor 10-23 %

2. Variabel Dependent Kepatuhan adalah kesadaran ibu primigravida atau responden di wilayah kerja puskesmas batua raya kota Makassar untuk melaksanakan pemeriksaan antenatal care (ANC) sesuai program yang ditentukan. Kepatuhan dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot dengan skor jawabannya adalah Ya : 1 dan Tidak : 0. Kriteria Objektif: Baik : Jika nilai skor yang dicapai > 6 Kurang : Jika nilai skor yang dicapai 5

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah cross sectional dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel sesaat artinya subyek diobservasi satu kali saja dan pengukuran pengetahuan, sikap dan kepatuhan untuk melaksanakan antenatal care dilakukan saat pemeriksaan atau pengkajian data. (Sastroasmoro & Ismail, 2007) B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di bagian KIA Puskesmas Batua Raya Kota Makassar. 2. Waktu Penelitian ini di lakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2012. Jadwal Kegiatan Penelitian (Planing Of Action) Di Puskesmas Batua Raya Kota Makassar.

C. Populasi, Sampel dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu Primigravida diwilayah kerja Puskemas Batua Kota Makassar berjumlah 50 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu primigravida yang datang berkunjung ke Puskesmas Batua Raya Kota Makassar, subyek yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sampel yang telah di tetapkan. Adapun kriteria sampel penelitian adalah Kriteria Inklusi yang merupakan karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau (Sastroasmoro dkk, 1995). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Kriteria Inklusi: 1. Ibu hamil bersedia menjadi informan 2. Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Batua kota Makassar b. Kriteria Eksklusi 1. Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden 2. Tidak berada di tempat saat penelitian berlangsung 3. Ibu Multigravida

Besar sampel di hitung berdasarkan rumus besar sampel untuk populasi menurut Zainuddin M (2007) yang dikutip oleh Nursalam (2007), besar sampel dalam penelitian dapat di hitung sebagai berikut: N n = 1 + N (d)2 Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Tingkat signifikan (p)

50
n= 1 + 50 (0,05)2 n = 50 x 0.0025 n = 0.125 n = 0.125 + 1 n = 50 / 1.125 n = 44 orang. Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang.

3. Sampling Penelitian ini menggunakan Purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti yang di sesuaikan dengan kriteria inklusi yang telah di rancang oleh peneliti, sehingga pemilihan sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah di kenal sebelumnya (Nursalam, 2011)

D. Variabel Penelitian Jenis variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi yaitu: 1. Variabel bebas (Indevenden variabel) adalah variabel yang nilainya menentukan varibel lain (Nursalam, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu primigravida. 2. Variabel terikat (Dependen variabel) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan Antenatal care. E. Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen yang di gunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner untuk kedua variabel penelitian. Untuk mengukur pegetahuan responden tentang kepatuhan melaksanakan antenatal care, digunakan sekala Guttman dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yaitu jika Ya =1 dan Tidak = 0. Pengetahuan responden baik atau kurang ditentukan berdasarkan nilai median. Sedangkan untuk mengukur sikap baik atau kurang responden digunakan skala Likert dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban, yaitu sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, tidak tahu 3, setuju 4 dan sangat setuju 5.

2. Prosedur Pengumpulan Data a. Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dirancang oleh peneliti sesuai dengan kerengka konsep yang telah dibuat. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner, pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data primer secara formal kepada responden untuk menjawab pertanyaan secara tertulis atau wawancara langsung. Dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder berdasarkan data medical recor di wilaya kerja puskesmas batua raya kota Makassar. Dan pengukurannya menggunakan skala gutam dimana: (pengetahuan) Ya (skor 1), Tidak (skor 0), dan sekala likert (perilaku deteksi diri) dimana: sangat stuju (5), setuju (4), tidak tahu (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1).

b. Pengolahan Data Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai, meliputi : 1.Editing Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan keseragaman data. 2.Coding Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu dengan symbol-simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel, nama variabel dan kode. 3. Processing Yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner. 4. Cleaning Yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak.

c. Analisa Data Data dianalisa melalui presentase dan perhitungan dengan cara sebagai berikut: 1.Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini akan menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti. 2. Analisis Bivariat Ananlisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen dalam bentuk tabulasi silang antara kedua variebal tersebut. Menggunakan uji statistik dengan tingkat kebermaknaan 0,05 dengan ketentuan hubungan dikatakan bermakna bila P value < 0,05 dan hubungan dikatakan tidak bermakna bila P value > 0,05 dengan menggunakan rumus Chi-Square.
X
2

O E 2
E

Keterangan : X2 = Chi-square O = Nilai observasi E = Nilai yang diharapkan = Jumlah data

E. Etika Penelitian (Ethical Clearance) Adapun prinsip-prinsip dalam etika penelitian adalah sebagai berikut: 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Lembar persetujuan ini akan diberikan kepada subyek yang akan menjadi sampel dalam penelitian. Subyek yang menjadi sampel penelitian akan mendapatkan penjelasan secara detail tentang maksud penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian diadakan. Selain hal tersebut subyek yang menjadi sampel juga diberikan informasi lain seperti: penjelasan bahwa responden bebas dari eksploitasi dan informasi yang didapatkan tidak digunakan untuk hal-hal yang merugikan responden dalam bentuk apapun, hak-hak selama dalam penelitian, hak untuk menolak menjadi responden dalam penelitian, kewajiban apabila bersedia menjadi responden, dan kerahasiaan identitas responden yang menjadi subyek penelitian. 2. Tanpa Nama (Anonymity) Kerahasiaan responden harus terjaga dengan tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data maupun pada lembar kuisioner, tetapi hanya dengan memberikan kode-kode tertentu sebagai identifikasi responden.

3. Rahasia (Confidentiality) Informasi yang diberikan responden akan terjamin kerahasiaannya karena peneliti dalam pemanfaatan informasi yang diberikan responden hanya menggunakan kelompok-kelompok data sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. 4. Keterbatasan Ada beberapa keterbatasan yang mungkin akan ditemukan peneliti dalam penelitian ini, yaitu: 5. Alat Ukur (Instrument) Kepatuhan merupakan masalah yang abstrak yang dan sulit untuk dilakukan pengukuran. Untuk mensiasati hal tersebut, maka upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sikap dan tindakan responden yang kemudian dari jawaban tersebut dilakukan analisis. Disadari bahwa alat ukur baku yang memiliki validitas dan reabilitas belum tersedia. Hal ini merupakan keterbatasan dalam penyediaan instrument yang benar-benar sahih. 6. Faktor Feasibility Sebuah penelitian yang benar-benar akurat, tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan observasi atau pengamatan terhadap responden yang akan diteliti. Mengingat penelitian ini hanya dilaksanakan selama satu bulan, maka sangat mungkin banyak hal-hal penting yang menyangkut kepatuhan responden yang luput dari pengamatan peneliti. Kurangnya biaya serta keterbatasan pengalaman peneliti dalam penelitian merupakan masalah kesehatan masyarakat, sangat mungkin akan menyebabkan kurangnya informasi yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini.

TERIMAH KASIH

You might also like