You are on page 1of 10

Bab

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang

Pantai dan muara merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga bagi kehidupan manusia, sehingga dibutuhkan penanganan dan pengelolaan yang terarah, terpadu dan berkesinambungan dalam rangka pemanfaatan daerah pantai dan muara baik untuk kepentingan saat ini maupun di masa datang agar diperoleh hasil yang optimal. Pemanfaatan daerah pantai dan muara harus memperhatikan ekosistem yang ada meliputi kawasan darat dan perairan beserta seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Saat ini kondisi ekosistem pantai dan muara sebagian besar telah rusak dan terancam kelestariannya akibat adanya kegiatan manusia yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan sekitarnya. Kerusakan pantai dan muara dapat diakibatkan beberapa hal di antaranya: kegiatan penambangan pasir dan batu karang, penebangan hutan bakau, penutupan daerah pantai, pembuatan tambak yang menghabiskan area hutan bakau, pembangunan konstruksi yang tidak berwawasan lingkungan, pembangunan kawasan permukiman yang terlalu dekat dengan pantai, dan pengembangan daerah pantai yang tidak sesuai dengan potensi dan daya dukung yang tersedia. Demikian pula dengan kondisi pantai utara dan muara di daerah Pantura Ciayu yaitu diantaranya pantai Glayem dan Dadap, Kabupaten Indramayu yang pada saat ini memerlukan studi untuk mengatasi beberapa masalah yang terjadi adalah abrasi (erosi pantai) yang menyebabkan mundurnya garis pantai dan merusak fasilitas yang ada di sekitarnya. Besarnya kecepatan angin dapat penyebab besarnya arus sejajar pantai. Abrasi merupakan fenomena alam di pantai utara, abrasi diperparah dengan adanya arus sungai yang kuat akibat banjir, kurangnya tanaman penguat benturan, penambangan galian C dan gangguan oleh ulah manusia yang mengkonversi lahan pesisir dari rawa dan mangrove menjadi tambak. Kabupaten Indramayu, tahun 2007 abrasi di Kabupaten Indramayu mencapai 49,56 km lebih tinggi dari tahun 2006 yaitu 42,6 km. Pada 2008, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) hanya mampu membangun pemecah ombak sepanjang 3,5 km. Daratan yang terkena abrasi di pantai utara Jabar mencapai 370,3 ha per tahun Sedimentasi di pantai utara membentuk tanah timbul, Proses sedimentasi di muara sungai menyebabkan pendangkalan alur pelayaran sehingga aktivitas pelayaran nelayan

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-1

dari dan ke pelabuhan terganggu. Pelumpuran akibat erosi di daerah hulu, pembuangan sampah secara langsung ke badan sungai mengakibatkan sedimentasi. Kegiatan pengananan abrasi di pantai utara dengan penanaman pohon bakau masih belum efektif, sehingga perlu dilakukan penanganan cara fisik melalui bangunan pengamanan pantai pantura untuk mengendalikan pola aliran sungai di bagian hilir, erosi pantai dan sedimentasi yang berasal dari sungai maupun dari laut.

1.2

Nama Pekerjaan

Nama Pekerjaan adalah: Detail Desain Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu.

1.3

Sumber Dana

Sumber pembiayaan pekerjaan ini diambil DIPA Balai Besar Wilayah Sungai CimanukCisanggarung, Tahun Anggaran 2009.

1.4

Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan adalah di Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu. Lokasi pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.

1.5

Maksud dan Tujuan

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk merumuskan perencanaan detail bangunan pengamanan Pantai Glayem dan Dadap berdasarkan perilaku sungai, morfologi, tingkat sedimentasi, tingkat agradasi dan degradasi sungai bagian hilir sampai muara sehingga akan diperoleh cara penanganan yang tepat disertai dengan tinjauan aspek ekonomis, finansial dan kondisi lingkungan sekitar. Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengatasi penanggulangan abrasi pantai dan muara sungai dengan pendekatan sipil teknis memperhitungkan pengaruh penanggulangan abrasi tersebut terhadap keamanan wilayah sekitarnya sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru di masa mendatang.

1.6

Sasaran

Sasaran kegiatan perencanaan Detail Desain Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap, Kabupaten Indramayu adalah tersedianya desain detail perencanaan dan estimasi kebutuhan pelaksanaan fisik bangunan pengamanan pantai terpilih.

1.7

Lingkup Pekerjaan

Dalam penulisan lingkup pekerjaan akan dibagi menjadi dua bagian yakni:

1) Lingkup pekerjaan yang sama dengan Kerangka Acuan Kerja dan 2) Penjabaran lingkup pekerjaan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-2

Lingkup Pekerjaan sesuai Kerangka Acuan Kerja adalah sebagai berikut : 1. Melakukan survei/identifikasi lokasi-lokasi yang rusak akibat abrasi dan yang menyebabkan terjadinya abrasi.

2. Pada lokasi terpilih dilakukan penyelidikan geologi permukaan dan mekanika


tanah serta survei pengukuran terrestris untuk daratan dan survei hidrografi untuk perairan dengan luas areal dapat ditentukan bersama tim direksi teknis pekerjaan. 3. Identifikasi pengaruh pola aliran gelombang dan arus laut serta pola aliran sungai terhadap kondisi pantai dilanjutkan dengan analisa hidrolika pada aliran sungai dan pengaruh aliran air laut.

4. Pengamatan pasang surut dan litoral drift/sedimen di kawasan pantai yang ditinjau
serta pengambilan sampel sedimen sampai dengan analisa konsentrasi sedimennya dan analisa pola angkutan sedimen di sepanjang pantai daerah studi. 5. Merencanakan pola penanganan dan penanggulangan abrasi pantai dan pendangkalan muara baik secara struktur mapun non struktur pada lokasi terpilih. 6. Pembuatan detail desain struktur pengamanan pantai terhadap abrasi dan sedimentasi. 7. Membuat analisa BOQ dan Dokumen Tender.

8. Pembuatan laporan-laporan yang disampaikan dalam tahapan-tahapan. 9. Diskusi minimal sebanyak tiga tahap.
Lingkup kerja pada point 1 9 di atas dapat lebih diperjelas sesuai tahapan pelaksanaan di lapangan sebagai berikut:

1. Survei Pendahuluan (Recon Survey)


Dalam survei ini akan dilakukan kunjungan lapangan oleh Team Leader bersama Tenaga Ahli didampingi pihak direksi untuk:

a. Mengamati geomorfologi bentuk pantai untuk mendapatkan gambaran arah


transpor sedimen dan penyebab kejadian erosi/abrasi.

b. Melakukan wawancara dengan penduduk setempat untuk data-data histori tinggi


gelombang, elevasi muka air, capaian run up, tingkat kerusakan pantai, dan bencanabencana alam yang pernah melanda area yang ditinjau.

c. Melakukan Rapid Analysis untuk menerka tinggi gelombang maksimum yang


pernah mencapai area serta perioda gelombang.

d. Mengumpulkan data harga bahan dan upah. e. Mengamati lokasi pengambilan material untuk konstruksi bangunan pantai. f. Mengamati lokasi akses konstruksi dari jalan raya menuju area pekerjaan untuk
justifikasi metoda pelaksanaan dan jenis konstruksi yang dimungkinkan. g. Mengamati batas-batas lokasi yang akan dilakukan survei primer topografi dan batimetri serta lokasi yang cocok untuk pengamatan pasang surut.

h. Mengamati komponen di pinggir pantai seperti jenis/kepadatan hutan pantai, padat


atau tidaknya penduduk, ada tidaknya rumah ibadah dan bangunan monumental lainnya. Data ini penting digunakan dalam analisa resiko untuk prioritas penanganan.

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-3

2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diperlukan sebagai data penunjang dalam perencanaan pengamanan pantai. Data sekunder yang perlu untuk dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a. Data angin jam-jaman pada lokasi untuk minimal 10 tahun yang didapat dari BMG
pusat atau lokal.

b. Peta Laut dari JANHIDROS TNI AL, yang akan didigitasi sebagai bahan input
simulasi hidrodinamika.

c. Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) dari Bakosurtanal yang nantinya juga
akan didigitasi sebagai bahan masukan untuk simulasi.

d. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari Bakosurtanal. e. Citra Satelit dari internet (google maps) yang akan digunakan untuk melihat
geomorfologi keseluruhan garis pantai yang penting dalam penentuan Coastal Cells.

f. Data Pasang Surut dari Buku Pasang Surut 2009 yang dikeluarkan oleh
JANHIDROS TNI AL.

g. h. i. j.

Data Arus dari Buku Arus 2009 yang dikeluarkan oleh JANHIDROS TNI AL. Data harga bahan dan upah yang didapat dari dinas PU setempat. Data statistik sosial, ekonomi dari Biro Pusat Statistik setempat.

Rencana Umum Tata Ruang di wilayah yang bersangkutan yang didapat dari Bapeda setempat atau dinas PU setempat.

k. Studi Terdahulu yang didapat dari dinas PU setempat.


3. Survei Primer Survei Primer disini terdiri dari Survei Pemetaan yang terdiri dari Survei Topografi dan Batimetri dan Survei Hidro-Oseanografi. Dalam survei pemetaan akan didapat koordinatkoordinat titik (X,Y,Z) dimana koordinat Z harus diikatkan pada elevasi muka air terendah hasil analisa pasang surut dari pengamatan pasang surut. Jadi survei pemetaan ini harus dilakukan pada saat yang bersamaan dengan survei pasang surut. Survei primer lain adalah survei mekanika tanah. Berikut lingkup dari masing-masing survei primer tersebut: a. Survei Topografi Survei topografi dilakukan dengan pengukuran panjang pantai maksimum 10 km dengan lebar ke arah darat minimal 100 meter, atau sesuai dengan hasil diskusi dengan pihak direksi pekerjaan. Survei Topografi menggunakan metoda terestrial menggunakan peralatan Theodolith dan Waterpass dengan referensi BM. Dalam survei ini akan dilakukan:

1)

Pemasangan Bench Mark (BM) 10 buah dan Control Point sebanyak yang diperlukan. Standar Bench Mark dapat dilihat pada Kriteria Perencanaan Irigasi. 2) Pengukuran Kerangka Horizontal dengan sistem poligon tertutup dengan menggunakan Theodolith.

3)
4) 5) 6)

Pengukuran Kerangka Vertikal dengan menggunakan Waterpass. Pengukuran Azimuth Matahari untuk penentuan arah utara. Pengukuran situasi detail. Seluruh pengukuran elevasi diikatkan terhadap elevasi muka air saat itu.

b. Survei Batimetri

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-4

Survei batimetri dilakukan dengan maksimum area pengukuran seluas maksimum 1000 Ha (10 km sepanjang pantai dan 1 km ke arah laut), atau sesuai dengan arahan direksi di lapangan. Dalam Survei Batimetri akan dilakukan:

1) 2)

Perencanaan jalur sounding.

Melakukan sounding dengan jarak antara jalur adalah sekitar 50 m, dan kemudian melakukan cross-line sounding setiap jarak 1 km (tegak lurus terhadap jalur sounding yang 50 m). 3) Melakukan koreksi elevasi terhadap elevasi muka air hasil pengukuran pasang surut. c. Survei Hidro-Oseanografi Survei ini terdiri dari:

1)

Pengamatan Pasang Surut

Pengamatan ini dilakukan sebanyak 1 titik dengan durasi 15 hari yang dilakukan pada saat yang sama dengan survei pemetaan.

2)

Survei Arus

Survei arus dilakukan sebanyak 3 titik, pengambilan data adalah jam-jaman selama 25 jam pada saat Spring dan Neap. Survei arus ini menggunakan alat yang hanya mengukur pada posisi satu titik. Sehingga pengukuran dilakukan pada kedalaman 0,2d ; 0,6d dan 0,8d dimana d adalah kedalaman air. Data hasil survei arus ini digunakan sebagai kalibrasi dalam simulasi.

3)

Pengambilan Contoh Sedimen

Pengambilan contoh sedimen dilakukan sebanyak 10 titik dimana sampel yang diambil adalah sedimen dasar dan sedimen layang. Hasil dari survei ini adalah sampel yang akan diuji di laboratorium untuk mendapatkan median grain size dan konsentrasi sedimen yang akan dijadikan input dalam simulasi hidrodinamika. d. Survei Mekanika Tanah Survei mekanika tanah digunakan untuk mengetahui karakteristik tanah yang akan digunakan dalam perhitungan kestabilan bangunan pantai. Dalam pekerjaan pengamanan pantai, akan dilakukan survei mekanika tanah dangkal yang terdiri dari:

1)

Bor Mesin

Survei ini dilakukan sebanyak 4 titik dan tiap titiknya dilakukan bor tanah dengan menggunakan bor mesin sampai kedalaman 8 meter dimana tiap kedalaman 2 meter akan diambil sampel tanah tak terganggu (undisturbed soil samples). Sehingga dalam satu titik akan didapatkan 4 sampel tanah.

2)

Sondir

Sondir dilakukan di 4 titik pada lokasi yang sama dengan lokasi bor dangkal. Sondir dilakukan sampai kedalaman dimana tahanan ujung konus sondir mencapai 200 kg/cm2.

4. Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data yang dilakukan adalah pengolahan data hasil survei primer dan analisa yang berupa analisa dari hasil data sekunder.

a. Pengolahan Data Survei Pemetaan. Hasil akhir dari pengolahan data ini berupa peta
dasar.

b. Pengolahan Data Survei Pasang Surut. Hasil akhir pengolahan data pasang surut
adalah berupa elevasi penting muka air seperti HHWL, MHWS, MHWL, MSL, MLWL, MLWS dan LLWL.
Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-5

c. Pengolahan Data Survei Arus. Hasil dari pengolahan data arus ini akan digunakan
sebagai input simulasi hidrodinamika

d. Pengolahan Data Survei Pengambilan Contoh Sedimen. Pengolahan data ini


dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan median grain size (dari contoh sedimen dasar) dan konsentrasi sedimen layang (dari contoh sedimen layang).

e. Pengolahan Data Mekanika Tanah di Laboratorium. Pengolahan di laboratorium ini


terdiri dari: Soil Properties Unit Density Spesific Gravity Moisture Content Void Ratio Grain size analisys Atterberg Limit Direct Shear Test Triaxial Test Consolidation test Permeability Test Compaction Test (LL, PL, PI) (quu, qur) (C,0) (0, C, 01, C1) (Cc, Cv, Cs) (k) (Wopt, Wary, Wwer) Unconfined Compresion Test (e) (m) (Gs) (Wn)


f. Hindcasting

Di dalam analisa ini akan dilakukan transformasi dari data sekunder yang berupa data angin menjadi data gelombang yang akan diolah untuk mendapatkan tinggi gelombang ekstrim di laut dalam. 5. System Planning Di dalam System Planning akan dilakukan simulasi kawasan yang akan diperkirakan jenis perlindungan pantai atau pantai tak perlu dilindungi sama sekali. Jadi, dalam System Planning ini akan dilakukan:

a. Penentuan arah transpor sedimen secara visual dari citra satelit atau hasil recon
survey.

b. Penentuan alternatif penanganan pantai dengan sistem adaptasi, atau sistem


proteksi dengan hard-structure atau soft-structure, atau do nothing.

c. Analisa resiko pada kawasan untuk menentukan prioritas penanganan. d. Simulasi garis pantai dengan menggunakan software Genesis untuk menentukan
kondisi garis pantai sampai puluhan tahun mendatang dan alternatif penanganannya.

e. Simulasi pola arus dengan menggunakan software SMS untuk menentukan pola
arus akibat struktur pengamanan pantai.

6. Detail Desain

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-6

Dalam tahap ini akan dilakukan perhitungan struktur pengamanan pantai sesuai dengan SPM 1984 (Shore Protection Manual, 1984) dan CEM 2002 (Coastal Engineering Manual 2002).

7. Pelaporan a. Laporan Bulanan Laporan Bulanan adalah laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan yang memuat uraian kegiatan, penggunaan personil bahan dan peralatan pendukung serta kemajuan pekerjaan pada bulan bersangkutan. Laporan ini dibuat 5 (lima) buku dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat setiap tanggal 3 setiap bulan yang bersangkutan. b. Laporan Rencana Mutu Kontrak Laporan ini memuat rencana kerja secara detail dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan dengan disertai check list dalam bentuk tabel. Laporan ini merupakan media evaluasi dan monitoring yang efektif mengenai realisasi pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini harus diserahkan paling lambat 3 minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan dan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku. c. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan berisikan uraian tentang pekerjaan persiapan, mobilisasi tenaga dan peralatan, identifikasi permasalahan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan guna memperoleh hasil yang optimal, rencana pemecahan masalah yang ada, serta rancang tindak pelaksanaan. Laporan Pendahuluan harus sudah diserahkan kepada Direksi pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan setelah SPMK diterbitkan dan dibuat 10 (sepuluh) buku sebagai bahan diskusi dengan pihak lain yang terkait dan berkepentingan d. Laporan Interim Laporan Interim adalah laporan pertengahan pekerjaan dimana laporan ini memuat hasil kegiatan pekerjaan dari awal sampai pertengahan pelaksanaan pekerjaan sebanyak 10 (sepuluh) buku. e. Laporan Akhir Sementara Laporan akhir semetara (draft final report) memuat laporan semua analisa serta evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi sementara dari hasil pelaksanaan pekerjaan, dan diserahkan kepada Direksi pekerjaan paling lambat bulan ke-4 (keempat) minggu ke-1 (pertama) setelah diterbitkannya SPMK sebanyak 15 (lima belas) buku sebagai bahan diskusi dengan pihak-pihak lain yang terkait. f. Laporan Akhir (Final Report) Final report adalah merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan dari Draft Final Report yang harus diserahkan kepada Direksi pekerjaan paling lambat bulan ke-4 (keempat) minggu ke-3 (ketiga) setelah diterbitkannya SPMK sebanyak 15 (lima belas) buku untuk didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan. g. Laporan penunjang, masing-masing sebanyak 10 (sepuluh) buah buku.

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-7

Rekapitulasi dari pelaporan adalah sebagai berikut :

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

ITEM Laporan Pendahuluan Laporan Rencana Mutu Kontrak Laporan Bulanan (5 buku, 5 bulan) Laporan Interim Laporan Kriteria Perencanaan Laporan Akhir Sementara Laporan Akhir Laporan Penunjang : a. Hidrologi+Hidrometri b. Mekanika Tanah c. Pengukuran d. RAB & Dokumen Tender e. Pedoman O&P

UKURAN A4 A4 A4 A4 A4 A4 A4 A4 A4 A4 A4 A4 A1 A1 A3 A4 CD/DVD

JUMLAH 10 10 25 10 10 15 15 15 15 15 15 15 1 5 10 15 5

9.

Gambar Kalkir

10. Gambar Perencanaan 11. Gambar Perencanaan 12. Laporan Eksekutif 13. Laporan Softcopy 8. Diskusi Diskusi dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

a. Diskusi Tahap Pertama melaporkan/mempresentasikan laporan pendahuluan dan kegiatan survey/identifikasi serta permasalahan dalam inventarisasi pengumpulan data. b. Diskusi Tahap Kedua melaporkan hasil analisa hidrologi dan sedimentasi dan melaporkan/mempresentasikan hasil analisa hidrologi dan sedimentasi terhadap morfologi sungai. c. Diskusi Tahap Ketiga laporkan/mempresentasikan laporan akhir sementara.

1.8

Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan adalah 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya SPMK.

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-8

1.9
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Sistematika Pelaporan

Dokumen Usulan Teknik ini disusun dengan urutan sebagai berikut: Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan pekerjaan, lokasi pekerjaan, lingkup pekerjaan, dan sistematika dokumen. Pengalaman Perusahaan, berisi hal-hal yang menyangkut pengalaman perusahaan dalam proyek sejenis Pemahaman Terhadap konsultan terhadap KAK. KAK, membahas sejauh mana pemahaman

Tanggapan Terhadap KAK, membahas tentang hal-hal yang harus ditambahkan pada KAK sebelumnya. Apresiasi Inovasi, membahas inovasi yang akan dicobakan/diusulkan dalam perencanaan pengamanan pantai ini Rencana Kerja, membahas urutan tahapan kerja dalam bentuk diagram dan beserta penjelasannya Pendekatan dan Metodologi Kerja, membahas metodologi pelaksanaan Pekerjaan, yaitu uraian lebih rinci atas beberapa bagian rencana kerja yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, berisikan tabel jadwal sesuai dengan batasan waktu di KAK Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya, membahas rincian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli untuk menunjang kelancaran pekerjaan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Staf Pendukung Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan, membahas organisasi pelaksanaan pekerjaan. Pelaporan, membahas jenis laporan, jumlah dan dateline diberikan kepada pemilik pekerjaan. Staf Pendukung, membahas susunan staf yang akan membantu kelancaran tugas tenaga ahli. Fasilitas Pendukung Penutup

Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 Bab 14 Bab 15

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-9

Gambar 1.1 Peta letak lokasi pekerjaan.

Usulan Teknis DED Pengamanan Pantai Glayem dan Dadap Kabupaten Indramayu

1-10

You might also like