Professional Documents
Culture Documents
n. Marpaung, S.Pd
Untuk mempelajari laju reaksi, kita harus memahami konsentrasi larutan terlebih dahulu. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan secara Kualitatif dan Kuantitatif. Secara kualitatif konsentrasi larutan dinyatakan seperti : Larutan Pekat atau larutan Encer. Konsentrasi larutan secara kuantitatif dinyatakan seperti : Molaritas (M), Molalitas (m), Persen Massa (%m/m), Persen Volum (%v/v), Fraksi mol (X) dan lain-lain Dalam perhitungan kimia konsentrasi larutan selalu dinyatakan secara kuantitatif oleh karena itu pemahaman konsetrasi larutan sangat diperlukan. Pada kesempatan ini kita hanya membicarakan konsentrasi dalam satuan Molar (M), karena laju reaksi tergantung pada Molaritas larutan. Konsentrasi yang lain akan dipelajari di kelas XII Molaritas/Kemolaran (M) : adalah Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan M=
mol Liter
gram Mr
atau
maka
M=
mmol mL
Jika mol =
Contoh 2 : Hitung jumlah mol dan massa Urea (Mr = 60) yang terdapat dalam 100 mL Larutan Urea 0,1M Jawab : Mol Urea = V x M = 0,1L x 0,1 mol L-1 = 0,01 mol Massa urea = mol urea x Mr = 0,01 x 60 gr = 0,6 gr Beberapa jenis larutan pekat yang terdapat di laboratorium seperti asam-asam pekat dan amoniak, selalu dinyatakan dalam persen dan massa jenis, oleh karena itu kita harus menentukan Molaritas larutan tersebut dengan rumus :
M=
x 10 x % massa mol L1 Mr
Dimana : M = molaritas larutan = massa jenis larutan % massa = kadar Mr = Massa molekul relatif Contoh : Hitung molaritas larutan asam sulfat 98 % jika massa jenis larutan = 1,8 kg L1 Jawab : M=
Pengenceran : Mengubah konsentrasi larutan dari larutan pekat (konsentrasi yang lebih tinggi) menjadi larutan encer (konsentrasi yang lebih rendah) dengan menambahkan sejumlah air Jadi pada pengenceran volume larutan menjadi lebih besar dari volume semula (sebelum pengenceran), sedangkan mol zat terlarut tidak berubah (tetap)
n1 = n2 n1 = mol zat sebelum pengenceran n2 = mol zat sesudah pengenceran jika n1 = M1 . V1 dan n2 = M2 . V2
maka pada pengenceran berlaku :
M1 x V1 = M2 x V2
V2 = V1 + Vair Jadi Volume Air yang ditambahkan = V2 V1 Contoh Soal 3 : Jika 50 ml larutan HNO3 0,2 M diencerkan dengan menambahkan air hingganya volume larutan menjadi 200 ml. Berapakah molaritas larutan setelah pengen-ceran ? Jawab : Sebelum pengenceran : V1 = 50 ml M1 = 0,2 M Setelah pengenceran : V2 = 200 ml M2 = ...?
M1 x V1 = M2 x V2
0,2 x 50 = M2 x 200 M2 = 10/200 = 0,05M Jadi Molaritas larutan HNO3 setelah diencerkan = 0,05 M Pencampuran Pencampuran melibatkan dua atau lebih larutan yang sejenis dengan konsentrasi yang berbeda, misalnya pencampuran larutan asam dengan asam lain atau larutan basa dengan basa lain dengan konsentrasi tertentu. Pada proses pencampuran dari beberapa larutan yang sejenis, konsentrasi akhir larutan dapat ditentukan dengan rumus : Mc =
V1 M 1 V2 M 2 V3 M 3 .... V1 V2 V3 ....
dimana : Mc = Molaritas campuran V1 = Volume larutan 1 M1 = Molaritas larutan 1 V2 = Volume larutan ke-2 M2 = Molaritas larutan ke-2 V3 = Volume larutan ke-3 M3 = Molaritas larutan ke-3 dst... contoh soal 4: jika 100 mL larutan HCL 0,1 M dicampurkan dengan 150 mL larutan HCL 0,2 M berapakah konsentrasi larutan setelah kedua larutan tersebut dicampurkan ? jawab : V1 = 100 mL, M1 = 0,1 M V2 = 150 mL, M2 = 0,2 M Maka Mc =