You are on page 1of 28

31 Poin Penting Dalam Mendidik Anak:

Sebuah Ringkasan Seminar Parenting Membangun Komunikasi yang nyaman antara Orangtua dan Anak Bersama Abah Ihsan di Tokyo, Nagoya, Kobe Kerjasama Fahima dengan KMII Kansai, KMI Nagoya dan Sekolah Bhinneka PPI Nagoya 3-6 November, 2011 *Disusun oleh Pak Khoirul Anwar dan Tim PPA Fahima.

CATATAN.
Pesan Abah Ihsan: Jika Anda tidak setuju, silakan ambil bagian yang Anda setuju saja. Karena Abah Ihsan menyampaikan dengan cukup cepat (kata beliau, seminar harusnya dua hari tetapi dijadikan hanya 4 jam). Ringkasan ini bisa jadi tidak sistematis (tidak sesuai klasikasi/urutan), tetapi semoga pesan tersampaikan dengan baik kepada pembaca sekalian.

1 Efektitas
Fokus Jangan ketika kerja mikirin anak. Jangan ketika main sama anak tapi mikirin kerja. Terlibat Anti Jaim Konsentrasi

2. Ilmu
Simulasi 1: permainan tali. Tiap orang berpasangan, lalu mengikat tali dari tangan kiri ke tangan kanan, dengan tali yang menyilang diantara tali pasangan. Tantangan: Bagaimana melepaskan kaitan tali, tanpa melepaskan tangan dari ikatan tali? Hasil: - kebanyakan pasangan mencoba-coba dengan berbagai pose - 1 pasangan berhasil karena sudah punya ilmunya. Ada Dua Metode Mendidik Anak jika tidak punya Ilmu: Mendidik dengan Warisan Mendidik anak kita sebagaimana orang tua kita mendidik kita, termasuk pada saat menegur anak. Misalnya kita yang sering dicubit oleh orang tua kita biasanya menurun pada kita dan kita melakukan hal yang sama, yaitu mencubit, pada anak kita. Mendidik dengan Trial and Error Yang ini kita agak kerepotan dan kesulitan. Ini mirip saat melepas tali. Misal, saat anak kita menonton TV dari dekat, pertama trial diberitau baik-baik belum mundur, kedua trial dengan suara agak keras belum berhasil, ketiga trial dengan sedikit berteriak/membentak, keempat bisa jadi ada yang mencubit atau semacamnya

PENTING 1: Yang terbaik adalah mendidik dengan memiliki ilmunya.


Hasil simulasi pada saat seminar membuktikan, pasangan yang belum berhasil masih tetap mencoba-coba walau pembicara sudah memasuki topik lain. Hal ini menunjukkan sifat alamiah manusia yang memiliki rasa penasaran, begitu juga dengan anak kita. Hendaknya kita bersabar saat anak tidak segera memenuhi panggilan kita karena masih asyik dengan kegiatannya, dan jangan marah karena itu akan membunuh rasa penasarannya.

PENTING 2: Rasa penasaran anak perlu difasilitasi

3. Kesabaran
Simulasi 2: Abah bertanya pada seorang peserta seminar: Mama lagi masak apa?, Dimasukkan apa saja?, Mengapa dikasih gula? dengan sederet pertanyaan yang tak hentinya. Yang ditanya saat seminar menjawab dengan sabar. Apakah pada kenyataannya, pada saat sang anak bertanya pada saat kita masak kita akan sesabar sewaktu menjawab di seminar? Seringkali kita kurang sabar menghadapi pertanyaan dari anak. Penyebabnya: waktu, atau karena pertanyaan anak tampak sepele dan sulit untuk dijawab. Solusinya: Jika sedang leluasa, ajak anak terlibat memasak sembari bercerita. Namun jika sedang mengejar waktu dan tidak bisa menjawab, jangan marah! Berikan jawaban yang baik misalnya: Nanti dulu nak ya, ini nanti gosong. Insya Allah selesai masak Mama jelaskan."

PENTING 3: Bersabar saat anak-anak bertanya.

4. Marah atau tidak marah?


Yang membuat kita marah pada anak adalah perbuatan anak yg buruk. Buktinya, kita tidak jadi marah saat anak kita baik. Pertanyaanya marah ini baik atau tidak? Jadi bukan marah yang disalahkan/dikelola, tetapi perbuatan anaklah yang harus kita kelola. Ada kalanya marah ini bermanfaat untuk membuat sebuah ketegasan. Jangan sampai ketika anak berbuat salah yang keterlaluan pun tetap tidak marah. Karena anak sedang mencoba-coba dan ingin mengetahui respon sebuah percobaan. Jika dari sebuah percobaan, hasilnya kemarahan, dia tidak akan mengulangi lagi. Contoh salah perbuatan anak yang wajib ditegur: (a). membahayakan diri sendiri, (b) Menyakiti orang lain, (c) Melanggar syariat.

Renungan 1: Untuk Apa berkeluarga?


Pada umumnya, dimanapun pertanyaan ini diberikan, jawaban dapat dikelompokkan menjadi 3: keturunan biologis nilai (misalnya untuk menyempurnakan agama)

Jawaban paling lemah adalah jawaban no 2. Karena tidak akan memiliki sendi yang cukup kuat pada saat kita memiliki anak.

Renungan 2: Mengapa Punya Anak?


Secara umum salah satunya adalah untuk semangat hidup dan untuk melanjutkan keturunan.

Banyak pasangan yang siap nikah, tapi tidak siap menjadi orang tua.
Banyak ulama dan ustad yang menyampaikan pentingnya keluarga, tetapi sedikit sekali pendidikan menjadi orang tua. Berapa banyak yang mempelajari metode mendidik anak sebelum memiliki anak?

5. Kemampuan Mengerti Anak


- Perlu konrmasi. Contoh: seorang anak bertanya Ma, aku berasal dari mana? Sebuah kisah lucu di kelas. Kebanyakan yang menjawab, berpikir bahwa pertanyaan ini terkait dengan hubungan biologis, sehingga keluar jawaban berasal dari papa, rahasia mamah dan papa dsb. Tapi, sebenarnya yang ditanyakan adalah. Maksud aku, Tono kan berasal dari Semarang, Aku berasal dari mana? Hal ini menjadi contoh rendahnya kemampuan mendengar kita terhadap anak. Kepahaman ini bisa dipakai sebagai ukuran seberapa dekat dengan sang anak dengan orang tuanya.

PENTING 4: Kita perlu membawa diri kita kita ke pola pikir anak.

6. Kenyamanan anak dengan orang tua


Berapa banyak anak-anak hari ini di dekat orang tua tidak nyaman? Mengapa orang tua tidak nyaman bagi anak? Yang menyebabkan anak tidak nyaman dengan orang tua: orang tua galak tidak nyambung kebanyakan nasehat Telinga anak seringkali panas mendengar nasehat orang tua. Sementara sang anak sendiri tidak punya kesempatan didengar. Sebagian besar anak harga dirinya jatuh di rumah. Sehingga mencari harga diri di luar rumah. Jadi, alasannya karena overdosis nasehat. Nasehat itu kebenaran. Tetapi, enak nggak jika overdosis? Contoh 1. Jika seorang suami, pagi hari bicara pada istrinya Ma, harusnya manajemen waktu itu bla2...". Siangnya bicara lagi "Ma, bukankah dalam al-Qur`an disebutkan bla2.... Malamnya lagi-lagi memberi kultum, tausiyah, dsb...apakah yang disampaikan suami itu salah? Tidak...tapi apakah istri merasa nyaman mendengarnya? Contoh 2.

Apakah kita dapat berbicara dengan nyaman mengenai siapa yang disukai anak kita, atau kapan anak laki-laki kita pertama kali mimpi basah?

7. Masalah anak
Bisa berakar dari kurang perhatian, bisa juga karena overdosis perhatian

8. Perbedaan Karakter Anak


Setiap anak mungkin memiliki karakter berbeda. Tetapi ini bukan pembenaran untuk melakukan membedakan anak sehingga tidak adil. Misal : Anak pertama saya alhamdulillah sholihah, baik, dst ..tapi adiknya..masya Allah sulit diatur, sepertinya ini ujian buat saya. Jika begitu, tidak perlu kita melakukan apa-apa pada anak karena semuanya ujian.... ?

9. Jangan Menyalahkan Lingkungan


Karakter anak itu dibentuk oleh orang tua, bukan lingkungannya, bukan karena TV. Anak yang hamil di luar nikah, narkoba, karena ada peran orang tuanya.

10. Tentang Anak


1. Anak adalah anugrah atau beban? 2. Anak lebih banyak memberi atau meminta?

Anak Belahan Jiwa


PENTING 5: Anak lahir dengan Fitrah Baik
Dengan trahnya, anak tidak ada yang bercita-cita menjadi buruk/jahat. Anak memiliki trah mandiri. Jika saat makan belepotan/tumpah, hal ini wajar karena masih belum bisa mengatur secara sempurna otot dan gerakannya.

11. Sediakan waktu untuk anak


Ada yang bilang 24 hours full mom. tapi tidak bersama anak se-jam pun. Hati-hati! Trend yang sedang berkembang: 10PC (10 minutes Parents Club): 5 menit di pagi hari: 1 menit: Bangun bangun bangun 1 menit: mandi mandi mandi 1 menit: salin salin salin (ganti baju) 1 menit: makan makan makan 1 menit: sekolah sekolah sekolah 5 menit di sore-malam hari: 1 menit: pulang pulang pulang 1 menit: mandi mandi mandi 1 menit: makan makan makan 1 menit: belajar belajar belajar 1 menit: tidur tidur tidur Ada 4 tipe manusia 1. Buruk: menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting 2. Biasa 3. Baik: waktunya untuk hal yang penting dan mendesak. 4. Istimewa: waktunya habis untuk kegiatan yang penting dan tidak mendesak.

Misalnya dating bersama istri berdua. Main bola bersama anak. ini adalah kegiatan penting, tapi tampak tidak mendesak. Namun suatu saat akan menjadi penting dan mendesak. Misalnya banyak orang tua yang baru peduli setelah anaknya terkena narkoba.

PENTING 6: PR1: Insya Allah mulai hari ini, saya akan menyediakan waktu bersama anak, setidaknya, 30 menit sehari.
Bisa ngapain saja, silakan. Bisa main bola, memasak bersama, dsb.

12. Aspek sentral: Kebersamaan, bukan kedekatan.


Bersama anak itu tidak bertiga dengan kompor, berempat dengan komputer, berlima dengan tv, dst...Bersama anak, bukan sekedar di dekat anak.

13. Buatlah Jam Keluarga


Ini yang penting, berbeda dengan jam belajar. Karena anak kita di Indonesia sudah kebanyakan jam belajar. Tapi yang kurang adalah belajar mengelola emosi, ruhiyah.

14. Banyaklah Bicara saat Anak Berbuat Baik


Banyak-banyaklah memuji anak pada saat anak berbuat baik. Jangan malah sebaliknya, karena justru saat anak salah dan kita banyak ngomong, akan keluar kata-kata yang tidak bagus. Banyak orang pintar tapi kalau ngomong nyelekit, karena kurang pernah bermain dan tidak belajar berkomunikasi.

15. Banyak bertindak pada saat anak berbuat buruk, bukan banyak omong
Pada saat anak berbuat buruk, langsung ambil tindakan, tidak perlu keluar satu buku penuh omelan. Misalnya jika anak mencoret tembok dengan spidol, langsung ambil spidolnya. Sediakan kertas besar untuk anak menggambar.

PENTING 7: PR 2: Insya Allah mulai hari ini, saya akan banyak bicara saat anak berbuat baik, tapi akan banyakbertindak saat anak berbuat buruk. 16. Ketika Anak Bertengkar/Berebut Mainan
Adalah pendapat yang ngga tepat jika mengatakan Kakak, ngalah dong sama adik!. Siapa bilang bahwa umur menentukan kebenaran. Jika pendapat ini dianut, sang kakak akan selalu salah, karena umurnya selalu lebih besar daripada adiknya. Pertidaksamaan berikut ini, Umur kakak < Umur adik tidak akan pernah terpenuhi. Jika orang tua tidak paham duduk persoalannya, mainan diambil dulu, lalu anaknya disuruh menyelesaikan di luar kamar/tempat bermain. Jika sudah selesai, silakan masuk. Jika paham, Lihat hak masing-masing tanpa melihat umur.

17. Mengajarkan Kepemilikan


Adalah baik mengajarkan berbagi, tetapi sebelumnya harus diajarkan kepemilikan terlebih dahulu. Mengerti kepemilikan harus dimulai dari rumah. Kita wajib memperjelas kepemilikan barang. Pada saat hendak meminjam barang adik atau kakak, harus minta izin terlebih dahulu dengan yang punya. Jika di rumah saja sudah terbiasa minta izin, apalagi di luar rumah, dan kalau sudah besar, pasti akan jauh dari sifat korupsi.

18. Berantem itu baik


Konflik itu normal dan pasti ada. Jika anak kita berantem, boleh kita membiarkan, dan pasti anak-anak bisa menyelesaikannya sendiri. Pada saat itu anak-anak akan belajar mengelola konlfik, atau manajemen konflik.

19. Buat aturan yang jelas


Misalnya bangun tidur jam berapa, berangkat sekolah jam berapa, bisa main berapa jam, bisa nonton berapa jam, tontonan apa yang boleh ditonton, tidur jam berapa, dsb.

20. Buat konsekuensi yang jelas 21. Jagalah Konsistensi


Yang membuat anak percaya kepada orang tua adalah konsistensi. ketika satu hal saja tidak konsisten, database anak akan kocar-kacir Misalnya, Anda melarang nonton TV terlalu lama. Ketika sudah terlalu lama, dan anak tidak patuh, berilah hukuman misalnya, besok tidak boleh nonton, atau seminggu tidak boleh nonton. Tapi jagalah konsistensi ini. TEGAS itu: TEGA, bahasa psikologi: KONSISTEN bahasa agama: ISTIQAMAH

Seringkali orang tua ingin konsisten tetapi ngga tega. Ingin tegas tapi ngga tega. Ingin istiqamah tapi ngga tega. Padahal untuk bisa konsisten, kunci nya harus tega.

PENTING 8: TEGAS TEGAS TEGAS


Usaha anak untuk mendapatkan keinginanannya: - berbicara, membujuk, negosiasi - mengamuk dengan bentakan - memukul - menangis Contoh. Saat sebelum berangkat, anak berjanji untuk tidak membeli coklat. Saat di jalan anaknya masih ingat janjinya. Di Rak 1, anak masih kuat. Di rak 2, anak mulai ingin coklat. Di rak 3, ingin dibelikan coklat. Di rak 4, nangis ingin dibelikan. Di rak 5, mancalmancal menghentakkan kaki sambil nangis, di rak 5, melempar sepatu. Di rak 6 guling-guling di lantai. Anak yang Menangis meski mengamuk di lantai, Apakah sebaiknya tetap dibelikan? Jawabannya adalah tidak, meskipun orang-orang pada melihat tingkah anak Anda dan

Anda. Anda harus tetap konsisten. Sekali tidak ya tidak. dame wa dame. Jika tidak tahan malu, sebaiknya Anda pulang/tidak jadi belanja.

PENTING 9: Ada tangisan yang boleh kita biarkan (misalnya anak yang lagi ber-strategi dengan menangis). Tapi ada tangis yang kita harus perhatikan misalnya karena sakit atau sedih.
Jika anak menangis karena sakit atau sedih, kita wajib mendampinginya. Namun jika anak menangis karena strategi, kita wajib mempertahankan kekonsistensian kita. Tangisan anak pasti berakhir, paling lama 4 jam.

22. Jangan banyak larangan


Misalnya anak yang main-main beras. Apanya yang dilarang? apakah karena mahal? yang dilarang adalah karena buang-buang berasnya. Anak baru dilarang jika perbuatannya: membahayakan diri sendiri Tapi harus dibedakan juga jangan tercampur dengan melarang karena orang tua sebenarnya malas mengawasi/menjaga, seperti misalnya larangan memanjat. menyakiti orang lain melanggar syariat Islam

23. Pertanggung jawabkan segala ucapan dan janji yang kita buat pada anak; Jangan Berbohong kepada Anak
Anak tidak percaya kepada orang tua karena sering dibohongi. Walau sepertinya hal kecil, atau strategi kita supaya anak tenang dan ngga rewel, tetapi berbohong akan menjadi cikal bakal anak membangkang. Jangan mengumbar janji hanya untuk membuat anak nurut. Buatlah janji yang bisa dipenuhi. Walau kecil kalau mengatakan sesuatu harus ditepati. Contoh umum. Anak juga akan menjadi bingung jika misalnya pada saat belanja, kita bilang ngga bisa beli mainan karena ngga punya uang, tetapi kita belanja banyak. Katakan pada anak bahwa uang kita terbatas, dan diskusikan pemakaian uangnya.

24. Buatlah jadwal membeli mainan, membeli buku, dsb


Misalnya membeli mainan anak setiap tanggal x. Sehingga jika anak Anda melihat mainan, mudah bagi Anda bahwa ini belum waktunya membeli. Jika kita tidak bisa memenuhinya, harus dibuat kesepakatan untuk diganti di hari lain.

25. Terapkan Uang saku


Perlu diperhatikan di sini bahwa, uang saku tidak sama dengan uang jajan. Juga tidak sama dengan uang tabungan. Kalau uang jajan biasanya diberikan per hari, dan uang tabungan diberikan untuk menabung. Tetapi uang saku ini akan memberikan efek yanglebih baik daripada uang jajan maupun uang tabungan. Karena anak memiliki kuasa kontrol terhadap uang ini, ia

akan belajar berhati-hati menggunakannya dan belajar mengelola keuangannya. Seberapa untuk ditabung, seberapa untuk dibelanjakan. Akhirnya ia akan memahami arti uang secara benar. Uang saku bisa mulai diberikan perminggu lalu per bulan. Perhatikan pula usia anak. Uang saku bisa diberikan mulai usia 7 tahun.

26. Masalah susah makan


Permasalahan umum anak susah makan: belum lapar pada waktu jam makan, sering mengemil sehingga pada jam makan sudah kenyang. TIPS makan 1: No Snack, No Milk, No Going Outside Maksudnya agar anak mau makan secara teratur. Karena secara trah, anak memiliki perut dan akan lapar. Anak tidak mau makan karena diberikan snack atau susu atau main di luar yang membuat dia kenyang di saat makan, atau lupa di saat makan. TIPS makan 2: Jika waktunya makan, silakan panggil anak untuk makan. Jika setelah dipanggil tidak mau datang, biarkan saja sampai dia lapar sendiri dan datang. Jangan disuapin apalagi

31 Poin Penting Dalam Mendidik Anak:


Sebuah Ringkasan Seminar Parenting Membangun Komunikasi yang nyaman antara Orangtua dan Anak Bersama Abah Ihsan di Tokyo, Nagoya, Kobe Kerjasama Fahima dengan KMII Kansai, KMI Nagoya dan Sekolah Bhinneka PPI Nagoya 3-6 November, 2011 *Disusun oleh Pak Khoirul Anwar dan Tim PPA Fahima.

CATATAN.
Pesan Abah Ihsan: Jika Anda tidak setuju, silakan ambil bagian yang Anda setuju saja. Karena Abah Ihsan menyampaikan dengan cukup cepat (kata beliau, seminar harusnya dua hari tetapi dijadikan hanya 4 jam). Ringkasan ini bisa jadi tidak sistematis (tidak sesuai klasikasi/urutan), tetapi semoga pesan tersampaikan dengan baik kepada pembaca sekalian.

1 Efektitas
Fokus Jangan ketika kerja mikirin anak. Jangan ketika main sama anak tapi mikirin kerja. Terlibat Anti Jaim Konsentrasi

2. Ilmu
Simulasi 1: permainan tali.

Tiap orang berpasangan, lalu mengikat tali dari tangan kiri ke tangan kanan, dengan tali yang menyilang diantara tali pasangan. Tantangan: Bagaimana melepaskan kaitan tali, tanpa melepaskan tangan dari ikatan tali? Hasil: - kebanyakan pasangan mencoba-coba dengan berbagai pose - 1 pasangan berhasil karena sudah punya ilmunya. Ada Dua Metode Mendidik Anak jika tidak punya Ilmu: Mendidik dengan Warisan Mendidik anak kita sebagaimana orang tua kita mendidik kita, termasuk pada saat menegur anak. Misalnya kita yang sering dicubit oleh orang tua kita biasanya menurun pada kita dan kita melakukan hal yang sama, yaitu mencubit, pada anak kita. Mendidik dengan Trial and Error Yang ini kita agak kerepotan dan kesulitan. Ini mirip saat melepas tali. Misal, saat anak kita menonton TV dari dekat, pertama trial diberitau baik-baik belum mundur, kedua trial dengan suara agak keras belum berhasil, ketiga trial dengan sedikit berteriak/membentak, keempat bisa jadi ada yang mencubit atau semacamnya

PENTING 1: Yang terbaik adalah mendidik dengan memiliki ilmunya.


Hasil simulasi pada saat seminar membuktikan, pasangan yang belum berhasil masih tetap mencoba-coba walau pembicara sudah memasuki topik lain. Hal ini menunjukkan sifat alamiah manusia yang memiliki rasa penasaran, begitu juga dengan anak kita. Hendaknya kita bersabar saat anak tidak segera memenuhi panggilan kita karena masih asyik dengan kegiatannya, dan jangan marah karena itu akan membunuh rasa penasarannya.

PENTING 2: Rasa penasaran anak perlu difasilitasi

3. Kesabaran
Simulasi 2: Abah bertanya pada seorang peserta seminar: Mama lagi masak apa?, Dimasukkan apa saja?, Mengapa dikasih gula? dengan sederet pertanyaan yang tak hentinya. Yang ditanya saat seminar menjawab dengan sabar. Apakah pada kenyataannya, pada saat sang anak bertanya pada saat kita masak kita akan sesabar sewaktu menjawab di seminar? Seringkali kita kurang sabar menghadapi pertanyaan dari anak. Penyebabnya: waktu, atau karena pertanyaan anak tampak sepele dan sulit untuk dijawab. Solusinya: Jika sedang leluasa, ajak anak terlibat memasak sembari bercerita. Namun jika sedang mengejar waktu dan tidak bisa menjawab, jangan marah! Berikan jawaban yang baik misalnya: Nanti dulu nak ya, ini nanti gosong. Insya Allah selesai masak Mama jelaskan."

PENTING 3: Bersabar saat anak-anak bertanya.

4. Marah atau tidak marah?

Yang membuat kita marah pada anak adalah perbuatan anak yg buruk. Buktinya, kita tidak jadi marah saat anak kita baik. Pertanyaanya marah ini baik atau tidak? Jadi bukan marah yang disalahkan/dikelola, tetapi perbuatan anaklah yang harus kita kelola. Ada kalanya marah ini bermanfaat untuk membuat sebuah ketegasan. Jangan sampai ketika anak berbuat salah yang keterlaluan pun tetap tidak marah. Karena anak sedang mencoba-coba dan ingin mengetahui respon sebuah percobaan. Jika dari sebuah percobaan, hasilnya kemarahan, dia tidak akan mengulangi lagi. Contoh salah perbuatan anak yang wajib ditegur: (a). membahayakan diri sendiri, (b) Menyakiti orang lain, (c) Melanggar syariat.

Renungan 1: Untuk Apa berkeluarga?


Pada umumnya, dimanapun pertanyaan ini diberikan, jawaban dapat dikelompokkan menjadi 3: keturunan biologis nilai (misalnya untuk menyempurnakan agama) Jawaban paling lemah adalah jawaban no 2. Karena tidak akan memiliki sendi yang cukup kuat pada saat kita memiliki anak.

Renungan 2: Mengapa Punya Anak?


Secara umum salah satunya adalah untuk semangat hidup dan untuk melanjutkan keturunan.

Banyak pasangan yang siap nikah, tapi tidak siap menjadi orang tua.
Banyak ulama dan ustad yang menyampaikan pentingnya keluarga, tetapi sedikit sekali pendidikan menjadi orang tua. Berapa banyak yang mempelajari metode mendidik anak sebelum memiliki anak?

5. Kemampuan Mengerti Anak


- Perlu konrmasi. Contoh: seorang anak bertanya Ma, aku berasal dari mana? Sebuah kisah lucu di kelas. Kebanyakan yang menjawab, berpikir bahwa pertanyaan ini terkait dengan hubungan biologis, sehingga keluar jawaban berasal dari papa, rahasia mamah dan papa dsb. Tapi, sebenarnya yang ditanyakan adalah. Maksud aku, Tono kan berasal dari Semarang, Aku berasal dari mana? Hal ini menjadi contoh rendahnya kemampuan mendengar kita terhadap anak. Kepahaman ini bisa dipakai sebagai ukuran seberapa dekat dengan sang anak dengan orang tuanya.

PENTING 4: Kita perlu membawa diri kita kita ke pola pikir anak.

6. Kenyamanan anak dengan orang tua

Berapa banyak anak-anak hari ini di dekat orang tua tidak nyaman? Mengapa orang tua tidak nyaman bagi anak? Yang menyebabkan anak tidak nyaman dengan orang tua: orang tua galak tidak nyambung kebanyakan nasehat Telinga anak seringkali panas mendengar nasehat orang tua. Sementara sang anak sendiri tidak punya kesempatan didengar. Sebagian besar anak harga dirinya jatuh di rumah. Sehingga mencari harga diri di luar rumah. Jadi, alasannya karena overdosis nasehat. Nasehat itu kebenaran. Tetapi, enak nggak jika overdosis? Contoh 1. Jika seorang suami, pagi hari bicara pada istrinya Ma, harusnya manajemen waktu itu bla2...". Siangnya bicara lagi "Ma, bukankah dalam al-Qur`an disebutkan bla2.... Malamnya lagi-lagi memberi kultum, tausiyah, dsb...apakah yang disampaikan suami itu salah? Tidak...tapi apakah istri merasa nyaman mendengarnya? Contoh 2. Apakah kita dapat berbicara dengan nyaman mengenai siapa yang disukai anak kita, atau kapan anak laki-laki kita pertama kali mimpi basah?

7. Masalah anak
Bisa berakar dari kurang perhatian, bisa juga karena overdosis perhatian

8. Perbedaan Karakter Anak


Setiap anak mungkin memiliki karakter berbeda. Tetapi ini bukan pembenaran untuk melakukan membedakan anak sehingga tidak adil. Misal : Anak pertama saya alhamdulillah sholihah, baik, dst ..tapi adiknya..masya Allah sulit diatur, sepertinya ini ujian buat saya. Jika begitu, tidak perlu kita melakukan apa-apa pada anak karena semuanya ujian.... ?

9. Jangan Menyalahkan Lingkungan


Karakter anak itu dibentuk oleh orang tua, bukan lingkungannya, bukan karena TV. Anak yang hamil di luar nikah, narkoba, karena ada peran orang tuanya.

10. Tentang Anak


1. Anak adalah anugrah atau beban? 2. Anak lebih banyak memberi atau meminta?

Anak Belahan Jiwa


PENTING 5: Anak lahir dengan Fitrah Baik
Dengan trahnya, anak tidak ada yang bercita-cita menjadi buruk/jahat. Anak memiliki trah mandiri. Jika saat makan belepotan/tumpah, hal ini wajar karena masih belum bisa mengatur secara sempurna otot dan gerakannya.

11. Sediakan waktu untuk anak

Ada yang bilang 24 hours full mom. tapi tidak bersama anak se-jam pun. Hati-hati! Trend yang sedang berkembang: 10PC (10 minutes Parents Club): 5 menit di pagi hari: 1 menit: Bangun bangun bangun 1 menit: mandi mandi mandi 1 menit: salin salin salin (ganti baju) 1 menit: makan makan makan 1 menit: sekolah sekolah sekolah 5 menit di sore-malam hari: 1 menit: pulang pulang pulang 1 menit: mandi mandi mandi 1 menit: makan makan makan 1 menit: belajar belajar belajar 1 menit: tidur tidur tidur Ada 4 tipe manusia 1. Buruk: menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting 2. Biasa 3. Baik: waktunya untuk hal yang penting dan mendesak. 4. Istimewa: waktunya habis untuk kegiatan yang penting dan tidak mendesak. Misalnya dating bersama istri berdua. Main bola bersama anak. ini adalah kegiatan penting, tapi tampak tidak mendesak. Namun suatu saat akan menjadi penting dan mendesak. Misalnya banyak orang tua yang baru peduli setelah anaknya terkena narkoba.

PENTING 6: PR1: Insya Allah mulai hari ini, saya akan menyediakan waktu bersama anak, setidaknya, 30 menit sehari.
Bisa ngapain saja, silakan. Bisa main bola, memasak bersama, dsb.

12. Aspek sentral: Kebersamaan, bukan kedekatan.


Bersama anak itu tidak bertiga dengan kompor, berempat dengan komputer, berlima dengan tv, dst...Bersama anak, bukan sekedar di dekat anak.

13. Buatlah Jam Keluarga


Ini yang penting, berbeda dengan jam belajar. Karena anak kita di Indonesia sudah kebanyakan jam belajar. Tapi yang kurang adalah belajar mengelola emosi, ruhiyah.

14. Banyaklah Bicara saat Anak Berbuat Baik


Banyak-banyaklah memuji anak pada saat anak berbuat baik. Jangan malah sebaliknya, karena justru saat anak salah dan kita banyak ngomong, akan keluar kata-kata yang tidak bagus. Banyak orang pintar tapi kalau ngomong nyelekit, karena kurang pernah bermain dan tidak belajar berkomunikasi.

15. Banyak bertindak pada saat anak berbuat buruk, bukan banyak omong
Pada saat anak berbuat buruk, langsung ambil tindakan, tidak perlu keluar satu buku penuh omelan. Misalnya jika anak mencoret tembok dengan spidol, langsung ambil spidolnya. Sediakan kertas besar untuk anak menggambar.

PENTING 7: PR 2: Insya Allah mulai hari ini, saya akan banyak bicara saat anak berbuat baik, tapi akan banyakbertindak saat anak berbuat buruk. 16. Ketika Anak Bertengkar/Berebut Mainan
Adalah pendapat yang ngga tepat jika mengatakan Kakak, ngalah dong sama adik!. Siapa bilang bahwa umur menentukan kebenaran. Jika pendapat ini dianut, sang kakak akan selalu salah, karena umurnya selalu lebih besar daripada adiknya. Pertidaksamaan berikut ini, Umur kakak < Umur adik tidak akan pernah terpenuhi. Jika orang tua tidak paham duduk persoalannya, mainan diambil dulu, lalu anaknya disuruh menyelesaikan di luar kamar/tempat bermain. Jika sudah selesai, silakan masuk. Jika paham, Lihat hak masing-masing tanpa melihat umur.

17. Mengajarkan Kepemilikan


Adalah baik mengajarkan berbagi, tetapi sebelumnya harus diajarkan kepemilikan terlebih dahulu. Mengerti kepemilikan harus dimulai dari rumah. Kita wajib memperjelas kepemilikan barang. Pada saat hendak meminjam barang adik atau kakak, harus minta izin terlebih dahulu dengan yang punya. Jika di rumah saja sudah terbiasa minta izin, apalagi di luar rumah, dan kalau sudah besar, pasti akan jauh dari sifat korupsi.

18. Berantem itu baik


Konflik itu normal dan pasti ada. Jika anak kita berantem, boleh kita membiarkan, dan pasti anak-anak bisa menyelesaikannya sendiri. Pada saat itu anak-anak akan belajar mengelola konlfik, atau manajemen konflik.

19. Buat aturan yang jelas


Misalnya bangun tidur jam berapa, berangkat sekolah jam berapa, bisa main berapa jam, bisa nonton berapa jam, tontonan apa yang boleh ditonton, tidur jam berapa, dsb.

20. Buat konsekuensi yang jelas 21. Jagalah Konsistensi


Yang membuat anak percaya kepada orang tua adalah konsistensi. ketika satu hal saja tidak konsisten, database anak akan kocar-kacir Misalnya, Anda melarang nonton TV terlalu lama. Ketika sudah terlalu lama, dan anak tidak patuh, berilah hukuman misalnya, besok tidak boleh nonton, atau seminggu tidak boleh nonton. Tapi jagalah konsistensi ini. TEGAS itu: TEGA, bahasa psikologi: KONSISTEN bahasa agama: ISTIQAMAH

Seringkali orang tua ingin konsisten tetapi ngga tega. Ingin tegas tapi ngga tega. Ingin istiqamah tapi ngga tega. Padahal untuk bisa konsisten, kunci nya harus tega.

PENTING 8: TEGAS TEGAS TEGAS


Usaha anak untuk mendapatkan keinginanannya: - berbicara, membujuk, negosiasi - mengamuk dengan bentakan - memukul - menangis Contoh. Saat sebelum berangkat, anak berjanji untuk tidak membeli coklat. Saat di jalan anaknya masih ingat janjinya. Di Rak 1, anak masih kuat. Di rak 2, anak mulai ingin coklat. Di rak 3, ingin dibelikan coklat. Di rak 4, nangis ingin dibelikan. Di rak 5, mancalmancal menghentakkan kaki sambil nangis, di rak 5, melempar sepatu. Di rak 6 guling-guling di lantai. Anak yang Menangis meski mengamuk di lantai, Apakah sebaiknya tetap dibelikan? Jawabannya adalah tidak, meskipun orang-orang pada melihat tingkah anak Anda dan Anda. Anda harus tetap konsisten. Sekali tidak ya tidak. dame wa dame. Jika tidak tahan malu, sebaiknya Anda pulang/tidak jadi belanja.

PENTING 9: Ada tangisan yang boleh kita biarkan (misalnya anak yang lagi ber-strategi dengan menangis). Tapi ada tangis yang kita harus perhatikan misalnya karena sakit atau sedih.
Jika anak menangis karena sakit atau sedih, kita wajib mendampinginya. Namun jika anak menangis karena strategi, kita wajib mempertahankan kekonsistensian kita. Tangisan anak pasti berakhir, paling lama 4 jam.

22. Jangan banyak larangan


Misalnya anak yang main-main beras. Apanya yang dilarang? apakah karena mahal? yang dilarang adalah karena buang-buang berasnya. Anak baru dilarang jika perbuatannya: membahayakan diri sendiri Tapi harus dibedakan juga jangan tercampur dengan melarang karena orang tua sebenarnya malas mengawasi/menjaga, seperti misalnya larangan memanjat. menyakiti orang lain melanggar syariat Islam

23. Pertanggung jawabkan segala ucapan dan janji yang kita buat pada anak; Jangan Berbohong kepada Anak
Anak tidak percaya kepada orang tua karena sering dibohongi. Walau sepertinya hal kecil, atau strategi kita supaya anak tenang dan ngga rewel, tetapi berbohong akan menjadi cikal bakal anak membangkang. Jangan mengumbar janji hanya untuk membuat anak nurut. Buatlah janji yang bisa dipenuhi. Walau kecil kalau mengatakan sesuatu harus ditepati. Contoh umum.

Anak juga akan menjadi bingung jika misalnya pada saat belanja, kita bilang ngga bisa beli mainan karena ngga punya uang, tetapi kita belanja banyak. Katakan pada anak bahwa uang kita terbatas, dan diskusikan pemakaian uangnya.

24. Buatlah jadwal membeli mainan, membeli buku, dsb


Misalnya membeli mainan anak setiap tanggal x. Sehingga jika anak Anda melihat mainan, mudah bagi Anda bahwa ini belum waktunya membeli. Jika kita tidak bisa memenuhinya, harus dibuat kesepakatan untuk diganti di hari lain.

25. Terapkan Uang saku


Perlu diperhatikan di sini bahwa, uang saku tidak sama dengan uang jajan. Juga tidak sama dengan uang tabungan. Kalau uang jajan biasanya diberikan per hari, dan uang tabungan diberikan untuk menabung. Tetapi uang saku ini akan memberikan efek yanglebih baik daripada uang jajan maupun uang tabungan. Karena anak memiliki kuasa kontrol terhadap uang ini, ia akan belajar berhati-hati menggunakannya dan belajar mengelola keuangannya. Seberapa untuk ditabung, seberapa untuk dibelanjakan. Akhirnya ia akan memahami arti uang secara benar. Uang saku bisa mulai diberikan perminggu lalu per bulan. Perhatikan pula usia anak. Uang saku bisa diberikan mulai usia 7 tahun.

26. Masalah susah makan


Permasalahan umum anak susah makan: belum lapar pada waktu jam makan, sering mengemil sehingga pada jam makan sudah kenyang. TIPS makan 1: No Snack, No Milk, No Going Outside Maksudnya agar anak mau makan secara teratur. Karena secara trah, anak memiliki perut dan akan lapar. Anak tidak mau makan karena diberikan snack atau susu atau main di luar yang membuat dia kenyang di saat makan, atau lupa di saat makan. TIPS makan 2: Jika waktunya makan, silakan panggil anak untuk makan. Jika setelah dipanggil tidak mau datang, biarkan saja sampai dia lapar sendiri dan datang. Jangan disuapin apalagi

TIPS makan 3: Makan sendiri. Terlalu sayang, misalnya sudah besar masih disuapin, akan merusak jiwa kemandiriannya.

27. Jangan mudah menyalahkan anak.

Mungkin ngga semua orang tua pernah memukul anaknya, mungkin ngga semua orang tua pernah membentak anaknya, tetapi sangat jarang sekali ada yang lolos untuk tidak menyalahkan anak.

PENTING 10: Pahami masalah dari dua arah.

28. Penaikan harga diri di rumah Kalau harga diri di rumah terinjak, anak akan mencari harga diri di luar. Yang bahaya: jika anak kita dipuji karena merokok atau narkoba, anak kita akan merasa itulah caranya supaya mendapat pengakuan dan harga diri.

PENTING 11: Jika harga diri di rumah tinggi, mental anak menjadi kuat.

29. Agar Anak dekat sama kita Dengarkan apa yang ia katakan. Menjadi pendengar bukan berarti orang tua dikuasai anak. Pada saat anak bisa mengeluarkan banyak pikirannya secara leluasa kepada kita, dia juga akan mudah mendengar dan menerima pendapat dari kita. Dengarkan hingga tuntas dan jangan mengintervensi.

PENTING 12: PR3: Dengar anak bicara, baru kita bicara.

30. Pentingnya Didikan dari Orang tua Mungkin orang tua kita ada yang mengatakan seperti ini: Mama dulu tidak sekolah tinggi, tapi anak-anak saya menjadi orang pintar semua Pendapat ini mungkin benar, karena jaman dulu tidak ada TV, tidak ada internet, tidak ada game. Tetapi, di jaman sekarang, jika orang tua tidak mendidik anaknya, anaknya akan dididik oleh yang lain (misalnya TV, internet, lingkungan, dll).

Anak Diajar Sendiri atau Outsourcing?

PENTING 13: Sebisa mungkin usahakan orang tua sendiri yang mengajar anaknya, misalnya membaca Al-Quran matematika, ?sika, biologi, bahasa, dll.

31. Buatlah anak paling percaya kepada Anda Buatlah anak Anda agar paling percaya kepada Anda, daripada siapapun, meski terhadap nenek atau kakeknya. Ada seorang anak yang ketika dititipkan kepada kakek atau neneknya, bersikeras tidak mau makan sebuah coklat, meski nenek dan kakeknya mengijinkan/menyuruhnya.

PENTING 14: KARUNIA WAKTU Waktu akan berbalik

Kisah Aku ingin seperti Mama dan Papa Seorang pasangan mendapatkan anugerah bayi yang lucu. Karena saking sayangnya sama anaknya, bekerja keras, pergi subuh pulang malam. Saat mau tidur, tidak sempat membacakan cerita dan mereka mengatakan bahwa adik kan tahu papa dan mama sibuk. Tapi suatu saat nanti akan ada waktu bersama. Suatu hari anaknya lulus sarjana. Ketika anaknya ditelpon, anaknya bilang nanti ketemu lagi karena ada janji sama teman. Ketika anaknya telah menikah, dan punya anak, saat ditelp mengatakan: Papa dan mama tahu bahwa anaknya sibuk, sudah berkelarga, suatu saat nanti akan ada waktu yang indah bersama. Akhirnya sang anak benar-benar menjadi seperti Mama dan Papa.

PENTING 15: KARUNIA KONSISTENSI

Harus seimbang antara kebebasan dan ketegasan.

PENTING 16: Hormatilah jiwa anak-anak kita Bukan hanya uang, makanan, mainan dan sekolah semata yang penting, yang lebih utama adalah perkataan dan perlakuan penuh cinta dari orang tua, yang akan menjadi warisan terindah untuk masa depan anak.

* Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari adalah Direktur Auladi Parenting School, Pendiri Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA). Abah Ihsan bisa dikontak di: facebook: search dengan orangtua-shalih, inspirasipspa@yahoo.com e-mail: inspirasipspa@yahoo.com milis: subscribe-orangtua-shalih@yahoogroups.com

* Dr. Khoirul Anwar adalah dosen di Information Theory and Signal Processing Lab., School of Information Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology, Ishikawa, Japan. Beliau mengikuti seminar parenting di Nagoya, 5 November 2011, bertempat di Nagoya City Gender Equality Promotion Center Tsunagalet, Nagoya.

Catatan ini disusun berdasarkan resume Pak Khoirul Anwar, yang dilengkapi dengan catatan tim PPA Fahima, dan diedit oleh tim PPA Fahima dan panitia Seminar Parenting Fahima Tokyo-Nagoya-Kobe. Kontak: divisi_ppa@yahoo.com

----------------------Seorang wanita sarjana psikologi dan kolumnis di media terkenal di Indonesia ketika sedang berada di Amerika menemani suaminya yang sedang tugas belajar mencoba melamar menjadi guru TK dalam rangka ingin mengetahui bagaimana anak-anak Amerika dididik pada usia dini. Tapi sayang ia ditolak karena tidak memiliki sertifikat pendidikan formal keguruan TK Amerika. Namun dengan semangat pantang menyerah ia meminta untuk dijadikan asisten guru di sana, dan permintaannya ini dikabulkan. Ketika menjadi asisten balita di sekolah ini banyak hal yang bisa ia pelajari. Usia balita di sekolah ini mulai usia 2,5 tahun. Syaratnya untuk murid hanya tidak menggunakan celana jeans dan sudah bisa buang air kecil/besar sendiri. Suatu hari salah seorang muridnya yang berusia 2,5 tahun ijin buang air kecil. Lama sang asisten guru yang lahir tahun 1951 ini menunggu sang murid. Lalu setelah pintu kamar mandi beberapa kali diketok, keluarlah si murid sambil sibuk mengkancingkan celana jeansnya. Tentu saja asisten guru ini akhirnya mengerti mengapa si murid lama di kamar mandi karena kesusahan mengkancingkan celananya. Melihat itu tentu saja ia menawarkan diri untuk menolongnya. Tanpa diduga si murid yang masih segede unyil ini berkata, Do you think I am a baby? I can do it by myself! Cerita ini adalah sebagian dari cerita pengalaman sang psikolog yang sering dipanggil Bunda Elly Risman yang diceritakannya di acara Seminar Parenting yang digelar di Gedung Suryakencana Bogor pada Sabtu, 29 Oktober lalu. Di seminar yang bertema Kiat Membangun Generasi Mandiri ini juga Bunda Elly memperagakan air yang ditumpahkan ke dalam gelas kosong. Dengan menyodorkan microphone ke dekat air yang tumpah itu maka para peserta seminar dapat mendengar suara gemericik air. Dengan mimic seperti anak kecil yang keheranan melihat kegiatan dan suara menumpahkan air tersebut, Bunda Elly berusaha menyampaikan pesan kepada para orang tua bahwa anak-anak selalu mencoba menemukan campuran yang indah antara penglihatan, bunyi dan kegiatan. Namun sayang banyak orang tua yang melarang anaknya melakukan kegiatan experimental seperti itu. Hal ini mungkin dikarenakan para ibu takut lantai menjadi kotor dan malas membersihkan lantai kotor akibat kegiatan anaknya.

Ada baiknya orangtua memberikan kebebasan anaknya untuk berkreativitas dan bereksplorasi dengan berpegang pada batasan kesehatan, keamanan dan tentu saja kegiatan itu tidak mencederai si anak. Jadi memang kebebasan eksplorasi ini harus tetap dibatasi dengan dibuat aturan-aturan yang harus dibuat bersama dan dimengerti oleh si anak dan harus disebut berulang-ulang sampai si anak benarbenar ingat dan mengerti. Biasanya aturan yang dibuat orangtua tidak berhasil dipatuhi anak karena si anak merasa tidak terlibat dalam proses pembuatan aturan tersebut. Alangkah indahnya jika kita memiliki anak yang mempunyai kepribadian yang teguh, mandiri, berpendirian namun menurut pada orang tua, bukan? Tentunya hal ini bisa terwujud jika si anak sudah dididik untuk mandiri sejak dari kecil, seperti contoh murid Bunda Elly yang tidak mau dibantu kancing celana jeans-nya di atas. Rumus yang diberikan Bunda Elly untuk melatih anak mandiri adalah BMM, yaitu: Berfikir, memilih dan mengambil keputusan harus dilakukan oleh anak dan atas nama si anak. Bila anak sudah menjalankan BMM maka tugas orang tua adalah sebagai supervisor kemandirian yang tugas detailnya adalah: memberikan cinta yang tulus, dukungan dan dorongan pada anak untuk eksplorasi dan rasa ingin tahu, rangsang anak untuk mencoba dan ingin tahu, biarkan anak membuat pilihan, mencicipi kecewa dan kita sebagai orang tua siap menjadi JPE (jaringan pengaman emosi) anak juga jangan lupa ajarkan anak life skill serta kenali usaha dan keberhasilannya. Di slide presentasinya, Bunda Elly juga memberikan daftar kegiatan mandiri yang bisa dilakukan anak sesuai dengan perkembangan usia, yaitu dari usia 12 bulan hingga 19 tahun. Intinya pembelajaran mandiri pada anak ini agar si anak mengerti bahwa hidup ini tidak akan selalu senang dan kaya. Dengan kemandirian, si anak akan tetap akan bisa bertahan jika kehidupannya sedang ada di bawah. Seminar yang dihadiri lebih dari 400 orang dengan ruangan yang begitu luas disertai anak-anak dari para ibu peserta seminar yang berteriak,menangis dan lari-lari memang sangat menantang bagi Bunda Elly ditambah kondisi badan beliau yang kurang fit namun ia tetap menyampaikan materi dengan semangat diselingi tiruan gaya anakanak menangis, merengek,dll. Terlihat beliau sangat menjiwai psikologi anak-anak. Dengan suasana yang sulit untuk konsentrasi, saya yakin pada hari itu, dengan hanya mengeluarkan kocek sebesar Rp 50 ribu saja, para peserta seminar tetap dapat menangkap dan mendapatkan wawasan baru dalam hal mendidik anak dari beliau. Dengan adanya seminar parenting seperti ini diharapkan akan menambah banyak orangtua yang mendidik anak dengan ilmu tentang cara mendidik para penerus bangsa ini sehingga pada akhirnya akan bermunculanlah manusia Indonesia yang berkualitas di masa depan nanti.

If children are involved in making family decisions, they will get an early start on developing their own leadership skills anonymous

Islam telah membagi fase perkembangan anak menjadi tiga fase sejak lahir hingga berusia 21 tahun. Pembagian ini didasarkan pada perkataan ali bin abi thalib: anak adalah tuan pada tujuh tahun pertama, seorang budak untuk tujuh tahun kedua, dan seorang perdana menteri pada tujuh tahun ke tiga, maka bila ia tumbuh menjadi anak yang baik dalam 21 tahun itu, maka bagus, kalaupun tidak, orang tua sudah berusaha mendidik anak dan Allah mempunyai ketetapan yang lain. Tahap pertama: dari lahir hingga umur 7 tahun Pada tahap ini, anak disebut sebagai tuan atau master dari orangtuanya. Umur 0-7 tahun adalah usia dimana anak bermain secara penuh karena anak belum siap untuk dididik melalui instruksi formal. Namun, bukan berarti anak tidak mampu menangkap dan mengerti apapun. Tidak sama sekali. Anak secara terus menerus dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya; ia belajar melalui observasi dan imitasi; karena itu, sangatlah penting bagi orangtua untuk menyediakan contoh yang baik dengan keteladanan orangtua. The Prophet said, Respect your children and teach them good behaviour, Allah will forgive (your sins). Walaupun anak belum siap dengan instruksi formal, kita harus mengajarkan agama yang sangat mendasar dan simple secara bertahap. Kebertahapan adalah poin penting yang harus ditekankan pada tahap ini. ketika anak mencapai usia 3 tahun, ajarkan ia mengucapkan la illaha illallah sebanyak tujuh kali Kemudian biarkan hingga ia berumur 3 tahun, 7 bulan dan 20 hari, kemudian ajarkan anak untuk berkata muhammadar rasulullah Kemudian ketika ia berumur 4 tahun, ajarkan mengucapkan sallalahu ala muhammadin wa ala ali Muhammad Ketika ia mencapai usia 5 tahun, bila ia sudah dapat membedakan antara tangan kanan dan tangan kiri. Ajak anak ia menghadap kiblat dan ajarkan sujud Ketika berumur 6 tahun, ajarkan anak shalat dan ajarkan ruku dan sujud. Ketika genap tujuh tahun, ajarkan anak untuk mencuci muka dan tangannya kemudian ajak untuk shalat

Ini akan berlanjut hingga mencapai usia 9 tahun, kemudian ia harus diajarkan ritual sesungguhnya untuk berdoa dan shalat Ketika ia melaksanakan wudu dan shalat yang benar, Allah mengampuni dosa kedua orangtuanya Impresi yang didapat pada masa kanak-kanak sangat sulit untuk dihapus dan bila rasa cinta dan hormat di ajarkan pada masa ini, ia akan selalu dekat dengan agama Tahap kedua: umur 8 hingga 14 tahun Anak adalah budak untuk 7 tahun berikutnya. Pada usia ini, anak sudah dapat menangkap sebab akibat, berpikir secara logis, yang berarti ia siap untuk pendidikan formal. Sangatlah penting jika anak tidak hanya dididik dengan ilmu-ilmu tapi juga pada waktu yang sama ia harus dibesarkan dalam etika islami. Dengan mengatakan anak adalah budak dari umur 8 14 tahun, orangtua ditekankan untuk mendidik kedisplinan. Anak adalah budak dalam artian ia harus mengikuti instruksi orangtua dan guru. Nabi salallahu alahi wassalam mengatakan bahwa tiga hal yang harus diajarkan pada anak laki-laki dalam tahap usia ini adalah: 1. Kemampuan baca tulis untuk ilmu sekuler, 2 pengetahuan islam, 3.

Pendidikan fisik dan bela diri. Sebagai contoh nabi Muhammad berkata: hak dari anak lakilaki untuk diajarkan oleh ayahnya tiga hal: diajarkan tentang alQuran, menunggang kuda dan berenang jafar as Sadiq juga mengatakan bahwa tugas dari ayah untuk mengajarkan anaknya menulis.
Pendidikan agama sangat penting pada tahap ini agar keyakinan islam anak berdasar pada pemahaman yang benar dan pondasi yang kuat. Jafar as Sadiq mengatakan: ajarkan pemudamu hadist sebelum ia didekati oleh ajaran yang salah
Anak pada tahap ini seperti cabang pohon hijau yang lembut, mereka bisa dengan mudah di bengkokan ke berbagai arah. Jika mereka tidak diberi pendidikan agama pada usia ini, hanya Allah yang dapat menyelamatkan dari pengaruh-pengaruh negatif..

Kemampuan baca tulis dan mencari ilmu baik ilmu agama maupun sekuler juga ditekankan pada pendidikan anak perempuan. Tetapi, daripada pendidikan fisik, islam mengatakan tentang subjek spesifik yang dapat membantu anak perempuan menjadi istri yang baik dan ibu pendidik. Generasi masa depan ummat ini bagaimanapun juga bergantung pada ibu yang terpelajar, berwawasan, dan sadar akan perannya untuk membentuk masyarakat yang selalu sadar dengan kehadiran Allah. Tahap ketiga: umur 15 hingga 21 tahun. Anak adalah perdana menteri untuk tujuh tahun berikutnya. Pada usia 14, 15 dan selanjutnya, anak muslim diharapkan menjadi pemuda yang bertanggung jawab. Karena itu, orang tua sebaiknya memperlakukan mereka seperti teman dari pada budak

Pada tahap ini, orangtua harus membimbing dan menolong remaja untuk membuat keputusan yang betul untuk diri mereka sendiri. Pada remaja tengah dan remaja akhir, anak harus mulai menjalani training atau pendidikan yang spesifik pada bidang yang diminati sehingga ia segera dapat mandiri. Ini juga merupakan waktu dimana anak mendekati usia menikah Islam menekankan bahwa orangtua harus menikahi anak perempuan mereka sedini mungkin ketika anak sudah mencapai kematangan mental pendidikan tinggi dapat berlangsung setelah menikah tapi menikah jangan ditunda untuk kebaikan banyak hal. Kondisi kematangan mental tidak dapat diukur dengan waktu atau umur. Begitu pula dengan anak laki-laki. Pada usia 21, kewajiban orangtua terhadap anaknya hampir berakhir. Jika orangtua mendidik anaknya dengan nilai islam, anaknya pastinya dapat menjadi penyejuk mata dan hati kedua orangtuanya. Dan anak diharapkan memenuhi kewajibannya terhadap orangtuanya. The Prophet said, A virtuous child is a flower from the flowers of Paradise. He also said, Among the good fortunes of a man is the virtuous child. This lesson is based on `Allamah Sayyid Saeed Akhtar Rizvis The Family Life of Isam (Revised Edition, 1980) Hasil Seminar tanggal 30 Oktober 2010 di kemang village, Jakarta By Elly Risman, M.Psi (Yayasan Buah Hati) Di share dari teman yang ikut di Jakarta. Panjang tapi sangat menarik buat orang tua agar aware Seminar dibuka dengan layar presentasi yang menayangkan contoh sms anak sekarang, dengan huruf biasa tapi dibuat secara ALAY, tapi dibuat sedemikian rupa, sehingga kami, seluruh orang tua yang ada di ruangan seminar, tidak ada yang bisa membaca sms apakah itu?Apa maksud sms tsb? Alaaahh...sms alay kan bisa dibaca. meski bikin mata dan otak kerja keras dulu buat tau maksudnya? NO! Totally, ga ada satupun yang bisa baca sms tsb. Dan, Taaaraa.....ternyata selain dengan huruf alay, sms tsb, dibacanya harus dengan posisi HP terbalik (bagian atas HP menjadi bagian bawah)! Can u imagine thattt???? DAN isinya adalah: " Hi, sayang, aku kangen nih. Udah lama kita GA ML, Yuk, mumpung bonyok lagi pergi, yuk kita ketemuan...dsb ." (sori saya agak lupa persisnya namun isinya kurang lebih spt itu - ML= Making Love=berhub SEX) Seisi ruangan seminar lgs heboh. Note dr pembicara: SMS sayang2an anak sekarang udah bukan i love u/I miss u, tapi udah soal LAMA GA ML... Demmm...Ihikksss dari awal seminar, mata saya udah melotot lebaarr! 2. Anak2 kita hidup di era digital. Banyak media elektronik & cetak yang diakses anak, banyak yang

mengandung unsur pornografi: Games, Internet, HP, TV, VCD, Komik, Majalah dll 3. Yang pertama dibahas adalah GAMES. Games diabad 21, berdasar penelitian, gambar lebih realistis, pemain bisa memilih karakter apa saja, yang tidak ada di dunia nyata, ketrampilan lebih kompleks dan kecekatan yg lebih tinggi---> Kepuasan dan kecanduan lebih besar. 4. Jenis Games lebih beraneka macam: Aksi, adventure, strategi, Role playing. Note dari pembicara: SUPER HATI2 dengan GAMES anak-anak anda! a. Ada games yang bergenre awal action, isinya adalah tembak2an dsb, namun ternyata jika, anak kita udah sampai level akhir, bonus di akhir levelnya adalah ML dengan pelacur jalanan...????? b. Ada games yang berjenis role playing, dan naudzubillahimindzalik, ceritanya adalah tentang bagaimana memperkosa paling asyik??????? Jadi tinggal pilih cerita yang melatarbelakangi , kemudian tinggal pilih perempuan model apa yg mau dipilih, modelnya ga pake baju sama sekali, dan tinggal pilih bagian tubuh mana yang mau dipegang pertama kali dst. Cursor berbentuk tangan, yg digerakkan oleh anak2-anak kitaa....----->Seisi ruangan seminar lgs heboh lagiii....Gumaman Astagfirrullah bertebarann di ruangan....:( 5. Pikir baik2 jika anda ingin membelikan games atau anak anak anda beli games sendiri/ meminjam games dari teman! Dan hati-hati , jika didepan sekolah anak2 ada warnet! Jenis Games yang ada, murah dan gampang didapat, jenisnya sudah diluar perkiraan kita, orang tua! Note: suami saya, yg orang IT dan doyan maen games pun, terkejut bukan kepalang, pas tau soal jenis games ini!!:( 6. Internet. Situs Porno bertebaran di dunia maya. Dan, jangan salah, pembuatnya juga anak-anak kita juga! Bahkann...Untuk mendapatkan uang, mereka menjual video sex mereka sendiri!--> Pas seminar kami ditunjukkan ribuan video sex yg gampang diperoleh lewat internet. Note dari pembicara: a. Siapa bilang ML harus telanjang dan harus di tempat tidur/hotel ? -->> kami ditunjukkan sekilas video ABG berseragam SMP, sedang ML ditangga dan berpakaian lengkap! b. Hamil?siapa takkut!--> Bisa Aborsi ! 7. HP. Hoho...Video2 sex tersebar melalui HP. Kapasitas HP yang besar, memungkinkan sang pemilik memiliki file2 berukuran besar seperti video dan gambar porno. Anak anda CLEAN?-->Bisa jadi dia dapat kiriman gambar/video dari temennya! Kasus : (yg pernah ditangani Ibu Elly) Ada seorang Ibu, yg datang ke beliau, shock karena menemukan gambar Vagina-seseorang di BBnya, yg ternyata setelah ditelusuri adalah kepunyaan temen sekolah (wanita) anaknya yang lelaki (yang suka minjem BB beliau!)...:( 8. Televisi. Program TV yang masih pantas diikuti, bisa dihitung dengan 1 tangan. Lainnya adalah program pembodohan, hantu, kekerasan dan pornografi. Sinetron, telenovela, sinetron2 Jepang/korea , film dsb. Jangan salah, Iklan pun juga menyesatkan.Ayoo jangan anggap enteng sinteron/filim2 korea/jepang!Lama2 anak anda terbrainwash, terbiasa dengan kekerasan, sex bebas! 9. KOMIK. Ya, komik memang bergambar kartun. Tapi soal cerita, ga kalah dengan novel porno lainnya. Bahkan lebih mengerikan karena didukung dengan gambar. Gambar sampul depan, mungkin tidak menyiratkan 1 kepornoan pun, tapi didalamnya, kita orang tua harus tau bahwa ceritanya ujung2nya tentang sex bebas.

Notes: Dari, survey yang telah dilakukan pembicara, salah satu judul games, komik, dvd yang masuk dalam kategori BaHAYA adalah NAR***...semuanya yg berbau NAR***, hati2!! WATCH OUT!!!! APA TUJUANNYA? APA YANG MEREKA INGINKAN TERHADAP ANAK-ANAK KITA 1.Yang mereka inginkan, anak dan remaja kita memiliki MENTAL MODEL PORNO = perpustakaan porno, yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. 2.Kerusakan otak permanen ---> yang hasil akhir yang diinginkan adalah-->INCEST!!! 3.Sasaran tembak utama: Anak2 kita yg belum baligh. Jika sudah mengalami 33-36 ejakulasi--> pecandu pornografi -->PASAR MASA DEPAN!!! Proses Kecanduan & Akibatnya. 1. Didalam otak ada bagian yang disebut PRE FRONTAL CORTEX (PFC). PFC, tempat dibuatnya moral, nilai2, bertanggung jawab untuk: perencanaan masa depan, organisasi, pengaturan emosi, control diri, konsekuensi, pengambilan keputusan. PFC--> Matang diusia 25 thn. 2. Sekali anak mencoba kenikmatan semu-->Dopamin ( ket: suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus) diproduksi --> Anak merasa senang--> Kemudian timbul rasa bersalah. 3. Saat anak merasa senang tsb (kebanjiran Dopamin), maka yang akan terganggu adalah: Analisa, penilaian, pemahaman, pengambilan keputusan, Makna hubungan, Hati Nurani---> Spiritualitas /Iman akan terkikis--> ANAK TUMBANG--> Mental Model Porno--->INCEST!!!! 4. Bagian otak yang rusak karena Narkoba: 3 bagian saja, tapi oleh Pornografi/SEX: 5 bagian otak yang rusak! 5. Industri yang terlibat Pornografi: Entertainment, Pornografi, Perfilman, Majalah Porno, Musik, Jaringan TV Kabel, Pembuat dan pemasar Video Games dll SIAPKAH KITA SEBAGAI ORTU? 1. Kesalahan Budaya. Yang mengasuh anak: IBU!! Ayah mencari Nafkah, bila perlu baru lapor Ayah!! SALAH BESAR!---> REVOLUSI PENGASUHAN!! ............ (Nyambung dengan artikel pak Gendi, Wheres All The Father Gone?Kemana Para Ayah?...Indonesia , A Fatherless Country???) Lihat fenomena Anak2 Jack Mania?--> Kemana AYAHmu nakkk?Kemana ibumu naak???? Note: Bukan main saya bersyukurnya saya, pas bagian ini. Syukur Alhamdullillah, saya berhasil "memaksa" suami saya untuk ikut seminar ini. 2. Kelalaian kita sebagai ortu: Orang Tua Kurang: 1. Mempunyai waktu dengan anak. Are u a weekend parent? Anak di ikutkan les sana-sini. Pertanyaan orang tua ke anak hanya tentang les mu gimana nak? Nilaimu berapa nak? Kamu ga bolos kan?Kamu biasa ngerjain ujian kan hari ini?---> Anak2 menjadi anak yg BLASTED (Boring-->Lazzy--> Stress!)

2. Mengajarkan agama & penerapannya? ---> Eksport! Merasa cukup menyekolahkan anak2 di sekolah berbasis agama. Anak disuruh les ngaji/agama. Penerapan? NOL BESAR!!!.... Menyuruh anak sholat tepat waktu, ortu? Bolong2 sholatnya? Ortu berbaju tertutup, anaknya maen ke mall hanya memakai rok mini/tanktop? Anak disuruh les ngaji? Ortunya ngaji aja ga bisa!!!! dsb..dsbb.. 3. Target pengasuhan: UMUM, kurang teguh pada prinsip---> hanyut dalam TREND. Temen anak di sekolah pada punya IPOD, Anak buru2 dibelikan---> malu dibilang ga trendy? Malu anak punyanya HP jadul yg cuma bisa sms/telp?--> dibelikan BB palg mutakhir... 4. Tanggap Teknologi & Gagap Teknologi (Gaptek) Ortu bisanya memfasilitasi, tapi nol besar dengan pengetahuan mengenai perangkat yg dibelikan buat anak-anaknya. Buktinya: baca sms alay aja ga bisa!...gimana mo ngawasin anak? Note dr pembicara: Jadi orangtua, harus "GAUL" dan PINTER !!! siapa biang jadi orangtua itu gampang? 5. Memberikan anak perangkat teknologi, tidak tahu akibat negatifnya, tanpa penjelasan dan tanpa persyaratan. Note dr pembicara: Orang Tua sekarang adalah Generasi ORTU yang ABAI...Generasi ORTU PINGSAN!! Yang penting anak sekolah,les, diam di rumah didepan Komputer, Games, HP, Televisi ---> Yakin, Anak anda AMAN???? 6. Berkomunikasi yang baik dan benar : tidak memahami perasaan anak & remaja. TIPS Membuat Anak Tangguh di Era Digital: 1. Hadirkan Allah/Tuhan didalam diri anak. Ajarkan untuk selalu ingat Allah, taat kepadaNYA dari kecil. Hindari: Jangan sampai kamu hamil ya, Bikin malu keluarga! Bapak / Ibu malu!!!---> Salah Besar. Ajarkan bahwa, dimanapun dia berada, Allah tau apa yang dia perbuat! 2. Perbaiki pola pengasuhan/parenting. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi ortu yang abai bin pin 3. Validasi anak : penerimaan, pengakuan dan Pujian Jangan jadikan anak anda, anak yang BLASTED! Boringg --> Lazzy --> Stressed!! 4. Mandiri & Bertanggung jawab kepada ALLAH, diri sendiri, keluarga & masyarakat. 5. Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan persyaratan agama yang jelas 6. Mempunyai MODEL yang baik dan benar KOMIK Cek bacaan anak Baca dulu sebelum membeli Secara Berkala periksa meja belajar/lemari/kolong tempat tidur . Notes: JANGAN SAMPAI KETAHUAN ANAK!! Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan Diskusikan bacaan dengan anak GAMES

Perhatikan letak computer/media video games di rumah Perhatikan jarak antara mata anak/ruang cukup pencahayaan , layar tidak terlalu terang Pilihkan meja & kursi yang ergonomis Buat kesepakatan dengan anak tentang: o Berapa dalam seminggu o Kapan waktu yang tepat o Games apa yg boleh dimainkan o Sanksi apa yang diberlakukan , jika melanggar Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating Games dalam kemasan games. Banyak video games ber-rating AO (Adult Only) atau M (mature) yang dibajak dengan rating ESRB (Entertainment Software Rating Board, sebuah lembaga pemberi rating untuk games hiburan) diubah menjadi Teen, seperti GTA San Andreas, Mass Effect, Gta IV dsb. Notes: Marak video game kekerasan yang menampilkan secara gamblang adegan seksual di tengahtengah video gamenya seperti GTA: San Andreas dan Mass Effect. GTA: San Andreas mendapatkan kecaman keras dari banyak kalangan dunia seperti Jack Thompson dan Hillary Clinton, sehingga memaksa produsennya mengganti rating ESRBnya menjadi AO (awalnya M (Mature)). Hal ini mengakibatkan profitnya turun hingga $28.8 juta. Pada tanggal 20 Oktober 2003, Aaron Hamel dan Kimberly Bede menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh 2 remaja, William dan Josh Buckner, karena keduanya terinspirasi setelah memainkan GTA:III. Akibat kejadian tersebut Aaron meninggal dunia, sedangkan Kimberley mengalami luka parah. TV Atur jam menonton TV o No TV dibawah 2 thun o 5-7 tahun paling lama menonton TV: 2 jam/hari Kenalkan dan diskusikan ttg program TV yang baik dan buruk Perhatikan jarak menonton INTERNET Perhatikan letak computer : tidak menghadap dinding Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno) Buat Kesepakatan tentang waktu bermain internet Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di computer IKHTIAR TERAKHIR 1. Perbanyak mendengarkan perasaan. GUNAKAN 2 TELINGA lebih sering daripada satu MULUT 2. Orang tua harus TTS = TEGAS, TEGAR, SABAR 3. Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan (Seminar, pelatihan, buku parenting dan agama) 4. Setelah semua upaya ---> DOA Jujur, pas pada saat mengikuti seminar tsb, beberapa kali, saya menitik-kan airmata - mbrebes mili. Betapa saya merinding hebat dan pengen segera pulang memeluk anak-anak saya..

Semoga saya bukan salah satu orangtua yg pingsan ituu... Semoga anak2 saya (kita), menjadi anak2 yang sholeh dan selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa Amin...aminn..Ya robbal alamin... Mohon maaf jika kurang berkenan...

You might also like