You are on page 1of 39

Terapi Musik Dalam Peradaban Islam

PERADABAN ISLAM (SuaraMedia) Seni musik yang berkembang begitu pesat di era keemasan Islam, tak hanya sekedar mengandung unsur hiburan. Para musisi Islam legendaris seperti Abu Yusuf Yaqub ibnu Is?aq al-Kindi (801873 M) dan al-Farabi (872950 M) telah menjadikan musik sebagai alat pengobatan atau terapi. Lalu sebenarnya apa yang disebut dengan terapi musik? Terapi musik merupakan sebuah proses interpersonal yang dilakukan seorang terapis dengan menggunakan musik untuk membantu memulihkan kesehatan pasiennya. Sejak kapan peradaban Islam mengembangkan terapi musik? Dan benarkah musik bisa menjadi alat terapi untuk menyembuhkan penyakit? R Saoud dalam tulisannya bertajuk The Arab Contribution to the Music of the Western World menyebut al-Kindi sebagai psikolog Muslim pertama yang mempraktikkan terapi musik. Menurut Saoud, pada abad ke-9 M, al-Kindi sudah menemukan adanya nilai-nilai pengobatan pada musik. ''Dengan terapi musik, al-Kindi mencoba untuk menyembuhkan seorang anak yang mengalami quadriplegic atau lumpuh total,'' papar Saoud. Terapi musik juga dikembangkan ilmuwan Muslim lainnya yakni al-Farabi (872-950 M). Alpharabius begitu peradaban Barat biasa menyebutnya menjelaskan tentang terapi musik dalam risalah yang berjudul Meanings of Intellect . Amber Haque (2004) dalam tulisannya bertajuk Psychology from Islamic Perspective: Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologists", Journal of Religion and Health mengungkapkan, dalam manuskripnya itu, al-Farabi telah membahas efek-efek musik terhadap jiwa. Terapi musik berkembang semakin pesat di dunia Islam pada era Kekhalifahan Turki Usmani berkuasa. Prof Nil Sari, sejarawan kedokteran Islam dari Fakultas Kedokteran University Cerrahpasa Istanbul mengungkap perkembangan terapi musik di masa kejayaan Turki Usmani. Menurut Prof Nil Sari, gagasan dan pemikiran yang dicetuskan ilmuwan Muslim seperti al-Razi, alFarabi dan Ibnu Sina tentang musik sebagai alat terapi dikembangkan para ilmuwan di zaman kejayaan Turki Usmani. ''Mereka antara lain; Gevrekzade (wafat 1801), Suuri (wafat 1693), Ali Ufki (1610-1675), Kantemiroglu (1673-1723) serta Hasim Bey (abad ke-19 M). ''Para ilmuwan Muslim di era kejayaan Ottoman itu telah melakukan studi mengenai musik sebagai alat untuk pengobatan,'' papar Prof Nil Sari. Menurut dia, para ilmuwan dari Turki Usmani itu sangat tertarik untuk mengembangkan efek musik pada pikiran dan badan manusia. Tak heran, jika Abbas Vesim (wafat 1759/60) dan Gevrekzade telah mengusulkan agar musik dimasukan dalam pendidikan kedokteran. Keduanya berpendapat, seorang dokter yang baik harus melalui latihan musik. Usulan Vesim dan Gevrekzade itu diterapkan di universitas-universitas hingga akhir abad pertengahan. Sekolah kedokteran pada saat itu mengajarkan musik serta aritmatika,

geometri serta astronomi kepada para mahasiswanya. Teori Terapi Musik Menurut Prof Nil Sari, masyarakat Turki pra-Islam meyakini bahwa kosmos diciptakan oleh Sang Pencipta dengan kata ''ku'' / ''kok'' (suara). Mereka meyakini bahwa awal terbentuknya kosmos berasal dari suara. Menurut kepercayaan Islam, seperti yang tertulis dalam Alquran, Allah SWT adalah Pencipta langit dan bumi. ''...Dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: 'Jadilah'. Lalu jadilah ia.'' (QS: al-baqarah:117). Setelah Islam bersemi di Turki, masyarakat negeri itu, masih tetap meyakini kekuatan suara. Inilah yang membuat peradaban Islam di era Turki Usmani menyakini bahwa musik dapat menjadi sebuah alat terapi yang dapat menyeimbangkan antara badan, pikiran dan emosi sehingga terbentuk sebuah harmoni pada diri seseorang. Prof Nil Sari mengungkapkan, para ahli terapi musik di zaman Ottoman menyakini bahwa pasien yang menderita penyakit tertentu atau emosi seseorang dengan temperamen tertentu dipengaruhi oleh ragam musik tertentu. ''Para ahli musik di era Turki Usmani menyatakan, makam (tipe melodi) tertentu memiliki kegunaan pengibatan tertentu juga,'' papar Prof Nil Sari. Ada sekitar 80 ragam tipe melodi yang berkembang di masyarakat Turki Usmani. Sebanyak 12 diantaranya bisa digunakan sebagai alat terapi. Menurut Prof Nil Sari, dari teks-teks tua dapat disimpulkan bawa jenis musik tertentu dapat mengobati penyakit tetentu atau perasaan tertentu. Pada era kejayaan Kesultanan Turki Usmani, terapi musik biasanya digunakan untuk beberapa tujuan, seperti; pengobatan kesehatan mental; perawatan penyakit organik, perbaikan harmoni seseorang yakni menyeimbangkan kesehatan antara badan, pikiran dan emosi. Musik juga diyakini mampu menyebabkan seseorang tertidur, sedih, bahagia dan bisa pula memacu intelijensia. dapat mengobati demam. Sedangkan, jenis musik Prof Nil Sari mengungkapkan, para ilmuwan di era Turki Usmani meyakini bahwa musik memiliki kekuatan dalam proses alam,. Musik dapat berfungsi meningkatkan mood dan emosi secara keseluruhan. Uniknya, para ilmuwan di era Ottoman sudah mampu menetapkan jenis musik tertentu untuk penyekit tertentu. Misalnya, jenis musik huseynizengule dan irak untuk mengobati meningitis. Masyarakat Barat baru mengenal terapi musik pada abad ke-17 M. Adalah Robert Burton lewat karya klasiknya berjudul The Anatomy of Melancholy yang mengembangkan terapi musik di Barat. Menurut Burton, musik dan menari dapat menyembuhkan sakit jiwa, khususnya melankolia. Malah, masyarakat Amerika Serikat (AS) baru mengenal terapi musik sekitar 1944. Pada saat itu, Michigan State University membuka program sarjana teapi musik. Sejak 1998, di Amerika telah berdiri The American Music Therapy Association (AMTA). Organisasi ini merupakan gabungan dari National Association for Music Therapy (NAMT, berdiri tahun 1950) dan the American Association for Music Therapy (AAMT, berdiri 1971).

Terapi musik merupakan salah satu kontribusi peradaban Islam dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Di era modern ini, musik tetap menjadi salah satu alat untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Terapi musik menjadi salah satu bukti pencapaian para ilmuwan Muslim di era keemasan. N heri ruslan

Musisi Muslim Pencetus Terapi Musik

Al-Kindi al-Kindi atau al-Kindus adalah ilmuwan jenius yang hidup di era kejayaan Islam Baghdad. Saat itu, panji-panji kejayaan Islam dikerek oleh Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya, yakni al-Amin (809-813), al-Ma'mun (813-833), al-Mu'tasim, al-Wasiq (842-847), dan Mutawakil (847-861). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan. Khalifah juga mempercayainya untuk berkiprah di Baitulhikmah yang kala itu gencar menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, seperti Yunani. Ketika Khalifah al-Ma'mun tutup usia dan digantikan putranya, al-Mu'tasim, posisi al-Kindi semakin diperhitungkan dan mendapatkan peran yang besar. Dia secara khusus diangkat menjadi guru bagi putranya. Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai paham resmi kerajaan. Menurut al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, alKindi telah melahirkan 260 karya. Di antara sederet buah pikirnya itu telah dituangkan dalam risalahrisalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam. Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik, dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul.

Al-Farabi Second teacher alias mahaguru kedua. Begitulah Peter Adamson pengajar filsafat di King's College London, Inggris, menjuluki al-Farabi sebagai pemikir besar Muslim pada abad pertengahan. Dedikasi dan pengabdiannya dalam filsafat dan ilmu pengetahuan telah membuatnya didaulat sebagai guru kedua setelah Aristoteles: pemikir besar zaman Yunani. Sosok dan pemikiran al-Farabi hingga kini tetap menjadi perhatian dunia. Dialah filosof Islam

pertama yang berhasil mempertalikan serta menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam. Sehingga, bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu. Pemikirannya begitu berpengaruh besar terhadap dunia Barat. ''Ilmu Logika al-Farabi memiliki pengaruh yang besar bagi para pemikir Eropa,'' ujar Carra de Vaux. Tak heran, bila para intelektual merasa berutang budi kepada Al-Farabi atas ilmu pengetahuan yang telah dihasilkannya. Pemikiran sang mahaguru kedua itu juga begitu kental mempengaruhi pikiranpikiran Ibnu Sina dan Ibnu Rush. Al-Farabi atau masyarakat Barat mengenalnya dengan sebutan Alpharabius memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabi. Tak seperti Ibnu Khaldun yang sempat menulis autobiografi, Al-Farabi tidak menulis autobiografi dirinya. Tak ada pula sahabatnya yang mengabadikan latar belakang hidup sang legenda itu, sebagaimana AlJuzjani mencatat jejak perjalanan hidup gurunya Ibnu Sina.Tak heran, bila muncul beragam versi mengenai asal-muasal Al-Farabi. Ahli sejarah Arab pada abad pertengahan, Ibnu Abi Osaybe'a, menyebutkan bahwa ayah Al-Farabi berasal dari Persia. Mohammad Ibnu Mahmud Al-Sahruzi juga menyatakan Al-Farabi berasal dari sebuah keluarga Persia. (rpk) SuaraMedia.com

Mengenal Terapi Musik


http://terapimusik.com/terapi_musik.htm Apa itu Terapi Musik?
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam hidup kita selalu ber-irama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan berirama. Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik). Pengaruh musik yang besar bagi pikiran dan tubuh kita. Contohnya, ketika Anda mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu), seketika Anda bisa merasakan efek dari musik tersebut. Ada musik yang membuat Anda gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, semangat, mengingatkan masa lalu dan lain-lain. Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad ke-20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi musik adalah melakukan penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui vibrasi. Demikian pula dengan Margaret Anderton, seorang guru piano berkebangsaan Inggris, yang mengemukakan tentang efek alat musik (khusus untuk pasien dengan kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre (warna suara) musik dapat menimbulkan efek terapeutik.

Apakah Semua Jenis Musik Bisa Dijadikan Terapi?


Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa digunakan untuk terapi musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang ingin kita capai.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.

Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan "head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.

Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.

Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya.

Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang musik.

Dua Macam Terapi Musik


Dalam dunia penyembuhan dengan musik, dikenal 2 macam terapi musik, yaitu: 1. Terapi Musik Aktif. Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan Terapi Musik katif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten.

2.Terapi Musik Pasif. Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi Musik dari www.terapimusik.com termasuk jenis Terapi Musik Pasif. Hal terpenting dalam Terapi Musik Pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami membuat puluhan jenis CD Terapi Musik yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Apa Saja Manfaat Terapi Musik?


Ada banyak sekali manfaat terapi musik. Jika disebutkan satu per satu semuanya, tentu saja butuh banyak waktu. Di bawah ini kami sebutkan sepuluh manfaat utama terapi musik menurut para pakar terapi musik.

1. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami reproduksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran. 2. Meningkatkan Kecerdasan Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal

ini karena otak anak sedang dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. 3. Meningkatkan Motivasi Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang. 4. Pengembangan Diri Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang. Hati-hati, karena musik yang Anda dengarkan menentukan kualitas pribadi Anda. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa orang yang punya masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak. Dan jika Anda mau, Anda bisa mempunyai kepribadian yang Anda inginkan dengan cara mendengarkan jenis musik yang tepat. 5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.

6. Kesehatan Jiwa Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya ''Great Book

About Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi. Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan psikologis.

7. Mengurangi Rasa Sakit Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti membantu mengatasi rasa sakit.

8. Menyeimbangkan Tubuh Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.

9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa: Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa Nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat. 10. Meningkatkan Olahraga Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan Anda dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga.

Selain 10 manfaat utama yang kami sebutkan di atas, tentu saja masih ada ratusan manfaat lain dari Terapi Musik. Di tempat kami saja, ada puluhan jenis CD Terapi Musik yang berguna untuk mengatasi masalah-masalah tertentu. Silakan klik disini untuk melihat daftar manfaatnya >>

Hasil riset kami menunjukkan bahwa terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan rileks, meredakan depresi dan mengatasi insomnia. Terapi musik membantu banyak orang yang memiliki masalah emosional, membuat perubahan positif, menciptakan suasana hati yang damai, membantu memecahkan masalah dan memperbaiki konflik internal.

Ternyata penyembuhan terapi musik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental atau untuk masalah psikologis saja. Telah dilakukan studi terhadap pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, hipertensi, stroke, nyeri kronis, alergi, maag, kanker dan penyakit lainnya, terapi musik juga bisa digunakan untuk membantu proses penyembuhan.

Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama kelahiran dan melengkapi fungsi mati rasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutama jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi trauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi musik juga membantu menghilangkan rasa sakit.

Terapi musik dapat juga memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk untuk penderita alzheimer. Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan. Selain itu, terapi musik juga berguna untuk mendukung keharmonisan keluarga dan memotivasi kinerja karyawan.

Bagaimana Musik Bisa Mempengaruhi Tubuh Dan Pikiran?


Pemahaman tentang aspek biologis suara berawal dengan pengertian bahwa perubahan getaran udara sebenarnya adalah musik. Jauh sebelum pembentukan ontogenetik dan filogenetik suara musik, fenomena akustik yang ditemukan sudah merupakan nilai-nilai terapi musik. Fenomena akustik ini membuat orang dapat menghargai dan menemukan kembali suara eksternal serta menerjemahkan suara tersebut ke dalam bahasa musik.

Akustik, suara, vibrasi, dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi oleh sperma untuk membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang melingkupi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis, mempunyai vibrasi, dan memiliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang dihasilkan oleh dinding rahim, denyut jantung, aliran darah, bisikan suara ibu, suara dan desah napas, mekanisme gerakan dan gesekan tubuh bagian dalam, gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta banyak lainnya. Semua ini dapat dikelompokkan sebagai sebuah kesempurnaan suara.

Ilustrasi: Musik yang diterima oleh telinga disalurkan ke otak sebagai data digital sehingga otak merespon sesuai dengan "isi data digital" tersebut.

Ilustrasi: Bahwa otak adalah pengendali dan mempengaruhi kinerja seluruh organ di tubuh Anda. Artinya, ketika otak distimulasi, organ-organ di tubuh Anda juga ikut terpengaruh.
Beberapa pendekatan dalam terapi musik meyakini bahwa tubuh kita adalah sumber suara dan bahwa organ-organ tubuh sekaligus dapat dianalogikan sebagai seperangkat alat musik. Tubuh manusia sebenarnya sarat dengan bunyi. Proses biologis yang dilakukan oleh organ-organ tubuh misalnya lambung atau jantung menghasilkan berbagai macam suara. Dokter dapat mendengarkan suara-suara tersebut dengan

menggunakan stetoskop. Tanpa alat bantu kita tidak dapat mendengar suara-suara tadi, karena suara-suara yang terlalu tidak beraturan diredam oleh tulang-tulang rawan di telinga bagian dalam.

Di sisi lain, jika setiap organ tubuh berfungsi dengan baik sebagaimana seperangkat alat musik menghasilkan bunyi yang indah, maka seharusnya yang dihasilkan adalah musik yang indah. Artinya tubuh kita sehat. Karena itu terapi musik dimaksudkan untuk menyelaraskan kembali kinerja organ tubuh yang sedang terganggu, agar dapat berfungsi normal kembali.

Sejak lebih dari seabad lalu, penelitian yang dilakukan sejumlah dokter, khususnya para pakar di bidang Fisiologi menunjukkan keterkaitan antara aspek-aspek Biologi dan musik. Bersama Hector Berlioz (seorang komponis Perancis), M. Getry melakukan observasi mengenai kinerja musik pada nadi dan sirkulasi darah. Dilaporkan bahwa dengan memainkan alat perkusi genderang, akan melipatgandakan cardiac output.

Dua orang pakar Fisiologi dari Perancis, La Salpetire dan Fr mengukur pengaruh musik terhadap kapasitas kerja fisik manusia. Penemuan pertama menunjukkan bahwa irama merupakan stimuli terkuat terhadap kinerja fisik, sementara dari penemuan kedua ditemukan bahwa efek stimuli musik dipengaruhi oleh kebebasan irama dan intensitas nada-nada musikal yang dimainkan. Nada-nada tinggi terbukti menghasilkan efek yang lebih besar daripada nada-nada rendah.

Di pusat rehabilitasi di Amerika, para pasien stroke disuruh berbaris sambil mendengarkan musik berirama march lewat walkman. Ternyata, jenis musik ini mampu menstimulasi otak. Tujuan perawatan ini agar si pasien terbiasa dengan irama dan kebutuhan telinga dalam bisa terpenuhi. Dengan ini, lama kelamaan mereka dapat bergerak normal lagi walau tanpa musik. Hasil penyelidikan menunjukkan, kemampuan koordinasi motorik otak yang terlatih tadi lama kelamaan akan menunjukkan perbaikan.

Concetta Tomaino, direktur program terapi musik pada rumah sakit Beth Abraham di New York, bercerita tentang seorang pasien penderita Parkinson hebat, yang masih bisa duduk berjam-jam di depan piano untuk memainkan lagu-lagu dari komponis favoritnya (Chopin). Seolah-olah pasien ini lupa akan penyakitnya. Rupanya, saat dia bermain dan terbuai oleh lagunya itu, tubuhnya bereaksi.

Berdasarkan pengamatan di kliniknya, Concetta Tomaino melihat musik mampu menggali ingatan pasien-pasiennya. Ia juga pernah mencoba pada pasien Alzheimer yang kemampuan berpikirnya hampir hilang sama sekali. Ketika ia memainkan musik yang dikenal oleh pasien sewaktu masih muda, tiba-tiba pasien tersebut jadi ingat akan tempat dan orang-orang yang pernah dikenalnya.

Contoh lain yang cukup mengejutkan adalah penelitian terhadap DNA. Melalui suara yang diberikan, sangat mungkin untuk menghambat proses ulang-alik biosintesis protein, purin, dan pirimidin dalam kehidupan sel, yang mengakibatkan perubahan DNA. Meningkatnya polusi suara dalam kehidupan modern ini ditengarai berpengaruh juga terhadap perubahan DNA sehingga penelitian terhadap perubahan DNA memperoleh perhatian yang serius.

Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa efek biologis dari suara dan musik dapat mengakibatkan: Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimuli irama. Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur. Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi endokrin. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan. Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh. Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim.

Selain itu, setiap musik yang Anda dengarkan, meskipun Anda tidak sengaja mendengarkannya, akan berpengaruh pada otak Anda. Setidaknya ada tiga sistem saraf dalam otak Anda yang akan terpengaruh oleh musik yang Anda dengarkan, yaitu:

1. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan. Musik adalah bahasa jiwa, ia mampu membawa perasan kearah mana saja. Musik yang Anda dengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin, sistem immune, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar musik yang tepat.

2. Sistem Otak Kognitif

Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.

3. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan pernafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Bahkan orang yang bayi dan orang tidak sadar pun tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantung bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik matikan, maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa mengontrol tekanan darah.

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dunia kedokteran serta psikologi membuktikan bahwa terapi musik berpengaruh dalam mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif. Musik juga mempengaruhi sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, sistem metabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh. Dari berbagai penelitian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti insomnia, stress, depresi, rasa nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epilepsi, kelumpuhan, aritmia, kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirkan, dan rasa nyeri lainnya.

Namun perlu diingat, meskipun manfaat terapi musik sangat besar, terapi musik tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengobatan medis. Terapi musik digunakan sebagai terapi pengobatan pelengkap yang bisa mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit.

Dalam memproduksi CD Terapi Musik, kami menggabungkan terapi musik, terapi gelombang otak dan terapi pemrograman pikiran untuk hasil maksimal. Jadi sebenarnya yang kami sebut CD Terapi Musik tidak hanya berisi terapi musik saja, melainkan telah diperkaya dengan jenis terapi lain yang bisa meningkatkan hasil terapi musik.

CATATAN: Artikel ini ditulis oleh Tim TerapiMusik.Com dan hak cipta dilindungi hukum. Mohon tidak menyalin sebagian atau seluruh isi artikel ini tanpa izin dari TerapiMusik.Com

Artikel Terkait Terapi Musik Dalam Sejarah Peradaban Islam Manfaat Terapi Musik Menurut Tradisi China

Baca Artikel Selanjutnya - Terapi Gelombang Otak >>>

Selamat Datang di TerapiMusik.Com Pusat Riset Terapi Musik & Gelombang Otak
Kualitas hidup Anda, tergantung oleh kualitas pikiran Anda. Dan pikiran yang berkualitas dihasilkan oleh kerja otak yang optimal. Terapi Musik dan Stimulasi Gelombang Otak membantu Anda untuk "mengatur" kerja otak Anda guna mendapatkan performa optimal.

Dengan peralatan audio visual modern yang dilengkapi alat EEG (electroencephalograph), kami telah melakukan riset mengenai efek terapi musik dan stimulasi gelombang otak terhadap tubuh dan pikiran manusia.

Hasilnya terciptalah puluhan CD Terapi Musik yang dirancang secara khusus untuk mengatasi masalah psikologis, membantu proses penyembuhan, meningkatkan kualitas hidup, memaksimalkan potensi otak, pengembangan diri dan masih banyak lagi.

Ternyata, musik bisa membantu mengubah hidup Anda menjadi lebih baik, lebih terkendali, lebih sehat dan lebih bahagia..!
Manusia pada umumnya suka mendengarkan musik. Namun sebagian besar mereka tidak menyadari bahwa musik yang mereka dengarkan bisa mempengaruhi tubuh dan pikiran mereka. Mereka juga tidak tahu bahwa musik dan gelombang suara dengan frekuensi yang tepat bisa mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kami melakukan riset mengenai manfaat terapi musik dan gelombang otak bagi tubuh dan pikiran. Kami memperdengarkan musik dan gelombang suara dengan frekuensi tertentu kepada subyek atau peserta dalam riset. Dengan peralatan EEG (Electroencephalograph) kami mengamati pola gelombang otak peserta. Kami melihat, otak para peserta mengeluarkan gelombang yang berbeda-beda sesuai dengan jenis musik dan frekuensi gelombang suara yang kami berikan kepada mereka.

Perlu Anda pahami bahwa pola gelombang otak manusia menentukan aktivitas tubuh dan pikiran seseorang. Kami memahami bahwa ternyata kondisi kesehatan tubuh, kesehatan pikiran, kesehatan jiwa serta kemampuan otak seseorang bisa ditingkatkan dengan mendengarkan musik tertentu dan gelombang suara dengan frekuensi yang tepat.

Dan atas dasar riset itulah, kami memproduksi CD Terapi Musik yang berguna untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit, terapi psikologis, mengatasi kebiasaan buruk, kecanduan, ADHD, autisme, fobia, trauma, kecemasan, stress, depresi, migrain, obsesif kompulsif, alergi, tekanan darah tinggi, meningkatkan kinerja otak, pembelajaran, kesehatan, kecantikan, relaksasi, motivasi, seksualitas, kepercayaan diri, meningkatkan kecerdasan, mempercepat proses belajar, pengembangan diri dan masih banyak lagi.

Sampai saat ini, kami telah memproduksi 82 CD Terapi Musik. Produk ini bukan CD musik biasa. Karena selain terdapat musik instrumental yang enak didengar, dalam CD ini juga terdapat gelombang suara dengan frekuensi tertentu untuk merangsang aktivitas otak Anda. Jika diperlukan, kami juga mengajarkan Quantum Mind Programming yang bisa Anda praktekkan untuk menunjang hasil terapi. Baca lebih lengkap tentang CD Terapi Musik >>>

Inilah Daftar Manfaat CD Terapi Musik


UNTUK BAYI & ANAK ADD-ADHD / Anak Hiperaktif Autism & Aspergers syndrome Anak Penakut, Minder, Cengeng Anak Pemarah, Suka Mengamuk Berhenti Mengompol Menambah Nafsu Makan Metode Memilih Jenis Kelamin Bayi Motivasi Anak / Solusi Anak Malas Musik Untuk Menenangkan Bayi Musik Untuk Kecerdasan Janin/Bayi Mengembangkan Kecerdasan Anak Penyembuhan Alami Meningkatkan Kekebalan Tubuh Mengatasi Insomnia Kronis Menormalkan Tekanan Darah Mengobati Sakit Kepala & Migrain Menyembuhkan Vertigo Sakit Maag / Asam Lambung Mengobati IBS / Iritasi Usus Besar Perawatan Pasca Stroke Mengobati Alergi Menyembuhkan Asma Mengurangi Nafsu Makan Mengatasi Sindrom Menstruasi MENINGKATKAN KINERJA OTAK Focus, Konsentrasi, ADHD Dewasa Meningkatkan Kreativitas Meningkatkan Daya Ingat / Memori Menjadi Lebih Analitis, Logis, Rasional Motivasi, Energi, Semangat Tinggi Menjadi Periang & Humoris Meningkatkan Hasil Belajar Mempercepat Belajar Bahasa Atasi Rasa Kantuk / Kerja Lembur CD Aktivasi Otak "NEW" Program Pelangsingan Alami Peremajaan Kulit / Kesehatan Kulit Munculkan Inner Beauty Memperindah Payudara Membangun Kepribadian Karismatik Membantu Menambah Tinggi Badan Rambut Rontok, Ketombe, Uban Tidur Nyenyak & Berkualitas Melahirkan Dengan Rileks & Mudah Musik Relaksasi Dari Surga Musik Untuk Memperdalam Trance Memasuki Kondisi Meditasi

KESEHATAN & PENYEMBUHAN

PENAMPILAN & KECANTIKAN

MEDITASI & RELAKSASI

Meringankan Gangguan Kehamilan Mengatasi Rasa Sakit & Nyeri Berhenti Merokok Kecanduan Alkohol Mengatasi Berbagai Kecanduan Alzheimer / Kepikunan / Lansia Kecemasan / Anxiety Disorder Menyembuhkan Depresi Manic Depression / Bipolar Disorder Merubah Kebiasaan Buruk Trauma / Pengalaman Buruk (PTSD) Fobia, Rasa Takut Berlebihan Sembuh Dengan Memaafkan Mengobati Obsessive Compulsive Mengatasi Panic Attack Mengubah Sifat Mudah Marah Menghilangkan Stress & Ketegangan Terapi Gagap / Gangguan Bicara

Memasuki Kesadaran Universal Sensasi Keluar Dari Tubuh Membantu Penyaluran Energi Menarik Apapun Yang Anda Inginkan

PENGEMBANGAN DIRI Peak Performance Meningkatkan Kepercayaan Diri Percaya Diri Mendekati Wanita Public Speaking / Demam Panggung Menghilangkan Mental Block Memunculkan Bakat Terpendam Mengatasi Pesimis / Pikiran Negatif Meningkatkan EQ dan SQ Memiliki Kepribadian Yang Fleksibel Gairah Seks Pria / Atasi Impotensi Mengatasi Frigiditas Bermain Golf Dengan Hebat Meningkatkan Daya Tahan Menerima Diri Sendiri Apa Adanya

MASALAH PSIKOLOGIS

GRATIS - Download Contoh Produk Terapi Musik

Mind Body Quick Refresh

Memahami Terapi Gelombang Otak


Apa itu Gelombang Otak?
Otak Anda terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron saling berkomunikasi (menjalin hubungan) dengan memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang disebut "gelombang otak" atau brainwave. Jadi yang disebut gelombang otak adalah "arus listrik" yang dikeluarkan oleh otak. Apabila otak tidak lagi mengeluarkan gelombang otak, maka kita tahu bahwa otak tersebut sudah mati.

Gelombang otak bisa diukur dengan peralatan Electroencephalograph (EEG). Diketahui bahwa frekuensi gelombang otak yang dihasilkan oleh neuron bervariasi antara 0-30 Hz dan digolongkan menjadi gelombang delta, theta, alpha dan beta. Setiap gelombang punya karakteristik yang berbeda-beda serta menandakan kondisi mental seseorang.

Ilustrasi gelombang listrik (brainwave) yang dikeluarkan oleh neuron otak.

Grafik gelombang otak dari Delta hingga Beta.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai karakteristik empat jenis gelombang otak yang umumnya muncul pada setiap orang.

Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi. Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi,

membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.

Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.

Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi senjakala (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.

Gelombang Delta: Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak. Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan. Kondisi Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar. Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia-manusia yang memiliki perasaan kuat terhadap empati dan intuisi.

Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita rileks kita berada di alfa. Kalau sedang melamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Misalnya dalam kondisi tidur, otak kita lebih banyak memproduksi gelombang delta, tapi tetap memproduksi theta, alpha dan beta walaupun kadarnya sedikit.

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu

tampak pada komposisi jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang. Meditasi adalah salah satu cara paling kuno untuk mengatur pola gelombang otak. Sedangkan bagi masyarakat modern yang sibuk, teknologi Brainwave Entrainment menjadi salah satu cara favorit untuk mengatur pola gelombang otak agar sesuai dengan kebutuhan.

Sebenarnya, selain 4 jenis gelombang yang kami sebutkan diatas (Delta, Theta, Alpha dan Beta) masih ada gelombang otak yang lebih tinggi yaitu Gamma dengan frekuensi 40-99 Hz, HyperGamma dengan frekuensi tepat 100 Hz dan gelombang Lambda dengan frekuensi tepat 200 Hz. Menurut Dr. Jeffrey. D. Thompson, dari Center for Acoustic Research, gelombang HyperGamma dan Lambda berhubungan dengan kemampuan supranatural, metafisika atau paranormal.

Sedangkan Gelombang Gamma terjadi ketika seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, terburu-buru karena dikejar deadline pekerjaan atau keadaan lain yang sangat menegangkan bagi orang tersebut.

Apa Itu Brainwave Entrainment?

Pola gelombang otak Anda menentukan keadaan mental Anda. Apakah Anda sedang bersemangat, berenergi, produktif, kreatif, bergembira atau sedang malas, sedih, stress, cemas, susah konsentrasi atau depresi, semua itu dipengaruhi oleh pola gelombang otak yang dikeluarkan oleh sel-sel saraf di otak Anda. Gelombang otak menentukan keadaan pikiran Anda. Brainwave entrainment merupakan sebuah cara untuk mengatur pola gelombang otak Anda sesuai kebutuhan, agar anda mendapatkan kondisi pikiran sesuai yang Anda inginkan.

Dalam bahasa Inggris, Brainwave Entrainment dikenal juga dengan nama brainwave synchronization dan brainwave stimulation. Di Indonesia Brainwave Entrainment dikenal dengan nama Terapi Gelombang Otak, Stimulasi Gelombang Otak atau Sinkronisasi Gelombang Otak. Untuk tujuan penulisan artikel ini, kami menyebutnya Brainwave

Entrainment karena istilah ini lebih universal.

Brainwave Entrainment bisa didefinisikan sebagai suatu usaha merangsang otak agar menghasilkan gelombang otak dengan pola/frekuensi tertentu sesuai kebutuhan. Cara perangsangannya bisa dengan gelombang suara atau kilatan cahaya. Dari dua cara tersebut, yang paling populer adalah perangsangan gelombang suara karena dinilai lebih efektif, lebih murah dan mudah digunakan.

Fenomena "entrainment" pertama kali ditemukan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Belanda bernama Christian Huygens. Dia punya sebuah ruangan yang berisi beberapa jam bandul (jam kuno yang ada bandul sebagai penggerak). Dia mengamati, waktu demi waktu gerakan bandul menjadi selaras antara satu jam dengan jam lainnya. Padahal pada awalnya gerakan bandul jam tersebut tidak selaras.

Christian Huygens mengulang percobaannya beberapa kali. Dia mulai dengan menggerakkan bandul jam secara berbeda-beda dan hasilnya selalu sama, yaitu: setelah beberapa saat semua bandul jam tersinkronisasi dengan sendirinya. Huygens kemudian menyebut keadaan ini dengan istilah "entrainment". Sedangkan untuk Brainwave Entrainment sendiri baru muncul sejak tahun 1839. Diawali sejak Heinrich Wilhelm Dove menemukan Binaural Beats.

Dalam dunia teknologi pikiran dikenal dengan "frequency following response" yang merupakan fenomena alami yang dimiliki otak manusia. Frequency Following Response adalah sebuah keadaan dimana otak cenderung menyesuaikan frekuensinya dengan frekuensi rangsangan suara atau cahaya yang diterima otak melalui telinga atau mata.

Brainwave Entrainment bisa terjadi dengan sengaja atau tanpa sengaja. Ketika Anda mengalami perubahan gelombang otak menyesuaikan apa yang Anda lihat atau Anda dengar, itu sudah termasuk Brainwave Entrainment. Anda pernah mengalami Brainwave Entrainment walaupun mungkin Anda tidak menyadarinya. Kejadian sehari-hari yang mengandung unsur brainwave entrainment adalah:

1. Anda sedang duduk diam di dekat pantai sambil mendengar deburan ombak dan riak
air yang rata-rata ada 10 suara setiap detik. Maka otak Anda akan merespon dengan memproduksi gelombang alpha dengan frekuensi sekitar 10 Hz sehingga Anda merasa rileks, santai dan damai.

2. Sambil beristirahat, Anda mendengarkan musik piano dengan 6 ketukan setiap

detiknya, maka otak Anda akan memunculkan gelombang theta, yang mana hal ini akan membuat Anda sangat rileks dan otak Anda menjadi lebih kreatif.

3. Anda mengemudi di malam hari, melewati jalan yang lancar dan ada lampu
penerangan di sepanjang jalan. Misalnya Anda melaju pada kecepatan tertentu yang mana Anda melewati 20 lampu setiap detiknya, maka otak Anda akan banyak memproduksi gelombang otak beta dengan frekuensi 20 Hz. Sehingga Anda tetap waspada ketika mengemudi. Seandainya Anda memperlambat kendaraan Anda sehingga Anda hanya melewati 7 lampu per detik, maka otak Anda akan memproduksi gelombang theta sehingga Anda bisa melamun ketika menyetir.

4. Di tempat yang terang, Anda membuka-tutup mata Anda dua kali per detik dan Anda
lakukan ini selama kurang lebih 7 menit, Maka otak Anda akan menghasilkan gelombang otak delta dengan frekuensi 2 Hz. Dengan frekuensi serendah ini, Anda akan merasa kantuk. Kejadian sehari-hari bisa mempengaruhi perubahan gelombang otak Anda. Lalu mengapa Anda butuh stimulasi gelombang otak berteknologi? Anda butuh teknologi karena teknologi memberikan hasil yang lebih akurat dan manfaatnya jangka panjang. Stimulasi alami tidak bisa menghasilkan pola gelombang otak yang kompleks untuk menghasilkan kondisi mental yang spesial, misalnya untuk tujuan mengatasi kecemasan atau mengurangi rasa sakit.

Ada tiga teknologi suara yang digunakan dalam brainwave entrainment, yaitu: binaural beats, monaural beats dan isochronic tones. Semuanya efektif dan sudah terbukti secara ilmiah, namun masing-masing punya cara kerja yang berbeda. Setiap teknologi suara juga punya kelebihan dan kelemahan tersendiri. Kami akan bahas satu per satu secara singkat.

Binaural Beats

Bentuk Gelombang Binaural Beats


Binaural Beats merupakan teknologi Brainwave Entrainment paling tua. Ditemukan oleh seorang peneliti Jerman, Heinrich Wilhelm Dove pada tahun 1839. Namun pada waktu itu tidak populer karena Heinrich Dove sulit membuktikan teorinya secara ilmiah. Pada saat itu alat pengukur gelombang otak belum ditemukan.

Baru 140 tahun kemudian, seorang pria bernama Gerald Oster menulis artikel "Auditory Beats in the Brain" yang kemudian memicu banyak penelitian ilmiah mengenai Binaural Beats. Teknologi binaural beats kemudian dikembangkan oleh seorang ahli fisika Thomas Campbell, Dennis Menerich dan Robert Monroe. Mereka menemukan banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aplikasi binaural beats. Mulai dari relaksasi, meditasi sampai membantu proses penyembuhan penyakit fisik maupun psikologis.

Binaural beats merupakan brainwave entrainment yang paling populer karena usianya yang paling tua. Prinsip binaural beat adalah memberi stimulasi telinga kanan dan kiri dengan frekuensi yang berbeda sehingga otak membentuk frekuensi baru. Misalnya gelombang suara dengan frekuensi 510Hz diperdengarkan pada telinga kiri dan frekuensi 500Hz diperdengarkan pada telinga kanan, maka otak akan merespon dengan memunculkan frekuensi 10Hz.

Kelebihan binaural beat: Jangkauan frekuensi yang bisa didapatkan lebih luas, mulai dari yang frekuensi terendah sampai frekuensi tertinggi. Pilihan produk Brainwave Entrainment berbasis Binaural Beats lebih banyak karena teknologi ini sudah aja sejak puluhan tahun yang lalu. Paling banyak diteliti dan dibuktikan efektivitasnya melalui riset ilmiah. Bisa ditambahkan background noise atau musik pengiring tanpa mengurangi kualitas stimulasi otak. Mampu menstimulasi otak kiri dan otak kanan sekaligus untuk mensinkronkan seluruh otak. Kekurangan binaural beat: Diperlukan kualitas rekaman yang cukup tinggi untuk hasil maksimal. Harus menggunakan headphone stereo. Dibutuhkan waktu lebih lama bagi otak untuk menghasilkan gelombang otak yang

diharapkan. Tidak bisa menstimulasi salah satu bagian otak saja.

Monaural Beats

Bentuk Gelombang Monaural Beats


Sebagian orang tidak suka menggunakan headphone, maka muncullah teknologi Monaural Beats yang bisa dipakai untuk menstimulasi otak tanpa menggunakan headphone. Pada tahun 1973 seorang ilmuwan Amerika bernama Dr. Gerald Oster memperkenalkan Monaural Beats. Monaural beats bekerja dengan cara memancarkan suara dengan frekuensi yang sama pada 2 speaker yang diletakkan di sebelah kanan dan kiri telinga pendengar.

Kelebihan Monaural Beats: Tidak membutuhkan headphones. Bisa menggunakan speaker yang tidak stereo sekalipun. Lebih cepat merangsang otak dibandingkan binaural beats. Tidak bisa menstimulasi otak untuk menghasilkan gelombang dibawah 4Hz Tidak boleh diberi background noise atau musik pengiring. Pilihan produk sangat sedikit karena tidak begitu diminati.

Kekurangan Monaural Beats:

Isochronic Tones

Bentuk Gelombang Isochronic Tones


Pada tahun 1981, Arturo Manns mempublikasikan hasil penelitiannya tentang efektivitas Isochronic Tones untuk stimulasi gelombang otak. Kemudian teknologi ini dikembangkan

lebih lanjut oleh David Siever. Isochronic Tones merupakan teknologi brainwave entrainment paling baru.

Dalam isochronic tones, hanya ada satu gelombang suara yang dipancarkan dengan cara memunculkan satu nada dan diberi jeda kondisi hening, kemudian muncul nada lagi, hening lagi, muncul nada lagi dan seterusnya. Nada-nada ini diatur sedemikian rupa sehingga membentuk pola yang sinkron dan mempercepat proses perangsangan otak.

Pola Gelombang Otak Sebelum

Pola Gelombang Otak Sesudah

Dengan stimulasi Isochronic Tones berfrekuensi 10Hz selama 6 menit saja, maka otak memproduksi gelombang 10Hz dalam jumlah cukup banyak (ditandai dengan warna merah).
Kelebihan Isochronic Tones: Bisa didengarkan dengan headphone atau tanpa headphone. Paling cepat hasilnya dalam menstimulasi otak dibanding teknologi suara lainnya. Bisa menstimulasi kedua belahan otak kanan dan kiri sekaligus, Bisa juga hanya menstimulasi salah satu bagian otak saja untuk keperluan khusus. Bisa ditambahkan background noise atau musik pengiring, tapi kualitasnya berkurang Tidak bisa menstimulasi otak untuk menghasilkan frekuensi dibawah 4Hz Pilihan produknya sangat sedikit karena merupakan teknologi baru.

Kekurangan Isochronic tones:

Dengan menggunakan salah satu teknologi suara di atas atau kombinasi diantara ketiga teknologi tersebut, kami membuat CD Terapi Musik yang bisa memprogram otak Anda untuk menghasilkan kondisi mental yang sesuai kebutuhan Anda.

Beberapa orang mengklaim suatu teknologi suara lebih baik daripada teknologi lain. Misalnya ada yang mengklaim bahwa Isochronic Tones lebih baik dibandingkan Binaural &

Monaural Beats, atau sebaliknya ada yang mengklaim bahwa Binaural Beats adalah yang terbaik. Sesungguhnya klaim semacam ini tidak bisa dipertanggungjawabkan karena faktanya setiap teknologi suara punya kelebihan dan kelemahan tersendiri. Menurut penelitian kami dalam membuat CD Terapi Musik untuk berbagai tujuan, kami menemukan sebagian CD lebih cocok menggunakan Binaural Beats dan sebagian lagi lebih cocok menggunakan Isochronic Tones.

Sebagai penutup artikel ini, kami ingin Anda paham satu hal. Bahwa setiap frekuensi gelombang punya efek tersendiri terhadap tubuh dan pikiran Anda. Misalnya gelombang otak dengan frekuensi 6Hz dan 7,83Hz sama-sama termasuk kategori gelombang theta. Namun keduanya punya pengaruh yang sangat berbeda terhadap otak.

Dalam dunia Brainwave Entrainment, kita juga mengenal istilah Brainwave Pattern atau Pola Gelombang Otak. Pola gelombang otak adalah sebuah komposisi dari berbagai frekuensi gelombang otak yang terjadi pada otak seseorang. Pola gelombang otak menentukan kondisi mental seseorang. Ada pola gelombang otak untuk tidur, ada pola gelombang otak untuk mimpi, ada pola gelombang otak untuk semangat serta gembira, tapi ada juga pola gelombang otak penderita ADHD, depresi, OCD dan sebagainya.

Kami membuat CD Terapi Musik yang dilengkapi Brainwave Entrainment atau Terapi Gelombang Otak. Setiap CD dibuat dengan pola gelombang otak tertentu sesuai tujuan CD itu dibuat. Demi menghindari pembajakan, kami harus merahasiakan frekuensi atau pola gelombang otak yang kami masukkan dalam CD tersebut. Mengingat semua CD Terapi Musik adalah hasil karya kami sendiri dan merupakan hasil penelitian.

CATATAN: Artikel ini ditulis oleh Tim TerapiMusik.Com dan hak cipta dilindungi hukum. Mohon tidak menyalin sebagian atau seluruh isi artikel ini tanpa izin dari TerapiMusik.Com

Baca Artikel Selanjutnya - Quantum Mind Programming >>>

BACAAN PENTING
Mengenal CD Terapi Musik Anatomi Otak & Fungsinya

Memahami Terapi Musik Terapi Gelombang Otak Quantum Mind Programming Manfaat CD Terapi Musik Gambar Cover Produk CD Keunggulan Produk Kami Literatur Ilmiah Periksa Gelombang Otak Pertanyaan & Jawaban Cek Pengiriman TIKI JNE POS

HUBUNGI KAMI
Jam Kerja: Hari Senin-Sabtu. Pukul 08:00-16:00 WIB. ENDAH - Marketing 085329990003 (Telkomsel) 085726726003 (Indosat) infopusat3@gmail.com

Mr. ERWIN - Music Therapist 081229229105 (Telkomsel) zonapesan@gmail.com

WWW.TERAPIMUSIK.COM

Bedanya kami dengan penjual produk CD Gelombang Otak atau CD Terapi Musik yang lain adalah kami tidak asal menjual. Kami melakukan riset sendiri dengan peralatan audio visual modern yang dilengkapi alat pengukur gelombang otak. Selengkapnya...

Anatomi Otak dan Fungsinya


Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.

Seandainya jantung atau paru-paru Anda berhenti bekerja selama beberapa menit, Anda masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak Anda berhenti bekerja selama satu detik saja, maka tubuh Anda mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting.

Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas tentang anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karena itu disini kita akan membahas anatomi dan fungsi otak secara garis besarnya saja sekedar membuat Anda paham bagian-bagian dan fungsi otak Anda sendiri.

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Cerebrum (Otak Besar) 2. Cerebellum (Otak Kecil) 3. Brainstem (Batang Otak) 4. Limbic System (Sistem Limbik)

1. Cerebrum (Otak Besar)


Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal. Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum. Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit. Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara. Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata. Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri sudah kami bahas pada halaman tersendiri. Anda bisa membacanya dengan klik disini.

2. Cerebellum (Otak Kecil)


Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

3. Brainstem (Batang Otak)


Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur perasaan teritorial sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan. Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur. Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.

4. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga, ketika Anda membenci seseorang, Anda malah sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya hubungan emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim

disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.

CATATAN: Artikel ini ditulis oleh Tim TerapiMusik.Com dan hak cipta dilindungi hukum. Mohon tidak menyalin sebagian atau seluruh isi artikel ini tanpa izin dari TerapiMusik.Com

Download Video Anatomi Otak - Klik Disini

Baca Artikel Selanjutnya - Memahami Terapi Musik >>>

BACAAN PENTING
Mengenal CD Terapi Musik Anatomi Otak & Fungsinya Memahami Terapi Musik Terapi Gelombang Otak Quantum Mind Programming Manfaat CD Terapi Musik Gambar Cover Produk CD Keunggulan Produk Kami Literatur Ilmiah Periksa Gelombang Otak Pertanyaan & Jawaban Cek Pengiriman TIKI JNE POS

HUBUNGI KAMI
Jam Kerja: Hari Senin-Sabtu. Pukul 08:00-16:00 WIB. ENDAH - Marketing 085329990003 (Telkomsel) 085726726003 (Indosat)

infopusat3@gmail.com

Mr. ERWIN - Music Therapist 081229229105 (Telkomsel) zonapesan@gmail.com

WWW.TERAPIMUSIK.COM

Bedanya kami dengan penjual produk CD Gelombang Otak atau CD Terapi Musik yang lain adalah kami tidak asal menjual. Kami melakukan riset sendiri dengan peralatan audio visual modern yang dilengkapi alat pengukur gelombang otak. Selengkapnya...

Terapi Musik Dalam Sejarah Peradaban Islam


Seni musik yang berkembang begitu pesat di era keemasan Islam, tak hanya sekedar mengandung unsur hiburan. Para musisi Islam legendaris seperti Abu Yusuf Yaqub ibnu Ishaq al-Kindi (801873 M) dan al-Farabi (872950 M) telah menjadikan musik sebagai alat pengobatan atau terapi. Lalu sebenarnya apa yang disebut dengan terapi musik? Terapi musik merupakan sebuah proses interpersonal yang dilakukan seorang terapis dengan menggunakan musik untuk membantu memulihkan kesehatan pasiennya. Sejak kapan peradaban Islam mengembangkan terapi musik? Dan benarkah musik bisa menjadi alat terapi untuk menyembuhkan penyakit? R. Saoud dalam tulisannya bertajuk The Arab Contribution to the Music of the Western World menyebut al-Kindi sebagai psikolog Muslim pertama yang mempraktikkan terapi musik. Menurut Saoud, pada abad ke-9 M, al-Kindi sudah menemukan adanya nilai-nilai pengobatan pada musik. ''Dengan terapi musik, al-Kindi mencoba untuk menyembuhkan seorang anak yang mengalami quadriplegic atau lumpuh total,'' papar Saoud. Terapi musik juga dikembangkan ilmuwan Muslim lainnya yakni al-Farabi (872-950 M). Alpharabius begitu peradaban Barat biasa menyebutnya menjelaskan tentang terapi musik dalam risalah yang berjudul Meanings of Intellect . Amber Haque (2004) dalam tulisannya bertajuk Psychology from Islamic Perspective: Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologists", Journal of Religion and Health mengungkapkan, dalam manuskripnya itu, al-Farabi telah membahas efek-efek musik terhadap jiwa. Terapi musik berkembang semakin pesat di dunia Islam pada era Kekhalifahan Turki Usmani berkuasa. Prof Nil Sari, sejarawan kedokteran Islam dari Fakultas Kedokteran University Cerrahpasa Istanbul mengungkap perkembangan terapi musik di masa kejayaan Turki Usmani. Menurut Prof Nil Sari, gagasan dan pemikiran yang dicetuskan ilmuwan Muslim seperti al-Razi, al-Farabi dan Ibnu Sina tentang musik sebagai alat terapi dikembangkan para ilmuwan di zaman kejayaan Turki Usmani. ''Mereka antara lain; Gevrekzade (wafat 1801), Suuri (wafat 1693), Ali Ufki (1610-1675), Kantemiroglu (1673-1723) serta Hasim Bey (abad ke-19 M). ''Para ilmuwan Muslim di era kejayaan Ottoman itu telah melakukan studi mengenai musik sebagai alat untuk pengobatan,'' papar Prof Nil Sari. Menurut dia, para ilmuwan dari Turki Usmani itu sangat tertarik untuk mengembangkan efek musik pada pikiran dan badan manusia. Tak heran, jika Abbas Vesim (wafat 1759/60) dan Gevrekzade telah mengusulkan agar musik dimasukan dalam pendidikan kedokteran. Keduanya berpendapat, seorang dokter yang baik harus melalui latihan musik. Usulan Vesim dan Gevrekzade itu diterapkan di universitas-universitas hingga akhir abad pertengahan. Sekolah kedokteran pada saat itu mengajarkan musik serta aritmatika, geometri serta astronomi kepada para mahasiswanya. Teori Terapi Musik Menurut Prof Nil Sari, masyarakat Turki pra-Islam meyakini bahwa kosmos diciptakan oleh Sang Pencipta dengan kata ''ku'' / ''kok'' (suara). Mereka meyakini bahwa awal

terbentuknya kosmos berasal dari suara. Menurut kepercayaan Islam, seperti yang tertulis dalam Alquran, Allah SWT adalah Pencipta langit dan bumi. ''...Dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: 'Jadilah'. Lalu jadilah ia.'' (QS: al-baqarah:117). Setelah Islam bersemi di Turki, masyarakat negeri itu, masih tetap meyakini kekuatan suara. Inilah yang membuat peradaban Islam di era Turki Usmani menyakini bahwa musik dapat menjadi sebuah alat terapi yang dapat menyeimbangkan antara badan, pikiran dan emosi sehingga terbentuk sebuah harmoni pada diri seseorang. Prof Nil Sari mengungkapkan, para ahli terapi musik di zaman Ottoman menyakini bahwa pasien yang menderita penyakit tertentu atau emosi seseorang dengan temperamen tertentu dipengaruhi oleh ragam musik tertentu. ''Para ahli musik di era Turki Usmani menyatakan, makam (tipe melodi) tertentu memiliki kegunaan pengibatan tertentu juga,'' papar Prof Nil Sari. Ada sekitar 80 ragam tipe melodi yang berkembang di masyarakat Turki Usmani. Sebanyak 12 diantaranya bisa digunakan sebagai alat terapi. Menurut Prof Nil Sari, dari teks-teks tua dapat disimpulkan bawa jenis musik tertentu dapat mengobati penyakit tetentu atau perasaan tertentu. Pada era kejayaan Kesultanan Turki Usmani, terapi musik biasanya digunakan untuk beberapa tujuan, seperti; pengobatan kesehatan mental; perawatan penyakit organik, perbaikan harmoni seseorang yakni menyeimbangkan kesehatan antara badan, pikiran dan emosi. Musik juga diyakini mampu menyebabkan seseorang tertidur, sedih, bahagia dan bisa pula memacu intelijensia. Prof Nil Sari mengungkapkan, para ilmuwan di era Turki Usmani meyakini bahwa musik memiliki kekuatan dalam proses alam,. Musik dapat berfungsi meningkatkan mood dan emosi secara keseluruhan. Uniknya, para ilmuwan di era Ottoman sudah mampu menetapkan jenis musik tertentu untuk penyekit tertentu. Misalnya, jenis musik huseyni dapat mengobati demam. Sedangkan, jenis musik zengule dan irak untuk mengobati meningitis. Masyarakat Barat baru mengenal terapi musik pada abad ke-17 M. Adalah Robert Burton lewat karya klasiknya berjudul The Anatomy of Melancholy yang mengembangkan terapi musik di Barat. Menurut Burton, musik dan menari dapat menyembuhkan sakit jiwa, khususnya melankolia. Malah, masyarakat Amerika Serikat (AS) baru mengenal terapi musik sekitar 1944. Pada saat itu, Michigan State University membuka program sarjana teapi musik. Sejak 1998, di Amerika telah berdiri The American Music Therapy Association (AMTA). Organisasi ini merupakan gabungan dari National Association for Music Therapy (NAMT, berdiri tahun 1950) dan the American Association for Music Therapy (AAMT, berdiri 1971). Terapi musik merupakan salah satu kontribusi peradaban Islam dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Di era modern ini, musik tetap menjadi salah satu alat untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Terapi musik menjadi salah satu bukti pencapaian para ilmuwan Muslim di era keemasan. N heri ruslan Ilmuan Muslim Pencetus Terapi Musik Al-Kindi Al-Kindi atau Al-Kindus adalah ilmuwan jenius yang hidup di era kejayaan Islam Baghdad. Saat itu, panji-panji

kejayaan Islam dikerek oleh Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya, yakni al-Amin (809-813), al-Ma'mun (813-833), al-Mu'tasim, al-Wasiq (842847), dan Mutawakil (847-861). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan. Khalifah juga mempercayainya untuk berkiprah di Baitulhikmah yang kala itu gencar menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, seperti Yunani. Ketika Khalifah al-Ma'mun tutup usia dan digantikan putranya, al-Mu'tasim, posisi alKindi semakin diperhitungkan dan mendapatkan peran yang besar. Dia secara khusus diangkat menjadi guru bagi putranya. Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai paham resmi kerajaan. Menurut al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, al-Kindi telah melahirkan 260 karya. Di antara sederet buah pikirnya itu telah dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam. Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik, dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul.

Al-Farabi Second teacher alias mahaguru kedua. Begitulah Peter Adamson pengajar filsafat di King's College London, Inggris, menjuluki al-Farabi sebagai pemikir besar Muslim pada abad pertengahan. Dedikasi dan pengabdiannya dalam filsafat dan ilmu pengetahuan telah membuatnya didaulat sebagai guru kedua setelah Aristoteles: pemikir besar zaman Yunani. Sosok dan pemikiran al-Farabi hingga kini tetap menjadi perhatian dunia. Dialah filosof Islam pertama yang berhasil mempertalikan serta menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam. Sehingga, bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu. Pemikirannya begitu berpengaruh besar terhadap dunia Barat. ''Ilmu Logika al-Farabi memiliki pengaruh yang besar bagi para pemikir Eropa,'' ujar Carra de Vaux. Tak heran, bila para intelektual merasa berutang budi kepada Al-Farabi atas ilmu pengetahuan yang telah dihasilkannya. Pemikiran sang mahaguru kedua itu juga begitu kental mempengaruhi pikiran-pikiran Ibnu Sina dan Ibnu Rush. Al-Farabi atau masyarakat Barat mengenalnya dengan sebutan Alpharabius memiliki nama lengkap Abu Nasr Muhammad ibn al-Farakh al-Farabi. Tak seperti Ibnu Khaldun yang sempat menulis autobiografi, Al-Farabi tidak menulis autobiografi dirinya. Tak ada pula sahabatnya yang mengabadikan latar belakang hidup sang legenda itu, sebagaimana Al-Juzjani mencatat jejak perjalanan hidup gurunya Ibnu Sina.Tak heran, bila muncul beragam versi mengenai asal-muasal Al-Farabi. Ahli sejarah Arab pada abad

pertengahan, Ibnu Abi Osaybe'a, menyebutkan bahwa ayah Al-Farabi berasal dari Persia. Mohammad Ibnu Mahmud Al-Sahruzi juga menyatakan Al-Farabi berasal dari sebuah keluarga Persia.

You might also like