You are on page 1of 8

MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA

Oleh : Arlita Nurmaya Asri XI IA 9 / 2

SMA NEGERI 3 SEMARANG 2010

KEDATANGAN BANGSA BELANDA DI INDONESIA

Bangsa Belanda melakukan penjelajahan Samudra untuk mendapatkan rempah-rempah disebabkan Belanda tidak dapat lagi mengambil rempah-rempahdari Lisabon karena dikuasai oleh Spanyol. Pada bulan April 1595 Cornelis de Houtman dan Keyzer memimpin pelayaran menuju Indonesia. Pelayaran tersebut menempuh rute Belanda- Pantai Barat Afrika- Tanjung Harapan- Samudra Hindia- Selat Sunda-Banten. Pada tahun 1596 Belanda berhasil mendarat di Banten. Pada awalnya kedatangan Belanda disambut baik oleh rakyat Banten, namun Belanda bersikap kasar dan kejam sehingga Belanda diusir dari Banten. Pada tahun 1598 Belanda datang lagi di Banten dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrecht van Waerwyck. Pada saat itu hubungan Banten dan Portugis memburuk sehingga Belanda bisa diterima baik karena Belanda dianggap musuh Portugis. 1. Sistem Pemerintahan VOC (Vereenidge Oost Indische Compagnie) Keberhasilan ekspedisi Belanda dalam perdagangan rempah-rempah mendorong pengusaha-pengusaha Belanda untuk datang ke Indonesia. Di antara mereka mulai timbul persaingan, di samping itu juga terjadi persaingan dengan bangsa Portugis, Spanyol, dan Inggris. Atas prakarsa dari Pangeran Maurits dan Johan van Olden Barnevelt, maka pada tahun 1602 para kongsi dagang Belanda membentuk VOC, yang dikepalai oleh Francois Wittert. Tujuan dibentuk VOC : Menghindari persaingan antar pedagang Belanda untuk mendapatkan keutungan yang maksimal Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa dan bangsa Asia Membantu dana negeri Belanda yang sedang perang melawan Spanyol

Untuk melaksanakan tugasnya, VOC dibri hak istimewa (hak Octroi) yang meliputi : Monopoli perdagangan Mencetak dan mengedarkan uang Mengangkat dan memberhentikan pegawai Mengadakan perjanjian dengan raja-raja Memiliki tentara unutk mempertahankan diri Mendirikan benteng Menyatakan perang dan damai

Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat

Dengan kekuasaan yang istimewa VOC berhasil merampas benteng Portugis di Ambon (1605) tahun 1609 berhasil mendirikan loji (pangkalan dagang) di Banten. Pada tahun 1610 VOC mengangkat Gubernur Jenderal Pieter Both. Peraturan yang dilakukan VOC dalam monopoli perdagangan antara lain : 1. Verplichte Leverantie : penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC, dan melarang rakyat menjual hasil bumi kepada pihak lain selain VOC 2. Contingenten : kewajiban rakyat membayar pajak berupa hasil bumi 3. Peraturan tentang ketentuan areal dan juumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam 4. Ekstirpasi : hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot 5. Pelayaran Hongi : pelayaran untuk mengawasi pelaksanaan monopoli VOC dan menindak para pelanggar yang menjual di luar VOC. Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalamii kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. 1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi 2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa.

3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak 4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan 5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis. 6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.

Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC resmi dibubarkan, semua hutang dan kekayaan diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda. 2. Pemerintahan Hindia Belanda a. Masa Deandels (1808-1811)

Belanda pada saat itu, mengangkat Herman Willem Daendels (1808) sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Daendels dikenal sebagai penguasa yang disiplin dan keras sehingga mendapatkan sebutan Marsekal Besi atau jenderal Guntur. Langkahlangkah yang ditempuh Daendels 1) Melakukan pembangunan fisik (a) Membangun pabrik senjata. (b) Membangun benteng pertahanan. (c) Menarik penduduk pribumi untuk menjadi tentara. (d) Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon. (e) Membangun jalan raya dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.000 km, yang kemudian terkenal dengan sebutan Jalan Raya Daendels. 2) Melakukan pembangunan ekonomi (a) Memungut pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten). (b) Menjual tanah negara kepada pihak swasta asing. (c) Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (Preanger Stelsel). (d) Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte leverentie).
Sisi negatif pemerintahan Daendels adalah membiarkan terus praktek perbudakan serta hubungan dengan raja-raja di Jawa yang buruk, sehingga menimbulkan perlawanan. Pada tahun 1811 Daendels ditarik ke Eropa digantikan oleh Gubernur Jendral Jansen yang semula bertugas di Tanjung Harapan (Afrika Selatan).

c. Masa Janssens Tugas sebagai Gubernur Jenderal, Janssens ternyata tidak secakap Daendels (baik dalam memerintah maupun dalam mempertahankan wilayah Indonesia). Janssens ternyata tidak siap untuk mengimbangi kekuatan dan serangan Inggris, sehingga Janssens menyerah pada 18 September 1811 dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian di Tuntang (Salatiga). Isi perjanjian tersebut adalah : 1. Seluruh wilayah Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris 2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris 3. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja dengan Inggris dapat memegang jabatan terus 4. Semua utang Belanda yang dahulu bukan menjadi tanggungan Inggris 3. Bangsa Inggris Menjajah Indonesia (1811-1816) Pemerintah Inggris mulai menguasai Indonesia sejak tahun 1811 pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles (TSR) sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Ketika TSR berkuasa sejak 17 September 1811, ia telah menempuh beberapa langkah yang dipertimbangkan, baik di bidang ekonomi, social, dan budaya.
1. Bidang pemerintahan - Membagi Pulau Jawa menjadi 18 karesidenan - Mengangkat Bupati menjadi pegawai negeri yang digaj - Mempraktekan sistem yuri dalam pengadilan seperti di Inggris - Melarang adanya perbudakan

- Membangun pusat pemerintahan di Istana Bogor

2. Bidang perekonomian dan keuangan - melaksanakan sistem sewa tanah (Land rente), Tindakan ini didasarkan pada pendapatan bahwa pemerintah Inggris adalah yang berkuasa atas semua tanah, sehingga penduduk yang menempati tanah wajib membayar pajak. - Meneruskan usaha yang pernah dilakukan Belanda misalnya penjualan tanah kepada swasta, serta penanaman kopi. - Melakukan penanaman bebas, melibatkan rakyat ikut serta dalam perdagangan. - Memonopoli garam agar tidak dipermainkan dalam perdagangan karena sangat penting bagi rakyat. - Menghapus segala penyerahan wajib dan kerja rodi 3. Bidang Ilmu Pengetahuan - Membangun gedung Harmoni di jalan Majapahit Jakarta untuk Lembaga Ilmu pengetahuan yang berdiri sejak tahun 1778 bernama Bataviaasch Genootschap - Menyusun sejarah Jawa berjudul Histori of Jawa yang terbit tahun 1817. - Namanya diabadikan pada nama bunga Bangkai raksasa yang ditemukan seorang ahli Botani bernama Arnold di Bengkulu dan Raffles adalah Gubernur Jenderal di daerah tersebut. - Isteri Raffles bernama Olivia Marianne merintis pembuatan kebun Raya Bogor. - Tindakan yang merugikan Indonesia adalah pada masa Raffles, bendabenda purbakala di boyang untuk memperkaya musium Calcutta di India di antaranya prasasti Airlangga tahun 1042 yang sering disebut Batu Calcutta Keadaan di negeri jajahan rupanya sangat bergantung pada keadaan di negeri Eropa. Pada tahun 1814 Napoleon Bonaparte kalah melawan rajaraja di Eropa dalam perang koalisi. Untuk memulihkan kembali keadaan Eropa maka diadakan konggres Wina 1814 sedangkan antara Inggris dan Belanda ditindaklanjuti

Konsekuensi dari perjanjian tersebut maka Inggris meninggalkan Pulau Jawa. Raffles kemudian

1.

Belanda memberikan Malaka kepada Inggris dan sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda.

2. Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis paralel Singapura sedangkan Inggis di sebelah Utaranya.

Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris dilaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah Inggris diwakili oleh John Fendall, sedangkan pihak dari Belanda diwakili oleh Van Der Cappelen. Sejak tahun 1816, berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia. Pemerintahan Van der Capellen (1816-1824) Pemerintah Belanda untuk menutup kekosongan kas keuangan negara, satu di antaranya adlah dengan menerapkan aturan tanam Paksa (Cultuurstelsel). Tanam paksa berasal dari bahasa Belanda yaitu Cultuurstelsel (system penanaman atau aturan tanam paksa). Aturan tanam paksa di Indonesia adalah Johannes Van Den Bosch a. Isi Aturan Tanam Paksa 1) Tuntutan kepada setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan. 2) Pembebasan tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak. 3) Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah Belanda atau dipabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima tahun. 4) Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan 5) Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat 6) Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda 7) Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa b. Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa Tanam paksa sudah dimulai pada tahun 1830 dan mencapai puncak perkembangannya hingga tahun 1850 Pada tahun 1860, menanam lada dihapuskan. Pada tahun 1865 dihapuskan untuk menanam nila dan teh. Tahun 1870, hampir semua jenis tanaman yang ditanam untuk tanam paksa dihapuskan, kecuali tanaman kopi. Pada tahun 1917, tanaman kopi yang diwajibkan didaerah Prianganjuga dihapuskan. c. Dampak Aturan Tanam Paksa Bagi Belanda : - Meningkatnya hasil tanaman ekspoor yang dijual di pasaran Eropa - Perusahaan pelayaran mendapatkan keuntungan besar Bagi Indonesia : - Penderitaan dan kemiskinan yang berkepanjangan - Beban pajak yang terlalu berat - Terjadi kelaparan dan kematian yang besar akibat gagal panen - Rakyat Indonesia mengenal tanaman ekspor d. Reaksi terhadap Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa

Antara tahun 1850-1860, terjadi perdebatan. Kelompok yang menyetujui terdiri dari pegawai-pegawai pemerintah dan pemegang saham perusahaan Netherlandsche handel maatsschappij (NHM). Pihak yang menentang terdiri atas kelompok dari kalangan agama dan rohaniawan Pada tahun 1870, perekonomian Hindia Belanda (Indonesia) mulai memasuki zaman liberal hingga tahun 1900. Masa Liberalisme Politik Pintu Terbuka di Indonesia berlangsung antara tahun 1870 hingga tahun 1900, periode ini disebut sebagai zaman berpaham kebebasan (liberalisme). Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan peraturan seperti Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) dan Undang-undang Gula (Suiker Wet) a. Undang-undang Agararia (Agrarische Wet) Undang Agraria berisi pernyataan bahwa semua tanah yang terdapat di Indonesia adalah milik pemerintah Hindia Belanda b. Undang-Undang Gula (Suiker wet) Undang-undang gula berisi pernyataan bahwa hasil tanaman tebu tidak boleh diangkut ke luar wilayah Indonesiadan hasil panen tanaman tebu harus di proses di pabrik-pabrik gula dalam negeri Akibat pelaksanaan sistem politik liberal : Bagi Belanda : - Memberikan keunutngan yang besar bagi swasta Belanda dan kolonial Belanda - Hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda Bagi Indonesia : - Tingkat kesejahteraan penduduk merosot - Jatuhnya harga kopi dan gula berakibat buruk bagi penduduk - Pertuumbuhan penduduk di pulau Jawa meningkat pesat, sedangkan konsumsi bahan makanan merosot - Masih diterapkannya kerja rodi, dan yang melanggar dikenakan hukuman berat (Peonale Sanctie) Politik Etis Latar belakang : - Pelaksanaan sistem tanam paksa telah menggugah hati nurani sebagian orang Belanda - Kaum kapitalis asing memperoleh keuntungan besar, sedangkan rakyat Indonesia tidak mengalami perubahan nasib dan tetap menderita - Adanya kritikan dari kaum intelektual Belanda seperti : van Kol, van Deventer, de waal, Baron van Hoevell dan Van Den Berg. - Van Deventer tahun 1899 dalam artikenya pada majalah De Gids berjudul Een Eereschuld (utang kehormatan) berupa Trilogi Van Deventer : a. Irigasi (pengairan) b. Emigrasi (perpindahan penduduk) c. Edukasi (pendidikan) Kemajuan dan hasil yang dicapai politik Etis : a. Adanya disentralisasi pemerintahan 1903, dewan rakyat (volstraad) 1916 b. Pembangunan irigasi untuk kebutuhan pengairan c. Transmigrasi karena penduduk Jawa semakin padat d. Edukasi, didirikannya sekolah untuk semua golongan, sekolah pamong praja (OSVIA) dan sekolah dokter jawa (STOVIA)

You might also like