Professional Documents
Culture Documents
2. Kerugian:
a.Penyajian dalam bentuk grafik harus menarik, karena pembuatan grafik merupakan seni sehingga tidak semua orang dapat membuat grafik yangmenarik b. Grafik memberi keterangan yang tidak rinci c. Grafik harus dibuat dengan benar karena pembuatan grafik yang salah mengakibatkan penghitungan yang salah pula d. Informasi yang disajikan terbatas, karena bila data yang disajikan dalam satu grafik terlalu banyak maka akan membingungkan pengamat. e. Dengan penyajian dalam bentuk grafik kita akan kehilangan informasi secara rinci, untuk mengatasi hall ini dapat dilakukan dengan menyediakan tabel sebagai referensi.
Beberapa Grafik
ketentuan
dalam
Penyajian
a. Judul grafik hendaknya ditulis dengan jelas singkat dan sederhana, Judul grafik ditulis dibagian atas atau dibawah grafik b. Bentuk grafik : Pemilihan bentuk grafik harus disesuaikan dengan data yang ada , kalau terdapat dua bentuk pilihlah yang menarik c. Pembuatan grafik harus menarik kalau perlu diberi warna, diarsir atau titik d. Pemberian warna yang terlalu banyak justru kurang menarik, biasanya 2 -- 4 warna saja e. Keterangan dapat dituliskan dibawah grafik asal tidak mengganggu keutuhan grafik.
4.Macam-macam Grafik
a). Berdasarkan bentuk 1.grafik batang ( bar diagram ) 2.Grafik lingkaran ( pie gram ) 3.Grafik garis ( line diagram ) 4.Grafik titik ( diagram pencar = scater diagram ) 5.Grafik model ( picto gram ) 6.Grafik peta ( map diagram ) b. ) Berdasarkan fungsinya grafik dapat dibagi menjadi 1.Perbandingan 2.Kecenderungan 3.Penerangan
2. Antara dua batang terdapat ruang antara, sebaiknya ruang antara lebih sempit dari pada batang 3. Lebar batang harus sama dan seimbang agar tidak menimbulkan interpretasi yang salah. 4. Penggambaran batang harus dimulai dengan titik nol 5. Sebaiknya keterangan frekuensi tidak dicantumkan didalam atau diatas batang, kecuali bila frekuensi terlalu panjang sehingga gambar terlalu besar maka gambar batang bisa dipatahkan dan dicantumkan frekuensi diatas batang contoh : distribusi penderita yang dirawat 1300 selama satu tahun
b. Grafik batang proposional Grafik ini lebih tepat mengadakan perbandingan beberapa variabel dengan ukuran relatif ( persen ). Bila data yang akan digambarkan grafiknya dinyatakan dalam proporsional atau persen maka grafik batang demikian disebut ; grafik batang proporsional ( proposional bar diagram) Grafik digunakan perbandingan secara relatif.
Contoh ; Kita ingin membandingkan angka kelahiran di desa A dan desa B pada tahun 2004. Angka kelahiran di desa A sebanyak 20 0rang , 5 Orang di antaranya wanita. Sedangkan di desa B sebanyak 40 orang 10 diantaranya wanita. Bila perbandingan dilakukan dengan grafik batang ( bar diagram ) maka perbandingannya secara absolut maka bentuk grafiknya akan lebih besar angka kelahiran di desa B. Tapi jika dibuat grafik proporsional maka bentuknya akan seperti dibawah ini :
Koat B Kota A
0%
10%
20%
30%
C. Histogram
Merupakan grafik batang disusun secara teratur dan berhimpitan tampa ruang anatara. Grafik ini diperoleh dari data kuantitatif yang kontinyu dalam bentuk distribusi frekuensi , lebar setiap batang merupakan proporsi setiap batang. Tinggi batang merupakan frekuensi yang terdapat dalam kelas interval yang bersangkutan hingga luas setiap batang merupakan proporsi dari seluruh luas histogram ,
dimana luas dari seluruh histogram sama dengan 10 atau 100%. Oleh karena itu histogram disebut sebagai diagram luas. Bila distribusi frekuensi dinyatakan dalam frekuensi relatif pada setiap batang maka disebut histogram frekuensi relatif. Histogram banyak dinyatakan untuk membandingkan frekuensi yang terdapat dalam interval kelas dan untuk mengetahui pada kelas interval mana terdapat interval besar dan interval kecil.
Pedoman Pembuatan Histogram Dalam menggambar batang sebaiknya digunakan tepi kelas agar semua nilai dapat masuk ke dalam kelas interval tersebut. Batang dalam histogram dapat pula digambar berdasarkan nilai tengah setiap interval kelas Tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi Contoh : Distribusi frekuensi gol umur
Umur
15
20 25 30 35 40
Frekuensi
14.5
19.5 24.5 29.5 34.5 39.5
------------jml
19
24 29 34 39 44
-------------
19.5
24.5 29.5 34.5 39.5 44.5
2
5 11 6 3 9 30
15 10 5 0 2 9 11 63 5
15 10 5 0 2 9 11 63 5
Bila titik tengah dari batang histogram dihubungkan satu dengan yang kain maka akan menghasilkan frekuensi poligon. Poligon digunakan untuk membandingkan beberapa grafik , oleh karena itu grafik frekuensi poligon tidak disertakan dengan grafik histogram. FREKUENSI POLIGON
Penyakit Saluran Nafas Penyakit saluran pencernaan Penyakit kulit Penyakit mata Penyakit lain-lain
Jumlah
Contoh Pengitungan
Penyakit saluran nafas Penyakit saluran pencernaan Penyakit kulit Penyakit mata Penyakit lain lain : 500/ 1000 X 100% = 50 % : 200/1000 X 100% = 20 % : 200/1000 X 100% = 20 % : 50 / 1000 X 100% = 5 % : 50 / 1000 X 100% = 5 %
50 sal naf as sal cerna penyakit kulit penyakit mata penyakit lain 200 200
50
500
Grafik Penurunan angka kematian Ibu dan Bayi Tahun 1991 s/d 1995
120 100 80 60 40 20 0 1991 1992 1993 1994 1995 IBU BAYI Line 3
Dari grafik tampak penuurunan angka kematian ibu lebih besar dari pada dari angka kematian bayi Perhatian : kedua variabel digambar pada titik awal yang sama adalah 100 %
GRAFIK FREKUENSI KUMULATIF ( OGIVE ) Grafik ini juga disebut OGIVE ogive dihasilkan dari data frekuensi distribusi kumulatif dan digunakan untuk mengetahui posisi individual dalam kelompok Contoh : Distribusi frekuensi kumulatif tensi sistolik dari 50 orang Tekanan darah Sistolik frekuensi kumulatif Sistolik ( m m Hg ) kumulaitf 130 --- 139 140 --- 149 150 --- 159 160 --- 169 170 --- 179 180 --- 189 190 --- 199 2 10 15 10 7 6 0 0 2 12 27 37 44 50
60 50 40 30 20 10 0 129,5 135,9 149,9 159,5 169,5 179,5 189,5 kumulatif Line 2 Line 3
X
meso kurtik lepto kurtik
X
plati kurtik
X
miring kekiri (skew Neg)
X
miring kekanan (skew pos)
X multi modal
X
Bentuk J Bentuk L
DIAGRAM PENCAR
(SCATTERED DIAGRAM)
Grafik pencar atau scattered diagram di hasilkan dari titik titik koordinat sehingga merupakan grafik korelasi atau grafik kecenderungan, karena digunakan untuk menghubungkan antara dua variabel yang berpasangan
CARA MENGGAMBAR
1 Pertama menentukan titik pertemuan antara dua variabel
yang berpasanagan yang disebut titik koordinat dan dari berbagai titik kordinat tersebut dihubungkan sehingga membentuk grafik garis 2. Penilaian 3. Bila titik kordinat tadi membentuk garis lurus maka dikatakan grafik korelasi sederhana, atau korelasi linier. Bila garis linier yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas disebut korelasi positip. dan bila garis korelasi bergerak dari kiri atas kekanan bawah disebut korelasi negatif. Bila garis korelasi merupakan garis horisontal dikatakan korelasi ( 0 ) atau tidak ada hubungan.
X korelasi (+ )
X Korelasi ( --)
X korelasi ( 0 )
Bila grafik pencar perubahan pada absis diikuti perubahan ordinat yang sam atau perubahan dengan proporsi yang tetap maka semua titik ordinat yang dihasilkan akan terletak pada satu garis lurus yang disebut korelasi sempurna. Bila titik-titik kordinat tidak membentuk pola tertentu maka variabel vartiabel itu tidak mempunyai hubungan.
. X X
korelasi sempurna
Tidak berkorelasi