You are on page 1of 16

**Penjernih Air Sederhana (Aug 28, 2007 at 08:49 PM) - Contributed by Kresno Aji - Last Updated () Air saat

ini sudah mulai menjadi bahan langka, bahkan di daerah pedesaan yang tandus dan perkampungan di kotakota besar, mendapatkan air bersih sama seperti mendapat durian runtuh. Berikut ini merupakan artikel cara mendapatkan air bersih dari penyaringan air keruh dengan bahan-bahan yang terdapat di sekitar kita. Metode ini bisa digunakan untuk desa-desa yang terpencil dan tandus serta daerah perkampungan di perkotaan. Dengan alat-alat yang relatif sederhana, kita bisa melakukan penyaringan air secara sederhana, namun terbukti cukup ampuh untuk sekedar mendapatkan air untuk keperluan minum sehari-hari. Keuntungan dari pernjernih air sederhana ini adalah, kita bisa menggunakan air sawah, air payau maupun air sungai yang keruh. Namun harus diingat, ini adalah cara darurat dalam mendapatkan air bersih. Untuk keperluan air minum, Anda harus memasak dahulu air yang sudah dijernihkan ini sampai mendidih. Selain itu, bahan untuk penjernihan air harus sering diganti, karena kotoran yang mengendap akan semakin tebal dan efektivitas penjernihan air akan semakin berkurang. Pembuatan - Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan. - Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar) Penggunaan - Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran. - Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak penyaringan air. - Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil. Pemeliharaan - Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering - Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering. - Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan dijemur sampai kering. - Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat, kemudian dijemur. Referensi: - Water Purification. Joint Program Development Centre, Institute of Technology Bandung and Indonesia Voluntary Workers Agency (BUTSI) of the Department of Manpower Trasmigration and Cooperatives, 1977.

**Membuat sabun mandi sendiri

Dec 5, '07 12:45 AM for everyone

Membuat sabun mandi sendiri, ternyata lebih bermanfaat daripada membeli sabun mandi di pasaran, sebab dengan membuat sabun sendiri, kita tahu apa saja kandungan yang ada dalam sabun tersebut. Pernahkah kita berpikir bahwa kalau kita mandi dengan sabun yang dijual di pasaran sama saja kita mandi memakai Rin**, At**ck atau So K**n ? hehehe... Kalau gitu mandinya sekalian aja nyemplung ke mesin cuci..... Tapi bener lho.... kalau dipikir- pikir, harga sabun mandi di pasaran itu khan berkisar antara Rp.1000 - 3000, nah..dengan harga tersebut, kira - kira sabun tersebut terbuat dari apa saja?, udah gitu masih pake iming - iming kulit kita bisa seputih kulit wanita Jepang, lha...emang dari sononya perempuan Jepang putih-putih. Kembali ke sabun, kalau menurut beberapa website yang pernah aku baca, sabun mandi di pasaran memakai bahan dasar SLS (Sodium Lauryl Sulfate), nah.. SLS ini adalah bahan yang dipakai untuk membuat detergent...nah lho.... SLS disebut juga surfactant (agen pembersih). Dan jangan salah lho... SLS juga dipakai untuk bahan pembersih lantai, lengkap sudah..... Kenapa pakai SLS, ya itu tadi.... produsen bisa membuat sabun dengan harga yang murah. Kualitas?... kumaha aing, hehehe... Kalau sabun yang aku bikin ini disebut sabun natural, memakai lima jenis minyak yang sangat bermanfaat untuk kulit, antara lain minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kelapa, minyak sawit dan minyak castor, plus sedikit beeswax (lilin madu). Untuk aromanya ditambahkan Vanilla fragrance, warna coklat adalah warna alami yang keluar dari sabun itu sendiri. Sabun natural juga mengandung gliserin alami yang sangat bermanfaat untuk menjaga kelembaban kulit, mencegah kulit menjadi kering. Anda tidak perlu memakai hand body lotion lagi, karena dengan memakai sabun natural kulit halus sepanjang hari.....

**CARA SEDERHANA MENJERNIHKAN AIR


Semakin ke sini, semakin banyak saja sumber air yang tercemar limbah. Bisa tercemar oleh limbah rumah tangga atau limbah industri.Apalagi datangnya bencana banjir belakangan

ini. Karena itu, kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci dan untuk kebutuhan lainnya, harus diperhatikan. Caranya dengan penjernihan air. Cara penjernihan air perlu diketahui masyarakat karena banyaknya sumber air yang tercemar limbah. Banyak cara sebenarnya untuk melakukan penjernihan air. Sebagian besar agak sulit dilakukan. Karena itu, Kantor Mennegristek melalui Program CD-ROM Teknologi Tepat Guna, menawarkan cara yang paling mudah dilakukan oleh masyarakat pedesaan sekalipun Bahan dan alatnya gampang didapat. Cara ini dinamai Penjernihan Air Sekam Padi karena memanfaatkan sekam padi. Mengapa Sekam padi dijadikan bahan utama, karena banyak terdapat dipedesaan. Sayang penggunaannya belum dimanfaatkan sepenuhnya. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat alat penjernihan air sekam padi sangat mudah didapatkan. Yaitu, arang sekam padi, kayu bakar, sampahsampah/tanah, pipa, kerikil, kawat ram, Lumpur, dan drum yang berdiameter 40 cm dan tinggi 72 cm. Cara pembuatannya pertama, dasar drum dibuat lubang-lubang kecil (diameter 22 mm) dan 4 lubang dengan diameter 3,5 mm. Pada dinding drum diberi 6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara masing-masing lubang 10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang panjangnya 15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram. Kedua, buat tungku pembakaran, yakni tungku rumah tangga yang dimodifikasi untuk pengarangan kayu bakar. Langkah ketiga membuat alat penjernihan air yang terdiri dari dua bagian, yaitu alat pengendapan yang terbuat dari drum dan alat penyaringan yang dibuat dari gentong. Pada dasar gentong diberi kerikil dan arang sekam pada padi setebal 10 sampai 20 cm diatasnya. Di atas arang sekam padi diberi ijuk. Langkah selanjutnya membuat arang sekam padi secara tradisional arang sekam padi dibuat dalam suatu lubang yang berukuran panjang 50 cm, tinggi 30 cm dan diameter 50 cm dengan kapasitas 5 kg. Sekam dibakar di atas tungku singer. Sekam yang sudah terbakar ditutup tanah dan diatasnya diberi sampah. Pada salah satu sudut lubang diberi pipa udara. Cara lainnya, yaitu dengan menggunakan drum sebagai tungku pembakaran. Temperatur pada waktu pengarangan 400-600 0 C dan lama pengarangan 2,5 jam. Bahan bakar kayu yang digunakan 5 kg sekam padi. Sedang cara menggunakannya, pada proses penyaringan air, pertama lakukan pengendapan, lalu penyaringan dengan arang sekam padi kira-kira 10 cm tebalnya. Proses penyaringan ini bekerja selama 6 jam/hari. Keuntungan penjernihan air sekam padi, dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan keluarga. Selain itu, pengarangan sekam padi mudah dikerjakan oleh masyarakat pedesaan sendiri, relatif murah, hasil penjernihan memenuhi syarat kesehatan, dan sekam padi mudah diperoleh di pedesaan. Sedang kerugiannya, terletak pada pembakaran yang tidak sempurna (kekurangan oksigen). Hal ini mengakibatkan arang sekam padi dan abu akan bercampur.

**Mandi "Popcorn"? jagung


SELAMA ini jagung hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan pakan ternak. Kini, berbagai industri nonpangan memerlukan jagung sebagai bahan baku kosmetika. Misalnya penggunaan tepung jagung sebagai bahan campuran pembuatan sabun mandi.

Selain cukup bermutu, sabun mandi berbahan jagung bisa dibuat sendiri di rumah petani atau industri rumah tangga. Sabun buatan tangan berbahan tepung jagung kini sedang populer di kalangan masyarakat pedesaan Thailand. Adapun resep dan teknologi pembuatannya yang sederhana itu diperkenalkan Dr. Chutima Koshawatana dari Pusat Riset Tanaman Nakhon Sawan, Thailand. Sabun tepung jagung buatan rumahan itu diperkenalkan untuk dibuat sendiri pada rumah tangga di pedesaan. Hasilnya kelak untuk digunakan sendiri sebagai sabun mandi sehari-hari ataupun untuk dijual. Sabun tepung jagung tersebut bermutu bagus karena bahan-bahan resep pembuatannya pun bermutu tinggi. Tilik saja rasio komposisi bahannya yang sebagian besar berasal dari alam, terutama nabati. Unsur bahan baku sabun jagung antara lain minyak kelapa 220 gram, minyak zaitun 100 mg, minyak sawit 80 gram, larutan alkali/soda 73 gram, tepung jagung 20 gram, biji wijen 2,5 gram, gliserin 25 gram, vitamin E 2 gram, wewangian (fragnance) 8 gram dan air 140 gram. **PENGGUNAAN bahan tepung jagung tersebut diketahui dapat meningkatkan mutu sabun mandi, karena berbagai sifat yang mendukung. Pertama, tepung jagung dapat membantu sabun membuka pori-pori di kulit, lantas membersihkan minyak berlebih di kulit. Kedua, butiran tepung jagung mampu menggaruk (scrub) kotoran dan minyak dari permukaan kulit. Bahkan dengan adanya bahan-bahan tambahan bermutu lainnya, sabun tepung jagung buatan tangan terasa sangat lembut di kulit. Sementara itu, teknik pembuatan dan peralatan yang dibutuhkan pun relatif sederhana, yaitu larutan alkali dituangkan pada air yang telah disediakan dan diaduk dengan baik hingga rata. Biarkan sampai suhu larutan turun mencapai 42 derajat Celsius. Pada bagian lain secara terpisah, yaitu minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak sawit dicampur di dalam satu panci email, lalu dipanaskan hingga suhu 42 derajat Celsius. Setelah itu tuangkan secara perlahan larutan alkali yang sudah disiapkan tadi ke campuran minyak-minyak tersebut, lalu diaduk kembali agar tercampur rata. Jika suhu campuran itu turun maka hangatkan hingga kembali mencapai suhu 42 derajat Celsius.**Proses pengadukan dilakukan selama satu jam hingga campuran tersebut terlihat trace (jernih), Ialu tambahkan gliserin, vitamin E, tepung jagung dan biji wijen. Aduk selama 5 menit, lalu tambahkan bahan pewangi. **Proses selanjutnya, sabun yang masih cair itu dituangkan pada cetakan-cetakan yang disediakan dengan ukuran dan bentuk yang dikehendaki. Biarkan selama satu malam atau enam jam hingga membeku. Kemudian sabun yang telah membeku/mengeras dikeluarkan dari cetakan lalu dirawat dalam tempat penyimpanan atau gudang selama satu bulan. Perawatan selama itu dimaksudkan untuk memastikan efek residu larutan alkali sudah tidak ada lagi. Komposisi resep dengan takaran di atas menghasilkan sembilan batang sabun mandi berukuran masing-masing 60 gram.Dalam membuat sabun mandi tepung jagung ini ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu tepung jagung harus cukup halus, biji wijen harus dipotong-potong dulu hingga kecil-kecil tetapi jangan diremukkan/digiling, jangan menggunakan peralatan dari aluminium/logam lainnya, gunakan pakaian pelindung badan termasuk sarung tangan karet, dan cetakan yang digunakan sebaiknya dari plastik agar tidak lengket. **Dalam masa perawatan selama sebulan, pH sabun harus diperiksa. Sabun mandi yang dinilai aman digunakan setelah pH-nya berkisar 8-10. Siap deh mandi jagung, eh mandi sabun alami berbahan jagung.(Food and Fertilizer Technology Center)
TTG PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI

**PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN ARANG SEKAM PADI


1. PENDAHULUAN
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air

minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.

2. URAIAN SINGKAT

Sekam padi banyak terdapat didaerah pedesaan, namun penggunaan sekam padi belum dimanfaatkan sepenuhnya. Uraian ini adalah salah satu cara memanfaatkan sekam padi untuk memperoleh air bersih yang merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat.

3. BAHAN DAN PERALATAN

1) Arang sekam padi 2) Kayu bakar 3) Sampah-sampah/tanah 4) Pipa 5) Kerikil 6) Kawat ram 7) Lumpur 8) Drum diameter 40 cm dan tinggi 72 cm

4. PEMBUATAN

1) Dasar drum dibuat lubang-lubang kecil (diameter 2 mm) dan 4 lubang dengan diameter 3,5 mm. Pada dinding drum diberi 6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara masing-masing lubang 10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang panjangnya 15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram (lihat Gambar 1).
TTG PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI

Hal. 2/ 5
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

Gambar 1. Alat Pembuatan Arang Sekam Padi 2) Tungku pembakaran : Tungku pembakaran adalah tungku rumah tangga yang dimodifikasi untuk pengarangan kayu bakar. Lihat Gambar 2.
TTG PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI

Hal. 3/ 5

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

Gambar 2. Tungku Pembakaran Sekam Padi 3) Alat penjernihan air terdiri atas 2 bagian : a. Alat pengendapan yang terbuat dari drum. b. Alat penyaringan yang dibuat dari gentong. Pada dasar gentong diberi kerikil dan arang sekam padi setebal dari 10 sampai 20 cm di atasnya. Di atas arang sekam padi diberi ijuk. 4) Pembuatan arang sekam padi : a. Secara tradisional arang sekam padi dibuat dalam suatu lubang yang berukuran : panjang 50 cm, tinggi 30 cm dan diameter 50 cm, dengan kapasitas 5 kg. Sekam dibakar di atas tungku singer. Sekam yang sudah terbakar ditutup tanah dan diatasnya diberi sampah. Pada salah satu sudut lubang diberi pipa udara.
TTG PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI

Hal. 4/ 5
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340

Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

b. Cara lain dengan menggunakan drum sebagi tungku pembakaran. Temperatur pada waktu pengarangan 4000-6000 C dan lama pengarangan 2,5 jam. Bahan bakar kayu yang digunakan 5 kg, untuk 5 kg sekam padi. Gambar 3. Alat Penjernihan Air

5. PENGGUNAAN

Proses penyaringan air: 1) Tahap pertama pengendapan 2) Tahap kedua penyaringan dengan arang sekam padi kira-kira 10 cm tebalnya. Proses penyaringan ini bekerja selama 6 jam/hari.
TTG PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI

Hal. 5/ 5

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

6. KEUNTUNGAN
1) Dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan keluarga 2) Pengarangan sekam padi mudah dikerjakan oleh masyarakat pedesaan sendiri. 3) Relatif murah 4) Hasil penjernihan memenuhi syarat kesehatan. 5) Sekam padi mudah diperileh di pedesaan.

7. KERUGIAN
Pembakaran harus sempurna, apabila pembakarantidak sempurna (kekurangan oksigen) arang sekam padi dan abu akan bercampur.

8. DAFTAR PUSTAKA
Asril, Lutan. Penjernihan air menggunakan arang sekam padi skala keluarga untuk daerah pedesaan. Dalam kumpulan makalah : Lokakarya penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna penyediaan air minum dan pembuangan kotoran di pedesaan, Cimacan : 2-4 Februari 1981. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, 1981.

9. INFORMASI LEBIH LANJUT

1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050 2) Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA. Jakarta, Maret 2000 Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991. Disadur oleh : Esti, Haryanto Sahar

KEMBALI KE MENU

**Sabun, Deterjen, dan Kelembutan Busa


Published by Lita October 17th, 2006 in Health.

Dulu dosen pengajar Dasar-dasar Rekayasa pernah berkomentar di sela kuliah.

Kalo pengen kulitnya bersih banget, mandi aja pake deterjen. Dijamin bersih, soale lemaklemak kulit keangkat semua. Saya hanya tertawa waktu itu. Lama setelah kuliah itu berlalu, saya sadar bahwa sayalah yang terlalu lugu (bodoh mungkin lebih tepat). Sang dosen samasekali tidak bergurau. Pada kenyataannya, selama belasan tahun saya mandi dengan deterjen! Dan sekarang saya menertawakan diri yang saat itu tertawa. "Kenapa dulu gue ketawa ya?" Pernah menyaksikan iklan sabun B*ore (penyamaran merek seadanya saja sekadar tidak dirambah mesin pencari )? Pada saat audio pengantar iklan menyebutkan 'formulanya ramah di kulit' maka tayangannya berupa busa yang disentuh dengan tangan beserta tulisan 'skin friendly formula'. Jujur, saya bingung. Apa hubungannya antara busa dan formula ya? Seolah berlaku premis: Jika (produk menghasilkan banyak) busa maka (formula produk) lembut. Bahan yang digunakan untuk menghasilkan busa JUSTRU (biasanya) tidak ramah di kulit! Saya pernah membandingkan busa yang dihasilkan oleh sabun batangan biasa (tanpa klaim yang berkaitan dengan kelembutan apapun) dan sabun dengan merek tersebut. Menggunakan shower puff, ternyata secara kenampakan busa yang dihasilkan sama saja. Intinya, jika anda ingin mencari produk pembersih dengan formula yang ramah di kulit, tinjau komposisi dan bahan aktifnya, bukan dari busanya. Hindari produk yang mengandung bahan pembuat busa karena biasanya bahan ini juga bertindak sebagai surfaktan yang tidak ramah pada kulit. Tulisan saya secara singkat dan padat berhenti di sini. Selanjutnya saya akan mendongeng sesuai judul, dengan penjelasan yang mungkin bikin pusing dengan banyak istilah kimia. Pilihan ada di tangan anda. Tinggal klik saja Dari manakah produk pembersih kulit dinilai lembut? Dari pH yang mendekati pH kulit? Dari jenis pembersih yang digunakan? Dari formula yang digunakan? Dari pelembap yang ditambahkan? Dari 'rasa' di kulit setelah penggunaan? Atau dari lembutnya busa? Dari mana anda tahu itu bukan sabun? (jika anda membeli suatu produk karena tagline 'D*ve bukan sabun') Dari mana anda tahu pH produk dan pH kulit? Dari mana anda tahu tentang formula anu lembut? Dari mana anda tahu produk yang anda beli memberi apa yang anda inginkan? Dari mana hubungan antara busa dan formula? Bingung? Berarti anda kini mulai memikirkannya. Bagus. Singkirkan dulu doktrin dari iklan-iklan itu. Hapus dulu bingungnya, saya mau melanjutkan dongeng.

Sabun.
Saya sudah pernah menulis tentang sabun. Tapi berhubung jauh dari lengkap (atau malah ngawur di sana-sini ya?), baiklah kita lengkapi sekarang. Sabun itu apa sih? Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan

yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida). Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun. Bahan baku pembuatan sabun berupa minyak atau lemak, baik hewani maupun nabati. Jika basa yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa sabun 'keras'. Sedangkan jika yang digunakan adalah KOH, maka produk reaksi berupa sabun 'lunak'. Jangan bingung dengan istilah keras dan lunak. Ini istilah kimiawi, seperti air sadah dan air lunak. Bukan mengacu pada kerasnya sabun jika digunakan untuk memukul sesuatu. Masalah mulai ruwet ketika kata 'sabun' telah digunakan sebagai 'nama' bagi pembersih (padat/batangan, krim maupun cair). Bahkan cairan pembersih yang tidak memiliki bahan aktif sabun pun kita kenal sebagai sabun. Berlaku pula sebaliknya. Coba anda perhatikan pembersih yang anda gunakan. Apakah benar-benar tidak mengandung sabun (jika itu yang dikatakan produsen)?

Deterjen.
Akibat pergeseran arti tadi, kita tak sadar bahwa hampir semua macam 'sabun' yang kita gunakan sehari-hari sebenarnya adalah deterjen. Apa itu deterjen? Deterjen adalah sebuah (atau gabungan beberapa) senyawa, yang memudahkan proses pembersihan (cleaning). Istilah deterjen kini dipakai untuk membedakan antara sabun dengan surfaktan jenis lainnya. Deterjen dalam pengertian kimia bukanlah R*nso, A*tack, dan kawan-kawannya. Produkproduk itulah yang mengandung deterjen, dan kemudian malah menggantikan deterjen sebagai makna generik (misalnya: Aspirin ketimbang asam asetilsalisilat). Ya begitu. Salah kaprah. Setengah-setengah. Kenapa jadi deterjen? Awalnya kan sabun? Karena harga deterjen lebih murah, lebih efektif (karena tetap bekerja dengan baik pada air sadah), dan lebih mudah dibuat.

Busa.
Ada bahan yang efektif menghasilkan busa dan harganya murah. Namanya sodium laureth sulfate (SLS) atau sodium lauryl ether sulfate (SLES), sama saja. Senyawa ini adalah juga surfaktan. Alternatif penggantinya adalah sodium dodecyl sulfate atau ammonium lauryl sulfate (yang lebih sering saya lihat di label produk). Penghasil busa ini dapat membantu pemerataan produk dengan lebih baik saat digunakan, misalnya saat mencuci rambut atau menggosok gigi. Sebagai kompensasinya, ketika dibilas, produk ini tidak hanya membersihkan area yang terpapar tapi juga mengangkat kelembapan dari lapisan atas kulit (epidermis, sang pelayan kedap air). *Monggo, yang pakai B*ore bisa konfirmasi; apakah produk tersebut mengandung penghasil busa yang saya sebutkan? *

Lalu, apa hubungannya antara busa dan kelembutan? Tidak tahu. Tolong anda tanyakan pada produsennya (jika memang ingin bertanya) dan nanti beritahu saya. Oh ya, kilas balik sebentar ke produk D*ve tadi. Produk ini mengandung surfaktan, tapi meninggalkan rasa lembap di kulit. Kok bisa? Bisa, karena ditambahkan gliserin, komponen penyusun minyak dan lemak. Makanya ada rasa licin walau sudah dibilas berulang-ulang. Seperti yang dijelaskan di cerita bodoh-bodohan sampo (cerita jadul tapi berlaku sampai sekarang, thanks Enda), dan dalam cerita ini berlaku juga untuk pembersih tubuh (dan pembersih wajah). Diambil lalu diganti, diberi klaim 'dengan pelembap'. Hoho kok seperti cerita minyak goreng juga ya? Halah, jadi ngelantur ke mana-mana. Dari sepanjang ini saya ngomong, intinya hanya pada satu kalimat. Jangan percaya begitu saja hanya karena orang (produsen) mengatakan demikian. Termasuk jangan percaya begitu saja pada saya? Hehehe

**PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN ARANG SEKAM PADI

1. PENDAHULUAN Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. 2. URAIAN SINGKAT Sekam padi banyak terdapat didaerah pedesaan, namun penggunaan sekam padi belum dimanfaatkan sepenuhnya. Uraian ini adalah salah satu cara memanfaatkan sekam padi untuk memperoleh air bersih yang merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat. 3. PERALATAN DAN BAHAN 1) Arang sekam padi 2) Kayu bakar 3) Sampah-sampah/tanah 4) Pipa 5) Kerikil 6) Kawat ram 7) Lumpur 8) Drum diameter 40 cm dan tinggi 72 cm 4. CARA PEMBUATAN 1. Dasar drum dibuat lubang-lubang kecil (diameter 2 mm) dan 4 lubang dengan diameter 3,5 mm. Pada dinding drum diberi 6 lubang berdiameter 3,5 mm. Jarak antara masing-masing lubang 10 cm. Bagian kiri dan kanan drum dipasangi pipa yang panjangnya 15 cm. Pada bagian dasar dari drum diberi kawat ram (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Alat Pembuatan Arang Sekam Padi 2. Tungku pembakaran : Tungku pembakaran adalah tungku rumah tangga yang dimodifikasi untuk pengarangan kayu bakar. Lihat Gambar 2.

Gambar 2. Tungku Pembakaran Sekam Padi 3. Alat penjernihan air terdiri atas 2 bagian : a) Alat pengendapan yang terbuat dari drum. b) Alat penyaringan yang dibuat dari gentong. Pada dasar gentong diberi kerikil dan arang sekam padi setebal dari 10 sampai 20 cm di atasnya. Di atas arang sekam padi diberi ijuk. 4. Pembuatan arang sekam padi : a) Secara tradisional arang sekam padi dibuat dalam suatu lubang yang berukuran : panjang 50 cm, tinggi 30 cm dan diameter 50 cm, dengan kapasitas 5 kg. Sekam dibakar di atas tungku singer. Sekam yang sudah terbakar ditutup tanah dan diatasnya diberi sampah. Pada salah satu sudut lubang diberi pipa udara. b) Cara lain dengan menggunakan drum sebagi tungku pembakaran. Temperatur pada waktu pengarangan 4000-6000 C dan lama pengarangan 2,5 jam. Bahan bakar kayu yang digunakan 5 kg, untuk 5 kg sekam padi.

Gambar 3. Alat Penjernihan Air 5. PENGGUNAAN Proses penyaringan air: 1) Tahap pertama pengendapan 2) Tahap kedua penyaringan dengan arang sekam padi kira-kira 10 cm tebalnya. Proses penyaringan ini bekerja selama 6 jam/hari. 6. KEUNTUNGAN 1) 2) 3) 4) 5) Dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan keluarga Pengarangan sekam padi mudah dikerjakan oleh masyarakat pedesaan sendiri. Relatif murah Hasil penjernihan memenuhi syarat kesehatan. Sekam padi mudah diperileh di pedesaan.

7. KERUGIAN Pembakaran harus sempurna, apabila pembakarantidak sempurna (kekurangan oksigen) arang sekam padi dan abu akan bercampur. 8. DAFTAR PUSTAKA Asril, Lutan. Penjernihan air menggunakan arang sekam padi skala keluarga untuk daerah pedesaan. Dalam kumpulan makalah : Lokakarya penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna penyediaan air minum dan pembuangan kotoran di pedesaan, Cimacan : 2-4 Februari 1981. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, 1981. 9. INFORMASI LEBIH LANJUT 1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050 2) Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA. Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

<< Kembali

Hit Counter : 195851 Best view with : Firefox 0.8+, IE 5.0+ :: WARINTEK BANTUL :: Dibangun dan dikelola oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Kabupaten Bantul

Sabun mandi padat Sabun merupakan hasil reaksi kimia antara lemak, minyak dan lye ( larutan kaustik ) reaksi kimia tersebut dinamakan saponifikasi dan dipandang dari sudut kimia sebagai garam alkali dari asam lemak. Dibuat melalui 3 methode cold proses, semi hot proses dan hot proses. Komponen sabun mandi Minyak dan lemak Kaustik soda Air Agen aktif Parfum Pewarna Additif Minyak dan lemak Minyak Kelapa Minyak sawit Minyak castor

Minyak Zaitun Stearic acid Tallow ( Lemak sapi ) Kaustik soda Merupakan bahan utama untuk proses saponifikasi minyak agar terbentuk menjadi sabun. Setiap minyak mempunyai bilangan saponifikasi. Jumlah kaustik soda yang dibutuhkan untuk saponifikasi 100 gr minyak Agen aktif 1. Susu, mempunyai variasi vitamin yang lebih banyak dari jus jeruk, lebih banyak mineralnya dari air mineral dll 2. Madu, komponen utamanya fruktosa, glukosa, sukrosa. Mengandung mineral Na, Mg, Cu, Mn, Fe, K, Fosfor. 3. Minyak Zaitun, Mengandung vit E yang sangat tinggi maka tidak mudah tengik, vit e tergolong senyawa anti oksidan, zat anti tengik Parfum Sebagai bahan pewangi sabun mandi padat Fragrance oil dan essential oil Kandungan phtalat dapat menyebabkan kanker Pewarna Bahan yang digunakan untuk mewarnai sabun. Digunakan pewarna food grade Additif Humectan ( Gliserin, pg, sorbitol) Anti oksidan ( BHT, BHA, tokoferol), Preservative ( lexguard ) Chelating Agent ( EDTA ) Peralatan Kompor Panci double boiler Timbangan Literan Termometer Ph meter Pengaduk Cetakan Formulasi semi hot Ultra white Soap Minyak kelapa 250 gr Stearic acid 118 gr Kaustik soda 61 gr Air 130 gr Propilen glikol 115 gr Sirup 75 gr Gliserin 30 gr TEA 25 gr TiO2 1-4 gr EDTA 1 gr BHT 1 gr Formulasi semi hot Feather Soap

Minyak kelapa Minyak saawit Stearic acid Kaustik soda Air Propilen glikol Sirup Gliserin TEA TiO2 EDTA BHT

50 gr

100 gr 350 gr 50 gr 72 gr 145 gr 150 gr 20 gr 25 gr 4 gr 1 gr 1 gr

Mesin industri sabun mandi Cold proses ( sabun susu, madu, zaitun, ginseng, sari kesed, sabun hotel) Semi hot proses ( sabun Transparan, opaque premium ) Hot proses ( noodles soap ) Minyak dan Diagram produksi cold proses lemak Minyak dan lemak dicampur dengan Lye ( kaustik dan air ), kemudian diaduk sampai terjadi saponifikasi. Lama pengadukan 30 menit dengan kecepatan 500 1500 rpm. Dalam waktu 3 jam sabun akan mengeras. Dibutuhkan waktu curing dua minggu agar proses saponifikasi sempurna Lye

Saponifikasi

Base soap

Semi hot proses Pembuatan sabun mandi padatMinyak dan lemak hanya untuk dengan pemanasan Lye mencairkan lemak atau minyak yang berbentuk padat ( stearic acid, tallow ) sesudah mencair minyak direaksikan dengan alkali untuk saponifikasi. Diagram produksi Semi hot proses Minyak dan lemak dipanasi sampai mencair 70 C, Dicampur dengan lye pada suhu yang sama. Setelah saponifikasi dilakukan pelarutan dan pencampuran agar Agar menjadi transparan atau Opaque premium. Molding Saponifikasi

Pelarutan & Pencampuran Coloring, parfum, cutting, stamping n packaging

Chip soap

Cold proses Sabun hotel 1.Blender 2. roll mill 3. ekstruder 4. Stamping 5. Wrapping Cold Proses Sabun susu, zaitun, madu 1. Mixer 2. Cetakan stainless 3. Bungkus Gambar sabun

You might also like