You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA (VI) PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

KONSEP DASAR 1.1 Pengertian Waham Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terusmenerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, 2006). Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham meliputi : 1. Waham kebesaran : individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan (Keliat, 2006).
2. Waham curiga : individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha

merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, 2006).
3. Waham agama : individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan

dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan (Keliat, 2006).
4. Waham somatik : individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau

terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan (Keliat, 2006). 5. Waham nihilistik : individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan diucapkan berlang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan (Keliat, 2006). Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logika, individu tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti yang objektif tentang kebenaran itu. Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginankeinginan dari penderita itu sendiri. Waham merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita biasanya: 1. Keinginan yang tertekan. 2. Kekecewaan dalam berbagai harapan. 3. Perasaan rendah diri. 4. Perasaan bersalah. 5. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan. 1.2 Rentang Respon

Respon adaptif a. Pikiran logis persepsi akurat b. Emosi konsisten dengan pengalaman
c. Perilaku sesuai

Respon maladaptif a. Kadang-kadang isi pikir terganggu ilusi


b. Reaksi emosional

a. Gangguan isi pikir waham halusinasi b. Ketidakmampuan untuk mengalami emosi c. Ketidakmampuan isolasi sosial

berlebihan atau kurang


c. Perilaku ganjil atau

dengan hubungan sosial

tidak lazim

Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham 1.3 Faktor Predisposisi dan Presipitasi Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis

a. Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain). b. Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia. c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.

2. Teori Psikososial a. Teori

sistem

keluarga

Bawen

(dalam

Lowsend,

1998)

menggambarkan

perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya. b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain. c. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam kepribadian. Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu : 1. Biologis Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan. 2. Stres lingkungan Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku. 3. Pemicu gejala Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah

perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya. 1.4 Tanda dan Gejala Menurut Azis (2003), tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan waham, yaitu: 1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan 2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain 3. Curiga 4. Bermusuhan 5. Merusak (diri, orang lain, lingkungan) 6. Takut, sangat waspada 7. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas 8. Ekspresi wajah tegang 9. Mudah tersinggung 1.5 Diagnosis Keperawatan Gangguan konsep diri : Kehilangan, harga diri rendah Gangguan Proses Pikir: Waham Perilaku Kekerasan 1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.
2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.\

1.6 Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham. Tujuan umum : Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan. Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya. Tindakan : a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat). b. Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien. c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. d. diri. 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki. Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya. Tindakan : a. b. c. d. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan

ini yang realistis. saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri). waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman. Tindakan : a. b. c. d. e. Observasi kebutuhan klien sehari-hari. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan

maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin). wahamnya. 4. Klien dapat berhubungan dengan realitas. Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada. Tindakan : a. waktu). b. c. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan

5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar. Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat. Tindakan : a. b. c. d. Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar. samping minum obat. dosis, cara dan waktu).

6. Klien dapat dukungan dari keluarga. Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien. Tindakan: a. b. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

2. Diagnosa 2: Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah Tujuan umum : Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga dirinya. Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan : a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan) b. c. d. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya Sediakan waktu untuk mendengarkan klien Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan

bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan : a. b. c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki aspek positif yang dimiliki memberi pujian yang realistis

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan : a. b. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Tindakan : a. b. c. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan kemampuan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan : a. b. c. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan Beri pujian atas keberhasilan klien Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan : a. b. c. d. e. g. h. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga. Evaluasi Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham

f.Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham (waham) saat ini i. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien j. Klien menggunakan obat sesuai program Daftar Pustaka Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis Mosby Year Book, 1995 Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999 Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999 Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000

You might also like