Professional Documents
Culture Documents
Puluhan tahun lamanya popularitas itik alabio sebagai petelur unggul tak tergoyahkan. Maklum, itik yang satu ini rata-rata produksi telurnya 230 butir/tahun (62,8%). Namun, Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, berhasil mengembangkan itik MA-2000 yang produktivitasnya lebih tinggi. Rata-rata produksi telur dalam setahun 261 butir/ekor (71,5%).
Produktivitas itu memang masih lebih rendah dibanding CV-2000 INA yang sempat populer di akhir 90-an. CV-2000 menghasilkan 275 butir/ekor/tahun. Namun, itik MA-2000 memiliki kelebihan: kerabang telur hijau kebiruan; CV-2000 berwarna putih. Konsumen dalam negeri menyukai telur berkerabang hijau. Baca selengkapnya Posted by Syaiful Rahman,S.ST at 21:12 3 comments Links to this post Labels: Peternakan
2. 3. 4. 5. 6.
cukup dan mudah diperoleh. Mendorong pengembangan sistim pembibitan pemerintah, peternak dan swasta. Melestarikan dan memanfaatkan bangsa ternak setempat. Melakukan persilangan untuk peningkatan mutu bibit. Menyebarluaskan bibit hasil kajian. Mendorong penciptaan bibit baru oleh lembaga Litbang,peternak dan Swasta.
Fungsi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pemeliharaan bibit kambing, domba dan itik unggul. Pelaksanaan uji performance dan uji progeny kambing, domba dan itik unggul. Pelaksanaan perkawinan (breeding ternak), kambing, domba dan itik unggul. Pelaksanaan pencatatan (recording), ternak kambing, domba dan itik unggul. Pemberian saran teknik produksi, bibit kambing, domba dan itik unggul. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan, bibit kambing, domba dan itik unggul. 7. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemuliaan dan produksi, bibit kambing, domba dan itik unggul. 8. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran hasil produksi bibit kambing, domba dan itik unggul. 9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Organisasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kepala Balai Subbagian Tata Usaha Seksi Pelayanan Teknik Produksi Seksi Pelayanan Teknik Produksi Seksi Jasa Produksi Kelompok Jabatan Fungsional
Alamat:
Desa Sei Jelai Km 51 No. 2 Tambang Ulang , Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut 70352 - Kalimantan Selatan Telp. (0512) 7404274 Fax. (0512) 21524
Pakan Itik Petelur Dara (Duck Grower) Pakan itik petelur dara (duck grower) adalah pakan itik petelur umur di atas 8 (delapan) minggu sampai dengan 24 minggu. Persyaratan Mutu Standar : Kadar Air 14,0 % (maksimum) Protein Kasar 15,0 % Lemak Kasar 3,5 % Serat Kasar 7,0 % (maksimum) Abu 8,0 % Calcium (Ca) 0,6 - 1,06 % Phosphor Total 0,60 % Phosphor Tersedia 0,40 % Enerji Metabolis 2700 kcal/kg (minimal) Aflatoksin 20 ppb (maksimum) L-Lysine 0,75 % (maksimum) DL-Methionine 0,35 % (maksimum) Methionine + Sistin 0,65 %
Pakan Itik Petelur (Duck Layer) Pakan itik petelur (duckl layer) adalah pakan itik petelur umur di atas 24 minggu. Persyaratan Mutu Standar : Kadar Air 14,0 % (maksimum) Protein Kasar 18,0 % Lemak Kasar 3,5 % Serat Kasar 7,5 % (maksimum) Abu 14,0 % Calcium (Ca) 3,25 - 4,0 % Phosphor Total 0,60 % Phosphor Tersedia 0,40 % Enerji Metabolis 2800 kcal/kg (minimal) Aflatoksin 20 ppb (maksimum) L-Lysine 0,70 % (maksimum) DL-Methionine 0,35 % (maksimum) Methionine + Sistin 0,65 %
AGRITEKNO PRIMANEKA Big Small Agribusiness We Care Central Java , fax 024.7605249 or tel 024.3511233
Formulasi pakan itik untuk layer (5 bl ke atas) : Jumlah pemberian minimal 150 gram/ekor/hari, tidak lupa untuk memberikan hijauan segar dan mineral. Sebagai patokan adalah jumlah Protein Kasar (PK) 15-18% dan Energi Metabolis (EM) 2900 Kkal/kg. 1. Bekatul 15%, beras merah 30%, jagung giling 10% kacang hijau giling 12%, tepung ikan 20%, kedelai giling 3%, bungkil kelapa 5% tepung tulang 4,5% dan garam 0,5% 2. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 3 kg, dan jagung 6 kg 3. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 1,5 kg, ketam cincang 1,5-2 kg, dan jagung giling 6 kg 4. Dedak kasar 25%, jagung giling 25%, kacang kedelai giling 15%, bekicot cincang 15%, tepung ikan 10%, garam 5% dan tepung daun singkong 5% 5. Bekatul 5 kg, nasi kering 7 kg, ece 1 kg, cacahan ikan pirik 15 kg 6. Bekatul 2,6 kg, bekatul 8,3 kg, dan ikan pirik giling 10,6 kg 7. Bekatul 6 kg, nasi kering 6 kg, konsentrat itik layer 4 kg, ikan kecil 12 kg 8. Bekatul 6 kg, menir 6 kg, ikan rucah 8 kg 9. Bekatul 4.8-5 kg, menir 4 kg, konsentrat itik layer 3 kg dan ikan rucah 2 kg 10. Bekatul/dedak dan konsentrat itik layer dengan perbandingan (6:1) 11. Nasi kering : jagung : konsentrat itik layer dengan perbandingan (4:1:1) 12. Bekatul : konsetrat itik layer dengan perbandingan (4:1) 13. Konsentrat itik layer : konsentrat ayam petelur : dedak dengan perbandingan (2:5:8) 14. Konsentrat itik layer 60%, jagung 15%, kremis 15%, dan eceng gondok 10% 15. Bekatul 60%, jagung 20%, dan konsentrat itik layer 20% 16. Bekatul 2.5 kg, konsetrat itik layer 1,5 kg, gandum 8 kg, dan hijauan 0.7-1 kg Perlu diketahui bersama bahwa kestabilan dan produktivitas itik sangat ditentukan oleh ketepatan dalam pemberian jumlah pakan yang meliputi kandungan nutrisi dan kualitas pakan. Tidak ada salahnya untuk mencoba salah satu komposisi di atas, asal ketersediaan pakan dan harganya pun murah di sekitar lokasi kita. Atau anda punya komposisi pakan tersendiri dan mau berbagi dengan peternak lainnya? Kirimkan komposisi formulasi pakan itik petelur anda pada kami dan insyaallah kami pun akan memuatnya di sini. Mari berbagi dan jalin kebersamaan tuk meraih kesuksesan*(SPt).
Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan dalam penyediaan dan penyusunan ransum yang baik sangat diperlukan oleh peternak. Pada prinsipnya fungsi makanan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Selanjutnya makanan untuk kebutuhan berproduksi. A. Gizi Yang dimaksud dengan gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam ransum ternak yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat, lemak dan protein akan membentuk energi sebagai hasil pembakaran. 1. Karbohidrat Karbohidrat adalah sumber tenaga dan energi yang dipakai dalam setiap aktivitas di dalam tubuh dan gerak itik. Sumber karbohidrat antara lain terdapat dalam jagung, beras, sorgum dan dedak padi. 2. Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga serta mengandung vitamin A, D, E dan K. Kelebihan karbohidrat ditimbun di bawah kulit tubuh sebagai lemak. Jadi kekurangan lemak bisa diisi oleh karbohidrat. Tetapi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya saluran reproduksi. Adapun sumber bahan ransum yang mengandung lemak adalah jagung, kedelai dan minyak ikan. 3. Protein Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, mengganti jaringan-jaringan yang rusak serta berproduksi. Kebutuhan protein kasar tergantung pada fase hidup itik. Selain persentase total kandungan protein di dalam makanan, perlu juga diperhatikan keseimbangan asam amino yang membentuk protein tersebut. Untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut, penyusunan ransum dianjurkan terdiri dari berbagai macam bahan baku. Dengan demikian kekurangan suatu asam amino dapat ditutupi oleh asam amino yang diperoleh dari bahan baku lainnya. Berdasarkan sumbernya, protein dapat digolongkan menjadi dua yaitu protein yang berasal dari hewan dan protein yang berasal dari tanaman. a. Protein Hewan Protein yang berasal dari hewan mempunyai nilai hayati yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari tanaman. Sumber protein hewani antara lain terdapat dalam tepung ikan, hasil ikutan daging dari tempat pemotongan hewan dan susu bubuk kering.
b. Protein nabati Protein nabati berasal dari tanaman seperti jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang hijau dan bungkil kacang tanah. Akan tetapi kelebihan protein dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ringan, penurunan penimbunan lemak tubuh dan kenaikan tingkat asam urat di dalam darah. Selain itu dapat pula mengakibatkan litter menjadi basah yang disebabkan ternak mengkonsumsi air yang berlebihan. 4. Mineral Mineral merupakan zat pembangun pertumbuhan dan produksi. Kebutuhan mineral relatif sedikit tetapi kekurangan mineral dapat mengakibatkan efek yang tidak menguntungkan pada ternak itik. Sumber mineral adalah dari makanan hijauan dan dari hewan. 5. Vitamin Vitamin sangat dibutuhkan dalam metobolisme kalsium dan fosfor yang berfungsi sebagai pembentukan tulang dan kulit telur.
B. Energi Energi adalah hasil dari proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak didalam tubuh dengan satuan pengukur kalori. Energi diperlukan untuk semua kegiatan fisiologis dan produksi itik termasuk aktivitas pernapasan, sirkulasi darah, pencernaaan makanan dan sebagainya. Karbohidrat dan lemak merupakan bahan makanan sumber energi yang praktis dan efisien. Adapun kebutuhan energi metabolisme adalah sebagai berikut : Fase starter : 2800 3000 kkal/kg Fase grower : 2500 2700 kkal/kg Fase layer : 2600 2800 kkal/kg
C. Bahan baku pakan Bahan baku pakan itik beragam dan dapat digunakan sesuai ketersediaan serta tingkat harga bahan tersebut. Adapun kandungan zat nutrisi beberapa pakan dapat dilihat di bawah ini :
D. Feed Suplement Untuk melengkapi ransum makanan dibutuhkan vitamin, mineral dan antibiotik yang bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan, mempertahankan atau meningakatkan produksi dan menjaga kesehatan ternak itik. Feed suplement bisa hanya berbentuk vitamin, mineral atau campuran antara antiobitik dan vitamin atau juga campuran dari vitamin, antibiotik dan mineral. Cara pemberian feed suplement mengikuti aturan dari pabrik pembuatnya. Contoh perhitungan pakan buatan untuk memperoleh kandungan protein dan energi metobolisme dari beberapa bahan baku pakan untuk itik pada periode starter.
Untuk menyusun ransum atau pakan itik dara dan itik periode layer (induk petelur), cara perhitungannya sama seperti di atas. Kebutuhan protein adalah sebagai berikut : Fase starter : 18 20 % Fase grower : 15 17 % Fase Layer : 17 19%
Menyusun Ransum
Posted on March 17, 2012 by admin Menyususn Ransum Itik Ransum merupakan komponen terbesar dalam usaha peternakan itik. Ketersediaan ransum ini sangat penting di mana porsi anggarannya dapat mencapai 70% dari alokasi biaya produksi. Hal inilah yang membuat para peternak berusaha memenuhi kebutuhan ransum, walaupun harga ransum yang semakin hari semakin mahal. Membuat ransum berkadar Protein 19% serta kandungan kalori antara 2500 3000 kkal. 1. Formula A
Jagung giling, 40kg Dedak padi, 24 kg Susu skim, 16 kg Tepung ikan, 8kg Tepung Tulang, 6kg Bungkil kelapa, 3kg Kedele, 3kg
2. Formula B
3. Formula C
Jagung giling, 62.3kg Dedak padi, 10 kg Bungkil kedelai, 8.5kg Bungkil kelapa, 8kg Tepung ikan, 11kg
4. Formula D
Jagung giling, 40kg Dedak padi, 30kg Konsentrat 144, 20kg Mineral Hijauan
A. ITIK PETELUR
B. ITIK PEDAGING
Keterangan :
ME mgg hr 1 2 3 4 5 6 7 8
= energi metabolisme = minggu = hari = Produk PT Comfeed Indonesia Ltd. = Produk PT Wonokoyo Feedmill = Produk PT Proteina Prima = Produk PT Sentraprofeed Intermitra = Produk PT Artacitra Terpadu Feedmill = Produk PT Wirifa Sakti = Produk PT Welgro Feedmill Indonesia = Produk PT Gold Coin Indonesia
Sumber : Buku Ransum Ayam dan Itik, Yani Sudaro Anita Siriwa
Penggilingan biji-bijian, digunakan untuk menghaluskan bahan baku ransum hingga berbentuk tepung. Penggilingan daging dan ayakan, digunakan untuk membuat ransum dalam bentuk pelet dan butiran. Kukusan, digunakan untuk mengukus. Kususan dapat dibuat dari drum atau dapat juga digunakan alat penanak nasi.
B. Cara Pembuatan
Pada dasarnya, cara membuat ransum jadi adalah penyatuan berbagai jenis bahan baku yang mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ternak. 1. Ransum bentuk tepung
Membuat ransum dalam bentuk tepung, sangatlah mudah dan sederhana. Caranya adalah bahan-bahan baku dihaluskan, ditakar sesuai dengan formula ransum, kemudian bahan-bahan tersebut dicampur. Cara pencampuran dilakukan mulai dari bahan yang paling sedikit hingga yang komposisinya paling besar. Campuran ransum dianggap merata apaabila tidak ada lagi bahan yang kelihatan dominan baik bentuk maupun aromanya. Ransum bentuk tepung selanjutnya dikemas dan disimpan dalam gudang penyimpanan. 2. Ransum bentuk pelet
Membuat ransum bentuk pelet, adalah kelanjutan dari ransum bentuk tepung. Mula-mula bahan disiapkan, digiling halus, ditakar, selanjutnya campurkan bahan kering terlebih dahulu yang dimulai dari bahan yang jumlahnya paling sedikit. Selanjutnya campurkan bahan-bahan cair dengan cara penyemprotan secara merata, aduk, kemudian dilanjutkan dengan proses penguapan (dikukus). Untuk membentuk ransum menjadi pelet, digunakan penggilingan daging dengan ukuran lubang sekitar 2-5 mm. Setelah adonon digiling, hasilanya akan berupa batangan basah, potong batangan basah sepanjang 3 cm. Lakukan pemotongan ini pada saat penggilingan. Selanjutnya proses pengeringan, setelah kering, patahkan batangan ini sepanjang1-2 cm. Demikianlah proses pembuatan ransum bentuk pelet.
Pembuatan ransum butiran hampir sama dengan pembuatan ransum bentuk tepung dan pelet. Jadi setelah bahan digiling halus, ditakar dan dicampur, langkah berikutnya adalah adonan di ayak. Caranya adalah : siapkan ayakan berlobang dengan diameter 3 4 cm, letakan adonan di dalam ayakan, kemudian adonan ditekan-tekan hinggabentuk butiran keluar dari dasar ayakan. Agar bentuk butirannya bagus, maka jangan biarkan hasil cetakan menumpuk, selanjutnya adalah proses pengeringan. C. Pengemasan dan Penyimpanan
Untuk menjaga mutu ransum, sebaiknya ransum dikemas dalam kantung plastik dan disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan yang memiliki ventilasi yang baik. Waktu penyimpanan sebaiknya paling lama dua minggu. Di dalam gudang penyimpanan, sebaiknya karung-karung diatur dan disusun rapi. Untuk menjaga agar karung tidak bersinggungan langsung dengan lantai, sebaiknya di bagian alasnya diberikan kayu. Hal ini bertujuan agar udara lembab dari lantai tidak langsung diserap dalam karung ransum. Selain lantai, dinding gudang penyimpanan yang terbuka perlu ditutupi dengan karung plastik. Hal ini dimaksudkan agar suhu dan kelembapan dalam gudang tetap stabil dan terjaga.
LAYER I 18.5 ~ 19,0 2.750 35 20 45 (17 ~ 50 Mg) MASA RONTOK BULU : Secara umum terjadi selama 4 (empat) minggu. Agar masa rontok bulu sesuai dengan tujuan produksi masa LAYER II, maka sistem rontok bulu SENGAJA DIPAKSAKAN. Dengan teknis pengaturan jumlah & jenis pakan sbb : *). 4 (empat) hari I diberi pakan 50% jatah. **). 4 (empat) hari II diberi pakan 25 % jatah ***). 4 (empat) hari III diberi bekatul hanya 30 grm / ek / hr. ****). Selama 7 (tujuh) hari SAMA SEKALI TIDAK DIBERI MAKAN & hanya diberi minum Vitamin. *****). Selama 7 (tujuh) hari diberi pakan 50% jatah pakan normal. ******). Selanjutnya diberi pakan jatah normal seperti biasanya, dan bebek sdh mulai bertelur kembali. LAYER II 18.5 2.700 35 10 55 (55 ~ 70 Mg) *). Konsentrat Bebek dengan kandungan protein 37% Cttn : Mulai ayam umur 40 minggu campuran pakan ditambah mineral 1~2%
Arief Darmawan / BPTP Kalsel Pakan sangat menentukan keberhasilan usaha tani Itik yang dipelihara secara komersial. Kesalahan dalam penyajian dan pemberiannya bisa berakibat turunnya produksi, reproduksi dan mortalitas itik. Biaya pakan mencapai 70 % dari total biaya produksi , karenanya diperlukan pakan yang murah, bergizi , tidak mengandung toksin (racun), dan tersedia secara berkelanjutan, sesuai dengan jenis, umur dan tujuan pemeliharaan (telur/daging) Bahan pakan. Terdapat 2 jenis bahan pakan yaitu nabati dan hewani. Bahan pakan nabati sebagai sumber energy (dedak padi, jagung kuning, bungkil kelapa, tepung gaplek dll), sedangkan bahan pakan hewani sebagai sumber protein ( tepung keong, caccing tanah, katak, ikan, bekicot dll). Tabel 1. Kandungan gizi bahan pakan (BK) Enegi metabolis No 1 2 3 4 5 6 Bahan pakan Dedak Padi Jagung kuning 1) Kepala Udang 1) Keong Emas2) Ikan LOkal 2) Sagu 2)
1)
Protein Posphor Kalsium(%) (%) (%) 12 8,6 30,01 51,52 47 3,57 0,20 0,02 7,86 7,3 4,64 0,64 0,10 0,30 1,15 5,8 2,35 0,10
Sumber :
Air, Berguna untuk fungsi pencernaan, kestabilan temperature tubuh dll. Protein, untuk pembenetukan jaringan tubuh, antibody dan telur. Energi (lemak dan karbonhidrat) untuk berbagai aktifitas (berjalan, lari, makan,bernafas, pencernaan, pertumbhan, produksi dll. Vitamin dan mineral untuk pertumbuhan tulang dan kerabang telur.
Tabel 2. : Kebutuhan zat gizi berdasarkan umur itik. 09-20 Diatas 20 minggu(dar minggu(dewasa a) )
Gizi
0-4 starter
5-8 finisher 19
0-8 petelur 15 2700 0,19 0,74 0,6-1,0 0,60 18 2700 0,37 1.04 2,75-3,0 0,60
Protein (%) Energi (KKal/ Kg) Metionin (%) Lisin (%) Ca (%) P (%
Sumber : Sinurat (2000) Formulasi pakan itik petelur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bahan Pakan Sagu Keong Emas Dedak Padi Ikan Pakan Jadi Konsentrat Gabah Kepala Udang Mineral Energi ( Kcal/Kg) Protein kasar ( %) Serat Kasar (%) Lemak Kasar ( %) Calsium (%) PoSphor (%) Harga (Rp/Kg) 1 11,33 35,07 9,07 28,27 0,53 0,53 14,68 0,53 2800 18,43 6,38 6,89 2,75 0,81 2995 SUsunan Pakan 2 3 13,46 31,78 2,88 33,65 25,09 9,62 19,33 40,38 21,56 2,23 2850 2800 17,79 16,58 8 5,88 7,45 6,33 2,8 2,7 0,88 1 3,267 2857
4 40,82 20,41 16,33 6,12 2,04 12,24 2,04 2800 16,5 5,07 4,88 2,99 0,67 2180
Tabel 5 .: Susunan ransum itik pedaging No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bahan Pakan Konsentrat broiler Jagung kning Sagu kukus Tepung keong emas Minyak kelapa BR-! Dedak Mineral BR Filler (pasir) Jumlah Protein Energi (Kkal/Kg) Serat Kasar ( %) Ca (%) Posphor ( %) Harga (Rp/Kg) 1 19 35 22 24 100 16 2900 6,76 2,58 0,5 3079
*)
SUsunan Pakan 2 3**) 34 34 45 30 13 26 2 4 1,6 3,2 1,2 1,2 3,2 1,6 100 100 19,15 19,21 2975,68 2977,36 3,28 3,65 1,49 1,65 0,23 0,24 3572,2 3325,6
**)
4 **) 34 15 39 6 4,7 1,2 0,1 100 19,26 2979,04 4,03 1,81 0,25 3075
Sumber
Cara Pembuatan dan Pemberian Bahan pakan seperti paya/ sagu, keong emas dll terlebih dulu dicincang/ diparut menjadi potongan kecil, selanjutnya dicampur dengan bahan pakan lainnya (dedak, vitamin , mineral dll). agar. Bahan pakan terbanyak disebarkan diatas lembaran plastic dan selanjutnya diikuti oleh bahan pakan lainnya sesuai dengan urutan terkecil membentuk seperti lingkaran. Campuran yang sudah berbentuk lingkaran tersebut dibagi menjadi 4 bagian, masing masing bagian dicampur secara homogen. Itik Jantan dewasa membutuhkan 125-150 gram pakan /ekor/hari, sedangkan itik petelur petelur 160-180 gram/ekor/hari. Campurkan sedikit air ( Tak terlalu basah) kedala pakan agar tidak banyak terbuang saat itik sedang makan. Tempat pakan harus senantiasa dalam keadaam kering dan selalu dibersihakan dan disesuaikan dengan jumlah itik yang dipelihara. Sumber : disarikan dari Liftektan BPTP Kalsel, Edisi Mei 2010, Agdex : 454/56, No.01/Nak/ASB.01/2010