You are on page 1of 25

Itik MA-2000: Sang Ratu Petelur

Puluhan tahun lamanya popularitas itik alabio sebagai petelur unggul tak tergoyahkan. Maklum, itik yang satu ini rata-rata produksi telurnya 230 butir/tahun (62,8%). Namun, Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, berhasil mengembangkan itik MA-2000 yang produktivitasnya lebih tinggi. Rata-rata produksi telur dalam setahun 261 butir/ekor (71,5%).

Sumber gambar : Bakorluh Prov Kalsel

Produktivitas itu memang masih lebih rendah dibanding CV-2000 INA yang sempat populer di akhir 90-an. CV-2000 menghasilkan 275 butir/ekor/tahun. Namun, itik MA-2000 memiliki kelebihan: kerabang telur hijau kebiruan; CV-2000 berwarna putih. Konsumen dalam negeri menyukai telur berkerabang hijau. Baca selengkapnya Posted by Syaiful Rahman,S.ST at 21:12 3 comments Links to this post Labels: Peternakan

Mengenal lebih dekat BPTU Pelaihari ( Kalsel )


Menurut info yang diperoleh melalui website : Ditjen Peternakan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia BPT UNGGUL KAMBING, DOMBA DAN ITIK (BPTU) PELAIHARI Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing, Domba dan Itik Pelaihari Kalimantan Selatan merupakan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Perbibitan yang dibentuk dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :283/Kpts/OT.210/4/2002 tanggal 16 April 2002, yang mengembang tugas pokok Melaksanakan Permuliaan, Produksi dan Pemasaran Kambing, Domba dan Itik unggul. Visi Menjadi akselator tersedia bibit unggul kambing, domba dan itik dalam jumlah dan mutu yang memadai Misi 1. Menyediakan bibit kambing, domba dan itik berkualitas dalam jumlah yang

2. 3. 4. 5. 6.

cukup dan mudah diperoleh. Mendorong pengembangan sistim pembibitan pemerintah, peternak dan swasta. Melestarikan dan memanfaatkan bangsa ternak setempat. Melakukan persilangan untuk peningkatan mutu bibit. Menyebarluaskan bibit hasil kajian. Mendorong penciptaan bibit baru oleh lembaga Litbang,peternak dan Swasta.

Fungsi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pemeliharaan bibit kambing, domba dan itik unggul. Pelaksanaan uji performance dan uji progeny kambing, domba dan itik unggul. Pelaksanaan perkawinan (breeding ternak), kambing, domba dan itik unggul. Pelaksanaan pencatatan (recording), ternak kambing, domba dan itik unggul. Pemberian saran teknik produksi, bibit kambing, domba dan itik unggul. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan, bibit kambing, domba dan itik unggul. 7. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemuliaan dan produksi, bibit kambing, domba dan itik unggul. 8. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran hasil produksi bibit kambing, domba dan itik unggul. 9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Organisasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kepala Balai Subbagian Tata Usaha Seksi Pelayanan Teknik Produksi Seksi Pelayanan Teknik Produksi Seksi Jasa Produksi Kelompok Jabatan Fungsional

Alamat:
Desa Sei Jelai Km 51 No. 2 Tambang Ulang , Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut 70352 - Kalimantan Selatan Telp. (0512) 7404274 Fax. (0512) 21524

STANDAR PAKAN SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA)

Pakan Itik Petelur Dara (Duck Grower) Pakan itik petelur dara (duck grower) adalah pakan itik petelur umur di atas 8 (delapan) minggu sampai dengan 24 minggu. Persyaratan Mutu Standar : Kadar Air 14,0 % (maksimum) Protein Kasar 15,0 % Lemak Kasar 3,5 % Serat Kasar 7,0 % (maksimum) Abu 8,0 % Calcium (Ca) 0,6 - 1,06 % Phosphor Total 0,60 % Phosphor Tersedia 0,40 % Enerji Metabolis 2700 kcal/kg (minimal) Aflatoksin 20 ppb (maksimum) L-Lysine 0,75 % (maksimum) DL-Methionine 0,35 % (maksimum) Methionine + Sistin 0,65 %

Pakan Itik Petelur (Duck Layer) Pakan itik petelur (duckl layer) adalah pakan itik petelur umur di atas 24 minggu. Persyaratan Mutu Standar : Kadar Air 14,0 % (maksimum) Protein Kasar 18,0 % Lemak Kasar 3,5 % Serat Kasar 7,5 % (maksimum) Abu 14,0 % Calcium (Ca) 3,25 - 4,0 % Phosphor Total 0,60 % Phosphor Tersedia 0,40 % Enerji Metabolis 2800 kcal/kg (minimal) Aflatoksin 20 ppb (maksimum) L-Lysine 0,70 % (maksimum) DL-Methionine 0,35 % (maksimum) Methionine + Sistin 0,65 %

AGRITEKNO PRIMANEKA Big Small Agribusiness We Care Central Java , fax 024.7605249 or tel 024.3511233

Formulasi Pakan Itik Fase Grower dan Layer


www.sentralternak.com, Kontribusi pakan memang hanya sekitar 30% dalam keberhasilan usaha ternak, akan tetapi salah dalam menerapkannya juga tidak sedikit kerugian yang akan diderita. Pernah suatu ketika datang pertanyaan pada kami untuk komposisi pakan itik petelur yang hanya di beri dedak jumlah sekitar 4 kg dan ikan/kepala ikan dengan jumlah sedikit (0.5 kg). Kami rasa para pembaca sudah bisa menebak, bagaimana produksi telur yang akan dihasilkan itik tersebut. Untuk itu mungkin perlu kami tampilkan berbagai formulasi pakan ternak itik yang berhasil kami himpun dari berbagai sumber (buku, hasil penelitian, dan komunikasi langsung dengan peternak). Semoga hal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan kami juga mempunyai harapan kepada pembaca semua yang mempunyai pengalaman di bidang formulasi pakan itik untuk berbagi pengalaman di sini. Semoga dengan berbagi pengalaman (ilmu) dan orang lain mendapatkan manfaat dari pengalaman kita, kiranya hal itu dicatat oleh Allah swt sebagai amal kebaikan dan berhak untuk mendapatkan pahala di sisinya. Aamiin Formulasi pakan itik untuk masa grower (umur 2-5 bl) : Jumlah pemberian 88 - 120 gram/ekor/hari sesuai tingkatan umur. Sebagai patokan adalah jumlah Protein Kasar (PK) 16-20%, dan Energi Metabolis (EM) 2900 Kkal/kg. 1. Jagung 20%, dedak 20%, menir 15%, kedelai 15%, bungkil kelapa 5%, tepung ikan 10%, tepung darah 10% dan tepung tulang 5% 2. Jagung atau dedak atau menir 50%, kacang tanah, bungkil kelapa atau kacang kedelai 15%, cacahan ikan teri atau bekicot 25%, mineral 5%, dan sisanya adalah campuran vit B12, premix dan daun singkong 3. Jagung giling 45%, bekatul 15%, bungkil kelapa 5%, kedelai 15%, tepung daun lamtoro 5%, tepung ikan 10% rumput kering 2%, tepung kerang 2%, tepung tulang 1% dan sedikir garam 4. Jagung 20%, konsentrat 10%, bekatul 60%, dan eceng gondok 10%

Formulasi pakan itik untuk layer (5 bl ke atas) : Jumlah pemberian minimal 150 gram/ekor/hari, tidak lupa untuk memberikan hijauan segar dan mineral. Sebagai patokan adalah jumlah Protein Kasar (PK) 15-18% dan Energi Metabolis (EM) 2900 Kkal/kg. 1. Bekatul 15%, beras merah 30%, jagung giling 10% kacang hijau giling 12%, tepung ikan 20%, kedelai giling 3%, bungkil kelapa 5% tepung tulang 4,5% dan garam 0,5% 2. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 3 kg, dan jagung 6 kg 3. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 1,5 kg, ketam cincang 1,5-2 kg, dan jagung giling 6 kg 4. Dedak kasar 25%, jagung giling 25%, kacang kedelai giling 15%, bekicot cincang 15%, tepung ikan 10%, garam 5% dan tepung daun singkong 5% 5. Bekatul 5 kg, nasi kering 7 kg, ece 1 kg, cacahan ikan pirik 15 kg 6. Bekatul 2,6 kg, bekatul 8,3 kg, dan ikan pirik giling 10,6 kg 7. Bekatul 6 kg, nasi kering 6 kg, konsentrat itik layer 4 kg, ikan kecil 12 kg 8. Bekatul 6 kg, menir 6 kg, ikan rucah 8 kg 9. Bekatul 4.8-5 kg, menir 4 kg, konsentrat itik layer 3 kg dan ikan rucah 2 kg 10. Bekatul/dedak dan konsentrat itik layer dengan perbandingan (6:1) 11. Nasi kering : jagung : konsentrat itik layer dengan perbandingan (4:1:1) 12. Bekatul : konsetrat itik layer dengan perbandingan (4:1) 13. Konsentrat itik layer : konsentrat ayam petelur : dedak dengan perbandingan (2:5:8) 14. Konsentrat itik layer 60%, jagung 15%, kremis 15%, dan eceng gondok 10% 15. Bekatul 60%, jagung 20%, dan konsentrat itik layer 20% 16. Bekatul 2.5 kg, konsetrat itik layer 1,5 kg, gandum 8 kg, dan hijauan 0.7-1 kg Perlu diketahui bersama bahwa kestabilan dan produktivitas itik sangat ditentukan oleh ketepatan dalam pemberian jumlah pakan yang meliputi kandungan nutrisi dan kualitas pakan. Tidak ada salahnya untuk mencoba salah satu komposisi di atas, asal ketersediaan pakan dan harganya pun murah di sekitar lokasi kita. Atau anda punya komposisi pakan tersendiri dan mau berbagi dengan peternak lainnya? Kirimkan komposisi formulasi pakan itik petelur anda pada kami dan insyaallah kami pun akan memuatnya di sini. Mari berbagi dan jalin kebersamaan tuk meraih kesuksesan*(SPt).

Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan dalam penyediaan dan penyusunan ransum yang baik sangat diperlukan oleh peternak. Pada prinsipnya fungsi makanan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Selanjutnya makanan untuk kebutuhan berproduksi. A. Gizi Yang dimaksud dengan gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam ransum ternak yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat, lemak dan protein akan membentuk energi sebagai hasil pembakaran. 1. Karbohidrat Karbohidrat adalah sumber tenaga dan energi yang dipakai dalam setiap aktivitas di dalam tubuh dan gerak itik. Sumber karbohidrat antara lain terdapat dalam jagung, beras, sorgum dan dedak padi. 2. Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga serta mengandung vitamin A, D, E dan K. Kelebihan karbohidrat ditimbun di bawah kulit tubuh sebagai lemak. Jadi kekurangan lemak bisa diisi oleh karbohidrat. Tetapi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya saluran reproduksi. Adapun sumber bahan ransum yang mengandung lemak adalah jagung, kedelai dan minyak ikan. 3. Protein Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, mengganti jaringan-jaringan yang rusak serta berproduksi. Kebutuhan protein kasar tergantung pada fase hidup itik. Selain persentase total kandungan protein di dalam makanan, perlu juga diperhatikan keseimbangan asam amino yang membentuk protein tersebut. Untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut, penyusunan ransum dianjurkan terdiri dari berbagai macam bahan baku. Dengan demikian kekurangan suatu asam amino dapat ditutupi oleh asam amino yang diperoleh dari bahan baku lainnya. Berdasarkan sumbernya, protein dapat digolongkan menjadi dua yaitu protein yang berasal dari hewan dan protein yang berasal dari tanaman. a. Protein Hewan Protein yang berasal dari hewan mempunyai nilai hayati yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari tanaman. Sumber protein hewani antara lain terdapat dalam tepung ikan, hasil ikutan daging dari tempat pemotongan hewan dan susu bubuk kering.

b. Protein nabati Protein nabati berasal dari tanaman seperti jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang hijau dan bungkil kacang tanah. Akan tetapi kelebihan protein dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ringan, penurunan penimbunan lemak tubuh dan kenaikan tingkat asam urat di dalam darah. Selain itu dapat pula mengakibatkan litter menjadi basah yang disebabkan ternak mengkonsumsi air yang berlebihan. 4. Mineral Mineral merupakan zat pembangun pertumbuhan dan produksi. Kebutuhan mineral relatif sedikit tetapi kekurangan mineral dapat mengakibatkan efek yang tidak menguntungkan pada ternak itik. Sumber mineral adalah dari makanan hijauan dan dari hewan. 5. Vitamin Vitamin sangat dibutuhkan dalam metobolisme kalsium dan fosfor yang berfungsi sebagai pembentukan tulang dan kulit telur.

B. Energi Energi adalah hasil dari proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak didalam tubuh dengan satuan pengukur kalori. Energi diperlukan untuk semua kegiatan fisiologis dan produksi itik termasuk aktivitas pernapasan, sirkulasi darah, pencernaaan makanan dan sebagainya. Karbohidrat dan lemak merupakan bahan makanan sumber energi yang praktis dan efisien. Adapun kebutuhan energi metabolisme adalah sebagai berikut : Fase starter : 2800 3000 kkal/kg Fase grower : 2500 2700 kkal/kg Fase layer : 2600 2800 kkal/kg

C. Bahan baku pakan Bahan baku pakan itik beragam dan dapat digunakan sesuai ketersediaan serta tingkat harga bahan tersebut. Adapun kandungan zat nutrisi beberapa pakan dapat dilihat di bawah ini :

D. Feed Suplement Untuk melengkapi ransum makanan dibutuhkan vitamin, mineral dan antibiotik yang bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan, mempertahankan atau meningakatkan produksi dan menjaga kesehatan ternak itik. Feed suplement bisa hanya berbentuk vitamin, mineral atau campuran antara antiobitik dan vitamin atau juga campuran dari vitamin, antibiotik dan mineral. Cara pemberian feed suplement mengikuti aturan dari pabrik pembuatnya. Contoh perhitungan pakan buatan untuk memperoleh kandungan protein dan energi metobolisme dari beberapa bahan baku pakan untuk itik pada periode starter.

Untuk menyusun ransum atau pakan itik dara dan itik periode layer (induk petelur), cara perhitungannya sama seperti di atas. Kebutuhan protein adalah sebagai berikut : Fase starter : 18 20 % Fase grower : 15 17 % Fase Layer : 17 19%

Menyusun Ransum
Posted on March 17, 2012 by admin Menyususn Ransum Itik Ransum merupakan komponen terbesar dalam usaha peternakan itik. Ketersediaan ransum ini sangat penting di mana porsi anggarannya dapat mencapai 70% dari alokasi biaya produksi. Hal inilah yang membuat para peternak berusaha memenuhi kebutuhan ransum, walaupun harga ransum yang semakin hari semakin mahal. Membuat ransum berkadar Protein 19% serta kandungan kalori antara 2500 3000 kkal. 1. Formula A

Jagung giling, 40kg Dedak padi, 24 kg Susu skim, 16 kg Tepung ikan, 8kg Tepung Tulang, 6kg Bungkil kelapa, 3kg Kedele, 3kg

2. Formula B

Dedak padi, 45kg Dedak jagung, 20kg Pakan BR-1, 35kg

3. Formula C

Jagung giling, 62.3kg Dedak padi, 10 kg Bungkil kedelai, 8.5kg Bungkil kelapa, 8kg Tepung ikan, 11kg

4. Formula D

Jagung giling, 40kg Dedak padi, 30kg Konsentrat 144, 20kg Mineral Hijauan

Kebutuhan gizi itik : Masa Starter

Kandungan Energi, 2800 3000 kkal serta 18 20% Protein

Masa Grower (itik remaja)

Kandungan Energi, 2500 2700 kkal serta 15 17% Protein

Masa layer ( itik petelur )

Kandungan Energi, 2600 2800 kkal serta 17 19% Protein

Campuran Ransum Lengkap


Posted on March 17, 2012 by admin Memanfaatkan Ransum Jadi Seperti unggas pada umumnya, itik pun memerlukan nutrisi untuk produktivitasnya. Untuk itik yang dipelihara secara umbar, kebutuhan nutrisinya diperoleh sendiri dari lingkungan sekitarnya. Tapi untuk itik yang dipelihara dengan cara terkurung, kebutuhan nutrisinya harus disediakan oleh peternak. Adapun nutrisi tersebut diperoleh dari ransum atau pakan itik. Secara umum, pemeliharaan itik bertujuan untuk menghasilakan produksi telur dan daging.Demikian juga dengan ransum atau pakan itik yang tersedia di pasaran, telah dipisahkan untuk memenuhi kebutuhan pakan itik sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Berikut adalah rangkuman kadar gizi ransum lengkap dan konsentrat yang diperoduksi oleh beberapa perusahaan ransum serta tabel tentang presentase campuran konsentrat dengan bahan lain untuk dijadikan ransum lengkap.

A. ITIK PETELUR

B. ITIK PEDAGING

Keterangan :

ME mgg hr 1 2 3 4 5 6 7 8

= energi metabolisme = minggu = hari = Produk PT Comfeed Indonesia Ltd. = Produk PT Wonokoyo Feedmill = Produk PT Proteina Prima = Produk PT Sentraprofeed Intermitra = Produk PT Artacitra Terpadu Feedmill = Produk PT Wirifa Sakti = Produk PT Welgro Feedmill Indonesia = Produk PT Gold Coin Indonesia

Sumber : Buku Ransum Ayam dan Itik, Yani Sudaro Anita Siriwa

Cara Membuat Ransum Sendiri


Posted on March 17, 2012 by admin Harga ransum jadi yang dijual di pasaran, umumnya tergolong mahal bagi peternak. Bahkan sejak tahun 70-an, harga ransum jadi selalu mengalami kenaikkan, hingga berdampak pada ketidakstabilan perkembangan ternak unggas. Untuk mengatasi permasalahan ini, sebenarnya peternak dapat membuat ransum sendiri dengan memanfaatkan bahan baku murah dan banyak tersedia di lokasi peternakan. Untuk menghasilkan ransum sendiri juga harus dipertimbangkan dengan jumlah ternak yang dipelihara. Bila hanya sedikit, lebih baik membeli ransum jadi. Harga bahan baku, juga harus diperimbangkan karena hal ini berhubungan erat dengan ketersediaan bahan baku di pasaran. Secara swadaya, peternak dapat membuat ransum dalam berbagai bentuk seperti bentuk pelet, butiran ataupu bentuk tepung. Bentuk ransum dapat disesuaikan dengan ketersediaan peralata. Sementara mutu ransum yang dihasilkan tergantung pada pilihan komposisi bahan baku yang akan dimanfaatkan. Apabila komposisinya tepat, maka ransum yang akan dihasilkan pasti padat gizi dan sesuai dengan kebutuhan ternak. A. Peralatan dan fungsinya

Sekop digunakan sebagai alat pengaduk (pencampur) bahan-bahan ransum

Penggilingan biji-bijian, digunakan untuk menghaluskan bahan baku ransum hingga berbentuk tepung. Penggilingan daging dan ayakan, digunakan untuk membuat ransum dalam bentuk pelet dan butiran. Kukusan, digunakan untuk mengukus. Kususan dapat dibuat dari drum atau dapat juga digunakan alat penanak nasi.

B. Cara Pembuatan

Pada dasarnya, cara membuat ransum jadi adalah penyatuan berbagai jenis bahan baku yang mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ternak. 1. Ransum bentuk tepung

Membuat ransum dalam bentuk tepung, sangatlah mudah dan sederhana. Caranya adalah bahan-bahan baku dihaluskan, ditakar sesuai dengan formula ransum, kemudian bahan-bahan tersebut dicampur. Cara pencampuran dilakukan mulai dari bahan yang paling sedikit hingga yang komposisinya paling besar. Campuran ransum dianggap merata apaabila tidak ada lagi bahan yang kelihatan dominan baik bentuk maupun aromanya. Ransum bentuk tepung selanjutnya dikemas dan disimpan dalam gudang penyimpanan. 2. Ransum bentuk pelet

Membuat ransum bentuk pelet, adalah kelanjutan dari ransum bentuk tepung. Mula-mula bahan disiapkan, digiling halus, ditakar, selanjutnya campurkan bahan kering terlebih dahulu yang dimulai dari bahan yang jumlahnya paling sedikit. Selanjutnya campurkan bahan-bahan cair dengan cara penyemprotan secara merata, aduk, kemudian dilanjutkan dengan proses penguapan (dikukus). Untuk membentuk ransum menjadi pelet, digunakan penggilingan daging dengan ukuran lubang sekitar 2-5 mm. Setelah adonon digiling, hasilanya akan berupa batangan basah, potong batangan basah sepanjang 3 cm. Lakukan pemotongan ini pada saat penggilingan. Selanjutnya proses pengeringan, setelah kering, patahkan batangan ini sepanjang1-2 cm. Demikianlah proses pembuatan ransum bentuk pelet.

3. Ransum bentuk butiran

Pembuatan ransum butiran hampir sama dengan pembuatan ransum bentuk tepung dan pelet. Jadi setelah bahan digiling halus, ditakar dan dicampur, langkah berikutnya adalah adonan di ayak. Caranya adalah : siapkan ayakan berlobang dengan diameter 3 4 cm, letakan adonan di dalam ayakan, kemudian adonan ditekan-tekan hinggabentuk butiran keluar dari dasar ayakan. Agar bentuk butirannya bagus, maka jangan biarkan hasil cetakan menumpuk, selanjutnya adalah proses pengeringan. C. Pengemasan dan Penyimpanan

Untuk menjaga mutu ransum, sebaiknya ransum dikemas dalam kantung plastik dan disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan yang memiliki ventilasi yang baik. Waktu penyimpanan sebaiknya paling lama dua minggu. Di dalam gudang penyimpanan, sebaiknya karung-karung diatur dan disusun rapi. Untuk menjaga agar karung tidak bersinggungan langsung dengan lantai, sebaiknya di bagian alasnya diberikan kayu. Hal ini bertujuan agar udara lembab dari lantai tidak langsung diserap dalam karung ransum. Selain lantai, dinding gudang penyimpanan yang terbuka perlu ditutupi dengan karung plastik. Hal ini dimaksudkan agar suhu dan kelembapan dalam gudang tetap stabil dan terjaga.

Pakan Itik / Bebek Petelur Ungul Mojosari


MASA / PERIODE UMUR (MINGGU) PRE STATER (0 ~ 2 Mg) STARTER (3 ~ 8 Mg) GROWER (9 ~ 12 Mg) DEVELOPER (13 ~ 16 Mg) KEBUTUHAN NUTRISI PAKAN PAKAN CAMPURAN (%) (%) (Kal) KOMPLIT / JADI PROTEIN KALORI KONS* JAGUNG KATUL BUTIRAN 23 21 15.5 ~ 16 14.5 ~ 15.0 2.850 2.750 ~ 2.800 2.650 2.550 BR 1 (23%) BR 2 (19 ~ 21%) 25 20 20 15 55 65

LAYER I 18.5 ~ 19,0 2.750 35 20 45 (17 ~ 50 Mg) MASA RONTOK BULU : Secara umum terjadi selama 4 (empat) minggu. Agar masa rontok bulu sesuai dengan tujuan produksi masa LAYER II, maka sistem rontok bulu SENGAJA DIPAKSAKAN. Dengan teknis pengaturan jumlah & jenis pakan sbb : *). 4 (empat) hari I diberi pakan 50% jatah. **). 4 (empat) hari II diberi pakan 25 % jatah ***). 4 (empat) hari III diberi bekatul hanya 30 grm / ek / hr. ****). Selama 7 (tujuh) hari SAMA SEKALI TIDAK DIBERI MAKAN & hanya diberi minum Vitamin. *****). Selama 7 (tujuh) hari diberi pakan 50% jatah pakan normal. ******). Selanjutnya diberi pakan jatah normal seperti biasanya, dan bebek sdh mulai bertelur kembali. LAYER II 18.5 2.700 35 10 55 (55 ~ 70 Mg) *). Konsentrat Bebek dengan kandungan protein 37% Cttn : Mulai ayam umur 40 minggu campuran pakan ditambah mineral 1~2%

Meramu Pakan Itik


Submitted by arief.bptpkalsel on Fri, 03/06/2011 - 03:04

Bebek Pengetahuan Dasar Pemeliharaan

Arief Darmawan / BPTP Kalsel Pakan sangat menentukan keberhasilan usaha tani Itik yang dipelihara secara komersial. Kesalahan dalam penyajian dan pemberiannya bisa berakibat turunnya produksi, reproduksi dan mortalitas itik. Biaya pakan mencapai 70 % dari total biaya produksi , karenanya diperlukan pakan yang murah, bergizi , tidak mengandung toksin (racun), dan tersedia secara berkelanjutan, sesuai dengan jenis, umur dan tujuan pemeliharaan (telur/daging) Bahan pakan. Terdapat 2 jenis bahan pakan yaitu nabati dan hewani. Bahan pakan nabati sebagai sumber energy (dedak padi, jagung kuning, bungkil kelapa, tepung gaplek dll), sedangkan bahan pakan hewani sebagai sumber protein ( tepung keong, caccing tanah, katak, ikan, bekicot dll). Tabel 1. Kandungan gizi bahan pakan (BK) Enegi metabolis No 1 2 3 4 5 6 Bahan pakan Dedak Padi Jagung kuning 1) Kepala Udang 1) Keong Emas2) Ikan LOkal 2) Sagu 2)
1)

(Kkal/Kg) 2.400 3.300 2.000 2.700 3,796 3,881

Protein Posphor Kalsium(%) (%) (%) 12 8,6 30,01 51,52 47 3,57 0,20 0,02 7,86 7,3 4,64 0,64 0,10 0,30 1,15 5,8 2,35 0,10

Sumber :

1). Balitnak Bogor (1

2). LPSP Grati (2008)

Zat Gizi yang diperlukan :


Air, Berguna untuk fungsi pencernaan, kestabilan temperature tubuh dll. Protein, untuk pembenetukan jaringan tubuh, antibody dan telur. Energi (lemak dan karbonhidrat) untuk berbagai aktifitas (berjalan, lari, makan,bernafas, pencernaan, pertumbhan, produksi dll. Vitamin dan mineral untuk pertumbuhan tulang dan kerabang telur.

Tabel 2. : Kebutuhan zat gizi berdasarkan umur itik. 09-20 Diatas 20 minggu(dar minggu(dewasa a) )

Gizi

0-8 minggu ( anak)

0-4 starter

5-8 finisher 19

0-8 petelur 15 2700 0,19 0,74 0,6-1,0 0,60 18 2700 0,37 1.04 2,75-3,0 0,60

Protein (%) Energi (KKal/ Kg) Metionin (%) Lisin (%) Ca (%) P (%

20-21 2,800-2,900 5,0 4,0 0,9-1,2 0,7

19-20 2,900- 3000 7,0 4,3 0,8-1,1 0,7

3100 0,37 1,05 0,65-1,0 0,63

Sumber : Sinurat (2000) Formulasi pakan itik petelur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bahan Pakan Sagu Keong Emas Dedak Padi Ikan Pakan Jadi Konsentrat Gabah Kepala Udang Mineral Energi ( Kcal/Kg) Protein kasar ( %) Serat Kasar (%) Lemak Kasar ( %) Calsium (%) PoSphor (%) Harga (Rp/Kg) 1 11,33 35,07 9,07 28,27 0,53 0,53 14,68 0,53 2800 18,43 6,38 6,89 2,75 0,81 2995 SUsunan Pakan 2 3 13,46 31,78 2,88 33,65 25,09 9,62 19,33 40,38 21,56 2,23 2850 2800 17,79 16,58 8 5,88 7,45 6,33 2,8 2,7 0,88 1 3,267 2857

4 40,82 20,41 16,33 6,12 2,04 12,24 2,04 2800 16,5 5,07 4,88 2,99 0,67 2180

Tabel 5 .: Susunan ransum itik pedaging No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bahan Pakan Konsentrat broiler Jagung kning Sagu kukus Tepung keong emas Minyak kelapa BR-! Dedak Mineral BR Filler (pasir) Jumlah Protein Energi (Kkal/Kg) Serat Kasar ( %) Ca (%) Posphor ( %) Harga (Rp/Kg) 1 19 35 22 24 100 16 2900 6,76 2,58 0,5 3079
*)

SUsunan Pakan 2 3**) 34 34 45 30 13 26 2 4 1,6 3,2 1,2 1,2 3,2 1,6 100 100 19,15 19,21 2975,68 2977,36 3,28 3,65 1,49 1,65 0,23 0,24 3572,2 3325,6
**)

4 **) 34 15 39 6 4,7 1,2 0,1 100 19,26 2979,04 4,03 1,81 0,25 3075

Sumber

: *) Eni, et al. (2010) **) Subhan, (2009)

Cara Pembuatan dan Pemberian Bahan pakan seperti paya/ sagu, keong emas dll terlebih dulu dicincang/ diparut menjadi potongan kecil, selanjutnya dicampur dengan bahan pakan lainnya (dedak, vitamin , mineral dll). agar. Bahan pakan terbanyak disebarkan diatas lembaran plastic dan selanjutnya diikuti oleh bahan pakan lainnya sesuai dengan urutan terkecil membentuk seperti lingkaran. Campuran yang sudah berbentuk lingkaran tersebut dibagi menjadi 4 bagian, masing masing bagian dicampur secara homogen. Itik Jantan dewasa membutuhkan 125-150 gram pakan /ekor/hari, sedangkan itik petelur petelur 160-180 gram/ekor/hari. Campurkan sedikit air ( Tak terlalu basah) kedala pakan agar tidak banyak terbuang saat itik sedang makan. Tempat pakan harus senantiasa dalam keadaam kering dan selalu dibersihakan dan disesuaikan dengan jumlah itik yang dipelihara. Sumber : disarikan dari Liftektan BPTP Kalsel, Edisi Mei 2010, Agdex : 454/56, No.01/Nak/ASB.01/2010

You might also like