You are on page 1of 7

PERBEDAAN KHASIAT ANTIPIRETIK AKIBAT PERBEDAAN DISTRIBUSI OBAT

TUJUAN
Memperlihatkan perbedaan efek farmakologi dan sediaan yang berbeda dari kelas terapi yang sama (dalam hal ini kelas terapi analgetika antipiretika) pada binatang percobaan yang sama akibat adanya perbedaan farmakokinetik (distribusi masing-masing obat yang diberikan)

PROSEDUR
Pemberian 2,4-dinitrofenol sebagai pirogen eksogen akan merangsang

pengeluaran prostaglandin di hipotalamus sehingga suhu thermostat meningkat dan tubuh menjadi panas untuk menyesuaikan dengan suhu thermostat, dan pemberian parasetamol dapat menurunkan suhu tubuh sampai batas normal yaitu berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur panas di hipotalamus. efek sentral yaitu dengan menghambat siklus COX-2 sehingga tidak terjadi pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat, dimana prostaglandin tidak akan merangsang lagi thermostat untuk menaikkan suhu tubuh. Dan efek perifer dimana saraf simpatis di kulit bekerja mengaktifkan reseptor-reseptor panas di kulit sehingga terjadi vasodilatasi perifer. Dengan terjadinya vasodilatasi ini, panas lebih cepat terkonduksi ke jaringan kulit dan melalui aliran udara terjadi konveksi sehing ga panas dikeluarkan dan disertai keluarnya keringat. Maka lama-kelamaan suhu tubuh akn turun.

Sesuai percobaan dalam praktikum


Alat dan bahan Alat Timbangan Stopwatch

Bahan

Alat suntik Thermometer rectal

Merpati 2 ekor Aquades 2,4 dinitrofenol 0.5 % Paracetamol 10 %

Untuk burung A Berat badan 250 gram Perhitungan dosis 2,4 dinitrofenol 0,5 % (7 %mg/kgBB) Baert 250gram= 0.25kg 7 x 0,25 = 1,75 1,75 x 1cc = 0,35 5

Jika tidak terjadi demam, di tambahkan 2mg/kgBB 0,25 x 2 = 0,5 0,5 5 Burung b x 1cc = 0,14

Berat badan 300 grm Dosis burung b 2,4 dinitrofenol 0,5 % (7 %mg/kgBB) Barat 300 gram= 0,3 kg 7 x 0,3kg= 2,1 2,1 5 Jika tidak terjadi demam, di tambahkan + 2 mg/kgBB 0,3 x 2 = 0,6 0,6 x 5
WAKTU OBAT SUHU BERKERINGA T KETERANGAN

x 1cc =0,42cc

1cc =0,12

Sebelum pemberian 2,4

dinitrofenol 0,5 % 0 15 Pemberian dinitrofenol 2,4 0,5 % 30 Pemanbahan 2 mg/kgBB 45 60 75 90 40 38 38 37 43 40 40 38 berkeringat tidak tidak tidak berkeringat Tidak Tidak Tidak 42 45 berkeringat Berkeringat 38 38 40 40 tidak Tidak Tidak Tidak

TEORI
Antipiretik adalah golongan obat yang dipergunakan untuk menurunkan s uhu t ubuh bi l a dem am . C ara kerj a ant i pi ret i k ant ara l ai n dengan m el ebar k an pem bul uh darah di kul i t , sehi ngga t e rj adi pendi n gi nan darah ol eh uda ra l uar. Sebagian obat antipiretik juga merangsang berkeringat. Penguapan keringat turut menurunkan suhu badan.Kerja obat antipiretik adalah mempengaruhi bagian otak yang mengatur suhu badan. Bagian ini terletak di dasar otak. Obat antipiretik juga bersifat analgesik dan oleh karena itu biasa disebut golongan obat analgesik -antipiretik. Di dalam badan, panas dihasilkan oleh gerak otot, asimilasi makanan dan semua proses vital yang menyokong laju metabolisme basal. Ia hilang dari bahan oleh radiasi, konduksi serta penguapan air di dalam jalan pernapasan dan di atas kulit. Sejumlah kecil panas juga di buang di dalam urina dan feses. Keseimbangan antar produksi panas dan kehilangan panas menentukan suhu badan. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai suhu dan karena system enzyme tubuh mempunyai rentang suhu yang sempit tempat ia berfungsi optimum, maka fungsi tubuh yang normal tergantung atas suhu badan yang relatif tetap. Pada manusia nilai normal bagi suhu mulut 37C, tatapi dalam satu seri besar dewasa muda normal, suhu mulut pagi rata-rata 36,7C dengan deviasi standar 0,2C. sehingga 95% dari semua dewasa muda akan diharapkan mempunyai suhu mulut pagi hari 36,3-37,1C. berbagai bagian badan pada suhu berbeda dan besar perbedaan suhu antar bagian bervariasi sesuai suhu lingkungan. Selama gerak badan, pan as ya n g di hasi l kan ol eh kont raksi ot ot t erkum pul di dal am badan sert a suhu rectum normalnya meningkat setinggi 40C. Obat antipiretik pada umumnya dipergunakan untuk mengobati penyakit den gan gej al a dem am dan n ye ri sepert i i nfl uensa dan sal esm a . Obat anal ges i k antipiretik terdiri atas empat golongan yaitu golongan salisilat (aspirin,

asetosal),golongan paraaminofenol (parasetamol), golongan pirazolon (metamizol), dan golongan asam (asam-mefenamat).

Fisiologi demam Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus,bakt eri , par as i t ). Dem am j uga bi sa di sebabkan ol eh fakt or non i nfeks i s epert i kom pl eks i m un, at au i nfl am asi ( peradan gan) l ai nn ya . Ket i ka vi rus at au bakt eri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan zat penyebab demam (pirogen endogen) yang selanjutnya memicu produksi prost agl andi n E2 di hi pot al am us ant eri or, ya n g k em udi an m e ni n gkat kan ni l ai -am ban g t em perat ur dan t e rj adi l ah dem am . S el am a dem am , hi p ot al am us cerm at

mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 41 derajat selsius. Demam juga memicu pertambahan jumlah leukosit serta meningkatkan produksi/fungsi interferon (zat yang membantuleukosit memerangi mikroorganisme). pengatur suhu yang terletak di otak tepatnya dibagian hipotalamus tepatnya dibagian pre optik anterior (pre = sebelum, anterior= depan) Hipotalamus sendirimerupakan bagian dari deinsephalon yang merupakan bagian dari otak depan kita (prosencephalon). Hipotalamus dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena disana terdapat reseptor (penangkap, perantara)yang sangat peka terhadap suhu yang lebih dikenal dengan nama termoreseptor (termo = suhu). Dengan adanya termorespetor ini, suhu tubuh dapat senatiasa berada dalam batas normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh merupakan pencerminan dari kandungan panas yang ada di dalam tubuh kita. Bila pemasukan panas lebih besar daripada pengeluarannya, maka termostat ini akan memerintahkan tubuh kita untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke lingkungan luar tubuh salah satunya dengan mekanisme berkeringat. Dan bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh.Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil. Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini di maksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita mengalami perubahan suhu.

MEKANISME KERJA
Paracetamol Mekanisme kerja Parasetamol menghambat produksi prostaglandin (senyawa penyebab inflamasi), namun parasetamol hanya sedikit memiliki khasiat anti inflamasi. Telah dibuktikan bahwa parasetamol mampu mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), sehingga menghambatnya untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi. Paracetamol juga bekerja pada pusat pengaturan suhu pada otak. Di dalam tubuh efek analgetik dari parasetamol diperantarai oleh aktivitas tak langsung reseptor canabinoid CB1. Di dalam otak dan sumsum tulang belakang, parasetamol mengalami reaksi deasetilasi dengan asam arachidonat membentuk N-arachidonoylfenolamin, komponen yang dikenal sebagai zat endogenous cababinoid. Adanya N-arachidonoylfenolamin ini meningkatkan kadar canabinoid endogen dalam tubuh, disamping juga menghambat enzim siklooksigenase yang memproduksi prostaglandin dalam otak. Karena efek canabino-mimetik inilah terkadang parasetamol digunakan secara berlebihan. Sebagaimana diketahui bahwa enzim siklooksigenase ini berperan pada metabolisme asam arakidonat menjadi prostaglandin H2, suatu molekul yang tidak stabil, yang dapat berubah menjadi berbagai senyawa pro-inflamasi. Mekanisme kerja parasetamol ialah bahwa parasetamol menghambat enzim siklooksigenase seperti halnya aspirin mengurangi produksi prostaglandin, yang berperan dalam proses nyeri dan demam sehingga meningkatkan ambang nyeri, namun hal tersebut terjadi pada kondisi inflamasi, dimana terdapat konsentrasi peroksida yang tinggi. Pada kondisi ini oksidasi parasetamol juga tinggi, sehingga menghambat aksi anti inflamasi. Hal ini menyebabkan parasetamol tidak memiliki khasiat langsung pada tempat inflamasi, namun malah bekerja di sistem syaraf pusat untuk menurunkan temperatur tubuh, dimana kondisinya tidak oksidatif.

aquades

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Parasetamol berkasiat sebagai anti piretik yaitu berdasarkan kerjanya yang mempengaruhi hipotalamus dengan menghambat COX-2 sehingga tidak terbentuk prostaglandin dan dengan vasodilatasi perifer sehingga suhu tubuh akan turun- 2.4 dinitrofenol merupakan pirogen eksogen yang bekerja dengan caramerangsang pelepasan . prostaglandin yang berlebihan di hipotalamus sehingga suhu se t t i ng poi nt akan nai k dan t ubuh harus m en yei m b an gkan de ngan suhu setting point tersebut.

Saran Praktikan harus teliti dalam melihat suhu yang ditunjukkan thermometer - Ketika memasukkan obat secara per injeksi, paraktikan harus berhati-hati sehingga tidak ada obat yang tumpah dan membuat hewan coba menjadi tersedak, Praktikan juga harus mengerti dengan benar cara penyuntikan secara intra muskular

DAFTAR PUSTAKA
1. www.republika.com /doc/54571055/analgetik-antipiretik. 2. http;//wwwilmuku.com/file.php/1/mekanisme kerja paracetamol. 3. http:// konsepbiologi.wordpress.com/2012/02/12/mekanisme terjadinya demam.

You might also like