Professional Documents
Culture Documents
f.
Peil nol (0,00) ditetapkan sesuai gambar dilapangan serta kondisi dan keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dan dicantumkan dalam Berita Acara Peninjauan Lapangan. g. Kontraktor diwajibkan membuat tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat dan pemeliharaannya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah diset ujui oleh direksi. h. Kontraktor diwajibkan menyediakan air bersih yang memenuhi syarat untuk kontruksi hingga selesainya pekerjaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Bahan dasar urugan pasir dari sungai / kali yang sudah bersih dan bebas dari zat orga nik lainnya dan lumpur. e. Pekerjaan pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan lapis de mi lapis maksimum 20 CM, dengan menggunakan mesin Soil Compactor (mesin stamper atau alat sederhana yang disetujui oleh Pengawas) dan dibantu dengan air pada saat pemadatan.
BPS SOPPENG
d. A i r Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung mi nyak, asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.
BPS SOPPENG
e. Takaran Material Beton Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya menggunakan skop/diperkirakan saja. Takatan yang diperbolehkan adalah uk uran dan bahan yang sama, antara lain seperti : ember, drum plastik atau tong dari kayu dengan standar yang telah ditentukan yakni dengan ukuran K.175 atau K.225. Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 Bab. 4.7 termasuk slump test ma upun compression test. Bilamana beton tidak memenuhi slumptest maka seluruh adukan tidak boleh digunakan dan harus dibuang keluar site oleh Kontraktor. Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur PBI 1971 untuk perba ikan beton yang harus dilakukan. Mutu beton harus K.225 pemboran harus me mbuat mixed design untuk ditujukan dan disetujui Direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan pada tiap perubahan sumber pengambilan agregat. Besi Beton Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan spesifikasi dan kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu Baja dengan mutu U-24 sesuai PBI 1971. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971. Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk gambar kerja (FULL dan sesuai standar SII) memenuhi batas toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan PBI 1971. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi dan biaya menjadi tanggungan Kontraktor. Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Harus disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka u ntuk jangka waktu panjang. Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas dari cacat seperti retak, bengkok-bengkok dan lain-lain sebagainya serta harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971. 2. Pekerjaan Pembesian Beton a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan diukur dengan mm (melimeter) untuk besaran diameternya ditetapkan berdasarkan alat ukur SIGMA. b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat selama pengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI 1971. c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antar a dengan potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut. d. Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan standar PBI 1971 adalah minimal 2,5 CM anatara besi. e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI 1971 f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi peke rjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi. 3. Jenis dan Mutu Beton a. Beton Bertulang K 175 , digunakan pada beton praktis seperti, Kolom praktis, Ringbalk, kuda-kuda beton dan Plat atap, plat strip dan Beton K 225, digunakan untuk Pondasi Poer Plat, Kolom Utama, Sloef, Balok Lantai, Plat Lantai dan Tangga. b. Beton tidak bertulang 1Pc : 3Ps : 5 Kr, digunakan untuk lantai kerja Poer Plat, Rabat beton bawah overstek keliling bangunan.
BPS SOPPENG
f.
Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar komposisi bahan. 4. Pengecoran dan Perawatan Beton a. Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan Kapasitas diatas 250 L lebih disukai molem yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan peng aduk berdasarkan volume, maka Kontraktor harus menghitung perbandingan mat erial dalam volume dengan membagi berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban. Angker Untuk Dinding Semua sambungan vertikal anatara kolom beton dengan tembok harus dilengkapi dengan batang-batang baja dia. 10 mm panjang 25 Cm ditekuk pada satu ujungnya dan dimasukkan kedalam beton, yang lainnya dibiarkan berupa stok panjang 25 CM untuk penyambungan dengan dinding. Angker-angker tersebut dipasang pada jarak 50 150 CM diatas sloef pondasi atau plat. Lubang-lubang serta Klos Kayu dan lain-lain Kontraktor harus menentukan tempat serta membuat lobang-lobang, klos-klos kayu, angker-angker dan sebagaimana yang diperlukan untuk jalan pipa, pemasangan alat alat penyambung dan sebagainya. Apabila kemudian ternyata tempatnya tidak sesuai maka harus dipindahkan sesuai dengan petunjuk Direksi dan perlengkapan lainnya harus dilakukan agar dicapai tujuan yang disyaratkan. Toleransi 1) Toleransi intuk beton kasar Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 CM dengan syarat toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas ketelitian 0,3 dan +0,5 CM 2) Toleransi untuk beton dengan permukaan rata. Toleransi untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian -bagian dan antara 0,00 dan 0,2 CM untuk ukuran-ukuran bagian. Pergeseran bekesting pada sambungan-sambungan tidak boleh melebihi 0,1 CM penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas 1% tetapi toleransi ini tidak boleh komulatif.
c.
b.
c.
d.
d. Pemberitahuan sebelum penegcoran Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Kontraktor diwajibkan memberitahukan Direksi serta mendapatkan perstujuan. Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar beton yang sudah dicor dengan biaya sendiri. g. Pengangkutan dan pengecoran beton Beton harus diangkut dengan menghindari terjadinya penguraian dari komponen komponennya serta tidak diperkenangkan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 M kecuali disetujui Direksi. Pada kolom yang panjang, pengecoran dilakukan lewat lubang pada bekesting dalam menghindari hal tersebut. Semua kotoran dan lain-lain harus dibersihkan sebelum pengecoran dimulai. Permukaan bekesting yang menghadap beton harus dibasahi dengan air bersih seg era sebelum pengecoran.
BPS SOPPENG
Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras, lunak dan sebagainya. Pengecoran beton Pengecora Beton dalam bekesting harus diselesaikan sebelum beton mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pembe rhentian pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi. Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi persyaratan did alam PBI 1997. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu hujan kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi. 5. Pemadatan Beton Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan memp unyai frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton yang boleh dip adatkan lebih dari 20 detik, kecuali disarankan oleh Direksi. Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung maupun melalui penulangan. Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI 1971. 6. Proses Pengerasan Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton tersebut mengeras secara wajar dan menghidarkan pengeringan yang te rlalu cepat dengan cara sebagai berikut : a. Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibas ahi secara teratur sampai dibongkar. b. Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi selama 2 (dua) minggu setelah pengecoran. c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan dengan me mberi penutup yang basah. d. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas beton yang menurut Direksi belum cukup mengeras. 7. Pembongkaran Bekisting a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum mencapai kekuatan sesuai PBI 1977 Bab 5 ayat 8 (hal 51). b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton sepenuhnya pada Kontraktor serta harus memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting pada PBI 1971. c. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar bekisting b agian-bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut. d. Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga) minggu, kecuali beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 7 hari dengan persetujuan Direksi.
BPS SOPPENG
2. Bahan-bahan : Bahan kosen dari Aluminium berkualitas baik (KW 1). Ukuran kosen sesuai dengan gambar rencana.
BPS SOPPENG
Mutu dan kualitias Aluminium yang dipakai sesuai persyaratan dalam SNI, lurus, siku dan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak maupun cacat lainnya.
3. Pelaksanaan : Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana wajib meneliti gambar rencana. Sambungan Aluminium harus kuat sesuai dengan detail sambungan yang ada pada gambar rencana. Kosen Aluminium harus siku serta sambungan-sambungan harus rapat. Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan pintu/jendela pada gambar kerja sebelum melaksanakan pekerjaan baik perakitan, pengadaan ma upaun pemasangan kosen tersebut dan bila terdapat kelainan / kesalahan seperti perletakan, bukaan serta ukuran-ukuran segera dikonsultasikan dengan Direksi/Pengawas Lapangan. Atas kelalaian Kontraktor maka kontraktor d iwajibkan memperbaiki atau mengganti sesuai dengan gambar kerja atau keb utuhan. Pemasangan kosen harus siku baik Horizontal maupun Vertikal dengan memakai alat Waterpass dan Benang serta harus dikontrol dengan dinding untuk mendapatkan hasil yang rata setelah dinding diplester. Semua pengujian kosen harus dipastikan kokoh sebelum pekerjaan selesai. Macam Pekerjaan. Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis Aluminium seperti dibawah ini. a. b. c. d. Semua kosen-kosen yang ditentukan dalam gambar Daun pintu Kaca Bingkai jendela kaca Semua ukuran yang terdapat dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.
4.
Pekerjaan Kaca Kaca Reflektif warna biru tebal 5 MM digunakan semua pemakaian kaca pintu dan jendela bagian luar. Kaca Bening tebal 5 MM digunakan untuk pemakaian kaca pintu dan jendela bagian dalam. Kaca Buram tebal 5 MM digunakan untuk kaca pintu Kamar Mandi dan Pintu Shap. Kaca-kaca tersebut tidak boleh ada retak dan cacat dengan ukuran seperti tertera pada gambar, dipasang pada rangka yang telah siap, ukuran dan bentuk seperti pada gambar kerja.
b. c.
Pasangan kuda-kuda dan gording harus vertikal dan horizontal serta sesuai kemiringan yang telah ditetapkan dalam gambar kerja. Cara Pelaksanaan : Penyambungan balok-balok sesuai dengan persyaratan teknis tentang kayu ditambah dengan menggunakan bout / mur dan beugel. Besi plat untuk beugel yang digunakan pada kuda-kuda menggunakan besi ketebalan minimal 3 MM dan lebar secukupnya, bout/mur yang digunakan diam eter 12 MM (sesuai gambar kerja) Pasangan gording setelah kuda-kuda dan skor angin serta konsol-konsol telah terpasang Untuk menjaga kestabilan, maka gording harus memakai klos pada bagian bawah dan diikat dengan paku pada kaki kuda-kuda. Jarak gording sesui ukuran dalam gambar detail (jenis atap yang digunakan). Pasangan gording harus rata sesuai dengan rencana kemiringan atap .
BPS SOPPENG
10
Sebelum rangka plafon dipasang terlebih dahulu kayu tersebut dipersiapkan dan b agian bawahnya harus diserut halus, kemdian diresidu pada seluruh permukaan ran gka. Rangka plafond harus kuat dan tidak mudah melendut terutama pada bagian tengah, untuk menghindari hal tersebut maka gantungan rangka plafond harus diperhatikan dengan menggantungkan pada gording dan kuda-kuda atau pada stek besi bila pemasangan plafond dibawah plat beton. Pemasangan plafond harus rata dan rapih, bentuk dan ukuran sesuai gambar. Sisi plafond dengan dinding, kolom dan lesplank digunakan penutup dari bahan kayu les profil ukuran 4/4 CM, dipasang dengan rapih dan sambungan harus rapat. Sisi plafond dan tembok bagian dalam menggunakan les profil Gypsum 15/15 cm.
BPS SOPPENG
11
i. j. k.
Pemotongan tegel kramik sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa harus dipotong, maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari ukuran tegel. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat pemotong elektrik. Penggunaan Tegel Kramik dari setiap unit bangunan berdasarkan RAB dan Gambar Apabila mutu dan cara pemasangan tegel kramik tersebut tidak memenuhi mutu standar atau contoh yang telah disepakati, maka Direksi/Pengawas wajib melakukan perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana Kontraktor dilapangan.
12
Instalasi untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal menggunakan pipa PVC diameter 2.5 dengan standar ketebalan D dan sambungan menggunakan ketebalan AW.
3. Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
13
2.
3.
Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah : Sekring Kast dan MCB serta kelengkapannya. Pentanahan / Grounding Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi yang tertanam dalam tembok, plat beton, plafond dan lain-lain. Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala. Jenis Bahan a. Panel tegangan rendah 1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN serta mengikuti per aturan IEC dan PUIL. 2) Panel harus dibuat dari plat besi dengan tebal 2 MM dan seluruhnya harus di Zinchromat di duco 2 kali dengan cat bakar, warna abu -abu, pintu dari Panel tersebut harus dilengkapi dengan Master Key. 3) Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen harus diatur sedemikian rupa sehingga apabila diperlukan pada waktu perbaikan dan pe nyambungan komponen-komponen yang dimaksud dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen yang lainnya. 4) Setiap Panel harus mempunyai 5 (lima) Busbar Copper yang terdiri dari 3 (tiga) Busbar Phase K-S-T 1 (satu) Busbar Netral dan 1 (satu) Busbar Grounding. Besarnya Busbar harus diperhitungkan besar arus yang akan mengalir dalam Busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu lebih dari 65 derajat Celcius. Setiap Busbar Copper harus diberi warna sesuai peraturan dari pihak PLN. 5) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperl uan dan komponen-komponen pengaman yang digunakan harus sesuai dengan gambar. Kabel - kabel 6) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 KA dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standar yang diizinkan. 7) Pada perinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYM dan NYA untuk kabel penerangan. 8) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi. 9) Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 MM. Sakelar dan Stop kontak Sakelar dan stop kontak yang akan dipasang pada dinding tembok adalah t ype pemasangan masuk / Inbow dan kotak-kotak Inbow dipasang pada dinding sesuai gambar. Stop kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan mengikuti Standar VDE sedangkan Stop Kontak khusus 1 (satu) Phase (inbow), mempunyai rating 15 A. Stop kontak khusus 3 (tiga) phase (inbow) harus mempunyai rating minimal 15 A. Stop kontak dinding dan Sakelar dipasang setinggi 150 CM dari permukaan la ntai.
b.
c.
d. Grouding
BPS SOPPENG
14
Kawat Grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BBC = Bare Copper Co ndector). Besarnya kawat Grouding yang dapat digunakan, minimal berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder). Electrode Pentanahan untuk Grounding digunakan pipa Galvanized dengan dia meter minimal 1. Diujung pipa tersebut dipasang Copper Rod sepanjang 0,5 M. Electrode Pentanahan dipantek kedalam tanah, minimal sedalam 6 M atau sa mpai menyentuh permukaan air tanah.
4.
Persyaratan Teknis Pemasangan a. Panel-panel Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari Pabrik pembuatannya dan rata secara horizontal. Setiap kabel yang masuk /keluar dari panel harus dilengkapi dengan Gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. Panel harus di-tanah-kan. b. Kabel-kabel Semua kabel pada kedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable Merk yang jelas dan tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasi arah beban. Setiap Kabel Daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengide ntifikasi phasenya dengan PUIL. Kabel Daya yang dipasang harus di Klem dan disusun dengan rapih Setiap tarikan kabel tidak diperkenangkan adanya penyambungan, kecauli pada kabel penerangan. Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton, harus dibua tkan sleeve dari pipa PVC dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel. c. Lampu-lampu penerangan Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana Plafond dan artistik serta disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan. Lampu tidak diperkenangkan memberikan beban kepada rangka plafond. Penggunaan lampu harus sesuai gambar kerja. d. P e n t a n a h a n Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan. Elektroda pentanahan harus ditanam dengan kedalaman sesuai standar. Tahanan pentanahan maksimum adalah 2 Ohm. e. P e n g u j i a n Sebelum semua peralatan utama dari sistim listrik itu dipasang, terlebih dahulu harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut dapat dipasang setelah dilengkapi dengan Sertifikat Pe ngujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta Instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara meny eluruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem tersebut berfungsi dengan baik.
15
3. Penghantar yang digunakan BC 50 mm dilengkapi dengan klem-klem dengan penerima dan elektroda pentanahan. 4. Teknik Pemasangan : a. Batang penangkal petir dipasang pada puncak / bubungan bangunan dengan menggunakan angker atau bout mur dan dipasang kuat agar dapat menahan gaya-gaya mekanis dan hembusan angin yang kencang. b. Penghantar vertical maupun Horizontal yang menuju ketanah harus diklem s etiap jarak 50 cm dan klem tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga kuat dan tidak terjadi lenturan pada penghantar. c. Klem harus dari bahan yang sama dengan konduktor untuk mencegah terjadinya elektroda jika kena air. d. Terminal pentanahan terletak didalam bak kontrol untuk digunakan pengujian tahanan secara berkala. e. Elektroda pentanahan tersebut dari copper rod dengan diameter 1 inchi dan panjang 6 meter lalu dipasang kedalam tanah dengan tahanan pentanahan yang diizinkan adalah 2 Ohm. 5. Untuk mengetahui baik tidaknya system penangkal petir yang dipasang maka harus dilakukan pengetesan terhadap instalasinya maupun system pentanahannya (Grounding Test dan Continuity Test).
16
d. Pelapisan cat dasar dilakukan minimal 2 (dua) kali jalan, kemudian diplamur dan di ampelas lagi sampai rata sehingga lubang-lubang serat kayu sudah tertutup. Pengecatan akhir dilakukan minimal 3 (tiga) kali dengan selang waktu minimal 6 (enam) jam sampai didapat permukaan yang halus dan warna yang rata tanpa cacat. 3. Pengecatan Tembok dan Plafond a. Cat tembok yang dapat dipergunakan adalah jenis cat bekualitas setara dengan produksi Mowilex, Dulux (Ex. Indonesia) dan tata laksana pengecatan harus mengikuti patent atau petunjuk Pabrik. b. Sebelum dinding dicat, terlebih dahulu harus diplamur dengan plamur tembok kemudian diamplas hingga halus, selanjutnya dilakukan pengecatan. c. Bagian yang akan dicat tembok adalah : Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah diaci dengan rata . Seluruh plafond kalsi board maupun Gypsum board dan lesnya Seluruh permukaan beton yang nampak (kolom, balok, sunscreen, bagian bawah plat lantai, ring balk ) dan lain-lain d. Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang digunakan harus disetujui oleh Direksi atau Pengawas Lapangan. e. Warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi atau Bouwheer.
Y E K T I N I N G S I H, A.Md
NIP. 19810210 200502 2 001
Diketahui :
BPS SOPPENG
17
BPS SOPPENG