You are on page 1of 18

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

SYARATSYARAT TEKNIS PEKERJAAN


Pasal 1. JENIS PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : o PEMBANGUNAN GEDUNG BARU KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SOPPENG LUAS 300 M dengan jenis pekerjaan sesuai dengan Bill Of Quantity (BOQ) Pekerjaan.

Pasal 2 . PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS


Penggunaan Syarat-syarat dan Teknis ini adalah : a. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan Gambar Kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat -syarat (RKS) dengan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan. b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran maka gambar dalam skala besar yang harus diikuti, atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian dengan Persetujuan Direksi. c. Gambar Detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor. d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah Teknis yang belum jelas, Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak Direksi dan tidak diperkenangkan mengambil keputusan tanpa persetujuan Direksi.

Pasal 3. SYARAT-SYARAT UMUM


a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah : Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961 Peraturan Konstruksi Baja Indonesia Peraturan Instalasi Listrik Indonesia Peraturan-peraturan Pemerintah setempat menyangkut pekerjaan ini. b. Jika terdapat ketidak cocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam pasal 3 point a dengan Rencana Kerja dan Syarat serta tidak terdapat dalam Penawaran, maka harus di konsultasikan dengan Direksi untuk mengambil Keputusan.

Pasal 4 . PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN DAN PERSIAPAN


a. Kontraktor harus membuat Gudang Bahan untuk penyimpangan Bahan dan Alat, sesuai kebutuhan hingga selesainya pekerjaan. b. Kontraktor harus menyiapkan kotak pertolongan kecelakaan P3K di kantor Direksi c. Kontraktor harus menyediakan Konsumsi Direksi Pengawas selama masa pelaksanaan Kegiatan, dan sewaktu-waktu Pejabat Pembuat Komitmen maupun Kuasa Pengguna Anggaran meninjau pekerjaan atau tamu yang berkepentingan atas pelaks anaan pekerjaan. d. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat- syarat (RKS) pekerjaan. e. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran ukuran satu sama lain dan segera memberitahukan / berkonsultasi dengan Direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran ukuran satu sama lainnya.
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

f.

Peil nol (0,00) ditetapkan sesuai gambar dilapangan serta kondisi dan keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dan dicantumkan dalam Berita Acara Peninjauan Lapangan. g. Kontraktor diwajibkan membuat tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat dan pemeliharaannya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah diset ujui oleh direksi. h. Kontraktor diwajibkan menyediakan air bersih yang memenuhi syarat untuk kontruksi hingga selesainya pekerjaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal 5. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan Pembersihan / Mengupas Lapisan tanah permukaan, meliputi segala macam tumbuhan dan tanaman, sampah dan bahan-bahan lain yang dapat merusak bangunan. b. Untuk tanah bekas galian pondasi dapat digunakan pada timbunan kembali. c. Pekerjaan Urugan meliputi : Urugan tanah dibawah Lantai setebal 60 CM Urugan pasir dibawah Lantai setebal 25 CM atau disesuaikan Gambar Kerja sesuai timbunan dari ketinggian rencana Peil Nol dari Bangunan. Urugan tanah untuk halaman setebal 50 cm Urugan sirtu untuk jalan/halaman 10 cm

d. Bahan dasar urugan pasir dari sungai / kali yang sudah bersih dan bebas dari zat orga nik lainnya dan lumpur. e. Pekerjaan pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan lapis de mi lapis maksimum 20 CM, dengan menggunakan mesin Soil Compactor (mesin stamper atau alat sederhana yang disetujui oleh Pengawas) dan dibantu dengan air pada saat pemadatan.

Pasal 6. PEKERJAAN GALIAN PONDASI


a. Pekerjaan Galian Pondasi harus mengikuti kedalaman yang sesuai dengan Gambar. b. Sebelum pekerjaan galian dimulai, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan AS Galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, Siku bangunan dan lain -lain bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana.

Pasal 7 . PEKERJAAN PASANGAN PONDASI


a. Sebelum pemasangan Pondasi, Kontraktor harus mengecek ulang posisi Bouwplank / patok tetap, Kontraktor juga menyempurnakan Benang sebagai alat kontrol, menimbang dengan alat sederhana seperti ( selang + air ) dan kontrol Siku dengan alat sederhana dari mistar segi tiga yang dibuat dengan komposisi ( 100 x 80 x 60 ) CM. b. Kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku bangunan dan harus disetujui oleh Direksi c. Sebelum memasang Batu Kosong, Kontraktor diwajibkan konsultasi dengan Pengawas/Direksi tentang benarnya kedalaman / lebar galian pondasi sesuai gambar. d. Batu Gunung/Kali yang akan digunakan harus dibersihkan dari kotoran tanah dan Lumpur sebelum digunakan / dipasang. e. Batu Gunung/Kali yang diizinkan untuk digunakan dengan ukuran maximum 15-25 CM. f. Apabila menggunakan batu kali/sungai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus dipecahkan agar permukaan batu tersebut tidak licin.

BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

Pasal 8. PEKERJAAN BETON


1. Material Bahan Beton a. S e m e n Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis Merk dan Mutu yang baik atas persetujuan Direksi, ditetapkan harus memakai produk Lokal (Ex. Tonasa) atau yang setara. Kemudian Semen yang tidak boleh digunakan adalah : Semen yang telah mengeras sebahagian maupun seluruhnya Kantong Zaknya telah sobek Semen yang tertumpah Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam Semen yang sudah lama dijemur atau kena matahari. Keamanan tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemi kian rupa sehingga bebas dari kelembaban lantai dan percikan air. b. Pasir Beton Pasir Urugan dan Pasir Pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran dan bahan organis lainnya. Pasir berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat-alat pemecah batu. Pasir untuk campuran Beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih dari lumpur serta bahan organis lainnya. Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir halus bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus memenuhi syarat-syarat PBI 71 Bab. 3.3 c. Krikil / Batu Pecah Beton Krikil dapat berupa krikil alam atau batuan-batuan yang diperoleh dari pemecahan batu. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari bahan-bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI 1971 Bab 3. Krikil harus disimpan diatas permukaan besih dan keras serta dihindarkan te rjadinya pengotoran serta tercampur adukan. Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan PUBB 1977 NI-3. Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk pondasi dan untuk pasangan batu kosong bawah pondasi harus berstruktur cukup kuat awet serta tidak keropos. Krikil / Batu Pecah beton, sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai be rsih. Penumpukan bahan krikil / batu pecah beton harus dipisahkan dengan mat erial lain.

d. A i r Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung mi nyak, asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.

BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

e. Takaran Material Beton Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya menggunakan skop/diperkirakan saja. Takatan yang diperbolehkan adalah uk uran dan bahan yang sama, antara lain seperti : ember, drum plastik atau tong dari kayu dengan standar yang telah ditentukan yakni dengan ukuran K.175 atau K.225. Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 Bab. 4.7 termasuk slump test ma upun compression test. Bilamana beton tidak memenuhi slumptest maka seluruh adukan tidak boleh digunakan dan harus dibuang keluar site oleh Kontraktor. Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur PBI 1971 untuk perba ikan beton yang harus dilakukan. Mutu beton harus K.225 pemboran harus me mbuat mixed design untuk ditujukan dan disetujui Direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan pada tiap perubahan sumber pengambilan agregat. Besi Beton Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan spesifikasi dan kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu Baja dengan mutu U-24 sesuai PBI 1971. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971. Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk gambar kerja (FULL dan sesuai standar SII) memenuhi batas toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan PBI 1971. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi dan biaya menjadi tanggungan Kontraktor. Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Harus disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka u ntuk jangka waktu panjang. Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas dari cacat seperti retak, bengkok-bengkok dan lain-lain sebagainya serta harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971. 2. Pekerjaan Pembesian Beton a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan diukur dengan mm (melimeter) untuk besaran diameternya ditetapkan berdasarkan alat ukur SIGMA. b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat selama pengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI 1971. c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antar a dengan potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut. d. Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan standar PBI 1971 adalah minimal 2,5 CM anatara besi. e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI 1971 f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi peke rjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi. 3. Jenis dan Mutu Beton a. Beton Bertulang K 175 , digunakan pada beton praktis seperti, Kolom praktis, Ringbalk, kuda-kuda beton dan Plat atap, plat strip dan Beton K 225, digunakan untuk Pondasi Poer Plat, Kolom Utama, Sloef, Balok Lantai, Plat Lantai dan Tangga. b. Beton tidak bertulang 1Pc : 3Ps : 5 Kr, digunakan untuk lantai kerja Poer Plat, Rabat beton bawah overstek keliling bangunan.
BPS SOPPENG

f.

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar komposisi bahan. 4. Pengecoran dan Perawatan Beton a. Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan Kapasitas diatas 250 L lebih disukai molem yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan peng aduk berdasarkan volume, maka Kontraktor harus menghitung perbandingan mat erial dalam volume dengan membagi berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban. Angker Untuk Dinding Semua sambungan vertikal anatara kolom beton dengan tembok harus dilengkapi dengan batang-batang baja dia. 10 mm panjang 25 Cm ditekuk pada satu ujungnya dan dimasukkan kedalam beton, yang lainnya dibiarkan berupa stok panjang 25 CM untuk penyambungan dengan dinding. Angker-angker tersebut dipasang pada jarak 50 150 CM diatas sloef pondasi atau plat. Lubang-lubang serta Klos Kayu dan lain-lain Kontraktor harus menentukan tempat serta membuat lobang-lobang, klos-klos kayu, angker-angker dan sebagaimana yang diperlukan untuk jalan pipa, pemasangan alat alat penyambung dan sebagainya. Apabila kemudian ternyata tempatnya tidak sesuai maka harus dipindahkan sesuai dengan petunjuk Direksi dan perlengkapan lainnya harus dilakukan agar dicapai tujuan yang disyaratkan. Toleransi 1) Toleransi intuk beton kasar Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 CM dengan syarat toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas ketelitian 0,3 dan +0,5 CM 2) Toleransi untuk beton dengan permukaan rata. Toleransi untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian -bagian dan antara 0,00 dan 0,2 CM untuk ukuran-ukuran bagian. Pergeseran bekesting pada sambungan-sambungan tidak boleh melebihi 0,1 CM penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas 1% tetapi toleransi ini tidak boleh komulatif.

c.

b.

c.

d.

d. Pemberitahuan sebelum penegcoran Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Kontraktor diwajibkan memberitahukan Direksi serta mendapatkan perstujuan. Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar beton yang sudah dicor dengan biaya sendiri. g. Pengangkutan dan pengecoran beton Beton harus diangkut dengan menghindari terjadinya penguraian dari komponen komponennya serta tidak diperkenangkan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 M kecuali disetujui Direksi. Pada kolom yang panjang, pengecoran dilakukan lewat lubang pada bekesting dalam menghindari hal tersebut. Semua kotoran dan lain-lain harus dibersihkan sebelum pengecoran dimulai. Permukaan bekesting yang menghadap beton harus dibasahi dengan air bersih seg era sebelum pengecoran.
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras, lunak dan sebagainya. Pengecoran beton Pengecora Beton dalam bekesting harus diselesaikan sebelum beton mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pembe rhentian pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi. Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi persyaratan did alam PBI 1997. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu hujan kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi. 5. Pemadatan Beton Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan memp unyai frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton yang boleh dip adatkan lebih dari 20 detik, kecuali disarankan oleh Direksi. Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung maupun melalui penulangan. Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI 1971. 6. Proses Pengerasan Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton tersebut mengeras secara wajar dan menghidarkan pengeringan yang te rlalu cepat dengan cara sebagai berikut : a. Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibas ahi secara teratur sampai dibongkar. b. Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi selama 2 (dua) minggu setelah pengecoran. c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan dengan me mberi penutup yang basah. d. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas beton yang menurut Direksi belum cukup mengeras. 7. Pembongkaran Bekisting a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum mencapai kekuatan sesuai PBI 1977 Bab 5 ayat 8 (hal 51). b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton sepenuhnya pada Kontraktor serta harus memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting pada PBI 1971. c. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar bekisting b agian-bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut. d. Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga) minggu, kecuali beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 7 hari dengan persetujuan Direksi.

BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

Pasal 9. PEKERJAAN DINDING


1. Pasangan Tembok a. Bahan pasangan tembok adalah Batu Bata ukuran minimal 50 x 100 x 200 MM yang berkualitas baik, terbakar matang, cukup keras dan tidak keropos serta tidak pecah-pecah melebihi 5%, mempunyai kekuatan tekan 60 80 Kg/CM2 b. Pasangan trasram dengan campuran 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk kaki tembok m ulai dari pasangan diatas sloef beton sampai 20 CM diatas permukaan lantai dan semua pasangan batu bata yang berhubungan langsung dengan tanah. c. Pasangan tembok adukan 1 Pc : 5 Ps, digunakan untuk pasangan tembok yang ti dak termasuk pada point 2 tersebut diatas. d. Semua batu bata harus direndam atau disiram sebelum dilakukan pemasangan e. Semua pasangan harus tegak lurus, rata secara horizontal maupun vertikal, dan di lakukan dengan menggunakan tarikan benang yang dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas pasangan sebelah bawahnya dan batu bata yang patah tidak boleh digunakan. f. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk yang datar dan 1,5 cm untuk tegak, kecuali jika ditentukan lain. g. Setiap pasangan seluas 9 m 2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi kolom praktis berukuran 12 x 12 cm; demikian juga halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas.

Pasal 10. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


1. Plesteran adukan 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk : a. Tembok trasram pada point 2 pasal 9 diatas. b. Sloef luar, Kolom dan Balok beton yang nampak dan muncul. c. Atap plat beton, Lesplank beton dan Sunscreen. d. Pondasi yang muncul diatas permukaan tanah 2. Plesteran adukan 1 Pc : 5 Ps, digunakan untuk seluruh pasangan tembok termasuk kolom dan balok beton yang rata dengan tembok/dinding. 3. Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan penyiraman sampai jenuh pada daerah yang akan diplester. 4. Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian tembok bagian dalam dengan campuran : 1Pc : 8Pc putih atau A Plus. Di aci dan digosok hingga permukaannya licin dan rata, untuk tembok bagian luar diaci dengan adonan Portland Cemen.

Pasal 11. PEKERJAAN KOSEN PINTU /JENDELA DAN KACA


1. Lingkup pekerjaan : Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan pembuatan kosen Aluminium meliputi seluruh detail yang dinyatakan dalam gambar.

2. Bahan-bahan : Bahan kosen dari Aluminium berkualitas baik (KW 1). Ukuran kosen sesuai dengan gambar rencana.
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

Mutu dan kualitias Aluminium yang dipakai sesuai persyaratan dalam SNI, lurus, siku dan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak maupun cacat lainnya.

3. Pelaksanaan : Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana wajib meneliti gambar rencana. Sambungan Aluminium harus kuat sesuai dengan detail sambungan yang ada pada gambar rencana. Kosen Aluminium harus siku serta sambungan-sambungan harus rapat. Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan pintu/jendela pada gambar kerja sebelum melaksanakan pekerjaan baik perakitan, pengadaan ma upaun pemasangan kosen tersebut dan bila terdapat kelainan / kesalahan seperti perletakan, bukaan serta ukuran-ukuran segera dikonsultasikan dengan Direksi/Pengawas Lapangan. Atas kelalaian Kontraktor maka kontraktor d iwajibkan memperbaiki atau mengganti sesuai dengan gambar kerja atau keb utuhan. Pemasangan kosen harus siku baik Horizontal maupun Vertikal dengan memakai alat Waterpass dan Benang serta harus dikontrol dengan dinding untuk mendapatkan hasil yang rata setelah dinding diplester. Semua pengujian kosen harus dipastikan kokoh sebelum pekerjaan selesai. Macam Pekerjaan. Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis Aluminium seperti dibawah ini. a. b. c. d. Semua kosen-kosen yang ditentukan dalam gambar Daun pintu Kaca Bingkai jendela kaca Semua ukuran yang terdapat dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.

4.

Pekerjaan Kaca Kaca Reflektif warna biru tebal 5 MM digunakan semua pemakaian kaca pintu dan jendela bagian luar. Kaca Bening tebal 5 MM digunakan untuk pemakaian kaca pintu dan jendela bagian dalam. Kaca Buram tebal 5 MM digunakan untuk kaca pintu Kamar Mandi dan Pintu Shap. Kaca-kaca tersebut tidak boleh ada retak dan cacat dengan ukuran seperti tertera pada gambar, dipasang pada rangka yang telah siap, ukuran dan bentuk seperti pada gambar kerja.

Pasal 12. PEKERJAAN RANGKA KUDA-KUDA , GORDING DAN LESPLANK


1. Pekerjaan Rangka Kuda-kuda dan Gording a. Jenis pekerjaan rangka kuda-kuda menggunakan Kayu KOMEA dengan rincian pemakaian ukuran sebagai berikut : Kuda-kuda 6/12 CM Balok nok 6/12 CM Gording 5/10 CM Jepitan-jepitan 5/7 CM Skoor angin 5/7 CM
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

b. c.

Lesplank papan bayam 2x2,5/30 CM (susun)

Pasangan kuda-kuda dan gording harus vertikal dan horizontal serta sesuai kemiringan yang telah ditetapkan dalam gambar kerja. Cara Pelaksanaan : Penyambungan balok-balok sesuai dengan persyaratan teknis tentang kayu ditambah dengan menggunakan bout / mur dan beugel. Besi plat untuk beugel yang digunakan pada kuda-kuda menggunakan besi ketebalan minimal 3 MM dan lebar secukupnya, bout/mur yang digunakan diam eter 12 MM (sesuai gambar kerja) Pasangan gording setelah kuda-kuda dan skor angin serta konsol-konsol telah terpasang Untuk menjaga kestabilan, maka gording harus memakai klos pada bagian bawah dan diikat dengan paku pada kaki kuda-kuda. Jarak gording sesui ukuran dalam gambar detail (jenis atap yang digunakan). Pasangan gording harus rata sesuai dengan rencana kemiringan atap .

Pasal 13. PEKERJAAN PENUTUP ATAP, TALANG DAN NOK


1. Bahan Penutup Atap ; Spandex (KW 1) yang mempunyai permukaan rata dan halus dan berkualitas baik, sistim pemasangannya bedasarkan gambar kerja dan petunjuk dari pabrik Spandex tersebut. 2. Bubungan atap digunakan dari jenis Plat Aluminium. 3. Talang atap atau jurai dalam menggunakan landasan papan 2 X 2/25 jenis Papan kelas I Bayam dengan pelapis Seng Plat Aluminium dibentuk sedemikian rupa sehingga air yang tumpah tidak muda keluar dari jalur talang. 4. Sedapat mungkin tidak melakukan penyambungan pada setiap lajurnya. 5. Sistim pemasangan : Sistim pemasangan mengikuti arah kemiringan dan sebelum dipasang harus dicek / ditimbang (elevasi) rata dan tidak bergelombang pada permukaan. Sambungan antara atap yang saling bersinggungan harus sesuai dengan petunjuk teknis pemasangan jenis atap yang digunakan. 6. Pekerjaan atap dianggap selesai apabila semua bekas-bekas guntingan telah dibersihkan

Pasal 14. PEKERJAAN PLAFOND


1. Rangka plafon dari bahan Kayu Kelas II (Meranti) berkualitas baik (lurus, tidak bermata,berlubang serta cukup tua) dan ukuran kayu 4/6 CM dan 3/5 CM untuk balok bagi, pada daerah tertentu menggunakan 5/7 CM (bila diperlukan). 2. Plafond / langit-langit dari bahan : Kalsi board tebal 3.5 MM, berkualitas baik, ukuran rangka 0,6 X 1.20 M digunakan untuk seluruh plafond lantai satu dan plafond luar untuk lantai dua sebagimana telah ditetapkan dalam gambar kerja. Gypsun board tebal 9 MM, berkualitas baik, ukuran rangka 0.6 X 1.20 M digunakan untuk Ruang rapat dan Musallah 3. Cara pelaksanaan : Sebelum pemasangan rangka plafon harus dileveling terlebih dahulu dengan menggunakan alat bantu dan diukur sesuai dengan ketentuan yang digunakan.

BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

10

Sebelum rangka plafon dipasang terlebih dahulu kayu tersebut dipersiapkan dan b agian bawahnya harus diserut halus, kemdian diresidu pada seluruh permukaan ran gka. Rangka plafond harus kuat dan tidak mudah melendut terutama pada bagian tengah, untuk menghindari hal tersebut maka gantungan rangka plafond harus diperhatikan dengan menggantungkan pada gording dan kuda-kuda atau pada stek besi bila pemasangan plafond dibawah plat beton. Pemasangan plafond harus rata dan rapih, bentuk dan ukuran sesuai gambar. Sisi plafond dengan dinding, kolom dan lesplank digunakan penutup dari bahan kayu les profil ukuran 4/4 CM, dipasang dengan rapih dan sambungan harus rapat. Sisi plafond dan tembok bagian dalam menggunakan les profil Gypsum 15/15 cm.

Pasal 15. PEKERJAAN LANTAI


Lingkup pekerjaan ini adalah permukaan lantai seluruh bangunan sebagimana yang dinyatakan dalam gambar kerja. 1. Bahan lantai dan dinding lainnya menggunakan Tegel Kramik yang berkualitas baik, siku, rata serta tidak pecah dan warna ditentukan kemudian. 2. Lantai ruang kerja dan Ruang Rapat mengunakan tegel Kramik 50 X 50 CM berwarna 3. Lantai luar, Teras menggunakan Tegel Kramik 40 x 40 permukaan kasar 4. Tangga menggunakan Tegel Kramik Anti Sip 30 x 60 CM 5. Lantai KM/WC menggunakan tegel kramik 20 X 20 CM 6. Dinding KM/WC dan Kas menggunakan tegel kramik 20 X 25 CM setinggi 200 CM 7. Plint lantai menggunakan tegel kramik 10 X 50 CM dipasang pada pertemuan antara lantai dan dinding tembok. 8. Untuk pemasangan lantai kramik baru menggunakan alas kramik (screed) dari campuran 1 Pc : 5 Ps tebal 3 CM setelah pasir urug dipadatkan. 9. Nat tegel kramik yang diizinkan adalah 1 MM harus rata dan lurus dan pemasangannya harus dileveling dengan memakai waterpass. 10. Semua kramik yang digunakan adalah produksi dalam Negeri yang sekualitas dengan produksi ASIA atau INA (KW1). 11. Cara pemasangan tegel kramik : a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan persiapan yang baik terutama pemadatan pasir urug yang menggunakan mesin stamper dengan baik. Permukaan yang akan dipasang kramik harus bersih, cukup kering dan rata air dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik kontrol rencana peil lantai yang d iinginkan maupun leveling. b. Tentukan patokan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda tinggi lantai yang telah direncanakan. c. Sebelum tegel kramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air. d. Setiap jalur pemasangan kramik sebaiknya ditarik benang dan rata air. e. Adukan semen kental untuk permukaan dasar kramik harus penuh dan rata. f. Perbandingan adukan yang dianjurkan untuk lantai 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan r ata-rata 0,5 1,5 CM diatas lantai. g. Adukan pengisi Nat dari semen tegel spesial hingga terisi penuh dan dioles dengan jari tangan atau dengan menggunakan bahan dari karet atau gabus agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap. h. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam setelah pemasangan kramik lantai.

BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

11

i. j. k.

Pemotongan tegel kramik sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa harus dipotong, maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari ukuran tegel. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat pemotong elektrik. Penggunaan Tegel Kramik dari setiap unit bangunan berdasarkan RAB dan Gambar Apabila mutu dan cara pemasangan tegel kramik tersebut tidak memenuhi mutu standar atau contoh yang telah disepakati, maka Direksi/Pengawas wajib melakukan perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana Kontraktor dilapangan.

Pasal 16. PEKERJAAN SANITAIR DAN INSTALASI AIR


A. Sanitair 1. KM/WC menggunakan Closet Duduk dan Closet Jongkok yang berkualitas baik setara dengan Merk KIA/Amerikan Standar, Kran-kran air kamar mandi menggunakan Stainless Steel lengkap dengan floor drain/pembuangan pada sisi dalam. Kemudian pada sisi luar dibungkus dengan pasangan batu bata, sesuai gambar detail. 2. Nat sambungan kramik baik vertikal maupun horizontal memakai ukuran serapat m ungkin sekitar 2 MM agar memberi kesan bersih. 3. Washtafel, Urinoir dan tempat sabun, yang berkualitas baik setara dengan Merk Toto atau KIA/Amerikan Standar warna ditentukan kemudian dan sistim pemasangannya berdasarkan gambar detail dan petunjuk teknis pemasangan dari pabrik. 4. Septiktank memakai bahan pasangan batu bata, yang diplester licin dengan campuran kedap air dan menggunakan perembesan/peresapan sesuai penjelasan pada gambar detail. 5. Beerfut menggunakan bahan Gorong-gorong beton, bentuk dan ukuran sesuai gambar. 6. Saluran keliling bangunan yang dilengkapi bak kontrol dengan menggunakan bahan dari pasangan batu bata campuran 1 Pc : 3 Ps yang diplester licin, bentuk dan uk urannya sesuai gambar kerja. Jika dibutuhkan penutup saluran, maka digunakan plat beton cor dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. tebal 10 CM ketinggian peil disesuaikan dengan kebutuhan. B. Instalasi air terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut : 1. Air Bersih b. Semua Instalasi air bersih maupun sambungan-sambungannya menggunakan Pipa PVC yang berkualitas AW, dan setara dengan produksi Maspion atau Wavin. c. Pipa PVC diameter untuk daerah KM/WC dan tertanam, Untuk pipa PVC diam eter dan 1 digunakan pada pipa distribusi dan suplay air bersih. d. Sedangkan untuk pembuangan washtafel, dan air kotor cair menggunakan pipa PVC diameter 2 dengan sistim sambungan Lem. e. Penggunaan lem pada sambungan pipa PVC memakai bahan EX Jepang dalam kaleng. 2. Air Kotor / Air Buangan Instalasi air kotor terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu air Padat dan air buangan cair dengan uraian sebagai berikut : a. Instalasi air kotor padat Instalasi air kotor padat menggunakan pipa PVC diameter 4 dengan standar ketebalan D dan sambungan menggunakan ketebalan AW. Penggunaan lem pada sambungan, pemasangannya seperti uraian pada pipa air bersih (point 1). b. Instalasi air kotor cair
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

12

Instalasi untuk KM/WC baik vertikal maupun horizontal menggunakan pipa PVC diameter 2.5 dengan standar ketebalan D dan sambungan menggunakan ketebalan AW.

3. Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

Pasal 17. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, s elanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin. 2. Persyaratan Bahan a. Engsel-engsel dari Kuningan H 777, POMEL 4 atau 5 b. Kunci pintu dipasang merek Yale, Union 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setara. c. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik. d. Grensel panjang merek alpha atau setara 3. Pedoman Pelaksanaan a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, yang berkwalitas baik. b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan di lakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang. c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan pengawas. d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Konsultan pengawas berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor. e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur.. f. Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun pintu pada satu pintu.

Pasal 18. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Umum Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan, baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar kerja dimana bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, maka merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa ada ketentuan tambahan biaya.
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

13

2.

3.

Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah : Sekring Kast dan MCB serta kelengkapannya. Pentanahan / Grounding Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi yang tertanam dalam tembok, plat beton, plafond dan lain-lain. Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala. Jenis Bahan a. Panel tegangan rendah 1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN serta mengikuti per aturan IEC dan PUIL. 2) Panel harus dibuat dari plat besi dengan tebal 2 MM dan seluruhnya harus di Zinchromat di duco 2 kali dengan cat bakar, warna abu -abu, pintu dari Panel tersebut harus dilengkapi dengan Master Key. 3) Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen harus diatur sedemikian rupa sehingga apabila diperlukan pada waktu perbaikan dan pe nyambungan komponen-komponen yang dimaksud dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen yang lainnya. 4) Setiap Panel harus mempunyai 5 (lima) Busbar Copper yang terdiri dari 3 (tiga) Busbar Phase K-S-T 1 (satu) Busbar Netral dan 1 (satu) Busbar Grounding. Besarnya Busbar harus diperhitungkan besar arus yang akan mengalir dalam Busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu lebih dari 65 derajat Celcius. Setiap Busbar Copper harus diberi warna sesuai peraturan dari pihak PLN. 5) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperl uan dan komponen-komponen pengaman yang digunakan harus sesuai dengan gambar. Kabel - kabel 6) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 KA dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standar yang diizinkan. 7) Pada perinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYM dan NYA untuk kabel penerangan. 8) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi. 9) Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 MM. Sakelar dan Stop kontak Sakelar dan stop kontak yang akan dipasang pada dinding tembok adalah t ype pemasangan masuk / Inbow dan kotak-kotak Inbow dipasang pada dinding sesuai gambar. Stop kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan mengikuti Standar VDE sedangkan Stop Kontak khusus 1 (satu) Phase (inbow), mempunyai rating 15 A. Stop kontak khusus 3 (tiga) phase (inbow) harus mempunyai rating minimal 15 A. Stop kontak dinding dan Sakelar dipasang setinggi 150 CM dari permukaan la ntai.

b.

c.

d. Grouding
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

14

Kawat Grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BBC = Bare Copper Co ndector). Besarnya kawat Grouding yang dapat digunakan, minimal berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder). Electrode Pentanahan untuk Grounding digunakan pipa Galvanized dengan dia meter minimal 1. Diujung pipa tersebut dipasang Copper Rod sepanjang 0,5 M. Electrode Pentanahan dipantek kedalam tanah, minimal sedalam 6 M atau sa mpai menyentuh permukaan air tanah.

4.

Persyaratan Teknis Pemasangan a. Panel-panel Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari Pabrik pembuatannya dan rata secara horizontal. Setiap kabel yang masuk /keluar dari panel harus dilengkapi dengan Gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. Panel harus di-tanah-kan. b. Kabel-kabel Semua kabel pada kedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable Merk yang jelas dan tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasi arah beban. Setiap Kabel Daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengide ntifikasi phasenya dengan PUIL. Kabel Daya yang dipasang harus di Klem dan disusun dengan rapih Setiap tarikan kabel tidak diperkenangkan adanya penyambungan, kecauli pada kabel penerangan. Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton, harus dibua tkan sleeve dari pipa PVC dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel. c. Lampu-lampu penerangan Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana Plafond dan artistik serta disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan. Lampu tidak diperkenangkan memberikan beban kepada rangka plafond. Penggunaan lampu harus sesuai gambar kerja. d. P e n t a n a h a n Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan. Elektroda pentanahan harus ditanam dengan kedalaman sesuai standar. Tahanan pentanahan maksimum adalah 2 Ohm. e. P e n g u j i a n Sebelum semua peralatan utama dari sistim listrik itu dipasang, terlebih dahulu harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut dapat dipasang setelah dilengkapi dengan Sertifikat Pe ngujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta Instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara meny eluruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem tersebut berfungsi dengan baik.

Pasal 19 PEKERJAAN PENANGKAL PETIR


1. Pekerjaan ini meliputi pengidentifikasian material, pemasangan dan pengujian serta perbaikan selama masa pemeliharaan. 2. Sistem penangkal petir yang digunakan adalah system konvesional Tongkat Franklin.
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

15

3. Penghantar yang digunakan BC 50 mm dilengkapi dengan klem-klem dengan penerima dan elektroda pentanahan. 4. Teknik Pemasangan : a. Batang penangkal petir dipasang pada puncak / bubungan bangunan dengan menggunakan angker atau bout mur dan dipasang kuat agar dapat menahan gaya-gaya mekanis dan hembusan angin yang kencang. b. Penghantar vertical maupun Horizontal yang menuju ketanah harus diklem s etiap jarak 50 cm dan klem tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga kuat dan tidak terjadi lenturan pada penghantar. c. Klem harus dari bahan yang sama dengan konduktor untuk mencegah terjadinya elektroda jika kena air. d. Terminal pentanahan terletak didalam bak kontrol untuk digunakan pengujian tahanan secara berkala. e. Elektroda pentanahan tersebut dari copper rod dengan diameter 1 inchi dan panjang 6 meter lalu dipasang kedalam tanah dengan tahanan pentanahan yang diizinkan adalah 2 Ohm. 5. Untuk mengetahui baik tidaknya system penangkal petir yang dipasang maka harus dilakukan pengetesan terhadap instalasinya maupun system pentanahannya (Grounding Test dan Continuity Test).

Pasal 20 PEKERJAAN PENGECATAN


1. Ketentuan Umum a. Sebelum memulai pekerjaan , bidang-bidang yang akan dilapisi/ dicat terlebih dahulu disiapkan dengan baik. Bidang harus mempunyai permukaan yang rata dan lurus atau mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar rencana, bebas dari segal macam kotoran, tidak retak atau pecah dan tidak lembab. b. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian tersebut diperiksa oleh Pengawas dan diizinkan pelaksanaannya. c. Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk disetujui oleh Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui dan dalam keadaan baru, dikemas dalam kaleng-kaleng yang masih disegel serta tidak pecah atau bocor. Penggunaan bahan-bahan harus sepengetahuan pengawas dan pelaksana bertanggung jawab atas keaslian dari warna dan bahan yang digunakan. d. Pelaksana harus memberikan jaminan tertulis bahwa hasil pekerjaan pengecatan tidak menggelembung, mengelupas dan cacat-cacat lainnya selama 2 tahun sesudah penyerahan pekerjaan. 2. Pengecatan Kayu a. Semua sambungan-sambungan kayu, penampang ujung balok bagian yang akan melekat pada tembok, harus dicat meni dengan kualitas setara dengan produksi Glotex. b. Cat kayu mengkilat digunakan merk Glotex., Avian atau berkualitas setara dan sebelumnya harus menggunakan cat Dasar, Palmur dan Dempul. Tata laksana pe ngecatan harus mengikuti patent atau petunjuk dari Pabrik. c. Bagian-bagian yang akan di cat Kayu adalah : List-list profil kayu plafon Lesplank papan, konsol-konsol dan segala pekerjaan yang nampak. Realing tangga
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

16

d. Pelapisan cat dasar dilakukan minimal 2 (dua) kali jalan, kemudian diplamur dan di ampelas lagi sampai rata sehingga lubang-lubang serat kayu sudah tertutup. Pengecatan akhir dilakukan minimal 3 (tiga) kali dengan selang waktu minimal 6 (enam) jam sampai didapat permukaan yang halus dan warna yang rata tanpa cacat. 3. Pengecatan Tembok dan Plafond a. Cat tembok yang dapat dipergunakan adalah jenis cat bekualitas setara dengan produksi Mowilex, Dulux (Ex. Indonesia) dan tata laksana pengecatan harus mengikuti patent atau petunjuk Pabrik. b. Sebelum dinding dicat, terlebih dahulu harus diplamur dengan plamur tembok kemudian diamplas hingga halus, selanjutnya dilakukan pengecatan. c. Bagian yang akan dicat tembok adalah : Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah diaci dengan rata . Seluruh plafond kalsi board maupun Gypsum board dan lesnya Seluruh permukaan beton yang nampak (kolom, balok, sunscreen, bagian bawah plat lantai, ring balk ) dan lain-lain d. Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang digunakan harus disetujui oleh Direksi atau Pengawas Lapangan. e. Warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi atau Bouwheer.

Pasal 21 PEKERJAAN LAIN LAIN DAN PEMBERSIHAN


1. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, maka Kontraktor harus membersihkan semua kotoran dan sisa-sisa material akibat kegiatan pelaksanaan tersebut. 2. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan, baik jalanan, maupun fasilitas lainnya akibat pekerjaan ini. 3. Dalam masa Pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan sampai Serah Terima Kedua.

Pasal 22 KETENTUAN TAMBAHAN


1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan Administrasi, Pemeriksaan Bahan dan Mutu Pelaksanaan serta Ketentuan Lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati. 2. Semua bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan Direksi dengan terlebih dahulu menunjukkan contohnya atau menggunakan Surat Keterangan Persetujuan terutama bahanbahan Produksi Industri yang mempunyai banyak jenis Merk. 3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung jawab Kontraktor. Watansoppeng, Disetujui Oleh : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, PEBRUARI 2012

Perencana: CV. AULIA KONSULTAN,

Y E K T I N I N G S I H, A.Md
NIP. 19810210 200502 2 001

Drs. CACO HASAN, ST


Team Leader

Diketahui :
BPS SOPPENG

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

17

KUASA PENGGUNA ANGGARAN,

MUHAMMAD ASRI LANTONG, SE


NIP. 19661121 199301 1 001

BPS SOPPENG

You might also like