Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Septria Yanto
05 193 039
PENDAHULUAN
dibandingkan dengan mahkluk lainnya, yang telah diberi kelebihan akal, pikiran
serta nafsu dalam penciptaannya. Untuk itu maka, manusia dituntut mampu
untuk hari ini, akan tetapi manusia juga harus memikirkan hari esok, baik itu
untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Begitulah realita manusia, karena
manusia tidak mau menerima begitu saja realita yang dijalaninya, bagaimanapun
bentuk realita itu. Jika realita itu baik seseorang akan berkeinginan untuk
membuatnya lebih baik lagi, dan jika realita itu buruk maka manusia akan
kepastian dalam hidup dan kehidupan, karena perubahan itu adalah gerak dan
gerak itu adalah hidup. Sebaliknya, diam itu merupakan pertanda mati. Oleh
karena itu setiap umat manusia dan individu haruslah memiliki pemikiran dan
1
Mohammad Mushtofa Ramadlan, 2005, reformasi vs revolusi, Ciputat: Wadi Press, Hal VII.
kepunahan umat dan keterpecahan individu. Sikap fatalisme (pasrah secara total)
terhadap sebuah keadaan akan menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan akan
mengerikan.2
Begitu juga dengan Indonesia, sebagai sebuah bangsa dan negara dituntut
tersebut sangat jelas kita lihat bahwa, negara memang harus dan tetap setiap saat
realitas kehidupan masyarakat itu sendiri penuh konflik-konflik yang tidak akan
yang terus meningkat. Protes massa yang dilancarkan sejak akhir tahun 1980an,
mencapai puncaknya pada bulan mei 1997, dan terulang lagi pada Mei 1998.
Sebagian besar rakyat yang dipimpin mahasiswa menolak hidup lebih lama di
2
Ibid.
3
[Engels (n.d): `140] dalam Ronald H. Chilcote, 2003, Teori Perbandingan Politik, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, Hal. 258.
bawah kediktatoran.4 Hal ini disebabkan karena adanya rasa tidak puas dari rakyat
demokratisasi politik dan ekonomi yang terwujud dalam agenda reformasi yaitu,
pemerintahan yang desentralistik. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999
UU No. 32 Tahun 2004. Ini artinya pemerintah daerah tidak lagi menjadi
pelaksana misi dari pemerintah pusat tetapi menjadi pengelola dan penyelenggara
sumber daya lokal serta membuat keputusan persoalan publik lokal daerahnya.
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, yang diarahkan untuk mempercepat
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah
otonomi.
harus diperbaiki oleh bangsa ini pada setiap lini kehidupan berbangsa dan
bernegaranya, baik itu dari segi sosial, budaya, politik, ekonomi dan moral. Hal
ini disebabkan karena reformasi yang terjadi sejak sepuluh tahun lalu sampai saat
4
Max Lane, 2007, Bangsa Yang Belum Selesai, Jakarta: Reform Institute, Hal. Xvii.
ini masih belum mampu memperbaiki sistem yang ada di negara ini, reformasi
sampai saat ini masih belum mampu merubah sistem dan hanya memperbaiki
sistem yang ada. Hal ini disebabkan karena masih adanya golongan-golongan
yang merasa nyaman dengan status quo dan tetap berusaha untuk
mempertahankannya. Sementara sistem itu sendiri terdiri dari sub sistem- sub
sistem yang berkaitan satu sama lainnya secara fungsional dimana jika salah satu
sub sistem tidak berfungsi akan menyebabkan sistem itu akan terganggu secara
keseluruhan atau malah hancur sama sekali. Kemudian jika dilihat aplikasi teori
sistem dalam sebuah organisasi secara luas mencakup seperangkat komponen dari
suatu elemen yang terdapat hubungan timbal-balik, karena pada dasarnya ada
dalam organisasi.5 Sedangkan yang dimaksud sebagai sistem yang ada di negara
ini yaitu, pemerintah, masyarakat dan swasta secara nasional, dan negara-negara
Pada hakikatnya reformasi itu merupakan upaya bangsa yang perlu dilakukan
tiada henti untuk selalu mencari dan menemukan format baru di berbagai bidang
kehidupan dalam rangka menyempurnakan kualitasnya. Dan secara fundamental
reformasi itu adalah merupakan a major change of the mind - set untuk
mengubah tata pikir yang keliru, yang perlu direvisi menuju ke tata pikir yang
lebih mendasar sesuai dengan cita - cita dan kepentingan masyarakat bangsa
kita.6
Begitu juga dengan reformasi administrasi negara yang telah menjadi agenda
klasik demi tercapainya tujuan yang efektif dan efisien tetapi juga, sejauh
mungkin tujuan itu tercapai sesuai dengan kriteria public accountability and
responsibility yang harus dipenuhi oleh setiap aparat pemerintah atau birokrasi
Maka beranjak dari latar belakang dan kondisi demikian, kebutuhan akan
perubahan dan adaptasi aparatur pemerintah sangatlah mendesak, walaupun
masalah yang mengitarinya terlalu kompleks dan rumit. Sebagai konsekuensi
logisnya, maka reformasi administrasi publik menjadi sebuah keharusan
(condition sine quanon) dan harus menjadi perhatian utama pemerintah, termasuk
pemerintahan daerah di Indonesia. Adapun aturan yang mengatur mengenai hal
itu adalah:
7
Rakhmad, Reformasi Administrasi Publik Menuju Pemerintahan Daerah Yang Demokratis,
jurnal Administrasi Publik/Volume1/No.1/2005.
8
Muh Irfan Islamy, loc. cit.
b. Ayat 6, daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Ayat 7, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Ayat 8, dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
e. Ayat 9, tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada
daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota
dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
dalam menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan
9
Lihat penjelasan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
organisasi perangkat daerah.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004, maka pemerintah Kota Padang harus
demikian kompleks. Selain itu pemerintah Kota Padang harus mempunyai sistem
dan proses manajemen pemerintahan yang baik, sehingga segala tuntutan rakyat
10
Loc. Cit
akan manajemen administrasi publik akan terpenuhi, dan untuk mewujudkan
semua itu pemerintah Kota Padang harus mampu merubah status quo dan
kemapanan yang telah tercipta selama ini11, yang salah satu caranya adalah
telah mapan kepada situasi yang semuanya akan berubah secara menyeluruh
Menurut Michael Porter (2004), skenario adalalah “An internally consistent view
of what the future might turn out to be—not a forecast, but one possible future
outcome”12 yang jika diartikan adalah sebuah pandangan konsisten secara internal
tentang apa yang menjadi mungkin masa depan itu–bukan sebuah ramalan, namun
tahap-tahap yang mungkin dan harus direncanakan oleh pemerintah Kota Padang
11
Dikutip dari hasil diskusi kelas Reformasi Admininistrasi tanggal 14 November 2008. Dalam
reformasi administrasi yang dilakukan pemerintah pada birokrasi, akan menimbulkan situasi
yang labil, karena situasi birokrasi yang ada selama ini telah menimbulkan situasi kemapanan
didalam birokrasi itu sendiri. Dengan adanya perubahan yang terjadi akan menyebabkan
birokrasi itu merasa canggung, karena dahulu birokrasi itu tidak seperti ini dan sekarang seperti
ini.
12
G . Ringland and L. Young, 2006, Scenarios in M arketing, John Wiley & Sons, L td, Hal. 5.
publik, karena proses administrasi itu berlangsung dan terjadi di dalam ranah
reformasi administrasi yang tentu saja tidak hanya berasal dari pemerintah saja
akan tetapi juga harus melibatkan sub sistem-sub sistem lainnya seperti
masyarakat dan swasta, sehingga hasil yang dihasilkan lebih optimal dan efisien
pemerintahan, pada tataran ini rakyat dan swasta berfungsi sebagai pengawas dari
jalannya reformasi administrasi, hal ini karena rakyat dan swastalah yang
itu pemerintah secara umum dan pemerintah Kota Padang khususnya harus
mempunyai scenario supaya masyarakat kota padang sadar akan hak dan
kewajibannya, karena jika masyarakat sudah sadar akan hal itu maka pengawasan
itu akan berjalan dengan sendirinya. Sehingga hal ini akan mengakibatkan
13
Loc. Cit 14 November 2008
14
Loc. Cit 14 November 2008. Konsep pelayanan otonomi daerah adalah memberikan otonomi
yang luas bagi daerah untuk mengatur daerahnya. Bagaimana suatu daerah menyusun strategi,
visi, misi, kegiatan dan evaluasi dari implementasi strategi yang telah di susun sebelumnya.
Pengawasan ini perlu karena realitasnya aparat birokrasi sering dihujat
oleh masyarakat karena pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan
mereka. Aparat organisasi publik menjadi lamban dan sering terjebak kedalam
kegiatan rutin. Mereka tidak responsive terhadap aspirasi dan kepentingan publik
rendah. Sehingga hal ini sering merugikan masyarakat dan cendrung menjadi
didalam birokrasi itu sendiri diantaranya seperti kasus yang dihadapi oleh salah
satu masyarakat yang berhubungan dengan birokrasi pemerintah Kota Padang saat
mengurus izin IMB. Pada saat datang ke kelurahan masyarakat di beri surat
mengurus sendiri atau tau beres karena akan diurus oleh orang kecamatan. Tetapi,
untuk itu masyarakat diminta untuk membayar uang sebesar Rp 700.000,- (Tujuh
mengecek lagi kebenaran dari penambahan biaya tersebut, dan setelah tau bahwa
15
Muh. Irfan Islami, dalam Septria Yanto, dkk, 2008, “Manajemen Pelayanan Publik Dinas Tata
Ruang dan Tata Bangunan Pemerintah Kota Padang”, laporan penelitian tugas mata kuliah
menajemen pelayanan publik pada program studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas
Andalas, Hal. 1.
untuk mengklarifikasi temuan tersebut. Setelah klarifikasi dilakukan ternyata uang
tersebut dikembalikan utuh, dengan ancaman akan dilaporkan kepada pihak yang
berwenang. (data hasil wawancara, 08 April 2008).16 Berdasarkan data ini sangat
jelas kita lihat bahwa reformasi administrasi di Kota Padang belum terwujud
sepenuhnya. Sehingga hal ini menurut saya harus harus dikaji dan diteliti untuk
akan tetapi tidak terjadi dan begitu juga sebaliknya, sesuatu yang tidak diinginkan
oleh manusia akan tetapi terjadi. Kemudian suharnan dalam bukunya yang
masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir setiap
hari orang dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang perlu dicari jalan
keluarnya. Suatu persoalan dapat bersumber dari dalam diri seseorang atau dari
lingkungannya, bergerak dari yang paling mudah sampai yang paling sulit, dan
dari masalah yang sudah jelas (defined problem) sampai masalah yang tidak jelas
(ill-defined problem). Masalah seringkali disebut orang sebagai kesulitan,
hambatan, gangguan, ketidakpuasan, atau kesenjangan.17
Dari latar belakang maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
16
Septria Yanto, dkk, Op. Cit. Hal. 38.
17
Suharnan, 2005, Psikologi Kognitif, Jombang: Srikandi. Hal. 282-283.
1.3 Tujuan Penelitian
Padang.
Padang.
penelitian maka manfaat penelitian ini dapat kita bagi menjadi empat kelompok
yaitu:
pada suatu masa maka akan memunculkan sebuah pemikiran baru, baik
pendekatan kualitatif.
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dalam penelitian yang telah
dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
18
Nuraida, 2003, Skripsi dengan judul “Pandangan Aparat Birokrasi Pmerintah Terhadap
Penampilan Birokrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat” dengan studi kasus pada dinas
kesehatan dan kesejahteraan sosial Provinsi Sumatera Barat, Jurusan Ilmu Politik FISIP
Universitas Andalas.
harga minyak dunia yang tiba-tiba melambung tinggi. Saat itu bukan tidak ada
minyak, tapi harga minyak melambung karena krisis politik di Timur Tengah.
awal tahun 70-an, Shell membuat berbagai skenario yang mungkin terjadi,
salah satunya adalah melambungnya harga minyak dunia, suatu kondisi yang
jauh dari ramalan kebanyakan para ahli ekonomi saat itu. Dan ternyata
mobil Jepang yang sukses memasarkan mobil ukuran kecil bagi pasar
Amerika (salah satunya adalah Honda Civic berukuran kecil, yang tadinya
Yakni, pertama skenario satu garis besar dari suatu dramatika atau teater yang
memberikan gambaran dari suatu adegan, ciri atau karakter, dan situasi. Arti
kedua adalah perkiraan mengenai sesuatu yang akan terjadi dimasa depan.
19
http://sepia.blogsome.com/2007/01/01/hidup-mengalir-dengan-multi-skenario/ diakses pada 29
Oktober 2008.
yang mungkin tersedia menuju masa depan.20
masa depan. Skenario adalah bagian penting dalam pengelolaan secara adaptif
dengan proyeksi, skenario tidak perlu menggambarkan masa depan seperti apa
pemikiran kreatif yang membantu orang melepaskan diri dari pola pandang
20
http://www.suaramerdeka.com/harian/0502/07/slo03.htm diakses pada 29 Oktober 2008.
21
Eva Wollenberg, David Edmunds dan Louise Buck, 2001, Mengantisipasi Perubahan: Skenario
sebagai sarana pengelolaan hutan secara adaptif, Bogor: Center for International Forestry
Research (CIFOR).
22
Ibid.
Scenario planning adalah suatu cara meramal yang kreatif dalam
keputusan tatkala ada ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa
mendatang dan hasil proyeksi kinerja organisasi di masa lalu tidak mampu
yang sesuai dengan tujuan, karena pendekatan scenario yang akan diambil
harus sesuai dengan tujuan yang akan diinginkan. Tipe pendekatan scenario
1. Visi adalah suatu visi tentang masa depan yang diinginkan atau yang
ideal.
sekarang.
23
http://www.desentralisasi-kesehatan.net/id/moduldhs/blok_5.htm diakses pada 29 Oktober 2008.
3. Jalur adalah penentuan bagaimana kita bisa beranjak dari keadaan
dan bernegara adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
kesejahteraan sosial, Bung Karno menegaskan: (1) tidak boleh ada kemiskinan
di bumi Indonesia merdeka, (2) tidak didominasi kaum kapitalis, dan (3)
pemerintah.
24
Dikutip dari hasil diskusi dengan tema hari lahirnya Pancasila di sekretariat DPC GmnI Cabang
Padang pada tanggal 1 juni 2007.
Menurut Muh Irfan Islamy, Setidak - tidaknya ada 5 hal dan sekaligus
masyarakat.25
artinya dalam situasi yang penuh dengan krisis ini aparat pelayanan
25
Loc. Cit.
penggunaan sumber - sumber negara dan juga sekaligus memperkuat
bisa memenuhinya.
Kelima hal diatas hanyalah sebagian kecil dari tuntutan masyarakat yang harus
pada hakikatnya menyangkut dimensi dan spektrum yang sangat luas dan
Dampak/ Hasil
2.4 Daftar Istilah
kebutuhan
produk fisik
ketidakpastian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Yusman Kasim ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dimaksudkan agar
proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati.26 Kemudian sejalan
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
ini tidak terlepas dari kecocokan tema penelitian dengan metode penelitian
Bahar dan Yusman Kasim lebih tepat menggunakan pendekatan kualitatif untuk
menganalisis data dan informasi yang diperoleh dari informan terkait dengan
pengambilan sampel sumber dan data dengan pertimbangan tertentu.28 Teknik ini
dipakai karena orang yang diambil sebagai informan adalah orang yang lebih
mengetahui tentang apa yang diharapkan oleh peneliti. Jadi ini berarti, orang-
orang yang dipilih sebagai informan dalam penelitian ini adalah orang-orang atau
1. Pemerintah Kota Padang dalam hal ini adalah Fauzi Bahar dan Yusman
Kasim. Informan ini dipilih karena penelitian yang akan dilakukan berada
pada saat Fauzi Bahar dan Yusman Kasim Menjadi walikota dan wakil
Pemerintah Kota Padang. Lembaga yang dimaksud disini yaitu NGO seperti
28
Lexi J. Moleong, Op. Cit, Hal. 6.
KNPI (Komite Nasiona Pemuda Indonesia) Kota Padang, GMNI (Gerakan
Bonjol Padang tahun 1967, instruktur pada kursus penataran dan pelatihan
penelitian yaitu wilayah hukum pemerintahan Kota Padang. Lokasi penelitian ini
dipilih karena menurut penulis Kota Padang merupakan Ibu Kota Provinsi
Sumatera Barat yang penduduknya lebih heterogen dari pada kota-kota yang lain
di Provinsi Sumatera Barat. Selain itu di Sumatera Barat, Kota Padang Merupakan
Ibukota Provinsi Sumatera Barat yang seharus dan selayaknya harus menjadi
negara. Kemudian selama ini penulis amati, masyarakat Kota Padang cukup
masyarakat Kota Padang cukup partisipatif. Sehingga dengan analisa seperti itu
maka penulis memilih Kota Padang sebagai locul dari penelitian yang akan
dilakukan ini.
penelitian.29 Dalam penelitian ini unit analisis dapat berupa individu, keluarga dan
oganisasi sebagai unit analisis, adapun organisasi yang akan dijadikan unit
reformasi. Oleh karena itu, dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini organisasi
29
Suharsimi Arikunto, 2005, Manajemen Penelitian (Edisi Revisi), Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 99.
3.5 Peranan Peneliti
penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang
dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu
penelitiannya sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu,
Penelitian ini diawali dengan pencarian data awal sebagai dasar dari
penjelasan kepada informan tentang maksud dan tujuan dari penelitian yang
dapat dihindari. Kerja sama dari seluruh informan dalam ini juga sangat
informasi yang masih kurang, penulis kembali lagi melakukan wawancara dengan
Dalam proses penelitian ini data diperoleh Teknik pengumpulan data pada
data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
3.6.1 Wawancara
data dengan jalan tanya-jawab sepihak, yang dikerjakan dengan sitematis dan
dicatat atau direkam dengan alat perekam. Hal ini dimaksudkan agar dapat
memperoleh data yang lebih akurat sehingga data penelitian yang bersifat
30
Sutrisno Hadi, 2004, Metodologi Research (jilid2), Yogyakarta: ANDI, Hal. 82.
31
Sugiyono, Op. Cit, Hal. I65.
pribadipun dapat ditemukan serta dapat digunakan sebagai penguji terhadap
3.6.2 Dokumentasi
mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.32 Sesuai
dengan jenis dan sifat penelitian ini maka semua data yang telah didapatkan
secara mendalam dari tema yang menjadi permasalahan penelitian. Selain itu
analisa data juga dilakukan selama proses pengumpulan data. Karena dalam
penelitian kualitatif, pengumpulan data dan analisis data bukanlah dua hal yang
terpisah satu sama lain, sehingga selama pengumpulan data berlansung selama itu
32
Lexy J. Moleong, Op. Cit. Hal. 103.
33
Afrizal, 2005, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Dari Pengertian Sampai Penulisan
Laporan, Laboratorium Sosiologi FISIP Unand, Padang. Hal. 54.
Kemudian barulah dilakukan interpretasi kualitatif baik secara emik
pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Denzim dalam Moleong
Penyidik. namun yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik
diperoleh dari berbagai sumber, tekhnik triangulasi yang paling tepat adalah
triangulasi sumber atau pemeriksaan data melalui sumber lain. Tekhnik triangulasi
berbeda.35
34
Lexy J. Moleong, Op. Cit. Hal.121.
35
Ibid, Hal. 103.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Lane, Max, 2007, Bangsa Yang Belum Selesai, Jakarta: Reform Institute.
Chilcote, Ronald H., 2003, Teori Perbandingan Politik, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Yanto, Septria, dkk, 2008, “Manajemen Pelayanan Publik Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan Pemerintah Kota Padang”, laporan penelitian tugas mata
kuliah menajemen pelayanan publik pada program studi Ilmu
Administrasi Negara FISIP Universitas Andalas.
Febriani, Yenni, 2004, Skripsi dengan judul “Efektifitas Program Kejar Paket A
Bagi Masyarakat, dengan studi kasus: Anak Putus Sekolah di Kecamatan
Bukit Sundi Kabupaten Solok” Jurusan Sosiologi FISIP Universitas
Andalas.
http://sepia.blogsome.com/2007/01/01/hidup-mengalir-dengan-multi-skenario/
diakses pada 29 Oktober 2008. 02.00am