Professional Documents
Culture Documents
23 Teori-Teori Kepemimpinan Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27). Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebabsebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain: a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri. b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. 1. Teori-teori dalam Kepemimpinan a) Teori Sifat Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif. Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan. b) Teori Perilaku Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku: Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi. Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443) c) Teori Situasional Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah * Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas; * Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan; * Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan; * Norma yang dianut kelompok; * Rentang kendali; * Ancaman dari luar organisasi; * Tingkat stress; * Iklim yang terdapat dalam organisasi. Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut: a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan. b. Model Interaksi Atasan-Bawahan Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; * Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; * Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat. c. Model Situasional Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah * Memberitahukan; * Menjual; * Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian. d. Model Jalan- Tujuan Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya. e. Model Pimpinan-Peran serta Bawahan : Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut didiktekan oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan. sumber : http://diecahyouinyogya.blog.com
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory ) Analisis ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan the greatma theory Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian 2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kea rah dua hal : Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan. Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai. Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga. Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan. 3. Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa ciri: Substansinya adalah manusia bukan tugas. Kurang menekankan hirarki Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama 4. Teori Behavioristik Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku. Beberapa tokohnya, antara lain: a. Maslow Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan. b. Douglas Mc Gregor (1906-1964) Teori X dan teori Y Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja. 5. Teori Humanistik Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan motivated organism. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
GAYA KEPIMPINAN 1.0 Pengenalan 1.1 Kepimpinan ialah perkataan terbitan daripada pimpin. Pimpin bererti bimbing, pandu atau tunjuk. Memimpin diberi erti sebagai memegang tangan dan membawa berjalan menuju ke sesuatu tempat. Kepimpinan membawa erti keupayaaan memimpin dan kepemimpinan pula keupayaan sebagai pemimpin, daya seseorang pemimpin (Kamus Dewan 1994). 1.2 Kepimpinan ialah tingkah laku yang mempunyai keupayaan mengubah haluan sesuatu organisasi. Kepimpinan perlu memilih kriteria-kriteria tertentu dalam usaha mencapai objektif organisasi. Mereka boleh memantau orang bawahan agar mengikut kriteria yang dipilih untuk tujuan pembangunan dan kejayaan di samping dapat mempertahankan corak kerja berpasukan yang erat (Cartwright dan Zender 1960) dan (Halpin 1960). 1.3 Kepimpinan merupakan satu subjek yang menarik kepada semua golongan masyarakat. Kepimpinan memberi gambaran individu yang berkuasa dan dinamik, yang memerintah tentera atau mengarah empayar korporat. Sejarah manusia penuh dengan pemimpin tentera, politik, agama dan sosial. Perjuangan pemimpin yang berani dan bijaksana menjadi intipati legenda dan mitos. 2.0 Konsep Kepimpinan 2.1 Menurut Stodgill (1974), kepimpinan adalah satu konsep yang sukar dan kompleks. Dia melihat kepimpinan sebagai satu fenomena manusia yang universal dan sukar difahami.
Pengurusan Persatuan dan Kelab (UQP1021) ___________________________________________________________
2 Dinyatakan disini lima definisi yang dianggap sesuai dengan sesebuah organisasi. 2.2 Kepimpinan ialah satu proses interaksi di antara individu dengan kumpulan atau khususnya di antara individu dengan keseluruhan ahli-ahli yang menganggotai kumpulan. Setiap yang terlibat dengan proses interaksi ini boleh dianggap memegang peranan yang tertentu yang membezakan antara satu sama lain. Asas yang membezakan antara satu dengan lain ini ialah pengaruh, iaitu pemimpin mempengaruhi dan pengikut mematuhi (Gordon 1955). 2.3 Seorang ahli pengurusan pula, mendefinasikan kepimpinan sebagai satu proses cubaan mempengaruhi sesuatu kumpulan dalam situasi dan masa yang khusus yang dapat merangsang ahliahli untuk berusaha secara rela hati bagi mencapai matlamat bersama (Gribben 1972). 2.4 Pemikir lain berpendapat bahawa kepimpinan secara amnya bermakna pengaruh, satu seni atau proses mempengaruhi manusia supaya mereka dapat berusaha secara sukarela ke arah mencapai matlamat bersama (Koontz 1984). 2.5 Kepimpinan melibatkan kedua-dua keupayaan atau
kekuatan untuk meyakinkan orang lain supaya bekerja keras ke arah suatu matlamat dan kemahiran atau kebolehan untuk membantu mereka mencapainya (Fulmer 1988). 2.6 Dalam tulisannya Leadership Dynamic, Hollander (1978) mendefinasikan kepimpinan sebagai satu proses pengaruh mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut. Meskipun pemimpin mempunyai kuasa tetapi kekuatan pengaruh lebih
Pengurusan Persatuan dan Kelab (UQP1021) ___________________________________________________________
3 bergantung kepada pujukan dari paksaan. Proses kepimpinan selalunya melibatkan pertalian pengaruh yang bersifat dua arah dan tujuan utama ialah untuk mencapai matlamat bersama. Daripada pelbagai definisi yang dikemukakan di atas maka dapatlah dirumuskan seperti berikut: i. Kepimpinan wujud dalam apa jua aktiviti yang disusun secara rapi dan sistematik. Kepimpinan juga berkait secara langsung dan tidak langsung dengan keseluruhan aktiviti dalam organisasi. ii. Kepimpinan mempunyai perkaitan rapat dengan kuasa. Setiap ketua perlu memiliki perancangan sendiri yang mantap. iii. Kepimpinan mengandungi tugas-tugas serta fungsi bagi: a. menetapkan matlamat b. menyusun c. mengarah dan menyelaras d. mengawal bagi mencapai matlamat yang ditetapkan. iv. Kepimpinan merupakan satu proses mempengaruhi orang bawahan dan merupakan satu proses yang berterusan. v. Setiap keadaan memerlukan corak atau gelagat kepimpinan yang sesuai untuk sesuatu keadaan. Oleh itu kepimpinan ialah fungsi yang bersifat khusus.
Pengurusan Persatuan dan Kelab (UQP1021) ___________________________________________________________
4 vi. Pemimpin seharusnya berkeupayaan untuk memujuk agar dapat mendorong orang bawahan bekerja ke arah pencapaian matlamat organisasi. vii. Kepimpinan yang berkesan dapat memberi kepuasan kepada pengikut dan keadaan ini akan menghasilkan prestasi kerja yang cemerlang. Pekerja akan bekerja bersungguh-sungguh sehingga objektif organisasi tercapai. Tekanan dan hukuman hanya dapat meningkatkan produktiviti dalam jangkamasa yang pendek, tetapi dalam jangka masa panjang pekerja akan menimbulkan reaksi negatif dan melahirkan rasa tidak puas hati dan bersikap menentang. Mengadakan perbincangan dan membuka peluang kepada subordinate untuk mengemukakan idea-idea baru kepada sesuatu perancangan yang dibuat merupakan langkah yang baik bagi pemimpin untuk meningkatkan kepuasan kerja. Pengikut atau orang bawahan akan lebih terdorong untuk bekerja kuat dan berdedikasi. 3.0 Gaya Kepimpinan Gaya kepimpinan merupakan cara seseorang pemimpin
menggunakan kuasa yang dimiliki sebagai alat untuk mempengaruhi pekerja supaya bekerja kuat untuk mencapai objektif organisasi. Pada dasarnya stail kepimpinan dapat dibahagikan kepada empat jenis seperti yang dijelaskan oleh Blake & Mouton (1964) iaitu: 3.1 Kepimpinan 3.1 Kepimpinan Autokratik
Pengurusan Persatuan dan Kelab (UQP1021) ___________________________________________________________
5 Seseorang pemimpin yang autokratik adalah mementingkan pelaksanaan tugas. Dia memimpin dengan menggunakan sumber kuasa formal. Pemimpin yang mengamalkan stail ini akan membuat keputusan yang berkaitan dengan tugas, mengeluarkan arahan dan memastikan arahan itu dipatuhi. Contoh kepimipnan seperti ini boleh dilihat di dalam industri. 3.2 Kepimpinan Berperikemanusiaan Kepimpinan yang berperikemanusiaan menunjukkan minat yang lebih terhadap kakitangannya. Dia mementingkan suasana kerja yang baik, dipupuk melalui jalinan persahabatan yang mesra di kalangan semua kakitangan. Konflik cuba dihindarkan dengan menganjurkan permuafakatan. 3.3 Kepimpinan Demokrasi Stail kepimpinan demokratik dikenali juga sebagai pemimpin yang mengalakkan kesemua kakitangannya melibatkan diri dalam organisasinya. Peluang diberi kepada setiap ahli organisasi untuk memberikan pendapat atau pandangan sebelum sesuatu keputusan diambil. 3.4 Kepimpinan Laissez-Faire (kebebasan) Pemimpin yang mengamalkan stail kepimpinan laissez-faire, tidak begitu berminat dengan urusan yang diamanahkan kepadanya. Beliau biasanya tidak peduli mengenai kerja mahupun hasilnya. Kuasa yang ada padanya tidak
Pengurusan Persatuan dan Kelab (UQP1021) ___________________________________________________________
6 digunakan. Pemimpin jenis ini akan membiarkan semua keputusan dibuat oleh orang bawahannya. Gaya kepimpinan yang agung sekali ialah seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. yang diakui oleh seluruh umat sama ada Islam atau bukan Islam. Seorang ahli sejarah dan astronomi bernama Michael Hart telah menulis bahawa orang yang sangat berpengaruh di antara jutaan orang yang lahir iaitu Muhammad pemimpin Islam; sebab dialah satu-satunya orang dalam sejarah yang berjaya gilang-gemilang dalam dua bidang sekali gus, iaitu kehidupan agama dan melaksanakan pengurusan umat di dunia (Newsweek 1978). Sila rujuk LAMPIRAN A. 4.0 Kepimpinan Berkesan
Pengikut menyumbang kuasa yang besar kepada pemimpin mereka dan kepimpinan dikaitkan dengan kejayaan atau kegagalan sesebuah organisasi. 4.1 Drucker (1985) berpendapat kejayaan sesebuah organisasi adalah tanggungjawab eksekutif. Bagi organisasi seperti universiti, kejayaannya adalah tanggungjawab Kumpulan Pengurusan. Mereka bertanggungjawab terhadap prestasi sendiri, pekerja, hasil serta kualiti perkhidmatan. 4.2 Edmond (1978) berpendapat principals can make a difference, yang membawa maksud bahawa sesebuah organisasi boleh dimajukan dan kemajuannya berpunca daripada kepimpinan pihak pengurusan. Keupayaan memupuk kerjasama antara pengurusan dan pekerja di dalam pelbagai aktiviti
Pengurusan Persatuan dan Kelab (UQP1021) ___________________________________________________________
7 organisasi merupakan prasyarat penting kepada kepimpinan berkesan. Penyelidikan yang dibuat oleh pakar-pakar pengurusan menyatakan ciri-ciri yang lazim ada pada kepimpinan yang berkesan ialah : i. Semangat mereka mempunyai cita-cita, ketabahan, ketekunan, tekad, daya usaha, tenaga dan hasrat untuk berjaya. ii. Kejujuran dan integriti- mereka mempunyai sikap terbuka, boleh dipercayai, jujur dan boleh diharapkan. iii. Dorongan kepimpinan- mereka mempunyai hasrat yang tinggi mahu mempengaruhi individu lain supaya menyokong usaha mencapai tujuan dan matlamat yang sudah ditetapkan oleh pemimpin. iv. Keyakinan diri- mereka sangat percaya pada keupayaan diri sendiri. v. Kepintaran- mereka berupaya menggabungkan dan mentafsirkan maklumat-maklumat yang banyak. Kajian mendapati otak yang sangat pintar belum tentu boleh membuatkan seseorang itu menjadi pemimpin yang berjaya malah adakalanya menimbulkan kesan negatif pula. vi. Pengetahuan dalam bidang- mereka mempunyai ilmu dan kepakaran yang cukup dalam bidang yang dipimpin. vii. Kreativiti- mereka berupaya mencipta idea-idea baru yang berguna.
Pengurusan Persatuan dan Kelab (UQP1021) ___________________________________________________________
8 viii. Fleksibiliti- mereka berupaya menyesuaikan diri kepada keperluan individu yang mereka pimpin dengan keperluan situasi dan masa. 5.0 Kesimpulan 5.1 Daripada perbincangan di atas perlu saya tegaskan bahawa kepimpinan adalah proses dimana seseorang individu itu mempengaruhi anggota-anggota lain didalam kumpulannya kearah mencapai tujuan dan matlamat kumpulan itu. 5.2 Dalam erti kata yang lain, kepimpinan ialah proses yang
sangat berkaitan dengan pengaruh dimana seseorang itu berjaya mempengaruhi mereka yang dipimpin supaya mengubah sikap dan tingkah laku mereka. Tegasnya, pemimpin memimpin dan dipimpin. Kepimpinan ialah tenaga penting di sebalik kejayaan organisasi dan organisasi tidak boleh mencapai kejayaan tanpa kepimpinan yang berkesan.