You are on page 1of 10

MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK PRIBADI SISWA YANG BERKARAKTER

MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK PRIBADI SISWA YANG BERKARAKTER
oleh, Suhartini,S.Pd

ABSTRAK Pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang timbul. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula diwujudkan melalui peran serta dalam suatu aktivitas. Siswa yang berminat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Membangkitkan minat belajar siswa pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini menunjukkan pada siswa bahwa pengetahuan atau kecakapan tertentu dapat mempengaruhi dirinya dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, ia akan berminat dan termotivasi untuk belajar. Upaya membangkitkan minat belajar sangat penting dilakukan terutama oleh guru-guru di sekolah. Hal ini perlu dilakukan karena minat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar terutama dalam upaya membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter. Pribadi yang berkarakter adalah pribadi yang memiliki tabiat, kebiasaan atau watak yang tertanam dalam dirinya. Bertolak dari anggapan tersebut, dalam karya tulis ini penulis ingin menggambarkan hubungan minat dengan pembentukan karakter melalui karya tulis berjudul Membangkitkan Minat Belajar Sebagai Upaya Membentuk Pribadi Siswa yang Berkarakter. Rumusan dalam karya tulis ini adalah (1) Bagaimana cara membangkitkan minat belajar? (2) Adakah hubungan minat belajar dengan upaya pembentukan pribadi siswa yang berkarakter? Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang memberikan gambaran tentang minat belajar dan pembentukan pribadi yang berkarakter. Hasil dari karya tulis ini menunjukkan bahwa minat siswa perlu dibangkitkan oleh guru agar upaya membentuk pribadi yang berkarakter tercapai Kata kunci: minat belajar, pribadi berkarakter

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sering kita temui anak yang sulit memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. Banyak faktor yang menyebabkan anak sulit memahami materi, salah satunya adalah strategi/metode belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Untuk itu seorang guru harus mengupayakan strategi belajar mengajar yang tepat yang melibatkan siswa secara langsung baik secara fisik maupun pikiran. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk membantu siswa memahami materi adalah dengan menggunakan media yang menarik sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Dengan media yang menarik siswa akan termotivasi untuk memperhatikan dan tentunya akan lebih memiliki rasa keberminatan mengikuti KBM. Tanpa adanya minat untuk belajar, siswa tidak akan bergairah untuk menyerap materi. Sebenarnya minat siswa dapat kita bangkitkan dengan cara memberikan motivasi. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2001: 756). Motivasi sangat diperlukan oleh siswa karena hal ini berpengaruh terhadap banyak sedikitnya informasi yang dapat diserap siswa pada waktu materi disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar tentu akan sungguh-sungguh dalam mempelajari materi, sehingga siswa akan berusaha menyerap dengan lebih baik. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik (Djamarah dan Aswan Zain, 2010:148) Minat dan motivasi dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat yang tinggi pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan dan termotivasi terhadap mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila minat dan motivasi belajar rendah maka perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan akan sangat berkurang. Jika hal ini terjadi berlarut-larut dan terus-menerus tanpa adanya upaya seorang pendidik untuk membangkitkannya maka bisa jadi siswa tidak akan pernah memahami dan menaruh perhatian terhadap materi pelajaran.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang penulis ungkapkan dalam latar belakang, permasalahan dalam karya tulis ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana cara membangkitkan minat belajar? 2. Adakah hubungan minat belajar dengan upaya pembentukan pribadi siswa yang berkarakter?

1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan karya tulis ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Untuk menggambarkan cara membangkitkan minat belajar.

2. Untuk menggambarkan hubungan minat belajar dengan upaya pembentukan pribadi siswa yang berkarakter.

1.4 Manfaat Penulisan Penulisan karya tulis ini diharapkan bermanfaat terutama bagi guru dalam upaya pembentukan karakter siswa setelah kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu, karya tulis ini dapat dijadikan sebagai sumbangan informasi bagi dunia pendidikan terutama yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Pembahasan 2.1 Minat Belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180). Dalam hal ini, besar kecilnya minat sangat tergantung pada penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu tentu akan lebih memperhatikan dengan perasaan senang tanpa ada tekanan. Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut (Slameto, 2010:180). Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman The Liang Gie menyatakan minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dipelajari di sekolah. Guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah dimengerti. Kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru. Menurut The Ling Gie, arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Minat melahirkan perhatian yang serta merta. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi. Minat mencegah gangguan dari luar Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.

Jika seorang siswa memiliki minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya, jika siswa tidak berminat pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk belajar. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa minat

berhubungan erat dengan hasil belajar yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pendorong untuk meningkatkan hasil belajar. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan apabila di dalam diri orang tersebut tidak adanya minat atau keinginan untuk mencapai tujuan yang diharapkan itu. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Tanpa adanya minat tujuan belajar tidak akan tercapai. Dalam lingkungan sekolah, membangkitkan minat belajar siswa merupakan tugas guru. Guru harus benar-benar menguasai semua keterampilan yang dibutuhkan dalam pengajaran antara lain: menguasai materi, memiliki media pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Jikaguru tidak menggunakan variasi dalam proses pembelajaran, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru hendaklah menggunakan variasi dalam mengajar, seperti belajar dengan menggunakan teknologi internet untuk memacu siswa mencari informasi yang mendukung proses belajar sehingga tidak terjadi proses pembelajaran yang monoton. 2.2 Membangkitkan Minat Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya dalam upaya mencapai kebutuhan-kebutuhannya. Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan termotivasi untuk mempelajarinya. Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya. Minat belajar dapat dibangkitkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari. Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar . Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, keinginan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luar, minat dapat berubahubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana

dan prasarana, pergaulan dengan orang tua, dan anggpan masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya. Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara: 1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni. 2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan. 3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur 4. Meningkatkan kondisi fisik siswa. 5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa. 6. Menyediakan sarana penunjang yang memadai. Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar. Beberapa hal penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu : 1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. 2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. 3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman. 5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.

2.3.Konsep Pribadi Berkarakter Menurut Kamus Modern Bahasa Indonesia, karakter adalah watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan. Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti;tabiat ((KBBI, 2001: 1270). Pada dasarnya manusia adalah makhluk dengan berbagai karakter, baik karakter buruk maupun karakter baik (Najib Sulhan, 2010: 1). Pembentukan karakter dapat dimulai sejak anak berusia dini sehingga karakter anak mudah terbentuk. Sebenarnya pembentukan bukan hanya tugas guru di sekolah tetapi orang tua juga sangat berperan dalam pembentukan karakter. Pada era sekarang ini pembangunan karakter di sekolah adalah sebuah kebutuhan. Sekolah tidak lagi hanya sebagai tempat untuk belajar bidang akademik tetapi juga sebagai sebagai tempat membangun karakter siswa. Dengan demikian diharapkan nantinya sekolah menghasilkan lulusan yang berkualitas yaitu lulusan yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki karakter.

Karakter yang dimaksud yang tentunya tidak terlepas dari nilai-nilai moral dan agama yang dapat menjadi bekal dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Karakter Pendidikan harus dimasukkan ke dalam iklim dan rutinitas sehari-hari sekolah. Jaringan Pendidikan Karakter membantu dalam upaya ini dengan menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan guru dalam format yang mudah dipahami. Karakter yang dimaksud antara lain: tanggung jawab (menjadi akuntabel dalam kata dan perbuatan. Memiliki rasa kewajiban untuk memenuhi tugas dengan keandalan, dapat dipercaya dan komitmen); ketekunan (mengejar tujuan layak dengan tekad dan kesabaran sementara menunjukkan ketabahan ketika dihadapkan dengan kegagalan); merawat (menampilkan pemahaman orang lain dengan memperlakukan mereka dengan kebaikan, belas kasihan, kemurahan hati dan semangat mengampuni); disiplin diri (mendemonstrasikan kerja keras mengendalikan emosi Anda, kata-kata, tindakan, impuls dan keinginan. Memberikan yang terbaik dalam segala situasi); kewarganegaraan (menjadi patuh hukum dan terlibat dalam pelayanan ke sekolah, masyarakat dan negara); kejujuran (mengatakan kebenaran, mengakui kesalahan. Menjadi dapat dipercaya dan bertindak dengan integritas); keberanian (melakukan hal yang benar dalam menghadapi kesulitan dan mengikuti hati nurani Anda, bukan orang banyak); keadilan (berlatih keadilan, pemerataan dan kesetaraan. Bekerjasama dengan satu sama lain. Mengenali keunikan dan nilai setiap individu dalam masyarakat yang beragam kita); menghormati (menampilkan menjunjung tinggi otoritas, orang lain, diri dan negara. Memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Memahami bahwa semua orang memiliki nilai sebagai manusia); integritas (sebuah kepatuhan perusahaan untuk kode nilai-nilai terutama moral atau artistik. Bersikap jujur, dapat dipercaya dan yang tidak fana); patriotisme (sebuah cinta untuk dan loyalitas ke negara). Pendidikan Karakter telah mengadopsi sembilan dari sifat yang paling populer kami. Sembilan sifat ini bukan ciri-ciri yang tepat diadopsi oleh semua sistem sekolah. Namun ciri-ciri yang paling dan nilai-nilai yang digunakan dalam pendidikan karakter adalah sama atau terkait dengan karakter ini. Berikut adalah ciri-ciri pendidikan berkarakter: Sifat Karakter Kejujuran Tanggung jawab Ketekunan Merawat Kewarganegaraan Menghormati Keadilan Disiplin diri Integritas Patriotisme Keberanian Sifat Terkait Sejati, loyalitas, integritas Ketergantungan, keandalan Ketekunan, kesabaran Kebaikan, baik, kedermawanan, keceriaan, charity, kegunaan Patriotisme, sportif Self-respect, menghormati Toleransi Cukup pengawasan Kejujuran, sejati, kepercayaan Kewarganegaraan, pengabdian, tanggung Jawab Ketabahan, penentuan

Langkah-langkah pembentukan karakter menurut Najib Sulhan (2010: 15-20) adalah sebagai berikut

1. Memasukkan konsep karakter pada setiap pembelajaran dengan cara:


Menanamkan nilai kebaikan kepada anak (knowing the good). Menanamkan konsep diri kepada anak setiap akan memasuki materi pelajaran Menggunakan cara yang membuat anak memiliki alasan atau keingginan untuk berbuat baik (desiring the good) Memberikan beberapa contoh kepada anak mengenai karakter yang sedang dibangun. Misalnya melalui cerita dengan tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa. Mengembangkan sikap mencintai perbuatan baik (loving the good). Pemberian penghargaan kepada anak yang membiasakan melakukan kebaikan. Anak yang melakukan pelanggaran diberi hukuman yang mendidik. Melaksanakan perbuatan baik (actingnthe good). Pengaplikasian karakter dalam proses pembelajaran selama di sekolah.

2. Membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan baik dalam segala tingkah laku masyarakat sekolah. 3. Pemantauan secara kontinyu Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari pelaksanaan pembangunan karakter. 4. Penilaian oang tua. Orang tua memiliki peranan yang besar dalam membangun karakter anak. Waktu anak di rumah lebih banyak dibandingkan di sekolah. Rumah adalah tempat pertama anak berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkunganya. Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan siswa terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Marilah kita renungkan sebuah puisi karya Hartojo AndangDjaja, Perempuan-Perempuan Perkasa Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta dari manakah mereka Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa Sebelum peluit kereta api terjaga Sebelum bermula dalam kerja Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, ke manakah mereka? Di atas roda-roda baja mereka berkendara Mereka berlomba dengan surya ke gerbang kota Mereka hidup di pasar-pasar kota Perempuan-perempuan yang membawa bakul pagi buta siapakah itu Mereka ialah ibu-ibu berhati baja Akar-akar yang melata dari tanah berbukitan turun ke kota Mereka: cinta kasih yang bergerak menghadapi desa demi desa

Jika puisi tersebut kita gunakan sebagai bahan pembelajaran dan kita berikan kepada siswa sebagai bahan apreasiasi, bagaimanakah reaksi dan minat siswa terhadap puisi tersebut? Karakter yang bagaimanakah yang kita harapkan terbentuk setelah mengapresiasinya? Mungkin sebagian siswa ada yang tidak tertarik terhadap puisi tersebut karena dianggap puisi tersebut bukanlah puisi yang bermakna. Atau mungkin ada yang beranggapan bahwa puisi tersebut sulit dipahami maksudnya sehingga tidak ada minat untuk mempelajarinya. Upaya apakah yang dilakukan guru jika hal ini terjadi? Sebagai seorang guru, kita harus mencari upaya agar siswa tertarik dan berminat untuk mempelajari puisi tersebut karena setelah proses pembelajaran ada karakter tertentu yang diharapkan sehingga terbentuk pribadi yang berkarakter. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan agar siswa tertarik dengan pembelajaran puisi tersebut adalah dengan cara menggunakan metode yang tepat. Kita bisa membawa anak ke dalam situasi dan kondisi sesungguhnya mengenai kehidupan orang-orang yang mencukupi kebutuhan hidup. Kita dapat memberikan gambaran atau menunjukkan secara langsung kepada siswa tentang kendaraan yang digunakan orang dalam bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kita dapat menunjukkan atau membawa anak untuk melihat secara langsung orang yang sedang bekerja. Kemudian kita tanyakan beberapa pertanyaan kepada mereka. Mengapa mereka bekerja? Untuk apakah mereka bekerja? Dengan upaya-upaya yang dilakukan di atas, diharapkan siswa akan lebih berminat untuk belajar puisi sesuai dengan tujuan dan karakter yang diinginkan. Dalam puisi Perempuan-Perempuan Perkasa terkandung karakter berkaitan dengan disiplin dan tanggung jawab. Sebagai siswa harus memililki karakter disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Sadar bahwa kedisiplinan sangat diperlukan walaupun tanpa ada pengawasan. Seseorang harus disiplin dalam mengatur waktu untuk mencapai tujuan seperti halnya kereta api yang selalu berangkat tepat waktu mengantar penumpang sesuai tujuan sehingga pemumpang tidak terlambat. Seseorang harus bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan hidupnya, tidak tergantung kepada orang lain. Pemenuhan terhadap kebutuhan hidup haruslah dilakukan dengan bekerja keras seperti yang dilakukan ibu-ibu dalam puisi Perempuan-Perempuan Perkasa. Tanpa kerja mustahil kebutuhan hidup dapat terpenuhi. Kita mungkin sering tergelitik oleh berbagai cerita tentang anak-anak usia sekolah yang terpaksa bekerja keras membanting tulang demi biaya hidup, sekolah, dan demi cita-citanya. Lebih realistik sering kita lihat pemandangan anak-anak dengan seragam sekolah menjajakan koran, majalah, dan semacamnya. Semua dilakukan karena mreka bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan hidupnya Menurut Chepy Haricahyono (1987), manusia memiliki beberapa tanggung jawab, antara lain: Pertama, tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri. Dalam hal ini orang harus bertanggung jawab terhadap kebutuhan diri, menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan tidak melakukan aniaya terhadap dirinya sendiri. Tanggung jawab terhadap diri sendiri dapat diperluas maknanya menjadi tanggung jawab terhadap keluarga. Tanggung jawab kepada keluarga tidak saja merupakan kapasitas orang tua. Namun, anak pun pada dasarnya tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap keluarganya. Kedua, tanggung jawab kepada masyarakat. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Secara kodrati, sejak lahir sampai mati manusia memerlukan bantuan atau kerja sama dengan orang lain. Manusia menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Ketiga, tanggung jawab manusia kepada Tuhan. Dalam hal ini manusia dituntut untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Selain itu, manusi juga bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah dan pemenuhan larangan-larangan-

Nya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia tidak bisa terlepas dari tanggung jawab, baik tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat maupun tanggung jawab kepada Tuhan. Simpulan dan Saran Simpulan Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap proses dan hasil belajar sesuai dengan karakter siswa. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dengan kata lain, guru harus berusaha membangkitkan minat siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang besar. Hal ini mungkin dapat dilakukan dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dalam kenyataan, tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, temannya, ataupun orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar sehingga anak menjadi pribadi yang berkarakter. Saran Minat sangat erat hubungannya dengan belajar. Sebagai seorang pendidik guru harus selalu berusaha untuk membangkitkan minat belajar untuk tujuan membentuk peribadi yang berkarakter. Tanpa adanya minat hasil pembelajaran yang diharapkan tidak akan maksimal. Pentingnya peranan minat dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Jangan mendidik karakter hanya dengan kata-kata saja. Kita mendapatkan akhlak baik melalui praktek atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua harus membantu anak untuk menumbuhkan perilaku moral yang baik melalui disiplin diri, kebiasaan baik, hormat dan santun, dan membantu orang lain. Fondasi dari pengembangan karakter adalah perilaku- yaitu bagaimana mendorong mereka untuk berperilaku baik.

DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Gie, The Liang. 1990. Cara Belajar yang Efisien. Jogjakarta: Gajah Mada Univercities Pres Haricahyono, Cheppy. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sulhan, Najib. 2010. Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya: PT Jepe Press Media Utama http://www.charactered.net. Apa itu Pendidikan Karakter?

You might also like