You are on page 1of 57

BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS

A.

STRUKTUR DAN ARSITEKTUR 1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan yang dilaksanakan adalah : Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Bontang Tahap III Lanjutan (finishing) 2. STANDAR YANG BERLAKU Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain : NI 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA NI 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA NI 8 (1974) PERATURAN SEMEN PORTLAND DI INDONESIA NI 5 (1961) PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA Untuk pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar diatas, maka diberlakukan standar-standar Nasional ataupun Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar Persyaratan Teknis dari negara asal/ pekerjaan yang bersangkutan. 3. MEREK-MEREK DAGANG Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya. Pemborong boleh mengusulkan merek-merek dagang lainnya yang setaraf dalam mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat persetujuan Pemilik. Bilamana Pemborong mengusulkan bahan dengan merek lain, maka diusulkan adalah setaraf atau lebih baik, melalui data teknis bahan, pengujian bahan dari Lembaga Pengujian Bahan yang disetujui Pengawas, referensi dan lain-lain yang dapat meyakinkan Pengawas dan Pemilik.

Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, maka Pemborong diharuskan untuk dapat menyediakan salah satu dari padanya sesuai dengan persetujuan Pengawas. Pada material-material tertentu atas persetujuan Pemilik dapat disebutkan 1 (satu) merk dagang, dan mutunya dipastikan baik, Pemborong dapat mengusulkan langsung kepada Pengawas untuk disetujui. 4. DATA UMUM LAPANGAN Titik-titik Ukur Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan proyek seperti direncanakan dalam gambar-gambar dan yang disetujui Pengawas. Data Fisik Data sehubungan dengan ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi air tanah, dan lai-lain yang diterakan pada gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk pelaksanaan pekerjaan ini oleh pemborong. Penawaran yang diserahkan Pemborong, harus sudah meliputi semua biaya untuk pelaksanaan-nya sesuai dengan ketinggian-ketinggian yang dtentukan pada gambar-gambar pelaksanaan.

B.

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH B.1 Umum Lingkup Pekerjaan Pekerjaan meliputi ; Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Bontang Tahap III Lanjutan (Finishing) Pengukuran Peil (Levelling) Sebagai patokan tinggi peil (level) 0,00 Lantai 1 adalah ketinggian keramik lantai 1 Ruang Hall bangunan Kantor eksisting. Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS

Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada KONSULTAN PENGAWAS sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang bkeliru sebelum dan selama Pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggungjawab KONTRAKTOR. KONTRAKTOR diharuskan menggunakan alat-alat (instrumen) yang perlu dan tidak rusak untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu dihindari cara-cara penguikuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira. Bahan-bahan dan Syarat Bahan Semen Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Standar Industri Indonesia dalam SII-0013-81 Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 191 (SK.SNI T-15-1991-03) Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.453.1989) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 Mempunyai Sertifikat uji (test certificate) Mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama untuk suatu konstruksi/struktur yang sama, dalam kedaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Semua semen disimpan dalam gudang yang tertutup dan terlindung dari kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca. Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan diatas dapat ditolak penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam Agregat (Aggregates) Semua pemakaian split (batu pecah) dan Pasir Beton harus memenuhi syarat berikut : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 Specification for Concrete Aggregates (ASTM 33) Specification for Lightweight Aggregates for Structural Concrete (ASTM 33) Standar Industri Indonesia (SII) 0052-80 Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porus Bebas dari Tanah/Tanah Liat

Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Dalam hal adanya perubahan sumber darimana Agregat tersebut disuplai, KONTRAKTOR wajib untuk memberitahukan kepada KONSULTAN PENGAWAS. Air Kerja Air yang digunakan untuk semua pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia dan zat organis atau bahan lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada beton dan tulangan serta tidak mengandung minyak atau lemak. Disamping itu harus memenuhi syarat-syarat berikut : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.453.1989)

B.2.

Pekerjaan Galian Galian tanah untuk footplat, pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil tang tercantum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada KONSULTAN PENGAWAS atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. KONTRAKTOR bertanggungjawab penuh atas segala kerusakankerusakan sebagai akibat pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka KONTRAKTOR harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

B.3

Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Gunung Umum Peraturan Yang dimaksud pekerjaan pasangan batu gunung adalah semua pekerjaan Konstruksi Pasangan Batu khususnya Pondasi yang tercantum dalam gambar rencana. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, pengadaan peralatan yang dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Bahan a. Batu Gunung Semua batu untuk pekerjaan pasangan batu harus sesuai dengan syarat - syarat dan ketentuan - ketentuan yang berlaku dan harus memiliki ukuran minimal berdiameter 20 cm. b. Semen Semen yang dipakai harus PC yang telah disahkan/disetujui oleh yang berwenang dari dalam segala hal memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki oleh SKSNI, dalam hal ini dipakai Portland Cement (PC) tipe yang sesuai dengan pengarahan yang ditetapkan dalam Standart Indonesia NI -, atau Asto A-150 tipe I, untuk itu diarahkan memakai produk Semen Gresik atau produk dalam negeri lainnya yang disetujui Direksi. c. Pasir Semua bahan pasir pasangan yang dipakai untuk semua pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam Dokumen Kontrak, dan untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki oleh Direksi Pengawas, harus terdiri dari bahan - bahan yang diperinci dan harus sesuai dengan berkas permintaan yang diberikan Direksi. d. Air Air untuk adukan Semen Dan Pasir harus bersih, bebas dari bahan-bahan atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Bila memakai air tanah maka air sumbernya harus diperiksa dan diuji di laboratorium untuk diketahui bisa tidaknya dipakai sebagai bahan campuran dan apabila air tanah yang ada tidak memenuhi syarat sebagai bahan campuran, maka kebutuhan air bahan campuran harus disediakan air bersih dari PDAM.

C.

PEKERJAAN STRUKTUR ATAS C.1. Umum Lingkup Pekerjaan Pekerjaan meliputi ; Pembuatan konstruksi kolom-kolom, balok-balok, plat lantai, lisplank dll, sesuai dengan yang tertera dalam gambar rencana, dimana secara keseluruhan merupakan pekerjaan beton bertulang. Pegukuran Peil (Levelling) Penentuan tinggi peil (levelling) didasarkan atas apa yang telah termuat pada Bab sebelumnya dalam RKS ini.

C.2.

Bahan-bahan dan Syarat Bahan Semen, agregat dan Syarat Atas Bahan-bahan bangunan berupa semen, agregat dan air harus sesuai dengan persyaratan yang termuat dalam RKS ihni pada Bab sebelumnya. Adukan dan Campuran Perbandingan dari berbagai adukan (spacie) diberikan sesuai dengan proporsi bawah ini, dimana angka-angka tersebut menyatakan perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan kering, yaitu : - Pondasi Batu belah 1 pc : 4 ps - Pasangan dinding Kedap Air 1 pc : 2 ps - Pasangan Dinding Biasa 1 pc : 4 ps - Plesteran Sudut 1 pc : 3 ps - Plesteran Beton 1 pc : 3 ps - Kamprotan 1 pc : 6 ps - Pasangan Lantai 1 pc : 4 ps KONTRAKTOR harus membuat takaran yang sama ukuran-ukurannya dan harus mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Selanjutnya takaran tersebut dapat digunakan sebagai takaran untuk berbagai campuran, untuk pasangan, plesteran dan lain-lain. Adukan dan Campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya akan ditentukan KONSULTAN PENGAWAS. Pekerjaan Beton

Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD) Semua Besi Beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan berikut : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982 Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK. SNI-15-1991-03) Standar Industri Indonesia (SII) 0136-84 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya) Jenis Baja Mild-Steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm2 untuk diameter tulangan < 12 dan 3900 kg/cm2 untuk diameter tulangan > 12. Mempunyai penampang yang sama rata Disesuaikan dengan Gambar-gambar. Penyetelan Besi Beton Pembengkokan Besi Beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari SK. BI-1.4.53.1989 UDC : 693.s Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, KONTRAKTOR harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedulle), yang sebelumnya harus diserahkan kepada KONSULTAN PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan. Adukan (Adonan) Beton Adukan Beton harus memenuhi syarat SKBI 1.4.53.1989-UCD:6953. KONTRAKTOR harus membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi antara beton menurut komposisi adukan dan proporsi antara split, air dan semen serta bertanggungjawab penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang padat dengan daya kerja yang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton. KONTRAKTOR diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixed) untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segretation) dari agregat. Adukan Beton dibuat setempat / dalam site (site mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat berikut : Semen diukur menurut berat perkantong Agregat diukur menurut beratnya Pasir diukur menurut beratnya

Adukan beton harus dibuat menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer), tipe dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Kecepatan adukan harus sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi dari kapasitas mesin pengaduk. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin tersebut. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai. Curing dan Perlindungan Atas Beton Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap sinar matahari, angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan. KONTRAKTOR harus bertanggungjawab atas retaknya beton karena kelalaian ini. Begisting (Formwork) Begisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan memakai multiplek dengan ketebalan minimal 9mm dan cukup kuat, disesuaikan dengan jarak rusuk-rusuk pengaku begisting. Untuk mengejar kecepatan pengecoran struktural, maka disyaratkan agar KONTRAKTOR membuat panel-panel begisting yang standard untuk bagian konstruksi yang typical. Pembongkaran Begisting Pembongkaran Begisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SK.BI-1.4.53.1989. Bagian-bagian konstruksi yang akan dibongkar begistingnya harus sudah dapat memikul berat sendiri dan bebanbeban pelaksanaan. Acuan-acuan konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut : Sisi-sisi balok, dinding dan kolom yang tidak dibebani ... 2 hari Pelat beton (tiang penyangga tidak dilepas) . 28 hari Tiang-tiang penyangga balok yang tidak dibebani .. 16 hari Tiang-tiang penyangga overstek (cantilever) .. 28 hari Pekerjaan Pembongkaran Begisting harus dilaporkan dan disetuji oleh KONSULTAN PENGAWAS. Apabila setelah begisting dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang kropos atau cacat

konstruksi maka KONTRAKTOR harus segera memberitahukan kepada KONSULTAN PENGAWAS, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya. Semua resiko akan biaya yang terjadi akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab KONTRAKTOR. Pekerjaan Atap / Talang Beton Atap beton dikerjakan sesuai dengan Syarat-syarat yang tercantum dalam pasal lain dalam RKS ini . Toleransi Pelaksanaan Penyimpangan dan toleransi seperti tersebut dibawah ini, KONTRAKTOR harus bertanggung jawab atas perbaikan dan biayabiayanya. Perbaikanya harus mendapat persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS. Toleransi ini diberikan atas pekerjaan yang bertalian dengan setting out, garis as bangunan, kedataran atau ketinggian, ketegakan, ukuran dan tebal dari ketinggian struktur dan lain lain. Kedudukan suatu bagian dari bidang bangunan yang ditunjukan pada gambar adalah 6 mm / 3m panjang bidang bangunan dengan maksimum 25 mm. Lepas dari ketentuan diatas, bidang bangunan tidak boleh melampaui garis batas pemilikan dan garis bangunan ( sempadan ). Ketegaklurusan : Penyimpangan dari bidang tembok dan kolom terhadap garis vertical tidak melampaui 6 mm per meter dengan maksimum 13 mm. Kedataran : Tinggi 3 meter dari lantai, penyimpanganya Tinggi 6 meter dari lantai, penyimpanganya Tinggi > 12 meter dari lantai, penyimpanganya -

6 mm 13 mm 13 mm

Penampang : Penyimpangan maksimum terhadap dimensi penampang nominal dari kolom balok,pelat dan lain lain adalah : Dimensi < 15 cm, penyimpanganya = + 10 mm - 13 mm Dimensi > 15 cm, penyimpangnya = + 13 mm - 6 mm D. PEKERJAAN LANTAI D.1. Umum Persyaratan : Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan lapisan pada dinding selesai dikerjakan.

Apabila dipandang perlu, dapat ditentukan lain dengan persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, KONTRAKTOR diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringanya. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada PEMBERI TUGAS untuk menentukan warna yang akan dipakai. Pelaksanaan : Pekerjaan dan bahan bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS, KONSULTAN PERENCANA dan PEMBERI TUGAS. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang dipakai. D.2. Lantai Keramik Persyaratan Bahan : : Keramik 40x40, 30x30 seperti tercantum pada gambar. Keramik 20x20 cm untuk lavatory. Produksi : Roman, IKAD , setara Warna : Ditentukan Kemudian Kualitas : Kualitas nomor Satu Type : Permukaan polish, dof, extruded Tangga dan Ramp dengan anti selip Persyaratan lain : Warna sama rata Tidak ada cacat/pecah/retak pada pinggirnya Mempunyai lapisan keras cukup tebal Sisi-sisinya saling tegak lurus Ukuran rata rata sama. Pemasangan / pelaksanaan : Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih sempurna. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan semen Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as pemasangan. Naad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna perekat Naad ini disesuaikan dengan warna keramik. Pengisian / pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang. Sewaktu pengisian naad ini,keramik harus sudah benar- benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi celah celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain. Ukuran

Usahakan agar permukaan keramik yang sudah tepasang tidak terkena adukan / air semen. Kotoran semen dan lain lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/ disapu hingga bersih. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak miring, tidak bergelombang, terpasang dengan kuat. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan bahan pembersih lunak yang ada dipasaran. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas,dapat digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan kotorannya. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus disedikan alur-alur exspension. Alur-alur exspension ini harus diisi dengan bahan yang elastis/Sealant sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Pada bagian bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin gelombang. E. PEKERJAAN FINISHING DINDING E.1. UMUM Persyaratan : Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada PEMBERI TUGAS untuk menentukan warna yang akan dipakai. Pelaksanaan : Sebelum pekerjaan finishing tersebut dilakukan, KONTRAKTOR harus menyerahkan sample dan keterangan teknis tentang cara pemasangan, untuk mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Apapun yang akan terjadi sesudah pemasangan finishing dinding tersebut selesai menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari KONTRAKTOR utama. E.2 Dinding Pasangan Batu Bata dan Batako Persyaratan Bahan : Ukuran : batu bata 5 x 11 x 22 cm. Batako solid 8 x 18 x 40cm. Produksi : Lokal Kualitas : Baik Persyaratan lain : Matang, keras ( K 125 untuk batako )

Ukuran sama rata, saling tegak lurus Tidak mengandung batu, tidak berlubanglubang, tidak retak retak. Memenuhi persyataran persyaratan PUBI 1982 Pemasangan / pelaksanaan : Sebelum pekerjaan dimulai, KONTRAKTOR harus menyerahkan sample dari bata yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari site. Pada waktu pemasangan, batu bata tersebut harus bebas dari kotoran yang melekat. Batu bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, sambungan sambungannya harus sama rata, sudut persegi, naad tidak segaris ( silang ), permukaan baik dan rata. Pada penghentianpenghentian pasangan harus dipakai penggigian miring. Pada hubungan hubungan dengan tiang tiang beton atau pada ujung pasangan harus bergerigi. Semua pasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding dinding beton, balok atau pelat beton dan bagian struktur lainya. Pemasangan dilakukan secara bertahap, dimana tiap tahapan tidak boleh melebihi ketinggian 1 m, kecuali bila ada persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS. Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhan atau atas petunjuk petunjuk KONSULTAN PENGAWAS. Kolom praktis untuk penguat pasangan bata harus dibuat sedemikian rupa, sehingga maksimum setiap luas 12 m2 bidang pasangan bata harus dikelilingi oleh penguat (kolom kolom praktis ) tersebut. Pada sisi tegak yang yang berhubungan dengan beton/kolom harus dipasang angkur 10 mm ( 3/8 ) dan sepanjang sisi tegak tersebut harus dicor dengan adukan 1 pc : 2 ps, setebal 5 cm. Penguatan beton juga diberikan pada daerah daerah pembukaan, seperti bagian atas pintu/jendela dan lubang lubang lainya, sesuai dengan petunjuk KONSULTAN PENGAWAS. Bila pemasangan selesai, maka adukan-adukahn semen yang menempel pada pasangan batu bata harus segera dibuang. Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata, adukan bekas dan yang sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dicampurkan/dipakai dengan adukan yang baru. Untuk plester (Finishing) disyaratkan memakai : Campuran 1 pc : 2 ps dinding bata transram dan dinding beton Campuran 1 pc : 4 ps untuk dinding bata biasa Ketebalan plester adalah 1-2 cm, kemudian dirapikan dan dihaluskan dengan Portland semen murni. KONTRAKTOR harus menjamin bahwa plester dinding tersebut harus benar-benar rapi, rata dan tidak bergelombang.

E.3.

Dinding Keramik Persyaratan Bahan : Ukuran Keramik : 20x25 cm untuk ruang Lavatory ; KM, WC, R. Wudhu Produksi : Roman, IKAD, setara Kualitas : Nomor Satu Type : Ditentukan kemudian Persyaratan lain : Bahan keramik tidak boeh ada cacat/retak-retak Permukaan rata Ukuran presisi/akurat Pemasangan / Pelaksanaan : Dinding-dinding bata,beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan 1 pc : 2 ps setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang. Kemudian permukaan plesteran terebut dikasarkan (dengan menggarukmenyilang ) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat. Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen biasa setebal minimal 1 cm. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik ( kurang dari 2 mm ) Naad ini diisi dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan mesin.

F.

PEKERJAAN PLAFOND F.1. UMUM Persyaratan : Pemasangan plafond baru bias dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat didalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelm pelaksanaan, KONTRAKTOR harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh KONSULTAN PERENCANA, PEMBERI TUGAS dan KONSULTAN PENGAWAS.

Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada PEMBERI TUGAS untuk menentukan warna yang akan dipakai. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana plafond haruslah mengacu pada gambar mekanikal-Elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya memuat tata letaknya saja. Pelaksanaan : Sebelum pemasangan, KONTRAKTOR harus memberikan contoh/sample bahan penutup plafond dan harus mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS dan PEMBERI TUGAS. Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafond yang rata,datar dan tidak melengkung.

KONTRAKTOR Utama bertanggung jawab atas segala akibat mungkin terjadi terhadap :

yang

Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus disangga oleh rangka plafond Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole) Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga plafond menjadi bergelombang karenanya. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafond luiofel diluar bangunan.

F.2.

Plafond Gypsum & Kalsium Silikat Board Persyaratan Bahan : Gypsum polos atau Kalsium Silikat Board, Ukuran : Standard pabrik, untuk gypsum tebal 9 mm (60x120) cm / sesuai gambar untuk kalsium silikat board tebal 6 mm (60x120) cm / sesuai gambar Produksi : Jaya board / dinogibs, setara Warna : Putih Kualitas :1 Pemasangan / Pelaksanaan : Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli sesuai dengan petunjuk pabrik dan dengan disetujui PEMBERI TUGAS

Rangka menggunakan metal furring ukuran sesuai standart pabrik Dipasang sedemikian rupa dengan penguat-penguat sehingga menghasilkan permukaan yang rata, horizontal dan tidak bergelombang/melendut. Semua naad harus lurus, pertemuannya tegak lurus dan rapi. Dalam hal pemotongan, harus menggunakan alat pemotong (cutter) mekanik. Untuk meratakan naad memakai hard compound khusus gypsum / kalsium silikat. Semua list profil yang dipakai berbahan dasar gipsum, type dan ukuran sesuai dengan gambar. Hasil pemasangan tersebut harus mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. A. PEKERJAAN ATAP Persyaratan Umum : Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada PEMBERI TUGAS untuk menentukan warna yang akan dipakai. G.1. Atap Genteng Metal Persyaratan Bahan : Ukuran Produksi Type Warna Kualitas : : : : : Standard Pabrik Sakura roof, setara Sesuai permintaan PEMBERI TUGAS Sesuai permintaan PEMBERI TUGAS Terbaik

Pelaksanaan / pemasangan : Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman, sesuai dengan petunjuk pabrik dan mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Pemasangan genteng harus memenuhi persyaratan dari pabrik dalam hal :

Cara pemotongan bahan atap Penentuan jarak dan ukuran kuda-kuda & reng. Cara pemasangan pada nok,jurai dan sebagainya sehingga dapat dipertanggung jawabkan kekuatanya. Untuk pemasangan pada sudut atau patokan harus diberi bahan pelindung (isolation ). B. PEKERJAAN PENGECATAN H.1. Umum Persyaratan : Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah : Dinding / bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. Dinding / bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau berdebu. Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada bidang yang cukup luas dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS, KONSULTAN PERENCANA dan PEMBERI TUGAS. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/ petunjuk dari pabrik cat tersebut Sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam NI-4 KONTRAKTOR bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna sesuai dengan petunjuk perancang dan PEMBERI TUGAS Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada PEMBERI TUGAS untuk menentukan warna yang akan dipakai. Persyaratan Bahan : Produksi Warna Jenis : : : ICI Catylac, setara Ditentukan kemudian Vinyl Acrylic Emulsion untuk interior

Persyaratan lain

Pelaksanaan / pemasangan : Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan spesialis dari pabrik yang ditunjuk, dan disertai bukti garansi tidak kurang dari 1 tahun. Pekerjaan pengecetan baru boleh dikerjakan setelah : Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu, bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai diperiksa dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. Didahului dengan percobaan percobaan pengecetan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat. Bila persyaratan- persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-persiapan : Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan dan pengapuran (effolresence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan ampelas (emerald paper), kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi lapisan plamur alkali Resisting Primer. dengan alkali, dipakai

Pada bagian-bagian dimana banyak rembesan air, dipakai lapisan plamur Acrylic Wallfiller. Setelah kering,permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 2-3 kali ) sampai mencapai warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.

H.2.

Cat Dinding Luar Persyaratan Bahan : Produksi : ICI Dulux Weathershield, Mowilex for exterior, setara Ditentukan kemudian Elastomeric paint

Warna Jenis

: :

Persyaratan lain :

anti jamur

Pelaksanaan / pemasangan : Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan spesialis dari pabrik yang ditunjuk, dan disertai bukti garansi tidak kurang dari 1 tahun. Pekerjaan pengecetan baru boleh dikerjakan setelah : Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu, bagian-bagian yang retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai diperiksa dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. Semua permukaan dinding diplamur alkali Didahului dengan percobaan percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat. Bila persyaratan- persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-persiapan : Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan dan pengapuran (effolresence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan ampelas (emerald paper), kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai lapisan plamur alkali Resisting Primer. Pada bagian-bagian dimana banyak rembesan air, dipakai lapisan plamur Acrylic Wallfiller. Setelah kering permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 2-3 kali ) sampai mencapai warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.

H.3.

Cat Logam / kayu Persyaratan Bahan : Produksi Warna Kualitas : : : Emco, Dulux Supergloss, setara Ditentukan kemudian Khusus logam dan kayu

Pelaksanaan / pemasangan : Permukaan dibersihkan dari semua debu, kotoran minyak gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan solvent yang cocok Kemudian dilap dengan kain bersih Hilangkan semua karat dan kerak dengan mengerok/menggosok permukaan dengan sikat baja. Sebelum diberi cat, permukaan besi / baja baru yang telah dimanie harus dibersihkan dari debu, kotoran, minyak gemuk dan sebagainya. Bagian-bagian logam dimana manienya sudah cacat harus disikat dengan sikat baja atau dikerok untuk menghilangkan karat, kemudian berilah manie tersebut diatas. Setelah seluruh bidang logam tersebut rata, bersih dan halus pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis secara merata, sesuai dengan petunjuk pabrik.

H.4.

Cat Plafond Persyaratan Bahan : Produksi Warna Kualitas : : : Catylac, setara Ditentukan kemudian Acrylic Emulsion

Pelaksanaan / pemasangan : Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah : - Plafond yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu, bagian-bagian yang retak dan pecah diganti dengan yang baru, sedang bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal itu telah selesai diperiksa dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. - Didahului dengan percobaan percobaan pengecatan pada plafond yang akan dicat. Bila persyaratan-persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi, maka pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 2- 3 kali ) sampai mencapai warna yang dikehendaki dengan memakai roll atau semprot.

I.

PEKERJAAN KACA, BESI DAN PENGGANTUNG I.1. Penggunaan Kaca Kaca jendela / pintu : - Produksi asahimas, setara - Jenis Float glass - Warna bening / clear atau ditentukan kemudian - Tebal sesuai gambar. Pemasangan / Pelaksanaan KONTRAKTOR harus memberikan surat pernyataan supplier kaca bawah yang disuplay benar-benar sesuai dengan yang diminta (float galls/ tempered glass) Apabila tenyata dibelakang hari terbukti bahwa kaca tersebut bukan dari jenis yang diminta, KONTRAKTOR wajib menggantinya atas biaya sendiri. KONTRAKTOR harus mengajukan contoh / sample bahan kusen dan kaca, contoh konstruksi dan membuat shop drawing guna mendapat persetujuan KONSULTAN PENGAWAS, sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

I.2.

Pekerjaan Railing Besi Hollow dan stainless steel Pengerjaan harus menggunakan mesin-mesin yang memenuhi syarat untuk pekerjaan yang termasuk dalam kontrak dan bilamana perlu akan ditinjau oleh KONSULTAN PENGAWAS dan atau KONSULTAN PERENCANA. Profil-profil harus mempunyai rigidity yang cukup dan lulus serta sudut tekukan (banding) harus rounding dan lurus sempurna. Apabila dianggap perlu, KONTRAKTOR harus menambahkan penulangan/back up tambahan, sehingga menjamin rigidity dan tidak ada gelombang (glare). Las/welding harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nampak rapi dari luar dan tidak mernyebabkan deformasi material. Pada saat instalasi/pemasangan harus dijamin posisi yang sesuai dengan gambar detail, dijamin vertical dan horizontalnya serta dijamin kebulatanya dan ukuran yang sesuai dengan gambar detail. Hand railing pipa stainless steel 2 . Motif & detail warna harus sesuai gambar.

I.4.

Pekerjaan Pintu Dan Jendela Pintu Kayu Panel Rangka Pintu List Profil / arcitrave Tebal total Ukuran Persyaratan lain : : : : : Kayu bangkirai Oven, ukuran sesuai gambar detail, tebal 40 mm. 15 / 70 mm 40 mm Sesuai gambar detail Engsel dari baja, minimal 3 buah setiap pintu System penguci dengan lidah siang (latch bolt) dan lidah malam (dead bolt), pengunci satu langkah.

Pintu Dan Jendela Besi J. Rangka pintu/jendela : Jalusi : Plat penutup gerendel: Engsel : Lapisan pintu : Basi kanal CNP 150/50/50/5 Besi beton diameter 22 Besi Plat tebal 10 mm Fabrikasi setempet, bahan pipa dan besi beton Ornamesh F 2808 dan Mika tebal 1 mm

PEKERJAAN KUNCI-KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG Penggunaan Alat : 1. Lockers Merk Penggunaan Finish 2. Engsel Merk Penggunaan Finish 3. Handle Merk Penggunaan Finish

: SES , Dekkson, setara : Seluruh pintu sesuai dengan rencana : Stainless Steel

: Lokal : untuk semua pintu dan jendela kayu : Stainless steel

: SES, Dekkson, setara : untuk semua pintu : Stainless steel.

4. Flush bolt / Espagnolet Merk : SES, Dekkson, setara Penggunaan : untuk pintu 2 daun Finish : Stainless steel. 5. Engsel Friksi Merk : SES, Dekkson, setara

Penggunaan Finish

: untuk semua daun bovenlight : Stainless steel.

DAFTAR MATERIAL ARSITEKTUR BANGUNAN

No 1

Nama

Spesifikasi Teknis/Type Keramik 40x40 cm untuk Ruang Kerja 20 x 20 (anti selip khusus untuk KM/WC) 20x25 ( sesuai gambar ) Tebal 9 mm, rangka hollow cube 4 x 4 cm Tebal 3.5 mm, rangka metal furring. Sesuai gambar

Merk

Lantai 2 3 Plafond gypsum 4 Plafond kalsiboard / kalsium silikat board Sanitair 7 Kosen + daun pintu/jendela, arcitrave Kaca

Roman, IKAD, setara

Dinding Keramik

Roman, IKAD, setara Jaya Gypsum, Dinogibs, Knauf, setara Jaya Gypsum, Dinogibs, Knauf, setara American standard, KIA, setara

Kayu bangkirai oven Jenis float glass, kaca bening 5 mm, kaca susu 5 mm, glass block 20x20x10 cm Metal warna Interior (Dinding dan plafon ) Eksterior

Asahi Mas, setara

10

Genteng

Surya roof, setara Catylac, setara Dulux Weatershied, Mowilex Eksterior, setara Emco, Dulux Supergloss, setara Impra, setara Kend, SES, Dekkson, setara

11

Cat Logam dan kayu

Kayu ( Melamin ) 12 Kunci, handle, penggantung, asesoris pintu & jendela Warna persetujuan owner spesifikasi standard

SYARAT-SYARAT TEKNIS MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

1.

PERATURAN DAN ACUAN Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut : 1. 2. 3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Standard Nasional Indonesia (SNI) 03-6481-2000 tentang Sistim Plumbing Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6390-2000 tentang Konversi Energi Sistim Tata Udara pada Bangunan Gedung Peraturan lainnya yang dikeluarkan instansi yang berwenang, seperti PLN, PERUMTEL, Dit. Jen. Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah Pedoman Plumbing Indonesia

4. 5.

6.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh : a. Perusahaan yang mempunyai Surat Izin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa mengejakan Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai atau bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud)

b.

1.1. GAMBAR-GAMBAR 1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatukesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

2.

3.

4.

5.

Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan Operating Manual dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada MK pada saat serah terima pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri dari Autocad Soft Copy, Original Printed Out dan 3 set Copy yang dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

1.2. KOORDINASI 1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

2.

3.

1.3. PELAKSANAAN PEMASANGAN 1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

2.

1.4. TESTING DAN COMMISSIONING 1. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat mremenuhi semua persyaratan yang diminta. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

2.

1.5. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 1. Peralatan instalasi ini harus bergaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama. 2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selam enam bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama

. 3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan. 4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. 5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Direksi atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini. 6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya. 7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja. 8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah : a. Berita Acara Serah Terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Pemborong dan MK. b. Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang berwenang, misalnya Instalasi Keselamatan Kerja dan lain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan. c. Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada MK.

1.6. LAPORAN-LAPORAN 1. Laporan Harian dan Mingguan Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberi gambaran mengenai : - Kegiatan fisik - Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan dengan lisan maupun secara tertulis. - Jumlah material masuk / ditolak - Jumlah tenaga kerja - Keadaan cuaca, dan - Pekerjaan tambah / kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan sudah ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui / disetujui 2. Laporan Pengetesan. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut : - Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi. - Hasil pengetesan peralatan. - Hasil pengetesan kabel - Dan lain-lainnya. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Direksi.

1.7. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyaikemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak MK. Penanggung jawab tersebut diatasjuga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlikan / dikehendaki oleh pihak MK.

1.8. PENAMBAHAN / PENGURANGAN / PERUBAHAN INSTALASI 1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan MK. 2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Direksi dalam rangkap 3 (tiga). 3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada MK secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh MK secara tertulis.

1.9. IZIN-IZIN Pengurusan Izin-Izin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukan menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.10. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.

2. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari MK secara tertulis. 1.11. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara pereodik dan tidak kurang dari tiap dua Minggu.

2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Direksi / Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.12. RAPAT LAPANGAN Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi Tugas.

A. 1.

PEKERJAAN SANITASI DAN PEMIPAAN PERATURAN UMUM Peraturan dan Acuan 1. Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturanperaturan sebagai berikut : a. Standard Nasional Indonesi (SNI) No. 03-2453-1991 tentang Sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan, tata cara perencanaan teknik. Standard Nasional Indonesi (SNI) No. 03-6373-2000 tentang tata cara pemilihan dan pemasangan vent pada sistim plumbing. Standard Nasional Indonesi (SNI) No. 036-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran air buangan didalam dan diluar bangunan. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

b.

c.

d.

e. f.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/Men/1982 Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, Dit.Jen. Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah. Pedoman Plumbing Indonesia.

g.

2.

Pekerjaan instalasi ini harus dikerjakan oleh : a. b. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan Perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud.

3.

Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara peralatan, sedangkan pemasangan harus memperhatikan kondisi dari bangunan mempertimbangkan juga kemudahan service peralatan-peralatan sudah dioperasikan. umum tata letak dari dikerjakan dengan yang ada dan / maintenance jika

4.

5. 6.

Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai refrensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambargambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan Operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada MK pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri dari 1 kalkir dan 3 (tiga) blue print, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

7.

8.

9.

10. 11.

Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

2.

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan sistim plumbing meliputi : 1. 2. 3. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam bangunan Pekerjaan Air Bekas dan Air Kotor dalam bangunan Pekerjaan sanitary fixtures

2.1. Sistim Air Bersih Lingkup pekerjaan air bersih meliputi : 1. 2. 3. Pekerjaan pemipaan untuk kebutuhan air bersih toilet Pekerjaan pemipaan dari jalur utama air bersih ke toilet Pemasangan valve-valve sesuai gambar

2.2. Sistim Air Limbah Lingkup pekerjaan sistim air limbah meliputi : 1. 2. Pekerjaan pemipaan air bekas dan kotor dari toilet menuju saluran luar dan menuju septic tank Pemasangan floor drain dan clean out

2.3. Pemasangan Sanitary Fixtures

3.

SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN

3.1. Pipa dan Fitting Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistim pipa Pemakaian instalasi pipa air bersih, air bekas dan air kotor dari jenis pipa PVC klas AW, sedangkan fitting-fitting nya PVC injection moulding dengan sambungan lem PVC. 3.2. Floor Drain

1. 2.

Floor drain yang digunakan di sini harus dari jenis Bucket Trap, water proofed type, dengan 50 mm water seal. Floor drain terdiri dari : - Chromium plate bronze cover and ring - PVC Neck - Bitumen coated cast iron body screwed outlet connection dan dengan flnge untuk water proofing Floor drain harus mempunyai ukuran : Outlet diameter 2 3 4 Cover diameter 4 6 8

3.

3.3. Floor Clean Out 1. 2. Floor clean out yang digunakan disini adalah surface opening water proof type. Floor clean out terdiri dari : 3. Chromium plate bronze cover and ring PVC Neck Bitumen coated cast iron body screwed outlet connection dan dengan flnge untuk water proofing

Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karat sehingga mudah dibuka dan ditutup.

4.

PENGUJIAN 4.1. Sistim Air Bersih 1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1 jam. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

2. 3.

4.2.

Sistim Air Limbah 1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan airsebesar tekanan kerja ditambah 50% atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.

2.

Pipa-pipa grafitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi selama 1 jam.

5.

TESTING DAN COMMISSIONING 1. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. 2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

6.

MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 1. Peralatan instalasi ini harus bergaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama. 2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selam enam bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama. 3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan. 4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. 5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Direksi atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini. 6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya. 7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja. 8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :

a. Berita Acara Serah Terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Pemborong dan MK. b. Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang berwenang, misalnya Instalasi Keselamatan Kerja dan lain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan. c. Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada MK. 7. PRODUK, BAHAN & PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang di spesifikasikan ke Pemberi Tugas / Perencana / MK. Kontraktor baru bias mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas. Adapun produk dan bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.

B. 1.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK PERATURAN DAN PERSYARATAN

Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan, transpotasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan. 1. Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Perwakilan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia di Samarinda 2. Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor wajib mengikuti semua persyaratan yang ada seperti : a. b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) VDE, ISO, BS, LMK dan lain-lain

3. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti : a. b. c. d. Persyaratan Umum Spesifikasi Teknik Gambar Rencana Berita Acara Aanwijzing.

4. Sumber daya listrik berasal dari Perusahaan Umum Listrik Negara. 5. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistin 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan yang disatukan di panel listrik. 6. Sedangkan panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core yang ke 5 dari toevoer yang digunakan. 7. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti karat. 8. Semua pipa instalasi di luar cor-coran pelat beton dan tidak tertanam dalam tanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa atau kabel dan pada pipa atau kabel setiap jarak 10 meter. 9. Sistim tegangan 220 V / 380 V 3 phase 50 Hz, untuk instalasi penerangan dan stop kontak 220 V 1 phase 50 Hz.

2.

LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi ini, namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera di dalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera dalam berita acara Aanwijzing. 1 Melaksanakan seluruh pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan 2 3 4 5 6 7 8 9 Melaksanakan seluruh pekerjaan instalasi penerangan luar bangunan, penerangan taman dan penerangan jalan Melaksanakan seluruh pekerjaan instalasi kabel feeder tengan rendah Melaksanakan seluruh pekerjaan instalasi kabel feeder tengan menengah Melakasanakan seluruh pemasangan armarture lampu, saklar dan stop kontak Melaksanakan seluruh pemasangan sub panel penerangan Melaksanakan pemasangan panel utama tegangan rendah (LVMDB) Melaksanakan pemasangan panel utama tegangan menengah (MVDB) Melaksanakan penunjang pemasangan Transformer lengkap dengan peralatan

10 Melaksanakan pemasangan Genset lengkap dengan peralatan penunjang 11 Melaksanakan penyambungan daya PLN 12 Melaksanakan kebutuhan grounding system

13 Melaksanakan pengujian dan pengetesan terhadap peralatan dan instalasi 14 Melaksanakan perijinan-perijinan dengan instansi terkait 15 Melakukan perawatan dalam masa pemeliharaan dan memberikan pelatihan terhadap staff Owner yang ditunjuk dan memberikan garansi peralatan

3.

PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN

Syarat-syarat dasar / umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut : 1. Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau type yang sama, diminta merek atau dibuat oleh pabrik yang sama. 2. Dalam setiap hal atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap. Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau mereknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, type perencanaan dan karakteristik. 3. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum. 4. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang besar dari yang diminta dengan syarat sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. 4. Mengajukan persetujuan dari Pemberi Tugas. Tidak menyebabkan sistim menjadi sulit. Tidak menyebabkan pertambahan bahan. Tidak meminta pertambahan ruang. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya. Tidak menurunkan waktu pelaksanaan.

SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN DAN PERALATAN.

1. Kabel instalasi lampu dan stop kontak a. b. c. d. e. f. Kelas tegangan 1000 volt dan 600 / 1000 volt Inti penghantar tembaga Isolasi PVC, sheated dan lain-lain Jumlah inti satu atau banyak (single core / multicore). Jenis kabel : NYM atau sesuai gambar. Produksi dalam negri standard PLN / LMK dan SII.

2. Kabel Feeder antar panel a. b. Kelas kabel 1000 volt Inti penghantar tembaga

c. d. e. f.

Isolasi PVC, sheated dan lain-lain Jumlah inti satu atau banyak (single core / multicore). Jenis kabel : NYY, NYFGBY atau sesuai gambar. Produksi dalam negri standard PLN / LMK dan SII.

3. Kabel grounding (kabel pentanahan) a. b. c. Inti tembaga Jenis kabel : BC atay NYY Produksi dalam negri standard PLN / LMK dan SII.

4. Kabel Tegangan Menengah Jenis kabel tegangan menengah yang digunakan jenis multicore dan single core inti tembaga sesuai dengan gambar yaitu XLPE cable 20 kV tipe N2XSY 1 x 50 mm2(dari panel MVDB ke Trafo) dan N2XSEbY 3 x 70 mm2 (dari sumber PLN ke Panel MVDB).

5. Pipa conduit, Fitting dan asesoris instalasi 5.1. Seluruh pengabelan untuk instalasi penerangan, stop kontak dan exhaust fan dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting : PVC High Impact Conduit, kecuali instalasi yang tertanam dalam tanah menggunakan kabel NYFGBY. Untuk instalasi kabel feeder dilaksanakan di atas rak kabel, kecuali yang menyeberang dalam tanah harus dilindungi dengan pipa galvanish klas medium. Sparing kabel menggunakan pipa galvanized yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah kabel yang digunakan, untuk satu kabel ukurannya 2 tingkat diatas ukuran kabel. Semua kabel yang menuju ke armature lampu harus menggunakan PVC flexible conduit. Klem kabel ke dinding atau beton harus menggunakan fisher, tidak diijinkan memakai paku beton. Jenis klem kabel dari bahan PVC yang sama dengan merk pipa conduitnya Semua percabangan (tee dus) dan sambungan (socked) harus menggunakan fitting yang sama dari merk pipa conduit yang digunakan. Sistim sambungan instalasi penerangan dan stopkontak harus didalam tee dus dengan menggunakan sambungan peluntir dan las

5.2.

5.3.

5.4 5.5

5.6.

5.7.

dop dari produk 3 M atau setara, dan tidak diijinkan menggunakan isolasi lakban. 5.8. Pipa yang tidak tertanam dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 meter. Inbow dus dari bahan metal atau plastic harus digunakan untuk pemasangan saklar dan stop kontak. Kabel dan pipa conduit yang keluar/masuk panel harus menggunakan cable gland, begitu pula untuk PVC flexible conduit yang masuk ke armature lampu. Instalasi penerangan dan stop kontak yang tertanam dalam plat lantai, harus dikerjakan dengan baik dan benar. Untuk pemasangan pipa-pipa conduit dan fittingnya, harus menggunakan lem PVC untuk seluruh pemasangan sambungan (dimaksudkan agar semen cor tidak masuk kedalam pipa atau fitting) dan diikat kuat pada pembesian plat lantai paling atas. Pemasangan kabel instalasi listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan sparing kabel. Cable TiesSemua kabel terpasang di da.lam cable tray atau cable ladder harus diikat dengan menggunakan cable ties dengan jarak setiap 50 cm atau ditentukan kemudian oleh Direksi. Sepatu Kabel (cable scoen) dan Kondom Kabel, Koneksi kabel ke semua Terminal, Busbar, MCB, MCCB dan lain-lain harus menggunakan sepatu kabel dan kondom kabel. Warna kondom kabel harus disesuaikan denngan standard warna dari PLN, Kontraktor tidak diijinkan menggunakan isolasi lakban atau sejenisnya untuk menggantikan fungsi kondom tersebut. Terminal Pentanahan, semua panel penerangan dan daya harus mempunyai terminal pentanahan yang jumlah pemakaiannya tidak kurang dari jumlah MCB/MCCB yang ada dalam panel tersebut. Semua kabel pentanahan dari instalasi harus dikonek pada terminal tersebut dan kontraktor tidak diijinkan membuat penyambungan lain.

5.9. 5.10.

5.11.

5.12. 5.13.

5.14.

5.15.

6.

Saklar dan Stop Kontak 6.1. Mekanisme saklar rocker dengan rating 10 A 250 volt dengan warna dasar putih, jenis pemasangan recessed mounted atau suface mounted. 6.2. Stop kontak biasa dengan rating 10 A 250 volt, mempunyai 2 kutup ditambah 1 kutub untuk pentanahan, dengan pemasangan recessed mounted atau surface mounted.

6.3. Stop kontak AC dengan rating 16 A 250 volt, mempunyai 2 kutup ditambah 1 kutub pentanahan dengan British Standard dengan plug yang mempunyai fuse 13 Amp. 6.4. Warna dasar dari ke 3 item diatas adalah warna standard putih. 6.5. Untuk pemasangan recessed mounted harus menggunakan box inbow dari bahan metal atau plastic keluaran MK atau sejenis. 6.6. Untuk Stop Kontak 3 phase dengan rating 16 A 380 volt, dengan pemasangan surface mounted.

7.

Armature Lampu 7.1. Lampu TL 1 x 40 watt (BALK/TKO) a. b. c. d. e. f. Bahan kotak lampu dari sheet metal dengan tebal minimal 0,7 mm sebelumm proses pengecatan. Cat dasar anti karat dan finishing cat bakar dari produk ICI Menggunakan low-loss ballast 40 watt 220 volt 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar dari 6,5 watt. Tabung TL 36 watt diameter 25 cm dengan tipe warna 54 dan Capacitor dengan factor kerja minimal 0,85 Tabung TL, Capacitor, Starter menggunakan produk dari Phillips. + holder dan fitting

Dilengkapi terminal grounding pada badan, baut penutup kepala khusus, kabel wiring dalam kotak dari jenis flexible dengan penampang minimal 1 mm

7.2.

Lampu TL 2 x 40 watt (TKO/TKI/TBSI) a. b. c. d. e. Bahan kotak lampu dari sheet metal dengan tebal minimal 0,7 mm sebelumm proses pengecatan. Cat dasar anti karat dan finishing cat bakar dari produk ICI Menggunakan 2 buah low-loss ballast 40 watt 220 volt 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar dari 6,5 watt. Tabung TL 36 watt diameter 25 cm dengan tipe warna 54 dan Capacitor dengan factor kerja minimal 0,85 Tabung TL, Capacitor, Starter menggunakan produk dari Phillips. + holder dan fitting

f.

Dilengkapi terminal grounding pada badan, baut penutup kepala khusus, kabel wiring dalam kotak dari jenis flexible dengan penampang minimal 1 mm

7.3.

Down Light PLCE 1 x 18 watt a b. c. d. e. Bentuk lampu bulat dengan diameter 15 cm. Body lampu terbuat dari bahan metal sheet dengan reflector almunium dan fitting E-27 Cat dasar anti karat dan finishing cat bakar dari produk ICI Reflector dan ring warna gold dengan housing warna putih. Bola lampu dari jenis PLCE 18 watt dengan kode warna 54.

7.4.

Down Light PLCE 1 x 13 watt a b. c. d. e. Bentuk lampu bulat dengan diameter 15 cm. Body lampu terbuat dari bahan metal sheet dengan reflector almunium dan fitting E-27 Cat dasar anti karat dan finishing cat bakar dari produk ICI Reflector dan ring warna gold dengan housing warna putih. Bola lampu dari jenis PLCE 13 watt dengan kode warna 54

8..

Sub Panel Penerangan dan Daya

8.1.

Rumah Panel dan Busbar a. b. c. Ukuran panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang cukup secara electris dan fisik. Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah. Rumah panel dari tipe free standing dari besi plat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm, sedangkan tipe wall mounted tebal tidak kurang dari 1,6 mm. Semua permukaan plat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan sejenis phospatizing treatment atau sejenisnya. Bagian luar dan dalam bok panel harus mendapat paling sedikit 2 lapis cat penahan karat, dan untuk cat finishing

d.

dengan warna abu-abu atau ditentukan kemudian oleh Direksi / MK. e. f. g. h. Ruang dalam panel harus cukup untuk memudahkan kerja atau untuk kebutuhan maintenance. Label-label terbuat dari trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan digrafir sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia. Mempunyai bukaan atau kisi-kisi disamping untuk kebutuhan ventilasi dan dilengkapi kunci. Semua pengkabelan didalam panel harus rapih, terdiri dari kabel-kabel berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan. Busbar dan tehnik penyambungan harus sesuai dengan standard PUIL. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator denga kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan mekanis dan elektris pada saat terjadi hubung singkat. Busbar harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat dengan warna sesuai standard PLN. Batang tembaga atau kabel yang menghubungkan breaker dengan busbar harus cukup penampangnya dan tidak kurang dari 125% kapasitas rating breaker.

i.

j.

k. l.

m. Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned). n. o. Semua koneksi kabel memakai sepatu kabel dan sarung kabel sesuai warnan cat busbar. Busbar grounding harus mempunyai terminal koneksi yang cukup atau sama dengan jumlah MCB yang terpasang

8.2. Pemutusan Daya a. b. c. Rated breaking capacity pada 220 volt / 380 volt 1 ph / 3 ph, tidak kurang dari 50 kA ( untuk MCCB Utama ) Semua pemutus (MCCB) menggunakan tipe adjustable. MCB untuk Penerangan dan Daya, rated breaking capacity tidak kurang dari 8 kA :

8.3. Kelengkapan panel lainnya harus mengikuti gambar rencana, dan kontraktor wajib membuat shop drawing terlebih dahulu untuk persetujuan Direksi sebelum proses pemesanan/pembelian

9.

Cable Tray, Cable Ladder dan Hanger

9.1.

Cable Tray (rak kabel)

a. Bahan yang digunakan dari hotdeep galvanized perforated steel plate dengan ketebalan tidak kurang dari 2 mm. b. Ukuran tray dapat dilihat dalam gambar dan diperuntukkan instalasi penerangan dan stop kontak. c. Penyambungan, percabangan dan belokan cable tray harus keluaran pabrik dan bukan hasil rekayasa lapangan.. d. Mur dan baut yang digunakan untuk jointing harus dari bahan besi anti karat atau hotdeep galvanized finishing. e. Semua instalasi vertical dalam cable tray harus ditutup dengan penutup plat galvanized

9.2.

Cable Ladder (tangga kabel)

a. Tangga kabel digunakan untuk instalasi kabel feeder, dengan ukuran seperti tertera dalam gambar rencana. b. Bahan yang digunakan dari hotdeep galvanized perforated steel plate dengan ketebalan tidak kurang dari 2 mm sebelum proses hotdeep. c. Penyambungan, percabangan dan belokan cable ladder harus keluaran pabrik dan bukan hasil rekayasa lapangan. d. Mur dan baut yang digunakan untuk jointing harus dari bahan besi anti karat atau hot deep galvanized finishing.

9.3.

Hanger

a. Gantungan cable tray / cable ladder dari bahan besi siku atau besi canal dan besi beton yang di cat dengan bahan cat almunium. b. Konstruksinya sedemikian rupa sehingga kokoh dan dapat di atur naik turun untuk mendapatkan elevasi yang sama.

c. Kontraktor harus membuatkan contoh-contoh gantungan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi sebelum dilakukan pemasangan. d. Ukuran/jarak gantungan dan pemakaian besi siku/canal/besi beton untuk keperluan ini harus memperhatikan ukuran dari cable try/ladder sehingga pada item b diatas dapat terpenuhi, atau dapat menggunakan ketentuan di bawah ini :
Ukuran Cable Tray W-100 s/d W-300 W-400 s/d W-600 W-700 s/d W-1000 W-1100 ke atas Ukuran Cable Tray W-100 s/d W-400 W-500 s/d W-1000 W-1100 ke atas Besi beton Penggantung Iron rod dia 8 mm Iron rod dia 10 mm Iron rod dia 12 mm Iron rod dia 12 mm Besi beton Penggantung Iron rod dia 10 mm Iron rod dia 12 mm Iron rod dia 12 mm Ukuran Besi siku 25 x 25 30 x 30 40 x 40 50 x 50 x3 x3 x4 x5 Jarak Penggantung 2m 2m 1,5 m 1,2 m Jarak Penggantung 2m 1,5 m 1,2 m Ukuran Dynabolt 1/4 3/8 3/8 1/2 Ukuran Dynabolt 3/8 3/8 1/2

Ukuran Besi siku 30 x 30 x 3 40 x 40 x 4 50 x 50 x 5

10.

PANEL LVMDB Panel LVMDB merupakan panel yang terdiri dari satu kesatuan utuh beberapa funsi panel seperti Incoming PLN/Genset (ATS), Panel starter Genset (PKG/AMF), Outgoing (distribusi) dan Panal Capacitor Bank. 10.1. Automatic Transfer Switch : a. b. Berfungsi sebagai menerima daya dari sumber PLN dan Genset Bekerja secara otomatis melalui sistim electric interlock (Automatic Transfer Switch), namun demikian harus dapat dioperasikan secara manual. MCCB atau ACB yang digunakan untuk incoming dari PLN dan Genset harus dari jenis 4 pole. Pada sisi incoming PLN maupun Genset, masing-masing harus mempunyai peralatan operasi dan monitor pada sisi pintu panelnya antara lain sebagai berikut : R, S, T pilot lamp R, S, T Amper meter Volt meter Kwh meter double tarif Cos phi meter Frequensi meter Selector switch untuk tegangan listrik Selector switch auto/manual untuk ATS Tombol ON/OFF untuk pengoperasian manual.

c. d.

e.

Mempunyai sistim control perintah jalan ke Genset dengan tempo waktu tidak lebih dari 20 detik pada saat PLN padam sampai dengan power dari Genset nyala. Dilengkapi dengan sistim pengaman sebagai berikut : Under voltage relay Sun trip relay Fuse untuk kontrol

f.

10.2. Power Distribusi Utama. a. Semua kebutuhan daya listrik untuk seluruh gedung/komplek bersumber dari sini, melalui sirkuit pengaman MCCB melayani seluruh Panel Distribusi. Jenis MCCB yang digunakan untuk bagian ini dari jenis 3 pole, adjustable type

b.

10.3. Automatic Capacitor Bank a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Rate Voltage Frequency Rated Power Toleraces : 525 volt : 50 Hz - 3 phase : sesuai gambar : -0 / +10%

Continuous overvoltage : 1,1 x Un Dielectric losses Category temperatue Standard Protection Steps Contractor : less than 0,5 watt / KVAR : -40 deg.C s/d 50 deg.C : IEC 70-70A, BS 1650, VDE 0560 : HRC Fuse : 1,8 x In : 1,4 x In

10.4. Power Capacitor a. Type : Metallised film (dry type), sheet steel casing b. c. d. e. Rated voltage Insulation Losses : 400 volt / 525 volt : 3 kV rms / 15 kV crest : less than 0,5 watt / KVAR

Continuous overvoltage : 1,1 x Un

f. g. h. i. j.

Over current All-film dielectric Category temperatue Standard Protection

: 1,5 x I : Polypropylene : -40 deg.C s/d 50 deg.C : IEC 70-70A, BS 1650, VDE 0560 : Discharge resistor

10.5. Reactive Power Regulator, dengan Cosphi Display, Total Current Display, dan Reactive Current Display, dengan spesifikasi teknik sebagai berikut di bawah ini : a. b. Type Power supply : 6 step (disesuaikan) : 220 240 V, 380 415 V, burden 15 VA c. d. e. f. Frequency Current transformer Output relays Alarm relays : 50 Hz : 5A atau disesuaikan : 7,5 A 250 VAC normally open : 7,5 A 250 VAC close when alarm ON

11.

SPESIFIKASI UMUM PANEL

11.1. Persyaratan umum Panel a. b. c. d. e. Tegangan kerja : 220 volt/1 phase/50 Hz dan 380 volt/3 phase/50 Hz Interupting capacity untuk main breaker dan cabangnya tidak kurang dari 65 kA. Jenis Panel Indoor free standing lengkap dengan pintu. Lalu lintas kabel keluar masuk dari atas. Setiap incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi dengan arrester, dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk panel Utama (LVMDB) menggunakan Arrester 100 kA Untuk panel Peralatan Electronic menggunakan Arrester 15 kA

f.

Kontraktor harus mengajukan gambar detail panel berikut komponen-komponennya untuk persetujuan Direksi / MK sebelum panel disorder.

11.2. Pemutusan Daya a. b. c. Rated breaking capacity pada 220 volt / 380 volt 1 ph / 3 ph, tidak kurang dari 50 kA Semua pemutus daya (ACB/MCCB) menggunakan tipe adjustable. Release harus mengandung : Under voltage dari sisi PLN Thermal overload release Magnetic short circuit release (mempunyai setting range)

11.3. Rumah Panel dan Busbar a. b. c. Ukuran panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang cukup secara electris dan fisik. Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah. Rumah panel dari tipe free standing dari besi plat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm, sedangkan tipe wall mounted tebal tidak kurang dari 1,6 mm. Semua permukaan plat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan sejenis phospatizing treatment atau sejenisnya. Bagian luar dan dalam bok panel harus mendapat paling sedikit 2 lapis cat penahan karat, dan untuk cat finishing dengan warna abu-abu atau ditentukan kemudian oleh Direksi / MK. Ruang dalam panel harus cukup untuk memudahkan kerja atau untuk kebutuhan maintenance. Label-label terbuat dari trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan digrafir sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia. Mempunyai bukaan atau kisi-kisi disamping untuk kebutuhan ventilasi Semua pengkabelan didalam panel harus rapih, terdiri dari kabel-kabel berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.

d.

e. f. g. h.

i.

Busbar dan tehnik penyambungan harus sesuai dengan standard PUIL. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator denga kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan mekanis dan elektris pada saat terjadi hubung singkat. Busbar harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat dengan warna sesuai standard PLN. Batang tembaga atau kabel yang menghubungkan breaker dengan busbar harus cukup penampangnya dan tidak kurang dari 125% kapasitas rating breaker.

j.

k. l.

m. Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned). n. Semua koneksi kabel memakai sepatu kabel dan sarung kabel sesuai warnan cat busbar.

12.

Panel Tegangan Menengah (MVDB) 12.1. Spesifikasi panel tegangan menengah sebagai berikut : a. b c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Type Tegangan nominal Tegangan kerja Jumlah phase Frekwensi Tegangan uji isolasi Tegangan impuls (BIL) Arus nominal busbar Tegangan control Suhu ruang maximum : Indoor : 24 kV : 20 kV : 3 : 50 Hz : 50 kV/menit : 125 kV : 250 A : 24 VDC : 40 deg. C

Kapasitas hubung singkat busbar: 16 kA/detik

Kelembaban relative maximum : 90 %

12.2. Konstruksi panel terbuat dari lembaran baja dengan ketebalan minimum 2,4 mm untuk penggunaan dalam gedung, panel produksi dalam negeri dan mengikuti standard pabrikSemua alat-alat ukur, relay pengaman, peralatan control dan terminal ditempatkan dalam box tegangan rendah yang terletak pada bagian atas panel tegangan menengah, sedangkan busbar diisolasi dan diatur satu

atas yang lainnya dibagian belakang panel yang disangga oleh isolator yang terbuat dari cast resin 12.3. Switchgear harus dibuat sedemikian rupa sehingga cara penyerasian, sistim pengamanan dan perawatan mudah. Sistim operasi switchgear harus dapat dilakukan dengan satu gerakan dengan sebuah handle mekanis maupun push button 12.4. Ruang busbar yang dilengkapi penutup yang dapat dilepas setelah switchgear dimatikan, sedangkan ruang peralatan dilengkapi dengan seluruh handle pembuka, sehingga peralatan dapat dibuka apabila handle dalam posisi off atau tidak ada sumber tegangan. Bagian depan panel dilengkapi lubang/jendela untu mengamati posisi alat-alat didalamnya. 12.5. Semua kabel incoming/outgoing lewat bawah 12.6. Setiap cubicle panel tegangan menengah harus dilengkapi : busbar chamber 630 Ampere, dicat sesuai code warna dalam PUIL ( phase : merah, kuning, hitam dan ground : hijau-kuning ) 12.7. Peralatan didalam incoming cubicle terdidri atas : a. b. c. d. e. f. g. h. 12.8 GCB 3P 630 A, 20 kV, 16 kA, termasuk LBC 3P 630 A, 20 kV, 16 kA + UVT, Earthing, switch, door interlock GCB tipe Fixed Capacitif voltage indicator Relay dan CT 600/5 5 A MCB 1 ph 6 A, 8 kA Thermostat dan Heater 40 watt Free standing ( metal enclosure ) Lightning Arrester

Peralatan didalam outgoing cubicle terdidri atas : a. b. c. d. e. f. FLBS 3P 630 A, 20 kV, 14.5 kA + Earthing switch, door interlock, shunt trip 220 VAC/110 VDC, Aux. switch HV HRC Fuse 100 A, 20 kV Capacitif voltage indicator MCB 1 ph 6 A, 8 kA Thermostat dan Heater 40 watt Free standing ( metal enclosure )

12.9. Peralatan didalam metering cubicle terdidri atas : a. b. c. d. LBS 3P 630 A, 20 kV, 16 kA HV HRC Fuse 6 A, 20 kV PT 20 kV/V3 100V/V3 Multi meter

12.10. Pad locking harus disediakan untuk : a. b. Switch pembumian dalam keadaan terbuka dan tertutup Load Break Switch dalam keadaan terbuka

c.

Pintu panel switchgear

12.11. Pada sisi outgoing cubicle harus ada auxiliary untuk dihubungkan dengan kabel ke pengaman dari transformer, sehingga apabila terjadi gangguan ditrafo CB akan tripped 13. Transformator 13.1. Tranformator yang digunakan adalah produk Indonesia dan mempunyai keagenan/jaringan luas 13.2. Jenis transformator adalah step down transformer oil immersed radiator type 13.3. Dengan data-data tehnis sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. Power rating Sisi tegangan primer : 1 x 500 kVA : 20 kV, 3 ph, pakai elastimold Sisi sekunder : 400 volt 3 phase Taping sisi tegangan menengan : +/- 2.5, +/- 5% Group vector : dyn 5, impedansi 7% & 6% Frequency : 50 Hz Temperatur keliling : 40 deg. C Derajad pengaman : IP - 10 Pendingin : ONAN Insulation class : Standard pabrik Material konduktor : Tembaga Pengaman : DGPT atau setara yang baik Accessories : Thermometer, roda, lifting Plug dan terminasi grounding

13.4. Dalam melaksanakan pemasangan, kontraktor harus menyediakan grounding untuk body trafo dan grounding netral dengan penghantar BC 70 mm2. 13.5. Pekerjaan lainnya yaitu menyediakan pondasi beton dan rel dari UNP 150 untuk sebagai penumpu transformer dan diberi stopper pada ujung-ujung roda.

14.

Alat Bantu Instalasi 14.1. Bak Kontrol Semua bak control untuk keperluan pentanahan harus dibuat dari bahan beton bertulang dan harus dibuatkan penutupnya serta pengait besi untuk keperluan membuka dan menutup

14.2. Cable Ties Semua kabel terpasang di da.lam cable tray atau cable ladder harus diikat dengan menggunakan cable ties dengan jarak setiap 50 cm atau ditentukan kemudian oleh Direksi. 14.3. Sepatu Kabel (cable scoen) dan Kondom Kabel Koneksi kabel ke semua Terminal, Busbar, MCB, MCCB dan lainlain harus menggunakan sepatu kabel dan kondom kabel. Warna kondom kabel harus disesuaikan denngan standard warna dari PLN, Kontraktor tidak diijinkan menggunakan isolasi lakban atau sejenisnya untuk menggantikan fungsi kondom tersebut. 14.4. Terminal Pentanahan Semua panel penerangan dan daya harus mempunyai terminal pentanahan yang jumlah pemakaiannya tidak kurang dari jumlah MCB/MCCB yang ada dalam panel tersebut. Semua kabel pentanahan dari instalasi harus dikonek pada terminal tersebut dan kontraktor tidak diijinkan membuat penyambungan lain.

15..

Pemasangan Instalasi dan Peralatan

15.1. Pada daerah langit-langit tanpa plafon, instalasi terpasang dalam corcoran plat beton dengan pelindung pipa conduit dan fittingnya. 15.2. a. b. c. 15.3. 15.4. a. b. Pada daerah langit-langit dengan plafon, instalasi terpasang sebagai berikut : Untuk 1 (satu) atau 2 (dua) jalur saja, instalasi di klem di plat beton atau di klem ke hanger besi plat Untuk jalur kabel lebih dari 2 (dua), instalasi harus lewat kabel tray. Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan kabel ladder Semua kabel feeder di dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung Di bawah plafon atau langit-langit, instalasi terpasang sebagai berikut : Untuk saklar dan stop kontak terpasang recessed mounted di kolom maupun di tembok Semua saklar terpasang 150 cm dari finish lantai kecuali untuk peralatan tertentu.

c.

Untuk stop kontak 30 cm diatas finish lantai, sedangkan stop kontak partisi yang jauh dari tembok menggunakan under floor atau conduit. Di dalam shaft riser instalasi kabel feeder terpasang pada cable ladder dan di klem setiap jarak 75 cm atau di ikat dengan cable ties setiap jarak sama denagn jaraknya anak tangga cable ladder. Setiap sambungan cable tray dan cable ladder dilengkapi kabel BC diameter 35 mm. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut : Kabel feeder dan instalasi lampu penerangan luar minimal 60 cm di bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanized. Sedangkan untuk kabel feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm di bawah permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa galvanized. Penyambungan dalam doos-doos percabangan (tee dus) memakai pelindung las dop 3 M kemudian doos tersebut di tutup. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 phase atau 3 phase.

15.5.

15.6. 15.7. a.

b.

15.8. 15.9.

15.10. Semua pipa di dalam plafon atau langit-langit harus diberi tanda atau marker setiap jarak 10 m dengan warna akan di tentukan kemudian. 15.11. Ramset, dynabolt atau fisherplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh. 15.12. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan di ikat pada besi beton. 15.13. Setiap belokan kabel feeder harus mempunyai radius minimal R = 30 D (diameter kabel). 15.14. Tidak diijinkan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan, kecuali pada tempat penyambungan. 15.15. Semua koneksi kabel feeder harus menggunakan sepatu kabel dan sarung kabel dengan warna sesuai standard warna yang berlaku. 15.16. Armature lampu : a. b. Pemasangan armarture lampu pada plafon harus mempunyai penggantung tersendiri, agar tidak membebani rangka plafon. Kabel instalasi yang masuk ke armature lampu harus menggunakan PVC flexible conduit dengan cable gland dan di

konek pada terminal lampu yang tersedia. Kontraktor tidak diijinkan melakukan penyambungan dengan isolasi lakban. c. Armature yang langsung dipasang pada permukaan plat lantai atau dinding harus menggunakan baut fisherplug secukupnya agar lampu kokoh tidak goyang. Pemasangan lampu taman harus menyediakan pondasi dari cor beton dengan ukuran yang disesuaikan bentuk, model lampu yang akan dipasang.

d.

15.17. Panel Listrik : a. b. Panel listrik yang duduk dilantai (floor standing) harus dibuatkan pondasi dengan ketinggian tidak kurang dari 15 cm. Panel listrik yang menempel pada dinding (wall mounted) harus menggunakan dynabolt minimal diameter 10 mm (3/8) dengan jumlah dynabolt disesuaikan dengan besarnya panel. Semua kabel power dan kabel instalasi yang keluar / masuk panel harus menggunakan cable gland. Kontraktor harus menyiapkan gambar panel sesuai dengan keterangan peruntukkannya di semua panel listrik dan diletakkan didalam panel (untuk keperluan operasional dan maintenance). Panel-panel listrik harus dalam kondisi baik dan tidak terkena goresan-goresan pada saat pemasangan, apabila terjadi goresan atau karatan atau menurut Direksi harus diperbaiki, maka Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali sampai kondisinya dapat diterima. Untuk panel listrik yang dipasang masuk kedalam tembok (surface mounted), pemasangannya harus menggunakan angkur dengan kontruksi sedemikian rupa sehingga tidak merusak body panel. Kontraktor diwajibkan mengamankan semua panel-panel dari kerusakan atau pencurian pada saat masih dalam tanggung jawab Kontraktor.

c. d.

e.

f.

g.

16.

Gali dan Urug 16.1. Semua galian dan urugan untuk keperluan pekerjaan listrik menjadi tanggung jawab Kontraktor listrik dan Kontraktor wajib berkoordinasi

dengan Kontraktor lain agar tidak terjadi tabrakan dengan instalasi lain. 16.2. Sebelum melakukan pekerjaan galian, kontraktor wajib mengajukan ijin kepada MK. 16.3. Setelah selesai melakukan galian, kemudian diurug kembali dan dipadatkan sehingga padat seperti keadaan semula. 16.4. Segala akibat dari pekerjaan galian yang merusak atau merugikan pihak lain, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

17.

Pentanahan 17.1. Sistim pentanahan untuk pekerjaan ini dibagi menjadi 3 bagian kepentingan yaitu sebagai berikut : a. Sistim pentanahan instalasi listrik (penerangan, stop kontak dan tenaga) b. Sistim pentanahan instalasi elektronik c. sistim pentanahan penangkal petir 17.2. Untuk pentanahan instalasi listrik menggunakan jaringan plat tembaga atau kabel mulai dari titik pemakaian, ke panel-panel sampai dengan grounding pool.

18. PRODUK, BAHAN & PERALATAN Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang di spesifikasikan ke Pemberi Tugas / Perencana / Pengawas. Kontraktor baru bias mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas Adapun produk dan bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.

C.

PEKERJAAN GARDU GENSET

7.1. PERATURAN DAN PERSYARATAN Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan Instalasi Genset, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan, transpotasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan. 1. 2. Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Kota Samarinda. Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor wajib mengikuti semua persyaratan yang ada seperti : a. b. 3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) VDE, ISO, BS, LMK dan lain-lain

Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti : a. b. c. d. Persyaratan Umum Spesifikasi Teknik Gambar Rencana Berita Acara Aanwijzing.

4. 5.

Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau barang hasil perbaikan. Kapasitas yang tercantum dalam gambar/spesifikasi adalah minimum, kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan syarat tidak menyebabkan sistim menjadi lebih sulit, pertambahan bahan, pertambahan ruang, tambahan biaya dan menurunkan mutu. Kontraktor boleh mengajukan usulan lain dengan pertimbangan bahan/peralatan lebih baik, effisien, dan lain sebagainya namun harus disetujui dari semua pihak yang berwenang dalam pembangunan gedung ini. Semua bahan/peralatan persyaratan. harus sesuai dengan spesifikasi dan

6.

7. 8.

Semua bahan dan peralatan harus keluaran pabrik, sedangkan untuk peralatan tertentu diminta dari merk atau pabrik yang sama dan bukan hasil modifikasi, hal tersebut untuk menjaga mutu, tipe perenvanaan dan karakteristik peralatan tersebut.

7.2. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan Instalasi Genset secara garis besar adalah melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam gambar rencana, spesifikasi tehnik, Berita Acara Anwijzing dan dokumen tambahan lainnya yang tercantum dalam kontrak kerja, sehingga semua peralatan berfungsi dengan baik dan diterima oleh Pemberi Tugas, uraian pekerjaan instalasi genset meliputi antara lain : 1. Pengadaan dan pemasangan genset berikut perlengkapan accessoriesnya, (termasuk muffler, battery accu, toolset dll). serta

2. Pengadaan dan pemasangan tangki bahan baker (tangki harian dan mingguan) lengkap dengan supporting atau pondasinya. 3. Pengadaan dan pemasangan instalasi bahan bakar antara lain : a. Instalasi pipa dari tanggki harian ke genset dan dari tangki mingguan ke tangki harian termasuk pemasangan gate valve, check valve, strainer, flexible connection. b. Pemasangan pompa bahan bakar c. Pemasangan hose dan filter bahan baker untuk koneksi ke genset d. Meter untuk pengisian ke tangki mingguan dari tangki mobil pertamina. 4. Panel AMF (oleh Kontraktor Listrik) 5. Tangga kabel, kabel feeder dari genset ke AMF (oleh Kontraktor Listrik) 6. Pengadaan dan pemasangan sound proofing untuk ruang genset. 7. Membuat gambar kerja dan disetujui sebelum dilaksanakan 8. Menyerahkan gambar as-built saat serah terima pertama 9. Melakukan pengujian terhadap semua peralatan Sertifikat/ijin penggunaan genset dari instansi terkait dan menyerahkan

10. Memberikan jaminan peralatan selama 1 (satu) tahun dan jaminan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan sejak serah terima pertama 11. Memberkan training kepada staff Pemberi Tugas yang ditunjuk. 7.3. SPESIFIKASI TEKNIK 7.3.1 Generator Set Type Bahan bakar Kapasitas Pendingin Tegangan Output Couple Putaran : : : : : : : Open Type Solar 500 KVA Radiator 380 Volt 3 phase 50 HZ Direct Coupling 900 rpm

7.3.2 Tangki Harian Material Kapasitas Perlengkapan : Mild steel, finishing cat : 500 liter : > Gelas penduga > Pipa inlet/outlet/drain

7.3.3 Tangki Mingguan Material Kapasitas Model Perlengkapan : Mild steel, finishing tar coating : 10.000 liter : Under ground, Horizontal Cylindre : > Manhole > Pipa inlet/outlet/drain

7.3.4 Instalasi Pipa Bahan Bakar Solar a. Instalasi bahan baker memakai black steel pipe ERW sch. 40 ASTM A 53, fitting yang digunakan malleable iron ANSI B 16.3 class 300 lb screwed end untuk ukuran 2 kebawah dan wrought steel butt weld ANSI B 16.9 schedule 40 untuk ukuran 2 1/2 keatas b. Valve dan strainer, 2 kebawah dari bahan malleable cast iron body dengan sambungan ulir BS 21 / ANSI B 2.1, dan untuk ukuran 2 keatas dari bahan cast iron body class 300 lbs sambungan flangees c. Instalasi gas buang (muffler) menggunakan galvanized steel pip BS 1387 / 1967 class medium dan fittingnya menggunakan wrought steel butt weld fitting ANSI B 16.9 class 150 lbs. Isolasi yang digunakan dari bahan rockwool density 80 kg/m3 dengan ketebalan 5 cm dan dibungkus dengan metal jacketing. 7.3.5 Sound Proofing Ruang Genset a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan isolasi ruangan, pengadaan dan pemasangan silencer pada air intake grill, seperti yang tertera dalam gambar rencana. b. Isolasi yang digunakan adalah Rockwool tebal 50 mm, dencity 100 kg/m3 dan dilapis dengan layer luar dari bahan glass cloth. c. Seluruh permukaan dinding dan langit-langit ruangan genset harus tertutup dengan isolasi ini. d. Intake grill dan exhaust grill (dari jenis Louvre) dari bahan besi plat dengan tebal tidak kurang dari 3 mm akan dikerjakan oleh Kontraktor Sipil.

7.4. KETENTUAN PEMASANGAN

1. Pemasangan unit Genset a. Pemasangan genset duduk diatas pondasi dilengkapi dengan rubber mounting (original bawaan unit genset), pemasangan mounting harus mengikuti standard pemasangan pabrik pembuat. b. Pemasangan muffler beserta pemipaannya digantung ke dak beton dengan besi kanal dan di dinabolt M 12, Kontruksi gantungan berbentuk U kemudian pipa diklem ke tersebut dengan menggunakan U-Bolt. Sambunan instalasi muffler ke unit genset harus menggunakan metal expantion joint dengan spesifikasi sesuai kebutuhan unit genset. Setelah pekerjaan pemipaan selesai tahap berikutnya adalah pekerjaan isolasi dan jacketing. c. Battery (Accu) agar dibuatkan dudukan dari bahan konstruksi besi siku dengan bantalan karet dan harus selalu dihubungkan dengan battery charger otomatis. d. Bahan baker yang masuk kedalam genset harus ditambahkan oil filter trap kapasitas sesuai dengan ketentuan dari pabrik. 2. Tangki Harian Pemasangan tangki bahan baker (tangki harian) harus menggunakan support atau digantung dengan bahan dari kontruksi besi. Kontruksi besi harus kuat dan kokoh 3. Tangki Mingguan Pemasangan tangki migguan dirensanakan diarea belakang/samping ruang genset, tangki dipasang dibawah tanah (under ground) dengan menggunakan pondasi dari beton bertulang. Posisi pemasangan sedemikian rupa sehingga mudah melakukan perawatannya. 4. Semua material instalasi pipa bahan bakar harus terpasang sesuai dengan spesifikasi, sebelum dilakukan pemasangan, semua pipa-pipa harus dibersihkan dari kotoran dan karat kemudian dicat dengan cat dasar synchromate).

7.5. PENGUJIAN 1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi teknik dan ketentuan dari pabrik. Bila diperlukan, semua bahan-bahan instalasi dan peralatan yang sudah terpasang dapat diminta oleh Direksi untuk diuji ke laboratorium atas biaya Kontraktor.

2. Pengujian sistim genset harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dari keagenan peralatan tersebut. Tahapan pengujian terhadap peralatan harus sesuai dengan prosedur dan panduan dari pabrik pembuat, sedangkan untuk instalasi dan sistim kontraktor harus membuat dan mengajukan tahapantahapan prosedur pengujian sistim kepada Direksi. 3. Pengujian sistim ini harus meliputi semua peralatan, alat ukur dan alat pengaman sehingga didapat hasil yang baik dan sempurna. Pengujian terhadap kapasitas harus dilakukan dan pengujian terhadap sistim harus sesuai dengan ketentuan persyaratan ini. 4. Semua kabel feeder harus ditest tegangan dan tahanan isolasinya sesuai persyaratan dalam PUIL 2000 5. Tahanan tanah untuk grounding sistim netral genset dan body genset diuji sehingga tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 ohm dalam keadaan tanah kering 6. Semua pengujian harus bersama Direksi dan dibuatkan Berita Acara Pengujian sesuai dengan standard yang berlaku.

7.6. PRODUK BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang di spesifikasikan ke Pemberi Tugas / Perencana / Pengawas. Kontraktor baru bias mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas.

Adapun produk dan bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.

You might also like