You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kebidanan sejak dahulu kala telah ada untuk mengurusi wanita yang melahirkan, tetapi upaya untuk mengatur pelatihan dan praktik kebidanan baru dibuat pada tahun 1881. Bagi banyak bidan, transisi dari penolong biasa menjadi bidan yang professional secara akademik tidak mudah. Banyak bidan mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa seni kebidanan akan dibatasi dengan apa yang dianggap oleh obsesi terkini sebagai ilmu pengetahuan. Kebidanan sudah ada sejak lama. Ilmu tersebut berkembang dari yang berupa keahlian dan keterampilan tangan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sampai menjadi suatu seni dan profesi yang berkembang berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Semua pendidikan untuk menjadi seorang bidan, berada pada tingkat diploma, dengan lebih banyak pendidikan untuk menjadi seorang bidan yang ahli dalam bidang tertentu. Sebagai seorang bidan, tidak hanya ilmu kebidanan yang harus diketahui tapi juga tentang psikologi seorang calon ibu. Secara umum psikologi itu banyak teori-teori yang mendukung. segala perilaku dan permasalahan pasti ada teorinya. teori itu harus dibaca, dihapalkan, dimengerti, dianalisis, dan diterapkan dalam lingkungan kita. Psikologi dapat diartikan pula dengan Ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah laku manusia. Setelah Psikologi berkembang luas dan dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka Jiwa dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dan dicatat dan diukur. Dan ternyata perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat dan diukur. Meskipun demikian, arti perilaku ini diperluas tidak hanya mencakup perilaku kasat mata seperti : makan, membunuh, menangis dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku tidak kasat mata seperti : fantasi, motivasi, contoh (mengapa membunuh?), atau proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan lain-lain.

Ramona Thieme Mercer adalah penulis dari teori keperawatan mid-range yang dikenal sebagai pencapaian peran ibu. Mercer telah bekerja banyak penyempurnaan dari teori ini dan dikreditkan sebagai teoretikus perawat. Dia adalah Dosen Nahm 1984 di University of California. Ramona T. Mercer, PhD, RN, FAAN adalah profesor emeritus di departemen kesehatan keperawatan keluarga di University of California, San Francisco. Karirnya sudah termasuk posisi sebagai kepala perawat di pediatri perawat dan staf di intrapartum, postpartum, dan unit pembibitan yang baru lahir. Penelitiannya tentang pengasuhan anak dalam situasi rendah dan berisiko tinggi, dan transisi ke peran ibu telah berlangsung lebih dari 30 tahun. Kegiatan saat nya meliputi kuliah, konsultasi, dan menulis. Dia adalah penerima 1990 Kontribusi Distinguished American Nurses Foundation untuk Penghargaan Ilmu

Keperawatan. Dia adalah penulis Perspektif Kesehatan Remaja, Transisi dalam kehidupan seorang wanita, dan Orangtua di Risiko. Pencapaian perannya diformulasikan untuk melayani sebagai kerangka kerja bagi perawat untuk memberikan intervensi perawatan kesehatan untuk ibu nontradisional sehingga mereka dapat berhasil mencapai identitas ibu yang kuat. (Informasi dari Nursingtheory.net)

B. Tujuan Penulisan Setiap Makalah yang dibuat mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai. Adapun tujuan pembuatan makalah ini pada dasarnya adalah : 1. Untuk memberikan informasi lebih lanjut pada pembaca mengenai Teori Ramona Mercer. 2. Sebagai tugas yang harus diselesaikan untuk memenuhi nilai tugas Konsep Kebidanan.

C. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN A. Efek Stres Antepartum B. Pencapaian Peran Ibu BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

Daftar Pustaka Lampiran

BAB II PEMBAHASAN
A. Efek Stres Antepartum ( Sebelum Melahirkan ) Stres antepartum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau kondisi beresiko tinggi dan peristiwa /pengalaman /pandangan negatif tentang peristiwa kehidupan. Keluarga digambarkan sebagai satu sistem yang dinamik yang meliputi subsistem individu (bapak, ibu, janin/bayi) dan pasangan (ibu-bapak, ibu-janin/bayi, dan bapak janin/bayi) dalam sistem keluarga secara keseluruhan. Riset Mercer dkk menjelaskan tentang efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga sebagai satu keutuhan, fungsi pasangan individual (hubungan timbal balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status kesehatan sebagai variabel dependen/bebas. Ramona mengindentifikasi 6 variabel independen yang berhubungan dengan status kesehatan. Hubungan pasangan ibu dan anak dan fungsi keluarga yaitu: 1. stress antepartum (stress sebelum melahirkan) 2. dukungan sosial (memberi dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan diri seorang wanita) 3. self esteem (melawan rasa takut dalam menghadapi persalinan) 4. perasaan mengguasai (rasa takut yang menguasai) 5. kecemasan akan proses persalinan yang tidak lancar 6. depresi (perasaan sedih dan rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa) Mercer kemudian mempresentasikan tiga model yang mendukung hubungan antara variable dependen dengan variabel independen diatas, yaitu: 1) Hubungan stress antepartum dengan individu, 2) Hubungan stress antepartum dengan pasangan individual. 3) Hubungan stress antepartum dengan fungsi keluarga.

Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan

kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah: a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya. b. Ibu memerlukan sosialisasi c. Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya. Status kesehatan adalah persepsi ayah dan ibu dari kesehatan mereka sebelumnya, kesehatan sekarang, harapan sehat, ketahanan-kerentanan terhadap penyakit, keprihatinan terhadap kesehatan, orientasi penyakit, dan penolakan akan peran sakit. Status kesehatan bayi didefinisikan sebagai pengembangan pathologi kombinasi dengan pandangan orang tua akan kesehatan bayi secara umum. Stres antepartum dapat ditekan/diminimalkan oleh karakteristik individual dalam keluarga dan support sosial yang ada. Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya tentang efek stres antepartum terhadap fungsi keluarga yaitu bahwa variable-variabel mempunyai efek negatif atau positif terhadap fungsi keluarga, yang dapat diuraikan sebagai berikut: stress dari peristiwa kehidupan yang negatif dan resiko/komplikasi kehamilan diprediksi harga diri dan status kesehatan. Harga diri dan status kesehatan, dan support sosial diprediksi mempunyai efek positif langsung terhadap rasa penguasaan (sense of mastery). Sense of mastery diperkirakan mempunyai efek negatif langsung terhadap kecemasan, yang pada akhirnya mempunyai efek negatif terhadap fungsi mempunyai efek negatif langsung terhadap keluarga. Mercer kemudian mengujicobakan model efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga pada para wanita yang dirawat di RS dengan resiko/komplikasi kehamilan, kemudian dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan resiko rendah. Hasilnya ternyata bahwa wanita dengan kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal daripada keluarga para wanita dengan kehamilan resiko rendah.

B. Pencapaian Peran Ibu Salah satu penekanan dari karya Mercer adalah pencapaian peran ibu menjadi seorang ibu berarti mengambil suatu identitas baru mencakup suatu pemikiran kembali secara menyeluruh dan mendefinisikan kembali mengenai dirinya sendiri. Bidan di Amerika menaruh perhatian pada pencapaian peran ibu karena menurut Mercer minat peran ini adalah penting karena beberapa orang mengalami kesulitan datang memikul peran ini dimana menurut Mercer ada konsekuensinya intuk anak-anak mereka. sementara kebanyakan wanita mencapai peran ini dengan sukses , ada sekitar 1-2 juta ibu (di Amerika) mengalami kesulitan dengan peran ini dengan sukses yang terbukti dengan sejumlah penganiayaan dengan menelantarkan anak-anak. .(Mercer, 1981) Mercer seperti Rubin mengambil pendekatan saling mempengaruhi (interactionist) dalam memahami proses dimana seseorang mengambil suatu peran baru. Pandangan dari interactionist adalah bahwa cara seseorang berperan dan bertindak dalam suatu peran tergantung dari reaksi dan interaksi yang mereka alami dengan orang-orang disekitarnya, misalnya suaminya, keluarganya, dan orang lain. Pencapaian peran seorang ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu akan terjalin ikatan kasih dengan bayinya. Membutuhkan kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan interaksi aktif dari pengambil peran dan patner si peran, setiap respon terhadap isyarat dari orang lain dan merubah perilaku tergantung dari respon orang lain (Mercer, 1986). Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan pandangan dari diri mereka sendiri. Mercer menggambarkan dasar teori dari penelitian dalam teori pencapaian yang mengedentifikasikan empat tahap dalam pencapaian peran, yaitu : pendahuluan (anticipatory), formal informal dan tahap personal. Fase pendahuluan adalah masa sebelum memangku jabatan bila seseorang memulai penyesuaian sosial dan pesikologis terhadap peran dengan mempelajari

harapan dari peran tersebut. Phase formal adalah mulai dengan masa jabatan yang sesungguhnya dimana perilaku peran terutama diarahkan oleh harapan formal, konsensus dari oenga lain dalam sosial sistem individu tersebut. Phase informal mulai ketika individu tersebut mengembangkan caranya sendiri dalam memainkan peran itu yang tidak termasuk dalam sistem sosialnya. Selama phase final atau personal, phase dalam pencapaian peran, seseorang menentukan gayanya sendiri dalam penampilan perannya dan orang lain pada umumnya menerima pernyataan itu. Penyesuaian sosial terjadi selama modivikasi peran danpenyesuaian psikologis mengakibatkan individu tersebut merasa kesesuaian dirinya dengan peran itu. (Mercer,1981). Sebagai perbandingan, rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai sejak ibu mulai hamil sampai 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir (3-7 bulan setelah melahirkan). Dalam penelitiannya Mercer menemukan variabel-variabel yang

mempengaruhi pencapaian peran ini: Wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor: a. Faktor ibu : 1) Umur ibu pada waktu melahirkan Banyak wanita yang hamil di usia 30-an atau 40-an dianggap memiliki resiko tinggi. Di atas usia 35 tahun, memang ada beberapa resiko yang meningkat baik untuk sang ibu (seperti tekanan darah tinggi) dan juga untuk sang bayi (seperti resiko Down Syndrome) meningkat tiap tahunnya.
2) Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali

Perasaan sakit, takut, dan bahagia yang dialami ibu saat pertama kali akan mempengaruhi semangat ibu untuk menjalankan perannya. 3) Stress sosial Perasaan takut dan cemas dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan. 4) Memisahkan ibu dengan anak secepatnya Jika ibu telah mengasuh dan memberikan kasih sayang sepenuhnya pada anak, maka tercapailah peran dari seorang ibu. Sedangkan

apabila ibu dan anaknya dipisahkan ibu akan mengalami stress, karena tujuan dari kehamilan itu sendiri adalah memiliki seorang anak. 5) Dukungan sosial Dukungan dari suami, keluarga, dan kerabat terdekat sangat mendukung peran seorang ibu untuk mencapai perannya. 6) Konsep diri Persiapan fisik dan mental seorang ibu dari masa prakonsepsi, kehamilan, dan persalinan mempengaruhi peran ibu. 7) Sifat pribadi Sifat ibu yang dulunya manja sekarang harus bisa menyesuaikan dengan keadaan ibu yang akan memiliki seorang anak. 8) Sikap terhadap membesarkan anak Sikap yang sedikit keras dimaksudkan untuk mendidik dalam artian mengarahkan kearah yang baik dan sikap yang lembut untuk memberikan kasih sayang. 9) Status kesehatan ibu Ibu yang sehat akan menjalankan perannya dengan baik, sebaliknya ibu dengan kondisi kurang sehat akan menghambat proses pencapaian peran. b. Faktor bayi 1) Tempramen Perasaan tidak nyaman yang dirasakan bayi sehingga menangis mendorong ibu menjalankan perannya untuk menenangkan bayi. 2) Kesehatan bayi Pentingnya kesehatan bayi membuat seorang ibu menjadi terdorong untuk menjaga dan memelihara kesehatan pada bayi. c. Faktor-faktor lainnya 1) Latar belakang etnik Suku yang dianut oleh ibu mempengaruhi tindakan yang dilakukan untuk mencapai peran ibu. 2) Status perkawinan

Latar belakang pernikahan yang disebabkan karena paksaan orangtua ataupun karena hamil diluar nikah sangat berpengaruh dalam mencapai peran ibu. 3) Status ekonomi Tingkat ekonomi yang baik akan mempengaruhi tindakan pemenuhan kesehatan dan gizi pada bayi, adalah salahsatu penentu pencapaian peran ibu. Dari factor social support, Mercer mengidentifikasi adanya 4 faktor pendukung yaitu: a. Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti. b. Information support, yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri. c. Physical support, misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana. d. Appraisal support, ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu. Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian peran. Peran bidan diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita yang dalam melaksanakan tugas dalam adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian ini dan kotribusi dari stress antepartum. Pada masa post partum, Mercer mempresentasikan suatu model peran ibu selama tahun pertama yang terdiri dari : a. Physical recovery phase (lahir-1 bulan) Tahap adaptasi terhadap fungsi tubuh. Selain pemulihan diri sendiri juga termasuk didalamnya perkembangan bayi. Masa pemulihan sangat penting karena bila fungsi tubuh tidak kembali seperti semula maka akan menimbulkan keluhan psikologi dan sosiologi yang berkepanjangan bagi ibu.

b. Achievement phase (2-4 atau 5 bulan) Wanita perlu mendapat nasihat untuk melakukan pemeriksaan jika mempunyai masalah fisik maupun psikologis. c. Disruption phase (6-8 bulan) Tahap wanita dalam melindungi anak dari bahaya yang ada disekitarnya, karena pada masa ini bayi mulai tumbuh dan berkembang seperti merangkak. d. Reorganization (8-12 bulan) Tahap wanita mengatur, melindungi, dan mengorganisir tindakan yang dilakukan anak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Ramona T. Mercer, PhD, RN, FAAN adalah profesor emeritus di departemen kesehatan keperawatan keluarga di University of California, San Francisco. Karirnya sudah termasuk posisi sebagai kepala perawat di pediatri perawat dan staf di intrapartum, postpartum, dan unit pembibitan yang baru lahir. Ada dua pokok pembahasan dalam teori Mercer yaitu : a. Efek Stress Antepartum, merupakan komplikasi dari kehamilan atau kondisi beresiko tinggi dan peristiwa /penggalaman /pandangan negatif tentang peristiwa kehidupan. b. Pencapaian Peran Ibu, merupakan suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu akan terjalin ikatan kasih dengan bayinya. Membutuhkan kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran tersebut.

B. Saran Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan Makalah ini oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penyusunan dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

11

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Asri dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia http://kafeilmu.com/tema/teori-ramona-t-mercer-dalam-konsep-kebidanan.html diakses pada 14 November 2011

12

PEMBAHASAN PERTANYAAN DISKUSI


Pertanyaan: 1. Apa contoh dari komplikasi antepartum? 2. Apa yang dimaksud dengan tempramen pada anak, dan cara ibu mengatasinya untuk pencapaian peran ibu? 3. Apa yang dimaksud memisahkan ibu dengan anak secepatnya pada faktor ibu? 4. Apa yang dimaksud konsep diri pada faktor ibu? 5. Jelaskan 4 model peran ibu pada post partum berdasarkan teori Mercer!

Jawaban: 1. Stres antepartum adalah komplikasi dari kehamilan atau kondisi beresiko tinggi dan peristiwa /pengalaman /pandangan negatif tentang peristiwa

kehidupan. Misalnya Abortus membuat ibu mengalami stress sehingga memerlukan dukungan dari keluarga terutama suami dan sebagai bidan harus bisa meyakinkan ibu bahwa abortus tidak akan terjadi apabila ibu tersebut mengikuti saran-saran bidan. 2. Tempramen adalah perasaan tidak nyaman yang dirasakan bayi sehingga menangis dan mendorong ibu menjalankan perannya untuk menenangkan bayi dengan cara memberikan ASI, ditimang (tidak berlebihan), diberi mainan, dan jika ngompol segera diganti popoknya. 3. Jika ibu telah mengasuh dan memberikan kasih sayang sepenuhnya pada anak, maka tercapailah peran dari seorang ibu. Sedangkan apabila ibu dan anaknya dipisahkan ibu akan mengalami stress, karena tujuan dari kehamilan itu sendiri adalah memiliki seorang anak. 4. Konsep diri meliputi persiapan fisik dan mental seorang ibu dari masa prakonsepsi, kehamilan, dan persalinan mempengaruhi peran ibu. Seperti pemenuhan nutrisi saat hamil dan dukungan dari keluarga. 5. Empat model peran ibu pada post partum berdasarkan teori Mercer a. Physical recovery phase (lahir-1 bulan)

13

Tahap adaptasi terhadap fungsi tubuh. Selain pemulihan diri sendiri juga termasuk didalamnya perkembangan bayi. Masa pemulihan sangat penting karena bila fungsi tubuh tidak kembali seperti semula maka akan menimbulkan keluhan psikologi dan sosiologi yang berkepanjangan bagi ibu. b. Achievement phase (2-4 atau 5 bulan) Wanita perlu mendapat nasihat untuk melakukan pemeriksaan jika mempunyai masalah fisik maupun psikologis. c. Disruption phase (6-8 bulan) Tahap wanita dalam melindungi anak dari bahaya yang ada disekitarnya, karena pada masa ini bayi mulai tumbuh dan berkembang seperti merangkak. d. Reorganization (8-12 bulan) Tahap wanita mengatur, melindungi, dan mengorganisir tindakan yang dilakukan anak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

14

You might also like