Professional Documents
Culture Documents
Asupan air dan elektrolit ini akan dikeluarkan dalam jumlah yang relatif sama melalui: - Insensible water loss (baik melalui kulit ataupun traktus respiratorius) Volume dewasa = 15 ml/kgBB/hari Anak-anak = {30-(tahun)} ml/kgBB/hari - keringat - feses (1 ml/hari) - Produksi urine Dewasa = >0,5-1 ml/kg/jam Anak = 1-2 cc/kg/jam Bayi (<1 tahun) = > 2cc/kg/jam Apabila terjadi gangguan homeostasis cairan pada seseorang, harus segera diberikan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit.
Cairan tubuh (60%BB) terdiri dari: 1. Cairan intrasel : 40% dari BB 2. Cairan ekstrasel : 20% dari BB, terdiri dari; a. Cairan intravaskular : 5% dari BB b. Cairan interstitial : 15% dari BB 3. Cairan transeluler (1-3% dari BB),meliputi : LCS, synovial, gastrointestinal dan orbital. Bayi mempunyai cairan ekstrasel yang lebih besar dari intrasel, dimana perbandingan ini akan berubah sesuai perkembangan tubuh, sehingga pada dewasa cairan intrasel 2 kali cairan tubuh.
Dewasa
Air : 30-35 ml/kg, kenaikan suhu tubuh 1 derajat Celsius ditambah 10-15% Na+ : 1,5 mEq/kg (100 mEq/hari atau 5,9 g K+ : 1 mEq/kg (60 mEq/hari atau 4,5 g)
2. Bayi dan anak Air : 0-10 kg 4 ml/kg/jam (100 ml/kg/hari) 10-20 kg 40 ml + 2ml/kg/jam setiap kg di atas 10 kg (1000 ml + 50 ml/kg di atas 10 kg/hari) >20 kg 60 ml + 1 ml/kg/jam setiap kg di atas 20 kg (1500 ml + 20 ml/kg di atas 20 kg/hari) Na+ : 2 mEq/kg K+ : 2 mEq/kg
2.
1 tahun
9,5
1150 1300
3.
2 tahun
11,8
1350 1500
4.
6 tahun
20
1800 2000
5.
10 tahun
28,7
2000 2500
6.
14 tahun
45
2200 2700
7.
18 tahun
54
2200 2700
Adapun komposisi elektrolit cairan tubuh normal per hari meliputi Plasma : Elektrolit plasma Interstitial
(mEq/L) Cairan KATION Natrium Kalium Kalsium Magnesium TOTAL ANION Klorida (mEq/L) Cairan 152 4 5 3 164 109 (mEq/L) 142 4 5 3 154 103 145 4 3 1 153 114
27 2 1 5 16 154
29 2 1 6 17 164
30 2 1 5 1 153
INTAKE DAN OUT PUT Intake Cairan Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.
Mengukur Intake Dan Output a. Definisi Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (out put). b. Tujuan Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien. Menentukan tingkat dehidras. c. Prosedur Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh, terdiri dari air minum, air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), cairan intra vena. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat, feses, muntah, insensible water loss (IWL).
Tindakan Untuk Mengatasi Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit
a)
1) Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml) Tetesan /menit = Jumlah cairan yang masuk Lamanya infuse (jam) x 3 Atau tetesan/menit = Keb.cairan x faktor tetesan Lama infuse (jam) x 60 menit Keterangan : Faktor tetesan infus bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada label infus (10 tetes / menit, 15 tetes / menit dan 20 tetes /menit) 2) Anak : Tetesan per menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk Lamanya infus (jam)
b) Transfusi Darah Transfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan seperangkat alat transfusi pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Kebutuhan Ekstra :
1. Demam (12 % setiap kenaikan 1C di atas 37C) 2. Hiperventilasi 3. Suhu lingkungan tinggi 4. Aktivitas ekstrem 5. Setiap kehilangan abnormal, misal : diare, poliuria
Penurunan kebutuhan : 1. Hipotermia (12 % setiap 1C di bawah 37C) 2. Kelembaban sangat tinggi 3. Oliguria atau anuria 4. Hampir tidak ada aktivitas 5. Retensi cairan misal gagal jantung
PEMBERIAN CAIRAN
Pemberian cairan bisa melalui oral, ataupun melalui jalur intravena dengan pemasangan infus. Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah:
- Kondisi jaur enteral (via oral) tidak memungkinkan, missal pada pasien penurunan kesadaran, kejang
- Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) - Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) - Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah) - Serangan panas (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi) - Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi) - Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
- Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
infus set dengan tetesan mikro (untuk anak usia <1 tahun) (1 cc = 60 tetes mikro) infus set dengan tetesan makro (1 cc = 20 tetes
JENIS CAIRAN
Ada dua jenis cairan pengganti cairan tubuh : 1. Cairan kristaloid : merupakan cairan yang mengandung partikel dengan berat molekul (BM) rendah (<8000 Dalton), dengan atau tanpa glukosa. Tekanan onkotik rendah, sehingga cepat terdistribusi ke seluruh ruang ekstraseluler. Contoh cairan kristaloid:
Larutan ionic
1. Ringer Lactate (RL)
Merupakan cairan paling fisiologis jika sejumlah volume besar diperlukan. Komposisi : Na+ 130, K+ 4, Cl- 109, Ca++ 3, Lactate- 28 Indikasi : sebagai replacement therapy, seperti :
Syok hipovolemik Diare Tauma
yang terdapat di dalam RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk maintenance seharihari, apalagi untuk defisit kalium Tidak mengandung gukosa sehingga bila dipakai sebagai cairan maintenance harus ditambah glukosa untuk mencegah terjadinya ketosis
2. Ringer Acetate
Komposisi : Na+ 130, K+ 4, Cl- 109, Ca++ 3, Acetate - 28 Indikasi : digunakan sebagai terapi pengganti cairan pada pasien dengan gangguan hepar, karena metabolisme asetat terjadi di otot, berbeda dengan laktat yang dimetabolisme di hati (hepar).
Kekurangan NaCl : Tidak mengandung HCO3 Tidak mengandung K+ Kadar Na+ dan Cl- relatif tinggi sehingga dapat terjadi acidosis hyperchloremia, acidosis dilutional dan hypernatremia. o Hartmanns solution
Non-ionik
1. Dextrose 5% dan
Indikasi : digunakan sebagai cairan maintenance pada pasien dengan pembatasan intake natrium atau cairan pengganti pada pure water deficit. Penggunaan perioperatif. Kekurangan : Tidak mengandung elektrolit Cairan hipotonik sehingga menambah volume intrasel sehingga dapat mengakibatkan terjadinya edema anasarka (edema seluruh tubuh). Menyebabkan hiponatremia dan hipokloremia (gangguan keseimbangan elektrolit).
10%
2. Cairan Koloid
merupakan cairan yang mengandung zat dengan BM tinggi (>8000 Dalton), missal protein. Tekanan onkotik tinggi, sehingga sebagian besar akan tetap tinggal di ruang intravaskuler. Contoh:
Plasma Protein fraction: plasmanat Albumin Blood product : Fresh Frozen Plasma (FFP), Red Blood Cells Concentration, Cryoprecipitate
Diberikan
dengan kecepatan rat-rata 80 ml/jam (BB = 50 kg) Pada anak, untuk estimasi kebutuhan cairan m aintenance (rumatan) digunakan rumus 4 : 2 : 1
Berat Badan
0-10 kg pertama 10-20 kg berikutnya Untuk setiap kg di atas 20 kg
Jumlah Cairan
4 ml/kg/jam Tambahkan 2 ml/kg/jam Tambahkan 1 ml/kg/jam
Misal: Seorang anak usia 12 tahun dengan BB 25 kg. Berapa kebutuhan cairan maintenance-nya? Jawab: Infus = (4x10) + (2x10) + (1x5) = 65 ml/jam Kebutuhan sehari (24 jam) = 24 x 65 ml = 1560 ml 1500 ml Kebutuhan cairan seseorang dapat dipenuhi melalui oral, intravena (infus) ataupun keduanya.
Sebagai contoh, apabila keseluruhan cairan rumatan diberikan melalui jalur intravena (infus), maka perhitungan tetesan infus, jika digunakan tetesan makro (1 cc = 20 tetes) adalah sebagai berikut
= kebutuhan cairan x tetesan infuse per cc/waktu penghitungan kebutuhan cairan (dalam jam) x 60 menit = 65 x 20 / 1 x 60 = 1300/60 tpm makro = 21,67 tpm makro 22 tpm makro *keterangan : tpm = tetes per menit
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 2-4 l atau antara 5-10% BB Serum natrium 152-158 mEq/L Mata cekung
B) Hipervolume atau overhidrasi Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu, hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).
Tindakan Dehidrasi: 1. Tentukan defisit 2. Atasi syok: cairan infus 20 ,l/kg dalam 1 jam, dapat diulang 3. Sisa defisit : - 50% dalam 8 jam pertama -50% dalam 16 jam berikutnya Cairan : RL atau NaCL 0,9%
2. Kebutuhan Elektrolit Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion.
Jenis Cairan Elektrolit Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdir dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik. Gangguan /Masalah Kebutuhan Elektrolit Hiponatremia : Suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
Terapi: Berikan Nacl 3% 1. Na+ 125 mg/L 2. Na+ 120 mg/L x 0,6= mg 3. Pediatrik : 1,5-2,5 mg/kg
Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering. Terapi: Kelebihan Natrium : (x-140)xBB x0,6= ..mg Defisit cairan : {(x140)xBBx0,6}: 140=
Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan. Terapi: Berikan KCL
K+ > 3 mEq/L oral atau via /NGT: 20-40 m.mol K+ < 3 mEq/L (4,5-X) x BB x 0,3= mEq Kecepatan: 0,5 mEq/kq/jam;jam;pediatrik: 0,2-mEq/kg/jam
Hiperkalemia
Suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan Terapi: ECG abnormal: CaCl2 10%, 5-10ml pelan-pelan. Redistribusi Kalium: Insulin 10 unit dan 5% Dextrose 500 ml i.v; natrium bikarbonat 1 mEq/kg i.v pelan-pelan: 2 agonist albuterol inhaled 10-20 mg. Eksresi Kalium: Loop diuretik (Lasic), dialisa Hiperventilasi, sehingga CO2 turun alkalosis respiratorik K masuk intrasel
Hipokalsemia
Kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll. Terapi : CaCl2 10%: 3,4 ml atau CaGuconas 10%: 10 ml
Hiperkalsemia
Kelebihan kadar kalsium dalam darah. Terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L Terapi: NaCl 0,9% +loop diuretik (furosemid) NaCl: perbaiki volume intravaskuler perkusi jaringan aliran darah ke ginjal
Magnesium
Hipomagnesium: kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L. Hipermagnesium: merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Jenis Asam Basa Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi osidosis. Keadaan osidosis dapat di sebabkan karena henti jantung dan koma diabetikum. Contoh cairan alkali antara lain natrium (sodium laktat) dan natrium bikarbonat.
Asidosis respiratorik : Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh. Asidosis metabolik : Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam. Alkalosis respiratorik : Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2, dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45. Alkalosis metabolik : Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan cairan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45.
Perdarahan
variabel Sistolik (mm/Hg) Kelas I < 110 Kelas II >110 Kelas III >90 Kelas IV <90
Transfusi dengan Whole blood: (Hbx-Hbpasien)xBB x6= ml Packed Red Cell:(Hbx-Hbpasien)xBBx3= ml Bila dipakai cairan kristaloid: 3 kali volume darah yang hilang Cairan koloid: sesuai jumlah darah yang hilang