You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan tempat dimana terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli.

D isinilah terjadi pemindahan kepemilikan barang yang berasal dari supplier utama kepada konsumen akhir. Pasar yang ditandai dengan adanya transaksi antara penjua l dengan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar harga bia sanya disebut pasar tradisional. Sedangkan dengan perkembangan zaman, muncullah pasar modern yang dicirikan dengan sifat pelayanan mandiri (swalayan) dan intera ksi antara penjual dan pembeli tidak secara langsung. Di Indonesia, bentuk pasar modern berupa supermarket lokal telah mulai beroperas i sejak tahun 1970, namun masih di kota-kota besar di Indonesia. Namun saat dibe rlakukannya kebijakan investasi asing langsung dalam sektor retail pada tahun 19 98, Supermarket asing mulai masuk ke dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Se iring perkembangan usaha supermarket yang laris manis dengan pasar yang sangat p otensial di Indonesia, maka saat ini usaha supermarket semakin berkembang pesat, bahkan berhasil menjangkau daerah-daerah yang kecil di Indonesia. Perkembangan yang pesat dari retailer modern ini saat ini menjadi ancaman yang c ukup serius bagi keberlangsungan pasar pelaku pasar tradisional. Saat ini perila ku konsumen cenderung lebih menyukai berbelanja di retailer modern untuk jenis-j enis komoditi tertentu. Pilihan konsumen memang dapat dipahami mengingat retaile r modern berhasil menyediakan hal-hal yang menjadi kekuatan mereka jika dibandin gkan dengan pasar tradisional. Dengan suasana berbelanja yang nyaman,tempat yang bersih, kualitas baik, harga bersaing, dan beberapa kelebihan lain yang menjadi kekuatan retailer modern untuk bersaing dengan pasar tradisional. Disamping ancaman yang berasal dari faktor luar tersebut, sistem pasar tradision al juga seringkali mengalami masalah pada sistem internal sendiri yang mengakiba tkan lesunya kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh pedagang. Seringkali timbu l permasalahan yang dapat menghambat perkembangan pasar tradisonal seperti fasil itas yang kurang lengkap dan tidak terawat. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh SMERU Group, persaingan antara pasar tradisional dan retailer modern sebenarnya bersifat persaingan sempurna, jika ke dua pihak berhasil mengembangkan kekuatan masing-masing. Pasar tradisonal yang m ampu menyediakan kebutuhan konsumen berupa bahan makanan yang segar dan lengkap dapat bersaing dengan retailer modern jika berhasil memanfaatkan keunggulannya d engan baik. Saat ini pasar tradisional masih menjadi pilihan masyarakat untuk membeli bahan makanan basah, seperti daging,,sayuran, serta bahan pokok yang lebih segar dapat ditemukan di pasar tradisional. Namun untuk beberapa komoditi seperti barang-ba rang umum, produk olahan sebagian besar konsumen telah beralih ke retailer moder n dengan fasilitas dan layanannya yang lebih baik. Berdasarkan perkembangan pasar tradisional dan pasar modern dapat dilihat hubung an yang saling bertolak belakang. Dalam memperebutkan segmen pasar yang hampir s ama, peningkatan pasar tradisional cenderung lebih rendah jika di bandingkan den gan pasar modern. Adapun grafik pertumbuhan pasar tradisional menyusut sebesar 8 ,1% pertahun dan pasar modern nerkembang 31,4% pertahun (A.C. Nielsen, 2010). An gka ini menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok antara kedua jenis pasar terse but: Selain itu, jika dilihat berdasarkan pertumbuhan persentase market share antara pasar tradisional jika di bandingkan dengan mini market dan Supermarket, maka da pat dilihat terjadi hal serupa, dimana pertumbuhan pasar tradisional melemah ter hadap pasar modern. Gambar 1. 1 Pertumbuhan Pangsa Pasar Berdasarkan data-data di atas, dapat dilihat terjadi suatu permasalahan yaitu me nurunnya daya saing pasar tradisional terhadap kemunculan pasar modern yang dita ndai dengan penyusutan jumlah pasar tradisional yang ada dan penurunan pangsa pa sar yang dikuasai oleh pasar modern untuk setiap tahunnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan daya saing pasar modern berdasark an jurrnal penelitian yang dilakukan oleh SMERU terhadap preferensi konsumen dal

am memilih pasar, yaitu: 1. Pelayanan 2. Kenyamanan 3. Kualitas 4. Harga 5. Keamanan 6. Variasi barang 7. Pengelolaan barang 8. Cara Pembayaran Berdasarkan faktor yang terkait dengan preferensi konsumen dalam memilih jenis p asar, maka pasar modern memang lebih mengutamakan strategi pelayanan dan kenyama nan tempat berbelanja sehingga konsumen saat ini lebih memilih untuk berbelanja di pasar modern yang memiliki tempat yang bersih dan nyaman dan kualitas barang yang selalu dijaga. Keunggulan pasar tradisional yang dapat menjadi daya tarik bagi konsumen adalah harga yang murah dan kualitas yang segar bagi beberapa komoditi seperti sayuran, daging ternak. Namun untuk beberapa komoditi umuim seperti bahan makanan olahan dan sembako, kadang harga yang di tawarkan oleh pasar tradisional lebih tinggi dari pada harga jual di pasar modern. Hal ini terjadi karena pada pasar tradisio nal, jalur distribusi yang digunakan melalui rantai suplai yang cukup panjang, s ehingga harga barang menjadi bertambah tinggi. Berbeda halnya dengan struktur ra ntai pasokan untuk pasar modern yang lebih responsive terhadap harga jual barang . Pasar modern cenderung untuk melakukan kegiatan konsinyasi jual-beli barang de ngan pihak supplier secara langsung, sehingga mendapat beberapa keuntungan, sepe rti penurunan biaya distribusi dan berlakunya hukum Economic of Scale, dimana ha rga beli barang akan lebih murah jika dibeli dalam partai besar. Selain itu deng an sistem kerja sama konsinyasi yang berkekuatan hukum, maka pasar modern berhas il meredam ketidak-pastian suplai barang sehingga lebih stabil terhadap fluktuas i barang dan lonjakan harga. Hal ini merupakan hal yang sangat berbeda pada sist em pengadaan barang di pasar tradisional yang terkadang menggunakan jasa tengkul ak. Salah satu faktor yang menentukan preferensi konsumen dalam memilih pasar yang a kan dikunjungi adalah faktor harga. Harga suatu barang tersusun oleh beberapa bi aya, seperti biaya pemanufaktur yang dikenal dengan Cost of Goods Sold (COGS). S elain itu juga terdapat biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap perpindahan ba rang yang terjadi pada rantai pasok, seperti biaya distribusi serta margin profi t yang diambil pada masing-masing pelaku distribusi. Dengan bertambahnya biaya barang untuk setiap tingkatan pada jalur rantai pasok akan mengakibatkan pada meningkatnya harga jual barang yang dipasarkan, meskipun belum tentu jalur pasokan yang dipilih memberikan nilai tambah yang memang dipe rlukan agar dapat sampai ke tangan konsumen. Padahal untuk barang yang sama, mot if ekonomis konsumen untuk barang yang sama akan lebih memilih barang dengan har ga terendah, disamping beberapa faktor lain. Oleh karena itu untuk barang yang sama, suatu pelaku usaha akan dapat bersaing d alam harga jika dapat melakukan efisiensi pada jalur pasokan barang dan distribu sinya. Adapun rangkuman perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern dapat dilih at dari beberapa faktor dalam kegiatan pengadaan barang yang dilakukan oleh masi ng-masing pihak. Faktor tersebut meliputi aliran rantai pasokan, jenis pemasok, pola dan kekuatan kerja sama dengna pemasok, fluktuasi harga yang terjadi, serta ketidak-pastian penyediaan barang dan komoditas. Tabel 1. 1 Perbedaan Pasar Tradisional dan Modern Telur merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, harga rata-rata komoditas telur terus meningkat. Untuk harga rat a-rata telur ayam negeri pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 9,85% dari t ahun 2011 (BPS, 2012). Selain harga jual akhir telur ayam negeri yang terus meni ngkat setiap tahunnya, harga telur juga mengalami fluktuasi yang sangat cepat, b ahkan dalam satuan hari. Fluktuais harga yang sangat cepat dan tidak dapat dipre diksi ini memberi dampak negatif bagi beberapa pelaku di dalam rantai pasok telu

r ayam negeri, khususnya konsumen dan peternak. Oleh karena itu diperlukan suatu perbaikan di dalam manajemen rantai pasok komoditi ayam negeri agar dapat menja di lebih efisien. Adapun perkembangan harga telur dalam beberapa bulan terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. 2 Harga Telur (Sumber: Data BPS, Agustus 2012) Gambar 1. 2 Grafik Perubahan Harga Telur Ayam Negeri (Sumber: Data BPS, Agustus 2012) Dalam penelitian Tugas Akhir Sarjana ini difokuskan untuk perbaikan sistem ranta i pasok untuk komoditi bahan pokok telur ayam negeri. Perbaikan meliputi keselur uhan rantai pasok dengan tujuan untuk mendapatkan barang dagangan dengan biaya y ang lebih murah, sistem manajemen rantai pasok yang lebif efektif dan efisien, s ehingga mampu bersaing dengan retailer modern. Saat ini sistem manajemen rantai pasok yang dimiliki oleh pelaku pasar tradisional harus dapat menjawab tantangan Dengan perbaikan manajemen sistem rantai pasok diharapkan dapat memberi manfaa t positif bagi semua pelaku dalam kegiatan jual beli dipandang secara sistem int egral yang meliputi supplier barang dagangan, pengangkut barang dagangan, pedaga ng, serta konsumen. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian mengenai studi peningkatan daya saing pasar tradisional terhadap pasa r modern ini dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian sebagai berik ut: Bagaimana meningkatkan daya saing pasar tradisional terhadap pasar modern dengan pe ndekatan perbaikan sistem rantai pasok yang lebih efisien? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu: 1. Melakukan identifikasi terhadap sistem rantai pasok yang dilakukan oleh sistem pasar tradisional dan pasar modern. 2. Melakukan analisis performansi dengan membandingkan efisiensi sistem ran tai pasok yang dilakukan oleh sistem pasar tradisional dan sistem pasar modern. 3. Mengembangkan alternatif solusi bagi sistem pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pasar modern, terutama dalam kajian manajemen rantai pasok. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian Tugas Akhir Sarjana ini adalah: 1. Melakukan penelitian mengenai kegiatan distribusi pada rantai pasok komo diti pilihan. 2. Melakukan pementaan aktivitas yang dilakukan dialam rantai pasokan komod itas terpilih dan tiap pelaku usaha yang terlibat. 3. Meningkatkan daya saing pasar tradisional dan daya beli masyarakat terha dap pasar tradisional. 4. Meminimasi biaya yang ada pada sistem rantai pasok sehingga harga jual b arang di pasar tradisional dapat diminimumkan. 5. Meningkatkan kesejahteraan pedagang di pasar tradisional, pemasok barang , dan konsumen. 1.4 Batasan dan Asumsi Masalah 1.4.1 Batasan Penelitian Pada Penelitian ini lingkup penelitian Tugas Akhir Sarjana dilakukan pada objek kajian dengan batasan: 1. Pasar tradisional Kota Bandung, Jawa Barat 2. Komoditi yang diamati adalah komoditi telur ayam negeri 3. Penelitian hanya melakukan pengamatan pada sistem kerja rantai pasok unt uk komoditi telur ayam negeri. 4. Penelitian dilakukan pada pasar tradisional biasa. 5. Pasar tradisional biasa yang dimaksud adalah pasar tradisional yang mela kukan transaksi secara langsung dengan konsumen akhir dalam bentuk eceran.

6. Penelitian dibatasi pada faktor harga barang dalam preferensi konsumen m emilih pasar yang akan dikunjungi. 1.4.2 Asumsi Penelitian Dalam melakukan penelitian Tugas Akhir Sarjana ini, menggunakan beberapa asumsi sebagai titik berangkat penelitian yang mencakup: 1. Penelitian dilakukan pada pasar dengan persaingan sempurna 2. Jenis pasar yang dipilih dapat merepresentasikan proses bisnis yang dila kukan oleh pasar sejenis. 1.5 Sistematika Penulisan Proses penelitian Tugas Akhir Sarjana ini disusun berdasarkan sistematika penuli san yang tersusun atas beberapa bagian, yaitu: Bab I: Pendahuluan Pada bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang penulisan Tugas Akhir, perum usan masalah yang dibahas, tujuan yang ingin dicapai, manfaat penelitian yang ak an dihasilkan, batasan permasalahan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan laporan penelitian Tugas Akhir Sarjana. Bab II: Studi Literatur Pada bagian ini dijelaskan secara ringkas mengenai konsep dan teori yang menjadi dasar pada penelitian ini. Bab III: Metodologi Penelitian Pada Bagian ini menjelaskan mengenai pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dibahas. Meliputi metode-metode yang digunakan dalam tahap-tah ap sistematis pengerjaan laporan, mulai dari pencarian data, pengolahan data, hi ngga pencarian solusi untuk menjawab tujuan penelitian. Bab IV: Pemahaman Sistem Aktual Pada bagian ini berisi tentang gambaran mengenai kondisi aktual yang terjadi pad a sistem rantai pasok komoditi telur ayam negeri. Bagian ini meliputi peta aktiv itas rantai pasok, peta aliran fisik, dan penjelasan mengenai kegiatan yang dila kukan oleh setiap pelaku pada rantai pasok. Bab V: Analisis dan Usulan Perbaikan Pada bagian ini semua data yang relevan untuk penelitian Tugas Akhir Sarjana ini diolah untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Dari hasil pengolahan data tersebut kemudian dirumuskan suatu alternatif pemecahan masalah yang mungkin un tuk dilakukan. Bab VI: Kesimpulan dan Saran Pada bagian ini memberikan kesimpulan lugas mengenai kegiatan penelitian mulai d ari objek penelitian hingga hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan. B agian ini secara umum berusaha untuk menjawab tujuan penelitian Tugas Akhir Sarj ana yang dilakukan. Pada bagian ini juga dilengkapi dengan saran dan masukan baik bagi objek pembaha san serta untuk penelitian lanjutan.

You might also like