You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam agama islam terdapat bermacam-macam faham dan aliran yang memiliki perbedaan-perbedaan dalam menjalankan ibadah. Namun jika kita meninjau faham ahlus sunnah wal jamaah maka kita akan menemukan ajaran-ajaran yang dijalankan berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Karena faham ahlus sunnah wal jamaah menganut pada sunnah-sunnah Nabi dan Itikad para sahabat Nabi. Demikian pula dalam melaksanakan ibadah shalat, menurut ajaran ahlus sunnah wal jamaah dalam melaksanakan ibadah shalat maka shalat harus di kerjakan seperti apa yang Rasulullah SAW kerjakan.

B. Rumusan masalah

Dalam pembahasan Kaifiyah (tata cara) sholat, terkandung beberapa bab yang terkait dalam sholat diantaranya rukun-rukun sholat dan sunnah-sunnahnya. Seperti halnya rukun sholat, syarat merupakan hal yang harus ada dan terpenuhi dalam rangkaian ibadah sholat. Sebab sahnya sholat tergantung pada terpenuhinya rukun dan syaratnya. Namun sebelum dijelaskan secara detail tentang rukun-rukun dan syarat-syarat tersebut, terlebih dahulu dijelaskan tentang sunnah-sunnah dalam sholat. sunnah-sunnah dalam sholat menurut pandangan ahlus sunnah wal jamaah inilah yang akan coba kami sampaikan dalam penulisan makalah kali ini.

BAB II PEMBAHASAN ISI

A. Sunnah dalam shalat Sunnah-sunnah dalam sholat terbagi menjadi dua, yaitu Sunnah Ab'ad dan sunnah Haiat . Sunnah Abad yaitu apa bila tidak dilakukan karena lupa, maka sunnah melakukan sujud sahwi sebelum salam. Namun jika di sengaja dapat membatalkan shalatnya sedangkan Sunnah Haiat ialah dilaksanakan atau di tinggalkan sunnah itu maka tidak membatalkan shalatnya1. B. Sunnah Abad Apabila sunnah abad ditinggalkan, maka tidak diperkenankan untuk mengulanginya dirokaat yang lain, melainkan diganti dengan sujud sahwi. Bentuk sunnah abad dalam sholat ada 6 macam yaitu :
1. Membaca Qunut 2. Berdiri untuk membaca Qunut 3. Tasyahud Awal 4. Duduk Untuk Tasyahud Awal 5. Membaca Sholawat Nabi pada Tasyahud Awal 6. Membaca Sholawat kepada Keluarga Nabi pada Tasyahud Akhir2
1

http://www.mqradio.com/?lang=ina&page=front&action=view&item=details&i=202&title=sunahminus-sunah-dalam-sholat. Rabu, 29 juni 2011. 20.15WIB. 2 http://www.facebook.com/note.php?note_id=406621769300&comments&ref=mf. Rabu, 29 juni 2011. 20.00WIB.

Sehingga apabila meninggalkan tasyahud awwal dan kemudian ia berdiri atau mirip dengan berdiri maka tidak diperkenankan kembali lagi duduk untuk melakukan tasyahud awwal, lanjutkan berdirinya dan diganti dengan sujud sahwi. Kalau sampai ia kembali duduk dan ia pun tahu tentang ketentuan hukumnya maka sholatnya batal. Karena ia menambah duduk. Tapi kalau kembalinya karena lupa maka sholatnya tidak batal dan ia pun wajib kembali berdiri setelah ia iangat, kemudian menjelang salam melakukan sujud sahwi, tetapi apabila kembali duduknya disengaja namun ia tidak mengerti akan ketentuan hukumnya, maka sama dengan orang kembali duduknya karena lupa, dalam artian bahwa nenti menjelang salam melakukan sujud sahwi. Dan perlu diketahui pula bahwa ketentuan ini berlaku hanya untuk sholat sendirian atau imam, sedangkan bagi makmum ketika melihat imam hampir dianggap berdiri, maka tidak diperkenankan ia condong untuk melakukan tasyahud awwal, apabila sampai dilakukan maka sholatnya langsung dianggap batal, apabila makmum sudah berdiri tegak bersama imam, lalu kemudian imam kembali duduk untuk melakukan tasyahud awwal, maka bagi makmum tidak diperkenankan untuk kembali bersama imam, kalau kembalinya imam secara disengaja maka sholatnya imam batal. Sekarang apabila makmum masih dalam keadaan duduk dan imam sudah berdiri tegak, kemudian imam kembali duduk, maka wajib bagi makmum untuk berdiri karena yang akan dihadapi makmum adalah berdiri. Tapi kalau imam duduk melakukan tasyahud awwal, tiba-tiba makmum berdiri dikarenakan lupa maka menurut qaul Shohih wajib kembali mengikuti imam dalam artian makmum duduk untuk melakukan tasyahud awwal bersama imam, sehingga kalau makmum tidak mau kembali maka sholatnya bisa dianggap batal. Ketentuan ini berlaku bagi yang sudah terlanjur berdiri tegak.

Tapi kalau berdirinya belum tgeak maka ada dua pendapat, ada yang mengatakan kembali dan ada yang mengatakan tidak usah kembali lagi tapi diganti dengan sujud sahwi.

C. Cara dalam Melakukan Sujud Sahwi

Perlu diketahui sujud sahwi dilakukan sebelum kita melakukan salam. Pelaksanaannya sama seperti kita melakukan sujud, cuman bedanya anjuran bacaan tasbihnya berbeda, yaitu dianjurkan membaca tasbih Subhana man laa yanaamu wa laa yashuu. Artinya : Maha Suci Dzat yang tidak pernah tidur dan lupa.3 Dan perlu diingat pula bahwa sujud sahwi dilakukan setelah kita menyelesaikan bacaan tasyahud, baru setelah itu melakukan 2 kali sujudan, setelah melakukan sujud maka langsung kita salam. Duduk tasyahud akhirnya pun dengan cara yang sama dilakukan pada saat tasyahud awwal yaitu duduk iftirasy.
D. Sunnah Haiat

Adapun sunnah yang kedua adalah sunnah Haiat yaitu pelaksanaan sunnah dalam sholat yang apabila ditinggalkan tidak usah diganti dengan sujud sahwi. Sunnah Haiat pada sholat sepeti membaca takbir selain takbirotul ikhrom, membaca tasbih pada ruku' dan sujud, membaca surat , membaca ta'awwudz, membaca do'a Iftitah, dst, apabila ditinggalkan tidak diganti dengan sujud sahwi dan tidak sampai menghalangi sahnya sholat.4

http://riy4nti.wordpress.com/2008/05/21/sujud-sahwi/. Rabu, 29 juni 2011. 18.00WIB. http://www.facebook.com/note.php?note_id=406621769300&comments&ref=mf. Rabu, 29 juni 2011. 20.00WIB.
4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas jelas tampak bahwa setiap manusia pasti memiliki kegiatan yang berpengaruh pada baik dan buruknya perkembangan hidup manusia tersebut. Oleh karena itu adanya penerapan manajemn hidup mampu memberikan arah pandangan dan tolok ukur dalam memjalani semua aktivitas dalam hidup. Bahkan perkembangan kemajuan maupun kemunduranya dapat ditinjau serta dibenahi. Namun dengan penerapan manajemn hidup hendaklah tidak melenceng dari syariat agama islam. agar apa yang kita kerjakan juga menjadi bagian dari ibadah.

B. Penutup Akhirnya kami menyadari bahwa apa yang tersaji dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut. Semoga apa yang tersaji dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
-

http://riy4nti.wordpress.com/2008/05/21/sujud-sahwi/ http://www.mqradio.com/? lang=ina&page=front&action=view&item=details&i=202&title=sunah-minussunah-dalam-sholat

http://tuntunanibadah.blogspot.com/2010/05/sunnah-dalam-shalat.html http://www.facebook.com/note.php? note_id=406621769300&comments&ref=mf

You might also like