You are on page 1of 13

Kelompok 10

PENDAHULUAN

Pada era sekarang, penyakit kanker sudah banyak terjadi di Indonesia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit ini berkembang secara cepat. Seperti contohnya adalah faktor makanan, gaya hidup, genetika, lingkungan dan lain lain. Banyak juga kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker ini. Jenis jenis kanker yaitu kanker payudara, kanker serviks, kanker prostat, kanker paru paru, kanker hati, dan lain lain. Kanker merupakan penyakit yang tidak menular dan merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di dunia terutama di Indonesia. Di Indonesia didapatkan, kanker merupakan pembunuh kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Kanker adalah sel yang telah kehilangan kontrol dan mekanisme normal, sehingga pertumbuhan tidak dapat dikontrol, sel sel abnormal tumbuh dimana mana, membelah tidak sesuai dengan normalnya bahkan mampu menyerang jaringan lain. Kanker pun dapat menyerang jaringan di mana saja di dalam organ. Oleh karena itu nama dari kanker pun dipengaruhi dimana letak sel kanker itu berada dan di jaringan apa. Serta tingkat keparahannya dan apakah berisfat ganas atau tidak. Sejalan dengan pertumbuhan dan pembiakkan, sel sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas menyusup ke jaringan di dekatnya melalui jaringan ikat, darah dan bisa menyebar ke seluruh tubuh. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya ( Lanfrachi, Angel & Brind, Joel, 2007 ).

Kelompok 10

PEMBAHASAN

Definisi Kanker Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh perkembangan populasi sel yang lolos pada pertumbuhan regulasi normal, replikasi dan diferemsiasi dan yang menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker berkembang ketika clone dari sel abnormal dan kelainan ini hasil dari mutasi dalam struktur nukleotida DNA yang paling sering diperoleh selama hidup ( mutasi somatik ) ( Wiseman, 2007 ). Kanker merupakan penyakit dari sel sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada sel sel DNA, dan kerusakannya ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel sel ini erusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan penyebaran sel sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan. Dan invasi atau penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal sebagai metastasis ( Grant, 2008 ). Ada empat karakteristik yang menjelaskan definisi penyakit kanker , yaitu : 1. Klonalitas : Kanker berasal dari perubahan genetik yang terjadi pada sebuah sel

yang kemudian berploriferasi membentuk sel ganas. 2. Autonomi : Pertumbuhan tidak teratur dengan benar oleh pengaruh biokimia dan

fisik normal dalam lingkungan.


2

Kelompok 10

3. Anaplasia 4. Metastasis

: Tidak terdapat diferensiasi sel yang normal dan terkoordinasi. : Sel kanker memiliki kemampuan tumbuh secara tidak kontinyu dan

menyebar ke bagian tubuh lain ( Mendelsohn, 2000).

Etiologi kanker Kanker adalah suatu pertumbuhan maligna yang selnya memiliki sifat sifat : replikasi terus menerus, hilangnya kontak penghambat, invasif dan kemampuannya untuk menyebar, jika tidak ditangani maka akan menjadi fatal. Faktor lingkungan merupakan penyebab kejadian kanker sebesar 80-85%, sedangkan sekitar 10 15 % disebabkan oleh kesalahan replikasi dan genetika, dan diyakini sepertiga dari kanker berhubungan dengan diet ( Damayanthi, 2008 ). Penyebab kanker bervariasi dan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Pola insiden kanker bervariasi sesuai jenis kelamin, ras dan letak geografik. Beberapa kanker dapat dipengaruhi faktor genetik keluarga, namun yang paling sering terjadi karena faktor lingkungan dan gaya hidup. Promotor kanker yang disebut karsinogen seperti bahan kimia, virus serta faktor lingkungan dan gaya hidup ( Mendelsohn 2000 dan Duyff 2006 ). Kanker adalah nama untuk sekelompok kondisi yang dihasilkan dari pertumbuhan tidak terkendali dari sel sel yang abnormal. Perkembangannya kompleks melalui beberapa tahap yaitu : aktivasi, inisiasi, promotor, progresi ( perkembangan dan penyebaran ), dan kemungkinan remisi (sukses pengobatan atau pembalikan ). Menurut Krinke ( 2005 ) Fase transformasi sel normal menjadi sel kanker adalah sebagai berikut : 1. Aktivasi Beberapa bahan kimia dan/atau radiasi dapat memicu perubahan sel. Dalam proses yang normal, tubuh seseorang dapat menghilangkan zat zat berbahaya, dalam beberapa kasus substansi menetap dan menempel pada DNA dalam sel. 2. Inisiasi DNA berubah atau bermutasi dalam sel yang disalin. Jika itu terjadi dalam DNA tertentu, ini akan membuat sel lebih sensitif terhadap zat berbahaya dan/atau radiasi.
3

Kelompok 10

3. Promosi Ketika sel menjadi sensitif, promotor mendorong sel sel membelah dengan cepat. Jika urutan normal dari DNA rusak, gumpalan sel abnormal mengikat bersama untuk membentuk suatu massa atau tumor. 4. Progresi Sel sel terus berkembang biak dan menyebar ke jaringan terdekat. Jika mereka memasuki sistem getah bening, sel sel abnormal akan diangkut ke organ tubuh lain. 5. Pembalikan Tujuan dari pembalikan adalah untuk mencegah perkembangan kanker atau memblokir salah satu dari keempat tahap pertama.

Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen. Karsinogen Karsinogen menimbulkan perubahan pada DNA yang satuan terkecilnya ialah gen, sehingga sering karsinogen disebut bersifat mutagenik. Sangat sering lebih dari satu karsinogen diperlukan untuk terjadinya perubahan sel normal menjadi sel neoplastik ( transformasi sel ). Dari berbagai penelitian diketahui bahwa neoplasi terjadi dalam beberapa tahap dan sering memerlukan waktu yang panjang. Terdapat masa laten ( tidak menunjukan penampilan klinis) sebelum menjadi progresif. Pada masa progresif terjadi invasi ke jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat yang jauh ( metastasis ). Perubahan materi genetik atau kerusakan gen nonletal akibat karsinogen, sehingga mempengaruhi 3 golongan gen pertumbuhan seperti proto onkogen, anti onkogen dan gen pengatur apoptosis juga mempengaruhi gen perbaikan DNA mengakibatkan pembelahan sel berlebihan, tidak terkendali ( Tjarta, 2006 ).

Kategori kanker Ada beberapa kategori umum kanker yaitu, karsinoma adalah kanker jaringan epitel, termasuk sel sel kulit, testis, ovarium, kelenjar penghasi mukus, sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon, rektum, lambung, pankreas dan esophagus. Limfoma adalah kanker
4

Kelompok 10

jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, berbagai kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi.

Stadium Kanker Stadium kanker merupakan keputusan klinis yang berkaitan dengan ukuran tumor, derajat invasi lokal yang telah terjadi dan derajat penyebarannya ke tempat tempat jauh pada seseorang. Sistem stadium tumor terbagi menjadi dua yaitu stadium yang masih terbatas dan stadium yang meluas. Sistem stadium terbatas termasuk kategori kanker in situ ( tumor yang terbatas pada suatu tempatt. Sistem TNM dapat digunakan untuk pembagian stadium kanker yang meluas, dimana T ( ukuran tumor ), N ( metastasis ke kelenjar getah bening regional), dan M (ada atau tidaknya metastasis jauh ).

Gejala kanker Gejala kanker secara umum timbul tergantung dari jenis organ yang terserang yaitu : a. Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan pembuluh darah di sekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan atau kecemasan.
b. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah, batuk atau

muntah yang berdarah, mimisan yang terus menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan lubang senggama yang berdarah ( diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja, darah dalam air kemih. c. Perubahan kebiasaan buang air besar. d. Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia). e. Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus. f. Nyeri akibat penekanan syaraf dan pembuluh darah terutama terjadi pada jaringan jaringan yang terletak di ruangan yang terbatas seperti tulang atau otak. g. Anemia yang terjadi akibat berbagai sebab
5

Kelompok 10

h. Kelelahan sering terjadi akibat gizi yang buruk, malnutrisi protein, dan gangguan oksigenasi jaringan akibat anemia.

Terdapat beberapa gejala kanker sesuai dengan jenis kanker yang dialami :
a. Kanker Paru Paru

Batuk persisten, dipsnea, nyeri pleura ( dada ), hemoptisis (batuk berdarah ). Anoreksia, penurunan berat badan adalah manifestasi kanker paru yang lanjut. b. Kanker Payudara Adanya benjolan, penebalan kulit (tickening), perubahan bentuk, kulit menjadi merah, panas, edematosa ( pembengkakan ), berindurasi (benjolan ) dan nyeri. c. Kanker Lambung Gejala dini rasa sedikit tidak enak pada abdomen bagian atas, rasa penuh setelah makan. Pada akhirnya terjadi anoreksia dan penurunan berat badan. d. Kanker Kolon Perubahan kebiasaan defekasi, pendarahan, nyeri, anoreksia dan penurunan berat badan.
e. Kanker Kandung Kemih atau Ginjal

Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseeringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih. f. Kanker Prostat Kencing tidak lancar, rasa sakit ketika buang air kecil, rasa terbakar. g. Limfoma Kelenjar getah bening membesar, mual, muntah, anoreksia demam atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. h. Leukimia Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, anemia, mual, muntah demam.
6

Kelompok 10

i. Kanker Otak Sakit kepala sering merupakan manifestasi kanker otak stadium lanjut. j. Kanker Mulut Bengkak kecil di dasar mulut yang dapat bergerak dan tidak menimbulkan nyeri. k. Kanker Hati Nyeri akut karena pendarahan dari tumor, acites ( penumpukan di rongga perut ), nafsu makan menurun dan muncul ikterus ( kuningan ) l. Kanker Pankreas Penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan nyeri punggung. m. Nasofaring Gejala pertama baru muncul setelah pertumbuhan masuk meluas ke lingkungan sekitar misalnya menyebabkan mata juling, tuli satu telinga dan bengkak di leher akibat metastasis di kelenjar limfe leher. n. Kanker serviks Gangguan siklus haid, keputihan berlebihan dan bau busuk, penderita sering mendadak sakit perut.

Faktor Risiko Faktor faktor risiko untuk kanker antara lain adalah pajan ke bahan fisik, kimiawi, atau virus yang diketahui bersfiat mutagenik dan pajanan berkepanjangan ke suatu promotor. Mutagen dapat terhirup, tertelan, atau bekerja di kulit, misalnya radiasi ultraviolet, yaitu : a. Faktor Risiko Hormonal Hormon estrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker tertentu, misalnya kanker payudara dan kanker endometrium. Wanita yang menstruasi memiliki kadar estrogen yang tinggi, maka risiko terbentuknya kanker bayudara meningkat pada wanita
7

Kelompok 10

yang mengalami menstruasi dini dan mencapai menopause lambat. Terlambat mengandung atau tidak memiliki anak dpat meningkatkan risiko payudara.
b. Faktor Kejiwaan, emosi psikis

Gangguan yang terjadi pada emosi dapat menyebabkan atau memperberat kanker seperti stress, denddam, kebencian yang mendalam atau sakit hati. Peranan faktor kejiwaan pada kanker dapat melalui beberapa cara, diantaranya : stress atau dendam yang mempengaruhi perkembangan sel menjadi liar dan efek yang melemahkan sistem kekebalan tubuh sel T sehingga tidak mampu melenyapkan sel kanker tertentu.
c. Faktor yang bersifat protektif terhadap pembentukan kanker

Hormon progesteron bersifat protektif terhadap kanker yaitu dengan menghambat efek stimulasi estrogen. Hormon progesteron meningkat pada wanita saat kehamilan dan saat menyusui, oleh karena itu wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturut turut, wanita yang hamil beberapa kali, akan mengurangi risiko terkena kanker payudara. d. Faktor riwayat keluarga Adanya riwayat keluarga yang mengidap kanker, terutama dari satu jenis adlah faktor risiko terjangkitnya kanker. Kecenderungan genetik untuk kersinogenesis mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen gen regulator, kerentanan terhadap inisiator atau promotor tertentu, kesalahan enzim pengkoreksi, atau gagalnya fungsi sistem imun ( Corwin 2001 ). e. Faktor Prilaku Individu Perilaku tertentu meningkatkan kemungkinan bahwa seseorang akan lebih sering terpajan ke inisiator atau promotor. Faktor faktor risiko perilaku antara lain adalah merokok, dan konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan. Faktor risiko perilaku berkaitan dengan perilaku seksual seperti berganti ganti pasangan, dan melakukan hubungan intim pada usia dini, meningkatkan risiko terinfeksi virus papiloma manusia yang berkaitan dengan neoplasma alat kelamin. Infeksi oleh virus herpes simplek tipe 2 yang ditularkan melalui hubungan kelamin dapat meningkatkan risiko kanker.
8

Kelompok 10 f. Faktor Makanan

Diet dapat merubah peran genetik dalam perkembangan kanker. Walaupun pola diet berdampak lebih besar ketika awal kehidupan, tetapi perhatian ditunjukkan lebih besar pada orang dewasa dalam menurunkan risiko kanker. Asupan buah, sayuran dan antioksidan berhubungan dengan penurunan kanker pada tahap inisiasi dan progresi.

PATOFISIOLOGI KANKER Kanker terbentuk melalui 2 transformasi sel yaitu tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi sel normal berubah menjadi sel yang mempunyai potensi untuk menjadi sel neoplastik. Pada tahap ini karsinogen yang bekerja sebagai inisiator, cenderung berubah baik langsung maupun melalui perubahan metabolik menjadi gugus yang bereaksi dengan DNA, mengakibatkan DNA pecah, mengalami metilasi atau hambatan perbaikan kerusakan DNA. Perubahan ini menetap. Untuk terjadinya tahap inisiasi yang ireversibel peerubahan sel oleh karsinogen harus paling sedikit terjadi pada satu siklus pembelahan sel. Keadaan selanjutnya diikuti dengan tahap kedua yaitu tahap promosi. Pada tahap ini suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berkembang menjadi neoplasma yang dipengaruhi oleh agen tertentu yang disebut promotor. Promotor adalah suatu substansi yang tidak menyebabkan kerusakan DNA dan bersifat reversibel. Promotr tidak berdampak pada sel yang tidak mengalami inisiasi. Oksigen radikal bebas adalah promotor, bahkan sekaligus inisiator yang dominan dalam menyebabkan kanker/tumor atau bentuk sel tidak normal lainnya. Perlu diketahui bahwa radikal bebas merupkan bagian dari imun tubuh, karena itu kontak dengan atau penggunaan bahan bahan asing yang tidak dibutuhkan tubuh turut merangsang diproduksinya radikal bebas secara berlebihan. Akibatnya radikal bebas tidak saja merusak bakteri / virus atau menetralkan senyawa asing, tetapi juga ikut merusak inti sel di sekitarnya sehingga berkembang menjadi sel tidak normal, yaitu tumor/kanker.

Terapi Kanker Terapi pada pasien kanker bertujuan untuk membinasakan sel sel kanker dengan membunuhnya ataupun membuangnya. Walaupun saat ini cukup banyak pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk setiap jenis janker tetapi sebagian besar menimbulkan komplikasi dan
9

Kelompok 10

penyulit pada penderitanya. Secara umum tujuan terapi kanker adalah memperbesar angka harapan hidup dan mengatasi gejala yang berarti memperbaiki kualitas hidup. Berikut ini jenis terapi untuk pasien kanker :
a. Kemoterapi

Penggunaan bahan kimia atau obat untuk mengobati kanker. Sedangkan operasi dan terapi radiasi digunakan untuk mengobati tumor lokal. Kemoterapi adalah terapi sistemik yang efeknya mempengaruhi seluruh tubuh. Aksi target dari kemoterapi tidak hanya terbatas pada jaringan ganas, hal itu juga mempengaruhi sel sel normal. Sel sel tubuh dengan peredaran yang cepat seperti sumsum tulang, folikel rambut, dan mukosa saluran pencernaan biasanya yang paling berpengaruh. Gejala gizi yang dialami akibat kemoterapi meliputi penurunan dalam produksi sel darah merah, sel darah putih dan trombosit oleh sumsum tulang ), kelelahan, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, mucositis, perubahan rasa dan bau, xerostomia ( mulut kering ), disfagia, dan perubahan fungsi usus. Akibatnya , asupan makan dan status gizi dapat terpengaruh ( Grant, 2008 ). Kemoterapi adalah penggunaan obat untuk penyembuhan atau pengendalian kanker. Lemoterapi merupakan terapi sistemik yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Obat ini akan bekerja dengan menghambat atau mematikan sel sel tumor, dan juga berpengaruh pada sel normal seperti ketika sel sel pada saluran pencernaan terkena dapat menyebabkan diare, konstipasi, ataupun menghambat penyerapan zat gizi. Efek samping ini bersifat sementara karena sel sel saluran cerna mengganti dirinya sendiri tiap tiga hari. Namun karena kemoterapi dilakukan dalam waktu yang lama sehingga dapat memnyebabkan status gizi buruk. Tingkat keparahan efek samping tergantung pada agen tertentu, dosis, lamanya pengobatan, obat yang digunakan,, respon individu, dan status kesehatan saat ini. Penggunaan waktu danterapi yang tepat seperti antiemetic, antidiarrhae, antibiotik, serta perubahan pola makan, sangat penting bagaimana mengatur efektivitas terkait dengan efek samping pengobatan. b. Radiasi Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal ke dalam tubuh dari akseleator linear atau unit kobalt atau internal dengan menempatkan sumber radioaktif secara langsung di dalam tubuh atau pada tumor dengan dosis tinggi. Berbeda dengan kemoterapi yang merupakan terpai sistemik, terapi radiasi berpengaruh hanya pada tumor dan daerah sekitarnya. Efek samping terapi radiasi biasannya hanya pada daerah yang teradiasi.
10

Kelompok 10

Radiasi juga dapat diberikan dengan mengkombinasikannya dengan terapi agar meningkatkan efek radiasi. Tetapi radiasi yang dilakukan pada leher, dada, kerongkongan, dan perut menyebabkan masalah makan yang akut. Efek samping dari pengobatan sering menyebabkan ketidaknyamanan penderitanya seperti disfagia, mulut sakit, stomatitis, esofagitis ( radang kerongkongan ) dan penurunan produksi air liur yang menyebabkan mulut kering. c. Operasi Operasi dilakukan dalam pengobatan kanker dalam upaya untuk mengangkat tumor atau mengurangi gejala ( misalnya obstruksi pada saluran cerna ). Masalah gizi dapat berkembang tergantung pada jenis prosedur yang dilakukan. Memberikan gizi yang optimal diperlukan dengan cara memodifikasi diet berdasarkan kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk mengkonsumsi, dan mencerna makanan. Operasi digunakan untuk oengobatan kanker dapat pula dikombinasikan dengan kemoterapi adjuvant sebelum operasi atau pasca operasi atau terapi radiasi. Setelah operasi diet yang diberikan yaitu tinggi energi dan protein yang diperlukan untuk penyembuhan luka dan pemulihan. Gejala yang umum terjadi seperti kelelahan, kesakitan, kehilangan nafsu makan, dan perubahan makan. Umumnya efek samping tersebut sementara dan menghilang beberapa hari setelah operasi. d. Imunoterapi Imunoterapi adalah ebntuk terapi kanker yang baru diciptakan yang memanfaatkan dua sifat atau ciri utama dari sistem imum : spesifitas dan daya ingat. Imunoterapi dapat digunakan untuk mengidentifikasi tumor dan memungkinkan pendeteksian semua tempat metastasis yang tersembunyi. Imunoterapi dapat merangsang sistem kekebalan pejamu agar berespons secara lebih agresif terhadap tumor atau sel sel tumor dapat diserang oleh antibodi yang dibuat oleh laboratorium. Imunoterapi yang digunakan seperti : Antibodi berlabel Fluoresen, Stimulan imunitas, dan Antibodi penyerang.

11

Kelompok 10

DAFTAR PUSTAKA 1. American Thoracic Society. Management of malignant pleural effusions. Am J Respir Crit Care Med 2000; 162: 1987-2001. 9 2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Kanker paru ( kanker paru karsino bukan sel kecil). Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.; 2001. 3. Jablons D. Management of the pleural effusions. In: Perry MC editor. American society of clinical oncology educational book. Alexandria : ASCO; 2004.p.481-7. 4. Putnam JB Jr, Light RW, Rodriguest RM, Ponn R, Olak J, Pollah JS, et al. A randomized
12

Kelompok 10

comparison of indwelling pleural catheter and doxycycline pleurodesis in the management of malignant pleural effusions. Cancer 1999; 86: 1992-9. 5. Burrows CM, Mathews WC, Colt HG. Predicting survival in patients with recurrent symptomatic malignant pleural effusions. Chest 2000; 104: 73-8. 6. Sallach SM, Sallach JA, Vasquez E, Schultz I, Icvak P. Volume of pleural fluid required for diagnosis of pleural malignancy. Chest 2002; 122: 1913-7. 7. Antunes G, Neville E, Duffy J, Ali N. BTS guidelines for management of malignant pleural effusions. Thorax 2003; 58(Suppl II): ii29-ii38. 8. Light RW. Pleural effusion. N Engl J Med 2002; 346: 1971-7. 9. Johnston WW. The malignant pleural effusion: A review of cytopathologic diagnosis of 584 speciment from 472 conseccutive patients. Cancer 1985; 56: 905-9. 10. Rodriguez-Panadero F, Borderas Naranjo F, Lopez Menjias J.Pleural metastatic tumors and effusions: Frequency and pathogenic mechanism in a post-mortem series. Eur Respir J 1989; 2: 366-9. 11. Jemal A, Murray T, Samuels A, Ghafoor A, Ward E, Thun MJ. Cancers statistics 2003.CA Cancer J Clin 2003; 53: 5-26.

13

You might also like