You are on page 1of 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penulisan Karya Ilmiah dengan judul Hubungan Kebersihan Sungai dengan Kesehatan Masyarakat. Dengan segenap ketulusan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dorongan, bimbingan, doa serta bantuan yang telah diberikan khususnya kepada : 1. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing kami dengan mengorbankan waktu serta pikirannya. Terutama kepada Ibu Mukaramah selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan begitu banyak pengetahuan mengenai penulisan karya ilmiah. 2. Kedua orang tua kami yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan karya ilmiah ini, memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang pembuatan karya ilmiah ini serta mendoakan kami agar pembuatan karya ilmiah ini berjalan lancar. 3. Teman-teman kami yang juga telah membantu penyelesain karya ilmiah ini dengan turut berpartisipasi mengisi kuisioner dan juga memberikan saran-sarannya. 4. Dan semua orang disekeliling kami yang telah memberikan semangat dan dorongan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap kritik dan saran sangat kami harapkan. Besar harapan kami semoga penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu menundukkan hati dan fikiran kita.

Bekasi, 26 Februari 2012

Penulis

KARYA ILMIAH

ii

DAFTAR ISI
Cover.. i Kata Pengantar.. ii Bab I Pendahuluan . 1 1.1 Latar Belakang Masalah . 1 1.2 Permasalahan 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Metodologi Penelitian . 2 1.5 Sistematika Penulisan .. 3 Bab II Tinjauan Pustaka .. 4 2.1 Lingkungan .. 4 2.2 Pengertian Sungai .. 4 2.3 Pencemaran ... 7 2.4 Pencemaran Air Sungai 8 2.5 Pemanfaatan Air Sungai 9 2.6 Kondisi Kesehatan Warga Pengguna AirSungai . 9 2.7 Tindakan Penanggulangan untuk Mengatasi Dampak yang Terjadi . 10 Bab III Hasil Penelitian . 12 3.1 Masyarakat Sungai Sumarecon .. 12 3.2 Masyarakat Sungai Jalan Baru . 12 Bab IV Penutup . 13 4.1 Kesimpulan .. 13 4.2 Saran . 13 Daftar Pustaka 14 Lampiran ... 15

KARYA ILMIAH

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman yang modern ini, seiring berjalannya waktu sudah terjadi banyak perubahan di dunia ini jika dibandingkan dengan masa lampau. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan semakin maju. Namun, tidak diiringi dengan sikap manusia yang lebih baik. Justru kepedulian manusia semakin berkurang. Mereka lebih mementingkan urusan masing-masing untuk menyejahterakan kehidupannya tanpa memedulikan apapun, terutama lingkungan alam di sekitarnya. Padahal, alam telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi manusia, seperti pepohonan yang batangnya dapat dimanfaatkan untuk membangun rumah, lahan-lahan yang digunakan

masyarakat untuk menanam berbagai macam buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber makanan, air yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia, dan lain sebagainya. Ketidakpedulian manusia terhadap alam itu dapat dibuktikan dengan meluasnya kerusakan alam dan pencemaran lingkungan di muka bumi ini. Padahal di zaman dahulu, manusia bisa hidup selaras dengan perkembangan alam. Namun kini, hanya kerusakan alam dan pencemaran lingkungan yang terus berkembang seiring meningkatnya perilaku manusia yang semena-mena terhadap alam. Hal ini dapat dibuktikan dari sikap manusia yang suka menebang pohon secara illegal atau dari hal yang paling sederhana yaitu membuang sampah tidak pada tempatnya. Aktivitas manusia yang sudah di luar batas tersebut dipicu dengan terus meningkatnya populasi manusia, terutama di Indonesia. Karena semakin banyak manusia, maka akan semakin banyak sumber daya yang diambil dari alam dan akan semakin banyak sampah yang dihasilkan. Manusia yang berkembang pun semakin lama semakin berkurang kecintaan dan kedekatannya terhadap lingkungan. Hal ini menyebabkan dampak yang buruk, baik bagi lingkungan maupun bagi manusia sendiri. Dampak buruk tersebut dapat berupa bencana yang semakin sering terjadi. Hal
KARYA ILMIAH

tersebut tentunya diakibatkan oleh tangan manusia sendiri. Namun terkadang, manusia tidak menyadari akan dampak buruk tersebut sebagai hasil dari ulah mereka sendiri. Akibatnya, mereka akan selalu mengulangi aktivitas buruk yaitu merusak dan mengotori alam dan tidak mengintrospeksi diri akan akibat dari ulahnya itu. Dampak dari ulah buruk manusia itu yang paling terlihat adalah timbulnya pencemaran air. Seperti yang kita ketahui, air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Setiap manusia membutuhkan air untuk menunjang berbagai macam aktivitasnya. Namun, kebanyakan manusia di zaman sekarang tidak peduli akan kebersihan air, bahkan di lingkungannya sendiri. Padahal, air yang sudah tercemar tentu akan berdampak buruk bagi manusia terutama bagi kesehatan.

1.2 Permasalahan
Seiring dengan semakin banyaknya sungai yang tercemar, timbul beberapa pertanyaan yang telah kami putuskan. Diantaranya yaitu :

Apakah sungai yang sudah tercemar layak untuk menunjang aktivitas manusia di sekitar sungai?

Apakah masyarakat sekitar sungai yang tercemar memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan kesehatannya?

Mengapa masyarakat masih memanfaatkan sungai yang tercemar untuk menunjang kehidupannya?

Apakah penyebab dari penggunaan air sungai yang sudah tercemar?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui kesadaran masyarakat sekitar sungai yang tercemar terhadap lingkungan dan kesehatannya.

1.4 Metodologi Penelitian


Tempat Penelitian Metode : Sungai Sumarecon dan Sungai Jalan Baru : Wawancara

KARYA ILMIAH

1.5 Sistematika Laporan


BAB I PENDAHULUAN, Berisikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN/ISI, Berisikan tentang pengertian konsep atau hakikat, jenis-jenisnya, fakta lapangan dan lainnya.

BAB III PENUTUP, Berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian kami beserta dengan sarannya.

KARYA ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi. Sungai merupakan bagian dari lingkungan. Dengan tercemarnya sungai, lingkungan di sekitar sungai juga akan ikut tercemar.

2.2 Pengertian Sungai


Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau, laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.

KARYA ILMIAH

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS). Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini. c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu: a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

b.

Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di

KARYA ILMIAH

Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur. c Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba. d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu: a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal. b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan. c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen. d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen. e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.

Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.

b.

Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

KARYA ILMIAH

Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu: a. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut. 2. Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan). b. Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai. c. d. Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun. Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90. e. Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip. f. Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.

2.3 Pencemaran
Pencemaran merupakan suatu fenomena yang sangat umum di daerah perkotaan. Sekarang ini pencemaran juga mulai merambah ke daerah pedesaan, terutama pada desa-desa yang mana terdapat pabrik industri di dalamnya. Penyebab pencemaran bisa bermacam-macam; bisa karena ulah manusia maupun terjadi secara alamiah. Hanya saja, hampir seluruh pencemaran yang terjadi merupakan ulah manusia. Tak jarang, mereka yang melakukan pencemaran berpura-pura tidak tahu atau bahkan tidak mengakui tindakannya. Secara ilmiah, pencemaran lingkungan diartikan sebagai berikut : Pencemaran lingkungan ialah perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia, dan jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-benda, perilaku dalam apreiasi dan rekreasi di alam bebas, (Sastrawijaya 1991:57).
KARYA ILMIAH

Pencemaran sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada media yang tercemar. Ada pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara dan pencemaran makanan serta obat-obatan. Masing-masing pencemaran tersebut memiliki resiko yang merugikan bagi makhluk hidup. Salah satu yang cukup mengganggu kehidupan makhluk di bumi ialah pencemaran air.

2.4 Pencemaran Sungai


Pencemaran air berarti masuknya material lain ke dalam air sehingga mengurangi kualitas air dalam penggunaannya. Pencemaran air ini meliputi juga pencemaran sungai. Padahal sungai merupakan suatu komponen penting yang berperan dalam siklus hidrolgi[1]. Penyebab pencemaran sungai dapat berasal dari : 1. Tingginya kandungan sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian, penambangan, konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya 2. Limbah organik dari manusia, hewan dan tanaman 3. Kecepatan pertambahan senyawa kimia yang berasal dari aktivitas industri yang membuang limbahnya ke perairan. Pencemaran sungai secara lebih lanjut dapat menyebabkan blooming algae[2] akibat kelebihan nutrien fosfat yang ada di dalam sungai (Round 1981:307).Blooming algae membuat kadar oksigen pada air menjadi rendah bahkan mencapai nol.

[1]Siklus hidrologi ialah perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaan tanah, di dalam tanah dan di udara) dan jenis air mengikuti keseimbangan di dalam lingkungan alam proses.

[2]Blooming algae ialah pertumbuhan alga yang berlebihan. Penyebabnya bias karena eutrofikasi maupun ketersediaan nutrient yang berlebihan.

KARYA ILMIAH

Apabila terjadi blooming algae, maka kehidupan biota di dalam sungai akan berkurang sehingga dapat menghilangkan suatu ekosistem.Permasalahan lainnya, Cyanobakteria merupakan alga yang mengeluarkan toksin yang juga beresiko bagi kesehatan manusia dan hewan. Oleh karena itu, apabila terjadiblooming algae maka sungai tidak dapat digunakan secara total.

2.5 Pemanfaatan Air Sungai


Air sungai termasuk ke dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Pada masyarakat pedesaan, air sungai masih digunakan untuk mencuci, mandi, sumber air minum dan juga pengairan sawah. Menurut Diana Hendrawan, sungai banyak digunakan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, sarana transportasi, pengairan sawah, keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersedian air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi (Hendrawan 2005:13). Dalam kegiatan sehari-hari, masyarakat menggunakan air sungai untuk hampir semua kegiatan rumah tangga. Mereka mencuci baju dan piring, mandi, dan juga minum menggunakan air sungai.

2.6. Kondisi Kesehatan Warga Pengguna Air Sungai


Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tentunya memanfaatkan sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik mencuci, memasak, mandi maupun minum. Ketika mereka menggunakan air sungai yang telah tercemar, tentu akan ada efek samping yang dirasakan. Efek samping utama yang diterima oleh masyarakat ialah penyakit. Penyakit yang terjadi umumnya ialah penyakit diare. Diare dapat terjadi akibat protozoa maupun bakteri. Umumnya diare disebabkan oleh bakteri dalam air. Air yang kotor digunakan untuk mencuci sehingga bakteri tertinggal di benda-benda yang kemudian digunakan oleh warga. Selain diare, penyakit lain yang dapat menyerang warga ialah cacingan. Cacingan terjadi akibat infeksi dari telur cacing yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit ini ditandai dengan perut buncit namun kondisi tubuh yang kurus. Penyakit kulit juga

KARYA ILMIAH

merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat pengguna air tercemar. Biasanya gatal-gatal ialah ciri utama yang terjadi sebelum penyakit kulit menjadi lebih parah. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan mineral yang beracun untuk kulit.

2.7 Tindakan Penanggulangan untuk Mengatasi Dampak yang Terjadi


Kerusakan sungai yang semakin parah tentunya meresahkan masyarakat sekitar, terutama bagi mereka yang secara langsung memanfaatkan sungai. Pemerintah tentunya dapat melakukan konservasi sumber daya air, sebagaimana yang tertulis pada Undang-Undang Sumber Daya Air. Dalam Undang-Undang Sumber Daya Air, dijelaskan bahwa konservasi sumber daya air salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang dilakukan dengan cara mengelola air sungai yang baik dan benar (Undang-Undang Sumber Daya Air 2004). Pengendalian pencemaran tersebut dilakukan dengan mencegah masuknya benda-benda yang dapat mencemarkan sumber air terutama sungai. Tujuan dari pengelolaan dan pengendalian pencemaran air ialah

mempertahankan serta mengembalikan kualitas air sehingga menjadi lebih baik (Undang-Undang Sumber Daya Air 2004). Beberapa cara lain juga dilakukan untuk mencegah masuknya benda-benda yang dapat mencemarkan sungai. Untuk pabrik-pabrik besar, biasanya digunakan kolam indikator untuk mengetes apakah limbah yang akan dibuang ke sungai mengandung zat kimia berbahaya atau tidak. Di dalam kolam indikator tersebut dimasukkan ikan mas, yang nantinya akan bereaksi terhadap air yang tercemar atau tidak. Ikan mas merupakan ikan yang cukup peka dan mudah stress bila berada di lingkungan yang tidak baik. Dengan adanya ikan mas, dapat diketahui dengan mudah apakah limbah yang dibuang berbahaya atau tidak. Masuknya benda-benda yang mencemarkan sungai biasanya juga disebabkan oleh adanya pemukiman di bantaran sungai. Fenomena ini biasa terjadi di daerah perkotaan. Pemerintah kota diharapkan dapat melakukan relokasi terhadap pemukiman ini, sehingga bantaran sungai dapat steril dari pemukiman warga. Selain melakukan relokasi, pemerintah juga diharapkan melakukan kegiatan pembersihan sungai dari sampah secara rutin. Sampah yang mengendap di sungai tentunya akan mengurangi
KARYA ILMIAH

10

kualitas air sungai. Segala upaya dapat saja dilakukan oleh pemerintah, namun cara mencegah pencemaran sungai yang paling utama ialah dari dalam diri sendiri. Seseorang seyogyanya sadar untuk tidak mencemari sungai, terutama dengan sampah. Sebagai warga masyarakat, kita harus sadar akan lingkungan. Kita harus membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama membuang sampah ke sungai. Masyarakat yang terlanjur terkena imbas dari pencemaran air sungai tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mereka yang sudah terjangkit penyakit harus segera diperiksakan ke dokter. Banyak warga yang biasanya menganggap remeh kondisi kesehatan mereka yang jelas sudah sakit. Bila dibiarkan lebih lanjut, tentunya sakit yang diderita akan semakin parah. Masyarakat juga harus dihimbau untuk tidak lagi menggunakan air yang sudah tercemar. Untuk daerah-daerah yang rawan untuk terkena pencemaran air, sebaiknya warga diberikan informasi untuk dapat

mengidentifikasi air yang tercemar secara sederhana. Cara tersebut diharapkan dapat mengurangi konsumsi air tercemar lebih banyak lagi.

KARYA ILMIAH

11

BAB III HASIL PENELITIAN

3.1 Masyarakat Sungai Summarecon


Berdasarkan wawancara yang kami lakukan terhadap warga di sekitar sungai Summarecon kami menemukan fakta bahwa masyarakat masih memanfaatkan sungai di sekitarnya untuk menunjang kehidupan sehari-hari, seperti, mencuci pakaian, mencuci piring, tempat mencari ikan, dan mandi. Bahkan, mereka menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Padahal, hal tersebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat karena sungai tersebut sudah tercemar oleh sampah yang mereka buang di sungai tersebut. Namun, masyarakat tidak peduli akan penyakit yang akan ditimbulkan oleh sungai yang tercemar. Mereka menganggap hal tersebut adalah hal yang lazim dilakukan.

3.2 Masyarakat Sungai Jalan Baru


Selain meneliti masyarakat di sekitar sungai Summarecon kami juga meneliti masyarakat sekitar sungai jalan baru. Menurut informasi yang kami dapat, masyarakat sungai jalan baru berbeda dengan masyarakat sekitar sungai summarecon. Masyarakat sekitar sungai jalan baru sudah tidak menggunakan air sungai yang tercemar untuk kehidupan sehari hari karena mereka telah memiliki tempat untuk mandi, dan mencuci di rumahnya masing- masing. Hal tersebut membuat kesehatan masyarakat sekitar sungai jalan baru lebih baik dibandingkan masyarakat sekitar Sumarecon. Selain itu, masyarakat sekitar sungai jalan baru juga sudah memiliki pengelolaan sampah yang teratur di Rt nya masing-masing. Namun, para pedagang yang berada di pinggir sungai yang seenaknya membuang sampahnya dan membuat sungai menjadi penuh dengan sampah.

KARYA ILMIAH

12

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pencemaran sungai akibat adanya benda-benda yang dapat mencemari seperti sampah, limbah dan zat kimia berbahaya tentunya memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat pengguna air sungai. Air sungai biasa digunakan untuk kegiatan rumah tangga seperti mencuci, minum, mandi dan memasak. Masyarakat sekitar yang menggunakan air tercemar kini menjadi mudah terkena penyakit seperti diare, cacingan, gatal-gatal, serta penyakit kulit lainnya. Penanggulanggan terhadap pencemaran air sungai bisa dilakukan dengan konservasi sumber daya air, merelokasi rumah-rumah penduduk dibantaran sungai serta penyadaran diri masing-masing untuk tidak mencemari sungai. Melalui cara-cara tersebut, diharapkan dampak yang ditimbulkan dari sungai yang tercemar dapat teratasi. Kemudian, tingkat kesadaran masyarakat sekitar sungai yang tercemar akan kesehatan kebanyakan masih sangat kurang. Hal tersebut dipicu oleh tingkat finansial yang rendah dan pasokan air bersih yang terbatas yang menyebabkan masyarakat terpaksa menggunakan air sungai di lingkungannya yang sebenarnya sudah tidak layak untuk digunakan.

4.2 Saran
Penggunaan air yang sudah tercemar memberikan dampak yang merugikan bagi kesehatan manusia. Untuk itu diharapkan masyarakat turut menjaga kebersihan sungai sehingga air sungai dapat dimanfaatkan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian bagi penggunanya. Lalu,

KARYA ILMIAH

13

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org http://geografisic.blogspot.com/2009/01/macam-sungai.html http://bonitawenas.wordpress.com/2011/05/14/lingkungan/

KARYA ILMIAH

14

LAMPIRAN

Wawancara
Masyarakat Sungai Sumarecon Sumber : Seorang Ibu yang sedang mencuci di sungai Pertanyaan:
1. Apa yang menyebabkan di sungai ini terdapat banyak sekali sampah? 2. Sejak kapan masyarakat membuang sampah di sungai? 3. Siapa yang bertanggung jawab akan kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekitar sungai? 4. Bagaimana tanggapan Anda tentang lingkungan di sekitar sungai? 5. Apa Anda merasa nyaman dengan lingkungan seperti itu? 6. Solusi apakah yang bisa dilakukan agar sungai bisa kembali bersih? 7. Mengapa sebagian warga di sini masih melakukan aktivitas di sungai? 8. Apakah ada penyakit yang sering diderita oleh warga di sekitar sungai?

Jawab : 1. Biasanya karena warga sering membuang sampah di sungai 3. Yang bertanggung jawab saya kira seharusnya warga disini 4. Tidak ada tanggapan yg serius ttg lingk disini 5. Nyaman saja karena sudah terbiasa disini 6. Sebaiknya warga tidak membuang sampah sembarangan lagi, melakukan kerja bakti 7. Karena sudah terbiasa dan kamar mandi hanya untuk mandi 8. Biasanya gatal-gatal karena banyak warga yang mencuci baju di sini

KARYA ILMIAH

15

Masyarakat Sungai Jalan Baru Sumber : Warga sekitar sungai Pertanyaan:


1. Apa yang menyebabkan di sungai ini terdapat banyak sekali sampah? 2. Apakah masyarakat sekitar sungai sudah tidak membuang sampah pada tempatnya? 3. Solusi apakah yang bisa dilakukan agar sungai bisa kembali bersih? 4. Apakah masyarakat masih melakukan aktivitas di sungai?

Jawab : 1. Biasanya para pedagang sekitar sungai yang membuang sampah. 2. Ya. Di setiap RT sudah ada penanganan sampahnya masing-masing. 3. Bisa dengan kerja bakti tapi belum dilakukan dan sulit mencegah para pedagang untuk tidak membuang sampah di pinggir sungai karena sudah menjadi kebiasaan. 4. Tidak, karena sudah memiliki kamar mandi masing-masing.

KARYA ILMIAH

16

Foto Hasil Pengamatan


Lokasi Foto : Sungai Summarecon

KARYA ILMIAH

17

Lokasi Foto : Sungai Jalan Baru

KARYA ILMIAH

18

You might also like