You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

LATAR BELAKANG Sebagai pendidikan profesi, pendidikan keperawatan memiliki landasan profesi yang kokoh yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dan ilmu-ilmu penunjang serta menumduh kkembangkan keterapilan dasar dan kemampuan sebagai ahli madya keperawatan. Memeiliki landasan profesi yang kokoh, bermakna menumbuhkan dan membina sikap, tingkah laku, dan kemapuan professional keperawatan untuk melakukan praktik keperawatan illmiah. Masa pertumbuhan dan membina landasan profesi keperawatan ini disebut sebagai sosialisasi professional (professional socialization) atau adaptasi professional (professional adaptation), yaitu masa seorang peserta didik menjadi perawat professional. Adaptasi professional bagi peserta didik yang dilaksanakan dalam bentuk pengalaman belajar klinik lapangan keperwatan, dilakukan dalam tatanan nyata pelayanan/ asuhan keperawatan, dimana juga terdapat komunitas professional keperwatan yang sarat dengan model peran dengan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk perubahan perilaku peserta didik. Metode pembelajaran merupakan slah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif (tujuan), dan karateristik individual peserta didik berdsarkan kerangka konsep pembelajaran.
PENGAJAR (kemampu an) OBJEKT IF SARANA DAN FASILITAS KERANGKA KONSEP BELAJAR PESERTA DIDIK

METODE MENGAJAR

BAB II ISI

3.1 KONFERENSI Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi. Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Tujuan Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalahmasalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M. Marelli, et.al, 1997). Pedoman pelaksanaan conference

- Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan - Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok - Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan memberi umpan balik Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda Raung diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan

a.

PRECONFERENCE

Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
2

Tujuan pre conference adalah:


Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,

merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil


Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

Syarat pelaksanaan: Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang

keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim

dan anggota tim (Jean, et.Al, 1973) PRE CONFERENCE Mempersiapkan mahasiswa untuk pencapaian kompetensi Membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah klien, rencana keperawatan, dan hasil yang diharapkan Dapat dilakukan one to one atau in a group tergantung kebutuhan pembelajaran, kecenderungan pembimbing, tempat praktik, dll STRATEGI PRECONFERENCE First Day: - Pembimbing klinik menjelaskan karateristik ruang rawat, staf dan tim pelayanan kesehatan lain dimana para peserta didik akan ditempatkan, tujuan keberadaan peserta didik di tempat praktik, perilaku peserta didik yang diharapkan sesuai dengan objektif dan falsafah praktik keperawatab klinik, serta waktu dan tempat dimana peserta didik dapat menemui pembimbing klinik - PK mengkaji kembali persiapan peserta didik untuk menghadapi dan member asuhan keperawtan kepada klien baik dari aspek perencanaan sampai Rencana Evaluasi (Laporan Pendahuluan) - Mengingatkan peserta didik untuk membawa perlengkapan dasar. Kedua dan selanjutnya:
3

- PK membahas tentang perkembangan klien dan rencana tindakan untuk hari kedua termasuk cara penulisan catatan perkembangan klien yaitu SOAP (IER) - Menyiapkan kasus baru untuk mengantisipasi jika kondisi salah satu klien yang akan diasuh oleh peserta didik tidak mungkin di intervensi oleh peserta didik lain. - Memotivasi peserta didik untuk melakukan prosedur keperawtan yang belum diperoleh pada hari pertama - Pencapaian Kompetensi

b. POSTCONFERENCE Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Tujuan post conference adalah: Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai. POSTCONFERENCE Pengambilan tempat sesuai tempat praktik (ruangan) Dapat dilakukan pada hari pertama/hari itu juga atau tiga hari atau sesuai kesepakatan Diskusi terpisah dengan klien Dilakukan segera setelah praktik atau melakukan tindakan STRATEGI POSTCONFERNCE Bahasan Diskusi: klien, tempat praktik, pengalaman belajar, askep. Prinsip Diskusi: memberi kesempatan mengutarakan pendapat, mengekpresikan perasaan, mengklarifikasi tindakan yang telah dilakukan, kesempatan mengusulkan perbaikan

3.2 TIMBANG TERIMA PASIEN


Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien, Tujuan Umum: Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting. Tujuan Khusus:
4

Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus) Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya Manfaat bagi perawat : 1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat 2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat 3. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna 4. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien 5. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan 6. Menimbulkan rasa aman 7. Meningkatkan percaya diri/bangga Manfaat bagi pasien: Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap Manfaat bagi Rumah sakit: Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif Timbang terima pasien Merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat itu Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna Saat ini: 1. Timbang terima sudah dilaksanakan setiap pergantian shift/operan dipimpin oleh Kepala Ruangan atau perawat penanggungjawab 2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta membutuhkan observasi lebih lanjut 3. Hal yang disampaikan dalam timbang terima: Jumlah pasien Identitas pasien dan diagnosa medis Data (Subyektif dan Obyektif) Masalah keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan Intervensi kolaboratif Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
5

4.Format timbang terima sudah ada dan setiap akhir timbang terima telah didokumentasikan dengan benar Ke depan: Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah Sakit, tidak hanya di rawat inap, tetapi juga IRD dan Kamar Operasi yang pelayanannya 24 jam dan ada alur timbang terima yang sudah baku Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift 2. Dipimpin oleh Kepala Ruangan atau penanggungjawab pasien (PP) 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas 4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien 5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien 6. Saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara cukup, bila ada sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien

3.3 RONDE KEPERAWATAN


Pengertian : Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim. Karakteristik : a. Klien dilibatkan secara langsung b. Klien merupakan fokus kegiatan c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah. Tujuan : a. menumbuhkan cara berfikir secara kritis b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien c. Meningkatkan vadilitas data klien d. Menilai kemampuan justifikasi e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan. Peran :
6

a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)

Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain : 1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien 2) Menjelaskan masalah keperawatan utama 3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan 4) Menjelaskan tindakan selanjtunya 5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

1) Memberikan justifikasi 2) Memberikan reinforcement


3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan

serta tindakan yang rasional 4) Mengarahkan dan koreksi


5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

Langkah-Langkah Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut : a. Pesiapan 1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde 2. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga b. Pelaksanaan Ronde
1. 2.

Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan
7

3. 4.

c. Pasca Ronde Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.

BAB III PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

2.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan professional. Salemba medika. Jakarta

You might also like