You are on page 1of 4

SIFAT MENTAL (APATIS, CUEK) MENGHAMBAT WIRAUSAHA

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan

Diampu Oleh : Ir. Sumirah, M. Kes

Disusun Oleh : 1. Nina Rahmawati 2. Vivi Meiliza Majid P07131110065 P07131110078

Kelas : GIZI III B / Semester V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN GIZI 2012

Sifat Mental (Apatis, Cuek) Menghambat Wirausaha

I.

Definisi

Apatis berasal dari apatheia Yunani. Pathos dalam bahasa Yunani, berarti "segala sesuatu yang mempengaruhi tubuh atau jiwa" dan keduanya sakit berarti, penderitaan, penyakit, dan keadaan jiwa untuk keadaan eksternal mampu menghasilkan emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan, nafsu. Jadi apatheia dapat berarti tidak adanya penyakit, kerusakan organ, seperti kurangnya gairah dan emosi. "Kamus istilah teknis dalam bidang kedokteran dan kesehatan," catatan Luis Rey, sikap apatis merupakan kata yang mengacu kepada istilah kejiwaan, dengan definisi berikut: "Seorang individu ditandai dengan ketidaktertarikan ketidakpedulian atau ketidakpekaan terhadap peristiwa, kurangnya minat atau keinginan". Dalam kamus ilmu kedokteran dan terkait, Littre dan Robin, 1873, adalah definisi berikut apatis: "Individu yang memiliki ketumpulan moral, di mana seseorang berperilaku seolah tidak sensitif terhadap rasa sakit dan kesenangan dan pengalaman sejenis malas bergerak ." Maka apatis adalah kurangnya emosi, motivasi atau antusiasme. Apatis merupakan istilah psikologis untuk keadaan ketidakpedulian, di mana seorang individu tidak menanggapi rangsangan kehidupan emosional, sosial atau fisik. Apatis depresi klinis dianggap tingkat yang lebih moderat dan didiagnosis sebagai gangguan identitas disosiatif dalam tingkat ekstrim. Aspek fisik apatis dikaitkan dengan kelelahan fisik, kelemahan otot dan kekurangan energi disebut letargi, yang memiliki banyak penyebab patologis juga. Sikap apatis atau cuek dalam wirausaha dapat diartikan sebagai sikap ketidakak pedulian terhadap lingkungan sekitar dalam bidang bisnis. Tidak memperdulikan nasib kesejahteraan pegawai, kepuasan klien atau konsumen dan kemauan terhadap pengembangan usaha yang dirintis.

II.

Dasar Hukum Menurut Agama

Adab-adab Islam mendidik seorang muslim untuk memiliki kepekaan dan perhatian terhadap masyarakat sekitarnya dan manusia secara umum. Di dalam pergaulan

seseorang dilarang untuk bersikap egois dan acuh tak acuh. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Artinya : Bukan seorang mukmin yang dia kenyang sementara tetangganya kelaparan. (Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 82). Islam mengajarkan kepada setiap pemeluk-Nya untuk selalu menghargai,

menghormati dan meberikan haknya. Dalam agama Islam tidak ada yang lebih baik atau lebih tinggi derajatnya kecuali orang yang lebih bertaqwa kepada Allah SWT.

Artinya : Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S Al Hujarat : 13) Dari ayat di atas jelas mengajarkan kewajiban silaturahmi atau komunikasi dengan sesama dan utamanya kepada orang yang bertaqwa. Berarti pula pada seorang wirausaha yang diwajibkan untuk luwes, supel,mudah bergaul atau senang menghargai orang lain.

III.

Kelemahan dalam Wirausaha

Dalam berwirausaha, sifat apatis atau cuek sangat menghambat terhadap kemajuan usaha yang dirintisnya. Seseorang yang apatis tidak mengetahui dengan baik bagaimana keadaan disekitarnya. Bagaimana dia dapat mengetahui apa yang dirasakan konsumen ataupun klien terhadap produk ataupun jasa yang dijual. Dia pun tidak tahu akan kekurangan dari produk ataupun jasa yang ditawarkan terhadap konsumen ataupun klien. Hal tersebut jika tidak segera diperbaiki mengakibatkan usaha tersebut tidak akan berkembang. Menciptakan dan terus menerus bekerja dalam sebuah usaha rintisan sangatlah luar biasa sukarnya. Bersikaplah cerdas. Kembangkan solusi untuk sebuah masalah, pasar dan kelompok pengguna yang menjadi klien mapun konsumen. Jika bersikap apatis atau cuek mengenai solusi dan dampaknya bagi para pengguna, akan menjadi sukar untuk memelihara stamina yang diperlukan untuk membimbing usaha rintisan.

Daftar Pustaka

Ahmadi. 2002. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah. Surakarta. PT Obor Sewu Mandiri http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2291557-pengertianapatis/#ixzz23PAdtszj http://menanty.blogspot.com/2012/05/5-saran-untuk-entrepreneur-muda-dari.html http://www.salaf.web.id/9/adab-dalam-islam-dan-perhatian-salaf-terhadapnya-al-ustadz-abumuhammad-abdul-mu.htm

You might also like