You are on page 1of 9

Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.

Kalimat majemuk dapat terjadi dari: a. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada. Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal) Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi. (subjek pada kalimat pertama diperluas) b. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat. Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I) Bapak membaca koran (kalimat tunggal II) Susi menulis surat dan Bapak membaca koran. Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. 1) Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas: a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya. Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai. b. Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun. Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi. c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan. Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas. 2) Kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya: a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek. Misalnya: Diakuinya hal itu P S Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu. anak kalimat pengganti subjek b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat. Misalnya: Katanya begitu Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu. anak kalimat pengganti predikat c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek. Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu. S P O Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya. anak kalimat pengganti objek d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan. Misalnya: Ayah pulang malam hari S P K Ayah pulang ketika kami makan malam anak kalimat pengganti keterangan

3)

Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat. Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat. Ketika ia duduk minum-minum pola atasan datang seorang pemuda berpakaian bagus pola bawahan I datang menggunakan kendaraan roda empat pola bawahan II

Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah: 1. 2. 3. 4. Kalimat Majemuk Setara Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat Majemuk Campuran Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk setara


Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:

Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata penghubung `dan` Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung `bahkan` Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung `atau` Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung `tetapi`, `sedangkan`, `melainkan` Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata penghubung `kemudian`, `lalu`, `lantas`

Kalimat majemuk bertingkat


Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Contoh: Induk Kalimat: Kemarin ayah mencuci motor. Selanjutnya kata `kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur. Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi: 1. Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor, atau 2. Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.

Kalimat majemuk campuran


Yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurangkurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya Sumber : http://Wikipedia.org/kalimatmajemuk

Kalimat Majemuk
KalimatMajemuk = Kalimat tersusun Ada 4 macam kalimat majemuk/kalimat tersusun, yakni kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk berganda.Yang akan masuk dalam pengajian adalah kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. A. Kalimat Majemuk setara a. Batasan Kalimat majemuk setara dalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapakalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masisng-masing dapat berdiri sendri. b. Pembagian kalimat majemuk setara 1. Kalimat majemuk setara sejalan Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya Contoh: Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang Catatan: a. Kata-kata yang penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara sejalan ialah: dan, dan lagi, lagi pula, sedang, sedangkan, lalu, kemudian. b. Dalam meguraikan menurut jabatannya, hendaknya selalu dibiasakan menempuh cara-car sebagai berikut: 1. Kalimat yang hendak diuraikan dikutip lebih dahulu. 2. Memberi nama kalimat yang akan diuraikan. 3. Kemudian baru bagian-bagian kalimat diuraikan menurut jabatannya sebagai berikut: a. Kata-kata yang hendak diuraikan ditempatkan di sebelah kiri. b. Jabatan-jabatan kalimat ditempatkan di sebelah kanan. Contoh uraian kalimat: Juminten pergi ke pasar, Norif berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang. I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara sejalan. II. a. Juminten pergi ke pasar. Juminten = subjek Pergi = predikat Ke pasar = keterangan tempat b. Norif berangkat ke bengkel Norif = subjek Berangkat = predikat ke bengkel = keterangan tempat c. Ganes pergi ke kebun binatang. a. Ganes = subjek b. pergi = predikat c. ke kebun binatang = keterangan tempat

2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan. Contoh: Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh. Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar. Catatan: a. Kata-kata penhubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara berlawanan antara lain ialah: sedangkan, tetapi, melainkan, padahal, hanyalah, walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, jangankan, namun. b. Contoh uraian kalimat: Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar. I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara berlawanan II. a. Rahmad berani Rahmad = subjek Berani = predikat b. ia tidak mau bertengkar. Ia = subjek tidak mau bertengkar = predikat 3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain. Contoh: Roy Marten ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu. Anak itum luka parah, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit. Catatan: a. Kata-kata penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat antara lain ialah: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga, maka. b. Contoh uraian kalimat Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu. I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat. II. a. Roy Martien ditahan Roy Martien = subjek ditahan = predikat b. ia telah membawa sabu-sabu. Ia = subjek telah membawa = predikat sabu-sabu = objek

B. Kalimat Majemuk Bertingkat a. Batasan Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain. b. Proses Terjadinya Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri. Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan dinamakan anak kalimat. Contoh: Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/ diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang datang. Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/ pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak kalimat. c. Macam Anak Kalimat Ada bermacam-macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat. Hal itu bergantung kepada bagian kalimat tunggal mana yang diubh/ digantinya. Karena itu macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat diperinci sebagai berikut: 1. Anak kalimat pengganti subyek Contoh: Siapa bersalah, akan dihukum. Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi. Contoh uraian kalimat: Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi. G Kalimat tersebut ialah kalimat majemuk bertingkat G A. Telah ditangkap polisi = induk kalimat Ditangkap = predikat Polisi = obyek/ pelengkap pelaku Telah = keterangan waktu/ keterangan modalitas. B. Yang mencuri sepeda saya = anak kalimat pengganti subyek Yang = subyek Mencuri = predikat Sepeda saya = obyek/ pelengkap penderita

Catatan: Tiap kali hendak menguraikan kalimat majemuk bertingkat, hendaknya lebih dulu diusahakan mencari/ menyelidiki kalimat tunggal mana yang menjadi asal kalimat majemuk bertingkat itu. Dengan cara itu kita akan mudah mencari induk kalimat dan anak kalimat dari kalimat majemuk bertingkat yang hendak kita uraikan. 2. Anak kalimat pengganti predikat Anak kalimat pengganti predikat hanya terdapat pada kalimat nominal. Contoh: Rumah itu batu. (kalimat tunggal) Rumah itu bahannya terbuat dari benda keras. (kalimat majemuk bertingkat) 3. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita Contoh: Basir mencintai Nova. (kalimat tunggal) Basir mencintai yang sangat dikasihinya. (kalimat majemuk bertingkat) 4. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku Contoh: Ali ditikam oleh penjahat. (kalimat tunggal) Ali ditikam oleh orang yang menggedor pintu rumahnya semalam. (kalimat majemuk bertingkat) 5. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penyerta Contoh: Norief memberikan uang kepada anaknya. (kalimat tunggal) Norief memberikan uang kepada yang menumpang di Surabaya. (kalimat majemuk bertingkat) 6. Anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap berkata depan Contoh: Ia rindu kepada ibunya. (kalimat tunggal) Ia rindu kepada yang memeliharanya sejak kecil. (kalimat majemuk bertingkat) 7. Anak kalimat pengganti obyek pasangan Contoh: Kami telah berunding dengan Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono. (kalimat tunggal) Kami telah berunding dengan yang memimpin negara Indonesia. (kalimat majemuk bertingkat) 8. Anak kalimat pengganti obyek alat Contoh: Norief bersenjatakan pena. (kalimat tunggal) Norif bersenjatakan yang dibuat untuk menulis. (kalimat majemuk bertingkat) 9. Anak kalimat pengganti keterangan tempat Contoh: Henny pergi ke pasar. (kalimat tunggal) Henny pergi ke yang dikunjungi orang tiap hari. (kalimat majemuk bertingkat) 10. Anak kalimat pengganti keterangan waktu Contoh: Anis datang kemarin. (kalimat tunggal) Anis datang ketika orang sedang sholat. (kalimat majemuk bertingkat) 11. Anak kalimat pengganti keterangan sebab Contoh: Basir tidak berkuliah karena sakit. (kalimat tunggal) Basir tidak berkuliah karena jiwanya terganggu. (kalimat majemuk bertingkat)

12. Anak kalimat pengganti keterangan alasan Contoh: Saya tidak pergi karena hujan. (kalimat tunggal) Saya tidak pergi karena suasana yang tidak mengizinkan. (kalimat majemuk bertingkat) 13. Anak kalimat pengganti keterangan akibat Contoh: Basir dianiaya sehingga sakit. (kalimat tunggal) Basir dianaya sehingga badannya terbaring. (kalimat majemuk bertingkat) 14. Anak kalimat pengganti keterangan alat Contoh: Ia menikam dengan pisau. (kalimat tunggal) Ia menikam dengan yang dibelinya kemarin. (kalimat majemuk bertingkat) 15. Anak kalimat pengganti keterangan asal Contoh: Sepatunya Norief terbuat dari emas. (kalimat tunggal) Sepatunya Norief terbuat dari bahan yang diinginkannya. (kalimat majemuk bertingkat) 16. Anak kalimat pengganti keterangan syarat Contoh: Kalau begitu, saya tidak mau mengajak . (kalimat tunggal) Kalau kamu nakal, saya tidak mau mengajak. (kalimat majemuk bertingkat) 17. Anak kalimat pengganti keterangan tujuan Contoh: Tora Sudiro belajar keras agar lulus. (kalimat tunggal) Tora Sudiro belajar keras agar cita-citanya tercapai. (kalimat majemuk bertingkat) 18. Anak kalimat pengganti keterangan kualitas Contoh: Boneng tersenyum manis. (kalimat tunggal) Boneng tersenyum seperti yang kita lihat. (kalimat majemuk bertingkat) 19. Anak kalimat pengganti keterangan perihal Contoh: Dengan tertawa ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat tunggal) Dengan mulut tertawa lebar ia menjawab pertanyaan itu. (kalimat majemuk bertingkat) 20. Anak kalimat pengganti keterangan perlawanan Contoh: Meskipun mendung, ia berangkat juga. (kalimat tunggal) Meskipun cuaca buruk, ia berangkat juga. (kalimat majemuk bertingkat) 21. Anak kalimat pengganti keterangan kuantitas Contoh: Mereka berjalan seratus kilometer. (kalimat tunggal) Mereka berjalan jauh sekali jaraknya. (kalimat majemuk bertingkat) 22. Anak kalimat pengganti keterangan derajat Contoh: Udara itu dingin sekali. (kalimat tunggal) Uadara itu tak terperikan rasanya. (kalimat majemuk bertingkat) 23. Anak kalimat pengganti keterangan modalitas Contoh:

Mungkin ia meninggal di sana. (kalimat tunggal) Desas-desus tersiar ia meninggal di sana. (kalimat majemuk bertingkat) 24. Anak kalimat pengganti keterangan perbandingan Contoh: Paimo lebih rajin daripada Mopai. (kalimat tunggal) Paimo lebih rajin daripada orang yang mirip dengannya itu. (kalimat majemuk bertingkat) 25. Anak kalimat pengganti keterangan perwatasan Contoh: Semua tahanan dibebaskan, kecuali Basir. (kalimat tunggal) Semua tahanan dibebaskan, kecuali yang berseragam merah jambu itu. (kalimat majemuk bertingkat) Cataanak kalimat pengganti obyek/ pelengkaptan: Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang dipergunakan kalimat langsung dan kalimat tak langsung. G Kalimat langsung Ali mengatakan, saya pergi kemarin. Kata Ali saya pergi kemarin. G Kalimat tak langsung Ali mengatakan bahwa ia pergi kemarin. Kata Ali, ia pergi kemarin. d. Cucu Kalimat Dalam kalimat majemuk bertingkat kadang-kadang terdapat cucu kalimat, yaitu anak dari anak kalimat. Cucu kalimat tersebut terjadi jika bagian kalimat dari anakkalimat diubah/ diganti menjadi sebuah kalimat yang dapat berdiri sendiri. Contoh: Norief menyepak bola. (kalimat tunggal) Ia menyepak yang disenangi oleh adiknya. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai anak kalimat pengganti obyek/ pelengkap penderita) Ia menyepak yang disenangi oleh yang memakai baju baru itu. (kalimat majemuk bertingkat yang mempunyai cucu kalimat pengganti obyek/ pelengkap pelaku pada anak kalimat)

You might also like