You are on page 1of 5

ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA CETAK DI BANJARMASIN

January 3, 2011 wikatediprayoga Uncategorized Leave a comment

Balai Bahasa Banjarmasin Dalam era globalisasi, peran media massa, khususnya media massa cetak dirasakan penting dalam mewarnai kehidupan masyarakat kita. Perlunya pengkajian ulang peran media masa dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia di dasarkan pada kenyataan bahwa cukup banyak media massa berperan sebagai sarana informasi dan hiburan, yang lebih mengutamakan dari segi bisnis sehingga cenderung mengabaikan media masa sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia . Mengacu kepada fakta itu media massa cetak dalam pembinaaan dan pengembangan bahasa Indonesia belum cukup berperan seperti yang diharapkan.pada pemakaian bahasa Indonesia. Kajian dalam tulisan ini lebih memfokuskan pada pemakaian bahasa Indonesia media cetak Banjarmasin Post. Penekanan kajian ini pada bidang morfologi Kata kunci: peran media massa, bidang morfologis 1. Pendahuluan Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia. Penting peranan bahasa antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah pemuda 1928 yang berbunyi: kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia dan pada undangundang dasar kita yang di dalamnya tercantum pada pasal khusus yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Namun, di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat menduduki tempat yang termuka di antara berantus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara tercantum dalam UUD 1945, Pasal 36, Bab XV. Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara adalah (1) sebagai bahasa resmi kenegaraan, (2) sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) sebagai bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pemerintahan, (4) sebagai bahasa resmi dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen (1976:21) Keistimewaan kedudukan bahasa Indonesia seperti terurai di atas hendaknya diimbangai pula dengan pembinaan dan pengembangan yang memadai. Pembinaan dan pengembangan itu sangat penting. Lebih-lebih untuk bahasa Indonesia yang masih dalam tapah perkembangan. Melalui pembinaan dan pengembangan itu bahasa Indonesia diharapkan akan selalu dapat mengemban fungsi yang diberikan kepadannya. Adanya kecenderungan bersikap negatif terhadap bahasa Indonesia merupakan salah satu sikap yang dimiiki oleh media massa. Hal itu terlihat dari aktivitas kebahasaan ada. Mereka lebih

bangga menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah walaupun sebenarnya situasi dan kondisi saat itu tidak memungkinkan. Bila bahasa yang digunakan di media massa cetak dianalisis, kemudian dikritik dan disalahkan, mereka berkilah bahwa gaya bahasa jurnalistik berbeda dengan kaidah bahasa Indonesia, walaupun sebenarnya gaya bahasa jurnalistik dalam penggunakan bahasa Indonesia sangat berbeda konteks. Pemakaian bahasa Indonesia di meda cetak penulis sering berdalih untuk menerapkan prinsip ekonomi bahasa. Namun, kenyataannya mereka sering boros menggunakan kata-kata yang mestinya tidak perlu.(mubazir) Media cetak merupakan salah satu media yang menggunakan bahasa sebagai alat utamanya. Peranan surat kabar dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia sangatlah besar. Pembentukan dan pemakaian istilah baru serta pemasyarakatnya sangatlah ditentukan oleh media cetak. Berkenaan dengan fakta itulah penulis melakukan penelitian pada media cetak di Banjarmasin, khususnya Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, dan Metro Banjar mengenai kesalahan pemakaian bahasa Indonesia, khususnya bidang morfologi. Kesalahan itu terkait dengan bidang tersebut antara lain kesalahan pemakaian kata penghubung, kesalahan penggunaan kata yang mibazir, kesalahan penggunaan bentuk kata, kesalahan dalam penggunaan unsur serapan, dan kesalahan dalam kadar kebakuan. 2. Masalah Salah satu media cetak yang paling produktif menggunakan bahasa Indonesia ragam tulis ialah surat kabar. Informasi yang disampaikan melalui surat kabar itu sasarannya adalah pembaca dari semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan penggunaan dan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar pada media itu. Bahasa Indonesia yang bai adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar ialah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana kesalahan-kesalahan dalam bidang morfologi? 3. Pembahasan Salah satu sarana informasi yang berpengaruh besar dalam masyarakat adalah surat kabar. Sebagai sarana informasi, surat kabar dalam misinya menggunakan ragam bahasa tulis. Dibandingkan dengan ragam lisan, pemakain ragam tulis harus lebih cermat. Kecermatan yang dimaksud meliputi (1) kaidah tata tulis atau ejaan, (2) kaidah pemilihan kata atau diksi, (3) kaidah struktur kalimat. Walaupun diakui bahwa bahasa tulis ragam pers (surat kabar mempunyai sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas dan menarik harus pula mengindahkan kaidah gramatikal bahasa Indonesia. Kajian dalam tulisan ini lebih memfokuskan pada pemakaian bahasa Indonesia media cetak Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, dan Metro Banjar. Penekanan kajian dilakukan khusus pada bidang morfologi. Dari data yang terkumpul penulis menemukan kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang terkait dengan pemakaian kata penghubung, kesalahan penggunaan kata yang mubazir, penyengauan bunyi awal kata dasar. Berikut analisis masing-masing kesalahan. 3.1 Kesalahan dalam Penggunaan Kata Penghubung

Ungkapan/kata penghubung dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Ungkapan atau kata penghubung intrakalimat adalah ungkapan/kata dalam sebuah kalimat yang berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat. Ungkapan/kata penghubung intakalimattidak pernah digunakan pada awal sebuah kalimat, kecuali jika kata itu digunakan pada anal kalimat yang mendahului induk kalimat, seperti karena. Oleh karena itu kata-kata yang tergolong ke dalam ungkapan/kata penghubung itu tidak pernah/tidak boleh ditulis dengan huruf kapital. Contoh kata penghubung itu adalah: dan yang. bahwa agar. sehingga . karena . Selain, dalam bahasa Indonesia terdapat ungkapan/kata penghubung intrakalimat yang penulisannya selalui didahului oleh tanda koma, seperti sedangkan dan .tetapi Ungkapan penghubung antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan kalimat lain. Oleh karena itu, kata/ungkapan penghubung jenis ini harus ditulis dengan hurufkapital dan diiringi tanda koma. Posisinya dalam kalimat selalu berada pada awal kalimat yang dihubungkan dengan kalimat sebelumnya. Kata penghubung jenis ini, antara lain, sebagai berikut: . akan tetapi . Berkaitan dengan hal itu, . Meskipun demikian, . Oleh karena itu. . Sebaliknya, . .Sehubungkan dengan itu, . Sehubungan dengan hal itu, . Sesuai dengan itu,. . Sesuai dengan uraian tersebut,. . Walaupun demikian . Para wartawan dalam menulis di media cetak tidak jarang mengggunakan ungkapan/kata penghubung/konjungsi ini secara tidak tepat. Ketidaktepatan menggunaaan konjungsi dapat dilihat pada penggunaan berikut. 1. Karena Binuang dan sekitarnya, seperti Sungkai, Pengaron dan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar merupakan kantong produksi pisang Kalsel dengan pangsa pasarnya selain ke Banjarmasin (Banjarmasin post, 15 April 2008) 2. Meski hari ini, Rabu masih jadwal kampanye, Namun KPUD Tanah Laut menetapkan agenda di hari terakhir ini dengan agenda istigosah oleh masing-masing pasangan calon (Radar, 15 April 2008) 3. Meski namanya kembali terserat dalam kasus pemberian izin pengelolaan hutan di Kabupaten Pelalawan, Riau, Menteri Kehutan malam sambut membantah terlibat (Metro, 15 April 2008) Penggunaan konjungsi karena kurang tepat sebagaimana di jelas di atas bahwa Konjungsikarena hanya berfungsi sebagai penggubung intrakalimat yang tidak pernah digunakan pada awal kalimat dan bukan dengan hurup kapital. Oleh karena itu untuk membuat jadi gramatikal konjungsi karena harus dihilangkan. Perbaikan kalimat (1) di atas adalah sebagai berikut dan tidak boleh dipakai bersamaan dengan kata namun.

Penggunaan konjungsi antarkalimat secara bersamaan pada kalimat (2) di atas merupakan suatu kesalahan yang sering terjadi. Kata namun mengandung arti walaupun demikian atau meskipun demikian. Kata namun seharusnya tidak digunakan sebagai konjungsi intrakalimat. Konjungsi meski seharusnya diganti meskipun atau meskipun demikian dan tidak boleh dipakai bersamaan dengan namun. Dengan demikian, perbaikan kalimat (2), (3) dan (4) di atas adalah sebagai berikut: 1a. Binuang dan sekitarnya, seperti Sungkai, Pengaron, dan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar merupakan kantong produksi pangsa pasar selain ke Banjarmasin. 2a. Meskipun hari ini, Rabu masih jadwal Kampanye, KPUD Tanah Laut menetapkan di hari terakhir ini dengan agenda istiqosah oleh masing-masing pasangan. 3a. Meskipun namanya kembali terserat dalam kasus pemberian izin pengelolaan hutan di Kabupaten Pelalawan, Riau, Menteri Kehutan malam sambut membantah terllibat. 4a. Meskipun siap menampilkan pola 4-5-3 atau 4-3-2-1 dengan menimbulakn progba di barisan depan. 3.2 Kesalahan dalam Penggunaan kata yang mubazir 5. Memang ujarnya, hasil try out lalu hasilnya tidak begitu menggembirakan. Di mana angka kelulusan yang dicapai hanya 15%.(Radar, 15 April 2008) 6. Pun begitu, pemkot dalam tahun anggaran 2008 ini telah menyiapkan dana sebesarnya Rp900 juta untuk kembali membangun struktur tugu. (Radar, 15 April 2008) 7. Semua Masyarakat harus dapat menahan emosi dan siapapun pemimpin yang terpilih nantinya harus dihormati karena adalah pilihan masyarakat, tegasnya sambil penuh harap ( Radar Senin, 28 April 2008) Pemakaian kata di mana seperti pada pada kalimat (5) merupakan yang sangat lazim. Hal ini cukup memperihatinkan, bahkan semua lapisan masyrakat sering menggunakan kata tersebut. Kata di mana di pakai untuk menanyakan tempat. Jadi pemakaian kata di mana tersebut adalah tidak tepat. Kata di mana pada kalimat (5) diganti dengan kata karena . Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut: 5a. Memang ujarnya, hasil try out lalu hasilnya tidak begitu menggembirakan. Karena angka kelulusan yang dicapai hanya 15%. Pemakaian kata pun begitu pada kalimat (7) tidak tepat karena mengakibat kalimat menjadi rancu. Sebaiknya Frasa pun begitu dihilangkan. Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut: 6a. Pemkot dalam tahun anggaran 2008 ini telah menyiapkan dana sebesarnya Rp900 juta untuk kembali membangun struktur tugu. Pemakaian kata karena adalah suatu kerancuan karena kata itu bisa digunakan secara bersamaan. Sebaiknya kata adalah dihilangkan. Perbaikan kalimat (7) adalah sebagai berikut: 7a. Semua Masyarakat harus dapat menahan emosi dan siapapun pemimpin yang terpilih nantinya harus dihormati karena pilihan masyarakat, tegasnya sambil penuh harap ( Radar Senin, 28 April 2008) 3.3 Penyengauan Bunyi Awal Kata Dasar 8. Saya ngisi Jumatan di sana hari ini. Kebetulan setelah itu juga ada pengajian wisata hati. Jadi, sebelum ke biskop kita ke sana dulu.(Radar,23 April 2008)

9 Setelah tertangkap tangan nyabu di ruang kerja, Kapolsekta Bogor Utara AKP Endang Rudianes langsung di copot dari jabatannya. ( Radar, 28 April 2008) Gegala penyenggauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam bahasa lisan yang dipakai dalam ragam tulis yang mengakibatkan terjadinya pencapuradukan ragam lisan dan tulis yang menghasilkan satu bentuk yang salah dalam pemakaian. Bentuk-bentuk harus di tulis secara lengkap, yaitu dengan menambahkan awal meng-, sehingga menjadi mengisi dan menyabu. Perbaikannya adalah sebagai berikut: 8a. Saya mengisi Jumatan di sana hari ini. Kebetulan setelah itu juga ada pengajian wisata hati. Jadi, sebelum ke biskop kita ke sana dulu. 9a. Setelah tertangkap tangan menyabu di ruang kerja, Kapolsekta Bogor Utara AKP Endang Rudianes langsung di copot dari jabatannya. 4. Penutup Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari media cetak Banjarmasin Post. Radar Banjarmasin, dan Metro Banjar yang terbit di Banjarmasin, penulis berkesimpulan bahwa masih banyak terjadi kesalahan penulisan terutama bidang morfologi. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain. (1) kesalahan penggunaan kata penghubung, (2) kesalahan penggunaan kata yang mubazir, dan (3) penyengauan bunyi awal kata dasar. DAFTAR PUSTAKA Arifin, E. Zainal, dan S. Amran Tasai.2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Untuk Perguruan Tinggi. Edisi Baru, Cetak 1V. Jakarta. Arifin,E. Zainal, dan Farid.2001. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Edisi Ketiga. Jakarta:Akademiko. Sugono, Dendy (ed) Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta:Pusat Bahasa. - (ed) Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta:Pusat Bahasa. http://wikatediprayoga.wordpress.com/2011/01/03/analisis-pemakaian-bahasa-indonesia-dalammedia-cetak-di-banjarmasin/

http://www.scribd.com/ipermana_6/d/50643751-KESALAHAN-PEMAKAIAN-BAHASAINDONESIA-PADA-MEDIA-MASA-SURAT-KABAR#download

You might also like