You are on page 1of 13

BAB I REAKSI ASAM & ASAM BASA LARUTAN

1.1. REAKSI KIMIA 1.1.1. Tujuan Pratikum Mengamati terjadinya reaksi kimia. Mengetahui cara mereaksikan bahan-bahan kimia.

1.1.2. Dasar Teori Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan perubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciriciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia.[1] Ciri-ciri terjadinya reaksi kimia antara lain: Terjadi perubahan warna Contoh: reaksi antara timbel nitrat dengan kalium iodide manghasilkan endapan PbI2 yang berwarna kuning Pb(NO3)2 (aq) + 2KI (aq) PbI2 (s) + 2KNO3 (aq) Terjadi Perubahan suhu Contoh: reaksi antara natrium hidroksida dengan air memberikan efek rasa panas NaOH(s) + H2O(l) NaOH(aq) + H2O (l) Terjadi pembentukan endapan Contoh: reaksi antara tambaga dengan asam sulfat akan membentuk endapan tembaga sulfat Cu (s) + H2SO4 (aq) CuSO4 (s) + H2 (g)

Terjadinya pembentukan gas Contoh: reaksi antara magnesium dengan asam klorida menghasilkan gas hidrogen Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)

Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam mempelajarinya mengakibatkan banyaknya cara untuk mengklasifikasikan reaksi-reaksi tersebut, yang sering kali tumpang tindih. Di bawah ini adalah contohcontoh klasifikasi reaksi kimia berdasarkan jenisnya: 1. Reaksi Penggabungan Reaksi penggabungan adalah reaksi ketika zat pertama dan kedua bergabung untuk membentuk zat ketiga. Misalnya yang terjadi pada logam natrium beraksi dengan gas klor dan membentuk natrium klorida. Proses tersebut menghasilkan persamaan kimia: 2Na(s) + Cl2(g) NaCl 2. Reaksi penguraian Reaksi penguraian adalah , apabila senyawa tunggal bereaksi membentuk 2 atau lebih zat. Reaksi ini biasa nya membutuhkan kenaikan suhu agar senyawa dapat terurai. Misalanya pada penguraian kalium klorat yang biasa digunakan untuk membangkitkan gas oksigen, yaitu KCLO3 dipanaskan dan terurai menjadi KCL dan gas oksigen . persamaan kimia nya: KCLO3(s) 2KCL(s) + 3O2 (g) 3. Reaksi pergantian( reaksi pertukaran tunggal) Reaksi pergantian atau pertukaran adalah reaksi ketika suatu unsure bereaksi dengan senyawa menggantikan unsure yang terdapat pada senyawa itu, misalnya reaksi lempeng tembaga logam yang dicelupkan kedalam larutan perak nitrat akan menghasilkan Kristal logam perak dengan persamaan kimia: Cu(s) + 2 AgNO(aq) 2 Ag (s) + Cu (NO3)2 (aq)

4. Reaksi Metatesis (reaksi pertukaran ganda) Reaksi metatesis atau juga reaksi pertukaran ganda adalah reaksi yang melibatkan bagian dari reaksi peraksi. Misalnya , laruta kalium iodide yang tidak memiliki warna di larutkan atau di campur dengan larutan timbale nitrat yang juga tidak berwarna. Ion-ion akan bereaksi membentuk endapan berwarna kuning dan senyawa timbal iodida persamaan kimia nya adalah :[2] 2 K (aq) + Pb(NO2)2(aq) 2KNO3 (aq) + Pbl2 (2)P Persamaan reaksi kimia digunakan untuk kiri dan produk di sebelah kanan.[1] Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat, zat yang jumlahnya sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut (solut), sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain disebut pelarut (solven). Contoh: - gula (solut) dilarutkan dalam air (solven) - nitrogen (solut) dilarutkan dalam oksigen (solven) - aloi seperti baja dilarutkan dalam duralumin Koloid adalah merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-10 nm), sehingga terkena efek tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya grafitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid: - aerosol adalah koloid yang memiliki zat pendispersi berupa gas, aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair contoh: kabut dan awan menggambarkan reaksi kimia persamaan rekasi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di sebelah

sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padatan contoh: asap dan debu dalam udara - sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. contoh: air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta - buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik - gel adalah sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. contoh: agar-agar, Lem Suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Contoh: - lumpur di mana tanah, dan lempung tersuspensi di air - tepung dapat tersuspensi di air - kabut yaitu sistem air yang tersuspensi di udara Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: - emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. misalnya: aerosol cair seperti hairspray dan baygon - emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. misalnya: air dan minyak [3]

1.1.3. Tinjauan Bahan 1. Nama bahan molekul rumus massa molar titik lebur kelarutan dalam air kebasaan (pKb) 2. Nama bahan molekul rumus massa molar bentuk fisik bau kelarutan dalam air standar molar 3. Nama bahan molekul rumus bentuk fisik massa molar titik lebur kelarutan dalam air 4. Nama bahan molekul rumus bentuk fisik massa molar bau kelarutan dalam air pH : Natrium hidroksida : NaOH : 39,9971 g/mol : 318 oC, 591 oK : 111 g/100 ml (20 oC) : -2,43 : Kalium permanganat : KMnO4 : 158,034 g/mol : berwarna ungu : tanpa bau : 6,38 g/100 ml (20 oC) : 171,7 K-1 mol-1 : Natrium klorida : NaCl : tidak berwarna/ berbentuk kristal putih : 58,44 g/mol : 58,44 g/mol : 35,9 g/100 ml (25 oC) : Asam sulfat : H2SO4 : cairan bening, tak berwarna : 98,08 g/mol : tak berbau : tercampur penuh :3

5. Nama bahan molekul rumus bentuk fisik massa molar kelarutan dalam air 6. Nama bahan molekul rumus bentuk fisik massa molar bau kelarutan dalam air titik didih pH viskositas densitas 1.1.4. Alat dan Bahan A. Alat - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - corong kacs - Erlenmeyer - gelas arloji - karet penghisap - kertas saring - labu ukur - neraca analitis

: Perak Nitrat : AgNO3 : padatan putih : 169,87 g/mol : 2,16 Kg/L (20 oC) : Etanol : C2H5O5 : cairan tak berwarna : 46,07 g/mol : tak berbau : tercampur penuh : 78,4 oC : 7,33 : 1,200 cP (20 oC) : 0.7918 g/cm

B. Bahan - aquadest (H2O) - asam sulfat pekat (H2SO4) - etanol (C2H5OH) - kalium permanganate (KMnO4) - natrium hidroksida (NaOH) - natrium klorida (NaCl) - perak nitrat (AgNO3) - pupuk urea (CO(NH2)2)

- penjepit kayu - pipet tetes - pipet volume - rak tabung reaksi - tabung reaksi - waterbath 1.1.5. Prosedur Percobaan A. Peparasi larutan - membuat larutan kalium permanganat 1%, 50 mL - membuat larutan natrium hidroksida 1 M, 50 mL - membuat larutan natrium klorida 0,1 M, 50 mL - membuat larutan perak nitrat 0,1 M, 50 mL. B. Reaksi menghasilkan panas tinggi - memasukan 1 mL asam sulfat pekat ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 mL aquadest. C. Reaksi memperlukan panas dan menghasilkan gas - masukkan sedikit pupuk urea ke dalam tabung reaksi - menambahkan 5 mL natrium hidroksida 1 - memansakan tabung reaksi secara perlahan dan tes timbulnya gas - mengamati dan mencatat hasilnya. D. Reaksi menghasilkan endapan - menambahkan 2 mL perak nitrat 0,1 M dengan 2 mL natrium klorida 0,1 M di dalam tabung reaksi - mengamati endapan yang terbentuk - menyaring endapan dengan menggunakan kertas saring. E. Reaksi memerlukan gas masukkanlah 2 ml larutan kalium permanganat 1% ke dalam tabung reaksi

menambahkan 1 tetes larutan asam sulfat pekat menambahkan 3 tetes etanol dan memanaskan sebentar dalam waterbath mengamati perubahan yang terjadi.

1.1.6. Data pengamatan reaksi-reaksi kimia No. Perlakuan 1 H20 + H2SO4 Pengamatan - Larutan bening - Terasa panas 2 CO(NH2)2+NaOH - Pupuk urea hancur - menghasilkan gas 3 AgNO3 + NaCl - Larutan bening 4 KMnO4 + H2SO4 KMnO4 + H2SO4 + C2H5OH KMnO4 + H2SO4 + C2H5OH - Terbentuk endapan - Laruta berwarna hitam kecoklatan. - larutan kecoklatan endapan putih - Terjadi reaksi - Larutan ungu coklat Kesimpulan - Terjadi Reaksi kimia - Terjadi reaksi kimia - Terjadi reaksi

1.1.7. Persamaan Reaksi 1. Reaksi menghasilkan panas tinggi H2SO4 (l)


(asam sulfat)

+ H2O(l)
(air)

H3O (l)+
(ion hidronium)

HSO4-(l)

(anion hidrogen sulfat)

2. Reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas CO(NH2)2 (l)


(urea)

+ 2NaOH

(l)

CO(OH)2 (l)

2NaNH2

(g)

(natrium hidroksida)

(kobalt (II) hidroksida)

(natrium amida)

3. Reaksi memerlukan endapan AgNO3 (l) +


(perak nitrat)

NaCl

(l)

AgCl

(s)

+ NaNO3

(l)

(natrium klorida)

(perak klorida)

(natrium nitrat)

4. Reaksi memerlukan panas 2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O


(kalium sulfat) (mangan sulfat) (air) (oksigen) (kalium permanganat) (asam sulfat)

1.1.8. Pembahasan Terjadi reaksi kimia diketahui dan diamati berdasarkan cirri-ciri terjadinya reaksi kimia: a. reaksi menghasilkan panas tinggi reaksi antara asam sulfat (H2SO4) dengan air (H2O) menghasilkan panas yang tinggi karena terbentuk hidrogen sulfat (HSO4 -). b. reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas reaksi antara urea(CO(NH2)2) dengan natrium hidroksida (NaOH)yang menyerap panas dari sekitarnya, menghasilkan koblat (II) hidroksida (CO(OH)2) dan natrium amida (NaNH2) yang berbentuk gelembung gas. c. reaksi menghasilkan endapan reaksi antara perak nitrat (AgNO3) dengan natrium klorida (NaCl) yang menghasilkan larutan natrium nitrat (NaNO3) dan endapan putih perak klorida (AgCl).

d. reaksi memerlukan panas reaksi antara kalium permanganat (KMnO4) dengan asam sulfat (H2SO4) dan etanol (C2H5OH) yang bereaksi menghasilkan mangan sulfat (MnSO4). Di mana terjadi perubahan warna dari warna ungu kalium permanganat (KMnO4) menjadi warna hitam kecoklatan dari senyawa mangan sulfat (MnSO4) dan ada lapisan yang bening. Untuk mereaksikan zat atau senyawa kimia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan keselamatan pratikum sendiri seperti memakai sarung tangan, kacamata, menghidupkan blower ketika berada di lemari asam, mereaksikan bahan kimia berbahaya di lemari asam. Selain itu yang harus diperhatikan adalah sifat dari senyawa tersebut, seperti KMnO4 yang peka terhadap cahaya, dan ketika membuat larutan KMnO4 usahakan ditempat yang tidak langsung terkena cahaya. 1.1.9. Kesimpulan Reaksi kimia dapat diketahui apabila pencampuran tersebut menghasilkan gas, endapan, perubahan warna dan perubahan suhu. Harus mengutamakan keselamatan kerja ketika mereaksikan zat kimia.

APENDIKS
1.1. Reaksi kimia 1. Kalium permanganat 1% 50 mL % KMnO4 =

O O
100

100

0,01

0,01 gr + 0,51 = 100 gr 0,51 = 100 gr-0,01 gr 0,51= 99,99 gr gr = gr = 0,51 Jadi untuk membuat larutan kalium permanganat 1% dengan volume 50 mL dengan cara melarutkan kalium pemanganat sebanyak 0,51 gram dalam labu ukur 50 mL, kemudian mengencerkannya sampai tanda batas. 2. Membuat 1 M NaOH dalam 50 mL M=

1= 1= gr = gr = 2 Jadi untuk membuat larutan natrium hidroksida 1M dengan volume 50 mL dengan cara melarutkan natrium hidroksida sebanyak 2 gram dalam labu ukur 50 mL, kemudian mengencerkannya sampai tanda batas.

3.

NaCl 0,1 M dalam 50 mL M = 0,1 = 0,1 = gr = gr = 0,2925 Jadi untuk membuat larutan natrium klorida 0,1 M dengan volume 50 mL dengan cara melarutkan natrium klorida sebanyak 0,2925 gram, dalam labu ukur 50 mL, kemudian mengencerkannya sampai tanda batas.

4.

Larutan AgNO3 0,1 M dalam 50 mL M =

0,1 =

0,1 =

gr = gr = 0,85 Jadi untuk membuat larutan perak nitrat 0,1 M dengan volume 50 mL dengan cara melarutkan perak nitrat sebanyak 0,85 gram, dalam labu ukur 50 mL, kemudian mengencerkannya sampai tanda batas.

You might also like