You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN I PASIR DAN KERIKIL

DOSEN : Drs. PUSOKO PRAPTO, MT

DISUSUN OLEH : 1. Rr. NIKEN PAMIKATSIH/07510134001/D3 NR 2. AFRI ZAIM/07510134002/ D3 NR 3. M. ZAINAL/07510134016/ D3 NR 4. EKO SULISTYO/07510134008/ D3 NR JURUSAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN DAN BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007

A. Judul B. Macam Pengujian

: Pengujian Pasir Dan Kerikil : 1. Pengujian kadar zat organic pada agregat halus (pasir). 2. Peneriksaan kadar air pasir contoh. 3. Pengujian analisa ayak agregat pasir 4. Pemeriksaan pasir SSD. 5. Pemeriksaan kadar air pada pasir dalamm keadaan SSD. 6. Pengujian berat jenis pasir dalam keadaan SSD. 7. Pengujian berat jenis pasir alam. 8. Pemeriksaan bobot isi padat pasir. 9. Pengujian analisa ayak kerikil

C. Bahan yang digunakan 1. Pengujian kadar zat organic pada agregat hakus (pasir) : a. Pasir contoh 260 ml b. NaOH (soda 3%) 2. Pemeriksaan kadar air pasir contoh : a. Pasir 100 gram. 3. Pengujian analisa ayak agregat pasir : a. Pasir 400 800 gram. 4. Pemeriksaan kadar air pada pasir dalam keadaan SSD : a. Pasir contoh 500 gram b. Air. 5. Pemeriksaan pasir SSD : a. Pasir. b. Air. 6. Pengujian berat jenis pasir dalam keadaan SSD : a. Pasir. b. Air 7. Pengujian berat jenis pasir alam : a. Pasir b. Air 8. Pemeriksaan bobot isi padat pasir: a. Pasir dalam keadaan padat. 9. Pengujian analisa ayak kerikil : a. Kerikil dan pasir

D. Alat Yang Digunakan 1. Pengujian kadar organic pada agregat halus (pasir) : a. Botol susu lengkap dengan tutupnya. b. Air. c. Warna standart/pembanding. 2. Pemeriksaan kadar air pasir contoh : a. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. b. Pasir secukupnya. c. Oven. 3. Pengujian analisa ayak agregat pasir : a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari contoh yang ditimbang atau 0,1 gram. b. Ayakan pasir satu seri (0,0 ; 0,15 ; 0,30 ; 0,60 ; 1,18 ; 2,40 ; 4,75 ; 9,5 ) c. Sikat halus (sikat cat) 4. Pemeriksaan kadar air pada pasir dalam keadaan SSD : a. Kerucut terpancung dari tembaga. b. Alat penumbuk. c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. d. Cawan/tempat pasir. e. Ember + air f. Goni. g. Oven 5. Pemeriksaan pasir SSD : a. Ember (bejana) b. Alat penguji pasir SSD (kerucut terpancung kecil). c. Tempat pasir. d. Cetok. 6. Pengujian berat jenis pasir dalam keadaan SSD : a. Gelas ukur. b. Timbangan gram. c. Piring 7. Pengujian berat jenis pasir alam : a. Gelas ukur b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 8. Pemeriksaan bobot isi padat pasir :

a. Mesin ketuk b. Literan volume c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram d. Sekop. e. Plat penggaris. f. Cawan. 9. Pengujian analisa ayak kerikil : a. Ayakan kerikil dengan lobang (50 ; 37,5 ; 25 ; 14 ; 12 ) b. Ayakan pasir dengan lobang (9,5 ; 4,76 ; 2,40 ; 1,20 ; 0,60 ; 0,30 ; 0,15) c. Sikat halus E. Langkah Kerja 1. Pengujian kadar zat organik pada agregat halus (pasir) : a. Masukkan pasir contoh kedalam botol sebanyak 130 ml. b. Tambahkan larutan NaOH 3% dalam botol yang telah berisi pasir contoh sampai volume mencapai 200 ml. c. Botol ditutup rapat kenudian dikocok kocok selama 10 menit. d. Diamkan cairan tersebut selama 24 jam, kemudian diamati cairan yang berada diatas pasir, bagaimana warnanya dan dibandingkan dengan warna standart/pembanding. Jika warna dalam botol lebih tua dari warna pembanding, maka pasir tersebut mengandung kadar zat organik yang tinggi. 2. Pemeriksaan kadar air pasir contoh : a. Ambil pasi asli / alam. b. Lakukan sampling dengan cara quartering sampai didapat pasir sebanyak 100 gram. c. Timbang pasir tadi (andaikan beratnya A) d. keringkan pasir no. c sampai berta tetap dalam oven dengan suhu 105 derajat celcius. e. Timbang pasir kering oven tadi (andaikan beratnya B). f. Hitunglah air dari pasir yaitu dengan rumus : A B X100%. B g. Buatlah pengujian tersebut dengan sample 2 kali. h. Hitunglah kadar air rata ratanya. 3. Pengujian analisa ayak agregat pasir : a. Susunlah susunan ayakan pasir dengan kedudukan lobang terkecil berada di bawah dan bagian bawah dilengkapi penampung. b. Pengayakan dilakukan dengan tangan atau mesin sampai tidak adaa butiran butiran yang

masih menembus lobang ayakan. c. Pasir yang tertinggal di atas masing masing ayakan ditimbang. d. Berat-berat masing-masing dimasukkan dalam tabel kemudian dihitung berapa persen tertinggal di atas masing-masing ayakan terhadap berat contoh semula yang diayak. e. Dihitung berapa persen tertinggal dan tembus komulatif pada lobang ayakan yang ukuran berkelipatan dua. f. Dihitung angka kehalusan butiran dan gambar grafiknya dalam zone. 4. Pemeriksaan kadar air pada pasir dalam keadaan SSD : a. Timbang pasir contoh sebanyak 500 gram. b. Rendam dalam air bersih selama 24 jam. c. Keringkan perlahan-lahan hingga terdapat SSD d. Timbang pasir SSD tadi sebanyak 100 gram. e. Panaskan dengan temperatur 100 ( + 5 derajad) celcius, sampai berat tetap. f. Timbanglah pasir tersebut (andaikan beratnya A gram ). g. Timbanglah kadar air SSD dengan rumus : 100 A X 100% A h. Lakukan percobaan 2 kali, hasilnya dirata-rata. 5. Pemeriksaan pasir SSD : a. Ambil pasir contoh, dengan cara quartering secukupnya. b. Rendam pasir dalam air bersih selama 24 jam. c. Buang airnya dengan hati-hati. d. Tempatkan pasir dalam nampan (tempat yang lebur) dan rentangkan tipis-tipis agar air menguap secara merata. e. Uji keadaan pasir dengan cara-cara sebagai berikut : ( i ) Tempatkan kerucut terpancung diatas nampan yang bersih, dengan seperti gambar :

( ii ) Pegang kerucut dengan tangan kiri agar posisi tetap/ tidak goyang tergeser. ( iii) Tambahkan pasir hingga tingginya melampaui bibir kerucut dan tumbuk satu kali, ( iv ) Bersihkan pasir yang berada di sekeliling kerucut. ( v ) Angkat kerucut arah vertikal dengan hati-hati. Pasir mencapai keadaan SSD bila keadaannya seperti pada gambar :

6. Pengujian berat jenis pasir dalam keadaan SSD : a. Lakukan percobaan dua kali. b. Tuangkan air ke dalam tabung ukur sehingga menunjukkan angka 120 ml.(sebagai V1) c. Ambil pasir sebanyak 100 gram, lalu tuangkan ke dalam tabung ukur yang telah berisi air tadi. d. Liat kenaikkan air pada tabung ukur setelah ditambahkan pasir 100 gram. (sebagai V2) e. Hitung berat jenisnya dengan rumus : Berat pasir V2 V1 = . f. lakukan percobaan dua kali. 7. Pengujian berat jenis pasir alam : a. Tuangkan air sebanyak 200 gram ke dalam gelas ukur. b. Tuangkan pasir sebanyak 100 gram ke dalam gelas ukur yang telah berisi air tadi. c. Lihat kenaikkan air setelah ditambahkan pasir. d. Hitung berat jenis dengan rumus : Berat pasir Kenaikkan air = . e. Lakukan percobaan dua kali. 8. Pemeriksaan bobot isi padat pasir : a. Ambil pasir contoh dalam keadaan kering udara. b. Masukkan pasir ke dalam literan sampai penuh. c. Letakkan literan yang berisi pasir pada mesin ketuk. d. Hidupkan mesin ketuk dan berjalan penyentuhan selama 50 menit. Selama pengetukkan berjalan, bila permukaan pasir turun harus diisi lagi samapai penuh. e. Setelah padat (mencapai waktu 50 menit) mesin dimatikan dan literan diambil dan permukaan pasir diratakan dengan plat penggaris. f. Menimbang pasir yang berada dalam literan tersebut (missal B kg). Bobot is padat adalah = B A kg/liter. g. Lakukan percobaan dua kali. 9. Pengujian analisa ayak kerikil : a. Susun ayakan kerikil dan pasir dengan kedudukan lobang terkecil berada pada paling bawah dan bagian bawah dilengkapi penampung. b. Pengayakan dilakukan dengan tangan atau dengan mesin sampai tidak ada butiran butiran yang masih menembus lobang ayakan.

c. pasir dan kerikil yang tertinggal diatas ayakan masing-masing ayakan ditimbang. d. Berat masing-masng dimasukkan dalam tabel kemudian dihitung berapa persen tertinggal diatas masing-masing ayakan terhadap berat contoh semula yang diayak. e. Hitung berapa persen tertinggal dan tembus komulatif pada lobang ayakan yang ukuran berkelipata dua. f. Hitung angka kehalusan. F. Kajian Teori I 1. Pengertian pasir a. Menurut PUBI 1982 : Pasir beton adalah butiran butiran mineral keras yang bentiknya mendekati bulat dan ukuran butiran sebagian besar terletak antara 0,075 5 mm, dan kadar bagian yang ukurannya lebih kecil dari 0,063mm tidak lebih dari 5%. b. Menurut buku : Wuryati, Candra.2001.Teknologi Beton.Yogyakarta:Kanisius. i. Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai pengisi campuran mortar (aduk) dan beton. ii. Agregat halus adalah agregat yang semua butiran menembus ayakan dengan lubang 4,8mm. Agregat halus terdiri dari pasir galian, sungai, laut. iii. Agregat kasar adalah agregat dengan butiran-butiran tertinggal diatas ayakan dengan lubang 4,8mm, tetapi lolos ayakan 40mm. 2. Persyaratan Menurut PUBI 1982 : a. Pasir beton harus bersih. Bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang 70%. b. Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063mm tidak lebih dari 5% - berat (kadar Lumpur). c. Angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 3,2 bila diuji memakai rangkaian ayakan dengan mata ayakan berukuran berturut-turut 0,16 ; 0,315 ; 0,63 ; 1,25 ; 2,5 ; 5 ; 10 mm dengan fraksi yang lewat ayakan 0,3 mm minimal 15% berat. d. Pasir tidak boleh mengadung zat zat organik yang dapat mengurangi mutu beton. Untuk itu, bila direndam dalam larutan

3% NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding. e. Kekekalan terhadap Na2SO4 atau MgSO4 : i. Terhadap larutan Na2SO4 : fraksi yang hancur tidak lebih dari 12% berat. ii. Terhadap MgSO4 : fraksi yang hancur tidak lebih dari 10% berat. f. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif. II. 1. Pengertian Kerikil Menurut PUBI (1982) : Kerikil alam atau batu pecah adalah butiran mineral keras yang sebagian besar butirannya berukuran antara 5 80 mm. Besar butiran maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaiannya. 2. Persyaratan : a. Kekerasan yang ditentukan dengan bejana Rudellof tidak boleh mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2mm, lebih dari 32% berat. b. Bagian hancur bila diuji memakai mesin Los Angelos, tidak lebih dari 50%berat. c. Kadar lum[ur maksimum 1% berat. d. Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20% berat, terutama untuk beton mutu tinggi. G. Pengujian dan analisis data 1. Pengujian Kadar Zat Organik Pada Agregat Halus. Berdasarkan perlakuan seperti pada job sheet, maka hasilnya adalah pada botol pertama dihasilkan warna indikasi yang sesuai pada warna standart atau pembanding, yakni menunjukkan pada no.3 dan pada botol kedua juga sesuai pada warna standart yakni pada no.4, maka ini membuktikan bahwa pasir ini sesuai dengan standart karena tidak melebihi dari warna standart. 2. Pemeriksaan Kadar Air Pasir Contoh. Ambil pasir secara quartering sebanyak 100gram. Berat pasir sebelum dioven = 100 gram Berat pasir sesudah dioven = 93 gram.

Kadar air pasir =

AB B

X 100%

= 100 93 X 100% 93 = 7, 526% 3. Pengujian Analisa ayak Agregat Pasir.


No 1. 2 3 4 5 6 7 8 Besar ayakan (mm) 9,5 4,75 2,40 1,18 0,60 0,30 0,15 0,0 jumlah Berat Tertinggal (gr) 0 13,4 25,7 62,7 135,1 139,5 34,7 80 491,1 % Tertinggal 0 2,7 5,2 12,8 27,5 28,4 7,11 16,3 %Tertinggal komulatif 0 2,7 7,9 20,7 48,2 76,6 83,7 239,8 % Tembus komulatif 100 97,3 92,1 79,3 51,8 23,4 16,3 -

Angka Kehalusan = 239,8 100 = 2,40 (sesuai dengan PUBI karena aturan angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 3,2. 4. Pemeriksaan Pasir SSD. Setelah kami melakukan percobaan pasir SSD yang sesuai dengan petunjuk darii job sheet, maka hasil dari percobaan kami adalah bahwa pasir yang kami uji telah SSD dan layak untuk digunakan. Gambar :

5. Pemeriksaan kadar air pada pasir dalam keadaan SSD. Hasil timbangan pasir SSD sebelum dioven = 100 gram. Hasil timbangan pasir SSD setelah dioven 5 derajat celcius = 99 gram (andaikan A ). Kadar air SSD = 100 A A = 100 99 X 100%

99 = 1,01%

X 100%

Dari percobaan dan dasar teori, maka pasir ini layak untuk dipakai. 6. Pengujian berat jenis pasir dalam keadaan SSD. V1 = volum air pada tabung ukur sebelum ditambahkan pasir. V2 = volum air pada tabung ukur setelah ditambahkan pasir. Berat jenis = berat pasir V2 V1 I. V1 = 120 ml V2 = 150 ml Pasir = 100 gram Berat jenis : 100 gram 150 - 120 = 2,8 gr/ml II. V1 = 140 ml V2 = 210 ml Pasir = 200 gram Berat jenis = 200 210 140 = 2,85 gr/ml 7. Pengujian berat jenis pasir alam. I. Air = 200 gram Pasir = 100 gram Kenaikkan = 38,3 ml Berat jenis = 100 38,3 = 2,61 Rata rata berat jenis : 2,61 + 2,5 2 = 5,11 8. Pemeriksaan bobot isi padat. A = berat pasir + literan B = Berat literan II. Air = 200 ml Pasir = 100 gram Kenaikkan = 39,7 ml Berat jenis = 100 39,7 = 2,5

1. A B = 36 10 = 26 kg 2. A B = 35,5 10 = 25,5 kg 3. A B = 36,3 10 = 26,3 kg Bobot isi = 26 + 25,5 + 26,3 3 = 25,93 kg 9. Pengujian analisa ayak kerikil
Lubang ayakan Sisa ayakan (gr) I II Sisa ayakan % I II Sisa ayakan komulatif % I II % tembus komulatif I II

50 50 37,5 25 14 12 9,5 4,76 2,40 1,20 0,60 0,30 0,15 Jumlah MKB I = 808,1 100 = 8,08

0 0 105 219 3.580 87 0 0 0 0 0 0 0 3991

0 0 0 233 3580 127 0 0 0 0 0 0 0 3940

0 0 2,6% 5,4% 89,7% 2,7% 0 0 0 0 0 0 -

0 0 0 5,9% 90,9% 3,2% 0 0 0 0 0 0 -

0 0 2,6% 8% 97,7% 90,8% 100 100 100 100 100 100 808,1

0 0 0 5,9 96,8 100 100 100 100 100 100 100 802,7

100 100 97,4 92 2,3 0,2 0 0 0 0 0 0 -

100 100 100 94,1 3,2 0 0 0 0 0 0 0 -

MKB II = 802,7 100 = 8,03

H. Pembahasan Semua percobaan yang kami lakukan sesuai dengan job sheet dan hasilnya sesuai dengan dasar teori. Percobaan pasir dan kerikil yang kami lakukan hasilnya menunjukkan bahwa pasir dan kerikil yang kamu uji layak untuk digunakan.

I. Kesimpulan Pasir dan kerikil yang kami uji sesuai dengan persyaratan PUBI. J. Saran K. Daftar Pustaka DPMB.1982.Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI 1982).Bandung:DPMB Wuryati,Candra.Teknologi Beton. Yogyakarta:Kanisius

You might also like