You are on page 1of 20

1.

Sistem Pengapian menggunakan Distributor (DI)

Sinyal Ne dihasilkan oleh sensor crankshaft (disebut juga sensor kecepatan mesin). Sinyal G dihasilkan oleh sensor posisi camshaft yang mungkin ditempatkan di dalam distributor atau pada mesin.

Pada waktu silinder kompresi akan tercapai, ECM mengirimkan sebuah sinyal IGT ke igniter. Sinyal ini akan mengaktifkan (turn-on) transistor dan kemudian transistor akan mengalirkan arus melalui lilitan primer dari coil pengapian. Supaya pengapian terjadi dengan optimum, ECM akan mematikan sinyal IGT dan transistor akan menon-aktifkan aliran arus yang tadi melalui lilitan primer coil pengapian. Arus induksi mengalir melalui lilitan sekunder coil, ke kap distributor, ke rotor, ke terminal distributor yang berhadapan dengan rotor, ke kabel busi, ke busi, dan terakhir ke ground. Posisi rotor menentukan silinder yang akan menerima percikan api. 2. Urutan pengapian (Firing Order)

Urutan pengapian silinder adalah sebagai berikut: mesin V-8 silinder genap di bank yang kiri dan ganjil di bank kanan. mesin V-6 silinder ganjil di bank kiri dan genap di bank kanan. mesin In-line 6 silinder nomor 1 di depan dan 6 di delakang mesin. Mesin empat silinder dinomori dari depan ke belakang.

Seringkali, perangkat tutp distributor memiliki urutan pengapian yang dicetak langsung pada tutupnya untuk memudahkan dalam instalasi kabel busi.

3.

Sistem Pengapian Langsung dan Tanpa Distributor.

3.1. Overview Secara esensial, sebuah sistem pengapian tanpa distributor adalah sistem pengapian tanpa sebuah distributor. Dengan menghilangkan komponen distributor akan meningkatkan reliabilitas karena berkurangnya komponen mekanis. Keuntungan lain adalah: Greater control over ignition spark generation; Akan banyak waktu untuk sebuah coil mengumpulkan medan magnet yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah percikan api yang akan dipakai untuk membakar campuran udara dan bahan bakar. Hal ini mengurangi efek gagalnya silinder terbakar. Interferensi listrik dari distributor dapat dikurangi; Coil-coil pengapian dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan businya. Hal ini membantu mengurangi efek interferensi listrik dan meningkatkan reliability. Timing pengapian dapat dikontrol dalam jangkauan yang lebar; Di dalam distributor, jika terlalu banyak advance ini menimbulkan tegangan kedua yang membakar silinder yang salah. Semua hal di atas mereduksi terjadinya efek cylinder misfire dan pada akhirnya mengurangi emisi gas buang. 3

Sistem Pengapian tanpa distributor biasanya diartikan sebagai satu coil melayani pengapian untuk dua (kabel) busi untuk dua silinder. Metoda ini disebut pengapian simultan (juga disebut waste spark) di mana satu

percikan pengapian dihasilkan dari satu buah coil untuk dua silinder secara simultan.

Sistem Pengapian Langsung (Direct Ignition System DIS) memilki coil yang dipasang pada businya. DIS dirancang dalam dua bentuk, yaitu: Independent Ignition satu coil per silinder Simultaneous ignition satu coil untuk dua silinder, Dalam system ini sebuah coil dipasang langsung ke salah satu busi dan sebuah kabel busi menyambungkan coil ini ke busi (di silinder) yang lain. Sebuah Percikan api yng dihasilkan dipakai oleh kedua silinder tersbut secara simultan.

Cara Kerja Pengapian Simultan (DLI) Sistem DLI dan DIS sama-sama menggunakan satu coil untuk dua silinder. Dengan sistem simultan, dua silinder merupakan pasangan pada posisi pistonnya. Hal ini memiliki efek bahwa tegangan sekunder coil yang diperlukan tidak akan terlalu besar. Contoh; Pada mesin V-6, silinder nomor 1 dan 4, posisi piston telah mencukupi posisi pada kondisi TDC dan BDC pada waktu yang bersamaan, dan bergerak searah, tetapi mereka memiliki langkah yang berbeda. Ketika silinder berada pada langkah kompresi, maka silinder empat, sedang pada langkah buang, begitu seterusnya.

Tegangan tinggi yang dihasilkan di lilitan sekunder langsung diteruskan ke setiap busi. Di dalam busi yang satu, arus percikan api lewat dari elektrode tengan ke elektroda samping, dan di busi yang lain arus percikan api lewat dari elektroda samping menuju ke elektroda tengah.

Biasanya busi-busi untuk sistem DLI atau DIS adalah dari jenis busi berbahan platinum guna memenuhi karakteristik stabilitas pengapian yang stabil. Tegangan untuk percikan api biasanya ditentukan oleh kerenggapan gap busi dan tekanan kompresi. Jika gap busi antara kedua silinder sama, maka sebuah tegangan juga secara proporsional pada kedua busi sama. Tingginya tegangan yang dihasilkan adalah dibagi dua tergantung pada tekanan relative dari masing-masing silinder. Silinder yang sedangan langkah kompresi akan membutuhkan dan menggunakan lebih besar tegangan dibandingkan silinder yang sedanga langkah buang. Hal inidikarenakan silinder yang sedang langkah buang hamper mendekati tekanan atmosferik, oleh karenanya tegangan yang diperlukan akan lebih sedikit. Ketika dibandingkan dengan sebuah sistem pengapian distributor, tegangan total yang diperlukan pada sistem DLI prakteknya sama. Kehilangan tegangan dari gap antara rotor distributor dan terminal tutup, diganti dengan kehilangan tegangan tegangan pada silinder yang sedang langkah buang pada sistem DLI.

4.

Sistem Pengapian Langsung (DIS)

Dalam aplikasi sistem pengapian DIS independent, mungkin saja digunakan

satu igniter untuk semua silinder atau satu igniter setiap silinder. Pada DIS simultan ada satu igniter untuk semua igniter. Berikut penjelasan tentang perbedaannya. Mesin 1MZ-FE 94 dengan DIS DIS yang dipakai menggunakan satu igniter untuk semua coil. Sinyal IGF akan rendah ketika IGT tinggi (turn-on). Coil-coil pada sistem ini memanfaatkan sebuah diode tegangan tinggi untuk mempercepat

10

pemutusan (cut-off) secondary ignition. Jika coil ditemukan tidak berfungsi segera ganti dengan coil lain yang berfungsi. Mesin 1MZ-FE dengan DIS Simultan. Sistem ini memakai tiga sinyal IGT untuk memicu coil dalam urutan yang tepat. Ketikan sebuah coil turn-on, IGF menjadi rendah.

11

12

13

DIS dengan pengapian independent Pengapian independen memiliki igniter yang secara built-in di dalam coilnya. Biasanya ada empat kabel pada sisi primer coilnya, yaitu untuk: +13. IGT signal. IGF signal. Ground. ECM dapat mengartikan bahwa coil itu tidak beroperasi hanya jika sinyal IGF diterima. Sejak ECM mengetahui kapan setiap silinder memerlukan untuk diignit, hal ini diketahui dari coil mana yang menghasilkan sinyal IGF. Keuntungan besar dari DIS independent ini adalah reliabilitasnya dan kecil sekali kemungkinan terjadinya silinder misfire.

14

15

16

Service Advance Pengapian Ambillah Diagnostic Tester hitung pengapian, gunakan timing laight untuk konfirmasi bahwa advance timing mark dalam posisi yang benar. Dalam sistem pengapian Distributor, titik di mana pengapian terjadi bias bervariasi karena titik referensinya bias dipindah-pindah. Suatu hal yang penting bahwa untuk melihat titik referensi dasar yang telah diset dalam spesifikasi pabriknya. Dalam sistem DLI dan DIS, titik referensi dasar ditentukan oleh Sensor posisis crankshaft dan rotornya. Yang mana hal ini tidak bias distel (noadjustable).

17

Sudut untuk timing pengapian yang diset selama pengaturan timing pengapian disebut standard ignition timing. Ini terdiri dari sudut initial ignition timing ditambah dengan sebuah sudut advance timing yangtetap (sebuah nilai sudut yang tersimpan dimemori ECM dan dikeluarkan selama pengaturan timing dari proses koreksi, dsb. Selama kendaraan dipakai secara normal).

Pengaturan timing pengapian diawali dengan menghubungkan terminal T1 (atau TE1) dengan terminal E1 di dalam check konektor atau TDCL, pada posisi stasioner (kontak IDL on), akan menghasilkan sinyal standard ignition timing pada keluaran back-up IC, dalam cara yang sama juga selama proses control pengapian stelah start. Perbedaan-perbedaan sudut standard ignition timing tergantung pada model mesinnya. Jika melakukan Tuning-up mesin, perhatikan repair manual yang relevan dengan mesinnya. Catatan; Kejadian jika terminal T1 atau TE1 dan terminal E1 dihubungkan, Ignition timing tidak akan ditetapkan pada nilai standard ignition timing tanpa IDLE CONTACTS pada posisi ON.

18

Generator-generator sinyal Ne dan G adalah dalam posisi tetap (DLI dan DIS), ignition timing tidak bias distel. Diagnostic Ketika igniter dibuat di dalam coil, hal ini tidak mungkin untuk mengukur nilai resistansi dari lilitan primer coil. Buruknya lilitan primer akan ditentukan dengan cara mengukur fungsi yang lain dari coil dan rangkaian pengapiannya. DTC 1300 akan muncul pada tester, tergantung pada jenis mesin dan sistem pengapiannya, ketika ECM tidak menerima sinyal IGF. IGF mengkonfirmasikan bahwa lilitan primer coil bekerja dengan baik. Hilangnya sinyal IGF mengindikasikan sebuah malfunction di dalam rangkaian primer atau komonen yang berhubungan dengan sinyal IGFnya. Jika DTC 1300 diset berdasarkan IGF, secara visual periksa sistem pengapian dan periksa percikan api. Jika percikan api ada, mesin akan hidup kemudian mati ketika ECM tidak mendeteksi IGF (kecuali pada beberapa mesin yang dilengkapi dengan DIS dengan integrated igniter. Sebagai tambahan, ketika percikan api muncul hal ini menunjukkan bahwa primer dan sekunder coil dalam kondisi baik. Masalah tinggal pada rangkaian IGFnya saja.

19

TUGAS NAME: ___________________________ 1. 2. 3. 4. 5. Jelaskan perbedaan antara Sistem pengapian Independent (Direct) dan Simultan (Waste spark) termasuk jumlah coil yang dipakai pada masing-masing sistem! Jelaskan secara lengkap cara Kerja Sistem pengapian Simultan Waste spark! Gambarkan sebuah sistem pengapian dasar untuk 4 silinder dengan menggunakan sistem Waste spark! Jelaskan secara lengkap cara Kerja sistem pengapian Independent (Direct)! Gambarkan sebuah sistem pengapian dasar untuk 4 silinder dengan menggunakan sistem Independent!

20

You might also like