You are on page 1of 17

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM KURIKULUM

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika Dosen Pengampu: Dr.Rosane M.PD

Disusun Oleh :

1. Desi Ariani 2. Novi Fazia 3. Novitasari 4. Setri Wahyuni 5. Yestri Hidayati 6. Zera Nadiah Ferty

(A1E011044) (A1E011064) (A1E011028) (A1E011040) (A1E011062) (A1E011048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur Kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang mana atas berkat dan Rahmat dan karunia-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini, tak lupa sholawat dan salam marilah kita limpah curahkan kepada junjungan besar kita Yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari zaman kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pendidikan yang kita rasakan saat ini. Dalam makalah ini kami membahas tentang pengertian dan macam-macam Kurikulum, makalah ini kami tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum, dengan dosen pengampu Dr.Rosane,M.Pd. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang membutuhkan baik bagi dunia pendidikan ataupun para akademisi yang ingin meningkatkan atas ilmu pengetahuannya walaupun dengan segala keterbatasannya.Makalah ini ditujukan dalam memberikan informasi kepada kita semua tentang dunia pendidikan apabila ada kesalahan dalam makalah ini baik peneulisannya ataupun isinya yang belum sempurna, kami mohon maaf yang sebesar besarnya, karena kealpaan, kehilafan itu adalah sifat manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan.maka segala saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kemajuan, sangat kami harapkan. Akhir kata dari penulis, kami mengucapkan banyak terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.

Bengkulu, 12 September 2012

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai bagi dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat diharapkan sasaran dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal. Di indonesia sendiri sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang bertujuan sudah tentu untuk menyelesaikan dan pengembangan dan kemajuan zaman agar mencapai mutu pendidikan yang maksimal. Kurikulum juga dikatakan sebagai rencana pengajaran baik itu berupa mata pelajaran maupun suatu bentuk pencapaian pemahaman anak yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat.

2. Rumusan Masalah Adapun Rumusan Masalah dalam penulisan ini yakni : a. Apa pengertian Kurikulum ? b. Apa saja macam-macam Kurikulum pendidikan di Indonesia ? c. Apa saja macam-macam Kurikulum dari berbagai Aspek ?

3. Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui pengertian Kurikulum. b. Untuk mengetahui macam-macam pendidikan di Indonesia. c. Untuk mengetahui macam-macam Kurikulum dari berbagai Aspek.

4. Manfaat Penulisan

Manfaat Penulisan ini yaitu : a. Sebagai syarat dalam menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Fisika. b. Memperdalam Ilmu dalam Menyusun suatu makalah. c. Menambah wawasan mengenai masalah-masalah dalam Kurikulum yang ada di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum sebagai suatu program kegiatan yang terencana. Kurikulum sebagai hasil belajar yang diharapkan Kurikulum sebagai reproduksi kultural (cultural reproduction) Kurikulum sebagai kumpulan tugas dan konsep diskrit Kurikulum sebagai agenda rekontruksi sosial Kurikulum sebagai currere Menurut john dewey (1902) : Kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisasikan dengan baik. Menurut franklin bobbt (1918) : Kurikulum adalah susunan pengalaman belajar terarah yang digunakan oleh sekolah untuk membentangkan kemampuan individual anak didik. Menurut harold rugg (1827) : Kurikulum sebagai suatu rangkaian

pengalaman yang memiliki kemanfaatan maksimum bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan nya untuk menyesesuaaikan dan menghadapi berbagai situasi kehidupan. Menurut hollins caswell (1935) : Kurikulum adalah susunan pengalaman yang digunakan guru sebagai proses dan prosedur untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan. Menurut ralph tyler (1857) : Kurikulum adalah seluruh pengalaman

belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya. Menurut hildataba (1962) : Kurikulum adalah pernyataan tentang

tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan materinya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan

belajar dan mengajar. Biasanya dalam suatu kurikulum sudah termasuk program penilaian hasilnya. Menurut robert gagne (1967) : Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya. Menurut James popham (1970) : Kurikulum adalah seluruh hasil belajar yang direncanakan dan merupakan tanggung jawab sekolah. Materi kurikulum mengacu pada tujuan pengajaran yang diinginkan. Menurut Michael Schiro (1978) : kurikulum sebagai proses pengembangan anak didik yang diharapkan terjadi dan digunakan dalam perencanaan. Menurut Saylor, Alexander dan Lewis (1981): Kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi sekumpulan pengalaman belajar bagi anak didik. Menurut UUSPN (Depdikbud 1989) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Menurut Glatthorn (1987) kurikulum paling tidak harus memenuhi dua kriteria yaitu: 1. Kurikulum harus mencerminkan pengertian umum tentang peristilahan pendidikan sebagaimana digunakan oleh pendidik 2. kurikulum harus bermanfaat bagi guru dalam membuat perencanaan belajar yang baik. (Ahmad, 1997:9-15) Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan dalam sekolah maupun diluar sekolah. (Suryo Subroto, 2004: 32) Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution, 1989: 5)

B. Macam-macam Kurikulum Macam-macam kurikulum yang ada di Indonesia antara lain: 1. Kurikulum Rencana Pelajaran 1947 Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Ketika itu penyebutannya lebih populer menggunakan leer plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950. Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani. Mata pelajaran untuk tingkat Sekolah Rakyat ada 16, khusus di Jawa, Sunda, dan Madura diberikan bahasa daerah. Daftar pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama. Pada awalnya pelajaran agama diberikan mulai kelas IV, namun sejak 1951 agama juga diajarkan sejak kelas 1. Garis-garis besar pengajaran pada saat itu menekankan pada cara guru mengajar dan cara murid mempelajari. Misalnya, pelajaran bahasa mengajarkan bagaimana cara bercakapcakap, membaca, dan menulis. Ilmu Alam mengajarkan bagaimana proses kejadian sehari-hari, bagaimana mempergunakan berbagai perkakas sederhana (pompa, timbangan, manfaat bes berani), dan menyelidiki berbagai peristiwa sehari-hari, misalnya mengapa lokomotif diisi air dan kayu, mengapa nelayan melaut pada malam hari, dan bagaimana menyambung kabel listrik. Pada perkembangannya, rencana pelajaran lebih dirinci lagi setiap pelajarannya, yang dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang

guru mengajar satu mata pelajaran. Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat. yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja. Rencana Pelajaran 1947 menurut menteri pendidikan waktu itu Mr. Suwandi memuat ketentuen sebagai berikut: a. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah. b. Jumlah mata pelajaran untuk Sekolah Rakyat (SR) 16 bidang studi, SMP 17 bidang studi, dan SMA jurusan B 19 bidang studi (Kunandar,2007: 108)

2. Rencana Pelajaran Terurai 1952 Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaranyang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran, kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

3. Kurikulum 1968 Setelah berakhirnya kekuasaan orde lama, keluar Ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 yang berisi tujuan pendidikan membentuk manusia Pancasila sejati. Tujuan pendidikan menurut kurikulum 1968 adalah mempertinggi mentalmoral budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta membina/ mengembangkan fisik yang kuat dan sehat. (Kunandar, 2007: 108-109)

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,

pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja, katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, jumlah mata pelajaran untuk SD 10 bidang studi, SMP 18 bidang studi (Bahasa Indonesia dibedakan bahasa Indonesia I dan II, SMA jurusan A 18 bidang studi, SMA jurusan B 20 bidang studi, jurusan SMA C 19 bidang studi. Penjurusan SMA dilakukan dikelas II. Kurikulum 1968 yang menjabat menteri pendidikan adalah Manshur, S.H (Kunandar,2007: 109)

4. Kurikulum 1975 Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Letjen TNI Dr. Syarif Thajeb (1973-1978). Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu, kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajarmengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

Ketentuan-ketentuan yang berlaku 1975 adalah: a. Sifat: integrated curriculum organization b. SD mempunyai satu struktur program terdiri atas 9 bidang studi c. Pelajaran Ilmu Alam dan Ilmu Hayat menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) d. Pelajaran Ilmu Aljabar dan Ilmu Ukur menjadi Matematika e. Jumlah mata pelajaran SMP dan SMA menjadi 11 bidang studi

f. Penjurusan SMA dibagi tiga: IPA, IPS, Bahasa dimulai pada permulaan semester II kelas I. (Kunandar,2007: 109)

5. Kurikulum 1984 Kurikulum 1975 tidak bisa mengejar kemajuan pesat masyarakat, maka kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984. Kurikulum ini di tetapkan oleh menteri pendidikan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto seorang ahli sejarah Indonesia. Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan. Adapun ketentuan-ketentuan dari kurikulum 1984 adalah sebagi berikut: a. Bersifat Content Based Curriculum b. Program pelajaran mencakup 11 bidang studi c. Jumlah mata pelajaran SMP menjadi 12 bidang studi d.Jumlah mata pelajaran SMA 15 bidang studi untuk program inti, 4 bidang untuk progarm pilihan e.Penjurusan SMA dibagi lima: program A1 (Ilmu Fisika), A2 (Ilmu Biologi), A3 Ilmu Sosial, A4 Ilmu Budaya, A5 (Ilmu Agama). f. Penjurusan dilakukan di kelas II. Pada kurikulum 1984 ada penambahan bidang studi yaitu: Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).

6. Kurikulum 1994 Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro seorang teknokrat yang menimba ilmu di Jerman Barat bersama Bj. Habibie. Ketentuan-ketentuan yang ada dalam kurikulum1994 adalah: a. Sifat: Objective Based Curriculum b. Nama SMP diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum) c. Mata pelajaran PSPB dihapus d. Program pengajaran SD dan SLTP disusun dalam 13 mata pelajaran e. Program pengajaran SMU disusun dalam 10 mata pelajaran f. Penjurusan SMU dilakukan di kelas II yang terdiri dari program IPA, program IPS, dan program Bahasa. Ketika refomasi bergulir, kurikulum 1994 mengalami penyesuaianpenyesuaian dalam rangka mengakomodasi tuntutan reformasi. Oleh karena itu, muncul suplemen Kurikulum 1994 yang lahir tahun 1999. Dalam suplemen tersebut ada penyesuaian penyesuaian materi pelajaran, terutama mata pelajaran sosial, seperti PPKN, Sejarah, dan beberapa mata pelajaran yang lainnya. Bersamaan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menggantikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menggagas kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi.

7. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) digagas ketika Menteri Pendidikan dijabat oleh Prof. Abdul Malik Fadjar, M. Sc. Ketentuan ketentuan yang ada dalam kurikulum berbasis kompetensi ini adalah sebagai berikut: a. Bersifat: Competency Based Curriculum b. Penyebutan SLTP menjadi SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMU menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas). c. Program pengajaran SD disusun dalam 7 mata pelajaran d. Program pengajaran SMP disusun dalam 11 mata pelajaran e. Program pengajaran SMA disusun 17 mata pelajaran

f. Penjurusan SMA dilakukan di kelas II, terdiri atas Ilmu Alam, Ilmu Sosial, dan Bahasa (Kompas, 16 Agustus 2005)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum. Beberapa kritik terhadap kurikulum ini adalah ssebagai berikut: (1) Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru akan dikejar-kejar materi seperti yang terjadi pada kurikulum 1994 akan terulang kembali; (2) pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut; (3) masih belum jelasnya (bias) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif; (4) adanya sistem penilaian yang belum begitu jelas dan terukur. Melalui kebijakan pemerintah, kurikulum Berbasis Kompetensi mengalami revisi, dengan dikeluarkannya Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, Permen Diknas Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Perman Diknas Nomor 24 tentang Pelaksanaan kedua permen diatas. Ketiga permen diatas dikeluarkan pada tahun 2006. Dengan dikeluarkannya ketiga permen diatas seakan menjawab ketidakjelasan nasib KBK.

8. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebut Kurikulum 2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas masih dipandang masih intervensi dalam pengembangan kurikulum. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa komponen kurikulum lainnya.

Macam-macam Kurikulum 1. Berdasarkan Konsep dan Pelaksanaannya a. Kurikulum Ideal: yakni kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal dan yang dicitacitakan. Kurikulum ini diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar. Oleh karena itu, kurikulum ideal merupakan pedoaman bagi guru maka kurikulum ini juga dinamakan kurikulum formal atau kurikulum tertulis (written curriculum). contoh dari kurikulum ini adalah kurikulum sebagai suatu dokumen seperti kurikulum SMU 1989,kurikulum SD 1975 yang berlaku pada tahun itu dan lain sebagainya. b. Kurikulum aktual yakni kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan, namun seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada bahan ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara bertahap dalam belajar mengajar. Selain itu kurikulum aktual juga dapat diartikan sebagai kurikulum yang secara real dapat dilaksanakan

oleh guru sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada.. kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kurikulum aktual diantaranya adalah sarana yang tersedia disekolah, kemampuan sumberdaya manusia khususnya guru dan kebijakan-kebijakan sekolah. c. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yakni segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum aktual. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Makna lain dari kurikulum tersembunyi yaitu segala sesuatu yang tidak direncanakan atau tidak diprogramkan yang dapat mempengaruhi perubahan prilaku siswa. segala segala sesuatu yang dapat mempengaruhi itu bisa adat istiadat,kebudayaan,kebiasaan dan sebagainya termasuk prilaku guru dan organisasi kelas. Segala sesuatu itu bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian peserta didik. Dalam konteks pengembangan kurikulum mikro hidden curriculum bisa dilihat dari dua konteks, yakni tujuan yang tidak dideskripsikan (tersembunyi) akan tetapi pencapaiannya harus dipertimbangkan serta kejadian yang tidak direncanakan yang dapat digunakan sebagai jembatan untuk mengajarkan topik tertentu.

2. Berdasarkan Struktur dan Materi Mata Pelajaran yang Diajarkan a. Krikulum terpisah-pisah (separated curriculum): yaitu kurikulum mata pelajarannya dirancang untuk diberikan secara terpisah-pisah. Misalnya, mata pelajaran sejarah diberikan terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya. b. Kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di kelas rendah Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika, sains, bahasa Indonesia, dan beberapa mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu. c. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum) yaitu kurikulum yang bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar yang lain. 3. Berdasarkan Pengembangnya dan Penggunaannya a. Kurikulum Nasional (national curriculum) yaitu: kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan secara nasional. b. Kurikulum negara bagian (state curriculum) yaitu kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara bagian (provinsi). c. Kurikulum sekolah (school curriculum) yaitu kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah yang lahir dari keinginan untuk melakukan diferensiasi dalam kurikulum. Referensi : http://alhumaydy.wordpress.com/2011/11/26/macam-macam-kurikulum/ di akses tanggal 28 februari 2012 pikul 16.2

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan Dari pembahasan pada makalah diatas kita telah mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum dan apa saja macam-macam Kurikulum. Kita dapat menyimpulkan hal hal sebagai berikut: 1. Pengertian Kurikulum Dari berbagai macam pengertian kurikulum yang telah dipaparkan dalam pembahasan diatas kita dapat menarik garis besar pengertian kurikulum yaitu: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 2. Macam-macam Kurikulum Dari pembahasan makalah ini, kami mengambil garis besar dari beberapa macammacam kurikulum, yaitu meliputi: Kurikulum Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi(Kurikulum 2004) KBK, KTSP. Kurikulum Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya yaitu Kurikulum Ideal,Aktual dan Kurikulum tersembunyi. Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan yaitu Kurikulum Terpisah-pisah, Kurikulum Terpadu dan Kurikulum Terkolerasi.

Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya kurikulum dapat dibedakan menjadi Kurikulum nasional,Kurikulum Negara Bagian, dan Kurikulum Sekolah.

2.

Saran

Bagi lembaga sekolah yang belum mempunyai dua bentuk kurikulum ini (ideal dan aktual) sebaiknya segera membuat dan merencanakannya. Apabila sekolah ingin maju, maka pekerjaan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan. Perencanan kurikulum harus dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yang benar agar semuanya sesuai dengan prosedur yang ada dan nantinya punya dampak positif bagi semua aktivitas sekolah.

You might also like