You are on page 1of 15

UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA KEDOKTERAN SRIWIJAYA NOMOR: 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SRIWIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MENIMBANG:

1. Bahwa sistem pemerintahan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya mengakui keberadaan organisasi kemahasiswaan yang dibentuk atas dasar demokrasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; 2. Bahwa dalam kelangsungan pemerintahan di tingkat Fakultas perlu diatur sehingga diperlukan aturan yang mengatur keberadaannya; 3. Bahwa perlu adanya aturan pelaksanaan pemilihan umum mahasiswa di tingkat fakultas, untuk menggugah semangat demokrasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; 4. Bahwa berhubungan dengan itu, perlu ditetapkan Undang-undang mengenai kelangsungan pemerintahan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, yaitu Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang pemilihan umum mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

MENGINGAT:

1. Anggaran Dasar Konstitusi Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya (AD KMKS) tahun 2011

2. Anggaran Rumah Tangga Konstitusi Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya (ART KMKS) tahun 2011

Dengan Persetujuan Bersama antara

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA dan GUBERNUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN: Undang-undang tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Nomor 2 tahun 2012

BAB 1 KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini, yang dimaksud dengan: 1. Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya merupakan wadah kemahasiswaan FK Unsri yang kemudian disingkat KMKS 2. Anggota KMKS adalah semua mahasiswa yang berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya ditetapkan sebagai bagian dari unsur Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya. 3. Warga Negara adalah Anggota KMKS yang memenuhi persyaratan untuk menjadi warga negara seperti yang diatur dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 2010 Tentang Kewarganegaraan. 4. Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara. 5. Gubernur Mahasiswa yang selanjutnya disebut Gubma adalah pimpinan lembaga eksekutif mahasiswa tertinggi di tingkat fakultas. 6. Mahasiswa adalah setiap orang yang terdaftar dalam semester berjalan.

7. Badan Pelengkap Fakultas adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat fakultas dan program studi. 8. Badan Otonom yang selanjutnya disebut BO adalah badan-badan yang dibentuk oleh sekelompok warga negara dan/atau BEM yang mempunyai visi dan misi yang sama guna mencapai tujuan Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dibawah komando BEM. 9. Pemilihan Umum mahasiswa yang selanjutnya disingkat Pemilu mahasiswa adalah wadah pelaksana kedaulatan mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya yang berdasarkan konstitusi KMKS. 10. Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga yang tidak memihak yang menyelenggarakan Pemilu Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya. 11. Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat PPU adalah lembaga yang tidak memihak dalam penyelenggaraan Pemilu Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya pada setiap program studi yang dibentuk berdasarkan surat keputusan KPU. 12. Panitia Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Panwaslu adalah lembaga pengawas tahapan-tahapan Pemilu Mahasiswa yang anggotanya terdiri dari seluruh anggota DPM-FK dan utusan DPM-PS dari tiap-tiap program studi. 13. Peserta Pemilu adalah perseorangan mahasiswa yang mencalonkan diri sebagai Gubma-Wagubma atau anggota DPM-FK dalam Pemilu Mahasiswa. 14. Daerah Pemilihan adalah daerah yang ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan tahapan-tahapan Pemilu Mahasiswa, berdasarkan mekanisme KPU pada Pemilu Mahasiswa di dalam lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 15. Pemilih adalah setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang memiliki hak memilih pada masing-masing daerah pemilihan yang telah ditetapkan oleh KPU.

Pasal 2 Pemilu Mahasiswa dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Pasal 3 Tujuan Pemilu Mahasiswa:

1. Mewujudkan cita-cita KMKS sebagaimana dimaksud dalam pembukaan konstitusi KMKS. 2. Mengembangkan kehidupan demokrasi kampus di tingkat fakultas berdasarkan konstitusi KMKS. 3. Sebagai wadah pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa Kedokteran Sriwijaya yang berdasarkan konstitusi KMKS.

Pasal 4 Pemilu Mahasiswa diselenggarakan di tingkat fakultas untuk memilih Gubma-Wagubma dan anggota DPM-FK

Pasal 5 Pemilu Mahasiswa dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada waktu yang ditetapkan oleh KPU.

BAB II PESERTA PEMILU MAHASISWA

Pasal 6 1) Calon peserta pemilu untuk pasangan calon Gubma-Wagubma adalah perseorangan. 2) Calon peserta pemilu untuk anggota DPM-FK adalah perseorangan yang mewakili program studi masing-masing. 3) Anggota DPM-FK terdiri dari dari 12 orang wakil Pendidikan Dokter Umum (PDU), 4 orang wakil Program Studi Kedokteran Gigi (PSKG), dan 4 orang wakil Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK). 4) Calon Gubma maupun Wagubma tidak boleh mendaftarkan diri sebagai calon anggota DPM-FK ataupun sebaliknya. 5) Anggota DPM-FK yang mencalonkan diri kembali sebagai calon anggota DPM-FK tidak boleh tergabung dalam keanggotaan Panwaslu

BAB III PERSYARATAN PESERTA PEMILU MAHASISWA

Pasal 7

1. Untuk menjadi calon Gubma-Wagubma atau calon anggota DPM-FK, peserta pemilu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Sehat jasmani dan rohani. c. Tercatat dan aktif sebagai mahasiswa tingkat 2 atau 3 FK Unsri. d. Merupakan warga negara KMKS. e. Pasangan calon Gubma-Wagubma diajukan oleh sebuah Tim Sukses (Timses) yang terdiri dari 30 orang mahasiswa PDU, 10 orang mahasiswa PSKG dan 10 orang mahasiswa PSIK. f. Calon anggota DPM-FK didukung minimal 10 orang mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (bebas dari program studi manapun). g. Pasangan calon Gubma-Wagubma dan calon anggota DPM-FK wajib memiliki IPK minimal 2,75 2. Persyaratan yang dimaksud pada: a. Ayat 1 poin c dibuktikan dengan fotokopi KPM b. Ayat 1 poin d dibuktikan dengan surat Kewarganegaraan dari DPM-FK atau fotokopi kartu KWN c. Ayat 1 poin e dibuktikan dengan poster Timses dan fotokopi KPM atau kartu KWN pendukung (anggota Timses) d. Ayat 1 poin f dibuktikan dengan fotokopi KPM atau kartu KWN. e. Ayat 1 poin g dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir

Pasal 8 1) Kandidat yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud pasal 7 tidak dapat menjadi peserta Pemilu. 2) KPU menetapkan keabsahan sayrat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7 dengan Surat Keputusan KPU.

BAB IV HAK MEMILIH

Pasal 9 Setiap mahasiswa FK Unsri yang merupakan warga negara KMKS berhak untuk memilih satu pasangan calon Gubma-Wagubma dan/atau satu calon anggota DPM-FK.

Pasal 10 1) Untuk dapat menggunakan hak memilih, setiap mahasiswa FK Unsri harus terdaftar pada lembar daftar pemilih tetap yang dilampirkan oleh KPU. 2) Mahasiswa yang tidak terdaftar dalam lembar daftar pemilih tetap dapat menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan kartu KWN atau surat keterangan KWN dari DPM-FK kepada KPU. 3) Apabila ayat 1 dan 2 tidak terpenuhi maka mahasiswa tidak dapat menggunakan hak pilihnya. 4) Seorang pendukung tidak boleh memberikan dukungan kepada lebih dari satu pasang calon Gubma-Wagubma dan/atau satu calon anggota DPM-FK. 5) Dukungan yang diberikan kepada lebih dari satu pasang calon Gubma-Wagubma dan/atau satu calon anggota DPM-FK sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 dinyatakan batal.

BAB V PENYELENGGARA PEMILU

Komisi Pemilihan Umum

Pasal 11 1) Pemilu diselenggarakan oleh KPU yang bersifat sementara dan independent. 2) Keanggotaan KPU diverifikasi oleh DPM-FK dan bertanggung jawab kepada DPM-FK. 3) Dalam melaksanakan tugasnya, KPU difasilitasi oleh Gubernur Mahasiswa dan Dekanat FK Unsri

Pasal 12 1. Persyaratan keanggotaan KPU: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Sehat jasmani dan rohani c. Tercatat sebagai mahasiswa tingkat pertama, kedua maupun ketiga saat mencalonkan diri dalam keanggotaan KPU d. Merupakan warga negara KMKS e. Bukan merupakan anggota / pendukung dari salah satu Timses f. Bukan merupakan bagian dari kepengurusan BEM-FK maupun DPM-FK

g. Tidak sedang menjabat sebagai Ketua BO-FK 2. Persyaratan yang dimaksud pada: a. Ayat 1 poin c dibuktikan dengan fotokopi KPM b. Ayat 1 poin d dibuktikan dengan surat Kewarganegaraan dari DPM-FK atau fotokopi kartu KWN

Pasal 13 1) Keanggotaan KPU berjumlah minimal 15 orang yang terdiri dari 9 orang perwakilan PDU, 3 orang perwakilan PSIK dan 3 orang perwakilan PSKG 2) Keanggotaan KPU terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dibantu seorang sekretaris dan bendahara merangkap anggota yang dipilih dari dan oleh anggota-anggota KPU. 3) Ketua, sekretaris dan bendahara KPU yang telah terpilih disahkan oleh surat keputusan DPM-FK.

Pasal 14 Dalam melaksanakan Pemilu, KPU membentuk PPU di setiap PS yang menjadi daerah pemilihan.

Pasal 15 Tugas dan wewenang KPU adalah: a. Merencanakan penyelenggaraan PPU. b. Menetapkan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilu. c. Mengkoordinasikan, pelaksanaan Pemilu. d. Menetapkan mekanisme debat terbuka antar calon Gubma-Wagubma. e. Menetapkan peserta Pemilu. f. Menetapkan daerah Pemilihan. g. Menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara. h. Menetapkan hasil Pemilu i. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan. j. Melaksanakan tugas dan kewajiban lain yang diatur oleh Undang-undang. menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan

Pasal 16

Kewajiban KPU adalah: a. Memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara guna menyukseskan Pemilu. b. Menyampaikan informasi kegiatan Pemilu mahasiswa kepada mahasiswa FK Unsri. c. Melaksanakan kewajiban yang diatur oleh peraturan lainnya di luar Undang-undang ini.

Panitia Pemilihan Umum

Pasal 17 1) PPU berkedudukan di setiap PS atau daerah pemilihan. 2) Anggota PPU berjumlah minimal 3 orang yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. 3) Anggota diangkat dan diberhentikan oleh KPU dengan komposisi yang diatur dalam surat keputusan KPU.

Pasal 18 Tugas dan wewenang PPU: a. Mempersiapkan segala sarana atau prasarana keperluan untuk kelancaran Pemilu. b. Bertanggung jawab atas daerah pemilihan. c. Melakukan rekapitulasi hasil perhitungan suara didaerah pemilihan yang

bersangkutan. d. Membuat berita acara pemungutan dan perhitungan suara yang disampaikan kepada KPU.

BAB VI TIM SUKSES

Pasal 19 Timses bersifat sementara, dan diakui secara resmi apabila lolos dari verifikasi KPU.

Pasal 20 Persyaratan pembentukan Timses:

1. Memiliki nama dan mendukung visi serta misi calon gubma wagubma

2. Memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. 3. Memiliki 1 pasangan bakal calon Gubma-Wagubma 4. Memiliki pendukung minimal 30 orang mahasiswa PDU, 10 orang mahasiswa PSKG dan 10 orang mahasiswa PSIK, dibuktikan dengan dan fotokopi KPM atau kartu KWN pendukung (anggota Timses)

Pasal 21 Tugas dan wewenang Timses yaitu melakukan kampanye dalam bentuk : a. Dialog kampanye secara langsung ke masing-masing angkatan pada tiap prodi FK unsri b. Media cetak berupa: poster, pamflet, spanduk, dan aksesori kampanye lainnya c. Media elektronik, berupa: SMS, BBM, Jejaring sosial (FB, Blog, Twitter), dll.

BAB VII DAERAH PEMILIHAN DAN KAMPANYE PEMILU

Pasal 22 Daerah Pemilihan Penetapan daerah pemilihan umum ditentukan oleh KPU, dengan surat keputusan KPU.

Pasal 23 Kampanye Pemilu 1) Pelaksanaan Pemilu mahasiswa dapat diadakan kampanye Pemilu oleh peserta Pemilu yang ketentuannya diatur oleh KPU. 2) Setiap warga Negara KMKS berhak mengikuti kampanye. 3) Tahap dan giliran kampanye diatur lebih lanjut oleh KPU dengan memperhatikan usul dari peserta Pemilu mahasiswa. 4) Pelaksanaan kampanye Pemilu dilakukan dengan cara sopan, tertib, dan bersifat mendidik serta tidak untuk saling menganggu antara peserta Pemilu lainnya.

Pasal 24 Bentuk Kampanye

1) Kampanye Pemilu dilakukan melalui kampanye monologis. 2) Kampanye Pemilu dilakukan melalui kampanye dialogis atau tatap muka dengan mahasiswa FK Unsri berupa Tanya jawab dalam hal program-program peserta Pemilu atau debat kandidat. 3) Kampanye Pemilu dilakukan melalui kampanye tertulis dan gambar. 4) Kampanye Pemilu dilakukan melalui kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

Pasal 25 Setiap peserta Pemilu sebagai pasangan calon Gubma-Wagubma yang telah lulus verifikasi KPU wajib menyampaikan visi dan misinya di Sidang Paripurna DPM-FK.

Pasal 26 1) Kampanye Pemilu dilarang menghina perorangan, agama, suku, ras, golongan peserta Pemilu. 2) Kampanye Pemilu dilarang menghasut dan mengadu domba antar perorangan atau kelompok. 3) Kampanye Pemilu dilarang melakukan tindakan kekerasan fisik. 4) Kampanye Pemilu dilarang mengganggu ketertiban umum. 5) Kampanye Pemilu dilarang merusak dan/atau menghilangkan fasilitas kampanye peserta Pemilu lainnya. 6) Kampanye Pemilu dilarang menggunakan tempat ibadah.

BAB VII SANKSI PELANGGARAN

Pasal 27 1) Pelanggaran dalam pemilu adalah sebagai berikut: a. Pelanggaran berat. b. Pelanggaran ringan. 2) Pelanggaran berat sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 poin a merupakan pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye yang termaktub dalam pasal 26 ayat 1, 2, dan 3, maka dikenakan sanksi diskualifikasi tanpa toleransi yang diputuskan oleh Panwaslu.

3) Pelanggaran ringan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 poin b merupakan pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye yang termaktub dalam pasal 26 ayat 4, 5 dan 6, maka dikenakan sanksi: a. Peringatan tertulis dan/atau lisan oleh Panwaslu. b. Mengganti dan/atau memperbaiki media kampanye peserta Pemilu lainnya yang dirusak dan/atau yang dihilangkan. c. Menghentikan kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran. 4) Tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan kampanye dan tata cara lainnya ditetapkan oleh Panwaslu.

BAB VIII PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN DAN PENETAPAN SUARA HASIL PEMILU MAHASISWA

Pemungutan Suara

Pasal 28 1) Pemungutan suara Pemilu diselenggarakan secara serentak di seluruh daerah pemilihan. 2) Pelaksanaan pemungutan suara untuk semua daerah pemilihan ditetapkan oleh KPU. 3) Dalam pemungutan suara, dibuat kertas suara yang memuat nama pasangan calon Gubma-Wagubma dan calon anggota DPM-FK yang bentuknya diatur oleh KPU. 4) Setiap kertas suara pada setiap daerah pemilihan dihitung berdasarkan mata pilih ditambah cadangan yang ketentuannya diatur oleh KPU. 5) Tata cara pemberian suara atau pengisian kertas suara ditentukan oleh KPU.

Pasal 29 1) Sebelum pemungutan suara dimulai secara serentak oleh KPU pada hari yang ditentukan, PPU terlebih dahulu melakukan: a. Pembukaan kotak suara yang disertai dengan mengeluarkan segala sesuatu di dalam kotak tersebut. b. Mendata setiap kelengkapan Pemilu berupa dokumen dan peralatan lainnya dalam suatu berita acara kelengkapan Pemilu. 2) Kegiatan KPU sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat 1 dapat dihadiri oleh saksi dan Panwaslu.

3) Apabila kertas suara ternyata rusak, pemilih dapat meminta kertas suara baru kepada PPU sebagai pengganti.

Pasal 30 Kertas suara dinyatakan sah apabila: a. Ditandatangani oleh ketua PPU, saksi dan Panwaslu pada daerah pemilihan yang bersangkutan. b. Diisi hanya satu (sesuai dengan tata cara yang diatur oleh KPU) dari beberapa nama calon Gubma-Wagubma dan satu dari beberapa nama calon anggota DPM-FK.

Perhitungan Suara

Pasal 31 1) Perhitungan suara disetiap daerah pemilihan dilakukan oleh PPU disaksikan oleh saksi dan Panwaslu setelah pemungutan suara berakhir. 2) Sebelum perhitungan dimulai PPU melakukan hal-hal berikut: a. Menghitung jumlah pemilih tetap yang memilih. b. Menghitung kertas suara yang tidak terpakai. c. Menghitung kertas tambahan. 3) Ketentuan sebagaimana menurut pasal 31 ayat 2 ditulis dalam berita acara sebelum penghitungan. 4) Saksi peserta Pemilu harus membawa surat mandat dari peserta Pemilu yang bersangkutan dan menyerahkan kepada ketua PPU. 5) Jika ayat 4 tidak terpenuhi, ketua PPU melarang menjadi saksi. 6) Saksi yang hadir atas nama peserta Pemilu dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya perhitungan suara oleh PPU apabila tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. 7) Keberatan sebagaimana ayat 6, PPU berkewajiban mengadakan pembetulan apabila dianggap perlu.

Pasal 32 1) Setelah perhitungan di tempat pemungutan suara, PPU harus melakukan: a. Membuat berita acara hasil perhitungan suara yang ditandatangani oleh PPU, Panwaslu, dan saksi.

b. Berita acara di setiap daerah pemilihan dibuat rangkap 3 berupa salinan untuk saksi, Panwaslu, dan PPU. c. Menyerahkan hasil pemungutan suara dan berita acara kepada KPU. 2) Bentuk dan format berita acara ditentukan oleh KPU.

Pasal 33 Penetapan Hasil Pemilu

1) Penetapan hasil Pemilu secara serentak dilakukan oleh KPU. 2) Penetapan dan pengumuman dilakukan selambat-lambatnya seminggu setelah

pemungutan suara oleh KPU. 3) Pengumuman hasil Pemilu diumumkan oleh KPU kepada Khalayak ramai melalui mediamedia di setiap PS, fasilitas umum dan lain-lain yang dianggap dapat diketahui umum.

BAB IX PANITIA PENGAWAS PEMILU

Pasal 34 1) Untuk melakukan pengawasan jalannya tahapan Pemilu maka dibentuklah Panwaslu. 2) Keanggotaan Panwaslu terdiri dari seluruh anggota DPM-FK dan utusan DPM-PS dari tiap-tiap PS maksimal 3 orang.

Pasal 35 Tugas dan Wewenang

1) Panwaslu memiliki tugas dan wewenang: a. Mengawasi semua tahapan penyelenggaraan Pemilu. b. Menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-undangan Pemilu. c. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran. 2) Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang ini diatur lebih lanjut oleh Panwaslu.

Pasal 36 Tata Cara Pelaporan

1) Laporan pelanggaran dapat diajukan oleh: a. Pemilih tetap. b. Peserta Pemilu. 2) Laporan disampaikan secara lisan dan/atau tertulis yang berisi: a. Nama dan alamat pelapor. b. Waktu dan Tempat kejadian perkara. c. Nama dan alamat pelanggar. d. Nama dan alamat saksi. e. Uraian kejadian. 3) Laporan diterima paling lambat 2 hari setelah kejadian.

BAB X ATURAN TAMBAHAN

Pasal 37 Hal-hal yang belum diatur perihal Pemilu Mahasiswa dalam Undang-undang ini diatur lebih lanjut oleh KPU.

Disahkan di Palembang Pada tanggal 22 Juni 2012 GUBERNUR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA,

MUHAMMAD HABIBI NST

Diundangkan di Palembang Pada tanggal 23 Juni 2012 KETUA KOMISI A BIDANG PERUNDANGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA,

M. ARGA SENA SETIAWAN

LEMBARAN KELUARGA MAHASISWA KEDOKTERAN SRIWIJAYA NOMOR 2 TAHUN 2012

You might also like