You are on page 1of 4

BAHAYA MAKANAN BERPENGAWET

Makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya semakin banyak ditemukan. Bahkan bahan makanan yang seharusnya tidak diberi bahan pengawet pun saat ini semakin banyak saja yang ternyata mengandung bahan pengawet berbahaya, ambil contoh saja mi basah, tahu, ikan, ayam, bakso dan masih banyak yang lain. Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya membuat para konsumen justru salah pilih. Karena bahan makanan yang diberi bahan pengawet biasanya akan terlihat lebih menarik. Berdasarkan Permenkes No.722/88 terdapat 25 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan diantaranya : 1. Asam benzoat 2. Asam propionat 3. Asam sorbat 4. Belerang dioksida 5. Etil p-hidroksi benzoat 6. Kaloum benzoat 7. Kalium bisulfit 8. Kalium nitrat 9. Kalium nitrit 10. Kalium propionat 11. Kalium sorbat 12. Kalium sulfit 13. Kalsium benzoat 14. Kalsium propionat 15. Kalsium sorbat 16. Metil-p-hidroksi benzoat 17. Natrium bisulfit 18. Natirum metabisulfit 19. Natrium nitrat

20. Natrium nitrit 21. Natrium propionat 22. Natrium sulfit 23. Nisin 24. Propil-p-hidroksi benzoa 25. Natrium Benzoat Namun di dalam penggunaannya harus sesuai dengan takaran yang dibenarkan. Jika di kosumsi dalam waktu yang lama, akumulasi bahan tersebut tetap rawan menimbulkan gangguan kesehatan. Terlebih, ada beberapa pengawet yang statusnya masih syubhat seperti nisin dan potasium nitrat. Hal ini terkait dengan media fermentasi dan asal bahannya. Ada juga bahan pengawet yang dilarang karena berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan seperti: formalin dan borak. Sayangnya kedua bahan di atas masih sering digunakan pada produk-produk home industri seperti tahu, mie, mengawetkan ikan, daging, buah, dan sayuran dengan kadar yang tak terkontrol. Para nelayan misalnya, tidak sedikit memilih menggunakan formalin dari pada es batu karena faktor murah dan praktis. Buah-buahan di supermarket juga rawan formalin (bahan pengawet). Padahal formalin atau borak dapat menimbulkan gangguan hati, jantung, pencernaan, kanker dan ginjal dan lainnya. Pada dosis cukup tinggi, pengawet ini bisa mengakibatkan, pusing, mual, dan muntah, mencret, kram perut, kejang, depresi susunan saraf dan gangguan peredaran darah. Dalam dosis kecil, pengawet akan diserap tubuh dan efeknya baru akan dirasa setelah akumulasi (jumlah) pengawet dalam tubuh tinggi. Kadar formalin hingga 60% bisa dikurangi dengan cara meredam dengan air, air leri (perasan beras) atau air garam selama 1 jam. Seringkali ada salah pengertian mengenai pengawet untuk makanan yang seolah-olah aman digunakan selama tidak menyebabkan keracunan atau kematian (toksisitas akut), tetapi sebenarnya menyebabkan kerusakan organ tubuh manusia dalam jangka panjang (toksisitas kronik) (Hardman J.G et all 1996). Bahaya ini dapat terjadi karena

produk makanan tersebut setiap hari dimakan, berbeda dengan obat-obat per oral yang digunakan hanya kalau sakit. Efek formalin pada produk makanan yang mengandung protein seperti tahu, baso, ikan, ikan asin, dan mie sudah dapat dilihat yaitu berubahnya konsistensi menjadi keras atau kenyal pada produknya, tentunya hal ini akan terjadi juga jika formalin bebas masuk ke organ tubuh dan bereaksi dengan protein tubuh, maka membran sel, tulang rawan akan mengeras; enzim, dan hormon akan berubah atau tidak berfungsi. Sifat permeabelitas dari sel akan hilang, akibatnya proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi tubuh akan terganggu. Berbagai data dari MSDS (Material Safety Data Sheet) di bidang industri yang ada memberikan informasi mengenai bahaya formalin. Formalin umumnya terdiri dari bahan formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker, terutama kanker hidung dan tenggorokan. Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek karsinogenik atau menimbulkan kanker secara ganda.

Bahaya Makanan Berpengawet


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran PLH

Oleh :
AGUS KURNIAWAN PANDU IKSAN ARIF FIRMANSYAH

Kelas 8 H

SMP NEGERI 12 TASIKMALAYA 2012

You might also like