You are on page 1of 136

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS

V.A SEKOLAH DASAR NEGERI 183 TAMPAN KOTA PEKANBARU

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH:

DARMITA NIM. 1005187011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012

ABSTRAK

Darmita. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. Kata Kunci: Model CTL, Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Model pembelajaran CTL merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran, yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Sehingga dengan penerapan model ini siswa lebih berperan dari pada guru dalam pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan Model Pembelajaran CTL Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru Pada Materi Pokok Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas V.A SDN 183 Tampan Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 orang siswa. Hal demikian dapat diketahui dari: Peningkatan aktivitas belajar siswa dari setiap pertemuan adalah sebesar 72,34, dengan kategori baik; Peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran dari setiap pertemuan adalah sebesar 77,50, dengan kategori baik. Peningkatan hasil belajar siswa secara individu dari setiap pertemuan adalah adalah sebesar 77,92 dengan kategori sangat baik; dan Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari setiap pertemuan adalah sebesar 80,83% dengan kategori amat baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dan dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang memberikan taufik dan hidayah-Nya serta nikmat yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru. Selanjutnya shalawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan alam yakni Nabi besar Muhammad SAW, yang merupakan seorang pejuang sejati yang telah membawa ummatnya dari kehidupan yang penuh kebodohan sampai kepada kehidupan yang penuh dengan ilmu penngetahuan dan akhlak mulia sebagaimana kta rasakan sekarang. Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran IPS di sekolah dasar yang dapat mengembangkan hakikat pembelajaran IPS yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ashaluddin Jali, MS, selaku Rektor Universitas Riau. 2. Bapak Dr. H. M. Nur Mustafa, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 3. Bapak Drs. Lazim. N. M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.

4. Bapak Drs. Zulkifli, S.Pd, selaku Pembimbing I, dan Bapak Drs. H. Damanhuri Daud, S.Pd, selaku Pembimbing II. 5. Yang berbahagia orang tua penulis; Ayahanda Bakri dan Teso Sakido , Ibunda Katiamah dan Juminem (Almarhumah). 6. Suami tercinta (Achmad Yusuf) dan Anak-Anak tercinta (Ridza Fitria Akhdar, Farhan Sakido), serta Keluarga Besar penulis. 7. Teman-teman seperjuangan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga ini dapat memberikan manfaat, amin. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, Juli 2012 Penulis

DARMITA NIM. 1005187011

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................. C. Tujuan Penelitian ............................................................... D. Manfaat Penelitian ............................................................. E. Defenisi Operasional .......................................................... KONSEP TEORI A. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ............................................................................. 1. Pengertian..................................................................... 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran CTL .............................. 3. Komponen Pembelajaran CTL..................................... 4. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran CTL .............................................................................. 5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CTL ...................................................... B. Hasil Belajar ....................................................................... 1. Pengertian..................................................................... 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................................................................... 3. Indikator Hasil Belajar ................................................. 4. Aktivitas Belajar Siswa ................................................ C. Hubungan Penggunaan Model Pembelajaran CTL dengan Hasil Belajar Siswa ....................................... D. Hipotesis Tindakan............................................................. METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ............................................................... B. Subjek Penelitian................................................................ C. Variabel Penelitian ............................................................. D. Rencana Tindakan .............................................................. E. Instrumen Penelitian........................................................... F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. G. Teknik Analisis Data

i ii iv vi vii viii

1 4 5 5 6

BAB II

8 8 10 12 13 15 17 17 18 19 21 24 25

BAB III

26 26 26 27 29 30

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tindakan ................................................................... B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I........................................... 1. Pertemuan Pertama....................................................... 2. Pertemuan Kedua ......................................................... 3. Pelaksanaan Ulangan Harian Siklus I .......................... 4. Refleksi Siklus I ........................................................... C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ......................................... 1. Pertemuan Pertama....................................................... 2. Pertemuan Kedua ......................................................... 3. Ulangan Harian Siklus II.............................................. 4. Refleksi Siklus II .......................................................... D. Analisis Hasil Penelitian .................................................... 1. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran ........................... 2. Aktivitas Siswa ............................................................ 3. Hasil Belajar Siswa ...................................................... E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 1. Aktivitas Guru .............................................................. 2. Aktivitas Siswa ............................................................ 3. Ketuntasan Individu ..................................................... 4. Ketuntasan Klasikal ..................................................... KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................ B. Saran-Saran ........................................................................

35 36 36 38 39 40 42 42 44 45 46 47 47 49 51 54 54 56 57 59

BAB V

61 63 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4

Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran ................................. Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... Perbandingan Ketuntasan Individu .................................... Perbandingan Ketuntasan Klasikal ....................................

55 58 58 59

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Tabel III.2 Tabel 4.1

Aktivitas Guru Dan Siswa .................................................. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ......................................... Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Di Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Pada

33 33

Siklus I dan II ..................................................................... Tabel 4.2 Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CTL Pada Siklus I dan II.................................................... Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Belajar Secara Individu Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Siklus I dan II ............................. Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Secara Klasikal Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Siklus I dan II .............................

48

49

51

53

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV Lampiran V Jadwal Penelitian............................................................. Silabus ............................................................................. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..................... Lembar Kerja Siswa (LKS)............................................. Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Dan Lembar Observasi Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran ................................................................... Lampiran VI Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa Dan Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dengan 87 98 111 119 121 80 66 67 68 76

Menggunakan Model CTL .............................................. Lampiran VII Kisi-Kisi Soal ..................................................................

Lampiran VIII Soal Ulangan Harian ....................................................... Lampiran IX Lampiran X Lampiran XI Kunci Jawaban Soal Ulangan Harian .............................. Skor Hasil Belajar Siswa................................................. Dokumentasi Pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran CTL .........................................................

126

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang kajian yang diajarkan kepada peserta didik pada pendidikan formal yaitu sekolah. Karena, bidang kajian ini memiliki pesan-pesan penting tentang kehidupan dan keberlangsungan umat manusia. Oleh karena itu, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sudah dikenalkan kepada peserta didik berada di tingkat Sekolah Dasar (SD). Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengacu kepada ketentuan Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kepada siswa kelas V tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu memberikan pengajaran kepada peserta didik untuk menghargai besarnya peranan tokoh-tokoh perjuangan serta masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka peran guru sangat diharapkan, sehingga peserta didik benar-benar mampu menguasai dan memahami dari setiap pembelajaran yang disampaikan. Untuk itu, guru harus memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dan tepat agar setiap materi yang diajarkan mudah dipahami. Dengan demikian, akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut. Hasil observasi sebelum penelitian dilakukan, diketahui hasil belajar IPS siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan. Untuk ketuntasan individu yaitu 60, dan ketuntasan klasikal yaitu

70. Dari 40 orang siswa hanya 16 orang siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan persentase 40,00%. Sementara jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) berjumlah 24 orang siswa dengan persentase 60,00%. Adapun nilai rata-rata hasil belajar siswa IPS adalah 56,13%. Dari observasi di atas, diketahui beberapa penyebab rendahnya hasil belajar siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru khususnya pada pembelajaran IPS, yaitu: 1. Banyak siswa tidak terlibat dalam pembelajaran di kelas. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang tidak mengikuti arahan yang diberikan guru dalam pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Banyak siswa tidak dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, yaitu kehidupan sehari-hari. 3. Rendahnya tingkat penguasaan dan pemahaman siswa. 4. Sebagian siswa merasa bosan dengan model pembelajaran yang diterapkan guru saat pembelajaran IPS berlangsung, hal ini terlihat dari sikap siswa yang kurang dalam memperhatikan pembelajaran yang disampaikan. 5. Banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hasil observasi di Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru terutama pada pembelajaran IPS, ditemukan beberapa gelaja-gejala sebagai berikut, yaitu: 1. Guru masih menggunakan model pembelajaran klasik dalam pembelajaran IPS yaitu model pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Model pembelajaran ceramah masih menjadi pilihan dalam penyampaian materi, sehingga siswa cenderung bosan, dan kurang bersemangat untuk belajar.

Dengan demikian, akan berdampak terhadap rendahnya kualitas pembelajaran siswa, dan memungkinkan hasil belajar siswa akan menurun. Sedangkan, metode tanya jawab merupakan salah satu metode yang kurang efektif, karena tanpa disadari dalam metode ini hanya memberikan kesempatan kepada siswa yang pintar dan aktif yang akan menjawab pertanyaan yang diberikan, sehingga terbentuklah kesenjangan antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar. 2. Belum adanya guru di Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota

Pekanbaru, yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Karena penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) bertujuan agar siswa terlibat secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Berdasarkan beberapa penyebab dan gejala-gejala permasalahan di atas, perlunya menemukan solusi alternatif sehingga siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru memperoleh hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang optimal, di antaranya dengan menerapkan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL).


Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Tukiran, 2011: 49).

Setelah melakukan kajian sederhana, dimana model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu dari model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru, karena
dalam model pembelajaran CTL ini keterlibatan siswa secara dan siswa lebih berperan aktif dari pada guru. Selanjutnya, siswa dapat memahami dan menghubungkan secara langsung antara materi pembelajaran dengan kondisi yang nyata yang ada di lingkungannya. Hal ini disebabkan adanya tujuh komponen yang harus ada dan diterapkan dalam model pembelajaran tersebut, yaitu kontruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Comunity), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) Dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning

(CTL) diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru dengan pokok bahasan Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru?.

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas V.A SDN 183 Tampan Pekanbaru dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

D. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Siswa a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). b. Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru. c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas proses belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru. 2. Guru a. Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan profesionalisme guru kelas. b. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam belajar mengajar dengan yang berkelanjutan. c. Meningkatkan kualitas kegiatan mengajar bagi guru kelas. 3. Sekolah a. Diharapkan dapat memanfaatkan model pembelajaran yang dapat diterapkan pada guru-guru lainnya

b. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang model pembelajaran dalam belajar mengajar dengan pengajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang berkelanjutan. c. Sebagai landasan untuk dapat dijadikan kajian lebih lanjut dalam cakupan yang lebih luas.

E. Defenisi Operasional Peneliti ingin menguraikan istilah-istilah yang ada pada judul skripsi ini dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam dalam menafsirkan judul, yaitu: Penerapan menurut kamus Bahasa Indonesia oleh Anwar (2001: 516) adalah pemasangan, pengenaan prihal, dan mempraktekan. Adapun model pembelajaran menurut menurut Joyce dalam Trianto (2007: 5) adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Sementara model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Sanjaya (2009: 255) adalah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Hasil Belajar menurut Hamalik (2006: 51), adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Adapun peningkatan hasil belajar yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari aspek kognitif. Menurut Bloom dalam Poerwanto (2010: 43), secara garis besar membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah, di antaranya ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensif, penerapan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi. Dari uraian defenisi konsep operasional di atas, maka dapat diketahui dan dipahami bahwa dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terutama hasil belajar IPS siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Rusman, 2010: 132). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2010: 133). Adapaun model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2009:255). Menurut Candra (2010:23), mengemukakan tiga konsep yang harus dipahami, yakni: 1) Contextual Teaching and Learning menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman langsung. 2) Contextual Teaching and Learning mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan

kehidupan nyata. 3) Contextual Teaching and Learning mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya Contextual Teaching and Learning bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya. Pengajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, permodelan, dan penilaian nyata (Trianto, 2007:105). Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang lain, tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna, pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak fungsional. Dari asumsi dan karakteristik yang mendasarinya, maka terdapat beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam pembelajaran kontekstual (CTL), yakni: a. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi

pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Oleh karena itulah, semankin banyak pengalaman maka akan semankin banyak pula pengetahuan yang mereka peroleh. b. Belajar adalah proses pemecahan belajar bukan sekadar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas, pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang

dimiliki akan berpengaruh terhada pola-pola perilaku manusia, seperti pola piker, pola bertindak, kemampuan memecahkan persoalan termasuk penampilan atau performance seseorang. Semangkin pengetahuan seseorang luas dan mendalam, maka akan emangkin dalam berfikir. c. Belajar secara kintekstual adalah belajar begaiman anak menghadap setiap persoalan. d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks, oleh karena itu belajar tidak dapat sekaligus akan tetapi sesuai dengan irama kemampuan siswa. e. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan, oleh karena itu pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak (real world learning) (Sanjaya, 2009:256). 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Menurut Rusman (2010: 193-197), terdapat tujuh prinsip pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu: a. Kontruktivisme (contructivism) Prinsip pembelajaran ini merupakan landasan and berpikir (filosofi) yaitu dalam bahwa

Contextual

Teaching

Learning,

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.

b. Menemukan (Inquiry) Prinsip menemukan (inquiry) merupakan prinsip inti dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperluas bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil merumuskan sendiri. c. Bertanya (Questioning) Unsur lain yang menjadi karakteristik utama Contextual Teaching and Learning adalah kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Karena pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang selalu dimulai dari bertanya. Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam Contextual Teaching and Learning. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Adapun maksud dari masyarakat belajar (Learning Community) adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama dan

memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam Learning Community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman (sharing). e. Permodelan (Modelling) permodelan (Modelling) merupakan salah satu prinsip dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Tahap permodelan dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran, agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh para guru dalam pembelajaran.

f. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain, refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri (learning to be). g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Prinsip terakhir dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah melakukan penilaian. Tahap penilaian sebagai bagian dari integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan Contextual Teaching and Learning. 3. Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Menurut Elain dalam Rusman (2010: 192), komponen pembelajaran Contextual Teaching and Learning meliputi: a. Menjalin hubungan yang bermakna (making meaningful connections) b. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant work) c. Melakukan proses belajar yang diatur sendiri (self regulated learning) d. Mengadakan kolaborasi (collaborating) e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) f. Memberikan layanan secara individual (natural the individual) g. Mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching hight standards) h. Menggunakan asesmen autentik (using authentic assessment).

Bila diperhatikan dari beberapa komponen dalam pelaksanaan Contextual Teaching and Learning, maka dapat diasumsikan bahwa dengan terpenuhinya beberapa komponen di atas, maka model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan. 4. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning sebagai berikut: a. Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar lebih bermakna dengan sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pengetahuan baru. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri (menemukan) untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar. e. Hadirkan contoh dalam pembelajaran. f. Lakukan refleksi diakhir pembelajaran. g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Trianto, 2007: 105). Beberapa langkah pembelajaran Contextual Teaching and Learning yang dikemukan Trianto di atas, senada dengan beberapa langkah yang dikemukan Rusman (2010: 192).

Menurut Zahorik dalam Taniredja (2011: 51), terdapat lima langkahlangkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu: a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang dipelajari tidak lepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh, yang memiliki keterkaitan satu sama lain. b. Cara belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya dengan cara menyusun konsep sementara (hipotesis), melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu konsep tersebut direvisi dan dikembangkan. d. Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi. Dari beberapa langkah-langkah di atas, penulis memfokuskan pada langkah-langkah yang dirumuskan oleh Zahorik dalam Taniredja (2011: 51), karena langkah lebih fleksibel dan sistematis serta sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu dengan mengaktifkan pengetahuan siswa (activating

knowledge), menambah pengetahuan baru yang dimiliki siswa (acquiring knowledge), memberikan pemahaman dan pengetahuan (understanding knowledge), mempraktekan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa (applying knowledge), melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Selanjutnya, menurut Rusman (2010: 200), agar tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang diharapkan, maka hendaklah: a. Nyatakan keinginan utama pembelajaran, yaitu sebuah pertanyaan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar b. Rumuskan dengan jelas tujuan pembelajarannya c. Uraikan secara terperinci media dan sumber pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan d. Rumuskan skenario tahap demi tahap kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam melakukan proses pembelajarannya, dan e. Rumuskan dan lakukan sistem penilaian dengan memfokuskan pada kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh siswa baik pada saat berlangsungnya (proses) maupun setelah siswa tersebut selesai belajar. 5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning a. Kelebihan, yaitu: 1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. 2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. b. Kelemahan, yaitu: a) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ideide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategistrategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil belajar adalah kapasitas, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 9). Pendapat ini sejalan dengan Muchtar Lutfzi yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah Tingkatan pengusaan bahan pelajaran oleh siswa, tingkat keterampilan yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan (Luthfi, 1984 : 325). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Kingsley yang dikutip oleh Sudjana hasil belajar dibagi dalam tiga macam, yaitu: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian, (3) Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2010: 22). Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai (hasil belajar) yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Hasil belajar merupakan terminal dari proses pendidikan dan pengajaran. Hasil belajar, meliputi tiga aspek, yaitu: Pertama, aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasan pengetahuan dan perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk

menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek efektif, meliputi perubahan-

perubahan dalam sikap mental, perasaan dan kesadaran, dan ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik (Drajat, 2008: 197). Sementara Bloom dalam Sudjana (2010: 22-23), mengungkapkan ada tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu: a. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi. b. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Dari pembagian hasil belajar di atas, dimana peningkatan hasil belajar siswa yang diteliti adalah dalam ranah kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran (Sudjana, 2010: 25).

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. Prinsip dasar yang perlu dilakukan dalam menyusun tes hasil belajar siswa, yaitu: a. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar. b. Mengukur sampel yang representtatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. c. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diingginkan sesuai dengan tujuan (Poerwanto, 2010, 24-25). 3. Indikator Hasil Belajar Menurut Isjoni Ishak, indikator keberhasilan sebagai patokan atau ukuran bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dianggap berhasil, apabila: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran (materi) yang diajarkan mencapai hasil belajar atau prestasi belajar tinggi, baik secara individual maupun secara klasikal atau kelompok.

b. Perilaku yang menggariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional khusus telah dicapai oleh para siswa baik secara individual maupun kelompok. c. Terjadinya perubahan terhadap perilaku siswa, sehingga terdapat motivasi untuk memahami, menguasai, dan mencerna materi yang diajarkan pada tingkat ketuntasan belajar (Ishak, 2007: 31). Dari beberapa indikator di atas dapat dipahami bahwa ketika indikator di atas dimiliki siswa pada pelajaran matematika, maka tujuan dalam pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tinggkat manakah hasil belajar yang telah dicapai. sehubungan dengan hal ini keberhasilan proses belajar mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, yaitu: a. Istimewa (maksimal), apabila seluruh bahan yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. b. Baik sekali (optimal), apabila sebagian besar (76% sampai 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dipahami siswa. c. Baik (minimal), apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60% sampai 75%) saja dikuasai siswa. d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari (60%) dikuasai siswa (Djamarah, 2006, 121). Adapun indikator yang menjadi petunjuk suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun secara kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun secara kelompok (Djamarah, 2006: 120). Menurut Djamarah (2006: 24), hasil belajar adalah kemampuankemampuan dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Selanjutnya Djamarah, membagi hasil belajar, yaitu: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian, (3) Sikap dan cita-cita.

Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (2010: 56), dapat dicapai melalui proses belajar mengajar yang optimal yang dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut: a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku, dan e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. 4. Aktivitas Belajar Siswa Menurut Winkel (1991: 177), ada tiga komponen dalam aktifitas proses belajar mengajar, yakni komponen prosedur didaktik, komponen media pengajaran, komponen siswa dan materi pelajaran. Hal ini yang mendasar yang harus dilakukan guru dalam prosedur didaktik adalah, prosedur didaktik merupakan sarana yang memungkinkan kegiatan pengajaran dapat menimbulkan aktifitas bagi siswa dalam proses belajar. Proses didaktik dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancer, apabila kondisi yang terjadi di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal, yakni kondisi tentang tujuan yang ingin dicapai oleh siswa dalam belajar, hakekat pelajar sebagai individu yang terlibat dalam proses belajar mengajar, hakekat bahan ajaran yang akan dikembangakan kepada siswa yang belajar.

Aktivitas di atas, sejalan dengan pendapat Decorite dalam Winkel (1991:183-184), bahwa aktifitas guru dalam melakukan aktifitas/prosedur didaktik dalam proses belajar harus dapat mempertimbangkan beberapa aspek yakni, a. Tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan secara jelas, yang meliputi aspek perilaku dan aspek isi, b. Keadaan siswa yang actual yang terjadi dalam kelas. Dalam hubungan ini prosedur didaktik tidak terbatas hanya pada satu cara, melainkan diperlukan bermacam-macam prosedur didaktik, sehingga

keanekaragaman perilaku siswa dalam belajar dapat diwujudkan secara konkrit. c. Perilaku guru/performance guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Performance guru itu merupakan hal yang amat penting. Rochman (1991: 4), mengatakan bahwa performance guru dalam proses belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni: a. Menekankan pada segi proses interaksi guru siswa, b. Menekankan pada hasil yang diperoleh siswa. Komponen yang kedua dalam proses belajar mengajar adalah komponen media pengajaran. Media pengajaran merupakan aspek penting dalam membantu guru menyampaikan bahan ajaran, disamping

mempermudah siswa-siswa dalam menerima bahan ajaran. Menurut Gagne dalam Arief (1986: 6), dikatakan bahwa media pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Sedangkan menurut Einkel (1991: 187) mengatakan bahwa media pengajaran adalah suatu sarana nonpersonal yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajaran yang memegang peranan dalam proses belajar mengaran untuk mencapai tujuan instruksional. Komponen yang ketiga dalam aktifitas belajar adalah komponen siswa dan materi pelajaran. Komponen siswa dan materi pelajaran merupakan aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar. Penting, oleh karena kedua komponen tersebut secara langsung terlibat dalam konteks belajar yang pelaksanaannya dilakukan secara bersamaan. Keberadaan siswa dalam proses belajar mengajar harus mampu mendorong aktualisasi dirinya dimana mereka diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, bertingkah laku, melakukan percobaan, membuat kekeliruan, diamati dan diperhatikan tingkat perkembangan, yang dialami selama pertumbuhan itu berlangsung. Karena itu anak didik diberi kesempatan yang cukup untuk memilih berbagai alternatif dan

mengembangkan potensi yang dimilikinya, sesuai dengan wujud pendidikan (Neil, 1997: 3-4). Menurut Neil (1977: 5), dalam mengantisipasi anak didik pada kegiatan kurikulum yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian guru yakni: a. Partisipasi, anak didik diberi kesempatan untuk menyampaikan ide-ide. b. Integrasi, adanya penyatuan antara aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor.

c. Relevansi bahan ajaran harus sesuai dan relevan dengan kebutuhan dan kehidupan anak didik bai dari emosional maupun secara intelektual. d. Tujuan, bahwa kegiatan dalam proses belajar mengajar dikelas harus mampu mengembangkan kehidupan sosial anak didik dalam suasana yang manusiawi. Untuk terwujudnya apa yang dikemukakan Neil di atas, maka kurikulum yang disusun untuk kegiatan belajar mengajar haruslah mencerminkan adanya relevansi antara kebutuhan anak didik dalam belajar dengan materi bahan yang disampaikan. Menurut Leister dan Ali dalam Nasution (1986 : 80-81), mengatakan bahwa: a. Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak. b. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap, c. Anak didik harus didorong untuk belajar, berkat kegiatannya sendiri, dan tidak sekedar penerima pasif apa yang disampaikan guru, dan d. Sejauh mungkin, apa yang dipelajari anak didik harus mengikuti minat dan keinginannya, dan bukan menurut keputusan para guru mengenai sesuatu yang dimilikinya. C. Hubungan Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Hasil Belajar Siswa Penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning mendorong siswa untuk dapat menemukan dan mngkonstruksi makna Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sesungguhnya sehingga semua siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.

Dari pengertian pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan hasil belajar dapat dilihat bahwa pembelajaran ini mendorong semua siswa untuk dapat menemukan dan mngkonstruksi makna Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sesungguhnya sehingga semua siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka akan

berpengaruh pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dicapai siswa yang ditandai dengan meningkatnya tes yang telah dilakukan pada siswa.

D. Hipotesis Tindakan Jika model pembelajaran Contextual Teaching and Learning diterapkan, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru Provinsi Riau, khususnya pada siswa Kelas V.A. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam penelitian ini adalah pada mata pelajaran IPS. Adapun waktu penelitian ini direncanakan selama 6 bulan terhitung dari bulan Oktober 2011 hingga bulan Maret 2012. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dan kedua guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, dan pada pertemuan ketiga peneliti melakukan ulangan harian.

B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012, dengan

jumlah siswa 40 orang, terdiri dari 23 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent) dan dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan variabel terikatnya adalah hasil belajar.

D. Rencana Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau action research. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 130) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam kelas. Menurut Kunandar (2011: 98-99) pelaksanaan tindakan dalam

penelitian tindakan kelas meliputi: (1) Perencanaan atau planning, (2) Pelaksanaan atau acting, (3) Pengamatan tindakan atau observasi, dan (4) Refleksi atau refleching. Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut ini: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan Gambar 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas Agar lebih mudah memahami tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang akan penulis lakukan dapat dilihat pada penjelasan berikut ini, yaitu:

1. Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan guru sebelum melakukan tindakan, sehingga tindakan yang dilakukan menjadi lebih terarah. Adapun yang akan dipersiapkan pada tahap perencanaan, yaitu: a. Menyusun RPP berdasarkan pengembangan dari langkah-langkah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. b. Menyiapkan format lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan program pembelajaran, pengambilan atau pengumpulan data hasil belajar siswa, hasil observasi dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. 3. Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap perkembangan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar dengan mengisi lembaran observasi yang telah dibuat dengan dibantu oleh seorang observer. 4. Refleksi Refleksi merupakan tahap akhir kegiatan observasi, dengan cara mengumpulkan berbagai hasil yang diperoleh guna melihat dan menilai apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

E. Instrumen Penelitian Adapun instrumen dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Silabus Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dan standar dari kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran. Silabus memuat identifikasi mata pelajaran, penentuan pengalaman belajar, penentuan berbagai indikator, penilaian, bentuk instrumen, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penentuan dan

sumber/bahan/alat. Silabus yang dibuat dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perencanaan pembelajaran secara

komprehensif untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu persiapan bagi guru atau penulis untuk melakukan pembelajaran. Dengan kata lain, guru atau peneliti harus mempunyai rencana pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan, agar materi yang akan disampaikan dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dapat mempermudah penulis dalam memahami batasbatas materi dan langkah-langkah pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga tidak penyimpangan materi yang disajikan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun secara sistematis yang berisi tentang identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi, materi pokok, sumber dan bahan, kegiatan pembelajaran (model atau tipe pembelajaran yang digunakan), kegiatan

awal, kegiatan inti, serta kegiatan akhir. Susunan sistematis tersebut, satu sama lain mempunyai ketergantungan dan langkah-langkah yang jelas dalam mencapai pembelajaran yang yang sesuai dengan indikator keberhasilan yang akan dicapai. 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam pembelajaran berisi nama, nama kelompok, kelas, hari dan tanggal pelaksanaan, materi pokok, prosedur pelaksanaan yang terdiri dari soal akan diselesaikan serta sumber bahan, latihan soal yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan, misalnya model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). F. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes Menurut Kunandar (2011: 186) tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan dan tingkat perkembangan salah satu atau beberapa asfek psikologis didalam dirinya. Penilaian hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru diperoleh dari hasil pelaksanaan tes, pada pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus kegiatan pembelajaran, sehingga pengaruh penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS dapat dihitung dari rata-rata dan persentase hasil belajar siswa.

2. Observasi Kunandar (2011: 143) berpendapat bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (mengambil data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Berdasarkan pengertian tersebut, maka observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap segenap aktivitas belajar mengajar guru dan ssiwa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu: a. Aktivias guru, terdiri dari: 1) Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing 2) Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran 3) Guru meminta masing-masing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran 4) Guru meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata 5) Guru meminta masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain b. Aktivitas siswa, terdiri dari: 1) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing 2) Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran

3) Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran 4) Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya

mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata 5) Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan

mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain

G. Teknik Analisis Data 1. Aktivitas Guru dan Siswa Analisis aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan di terapkannya model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dibukukan dalam lembar observasi dengan rumus:
NR JS x100% SM

Keterangan: NR JS SM = Persentase rata-rata aktivitas guru/siswa = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan = Skor Maksimal yang di dapat dari aktivitas guru dan siswa Untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang menggunakan 4 (empat) alternatif pilihan yang dapat di lihat pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Adapun empat alternatif pilihan dalam lembar observasi meliputi:

a. Bila aktivitas guru dan siswa sangat tidak baik b. Bila aktivitas guru dan siswa kurang baik c. Bila aktivitas guru dan siswa baik d. Bila aktivitas guru dan siswa sangat baik Dari 4 alternatif di atas, maka skala pengukuran aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Dari 4 alternatif di atas, maka skala pengukuran aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Aktivitas Guru Dan Siswa NO 1 2 3 Persentase (%) Interval 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% Sangat Baik Baik Cukup Kategori

Kurang 4 Kurang dari 40% Sumber:Ngalim Poerwanto dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011: 115 Sementara dalam menentukan kategori hasil belajar siswa ditetapak lima kriteria atau kategori dari hasil belajar siswa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa NO 1 2 3 4 Persentase (%) Interval 80% - 100% 70% - 79% 60% - 69% 40% - 59% 0 - 49% Amat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Kategori

5 Sumber:Ngalim Poerwanto dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011: 115

2. Hasil Belajar Analisis yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kelas V.A melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), dengan menggunakan dua rumus sebagai berikut: a. Ketuntasan Individu:

PK

SP x100% SM

Keterangan: K = Persentase ketuntasan individu SP = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum b. Ketuntasan Klasikal:
PK ST x100% N

Keterangan: K = Ketuntasan klasikal N = Jumlah siswa yang tuntas belajar ST = Jumlah Siswa seluruhnya Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran, dapat dilihat melalui Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Kota Pekanbaru,

dimana KKM untuk individu adalah 60 dan untuk klasikal adalah 70%. Dari standar KKM tersebut dapat dipahami bahwa bila siswa mencapai nilai rata-rata 60, maka siswa tersebut dinyatakan lulus, begitu sebaliknya, bila nilai rata-rata yang diperoleh siswa di bawah nilai rata-rata 60, maka siswa dinyatakan belum lulus atau berhasil.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tindakan 1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 183 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru kelas V.A Tahun Ajaran 2011/2012 pada semester II yang dilaksanakan mulai pada bulan Maret hingga April dari tanggal 13 Maret sampai tanggal 11 April 2012 dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pada materi pokok perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, terdiri dari siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan dengan satu kali ulangan harian, dan siklus II juga dilaksanakan dengan dua kali pertemuan dengan satu kali ulangan harian. Selama tindakan dilakukan di kelas, peneliti dibantu observer, dengan tujuan untuk membantu mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Tahapan Perencanaan Pada tahapan ini, penelti telah merancang berbagai perangkat penelitian dan istrumen yang dibutuhkan, berupa Jadwal Penelitian (lampiran I), Silabus (lampiran II), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk empat kali pertemuan (lampiran III.1, III.2, III.3, III.4), Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk empat kali pertemuan (lampiran IV.1, IV.2, IV.3, IV.4), Lembar Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa dan Lembar Observasi Siswa untuk empat

kali pertemuan (lampiran V, V.1, V.2, V.3, V.4), Rubrik Penilaian Aktivitas Guru dan Lembar Observasi Aktivitas Guru untuk empat kali pertemuan (lampiran VI, VI.1, VI.2, VI.3, VI.4), Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian Siklus dan siklus II (lampiran VII.1, VII.2), Soal ulangan harian siklus I dan II (lampiran VIII.1, VIII.2), Kunci jawaban soal ulangan siklus I dan II (lampiran IX.1, IX.2), dan skor dasar (lampiran X). Pada tahapan ini telah ditetapkan dan ditentukan kelas yang mengikuti pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran CTL, yaitu kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, yang

berjumlah 40 orang siswa, terdiri dari 23 orang laki-laki dan 17 orang perempuan, yang disebut sebagai kelas tindakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, sebagaimana dijelaskan dalam pelaksanaan tindakan berikutnya.

B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1. Pertemuan Pertama (Selasa, 13 Maret 2012) Pertemuan pertama dalam siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2012 dengan alokasi waktu 70 menit. Pertemuan ini siswa yang hadir berjumlah 40 orang siswa. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan senantiasa selalu berdasarkan RPP yang telah ditetapkan, yaitu RPP-1 (lampiran III.1) dengan materi pembelajaran Perjuangan

mempertahankan kemerdekaan. Pada kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru menyajikan materi pembelajaran dengan sesuai dengan materi pembelajaran IPS yang telah dipilih pada untuk siswa kelas V pada semester

II, kemudian siswa dibagi ke dalam 8 kelompok belajar yang terdiri atas 5 orang siswa dari masing-masing kelompok belajar yang bersifat heterogen. Adapun tujuan kelompok belajar dibentuk agar siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang ditemukan dapat dicari solusi secara bersama-sama. Ketika siswa sudah berada dalam kelompok belajarnya masingmasing, guru membagikan LKS (lampiran IV.1) kepada masing-masing siswa dengan dan kelompok. Selanjutnya guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Pada saat mengamati, siswa diarahkan dan dibimbing mencari informasi baru dari setiap yang diamati di lingkungannya secara berkelompok dengan selalu berdasarkan tuntunan dari LKS yang telah mereka terima. Masing siswa dalam kelompok merasa kesulitan dalam melakukan pengamatan, karena harus berpedoman dengan LKS yang telah diberikan guru. Selanjutnya, masing-masing kelompok dituntut untuk mengaplikasikan materi pembelajaran tentang Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan kehidupan nyata. Dalam hal ini, observer akan melakukan pengamatan berbagai aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran V.1) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.1). Setelah pengamatan dan pengaplikasian dari materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, siswa akan memperoleh berbagai informasi baru dari setiap yang mereka amati. Masing-masing siswa dituntut untuk membahas kembali materi pembelajaran tentang informasi yang mereka peroleh, baik dengan anggota kelompoknya masing-masing maupun dengan kelompok

belajar siswa lainnya dengan cara diskusi. Dalam hal ini, masing-masing kelompok mempercayai salah seorang dari anggota kelompoknya untuk mempresentasikan materi hasil diskusi dengan anggota kelompoknya masingmasing dengan kelompok lain. Saat diskusi antar kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok diminta berperan aktif dalam bertanya, menanggapi dan memberikan masukan dari persentasi yang telah disampaikan oleh perwakilan kelompok lain. Sementara kelompok yang mendapatkan kesempatan mempresentasikan, berhak menjawab pertanyaan dari tanggapan dan menerima masukan dari kelompok lain, sehingga diskusi berjalan dengan baik. 2. Pertemuan Kedua (Selasa, 20 Maret 2012) Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2012 di kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru, dengan alokasi waktu 70 menit. Jumlah siswa yang hadir adalah 40 orang siswa. Kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP-2 (lampiran III.2) dengan materi pembelajaran agresi militer Belanda terhadap Indonesia. Adapun kegiatan pembelajarannya adalah dengan menghubungkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Pada proses pembelajaran berlangsung, siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok belajar terdiri atas 5 orang dari masing-masing kelompok yang bersifat heterogen. Pada saat menghubungkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, guru memberikan LKS kepada siswa (lampiran IV.2) sehingga pengamatan dilakukan siswa tetap terarah.

Pada pertemuan kedua, baik siswa maupun guru sudah mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga terlihat sebagian siswa dapat melakukan pengamatan dengan panduan LKS mereka terima dari guru, hal ini juga memudahkan siswa untuk mencari dan menemukan informasi baru dari kehidupan nyata di sekitar mereka yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, guru sudah mulai sepenuhnya menggunakan model pembelajaran CTL pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dengan melakukan ceklis dari indikator-indikator aktivitas siswa yang ada pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran V.2) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.2). Sehingga dari proses pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan. 3. Pelaksanaan Ulangan Harian Siklus I (Rabu, 21 Maret 2012) Setelah pertemuan pertama dan kedua dari siklus I selesai dilaksanakan, peneliti/guru melakukan melakukan ulangan harian siklus I, yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2012 dengan alokasi waktu selama 70 menit. Dalam ulangan haris siklus I, siswa akan menjawab 20 pertanyaan objektif (lampiran IV.1), dengan tingkatan soal yang bersifat variatif sebagaimana dalam kisi-kisi soal ulangan harian siklus I (lampiran VII.1). Ulangan harian siklus I dilakukan untuk mengetahui skor hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru terhadap materi pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua pada siklus I.

Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini, guru membagi lembaran soal objektif dan siswa dituntut untuk menjawab secara individu dari lembaran soal atau pertanyaan yang telah mereka terima. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal tersebut. Guru melakukan koreksi dan memberikan penilaian dari lembar soal yang telah dijawab siswa bersama dari lembar soal yang dijawab siswa. Dalam hal ini guru bersama siswa membahas soal yang dianggap sulit oleh siswa. Dengan demikian guru akan mengetahui skor hasil belajar siswa pada siklus I. 4. Refleksi Siklus I Setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama dengan pertemuan pertama dan kedua, dapat diketahui hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 adalah mengalami peningkatan dan memperoleh hasil yang baik. Peningkatan dari hasil belajar siswa diketahui dari ketuntasan secara individu yang dimiliki siswa dalam menjawab lembaran soal yang diberikan. Selanjutnya, dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama pelaksanaan tindakan siklus I melalui pertemuan pertama dan kedua ditemukan kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan yang ditemukan dari pelaksanaan tindakan siklus I melalui pertemuan pertama dan kedua, adalah: a. Siswa dalam belajar lebih aktif, sehingga pembelajaran tidak bersifat searah, yang hanya menerima penyampaian materi yang disampaikan guru saja. b. Siswa baik secara individu maupun kelompok termotivasi untuk membahas kembali materi pembelajaran. c. Sebagian besar siswa mahu berdiskusi, terutama dalam mencari solusi dari kesulitan-kesulitan yang mereka temukan.

Adapun kelebihan atau keuntungan yang ditemukan dari guru setelah menggunakan model pembelajaran CTL yang terdapat pada siklus I melalui pertemuan pertama dan kedua, yaitu: a. Penerapan model pembelajaran CTL, guru merasa terbantu sehingga tujuan dan target pembelajaran dapat tercapai b. Guru dengan mudah memberikan motivasi kepada siswa dibandingkan model pembelajaran yang telah dan selama ini digunakan c. Kesulitan belajar yang ditemukan siswa tidak terfokus pada guru untuk mencari dan menemukan solusinya, melainkan siswa sudah berusaha terlebih dahulu. Dalam hal ini guru akan memberikan solusi, ketika siswa tidak dapat menemukannya baika secara individu maupun secara berkelompok setelah mereka melakukan diskusi. Sementara kekurangan, yang ditemukan dari pertemuan pertama dan kedua dari siklus I bagi siswa, adalah: a. Masih banyaknya siswa yang tidak mahu bekerjasama dalam kelompok baik dalam mencari informasi yang diamati dari lingkungan sekitar dengan materi pembelajaran, maupun dalam berdiskusi. b. Kurangnya kemampuan siswa dalam mencari informasi atau pengetahuan baru tentang hubungan lingkungan sekitar dengan materi pembelajaran yang telah diamanahkan guru. Di samping berbagai kelemahan yang dialami siswa pada siklus I, juga ditemukan adanya kelemahan-kelemahan guru dengan menggunakan model pembelajaran CTL dalam pembelajaran, yaitu:

a. Guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran CTL, karena pada saat mengajar, guru belum sepenuhnya menggunakan model pembelajaran CTL dan masih menggunakan model pembelajaran klasik. b. Kurangnya pemahaman dan penguasaan guru dalam menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga terlihat dari kurangya bimbingan dan arahan yang diberikan kepada siswa. Akhirnya, waktu yang tersedia tidak mencukupi dan kurang optimal digunakan, sehingga ketika kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mencari informasi baru yang berhubungan dengan pembelajaran, sebagian besar siswa tidak

menemukan dan kebingungan. Dari berbagai sisi kelemahan di atas, maka perencanaan yang dilakukan guru/peneliti untuk memperbaiki tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran CTL pada siklus II, adalah: a. Memotivasi siswa agar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguhsungguh dan mahu bekerjasama dengan anggota kelompoknya masingmasing b. Memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa pada saat ditugaskan. c. Meminta siswa agar memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menguasai pembelajaran. C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1. Pertemuan Pertama (Selasa, 02 April 2012) Pertemuan pertama pada siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 April 2012 dengan alokasi waktu 70 menit. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 40 orang siswa. Adapun proses pembelajaran yang dilaksanakan senantiasa selalu berdasarkan RPP yang telah

ditetapkan, yaitu RPP-3 (lampiran III.3) dengan materi pembelajaran Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan. Pada kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru menyajikan materi pembelajaran dengan sesuai dengan materi pembelajaran IPS yang telah dipilih pada untuk siswa kelas V.A pada semester II, kemudian siswa dibagi ke dalam 8 kelompok belajar yang terdiri atas 5 orang siswa dari masing-masing kelompok belajar yang bersifat heterogen. Adapun tujuan kelompok belajar dibentuk agar siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang ditemukan dapat dicari solusi secara bersama-sama. Ketika siswa sudah berada dalam kelompok belajarnya masingmasing, guru membagikan LKS (lampiran IV.3) kepada masing-masing siswa dengan dan kelompok. Selanjutnya guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Pada saat mengamati, siswa diarahkan dan dibimbing mencari informasi baru dari setiap yang diamati di lingkungannya secara berkelompok dengan selalu berdasarkan tuntunan dari LKS yang telah mereka terima. Masing siswa dalam kelompok merasa kesulitan dalam melakukan pengamatan, karena harus berpedoman dengan LKS yang telah diberikan guru. Selanjutnya, masing-masing kelompok dituntut untuk mengaplikasikan materi pembelajaran tentang Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan kehidupan nyata. Dalam hal ini, observer akan melakukan pengamatan berbagai aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran V.3) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.3).

Setelah pengamatan dan pengaplikasian dari materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, siswa akan memperoleh berbagai informasi baru dari setiap yang mereka amati. Masing-masing siswa dituntut untuk membahas kembali materi pembelajaran tentang informasi yang mereka peroleh, baik dengan anggota kelompoknya masing-masing maupun dengan kelompok belajar siswa lainnya dengan cara diskusi. Dalam hal ini, masing-masing kelompok mempercayai salah seorang dari anggota kelompoknya untuk mempresentasikan materi hasil diskusi dengan anggota kelompoknya masingmasing dengan kelompok lain. Saat diskusi antar kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok diminta berperan aktif dalam bertanya, menanggapi dan memberikan masukan dari persentasi yang telah disampaikan oleh perwakilan kelompok lain. Sementara kelompok yang mendapatkan kesempatan mempresentasikan, berhak menjawab pertanyaan dari tanggapan dan menerima masukan dari kelompok lain, sehingga diskusi berjalan dengan baik. 2. Pertemuan Kedua (Selasa, 10 April 2012) Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 April 2012 di kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru, dengan alokasi waktu 70 menit. Jumlah siswa yang hadir adalah 40 orang siswa. Kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP-4 (lampiran III.4) dengan materi pembelajaran Tokoh-Tokoh yang Berperan Dalam Mempertahankan Kemerdekaan. Adapun kegiatan pembelajarannya adalah dengan

menghubungkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dengan menggunakan model pembelajaran CTL.

Pada proses pembelajaran berlangsung, siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok belajar terdiri atas 5 orang dari masing-masing kelompok yang bersifat heterogen. Pada saat menghubungkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, guru memberikan LKS kepada siswa (lampiran IV.4) sehingga pengamatan dilakukan siswa tetap terarah. Pada pertemuan kedua, baik siswa maupun guru sudah mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga terlihat sebagian siswa dapat melakukan pengamatan dengan panduan LKS mereka terima dari guru, hal ini juga memudahkan siswa untuk mencari dan menemukan informasi baru dari kehidupan nyata di sekitar mereka yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini, guru sudah mulai sepenuhnya menggunakan model pembelajaran CTL pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dengan melakukan ceklis dari indikator-indikator aktivitas siswa yang ada pada lembar observasi aktivitas siswa (lampiran V.4) dan lembar observasi aktivitas guru (lampiran VI.4). Sehingga dari proses pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan. 3. Ulangan Harian Siklus II (Rabu, 11 April 2012) Setelah pertemuan pertema dan kedua dari siklus II selesai dilaksanakan, peneliti/guru melakukan melakukan pertemuan ketiga yang merupakan ulangan harian siklus II, yang dilaksanakan pada tanggal 11 April 201, dengan alokasi waktu 70 menit. Dalam ulangan haris siklus I, siswa akan menjawab 20 pertanyaan objektif (lampiran IV.2), dengan tingkatan soal yang

bersifat variatif sebagaimana dalam kisi-kisi soal ulangan harian siklus I (lampiran VII.2). Ulangan harian siklus I dilakukan untuk mengetahui skor hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru terhadap materi pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua pada siklus I. Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini, guru membagi lembaran soal objektif dan siswa dituntut untuk menjawab secara individu dari lembaran soal atau pertanyaan yang telah mereka terima. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal tersebut. Guru melakukan koreksi dan memberikan penilaian dari lembar soal yang telah dijawab siswa bersama dari lembar soal yang dijawab siswa. Dalam hal ini guru bersama siswa membahas soal yang dianggap sulit oleh siswa. Dengan demikian guru akan mengetahui skor hasil belajar siswa pada siklus II. 4. Refleksi Siklus II Tindakan yang dilakukan pada silus II melalui pertemuan pertama dan kedua, serta ulangan harian, mengalami peningkatan. Pada siklus II aktivitas pembelajaran sudah berjalan lancar baik dari sisi guru maupun siswa. Adapun refleksi dari siklus II dapat dikategorikan baik. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan observasi pada saat proses tindakan berlangsung. Dalam hal ini, baik guru maupu siswa sudah menerapkan model pembelajaran CTL dengan menjalankan langkah-langkah dari pembelajaran CTL tersebut. Selanjutnya, dari hasil pengamatan yang dilakukan observer selama pelaksanaan tindakan pada siklus II diketahui, adalah: a. Siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguhsungguh dan mahu bekerjasama dengan anggota kelompoknya masingmasing

b. Siswa dapat menemukan berbagai informasi baru yang hubungannya dengan materi pembelajaran yang telah ditugaskan guru. c. Siswa dapat memanfaatkan waktu seoptimal mungkin dalam menjalan setiap tugas yang diberikan guru. Adapun terlaksananya proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan dari pembelajaran dalam penelitian ini merupakan hasil dari kerja keras dan upaya guru dalam memberikan motivasi, bimbingan dan arahan kepada siswa, sehingga guru bersama siswa mampu dan menerapkan model pembelajaran CTL pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga, hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru mengalami peningkatan. Dengan demikian, dari data hasil penelitian yang dilakukan dan merujuk kepada data-data yang telah dikumpulkan dari siklus I dan II dari masing-masing pertemuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru.

D. Analisis Hasil Penelitian Hasil tindakan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aktivitas guru dan siswa selam proses pembelajaran berlangsung dan ketuntasan hasil pembelajaran IPS siswa. 1. Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Adapun observesi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan guru dari siklus I dan II pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan observasi aktivitas guru

dalam pembelajaran di kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru dibantu observer. Untuk mengetahui secara rinci hasil observasi tindakan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung dari siklus I dan II pada setiap pertemuan, dapat dilihat dari tebel berikut: Tabel 4.1 Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Di Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Pada Siklus I dan II No 1 2 3 4 Aktivitas Guru Siklus I Pert. I Siklus I Pert. II Siklus II Pert. I Siklus II Pert. II Jumlah 11 12 19 20 Rata-Rata 2,20 2,40 3,80 4,00 Persentase 55,00% 60,00% 95,00% 100,00% Kategori Cukup Cukup Sangat Baik Sangat Baik

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dari setiap siklus pada setiap pertemuan. Pada siklus I pertemuan I aktivitas guru berjumlah 11 dengan rata-rata 2,20 dengan persentase 55,00%. Persentase pada siklus I pertemuan I dapat dikategori cukup. Hal ini mengalami peningkatan aktivitas guru pada siklus I pertemuan II sebesar 12 dengan rata-rata 2,40. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus I pertemuan II dengan persentase 60,00%, dan dapat dikategori cukup. Selanjutnya, dari aktivitas guru juga mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan I adalah sebesar 19 dengan rata-rata 3,80. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus II pertemuan I dengan persentase 95,00%, dan dapat dikategori sangat baik. Hal ini juga mengalami peningkatan pada

siklus II pertemuan II dengan jumlah 20 dengan rata-rata 4,00. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus II pertemuan II dengan persentase 100,00%, dan dapat dikategori sangat baik. Berdasarkan persetasi dari tabel aktivitas guru dengan penerapan model pembelajaran CTL dapat juga diketahui bahwa secara persentase (angka) selalu mengalami peningkatan dari siklus I dan II pada setiap pertemuan dan secara umum pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. 2. Aktivitas Siswa Data aktivitas yang diperoleh selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning pada siklus I dan II (lampiran VI.1, VI.2, VI.3, VI.4). Rata-rata persentasenya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Siklus I dan II Aktivitas Siswa Siklus I Pert. I Siklus I Pert. II Siklus II Pert. I Siklus II Pert. II

No 1 2 3 4

Jumlah 419 489 673 734

Rata-Rata 10,48 12,23 16,83 18,35

Persentase 52,38% 61,13% 84,13% 91,75%

Kategori Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL selama proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan dari setiap siklus pada setiap pertemuan. Pada siklus I pertemuan I aktivitas guru berjumlah 419 dengan rata-rata 10,48 dengan persentase 52,38%. Persentase pada siklus I pertemuan I dapat dikategori cukup. Hal ini mengalami peningkatan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II sebesar 489 dengan rata-rata 12,23. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus I pertemuan II dengan persentase 61,13%, dan dapat dikategori baik. Kemudian, dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung juga mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan I adalah sebesar 673 dengan rata-rata 16,83. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus II pertemuan I dengan persentase 84,13%, dan dapat dikategori sangat baik. Hal ini juga mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan II dengan jumlah 734 dengan rata-rata 18,35. Dari jumlah yang diperoleh pada siklus II pertemuan II dengan persentase 91,75%, dan dapat dikategori sangat baik. Berdasarkan rata-rata aktivitas belajar siswa pada tabel di atas dapat dipahami bahwa aktivitas belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 56,75 dengan kategori Kurang Baik, mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 87,94 dengan kategori Baik. Adapun secara umum peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 72,34.

3. Hasil Belajar Siswa Dari hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru, dapat dianalisis melalui ketuntasan

belajar siswa terdiri dari ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal, sebagai berikut: a. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu Ketuntasan belajar siswa secara individu setelah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru berdasarkan skor nilai ulangan harian pada siklus I dan II (lampiran X.1, X.2), yang dianalisis sebagai berikut: Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Belajar Secara Individu Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Siklus I dan II No 1 2 3 Pertemuan Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Rata-Rata Ketuntasan Individu 61,63 81,75 90,38 Kriteria Cukup Amat Baik Amat Baik

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru secara individu pada siklus I dan II setelah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dengan rata-rata 61,63, adapun hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 81,75, sementara hasil belajar siswa pada siklus II dengan rata-rata 90,38.

Jika diperhatikan dari persentase hasil belajar siswa secara individu pada tabel di atas, secara umum hasilnya sudah memuaskan, namun dari 40 orang siswa masih ditemukan adanya siswa yang belum memperoleh ketuntasan dalam belajar. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran CTL dan tidak terbiasa dengan tugas yang diberikan guru dengan menggunakan LKS. Berbagai kendala dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I dijadikan refleksi pada siklus II, dimana siswa harus lebih berperan aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga secara keseluruhan dari siswa mengalami ketuntasan dalam belajar. Beberapa kendala yang ditemukan pada sikus I, peneliti dan juga selaku guru berupaya membiasakan dan mengoptimalkan diri dalam menggunakan model pembelajaran CTL, sehingga dengan penggunaan model pembelajaran tersebut hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru mengalami peningkatan dari siklus I dan II dan begitu seterusnya. b. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Dari data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui ulangan harian dari siklus I dan II pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching Learning, sehingga diketahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Secara Klasikal Pada Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Siklus I dan II Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah Siswa 40 40 40 Ketuntasan Belajar Tuntas 23 34 40 % 57.50 85.00 100.00 Tidak Tuntas 17 6 % 42.50 15.00 -

No 1 2 3

Pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui perbandingan ketuntasan secara klasikal dari hasil belajar siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru dari sebelum dilaksanakan tindakan, siklus I dan siklus II. Sebelum tindakan, siswa yang mengalami ketuntasan secara klasikal berjumlah 23 orang (57,50%), sementara 17 orang siswa yang tidak tuntas (42,50%). Kemudian setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, sehingga diketahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal, dimana siswa yang tuntas berjumlah 34 orang (85,00%), sementara hanya 6 orang siswa (15,00%) yang tidak tuntas. Meskipun, persentase ketidaktuntasan secara klasikla pada siklus I sedikit, namun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah keseluruhan siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan

Pekanbaru memperoleh ketuntasan hasil belajar baik secara individu maupun secara klasikal setelah menggunakan model pembelajaran CTL. Dengan demikian, hal ini dijadikan sebagai refleksi pada siklus II. Dalam hal ini diperlukan kerjasama siswa dalam kelompok belajar, sehingga kesulitan-kesulitan yang ditemukan pada saat pembelajaran berlangsung dapat dicari dan ditemukan solusi oleh mereka.

Pada siklus II ketuntasan belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru mengalami peningkatan secara klasikal. Sehingga, pada siklus II dari 40 orang siswa keseluruhannya (100,00%) mengalami ketuntasan. Adapun persentase ketuntasan siswa secara klasikal, karena guru dan siswa secara optimal dan benar-benar memahami dan menjalankan setiap langkah-langkah dari model pembelajaran CTL tersebut.

E. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan teknik analisis pengumpulan data penelitian pada bab III, maka setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dianalisis berdasarkan klasifikasi data, yaitu data tentang aktivitas belajar siswa, aktivitas guru dalam mennggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning, dan hasil baik belajar siswa, baik secara individu maupun secara klasikal. Untuk lebih jelas dapat diketahui dari uraian berikut: 1. Aktivitas Guru Pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran CTL, guru berupaya semaksimal mungkin menerapkan berbagai langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran CTL tersebut. Dalam hal ini yang diperhatikan adalah guru memberikan motivasi kepada siswa serta membimbing siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti dan melaksanakan setiap langkah dari model pembelajaran CTL. Karena model pembelajaran CTL merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif secara individu maupun kelompok.

Dengan menerapkan model pembelajaran CTL sangat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Sehingga motivasi dan bimbingan yang diberikan guru sangat membantu kelancaran dari aktivitas pembelajaran itu sendiri. Selanjutnya, untuk mengetahui aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran CTL pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.1 Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran


95.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 Pert. I Pert. II Pert. III Pert. IV 55.00 60.00 100.00

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui peningkatan aktivitas guru dari masing-masing pertemuan pada siklus I dan II dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Pada siklus I pertemuan pertama 50,00% dan meningkat pada pertemuan kedua 60,00%. Sementara pada siklus II pertemuan pertama 95,00% dan pertemuan kedua 100,00%. Dari persentase peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II, dimana peningkatan pada siklus I sebesar 57,50%, sementara peningkatan pada siklus II sebesar 97,50%. Secara keseluruhan dari aktivitas guru dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 77,50%, dengan kategori baik.

2. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Berdasarkan data-data yang diperoleh, secara umum mengalami peningkatan dari masing-masing pertemuan pada siklus I dan II. Hal ini merupakan di antara tujuan dari penerapan model pembelajaran CTL itu sendiri, dimana memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri secara kelompok dalam menghubungkan antara materi pembelajaran dengan lingkungan sekitar atau kehidupan nyata. Dalam hal ini siswa lebih berperan aktif dari pada guru dalam pembelajaran. Adapun peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru setelah

menggunakan model pembelajaran CTL dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 4.2 Aktivitas Belajar Siswa


100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 Pert. I Pert. II Pert. III Pert. IV

84.13 52.38 61.13

91.75

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui peningkatan aktivitas belajar siswa dari masing-masing pertemuan pada siklus I dan II dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Pada siklus I pertemuan pertama 52,38% dan meningkat pada pertemuan kedua 61,13%. Sementara pada siklus II pertemuan pertama 84,13% dan pertemuan kedua 91,75%. Dari persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II, dimana peningkatan pada siklus I sebesar 56,75%, sementara pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 87,94%. Secara umum peningkatan dari aktivitas belajar siswa sebesar 72,37%, dengan kategori baik. 3. Ketuntasan Individu Ketuntasan suatu tindakan terhadap hasil belajar siswa, maka dapat dilihat dari ketuntasan yang diperoleh siswa secara individu, begitu juga halnya dengan ketuntasan siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran CTL. Di samping itu, dalam menentukan siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar secara individu dapat dilihat dari standar KKM yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab III siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru mengalami

ketuntasan dalam belajar IPS secara individu, ketika memenuhi standar KKM 60. Dengan demikian, bila siswa yang memperoleh nilai ulangan harian memperoleh skor di bawah 60, maka siswa tidak tuntas.

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru pada siklus I dan II, dimana rata-rata hasil belajar siswa secara individu mengalami peningkatan dari setiap ulangan yang dilakukan (pada siklus I dan siklus II). Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dapat dilihat dari diagram berikut:

Tabel 4.3 Perbandingan Ketuntasan Individu


100 80 60 40 20 0 Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

81.75 61.63

90.38

Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada saat sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 61,63, rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dengan rata-rata sebesar 81,75, sementara rata-rata siswa juga mengalami peningkatan pada siklus II, sebesar 90,38. Berdasarkan ratarata hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan, pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa secara umum rata-rata peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dalam penelitian ini adalah sebesar 77,92 dengan kategori Baik.

4. Ketuntasan Klasikal Untuk mengetahui ketuntasan klasikal dari hasil belajar siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat dilihat pada diagram berikut:

Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Klasikal


100.00
100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 Tuntas Sebelum Tindakan Siklus I Tidak Tuntas Siklus II

85.00 57.50 42.50 15.00 0

Dari diagram di atas dapat diketahui persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dari sebelum tindakan, siklus I dan II pada siswa kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru. Hasil belajar siswa sebelum tindakan, dimana persentase siswa yang tuntas sebesar 57,50%, meningkat pada siklus I sebesar 85,00% dan juga meningkat pada siklus II sebesar 100,00%. Sementara persentase hasil belajar siswa yang tidak tuntas sebelum tindakan adalah 42,50%, mengalami penurunan pada siklus I menjadi 15,00 dan juga mengalami

penurunan pada siklus II menjadi 0,00%. Berdasarkan persentase hasil belajar siswa secara klasikal dari diagram di atas, maka diketahui secara umum peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu sebesar 80,83% dengan kategori amat baik. Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa ketuntasan siswa dalam belajar, karena dalam guru dan siswa secara optimal dalam menerapkan langkah-langkah dari Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning sehingga dengan penerapan secara optimal dari langkah-langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning tersebut dapat disimpulkan bahwa meningkatnya hasil belajar siswa secara klasikal.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan

Pekanbaru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat perbandingan antara hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II baik secara individu maupun secara klasikal. 1. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan I adalah 55,00 dan 60,00 pada pertemuan II. Adapun persentase dari aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan I adalah 95,00 dan 100,00 pada pertemuan II. Dengan demikian peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I adalah sebesar 57,50 dengan kategori cukup, pada siklus II adalah sebesar 97,50 dengan kategori sangat baik. Jadi, secara umum peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 77,50, dengan kategori baik. 2. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 52,38 dan 61,13 pada pertemuan kedua. Adapun rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan pertama adalah 81,13 dan 91,75 pada pertemuan kedua. Dengan demikian peningkatan aktivitas belajar siswa

pada siklus I adalah sebesar 56,75 dengan kategori cukup, pada siklus II adalah sebesar 87,94 dengan kategori sangat baik. Jadi, secara umum peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 72,34, dengan kategori baik. 3. Rata-rata hasil belajar siswa secara individu mengalami peningkatan bila dibandingkan dari sebelum dilaksanakan tindakan hingga siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa secara individu sebelum tindakan adalah 61,63 dengan kategori cukup, pada siklus I dengan rata-rata sebesar 81,75 dengan kategori amat baik, dan siklus II dengan rata-rata sebesar 90,38 dengan kategori amat baik. Adapun peningkatan hasil belajar siswa secara umum dari sebelum tindakan hingga dilaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II adalah sebesar 77,92 dengan kategori baik. 4. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan bila dibandingkan antara sebelum tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan adalah 57,50% dengan kategori kurang meningkat pada siklus I menjadi 85,00% dengan kategori sangat baik, dan meningkat pada siklus II menjadi 100,00% dengan kategori amat baik. Dari persentase hasil belajar siswa secara klasikal sehingga diketahui peningkatan hasil belajar siswa adalah sebesar 80,83% dengan kategori amat baik.

B. Saran-Saran 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya

mempertimbangkan model pembelajaran yang akan diterapkan. 2. Guru hendaknya memperhatikan dan memahami setiap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Sebelum menyajikan materi yang akan dibahas hendaknya guru memotivasi siswa terlebih dahulu agar siswa belajar dengan sungguhsungguh. 4. Guru diharapkan berani menerapkan model-model pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak bosan dalam belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Atmasuki, 2006. Kiat-kiat mengarang dan menyunting. Padang: Citra Budaya. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rineka Cipta. Darajat, Zakiah dkk. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Dimyaiti dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Ilmu Pendidikan UNRI, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa. Pekanbaru: Cendikia Insani. Gagne R. M Dan Briggs C. J. 1979. The Conditions of Learning, Holt Richart & Winston, New York. Hilda Taba. 1962. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. I Made Wirartha, 2006. Pedoman Penulisan. Yogyakarta: ANDI Ishak, Isjoni. 2007. Cooperatif Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung: Alfabeta. Law, Glover. 2005. Improving Learning, Jakarta: Grasindo. Lucio and Neil. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and Learning. New York: Holt, Rinehart and Winston. Madya, Suwarsih, 2006. Teori dan pratik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta. Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sadiman S. Arief dkk. 1996. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Rajawali, Jakarta. Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran Dalam Inplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. ___________. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Syaodih, Nana. 1988. Prinsip-prinsip dan Pengembangan Kurikulum, Depdikbud, Jakarta.

Lampiran: I

Jadwal Penelitian Jam Pelajaran 1-2 Jam

No

Hari/ Tanggal

Mata Pelajaran

Selasa, 13 Maret 2012

Pertemuan Pertama Siklus I

Selasa, 20 Maret 2012

1-2 Jam

Pertemuan Kedua Siklus I

3 4

Rabu, 21 Maret 2012 Selasa, 02 April 2012

1-2 Jam 1-2 Jam

Ulangan Harian Siklus I Pertemuan Pertama Siklus II

Selasa, 10 April 2012

1-2 Jam

Pertemuan Kedua Siklus II

Rabu, 11 April 2012

1-2 Jam

Ulangan Harian Siklus II

Lampiran: II

SILABUS
Sekolah Mata Pelajaran Standar Kompetensi : : : SDN 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Kegiatan Pembelajaran Melakukan Studi Pustaka Berkelompok untuk mencari lembaga-lembaga bentukan Jepang dalam mempersiapkan mencapai kemerdekaan Melakukan diskusi mengenai perlunya perumusan dasar Negara Mengidentifikasi beberapa tokoh yang berperan dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan Menuliskan bagaimana menghargai jasa para pahlawan dilanjutkan dengan presentasi. Indikator Menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Penilaian Tes tertulis Lisan Diskusi Alokasi Waktu 8 x 35 Menit Sumber Belajar Buku IPS Terpadu Untuk Sekolah Dasar Kelas V Penerbit Erlangga Gambar para pejuang dan tokoh kemerdekaan

Kompetensi Dasar 2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahanka n kemerdekaan

Materi pokok Pembelajaran Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Pekanbaru, Maret 2012 Peneliti

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Darmita NIM. 1055187011

Lampiran: III.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : : : : SDN 183 Pekanbaru IPS V.A/ II (Dua) 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan C. Indikator Menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan D. Tujuan Pembelajaran Siswa menceritakan perjuangan kemerdekaan

bangsa

Indonesia

dalam

mempertahankan

E. Materi Pembelajaran Perjuangan mempertahankan kemerdekaan F. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning G. Kegiatan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Membaca doa Mengabsensi siswa Memotivasi siswa Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Inti Guru mengemukakan pengetahuan awal tentang materi pembelajaran Guiru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan tentang fenomena kehidupan sehari-hari Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengkomunikasikan tentang materi pembelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep Waktu 50 menit Waktu 10 menit

Pertama: Invitasi

Kedua: Eksplorasi

Ketiga: Penjelasan dan Solusi

Keempat: Pengambilan Tindakan

Kelima: Refleksi

Guru meminta siswa mendiskusikan tentang materi pembelajaran Guru meminta siswa mengemukakan hasil solusi yang ditemukan dari observasi yang dilakukan Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman dan ringkasan dari hasil observasi yang dilakukan Guru meminta siswa membuat keputusan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Guru meminta siswa mengajukan pertanyaan lanjutan dan saran secara individu maupun kelompok Guru mengulangi penerapan model pembelajaran bila memungkinkan Kegiatan Akhir Guru menginformasikan materi pembelajaran selanjutnya Menutup pembelajaran 10 menit

H. Sumber Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga I. Penilaian Penilaian awal Penilaian proses Penilaian akhir

: Apersepsi : Diskusi : Evalusi

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Pekanbaru, 13 Maret 2012 Peneliti

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Darmita NIM. 1055187011

Lampiran: III.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-2) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : : : : SDN 183 Pekanbaru IPS V.A/ II (Dua) 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan C. Indikator Menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan D. Tujuan Pembelajaran Siswa menceritakan perjuangan kemerdekaan

bangsa

Indonesia

dalam

mempertahankan

E. Materi Pembelajaran Agresi Militer Belanda terhadap Indonesia F. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning G. Langkah Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Membaca doa Mengabsensi siswa Memotivasi siswa Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Inti Guru mengemukakan pengetahuan awal tentang materi pembelajaran Guiru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan tentang fenomena kehidupan sehari-hari Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengkomunikasikan tentang materi pembelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep Waktu 10 menit

Langkah-Langkah

Waktu 50 menit

Pertama: Invitasi

Kedua: Eksplorasi

Ketiga: Penjelasan dan Solusi

Keempat: Pengambilan Tindakan

Kelima: Refleksi

Guru meminta siswa mendiskusikan tentang materi pembelajaran Guru meminta siswa mengemukakan hasil solusi yang ditemukan dari observasi yang dilakukan Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman dan ringkasan dari hasil observasi yang dilakukan Guru meminta siswa membuat keputusan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Guru meminta siswa mengajukan pertanyaan lanjutan dan saran secara individu maupun kelompok Guru mengulangi penerapan model pembelajaran bila memungkinkan Kegiatan Akhir Guru menginformasikan materi pembelajaran selanjutnya Menutup pembelajaran 10 menit

H. Sumber Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga I. Penilaian Penilaian awal Penilaian proses Penilaian akhir

: Apersepsi : Diskusi : Evalusi

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Pekanbaru, 20 Maret 2012 Peneliti

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Darmita NIM. 1055187011

Lampiran: III.3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : : : : SDN 183 Tampan Kota Pekanbaru IPS V (Lima)/ II (Dua) 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan C. Indikator Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan E. Materi Pembelajaran Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan F. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning G. Langkah Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Membaca doa Mengabsensi siswa Memotivasi siswa Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Inti Guru mengemukakan pengetahuan awal tentang materi pembelajaran Guiru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan tentang fenomena kehidupan sehari-hari Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengkomunikasikan tentang materi pembelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep Waktu 10 menit

Langkah-Langkah

Waktu 50 menit

Pertama: Invitasi

Kedua: Eksplorasi

Ketiga: Penjelasan dan Solusi

Keempat: Pengambilan Tindakan

Kelima: Refleksi

Guru meminta siswa mendiskusikan tentang materi pembelajaran Guru meminta siswa mengemukakan hasil solusi yang ditemukan dari observasi yang dilakukan Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman dan ringkasan dari hasil observasi yang dilakukan Guru meminta siswa membuat keputusan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Guru meminta siswa mengajukan pertanyaan lanjutan dan saran secara individu maupun kelompok Guru mengulangi penerapan model pembelajaran bila memungkinkan Kegiatan Akhir Guru menginformasikan materi pembelajaran selanjutnya Menutup pembelajaran 10 menit

H. Sumber Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga I. Penilaian Penilaian awal Penilaian proses Refleksi

: Apersepsi : Diskusi : Evaluasi Pekanbaru, 2 April 2012 Peneliti

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Darmita NIM. 1055187011

Lampiran: III.4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-4) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : : : : SDN 183 Tampan Kota Pekanbaru IPS V.A/ II (Dua) 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan C. Indikator Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan E. Materi Pembelajaran Tokoh-Tokoh yang Berperan Dalam Mempertahankan Kemerdekaan F. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning G. Langkah Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Membaca doa Mengabsensi siswa Memotivasi siswa Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Inti Guru mengemukakan pengetahuan awal tentang materi pembelajaran Guiru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan tentang fenomena kehidupan sehari-hari Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengkomunikasikan tentang materi pembelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep Waktu 50 menit Waktu 10 menit

Pertama: Invitasi

Kedua: Eksplorasi

Ketiga: Penjelasan dan Solusi

Keempat: Pengambilan Tindakan

Kelima: Refleksi

Guru meminta siswa mendiskusikan tentang materi pembelajaran Guru meminta siswa mengemukakan hasil solusi yang ditemukan dari observasi yang dilakukan Guru meminta siswa untuk membuat rangkuman dan ringkasan dari hasil observasi yang dilakukan Guru meminta siswa membuat keputusan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Guru meminta siswa mengajukan pertanyaan lanjutan dan saran secara individu maupun kelompok Guru mengulangi penerapan model pembelajaran bila memungkinkan Kegiatan Akhir Guru menginformasikan materi pembelajaran selanjutnya Menutup pembelajaran 10 menit

H. Sumber Buku IPS Terpadu Kelas V Penerbit Erlangga I. Penilaian Penilaian awal Penilaian proses Penilaian akhir

: Apersepsi : Diskusi : Evalusi Pekanbaru, 10 April 2012 Peneliti

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Darmita NIM. 1055187011

Lampiran: IV.1 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN PERTAMA

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Anggota Kelompok

: : : : :

SDN 183 Tampan Pekanbaru IPS Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan V/II ............................................ ............................................

A. Petunjuk 1. Kerjakan LKS ini secara individu 2. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing 3. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan di depan kelas B. Tujuan Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan C. Teori Singkat Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah melepaskan diri dari penjajahan Belanda, Jepang. Meskipun demikian, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk kembali menjajah. Bangsa Indonesia berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaannya. Peperangan pun terjadi di beberapa kota di Indonesia, seperti di Surabaya, Ambarawa, Bandung, dan Medan. D. Soal NO 1 2 3 4 5 Tokoh Mempertahankan Kemerdekaan Pattimura Pangeran Diponegoro Pangeran Antasari Imam Bonjol Sultan Ageng Tirtayasa Daerah Asal Tokoh Maluku Yogyakarta Banjarmasin Sumatera Barat Banten

Lampiran: IV.2 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN KEDUA

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Anggota Kelompok

: : : : :

SDN 183 Tampan Pekanbaru IPS Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan V/II ............................................ ............................................

A. Petunjuk 1. Kerjakan LKS ini secara individu 2. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing 3. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan di depan kelas B. Tujuan Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan C. Teori Singkat Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah melepaskan diri dari penjajahan Belanda, Jepang. Meskipun demikian, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk kembali menjajah. Bangsa Indonesia berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaannya. Peperangan pun terjadi di beberapa kota di Indonesia, seperti di Surabaya, Ambarawa, Bandung, dan Medan. D. Soal NO 1 2 3 4 5 Jenis Peperangan/ Perlawanan yang Dilakukan Bangsa Indonesia Surabaya Ambara Bandung Lautan Api Medan Area Semarang Tanggal dan Tempat 27 29 Oktober 1945 26 Oktober 1945 23 Maret 1946 13 Oktober 1945 15 Oktober 1945

Lampiran: IV.3 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN PERTAMA

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Anggota Kelompok

: : : : :

SDN 183 Tampan Pekanbaru IPS Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan V/II ............................................ ............................................

E. Petunjuk 4. Kerjakan LKS ini secara individu 5. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing 6. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan di depan kelas F. Tujuan Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan G. Teori Singkat Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Commision for Indonesia) berhasil mempertemukan Belanda dan Indonesia dalam meja perundingan. Perundingan dilakukan untuk mencapai pengakuan kedaulatan Indonesia dan Belanda. H. Soal NO 1 Tanggal & Jenis Perundingan 10 Nopember 1946 Perjanjian Linggarjati 27 Oktober 1947 Perjanjian Renville Isi Perundingan

dilaksanakan Belanda mengakui Republik Indonesia dilaksanakan Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama dalam pembangunan negeri

Lampiran: IV.4 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN KEDUA

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Anggota Kelompok

: : : : :

SDN 183 Tampan Pekanbaru IPS Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan V/II ............................................ ............................................

A. Petunjuk 1. Kerjakan LKS ini secara individu 2. Setelah selesai mengerjakan :LKS secara individu, guru meminta siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing 3. Presentasikan hasil diskusi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan di depan kelas E. Tujuan Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan F. Teori Singkat Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia telah melepaskan diri dari penjajahan Belanda, Jepang. Meskipun demikian, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk kembali menjajah. Bangsa Indonesia berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaannya. Banyak tokoh yang berperan dalam mempertahankan kemerdekaan. Mereka telah berjuang agar kemerdekaan tetap menjadi milik rakyat Indonesia. G. Soal NO 1 2 3 4 Nama Tokoh Yang Berperan Mempertahankan Kemerdekaan Ir. Soekarno Drs. Mohd. Hatta Bungtomo Jendral Soedirman Peran terhadap Mempertahankan Kemerdekaan Proklamator kemerdekaan Indonesia Memimpin delegasi Membangkitkan semangat juang rakyat dan pemuda Indonesia Banyak membantu perjuangan rakyat yang dikenal perjuangan gerilya

Lampiran: V RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS GURU No


1

Kriteria Skala Deskriptor Guru meminta siswa Tidak meminta siswa bekerjasama 1 bekerjasama dengan anggota dengan anggota kelompok kelompoknya masing-masing Meminta siswa untuk bekerjasama 2 dengan anggota kelompok, tetapi tidak membimbing siswa Meminta siswa untuk bekerjasama 3 dengan anggota kelompok dan kurang membimbing siswa Meminta siswa untuk bekerjasama 4 dengan anggota kelompok dan membimbing siswa Guru membimbing siswa Tidak membimbing siswa dalam 1 mengamati lingkungan sekitar mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan Membimbing siswa dalam materi pembelajaran mengamati lingkungan sekitar, 2 tetapi tidak berhubungan dengan materi pembelajaran Membimbing siswa dalam mengamati lingkungan sekitar, 3 tetapi kurang berhubungan dengan materi pembelajaran Membimbing siswa dalam mengamati lingkungan sekitar 4 yang berhubungan dengan materi pembelajaran Guru meminta masing-masing Tidak meminta masing-masing kelompok belajar mencari kelompok belajar siswa mencari 1 informasi atau pengetahuan informasi atau pengetahuan baru baru dari materi pembelajaran dari materi pelajaran Meminta masing-masing kelompok belajar mencari 2 informasi baru yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran Meminta masing-masing kelompok belajar mencari 3 informasi baru yang kurang berhubungan dengan materi pembelajaran Meminta masing-masing kelompok belajar mencari 4 informasi baru yang berhubungan dengan materi pembelajaran Aspek Penilaian

No 4

Aspek Penilaian Guru meminta masingmasing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata

Skala 1

4 5 Guru meminta masingmasing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain

Kriteria Deskriptor Tidak meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Meminta masing-masing kelompok hanya menguasai konsep dari materi pembelajaran Kurang mengarahkan masingmasing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Meminta masing-masing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Tidak meminta masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masingmasing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Mengarahkan masing-masing kelompok hanya membahas materi pembelajaran dengan anggota kelompok masingmasing saja, tetapi tidak dengan kelompok belajar lain Mengarahkan dan kurang membimbing masing-masing kelompok dalam membahas materi pembelajaran dengan anggota kelompok masingmasing dan dengan kelompok belajar lainnya Mengarahkan dan membimbing masing-masing kelompok dalam membahas materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan juga dengan kelompok belajar lainnya

Lampiran: V.1 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran Petunjuk pengisian : : : : : : : : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 13 Maret 2012 I/ I 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Beri tanda ceklis () pada kolom nilai sesuai dengan unjuk kerja.
Aktivitas Guru 2 3 Ket

No

Aktivitas Yang Diamati Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Guru meminta masingmasing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masingmasing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Jumlah/ Total Persentase Kategori

3 55,00% Cukup

11

Pekanbaru, 13 Maret 2012 Observer

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Lampiran: V.2 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran Petunjuk pengisian : : : : : : : : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 20 Maret 2012 I/ II 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Beri tanda ceklis () pada kolom nilai sesuai dengan unjuk kerja.
Aktivitas Guru 2 3 Ket

No

Aktivitas Yang Diamati Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Guru meminta masingmasing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masingmasing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Jumlah/ Total Persentase Kategori

6 60,00% Cukup

12

Pekanbaru, 20 Maret 2012 Observer

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Lampiran: V.3 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran Petunjuk pengisian : : : : : : : : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 02 April 2012 II/ I 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Beri tanda ceklis () pada kolom nilai sesuai dengan unjuk kerja.
Aktivitas Guru 2 3 Ket

No

Aktivitas Yang Diamati Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Guru meminta masingmasing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masingmasing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Jumlah/ Total Persentase Kategori

3 95,00% Sangat Baik

16

19

Pekanbaru, 02 April 2012 Observer

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Lampiran: V.4 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran Petunjuk pengisian : : : : : : : : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 10 April 2012 II/ II 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Beri tanda ceklis () pada kolom nilai sesuai dengan unjuk kerja.
Aktivitas Guru 2 3 Ket

No

Aktivitas Yang Diamati Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Guru meminta masingmasing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masingmasing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Jumlah/ Total Persentase Kategori

20 100,00% Sangat Baik

20

Pekanbaru, 10 April 2012 Observer

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Lampiran: V.5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SIKLUS I DAN SIKLUS II No 1 Aktivitas Guru Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing Guru membimbing siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok belajar mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran Guru meminta masingmasing kelompok mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Guru meminta masingmasing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompok masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Jumlah Persentase Kategori Siklus I I 2 II 3 III 4 IV 4

11 55,00% Cukup

12 60,00% Cukup

19

20

95,00% 100,00% Sangat Baik Sangat Baik

Lampiran: VI RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS SISWA

No
1

Aspek Penilaian
Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masingmasing

Kriteria Skala
1 2 3 4

Deskriptor
Siswa tidak mahu bekerjasama dengan anggota yang telah ditentukan guru Siswa kurang mahu bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing, tetapi tidak secara kompak Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing secara kompak Siswa bersama anggota kelompoknya tidak melakukan aktivitas yang diberikan guru Siswa bersama anggota kelompok mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan yang kurang berhubungan dengan materi pembelajaran Siswa bersama anggota kelompok mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran, tetapi tidak dapat mengambil pelajaran dari yang diamati Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan dapat menarik kesimpulan dari setiap yang diamati Siswa berdiam diri dan tidak melakukan tugas yang diberikan guru Siswa mencari informasi atau pengetahuan baru dengan sendirinya Siswa dengan anggota kelompoknya masing-masing mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran, tetapi tidak mendapatkan informasi atau pengetahuan yang baru Siswa dengan anggota kelompok masing-masing mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran dan menemukan informasi atau pengetahuan yang baru

Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran

4 3 Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran

1 2

No
4

Aspek Penilaian
Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata

Skala
1

Kriteria Deskriptor
Siswa bersama anggota kelompoknya tidak mampu mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Siswa bersama anggota kelompoknya kurang mampu mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Siswa mampu mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, tidak bersama anggota kelompok Siswa bersama anggota kelompoknya mampu mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Masing-masing kelompok tidak mahu membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing, tetapi tidak mahu mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain, tetapi tidak mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh kelompok lain Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain dan mampu menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan oleh kelompok lain

Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain

Lampiran: VI.1 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran

: : : : : : :

Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 13 Maret 2012 I/ I 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing 2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran 3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran 4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata 5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF Aktivitas yang Diamati 2 3 4 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 1 2 Ket

1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 1

5 1 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa M. DWIFA SYUKRI FADLI M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Persentase

1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 78 48.75

Aktivitas yang Diamati 2 3 4 5 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 82 79 88 92 51.25 49.38 55.00 57.50

Ket

Pekanbaru, 13 Maret 2012 Peneliti Observer

g Jelas D a r m i t a NIM. 1055187011

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Lampiran: VI.2 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran : : : : : : : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 20 Maret 2012 I/ II 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing 2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran 3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran 4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata 5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF Aktivitas yang Diamati 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 3 3 3 2 1 2 Ket

1 2 3 2 2 3 1 3 1 3 2 4 2 2 2 1 2 2 1 3 1

5 2 2 3 3 3 2 4 1 3 2 3 1 3 2 1 3 2 2 3 2

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa M. DWIFA SYUKRI FADLI M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Persentase

1 3 2 2 2 4 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 92 57.50

Aktivitas yang Diamati 2 3 4 5 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 99 94 103 101 61.88 58.75 64.38 63.13

Ket

Pekanbaru, 20 Maret 2012 Peneliti Observer

g Jelas D a r m i t a NIM. 1055187011

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Lampiran: VI.3 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran : : : : : : : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 02 April 2012 II/ I 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing 2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran 3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran 4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata 5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF Aktivitas yang Diamati 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 2 3 3 Ket

1 2 3 3 3 4 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3

5 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa M. DWIFA SYUKRI FADLI M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Persentase

1 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 133 83.13

Aktivitas yang Diamati 2 3 4 5 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 126 131 142 141 78.75 81.88 88.75 88.13

Ket

Pekanbaru, 02 April 2012 Peneliti Observer

g Jelas D a r m i t a NIM. 1055187011

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Lampiran: VI.4 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ Tanggal Siklus/ Pertemuan Alokasi Waktu Materi Pelajaran : : : : : : : Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) II/ II Selasa, 10 April 2012 II/ II 2 x 35 Menit Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

1. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masing-masing 2. Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran 3. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran 4. Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata 5. Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF Aktivitas yang Diamati 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 Ket

1 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3

5 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa M. DWIFA SYUKRI FADLI M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Persentase

1 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 141 19.58

Aktivitas yang Diamati 2 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 148 147 150 148 20.56 20.42 20.83 20.56

Ket

Pekanbaru, 10 April 2012 Peneliti Observer

g Jelas D a r m i t a NIM. 1055187011

Titin Rositi, S.Pd NIP.

Mengetahui, Kepala SDN 183 Tampan

Zulkifli, M.Pd NIP. 19570720 197612 1001

Lampiran: VI.5 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II No Aktivitas Siswa Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya masingmasing Siswa mengamati lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi pembelajaran Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mencari informasi atau pengetahuan baru dari materi pembelajaran Masing-masing siswa dan dengan anggota kelompoknya mengaplikasikan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata Masing-masing kelompok membahas kembali materi pembelajaran dengan anggota kelompoknya masing-masing dan mendiskusikannya dengan kelompok belajar lain Jumlah Persentase Kategori Siklus I I 78 II 92 III 133 Siklus II IV 141

82

99

126

148

79

94

131

147

88

103

142

150

92

101

141

148

419 53,385% Cukup

489 61,13% Baik

673 84,13% Sangat Baik

734 91,75% Sangat Baik

Lampiran: VII.1 KISI-KISI SOAL SIKLUS PERTAMA Standar Kompetensi


Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Penerapan
Menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan 1.

Soal
Siapa nama jenderal Inggris yang memimpin pendaratan di Jakarta pada peristiwa 10 Maret 1945 di Surabaya a. Sir Philip Christison b. Cristopher Colombus c. Raflessia d. Josh Bush 2. Mengapa tentara Inggris mendarat di Indonesia pada tanggal 29 September 1945 di Surabaya adalah, untuk a. Melucuti senjata tentara Jepang b. Melakukan perdamaian dunia c. Menyerang kembali bangsa Indonesia d. Menguasai sebagian wilayah pulau Jawa 3. Di bawah ini nama-nama tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, sebagai berikut: 1) Ir. Soekarno 2) Mohammad Hatta 3) Suryadarma 4) Bungtomo 5) Jenderal Soedirman 6) Syarifuddin Prawiranegara Klasifikasi dari nama-nama di atas, tiga tokoh yang ditahan Belanda pada saat agresi militer II, adalah a. 1, 2, dan 3 b. 3, 4, dan 5 c. 2, 3, dan 4 d. 4, 5, dan 6

Kognitif Kunci Jawaban C1 C2 C3 C4 C5

C6

4.

Sebutkan beberapa desakan Negara- Negara Asia dari Agresi Militer Belanda II, kecuali a. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta b. Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia c. Pemerintahan RI diharapkan meminta bantuan kepada negara-negara Asia dalam melakukan sengketa dengan Belanda d. a dan b benar 5. Apa yang harus dilakukan bagi seorang siswa dalam mengenang jasa dan perjuangan para pahlawan a. Mengisi kemerdekaan dan berdoa di kuburan pahlawan seharian pada hari 10 November setiap tahunnya b. Mengunjungi keluarganya dan mengucapkan terima kasih atas perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan c. Mengisi kemerdekaan dengan belajar sungguh-sungguh d. Melanjutkan perjuangan pahlawan dengan melakukan perlawanan terhadap setiap bentuk penjajahan yang ada saat ini 6. Apa akhir dari perlawanan masyarakat Surabaya terhadap tentara Inggris pada tanggal 10 November 1945 a. Tentara Inggris berhasil diusir dari Surabaya b. Masyarakat Surabaya meraih kemenangan

c. Markas tentara Inggris diusir dari Surabaya d. Markas Pertahanan Surabaya dipindahkan ke Desa Lebaniwaras 7. Mengapa hari infantri diperingati setiap tanggal 15 Desember oleh bangsa Indonesia a. Mengenang jasa dan perjuangan Kolonel Soedirman dan pasukannya dalam mengusir tentara Inggris dari Ambarawa b. Mengenang jasa dan perjuangan para ABRI dalam mengusir penjajahan di Indonesia c. Mengenang jasa dan perjuangan Mohammad Toha dalam mengusir pasukan Belanda d. Salah semua 8. Dimanakah ibu kota PDRI yang dimandat oleh Soerkarno a. Surabaya c. Bukittinggi b. Jakarta d. Ambarawa 9. Tuliskan salah satu isi peringatan pertama tentara sekutu dalam pertempuran Bandung Lautan Api a. Agar masyarakat Bandung tunduk dengan sekutu b. Bagian utara kota Bandung harus dikosongkan c. Bagian selatan kota Bandung menjadi pangkalan militer sekutu d. Masyarakat Bandung harus meninggalkan Bandung dalam waktu 2x24 jam 10. Para ilmuan mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini masih berada dalam kondisi terjajah. Sehingga, disimpulkan bahwa bangsa Indonesia belum merdeka. Berilah alasan kenapa bangsa Indonesia belum dikatakan merdeka dan masih dalam kondisi terjajah a. Karena bangsa Indonesia belum memiliki kedaulatan sendiri

b. Karena masih banyaknya kemiskinan yang dialami oleh bangsa Indonesia c. Karena masih banyaknya penganguran di masyarakat d. Karena bangsa Indonesia masih dijajah dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan 11. Apa yang harus dilakukan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia a. Mengisi kemerdekaan dengan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan melawan setiap penjajahan yang ada b. Mengisi kemerdekaan dengan belajar santai dan malas c. Mengisi kemerdekaan dengan tetap bersemangat belajar dan tidak memperhatikan prestasi yang akan diraih d. Mengisi pembangunan dengan belajar sungguh dan meraih prestasi yang gemilang 12. Sebutkan berapa jumlah pasukan sekutu yang dikerahkan dalam perlawanan 10 November 1945 di Surabaya a. 90. 000 c. 10. 000 b. 11. 000 d. 12. 000 13. Mengapa Komisi Tiga Negara (KTN) dibentuk, adalah a. Untuk mendamaikan perseteruan antara Indonesia dengan Belanda b. Untuk mengantisipasi masuknya Inggris ke Indonesia c. Untuk mengusi tentara Belanda dan Inggris dari wilayah Indonesia

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia 14. Pada tanggal berapa hari pahlawan diperingati a. 09 November c. 10 November b. 11 November d. 12 November 15. Di bawah ini beberapa Negara di dunia 1. Indonesia 2. Inggris 3. Australia 4. Amerika 5. Beligia 6. Belanda 7. Malaysia Klasifikasikan beberapa Negara yang tergolong dalam KTN, adalah a. 1, 2, dan 3 c. 3, 4, dan 5 b. 5, 6, dan 7 d. 1, 4, dan 7 16. Siapakah tokoh yang mendapatkan mandat dari Soekarno untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia a. Hamengkubuwono IX b. R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo c. Mr. Syarifuddin Prawiranegara d. Drs. Mohammad Hatta 17. NICA adalah singkatan dari a. Netherland Indies Company America b. Netherland Indies Club Administration c. Netherland Indies Civil Ambarawa d. Netherland Indies Civil Administration 18. Dalam membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), Australia adalah negara yang dipilih oleh a. Indonesia b. Belanda c. Indonesia dan Belanda d. Mengusulkan sendiri

d.

19. Siapakah pahlawan yang dikenal gugur dalam peristiwa 23 Maret 1946 a. Mohammad Haryono b. Mohommad Toha c. Mohammad Hamdan d. Mohammad Hasbullah 20. Perjanjian Renville diprakarsai oleh a. KTN c. NICA b. KNIL d. PDRI

Lampiran: VII.2 KISI-KISI SOAL SIKLUS KEDUA Standar Kompetensi


Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat Dalam Mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Penerapan
Siswa dapat Menghargai Jasa Para Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan 1.

Soal
Perjanjian Room Royen disetujui di Jakarta pada tanggal Sir Philip Christison a. 6 Mei 1949 b. 7 Mei 1949 c. 8 Mei 1949 d. 9 Mei 1949 Mengapa Konferensi Meja Bundar dilaksanakan a. Sebagai usaha yang dilakukan pemerintah Belanda ingin menguasai Indonesia b. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Rum Royen yang telah dilakukan c. Seabagi usaha yang dilakukan Indonesia untuk membuktikan kegagalan pemerintah Belanda untuk menguasai Indonesia d. a, b, c salah semua Di bawah ini beberapa isi perjanjian yang pernah dilakukan bangsa Indonesia dengan pemerintah Belanda, sebagai berikut: 1) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta 2) Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik

Kunci Jawaban

C1

Kognitif C2 C3 C4

C5

2.

3.

4.

3) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949 4) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia dan Belanda 5) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan Belanda Tunjukkanlah dari isi perjanjian di atas yang tergolong ke dalam perjanjian yang dihasilkan dari KMB antara Indonesia dengan Belanda: a. 1, 2 dan 3 b. 2, 3 dan 4 c. 3, 4 dan 5 d. 1, 4 dan 5 Mengapa Konferensi Meja Bundar antara Pemerintah Belanda dengan Indonesia dilaksanakan, karena a. Pemeritah Belanda ingin mengakui kedaulatan bangsa Indonesia b. Keinginan bangsa Indonesia agar diakui kedaulatannya oleh pemerintah Belanda c. Perdamaian yang ingin dilakukan antara kedua negara, yaitu Indonesia dan Belanda

d. 5.

6.

7.

Belanda ingin meninggalkan bangsa Indonesia Bagaimanakah pendapat anda bila KMB antara Pemerintah Belanda dengan bangsa Indonesia tidak dilaksanakan a. Kedaulatan bangsa Indonesia tidak diakui pemerintah Belanda b. Pemerintah Belanda mendapatkan peringatan tegas dari PBB c. Pemerintah Belanda akan diserang oleh bangsa Indonesia sampai titik darah terakhir d. Pemerintah Indonesia akan rela dan menerima setiap penjajahan yang ada Siapa tokoh dan utusan dari Indonesia yang mengikuti upacara sekaligus menandatangai kesepakatan dalam pengakuan kedaulatan antara Indonesia dengan pemerintah Belanda: a. H. Agussalim b. Hamengkubuwono IX c. Ir. Soekarno d. Drs. Moh Hatta Carilah hubungan antara perjanjian Rum Royen dengan Konferensi Meja Bundar antara bangsa Indonesia dengan pemerintah Belanda: a. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari perjanjian Rum Royen

b.

8.

9.

Konferensi Meja Bundar (KMB) tidak memiliki hubungan sama sekali dengan perjanjian Rum Royen c. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan perjanjian antara pemerintahan Belanda dengan bangsa Indonesia d. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan perjanjian kedaulatan antara Indoensia dengan pemerintah Belanda Kapan perjanjian Rum Royen dilaksanakan c. 23 November 1949 d. 5 sampai 7 November 1949 e. 22 Juli sampai 1 November 1949 f. 23 Juli sampai 2 November 1949 Sebutkan bukti kedaulatan yang diakui pemerintahan Belanda atas bangsa Indonesia: a. Pemerintah Belanda diusir dari wilayah Indonesia b. Bangsa Indonesia mengadakan syukuran bersama dengan pemerintah Belanda c. Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya d. Dilakukannya upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan pengibaran bendera Indonesia

10. Mengapa upacara pengakuan kedaulatan juga dilakukan di Indonesia a. Agar bangsa Indonesia menerima kedaulatan yang sebenarnya b. Agar kedaulatan yang diberikan pemerintah Belanda juga disaksikan oleh bangsa Indonesia c. Agar pemerintah Belanda tidak kembali ke Indonesia d. Agar bangsa Indonesia tidak menerima segala bentuk penjajahan 11. Mengapa Ir. Soekarno mengirimkan mandat kepada Menteri Kemakmuran sebelum ia ditangkap pada tanggal 19 Desember 1948 a. Agar membentuk dan dan memimpin PDRI b. Agar melancarkan serangan kepada Belanda c. Agar bangsa Indonesia merapatkan barisan dalam melawan sekutu d. Agar mengusir Belanda dari bumi Indonesia 12. Tujuan PDRI dibentuk adalah: a. Memimpin NKRI selama penjajahan Belanda berlangsung b. Memimpin NKRI dalam melawan setiap penjajahan yang ada

Membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia d. Pemerintahan sementara NKRI selama Soerkarno dalam pengasingan 13. Di bawah ini beberapa syarat yang diajukan Pemerintah Belanda, untuk menghadiri undangan Belanda dalam Konferensi Meja Bunda di Den Haag, kecuali: a. Pengembalian kekuasaan RI sebagai syarat mutlak untuk memulai perundingan b. Kedudukan dan kewajiban Komisi PBB untuk Indonesia dalam membantu melaksanakan resolusi PBB tidak terganggu c. Pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia d. a dan b benar 14. Apa saja yang telah dilakukan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kecuali:: a. Mengembalikan pemerintah RI ke Yogyakarta b. Turut berperan dalam proses penandatanganan hasil perjanjian KMB c. Membantu TNI dalam menyediakan Keraton Yogyakarta untuk tempat persembunyian d. Salah semua

c.

15. Tujuan Jenderal Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar, adalah: c. Mengamankan NKRI d. Jasa dan perjuangan luar biasa dalam memimpin secara gerilya e. Memimpin pasukan f. Perjuangan luar biasa 16. Apa yang dilakukan Jendral Soedirman dalam memimpin pasukan TNI: a. Memimpin TNI dengan penuh semangat b. Memimpin TNI dengan gerilya melawan penjajah c. Memimpin TNI dalam peperangan d. Memimpin TNI hingga akhir hayatnya 17. Tujuan dibentuk Kabinet Hatta, adalah a. Menggalang persatuan nasional b. Menggalang persatuan di kalangan TNI dan pejuang c. Melakukan pemberontakan di Madiun d. Membentuk kabinet baru 18. Mengapa Mohammad Hatta disebut sebagai Bapak Koperasi, karena: a. Berhasil memimpin koperasi di tanah air b. Sukses dalam mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat c. Jasanya mempelopori lahirnya koperasi di Indonesia d. a, b dan c salah semua

19. Apa yang harus dilakukan siswa dalam meneruskan perjuangan Bungtomo: a. Mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia b. Mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara belajar sungguh-sungguh c. Melawan setiap penjajahan yang ada d. Tidak melakukan apa-apa 20. Bung Tomo membangkitkan semangat para pejuang dengan a. Pidatonya b. Nyanyian c. Teriakan d. Senjata yang lengkap

Lampiran: VIII.1 SOAL ULANGAN HARIAN SIKLUS PERTAMA

Hari/Tanggal Nama Siswa

: ............................................... : ...............................................

21. PETUNJUK 1. Waktu yang disediakan adalah 70 menit 2. Pilihlah jawaban di bawah ini! 22. SOAL-SOAL 2. Siapa nama jenderal Inggris yang memimpin pendaratan di Jakarta pada peristiwa 10 Maret 1945 di Surabaya..................... a. Sir Philip Christison c. Raflessia b. Cristopher Colombus d. Josh Bush 3. Mengapa tentara Inggris mendarat di Indonesia pada tanggal 29 September 1945 di Surabaya adalah, untuk .................... a. Melucuti senjata tentara Jepang b. Melakukan perdamaian dunia c. Menyerang kembali bangsa Indonesia d. Menguasai sebagian wilayah pulau Jawa 4. Di bawah ini nama-nama tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, sebagai berikut: 1) Ir. Soekarno 2) Mohammad Hatta 3) Suryadarma 4) Bungtomo 5) Jenderal Soedirman 6) Syarifuddin Prawiranegara Klasifikasi dari nama-nama di atas, tiga tokoh yang ditahan Belanda pada saat agresi militer II, adalah ........................ a. 1, 2, dan 3 c. 2, 3, dan 4 b. 3, 4, dan 5 d. 4, 5, dan 6 5. Sebutkan beberapa desakan Negara- Negara Asia dari Agresi Militer Belanda II, kecuali...................... a. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta b. Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia c. Pemerintahan RI diharapkan meminta bantuan kepada negara-negara Asia dalam melakukan sengketa dengan Belanda d. a dan b benar

6. Apa yang harus dilakukan bagi seorang siswa dalam mengenang jasa dan perjuangan para pahlawan ............................ a. Mengisi kemerdekaan dan berdoa di kuburan pahlawan seharian pada hari 10 November setiap tahunnya b. Mengunjungi keluarganya dan mengucapkan terima kasih atas perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan c. Mengisi kemerdekaan dengan belajar sungguh-sungguh d. Melanjutkan perjuangan pahlawan dengan melakukan perlawanan terhadap setiap bentuk penjajahan yang ada saat ini. 7. Apa akhir dari perlawanan masyarakat Surabaya terhadap tentara Inggris pada tanggal 10 November 1945 ........................... a. Tentara Inggris berhasil diusir dari Surabaya b. Masyarakat Surabaya meraih kemenangan c. Markas tentara Inggris diusir dari Surabaya d. Markas Pertahanan Surabaya dipindahkan ke Desa Lebaniwaras 8. Mengapa hari infantri diperingati setiap tanggal 15 Desember oleh bangsa Indonesia ................... a. Mengenang jasa dan perjuangan Kolonel Soedirman dan pasukannya dalam mengusir tentara Inggris dari Ambarawa b. Mengenang jasa dan perjuangan para ABRI dalam mengusir penjajahan di Indonesia c. Mengenang jasa dan perjuangan Mohammad Toha dalam mengusir pasukan Belanda d. Salah semua 9. Dimanakah ibu kota PDRI yang dimandat oleh Soerkarno ................. a. Surabaya c. Bukittinggi b. Jakarta d. Ambarawa 10. Tuliskan salah satu isi peringatan pertama tentara sekutu dalam pertempuran Bandung Lautan Api ................... a. Agar masyarakat Bandung tunduk dengan sekutu b. Bagian utara kota Bandung harus dikosongkan c. Bagian selatan kota Bandung menjadi pangkalan militer sekutu d. Masyarakat Bandung harus meninggalkan Bandung dalam waktu 2x24 jam 11. Para ilmuan mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini masih berada dalam kondisi terjajah. Sehingga, disimpulkan bahwa bangsa Indonesia belum merdeka. Berilah alasan kenapa bangsa Indonesia belum dikatakan merdeka dan masih dalam kondisi terjajah .................. a. Karena bangsa Indonesia belum memiliki kedaulatan sendiri b. Karena masih banyaknya kemiskinan yang dialami oleh bangsa Indonesia c. Karena masih banyaknya penganguran di masyarakat d. Karena bangsa Indonesia masih dijajah dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan

12. Apa yang harus dilakukan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.................... a. Mengisi kemerdekaan dengan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan melawan setiap penjajahan yang ada b. Mengisi kemerdekaan dengan belajar santai dan malas c. Mengisi kemerdekaan dengan tetap bersemangat belajar dan tidak memperhatikan prestasi yang akan diraih d. Mengisi pembangunan dengan belajar sungguh dan meraih prestasi yang gemilang 13. Sebutkan berapa jumlah pasukan sekutu yang dikerahkan dalam perlawanan 10 November 1945 di Surabaya .................... a. 90.000 orang c. 10.0000 orang b. 11.000 orang d. 12.000 orang 14. Mengapa Komisi Tiga Negara (KTN) dibentuk, adalah .................. a. Untuk mendamaikan perseteruan antara Indonesia dengan Belanda b. Untuk mengantisipasi masuknya Inggris ke Indonesia c. Untuk mengusi tentara Belanda dan Inggris dari wilayah Indonesia d. Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia 15. Pada tanggal berapa hari pahlawan diperingati ........................ a. 09 November c. 10 November b. 11 November d. 12 November 16. Di bawah ini beberapa Negara di dunia: 1. Indonesia 2. Inggris 3. Australia 4. Amerika 5. Beligia 6. Belanda 7. Malaysia Klasifikasikan beberapa Negara yang tergolong dalam KTN, adalah a. 1, 2, dan 3 c. 3, 4, dan 5 b. 5, 6, dan 7 d. 1, 4, dan 7 17. Siapakah tokoh yang mendapatkan mandat dari Soekarno untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia ................... a. Hamengkubuwono IX c. Mr. Syarifuddin Prawiranegara b. R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo d. Drs. Mohammad Hatta 18. NICA adalah singkatan dari ................. a. Netherland Indies Company America b. Netherland Indies Club Administration c. Netherland Indies Civil Ambarawa
d. Netherland Indies Civil Administration

19. Dalam membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), Australia adalah negara yang dipilih oleh .................. a. Indonesia c. Indonesia dan Belanda b. Belanda d. Mengusulkan sendiri 20. Siapakah pahlawan yang dikenal gugur dalam peristiwa 23 Maret 1946 .............. a. Mohammad Haryono c. Mohammad Hamdan b. Mohommad Toha d. Mohammad Hasbullah 21. Perjanjian Renville diprakarsai oleh ................ a. KTN c. NICA b. KNIL d. PDRI

Lampiran: VIII.2 SOAL ULANGAN HARIAN SIKLUS KEDUA

Hari/Tanggal Nama Siswa 23. PETUNJUK

: ............................................... : ...............................................

3. Waktu yang disediakan adalah 70 menit 4. Pilihlah jawaban di bawah ini! 24. SOAL-SOAL 1. Perjanjian Room Royen disetujui di Jakarta pada tanggal ............................... a. 6 Mei 1949 c. 8 Mei 1949 b. 7 Mei 1949 d. 9 Mei 1949 2. Mengapa Konferensi Meja Bundar dilaksanakan .................... a. Sebagai usaha yang dilakukan pemerintah Belanda ingin menguasai Indonesia b. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian Rum Royen yang telah dilakukan c. Seabagi usaha yang dilakukan Indonesia untuk membuktikan kegagalan pemerintah Belanda untuk menguasai Indonesia d. a, b, c salah semua 3. Di bawah ini beberapa isi perjanjian yang pernah dilakukan bangsa Indonesia dengan pemerintah Belanda, sebagai berikut: 6) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta 7) Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik 8) Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949 9) RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia dan Belanda 10) Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan Belanda Tunjukkanlah dari isi perjanjian di atas yang tergolong ke dalam perjanjian yang dihasilkan dari KMB antara Indonesia dengan Belanda ............ a. 1, 2 dan 3 c. 3, 4 dan 5 b. 2, 3 dan 4 d. 1, 4 dan 5 4. Mengapa Konferensi Meja Bundar antara Pemerintah Belanda dengan Indonesia dilaksanakan, karena ..................... a. Pemeritah Belanda ingin mengakui kedaulatan bangsa Indonesia b. Keinginan bangsa Indonesia agar diakui kedaulatannya oleh pemerintah Belanda c. Perdamaian yang ingin dilakukan antara kedua negara, yaitu Indonesia dan Belanda d. Belanda ingin meninggalkan bangsa Indonesia

5. Bagaimanakah pendapat anda bila KMB antara Pemerintah Belanda dengan bangsa Indonesia tidak dilaksanakan .............................. a. Kedaulatan bangsa Indonesia tidak diakui pemerintah Belanda b. Pemerintah Belanda mendapatkan peringatan tegas dari PBB c. Pemerintah Belanda akan diserang oleh bangsa Indonesia sampai titik darah terakhir d. Pemerintah Indonesia akan rela dan menerima setiap penjajahan yang ada 6. Siapa tokoh dan utusan dari Indonesia yang mengikuti upacara sekaligus menandatangai kesepakatan dalam pengakuan kedaulatan antara Indonesia dengan pemerintah Belanda a. H. Agussalim c. Ir. Soekarno b. Sri Sultan Hamengkubuwono IX d. Drs. Moh. Hatta 7. Carilah hubungan antara perjanjian Rum Royen dengan Konferensi Meja Bundar antara bangsa Indonesia dengan pemerintah Belanda ...................... a. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari perjanjian Rum Royen b. Konferensi Meja Bundar (KMB) tidak memiliki hubungan sama sekali dengan perjanjian Rum Royen c. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan perjanjian antara pemerintahan Belanda dengan bangsa Indonesia d. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan perjanjian kedaulatan antara Indoensia dengan pemerintah Belanda 8. Kapan perjanjian Rum Royen dilaksanakan ...................... a. 23 November 1949 c. 22 Juli sampai 1 November 1949 b. 5 sampai 7 November 1949 d. 23 Juli sampai 2 November 1949 9. Sebutkan bukti kedaulatan yang diakui pemerintahan Belanda atas bangsa Indonesia ................ a. Pemerintah Belanda diusir dari wilayah Indonesia b. Bangsa Indonesia mengadakan syukuran bersama dengan pemerintah Belanda c. Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya d. Dilakukannya upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan pengibaran bendera Indonesia 10. Mengapa upacara pengakuan kedaulatan juga dilakukan di Indonesia .............. a. Agar bangsa Indonesia menerima kedaulatan yang sebenarnya b. Agar kedaulatan yang diberikan pemerintah Belanda juga disaksikan oleh bangsa Indonesia c. Agar pemerintah Belanda tidak kembali ke Indonesia d. Agar bangsa Indonesia tidak menerima segala bentuk penjajahan

11. Mengapa Ir. Soekarno mengirimkan mandat kepada Menteri Kemakmuran sebelum ia ditangkap pada tanggal 19 Desember 1948 .................... e. Agar membentuk dan memimpin PDRI f. Agar melancarkan serangan kepada Belanda g. Agar bangsa Indonesia merapatkan barisan dalam melawan sekutu h. Agar mengusir Belanda dari bumi Indonesia 12. Tujuan PDRI dibentuk adalah ................. a. Memimpin NKRI selama penjajahan Belanda berlangsung b. Memimpin NKRI dalam melawan setiap penjajahan yang ada c. Pemerintah Darurat Republik Indonesia d. Pemerintahan sementara NKRI selama Soerkarno dalam pengasingan 13. Di bawah ini beberapa syarat yang diajukan Pemerintah Belanda, untuk menghadiri undangan Belanda dalam Konferensi Meja Bunda di Den Haag, kecuali: e. Pengembalian kekuasaan RI sebagai syarat mutlak untuk memulai perundingan f. Kedudukan dan kewajiban Komisi PBB untuk Indonesia dalam membantu melaksanakan resolusi PBB tidak terganggu g. Pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia h. a dan b benar 14. Apa saja yang telah dilakukan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kecuali .................... a. Mengembalikan pemerintah RI ke Yogyakarta b. Turut berperan dalam proses penandatanganan hasil perjanjian KMB c. Membantu TNI dalam menyediakan Keraton Yogyakarta untuk tempat persembunyian d. Salah semua 15. Tujuan Jenderal Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR, adalah sebagai berikut ................... g. Mengamankan NKRI h. Jasa dan perjuangan luar biasa dalam memimpin secara gerilya i. Melawan setiap penjajahan j. Memimpin pasukan 16. Apa yang dilakukan Jendral Soedirman dalam memimpin pasukan TNI ................. a. Memimpin TNI dengan penuh semangat b. Memimpin TNI dengan gerilya melawan penjajah c. Memimpin TNI dalam peperangan d. Memimpin TNI hingga akhir hayatnya 17. Tujuan dibentuk Kabinet Hatta, adalah ..................... a. Menggalang persatuan nasional b. Menggalang persatuan di kalangan TNI dan pejuang c. Melakukan pemberontakan di Madiun d. Membentuk kabinet baru

18. Mengapa Mohammad Hatta disebut sebagai Bapak Koperasi, karena ............... a. Berhasil memimpin koperasi di tanah air b. Sukses dalam mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat c. Jasanya mempelopori lahirnya koperasi di Indonesia d. a, b dan c salah semua 19. Apa yang harus dilakukan siswa dalam meneruskan perjuangan Bungtomo ........... a. Mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia b. Mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara belajar sungguh-sungguh c. Melawan setiap penjajahan yang ada d. Tidak melakukan apa-apa 20. Bung Tomo membangkitkan semangat para pejuang dengan ......................... a. Pidatonya c. Teriakan b. Nyanyian d. Senjata yang lengkap

Selamat Bekerja, Semoga Sukses

Lampiran: IX.1 KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN SIKLUS PERTAMA

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

JAWABAN A A A C C D A C B D D C A A C C D B B A JUMLAH SKOR

SKOR 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100

Lampiran: IX.2 KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN SIKLUS KEDUA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JAWABAN B B C B A D A D D B A D C D B B A C B A JUMLAH SKOR SKOR 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100

Lampiran: X.1 SKOR DASAR HASIL BELAJAR SISWA


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF M. DWIFA SYUKRI FADLI M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Rata-Rata Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal Skor Dasar 60 40 75 50 80 20 55 10 80 55 75 70 65 35 35 85 85 50 70 45 80 70 45 55 85 70 85 15 50 65 80 55 70 55 60 85 85 80 70 65 2,465 61.63 23 17 Tidak Tuntas 57.50 42.50 Ket Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Lampiran: X.2 SKOR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF M. DWIFA SYUKRI FADLI M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Rata-Rata Nilai 80 85 75 85 95 50 95 25 90 80 100 70 85 85 55 90 90 50 100 45 95 85 90 85 100 95 90 35 90 95 95 65 95 90 60 95 95 90 95 100 Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 3,270 81.75

Lampiran: X.3 SKOR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF M. DWIFA SYUKRI FADLI M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Rata-Rata Nilai 85 90 90 90 95 75 95 80 90 85 100 75 85 90 85 90 90 80 100 80 100 90 90 95 100 95 90 70 90 100 95 90 95 95 90 100 95 90 95 100 Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 3,615 90.38

Lampiran: X.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V.A Sekolah Dasar Negeri 183 Tampan Pekanbaru Jenis Kelamin P P L L P P P P L L L P P L P P P P L L L Skor Dasar 60 40 75 50 80 20 55 10 80 55 75 70 65 35 35 85 85 50 70 45 80 Ketuntasan Individu Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Ulangan Harian I 80 85 75 85 95 50 95 25 90 80 100 70 85 85 55 90 90 50 100 45 95 Ketuntasan Individu Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Ulangan Harian II 85 90 90 90 95 75 95 80 90 85 100 75 85 90 85 90 90 80 100 80 100 Ketuntasan Individu Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Nama Siswa ADINDA AJENG NUR OKTARIA. P ANDRIAN MARULI BUDI ARIO CITRA MARLENI ERMELIS SETIA HASANAH FANI AFNI. D FATTIYA NAHDA IRFAN INDRA. P JAKA PRATAMA JEFRI MAULANA JUWITA YOFI. S KAPITA KHAIRIL HIDAYAT KURNIA BUDIARTI LENA HARIANTI LENI HARIANTI LORENZA AULIA M. AMIRUDDIN M. ARIF M. DWIFA SYUKRI FADLI

No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa

Jenis Kelamin L L L L P L P P L L L L L L L L L P P

Skor Dasar

Ketuntasan Individu

Ulangan Harian I

M. NUR FADLI M. RYAN PRADANA M. TEDDY PRATAMA M. ZAKY HAKIM MAILA FAIZA MUHAMMAD YOGA NURUL REZKI . D QUEEN LAILA. Z RAFIF MAHES RAHMAD RAHARJA RAHMATULLAH HIDAYAH RENDI OKTA NANDI RIDZKY CHAN RIZKI YULIANSAH RIZKI YUSPA RAMADHAN RONI OKTAVIARDI SYUKRI NOVALDO TRI YULIANTI VINA CARMILA Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal

70 Tuntas 45 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 70 Tuntas 85 Tuntas 15 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 80 Tuntas 55 Tidak Tuntas 70 Tuntas 55 Tidak Tuntas 60 Tuntas 85 Tuntas 85 Tuntas 80 Tuntas 70 Tuntas 65 Tuntas 23 57.50 16 42.50 Tidak Tuntas

Ulangan Ketuntasan Harian Individu II 85 90 Tuntas Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas 85 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas 35 Tidak Tuntas 70 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas 65 Tuntas 90 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas 90 Tuntas 95 Tuntas 60 Tuntas 90 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas 95 Tuntas 95 Tuntas 100 Tuntas 100 Tuntas 34 85.00 40 100.00 6 15.00 0 Tuntas Tuntas Ketuntasan Individu

LAMPIRAN. XI

DOKUMENTASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN CTL DI KELAS V.A SEKOLAH DASAR NEGERI 183 TAMPAN PEKANBARU

Dok. 1: Guru Menjelaskan Pembelajaran

Dokumentasi 2: Guru membimbing siswa mengamati

Dok. 3: Siswa Menjelaskan Hasil Temuannya

Dok. 4: Observer Mengamati Aktivitas Pembelajaran

You might also like