You are on page 1of 13

Struktur organisasi perusahaan

Dicuplik dari Wheelen & Hunger, 1983

Struktur korporasi sering didevinisikan dalam bentuk: Komunikasi, otoritas dan aliran kerja. Ini merupakan pola korporasi dari saling interelasi anatominya. Adalah pengaturan formal dari peranan dan interelasi dari orang sehingga pekerjaan diarahkan kepada tercapainya sasaran dan terpenuhinya misi dari korporasi. Kadang kadang berkaitan dengan rantai komando dan sering secara grafis dijelaskan dalam bagan organisasi.

Walaupun hampir tidak terbatas banyaknya variasi bentuk struktur, hanya bentuk-bentuk tertentu saja yang banyak dipakai di organisasi modern yang kompleks, yaitu 1. Struktur sederhana 2. Struktur fungsional 3. Struktur divisional 4. Struktur matriks Struktur konglomerat adalah varian dari struktur divisional. Disini akan diuraikan lebih mendetail dari struktur ini secara tersendiri.

Struktur sederhana
Perusahaan dengan struktur sederhana biasanya untuk perusahaan kecil yang tidak bervariasi secara lateral, yaitu tidak ada katagori fungsional atau produk. Perusahaan dengan struktur sederhana cenderung dikelola oleh manajer pemilik yang mengerjakan seluruh pekerjaan atau mengawasi kelompok pegawai yang tidak memiliki spesialisasi khusus yang akan mengerjakan apapun yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Struktur sederhana memadai jika manajer pemilik dapat mengerjakan seluruh pekerjaan bisnisnya dan jika kebutuhan untuk produk atau jasa dirasakan stabil.

Struktur fungsional
Dalam struktur fungsional pekerjaan terbagi kedalam sub-unit berbasis kepada fungsi seperti produksi, finansial dan pemasaran. Struktur fungsional memungkinkan perusahaan mendapat manfaat dari para spesialis dan berhadapan dengan produksi yang kompleks atau permasalahan pelayanan distribusi dengan lebih efisien dari yang mungkin dilakukan oleh orang yang menjalankan tugas yang tidak memiliki spesialisasi. Struktur fungsional memadai sepanjang manajemen puncak mau menginvestasikan energi untuk mengkoordinasikan banyak aktivitas. Bentuk channel vertikal yang panjang untuk komunikasi dan otoritas cenderung membuat perusahaan tidak fleksibel untuk menghadapi lingkungan yang terus berubah, tetapi sangat berhasil jika tidak memerlukan proses adaptasi dan menempatkan prediksi sebagai kegiatan penting.

Struktur divisional
Jika korporasi diorganisir berbasis divisi, akan memerlukan lapisan manajemen ekstra (kepala divisi) antara manajemen puncak dan para manajer fungsional. Fungsi baku kemudian didesain sekitar produk, pelanggan atau teritori. Inovasi akhir-akhir ini mengenai ini adalah digunakannya SBUs atau Strategic Business Units. Kelompok-kelompok organisasi yang terdiri dari segmen produk-pasar yang terpisah dan independen diidentifikasi dan diberikan tanggung jawab besar dan otoritas untuk mengelola wilayah fungsinya.

Struktur divisional memadai untuk perusahaan yang memiliki banyak produk yang melayani banyak segmen pasar. Sistem ini memberikan fleksibilitas kepada perusahaan yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan yang kompleks dan terus berubah. Namun demikian ini berpotensi tidak efisien jika terdapat banyak duplikasi dari peralatan dan pegawai pendukungnya. Lebih lanjut, satu divisi dapat beroperasi pada kapasitas berlebih sedangkan divisi lainnya banyak fasilitas dan pegawainya yang idle.

Struktur matriks
Dalam struktur matriks, wilayah fungsional dan divisional digabung secara simultan pada level yang sama dari perusahaan. Pegawai memiliki dua atasan yaitu seorang manajer proyek dan seorang manajer fungsional. Departemen rumah, yaitu teknik, manufaktur atau pemasaran biasanya berupa fungsional dan permanen. Orang dari unit fungsional ini ditunjuk berbasis sementara untuk satu atau lebih unit proyek. Unit proyek bertindak sebagai divisi yang dipisahkan berdasarkan basis produk-pasar. Struktur matriks dikembangkan untuk menggabungkan kestabilan struktur fungsional dengan fleksibilitas organisasi proyek. Struktur matriks sangat bermanfaat jika lingkungan eksternal (khususnya aspek teknis dan pasar) sangat kompleks dan terus berubah. Namun demikian, dapat menimbulkan adanya konflik sekitar alokasi lingkup kerja, otoritas dan tanggung jawab.

Struktur konglomerat
Struktur konglomerat adalah varian struktur divisional yang diatur menurut produknya. Biasanya terdiri dari perusahaan (firm) terpisah yang memiliki produk yang berbeda dalam pasar yang juga berbeda tapi beroperasi bersama-sama dibawah satu payung perusahaan (korporasi). Divisinya masing-masing independen tetapi berkontribusi dan tergantung kepada kantor pusat dalam hal sumber finansial dan perencanaan korporasinya. Keuntungan utama dari korporasi terletak dalam pembatasan liability, kemungkinan lebih rendahnya pajak dan untuk divisi yang beragam adalah adanya otonomi. Dan sebagai tambahan, resiko disebar dibanyak segmen pasar.

Kerugian dari struktur konglomerat diturunkan dari beratnya bobot legal dan orientasi finansial. Untuk menjaga keuntungan dari sisi legal korporasi tidak dapat dengan mudah membangun divisi untuk membangun operasi atau sinergi pemasaran. Orientasi invesmen pada level korporasi dapat dengan mudah mencegah manajemen puncak dari pemahaman/pengetahuan masalah ditingkat divisi selain dari urusan finansial. Lebih lanjut, adanya kemungkinan untuk menjual divisi bermasalah mendorong berlangsungnya orientasi strategik jangka pendek yang hanya tertarik dengan siklus finansial tahunan.

Untuk struktur konglomerat dapat disimpulkan bahwa:


Pemahaman mengenai bagaimana organisasi dibuat strukturnya akan sangat bermanfaat dalam membangun rencana strategik. Jika struktur sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam strategi, ini merupakan kekuatan dari korporasi. Jika struktur tidak sesuai dengan strategi yang dipakai dan potensi strategi yang ada ini merupakan kelemahan dan akan menjadi hambatan dalam memformulasikan strategi. Peluang tidak dapat diraih dengan cepat karena harus mendapat persetujuan dari pimpinan pusat korporasi terlebih dahulu

You might also like