You are on page 1of 45

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

BAB I DEFINISI, OBJEK KAJIAN, DAN SISTEMATIKA GEOGRAFI 1. Definisi Geografi Geografi berasal dari bahasa Yunani, secara etymology terdiri dari Geo = bumi (earth) dan Graphien = mencitra (to describe). Geografi yaitu ilmu yang mempelajari tentang bumi dan penduduknya serta hubungan timbal-balik antara keduanya. Geografi dalam bahasa lain yaitu aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani). Isitilah geographike pertama kali dikemukakan oleh Eratosthenese (275-195 SM). Pelajaran geografi untuk SD, SLTP, dan SMU di Indonesia disebut ilmu bumi. Setelah berlakunya kurikulum 1975 dipakai istilah geografi sampai yang terakhir (1994). Batasan atau definisi geografi dari beberapa pakar tidak sama. Hal ini disebabkan bidang kajian geografi sangat luas yang mencakup aspek fisik, aspek manusia, serta keterkaitan antara manusia dengan lingkungannya. Minat dan perhatian masing-masing pakar terhadap aspek tertentu mengakibatkan definisinya berbeda. Beberapa dari definisi geografi tersebut seperti berikut ini. A. Sidney Ekblow dan Donald Mulkerne (dalam Economic End Social Geography) Geography is the Science of the earth and its life, enfluence the way we life, the food we eat, the clothing we wear, the home we build and the recreation activities we enjoy. B. Preston James, dalam Geography of man Geography deals with spatial system, that is system that accupy space on the face of earth. Geography is always concerned with interrelation between man and habital. C. Prof. Bintarto Ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu. D. Semlok peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang April 1988 Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 1

sudut pandang kewilayahan alat kelingkungan dalam konteks keruangan. Batasan/definisi geografi dari masing-masing pakar sesuai dengan latar belakang interesnya dalam berbagai aspek geografi. Dari beberapa definisi di atas, maka terdapat benang merah persamaannya yaitu reciprocal relationship between man and earth (hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungannya/bumi). Geografi sebagai sains (ilmu) yang dipelajari di sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Permasalahan yang dikaji tidak saja menyangkut apa dan dimana, tetapi sudah meningkat sampai pada mengapa, apa, sebab, dan bagaimana. Aspek yang dikaji tidak saja pada kasus (case) tetapi sudah meningkat sampai pada sebab akibat (cause).

2. Objek Kajian Geografi Objek kajian suatu ilmu kadang tercampur dengan objek kajian ilmu yang lainnya (objek material). Sebagai contoh antara geografi penduduk dengan demografi, sama-sama mempelajari manusia; antara geomorfologi dengan geografi bentang lahan; antara fisiologi dengan anatomi yang sama-sama mempelajari organ tubuh, dll. Hal yang membedakan antara ilmu satu dengan lainnya yaitu sudut pandang suatu ilmu dalam memecahkan masalah atau dalam memberikan sejumlah alternative pemecahan masalah (objek formal). Objek kajian geografi (material) sangat luas yang mencakup aspek fisik (lingkungan), aspke manusia serta aspek hubungan manusia lingkungan. Objek kajian geografi (material) jika dirinci meliputi: 1) Tata ruang: penyebaran, kelahiran, kematian, perpindahan. 2) Manusia: jumlah, penyebaran, kelahiran, kematian, perpindahan. 3) Lingkungan ekologis: fisis, biotis, sosial dan budaya, serta hubungan timbal balik berbagai faktor di atas. Menurut Semlok Semarang, objek kajian geografi adalah geosfer yang meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Aspek manusia masuk dalam biosfer, tetapi ada pendapat lain, bahwa aspek manusia berbeda dengan biosfer (flora dan fauna) yaitu antrofosfer.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Objek yang dikaji oleh geografi sangat luas yaitu mencakup aspek manusia dan aspek lingkungan/fisis. Hal ini dapat membuat kaburnya batasan objek yang dikaji oelh geografi dengan ilmu lainnya; sehingga geoggrafi kehilangan jati dirinya. Sebenarnya geografi sebagai ilmu lebih dicirikan oleh objek formal (metoda pendekatan) daripada objek materialnya.

3. Sistematika Geografi Sama halnya dengan definisi, maka sistematika pun yang dikemukakan para pakar berbeda-beda. Beberapa sistematika geografi sebagai berikut: a. Huntington Geografi terbagi empat yaitu: 1) Physical Geography, deals with physical factors of nature. 2) Phytogeography, deals with plant. 3) Zoogeography, deals with animal. 4) Anthropogeography deals with man.

b. Muller dan Rinner 1) Physical Geography, terdiri dari mathematical geography, geography of soil and hydrology, elimatology, geography of mineral and resources, plant-geography, geography of landform 2) Human Geography,terdiri dari: cultural geography (population, social, urban geography), economic geography (agriculture, geography of transport and communication), political geography. 3) Regional Geography

c. Peter Haggel
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 3

Geografi terdiri dari geografi Sistematik, geografi Regional, dan geografi Teknik. 1) Sistematik, yang terdiri dari geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik, merupakan cabang dari geografi yang mengkaji aspek fisik yang terdiri dari litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer. Dalam pengkajiannya dibantu oleh beberapa ilmu seperti: geologi, geomorfologi, geografi tanah, klimatologi, meteorologi, hidrologi, oseanografi, biogeografi, dll. Perkembangan geografi fisik lebih lambat bila dibandingkan dengan geografi manusia. Hal ini ditandai dengan sedikitnya sub disiplin geografi fisik dalam mengkaji permasalahan fisik. Geografi fisik masih dibawah bayang-bayang ilmu bantunya. Geografi fisik belum berani memunculkan metode pendekatan geografi yang berbeda dengan ilmu lainnya (objek formal). Geografi manusia, merupakan cabang geografi yang terdiri dari: geografi ekonomi, geografi penduduk, geografi permukiman, geografi sosial, geografi politik, geografi desa kota, dll. Geografi manusia mengalami perkembangan lebih cepat bila dibandingkan dengan geografi fisik. Geografi manusia lebih berani menonjolkan pendekatan geografi sebagai salah satu ciri keilmuannya dalam mengkaji permasalahan. Hal ini ditandai dengan semakin bermunculannya sub disiplin geografi manusia mengikuti perkembangan sosial budaya dan teknologi, seperti: Geografi Pariwisata, Geografi Kesejarahan, Geografi Transportasi, Geografi Pengembangan Wilayah, Geografi Kebudayaan, Geografi Pembangunan, Geografi Kesejahteraan, dll. 2) Geografi Regional, merupakan deskripsi yang komprehensif-integratif antara aspek manusia dan aspek fisik (lingkungan) dalam relasi keruangan suatu wilayah. Pembahasan geografi regional berdasarkan Mintakat/zoe dari kebudayaan. Geografi regional berdasarkan Mintakat terdiri dari: Geografi Regional Tropis, Regional Arid, Regional Kutub, dll. Geografi regional berdasarkan kebudayaan terdiri dari: Geografi Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, Geografi Amerika Latin, Geografi Eropa Barat, dll. 3) Geografi Teknik, Geografi sebagai ilmu yang mengkaji aspek fisik dan manusia dalam konteks keruangan memerlukan alat bantu yang menyajikan gambaran tentang permukaan bumi. Gambaran permukaan bumi dapat berupa peta dan atau citra foto (foto udara dan foto satelit). Geografi teknik terdiri dari Kartografi, Penginderaan Jauh. Geografi teknik yang membantu geografi dalam pengkajian struktur keruangan. Oleh karena itu geografi menyatu dengan peta, dalam geografi berlaku say it with a map

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

(katakan sesuatu dengan peta). Walaupun peta sendiri kemudian berkembang sebagai ilmu tersendiri dengan objek dan metodenya. Dalam pengkajian gejala dan masalah geografi harus selalu terpadu. Walaupun geografi fisik mengkaji aspek fisik, tetapi selalu mengkaitkannya dengan aspek manusia dalam suatu ruang. Sebaliknya geografi manusia selalu mengkaitkan dirinya dengan aspek-aspek fisik geografi. Geografi akan kehilangan jati dirinya jika tidak terjadi konsep keterpaduan. 4. Prinsip Geografi Prinsip ilmu yang paling popular adalah prinsip ekonomi. Dalam mengkaji hubungan manusia dengan lingkunganya, maka prinsip geografilah yang digunakan. Prinsip keilmuan geografi merupakan dasar pengkajian gejala dan masalah geografi baik menyangkut aspek fisik, manusia, atau hubungan manusia dengan lingkungan/fisik. Prinsip ini terdiri dari prinsip penyebaran, prinsip interrelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip korologi. Keempat prinsip ini menjadi satu kesatuan prinsip yaitu Prinsip Geografi dalam kegiatannya. a. Prinsip Penyebaran Gejala dan masalah fisik dan manusia tersebar dalam ruang permukaan bumi. Permasalahan yang sama, yang berbeda ruangnya memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan alternative pemecahan masalah yang berbeda.

b. Prinsip Interrelasi Gejala dan permasalahan aspek fisik dan aspek manusia saling terkait satu sama lain yaitu manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan fisik dan aspek fisik dengan aspek fisik. Gejala dan permasalahan geografis selalu terkait antara aspek satu sama lainnya. Berdasarkan keterkaitan berbagai aspek tersebut akan menentukan karakteristik permasalahan suatu wilayah. Sebagai contoh tingginya arus migrasi disebabkan oleh interaksi antara faktor fisik dan faktor manusia daerah asal dan daerah tujuan.

c. Prinsip Deskripsi Keterkaitan antar berbagai aspek fisik (lingkungan) dan manusia dapat dideskripsikan
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 5

fakta, gejala, dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, diagram,dll.

d. Prinsip Korologi Merupakan prinsip yang terpadu antara prinsip penyebaran, interrelasi dan deskripsi. Gejala, fakta, dan masalah aspek fisik dan manusia ditinjau penyebarannya, interrelasi dan interaksinya dalam ruang. Ruang memberikan karakteristik pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk.

5. Konsep Esensial Geografi Sebagai salah satu ilmu/sains, geografi mengkaji aspek fisik (litosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer) dan aspek manusia dalam ruang. Dari objek yang sangat luas ini, sering mengakibatkan tidak jelasnya perbedaan antara geografi dengan ilmu lain. Dilihat dari segi objek suatu ilmu berimpit dengan ilmu lainnya, sedangkan yang membedakan kedua ilmu tersebut yaitu metode pendekatannya (objek material). Metode pendekatan ini jarang dipahami sebagai hal yang mencirikan suatu ilmu, sehingga terkadang sulit membedakan antara ilmu dengan objek yang sama. Dalam pengajaran geografi di sekolah, sering seorang guru tidak mengerti ilmu yang sebenarnya diajarkan. Sebagai contoh; mengajarkan pokok bahasan laut, si guru sebagai oceanograf, atau mengajarkan pokok bahasan penduduk, seperti seorang demograf. Hal ini mengakibatkan jati diri geografi kabur atau hilang. Untuk mengembalikan jati diri geografi tersebut, maka salah satu cara yang dipakai adalah dengan menekankan pada konsep-konsep essensinya. Konsep-konsep geografi yaitu: letak/lokasi, jarak, aglomerasi, keterjangkauan, interaksi, distribusi/diferensiasi keruangan dan keterpaduan/sintesis. a. Letak Letak merupakan posisi atau alamat bagi suatu wilayah. Letak dapat dibedakan letak fisiografis dan letak sosiografis. Letak fisiografis yaitu letak suatu wilayah terhadap kondisi fisik wilayah, seperti iklim, daratan, lautan, pegunungan, dll. Letak sosiografis yaitu letak suatu wilayah terhadap wilayah lainnya. Letak juga merupakan alamat bagi suatu permasalahan

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

geografis yang menyangkut aspek fisik dan aspek manusia. Seorang geograf dapat mengabstrasikan suatu wilayah karena minimal dia harus tahu letak absolute dan relatifnya.

b. Jarak Jarak antara lokasi tertentu sangat penting dalam geografi dan banyak aspek sangat ditentukan oleh jarak. Misal harga tanah semakin mahal apabila mendekati kawasan kota dan pusat kota, sebaliknya kenyamanan bermukim semakin jauh jaraknya dari pusat-pusat kegiatan semakin baik/nyaman sampai pada jarak tertentu. Jarak dapat dibedakan yaitu jarak absolute dan jarak relative atau jarak fisik dan jarak sosial (abstrak). Jarak absolute merupakan jarak sebenarnya (dalam satuan tertentu). Jarak relative digambarkan dalam: 1) Peta Isokronik yang menggambarkan jarak yang ditempuh dalam waktu yang sama. 2) Peta isofodik yang menggambarkan jarak yang ditempuh dengan biaya yang sama. 3) Peta Isotacik yang menggambarkan wilayah-wilayah dengan kecepatan angkut yang sama.

c. Aglomerasi Terdapat suatu pengelompokkan (Aglomerasi) berbagai aktivitas manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya, seperti permukiman, aktivitas pertanian, perdagangan, dll. Beberapa fenomena geografi yang dapat dikaji dengan konsep aglomerasi terutama menyangkut aspek manusia. Misalnya terdapat kecenderungan pengelompokan tempat tinggal di kota dari mereka yang berasal dari daerah yang sama; pengelompokkan permukiman pada kawasan pertanian, mendekati wilayah perairan, dll.

d. Keterjangkauan
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 7

Dapat tidaknya atau mudah tidaknya suatu lokasi dijangkau dari lokasi lain. Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh yang diukur dengan jarak fisik, biaya, dan waktu serta berbagai hambatan medan. Majunya teknologi dalam bidang transportasi dan ekonomi menyebabkan keterjangkauan semakin tinggi, sehingga jarak menjadi sangat singkat dan dunia menjadi global.

e. Interaksi Antara manusia dengan unsur lingkungan saling berinteraksi. Interaksi antara manusia dengan manusia (kelompok), manusia dengan lingkungannya membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem (rumah tangga) serta sistem keruangan (spatial system). Sebagai suatu sistem, maka perubahan salah satu sub sistem akan berpengaruh terhadap sub sistem lainnya. Antar wilayah mempunyai interaksi satu sama lainnya, karena saling melengkapi dan saling membutuhkan. Tidak ada satpun wilayah yang dapat memenuhi suatu kebutuhan penduduknya secara tersendiri. Interaksi antar wilayah ditandai dengan adanya aliran barang, orang, uang (transportasi), informasi, ide, teknologi (komunikasi), dll.

f. Diferensiasi Keruangan Wilayah di permukaan bumi mempunyai kondisi fisik, sumber daya dan manusia yang berbeda, antara satu dengan yang lainnya. Berbagai gejala dan permasalahan geografis yang tersebar dalam ruang mempunyai karakteristik yang berbeda. Misalnya permasalahanpermasalahan perkotaan yang sejenis pada tempat/kota yang berbeda, memerlukan alternative pemecahan masalah yang berbeda sesuai dengan karakteristik keruangannya.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

g. Nilai Penting Pada interaksi antara manusia dengan lingkungannya diberikan suatu nilai penting pada aspek-aspek tertentu. Sebagai contoh suatu ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan permukiman mempunyai nilai penting dalam geografi. Hal ini terkait dengan fungsi fisis (iklim mikro, resapan, air, tempat satwa) dan sosial (estetika, tempat bermain, dll) dari ruang tersebut. Pada jenis fauna tertentu kita berikan niali penting karena kelangkaannya atau fungsinya dalam ekosistem.

h. Keterpaduan / Sintesis Geografi merupakan ilmu sintesis, dimana saling terkait antara fenomena-fenomena fisik dan manusia, yang mencirikan suatu wilayah, dengan corak keterpaduan atau sintesis nampak jelas pada kajian wilayah. Luasnya cakupan objek kajian geografi membawa konsekuensi pada pokok dan sub pokok bahasan yang disajikan dalam pelajaran geografi di sekolah. Untuk menunjukkan jati diri geografi atau agar guru tidak menyimpang dari materi geografi, maka konsep esensial ini harus ada / terlihat pada masing-masing pokok atau sub pokok bahasan. Walaupun demikian, tidak semua konsep dipaksakan kehadirannya dalam pokok atau sub pokok bahasan; kemunculannya disesuaikan dengan relevansi dan urgensinya.

Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi

BAB II UNSUR POKOK GEOGRAFI Terdapat dua unsur pokok dalam geografi yaitu keadaan alam (realm of nature) dan keadaan manusia (human realm). Kedua unsur ini terkait satu sama lainnya. Kedua unsur ini terkait satu sama lainnya. Keadaan manusia mempunyai perkembangan yang sangat pesat, sedangkan keadaan alam mempunyai perkembangan relative lambat. 1. Keadaan Alam Keadaan alam terdiri dari lingkungan alam (natural environment) dan bentang alam (natural landscape). a. Lingkungan Alam (Natural Environment) Lingkungan alam yaitu semua keadaan alam (cuaca, iklim, tanah, air, daratan, pegunungan, dll) yang mengelilingi dan berpengaruh terhadap manusia di setiap tempat di permukaan bumi. Dalam lingkungan alam terdiri dari beberapa unsur: 1) Kekuatan, seperti insolasi, rotasi bumi, revolusi bumi, gravitasi bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. 2) Proses yang terdiri, proses erosi, abrasi, se-dimentasi, transportasi, sirkulasi energi, materi, sirkulasi air, yang berpengaruh terhadap bentuk muka bumi. 3) Unsur-unsur abstrak, fisis, dan biotis. Unsur abstrak terdiri dari: letak, luas, bentuk, dan batas. Unsur-unsur Fisis meliputi: tanah, air, iklim, bentuk permukaan bumi, dll. Unsur biotis meliputi: flora dan fauna.

b. Bentang Alam (Natural Landscape) Bentang alam yaitu bagian yang tampak dari lingkungan alam. Bentang alam tersebut antara lain: permukaan tanah, daerah perairan, lautan, dll. Jika kita berdiri pada suatu tempat yang masih alami (belum banyak campur tangan manusia), misalnya di kawasan pedesaan, maka sejauh mata kita memandang merupakan bentang alam.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Masyarakat perkotaan seperti kota metropolis, yang jauh sekali dari bentang alam. Oleh karena itu permukiman di kota-kota banyak yang menghadirkan bentuk-bentuk bentang alam tiruan. Hal ini merupakan salah satu bentuk masking teknik dalam mengatasi masalah lingkungan, sebagai contoh kolam dengan air terjun, untuk mengurangi masalah kebisingan dan tingginya suhu udara di kota.

2. Keadaan Manusia Keadaan manusia terdiri dari masyarakat (society), lingkungan sosial (social environment) dan bentang budidaya (cultural landscape). Lingkungan sosial antara lain terdiri dari: kebiasaan (customs), tradisi, hukum (laws), kepercayaan (believe). Bentang budidaya merupakan suatu kenampakan konkrit bentuk adaptasi manusia dengan lingkungan hidupnya. Manusia dengan cipta, rasa, karsa, dan karyanya menghadirkan fenomena-fenomena fisik dan sosial dalam kehidupannya.

3. Lingkungan Geografis Lingkungan geografis mencakup aspek alam dan aspek manusia atau lingkungan alam dan lingkungan sosial/manusia. William Kirk, dalam Bintarto dan Surastopo (1979), telah menyusun struktur lingkungan geografi yang digolongkan menjadi lingkungan tata laku dan lingkungan fenomena. Lingkungan tata laku digolongkan: 1) Perubahan gagasan dan nilai-nilai geografi; 2) Tanggapan terhadap lingkungan.

Lingkungan fenomena digolongkan: 1) Wujud fisikal hasil campur tangan manusia 2) Gejala alam.
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 11

Menurut Bintarto (1976), lingkungan geografi terdiri dari lingkungan fisikal dan lingkungan non fisikal. Lingkungan fisikal terdiri dari aspek topologi (letak, luas, bentuk, dan batas), aspek non biotik (tanah, air, iklim), aspek biotik (manusia, tumbuhan, dan hewan). Lingkungan non fisik, terdiri dari aspek sosial (tradisi, adat, kelompok masyarakat, lembaga sosial), aspek ekonomi (industri, perdagangan, transportasi, dll), aspek budaya (pendidikan, bahasa, kesenian, dll) dan aspek politik (pemerintahan, sistem partai, dll). Lingkungan geografi sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, seperti: pemusatan penduduk/permukiman, penyebaran penduduk dan kebudayaan suatu wilayah. Hal ini disebabkan adanya beberapa unsur-unsur yaitu abstrak, fisis, dan biotis.

4. Unsur Lingkungan Geografi Untuk mengetahui keadaan/karakteristik geografis suatu wilayah, maka perlu menguraikan tata geografis wilayah tersebut yang menyangkut unsur abstrak, fisis, dan biotisnya. Dengan mengkaji tata geografis wilayah, maka penjelasan/abstraksi secara lebih jauh dapat dilaksanakan. Langkah awal dalam pengkajian gejalan dan permasalahan geografis suatu wilayah dengan mencari dimana alamatnya atau tata geografisnya. a. Unsur Abstrak Unsur abstrak terdiri dari letak, luas, bentuk dan bahas. Letak terdiri dari fisiografis dan letak sosiografis. Letak fisiografis yaitu letak suatu wilayah terhadap alam (iklim, relief, perairan, dll). Letak sosiografis (vicinal location) yaitu wilayah terhadap wilayah sekitarnya/tetangganya. 1) Letak Letak fisiografis terdiri dari letak (1) Letak Astronomis, yaitu letak suatu wilayah terhadap garis lintang dan garis bujur. Apabila dilihat dari letaknya terhadap equator berkaitan dengan iklimnya (iklim matahari) serta letak bujurnya berkait dengan pembagian waktu. (2) Letak Klimatologis yaitu letak suatu wilayah terhadap tipe-tipe iklim tertentu. Hal ini berpengaruh terhadap berbagai aktivitas penduduknya. (3) Letak
Maritim dan Kontinental

yaitu letak suatu wilayah terhadap lautan daratan wilayah yang

berhadapan dengan laut mempunyai keuntungan yang lebih dibandingkan dengan wilayah yang berhadapan dengan batas daratan. Hal ini terkait dengan fungsi laut yang

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

sangat menentukan antara lain dalam bidang ekonomi, politik, kebudayaan dan pertahanan keamanan, dll. Hampir sebagian besar negara-negara di bumi mempunyai batas wilayah yang berhadapan dengan laut. (4) Letak Geomorfologis yaitu letak suatu wilayah relief wilayah sekitarnya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh dua jalur pegunungan aktif yaitu deretan pegunungan Mediterania dan Pasifik. Hal ini membawa dampak geologi, geomorfologi, pedologi dan dampak sosial ekonomi budaya penduduk. 2) Luas Wilayah yang luas mempunyai ruang hidup (lebensraum) yang luas. Keadaan luas wilayah/negara terkait dengan aspek politik (kekuasaan), sosial ekonomi, budaya dan pertahanan keamanannya. Wilayah yang mempunyai luas yang relative kecil sering khawatir dengan pertambahan penduduk dan keterbatasan sumberdaya alamnya.

3) Bentuk Bentuk wilayah merupakan perwujudan geografis dari luas wilayah. Bentuk wilayah akan berpengaruh terhadap aspek politik, sosial ekonomi dan pertahanan keamanan wilayah. Bandingkan bentuk wilayah yang memanjang dan sejajar pantai dengan bentuk wilayah/negara yang memanjang dan tegak lurus pada garis pantai. Bentuk pertama lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan yang kedua. Hal ini disebabkan bahwa pengaruh laut merata pada wilayah pertama, sedangkan wilayah kedua, hanya sedikit pengaruh laut terhadap daratan. Secara umum bentuk suatu wilayah/negara dapat dikelompokkan tiga bentuk yaitu: (1) kepulauan (fragmented shape), seperti Indonesia (13.667 buah pulau), Inggris, Filipina; (2) bentuk terputus (broken shape), Malaysia, Amerika Serikat; dan (3) bentuk tersebar (scattered shape), Rusia, Amerika Serikat.

4) Batas Batas suatu wilayah akan menentukan tingkat isolasi suatu wilayah. Batas wilayah berupa batas alami (natural boundaries) dan batas buatan (artificial
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 13

boundaries). Batas suatu wilayah akan mempengaruhi aspek politik, sosial, ekonomi, pertahanan keamanan. Batas merupakan salah satu aspek yang sering membawa suatu negara mengalami konflik dengan wilayah/negara tetangganya. Batas alam berupa daratan pegunungan sering menimbulkan konflik, seperti siapa yang berada pada batas (puncak) pegunungan tersebut. Batas alam berupa laut, sering terjadi pelanggaran batas, terutama yang dialami oleh para nelayan tradisional, karena mereka umumnya tidak tahu dimana batasnya karena sulit menentukan/tak tampak. Wilayah/negara yang berbatasan dengan laut mempunyai perkembangan sosial ekonomi dan politik lebih cepat berkembang, bila dibandingkan dengan berbatasan dengan daratan. Laut merupakan prasaran yang murah dan mudah untuk berhubungan dengan wilayah lainnya.

b. Unsur Fisis Unsur fisis terdiri dari atmosfer, litosfer, dan hidrosfer. Berikut dibahas pengaruh pengaruh unsur fisis terhadap kehidupan manusia, dibatasi pada cuaca dan iklim, relief dan tanah, dan sumberdaya air. 1) Cuaca dan Iklim Cuaca dan iklim berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Pada sisi lain manusia dengan budayanya dapat mengubah keadaan ini; konsep bahwa iklim merupakan kunci dari kebudayaan (Huntington), berubah. Pada kehidupan modern manusia memanfaatkan kondisi cuaca dan iklim bagi kehidupannya dalam berbagai aspek. Iklim di satu sisi sebagai pendorong aktivitas manusia, namun di sisi lain merupakan faktor penghambat. Wilayah yang mempunyai empat musim, maka pada waktu musim dingin, aktivitas menjadi sangat terbatas sekali (faktor pembatas). Sebaliknya adanya musim dingin tersebut mendorong orang untuk melakukan sesuatu di luar musim tersebut (faktor pendorong). Wilayah yang sangat dingin, sangat panas, atau sangat kering membatasi kegiatan manusia. Daerah yang memiliki iklim yang sesuai dengan kebutuhan manusia (suitable climate) yaitu daerah lintang tengah.

2) Relief dan Tanah

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Keadaan relief dan tanah suatu wilayah mempengaruhi jarring-jaring transportasi, pemusatan penduduk, kegiatan pertanian, dll. Jawa Timur bagian barat dengan dataran antar pegunungannya, memungkinkan jarring-jaring transportasinya lebih lengkap. Bila dibandingkan dengan Jawa Timur bagian timur, dengan relief yang lebih kasar. Pemusatan penduduk di Malang selatan lebih rendah bila dibandingkan dengan Malang utara; hal ini terkait dengan salah satu faktor yaitu kesuburan tanah. Para migran/transmigran yang berasal dari daerah dan budaya yang sama, tetapi karena landform (bentang lahan) mengakibatkan perkembagan sosial ekonomi dan budaya yang berbeda.

3) Sumberdaya Air Umumnya permukiman penduduk selalu berusaha mendekati tempat-tempat sumber air. Sumber-sumber air terdiri dari: air permukaan (sungai, danau, rawa, waduk, dll), air tanah (mata air, air sumur dangkal/dalam) dan air hujan. Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat vital, manusia berusaha memenuhi kebutuhan airnya dengan cara memanfaatkan sumber-sumber air sekitarnya. Keberadaan sumberdaya air berbeda setiap wilayah, ada wilayah yang sulit airnya, terlebih pada musim kemarau. Pola permukiman dipengaruhi juga oleh keberadaan sumberdaya air. Misalnya permukiman sepanjang sungai atau garis pantai, kepadatan penduduk yang relative tinggi pada daerah dengan kondisi air tanah dangkal, dll.

c. Flora dan Fauna Flora dan fauna merupakan penunjang dalam kehidupan manusia merupakan bahan makan, pakaian, dan perumahan. Jika daya dukung flora dan fauna terhadap manusia di suatu wilayah terganggu, maka kemungkinan yang dapat dilakukan; (1) migrasi ke wilayah lainnya, (2) mendatangkan (import) dari wilayah lain, (3) mencari pengganti dengan sumberdaya lainnya, (4) melakukan konservasi sumberdaya flora dan fauna tersebut.
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 15

BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI a. Sejarah Perkembangan Geografi Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari sejarah perkembangan geografi dapat kiranya kita simpulkan dalam pernyataan : We may compare the mond of man to a mirror which has the ability not only tom reflect but also to retain, record and interpret more or lessimperfectly the images that it reflects. Jauh sebelum adanya sejarah yang tertulis, manusia telah menjelajahi permukaan bumi mulai dari daerah yang terdekat dari tempat kediamannya. Dari pengalaman itu sadarlah mereka akan adanya perbedaan antara daerah yang satu dengan yang lain. Perbedaan antara tempat-tempat dipermukaan bumi ini oleh John K. Wrigt disebut Geodiversity. Adanya kenyataan tersebut orang merasakan perlunya untuk membentuk suatu gambaran pikiran tentang hal-hal yang terdapat diluar cakrawalanya, dan selanjutnya menghubung-hubungkan gambaran-gambaran tersebut satu dengan yang lain. Gambarangambaran tersebut beserta dengan penjelasannya sering kali tidak memuaskan dari suatu generasi ke generasi yang lain, karena itu tidak henti-hentinya manusia selalu mencari pikiranpikiran baru beserta dengan penjelasan-penjelasan yang lebih sempurna, yang sesuai dengan keyakinan mereka yang mutakhir. Tanggapan-tanggapan tentang permukaan bumi ini selalu berubah-ubah yang menyebabkan tidak dapat dihindarinya pembentukan buah-buah pikiran yang baru, dan inilah yang merupakan saripati dari sejarah tentang perkembangan gagasan-gagasan geografi ini. Preston E. James membedakan kurun-kurun waktu dalam sejarah perkembangan geografi yaitu: geografi Klasik, geografi baru akhir Abad 19, dan geografi kontemporer (masa kini).

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Geografi Klasik Periode ini mulai dari awal perkembangan geografi yang dirintis oleh para perintis geografi sejak zaman purba hingga Tahun 1895. Periode ini ditandai oleh kurangnya perhatian akan perlunya lapangan studi yang khusus bagi geografi. Para ahli geografi sekaligus merupakan orang yang ahli pada dalam bidang lain, misalnya: 1). Herodotus merupakan bapak ilmu sejarah tetapi juga ahli geografi, 2). Pytagoras adalah ahli matematika tetapi juga ahli tentang geografi, dsb. Karena itu keahliannya masih bersifat Universal Scholarship. Periode ini terdiri atas: a). Geografi Purba, b). Geografi Abad-abad Pertengahan, c). Renaissance, dan 4). Penemuan Benua-benua baru sampai 1859. Geografi Purba Bidang studi geografi purba saling terjalin dengan bidang-bidang studi ilmu lain. Sebagian besar sarjana geografi yunani merupakan ahli filsafat dan sejarah. Herodotus (kirakira 484-425M) misalnya: menulis baik sejarah maupun geografi, bahkan ahli antropologi menyebutnya sebagai Bapak Ethnografi. Masa ini ditandai oleh sarjana yang serba bisa (Universal Scholarship, all round), dan kurun-kurun ini berlanjut terus sampai abad 19. Dalam masa tsb para sarjana karena terdorong oleh rasa keingin-tahuannya belum merasakan perlunya ada batas-batas yang jelas dari pengetahuan yang dikembangkannya. Geografi sebagai suatu bidang studi di dunia barat berawal pada sarjana-sarjana Yunani Purba, sedangkan buah-buah pikiran para sarjana di luar itu (Cina, Arab, Mesir, Mesopotamia, dsb) tidak begitu berpengaruh pada mereka. Sebenarnya bangsa Yunani pun sebenarnya merupakan bangsa yang banyak meminjam (borrower) pengetahuan dari sumber-sumber pengetahuan bangsa lain, misalnya dari: Mesir, Sumeria, Babilonia, Asiria, dan Phunisia. Para sarjana Yunani menyediakan suatu rangka konsep-konsep dam model atau paradigma tentang metoda-metoda yang membimbing perkembangan alam pikiran di dunia barat selama berabad-abad lamanya.

Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi

17

Akar dari ilmu pengetahuan Yunani sebenarnya berasal dari bangsa lain, misalnya: 1) Bangsa Mesir purba telah mengembangkan metoda-metoda pengukuran dan observasi. Para pendeta Mesir telah mengembangkan ilmu ukur untuk keperluan praktis dalam pemerintahan (pengukuran luas tanah untuk mendapatkan pungutan pajak). Mereka telah dapat menentukan arah utara-selatan, sehingga bangunan-bangunan pemerintah/umum dapat diatur menurut arah yang baik (garis utara-selatan tsb menjadi apa yang jita namakan garis meridian sekarang ini-dari kata merides artinya tengah hari). 2) Kebudayaan Mesopotamia (sekarang Irak) mempunyai sumbangan yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Para perintis Matematika purba yang tinggal di Sumeria telah menggunakan prinsip-prinsip aljabar misalnya (a+b)y=ay+2ab+by. Sekalipun mereka belum mempergunakan simbol-simbol aljabar seperti yang kita pakai sekarang ini. Mereka juga menarik akar dari sesuatu bilangan. Orang Sumeria membagi satu Tahun menjadi 12 bulan yang masing-masing terdiri dari 30 hari. Mereka juga membagi lingkaran zodiac menjadi 360 bagian, dan ide inilah yang kemudian menciptakan apa yang kita sebut derajat sekarang ini. Bangsa Babilonia dan Assyria mencari manfaat dari observasi-observasi yang telah mereka lakukan. Mereka mengembangkan ilmu perbintangan (astronomi). 3) Bangsa Phunisia (Libanon) merupakan bangsa pelaut, penjelajah, dan pedagang terkenal. Mereka mendirikan pusat-pusat perdagangan di seluruh pantai laut tengah. Bangsa ini telah mengembangkan abjad yang seluruhnya terdiri dari huruf mati (Konsonan). Orang-orang Yunani tinggal menambahkan huruf-huruf hidup (Short Vowels) pada abjad Phunisia tsb.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Geografi Purba di Yunani: 1. Thales dari Miletus (640-546 SM) merupakan sarjana Yunani yang pertama-tama mencurahkan perhatiannya mengenai pengukuran dan penentuan letak dari suatu benda (tempat) di permukaan bumi. Dalam perjalanannya ke Mesir Thales melihat para pendeta bekerja dalam pengukuran sudut, baseline dan perhitungan luas. Thalespulang ke Miletus di tepi laut Hitam dengan mengembangkan Trigonometri. Ada 6 dalil ilmu ukur sebagai hasil karya Thales waktu itu. Thales juga menyumbangkan karyanya dalam astronomi. Ia berpendapat bahwa materi itu terbentuk oleh air dalam berbagai tingkat-tingkat wujudnya. Ia juga menganggap Bumi ini sebagai sebuah cakram yang mengapung di atas air. 2. Anaxzimander dari Miletus (abad ke 6 SM). Ia terkenal karena memperkenalkan alat yang dipergunakan oleh bangsa Babylon yang dinamakan gnomon yang melukiskan perubahan bayang-bayang matahari sehubungan dengan perubahan letaknya 9sekarang disebut sundial, B.Inggris).dengan gnomon itu orang bisa menentukan arah utara selatan atau meridian. Anaxzimander juga dikabarkan sebagai orang yang pertama kalinya membuat peta berdasarkan skala. Ia sukar memahami bagaimana caranya matahari menyelam dibawah air setelah terbenam untuk muncul (terbit) lagi diatas air keesokan harinya. Thales dan Anaxzimander dapat dianggap sebagai perintis bagi tradisi matematik dalam geografi. 3. Herodotus, bapak sejarah (484-425 SM). Suatu seri buku-buku yang melukiskan tentang negara-negara dan bangsa-bangsa (lands and peoples) yang pertama disusun oleh Herodotus. Seperti Thales ia juga banyak berkelana mengunjungi pantai-pantai Laut Hitam, terus ke Utara sampai S.Dnepr; menempuh jalan darat ke Iran; mengunjungi kota tua Babylon dan berkunjung ke Mesir. Dalam menceritakan usaha-usaha bangsa Yunani membendung pengaruh bangsa-bangsa barbar dari Utara dan Timur ia tak lupa selalu menceritakan sejarah manusia dengan menyebutkan tempat dimana peristiwa tersebut terjadi. Ia menulis tentang sejarah dan geografi Mesir (sedimentasi oleh banjir sungai Nil, delta, dataran banjir, dan sebagainya). Ia juga membuat peta tentang daerah-daerah yang telah dikenal oleh orang Yunani pada masa itu. 4. Aristoteles (384-322 SM). Pada masanya penggunaan praktis dari geografi sudah mulai dilakukan orang. Orang-orang Phunisia seklaipun merahasiakan hal itu telah menyusun pengetahuan tentang daratan dan lautan untuk membuat jalur perdagangan di sepanjang pantai Eropa dan Afrika. Aristoteles menerima konsep Plato (428-348 SM) bahwa bumi ini
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 19

bulat, dan mulai mencoba menerangkannnya serta menguji konsep tersebut melalui observasi-observasi. Ia adalah sarjana pertama yang membuktikan bentuk bumi yang bulat itu dengan melihat bahwa bayang-bayang bumi di Bulan pada waktu terjadi gerhana bulan adalah merupakan lingkaran. 5. Sebenarnya Pythageras (570-490 SM) telah mengemukakan, bawa bumi itu berbentuk bola. Pendapat ini diteruskan oleh Plato dan Aristoteles, serta pada akhirnya Erastosthenes (275195 SM) untuk pertama kalinya berhasil menghitung keliling bumi. Eratosthenes mengetahui, bahwa jika matahari tepat tegak lurus di Zenith Syena (sekarang Aswan) pada saat itu matahari tersebut miring (7,2) dari zenith untuk orang yang berada di Alexandria (Iskandariah). Oleh sebab jarak antara Syena-Alexandria sudah diketahui yaitu 5.000 stadia, maka keliling meridian bumi 360 : 7,1 x 5.000 stadia = 25.000 stadia atau 39.700 Km. Hasil inihampir tepat dibandingkan dengan keliling bumi menurut perhitungan sekarang ini (40.000 Km). 6. Iskandar Zulkarnain (356-323 SM) dalam penyerbuannya sampai ke sungai Indus telah menambah pula keterangan-keterangan mengenai negeri-negeri baru di sebelah timur seperti Gedrosia (Pakistan Barat), Persia dan Karmania (Iran). Panglima angkatan lautnya, Nearchos menulis tentang negeri dan bangsa-bangsa dalam bukunya Perigesis. Iskandar Zulkarnain adalah salah seorang murid Aristoteles yang terkenal. 7. Hipparchus (190-125 SM) memperkenalkan penggunaan astrolabe yaitu semacam alat astronomi untuk menentukan tinggi bintang. Ia juga memperkenalkan konsep tentang Latitude (Garis Lintang) dan Longitude (Garis bujur). 8. Dalam zaman Yunani purba ini orang juga sudah mulai membuat dan menggunakan peta, misalnya Herodotus (450 SM) yang merupakan sebuah peta dunia. Batas utara pada peta itu sampai S. Ister (danau atau Danube) ke timur sampai India dan Laut Kaspia, ke selatan sampai laut Merah dan Ethiopia, dan ke barat sampai Spanyol. Peta yang lain adalah buatan Strabo, yang merupakan peta laut (63-24 SM), serta peta Marinus dari Tyrus (105 M) yang telah melukiskan negeri Seriea (Cina). 9. Sementara itu bangsa-bangsa Timur telah memberikan pula sumbangan yang besar bagi perkembangan geografi. Fa Hian (399-414 M), seorang biksu Cina mengadakan perjalanan dari Cina Utara melalui Chotan, Gilgit, Peshawar ke Delhi dan kota-kota di pinggir sungai Gangga, terus ke Sumatera, Jawa dan kembali lagi ke Cina.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Pada waktu itu sudah ada jalan kafilah yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah; yang sebelah utara melalui Kuldsya dan Ferghana serta yang sebelah Selatan melalui Lob Nor dan Chotan. Tsyang Tayien, seorang duta cina dalam mencari bantuan ke luar negeri sampai ke Bactria, Samarkand, Balch dan Kabul serta akhirnya pada Tahun 126 SM ia kembali lagi ke Cina. 10. Orang-orang Viking (sekitar 800-1050 M) menyerbu dari Inggris ke negeri-negeri daratan Eropa sampai ke Rusia, Italia Selatan dan Amerika Utara. Alfred Philippson, seorang ahli geografi Jerman dalam bukunya Grunzage der Allgemeinen Geographie (1921) membagi geografi purba dalam 2 aliran: 1) Aliran Sejarah (Historis), yang memberikan uraian-uraian dari perjalanan dan pengalaman para musyafir, peperangan dan pengalaman para musyafir, perdagangan-perdagangan dan peristiwa-peristiwa lain. Penetapan letak secara dan uraian tentang aktivitas-aktivitas penduduk masih kurang diperhatikan. Aliran ini memberikan bahan-bahan yang baik untuk ilmu bangsa-bangsa dan negara-negara (Land en Volkenkunde, Bld; Lands and Peoples, Egg). Penulis-penulis dari aliran ini diberi nama ahli Logografi, misalnya Herodotas, Nearchos, dsb nya. 2) Aliran Matematika. Aliran ini mendapat kemajuan pesat, karena filsafat dari ilmu-ilmu pengetahuan alamiahlah yang sebenarnya lebih dulu dapat membebaskan diri dari fahamfaham kepercayaan kuno, sebaliknya para ahli filsafat dan ilmu-ilmu pengetahuan alamiah mulai menyusun suatu pengetahuan yang lebih rasional. Tokoh utama dari aliran ini misalnya Eratothenes, yang disebut sebagai Bapak Geografi, sebab ialah yang memberikan istilah Geographika untuk pertama kalinya (selain pengukuran keliling bumi; Claudius Ptolemaeus, seorang ahli perpetaan (kartografi). Pada petanya telah tercantum 270 nama kota-kota di India, dan Cina (Serica) lebih dikenal pula bagianbagiannya. Bukunya Almagest dan Geographika mengandung pokok-pokok tentang geografi purba. Dalam masa pemerintahan Romawi telah dibuat peta-peta jalan raya yang disebut Iteneraria. Peta tersebut dibuat pada lembaran-lembaran perkamen (kulit domba), yang lebarnya 0,34 m serta panjang 0,6 m. Peta ini terutama digunakan untuk keperluan tentara, pejabatpejabat pemerintah, dan pedagang.
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 21

Geografi dalam Abad-abad Pertengahan Pandangan orang terutama di Eropa, selama abad-abad pertengahan umumnya mengalami kemunduran, jika disbanding dengan hasil-hasil yang telah diperoleh sebelumnya. Kembali lagi mereka beranggapan, bahwa bumi ini berbentuk piringan datar, dan pada tepitepinya telah ada batas-batas tertentu. Anggapan ini menyebabkan orang tidak berani berlayar dengan leluasa. Gereja pun telah menetapkan, bahwa bumi merupakan pusat dan mataharilah yang beredar mengelilingi bumi (Geocentrisme). Orang yang berani menentang pendapat ini dianggap sebagai orang murtad, seperti misalnya Galileo (1564-1642), yang dituduh berani mengemukakan pendapat heliocentrisme (matahari ialah pusat tata surya, bumi bersama-sama dengan planet-planet lain beredar mengelilingi matahari). Tetapi justru selama abad-abad yang gelap dalam alam pikiran orang-orang Eropa ketika itu, pengalaman-pengalaman bangsa Arab, viking dan sebagainya dalam meluaskan pandagannnya ke negeri-negeri lain lebih banyak. Sejak kira-kira Tahun 800 sampai 1050 orang Viking memperluas kediamannya sampai ke Inggris, Rusia, Amerika Utara dan Italia Selatan. Para musyafir Arab dalam abad ke-9 dan 10 banyak menuliskan perjalanannya ke Rusia, Asia Tengah, dll (Ibnu Batuta, dll). Tetapi pada akhir abad-abad pertengahan semangat memperluas pengetahuan tentang negeri-negeri lain yang telah pudar itu mulai bangkit kembali. Hal ini karena: 1. Makin ramai dan meluasnya perhubungan antara Republik Kota misalnya Genua dan Venezia dengan dunia Timur, yang terkenal pada masa itu adalah Marco Polo (1254-1324), seorang warga Republik-Kota Venezia yang melakukan perjalanan ke Cina pada Tahun 1271 melalui Pamir, Lob Nor ke Peking. Selama 17 Tahun Marco Polo bekerja sebagai duta Cina di Tibet, Birma, tsyampa (Cochin Cina) dan pernah pula menjadi gubernur Nanking (1282-1285). Buku-bukunya memberikan gambaran yang lebih lengkap dan terang tentang dunia Timur, tetapi karena belum banyak hal-hal yang dikenal oleh orang Barat ketika itu, maka bukunya tersebut mendapat julukan II Milione (sejuta) berhubunng dengan banyaknya hal-hal yang aneh dalam buku itu. 2. Perang Salib antara abad 11 dan 13. Pada waktu itu banyak sekali kaum bangsawan dari Eropa ikut serta dalam perang salib untuk merebut kembali Tanah Suci (Palestina). Pengalaman mereka merupakan bahan yang banyak dibukukan. Penulis geografi terkenal

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

pada waktu itu ialah Albertus Magnus yang mengarang Liber Cosmographicus (1250), Roger Bacon yang mengarang Opus Majus (1270) dan Fra Mauro yang telah membuat peta dunia. Venezia pada waktu itu merupakan pusat pelayaran, Oseanografi dan pembuatan peta-peta. 3. Geografi di dunia Islam Setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW, terjadilah perluasan kerajaan-kerajaan Islam ke Barat dan ke Timur. Pada Tahun 642 mereka menguasai Mesir, kemudian mereka melintasi Sahara yang pada Tahun 732 seluruhnya dapat dikuasai. Kemudian menyeberang je Jazirah Iberia terus ke Perancis, tetapi dapat dihalau kembali pada pertempuran di Tours. Selama 9 abad Islam dapat menguasai Spanyol dan Portugal. Ke arah Timur mereka menaklukan Persia pada Tahun 641. Pada Tahun 762 didirikanlah kota Bagdad di dekat reruntuhan kota tua Babylon. Di bawah khalifah harun al Rashid (786-809) dimulailah projek penterjemahan buku-buku kuno dari berbagai sumber (Yunani, Hindu, Cina, dsb). Projek tersebut diteruskan oleh khalifah Al Mamun (813-833), yang memperkerjakan sarjana-sarjana dari smua agama dan kepercayaan. Al Mamun juga mengulangi pengukuran keliling bumi seperti yang telah pernah dikerjakan oleh Eratosthenes dahulu. Dalam kurun zaman ini besar sekali sumbangan ahli-ahli geografi Arab, baik dalam memperkaya konsep-konsep tentang iklim, bentuk permukaan bumi, perpetaan, dsb nya. Diantaranya yang terkenal ialah: a. Dalam bidang Klimatologi: 1. Ibn Haukal (943-973) mengunjungi pantai Timur Afrika sampai 20o dari equator. Ternyata di daerah itu banyak dijumpai pemukiman penduduk (oikumene). Dengan demikian kenyataan ini membantah pendapat orang Yunani, bahwa seluruh daerah sekitar equator (daerah tropik) tidak dapat didiami oleh manusia. 2. Al Balldi (921) menerbitkan atlas yang menggambarkan jenis-jenis iklim di seluruh daerah di dunia, atlas tersebut diberi nama Kitab al Askhal. 3. Al Masudi (meninggal Tahun 956) member keterangan tentang angin musim (Munson) di Mozambigue. Ia mengemukakan banyak konsep iklim yang masih banyak dipakai
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 23

sekarang ini, yaitu tentang penguapan (Evaporation), curah hujan/salju (Precipitation) dan pengembunan (Condensation). b. Dalam bidang Geomormologi (landforms): 1. Al Biruni membahas dalam kitabnya yang berjudul Kitab Al Hind (tentang India) landforms anak benua India. 2. Ibn Sina (980-1037) membahas tentang lembah-lembah dan proses erosi di Asia Tengah.

c. Dalam bidang Perpetaan: Yang paling terkenal adalah Idris (Edrisi) seorang tamatan Universitas Cordoba (Spanyol) yang kemudian dipekerjakan oleh Raja Roger dari Sicilia di Palermo. Ia banyak menciptakan Peta Portonalo (peta laut dengan banyak garis arah kompas). Peta semacam ini yang dipakai oleh Columbus, Magellhaez (Magellan) dalam perjalanannya. Kecuali itu sangat terkenal pula perjalanan seorang musyafir Arab Ibn Batula kelahiran Tangier (Marokko) pada Tahun 1304. Ia sampai ke Rusia Selatan, India, Kepulauan Maladewa, Lakadewa (Sri Langka), Afrika Utara, yang ditempuh selama 30 Tahun dengan menempuh jarak 75.000 mil (suatu rekor dunia pada abad ke 14 itu). Selain itu Ibn Khaldun dalam bukunya yang berjudul Muqadimmah banyak menjelaskan geografi fisik dari pengalaman perjalanannya.

Geografi Pada Zaman Renaissance Penemuan Benua-Benua Baru. Sesudah abad-abad pertengahan para sarjana lebih leluasa menguratakan pendapatnya mengenai keadaan dunia, sebab ketika itu mulai timbul pembaruan alam pikiran (Antklarung) dengan timbulnya Renaissance dan Humanisme. Mereka memegang kembali pendapat bahwa bentuk bumi itu bulat, dan hal ini kelak terbukti dengan berhasilnya perjalanan/pelayaran Fernao de Magelhaez (1519), penemuan benua Amerika oleh Columbus (1486) dan Vasco d agama (1498), dll.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Di pihak lain ilmu pasti dan alam mendapat kemajuan yang pesat dengan dikemukakannya teori-teori dari penemuan baru yang amat menguntungkan bagi perkembangan geografi. Sarjana-sarjana terkemuka yang besar jasanya dalam pembaruan ini misalnya: 1. Nicolas Copernicus (1473-1543) yang menyatakan bahwa bumi berputar pada sumbunya (1530). 2. Galileo Galilei (1564-1642) yang menyetujui pendapat Copernicus serta menyatakan bahwa bumi beredar mengelilingi matahari dalam bukunya Della macchi Solarie (1613), tetapi dipaksa menarik kembali pendapatnya itu oleh gereja. 3. Johanes Kepler (1571-1630), yang berhasil memberikan dalil-dalil tentang pergerakan planet-planet. 4. Gerardus Mercator (1512-1594) yang namanya sampai sekarang ini tidak asing lagi dalam dunia perpetaan. Kartografi memperoleh kemajuan yang pesat berkat kemajuan yang berasal dari ilmu ukur dan astronomi serta didorong pula oleh kebutuhan orang utnuk menemukan daerah-daerah baru. Sebaliknya adanya peta-peta yang lebih lengkap dan sempurna serta kemajuan astronomi dan ilmu ukur tsb, maka pelayaran (navigasi) memperoleh kemajuan yang pesat pula. Banyak daerah baru yang dikemukakan dalam pelajaran-pelayaran semacam itu, misalnya Willem Jansz (1605), Abel Tasman (1642) dan James Cook (1772-1775) ke Benua Australia. James Cook diutus oleh lembaga ilmu pengetahuan Inggris (The Royal Society). Dalam pelayaran itu ekspedisinya disertai pula oleh beberapa sarjana dari bermacam-macam bidang keahlian, misalnya sarjana botani, kebudayaan timur (orientalist), dokter, ahli geografi, dan ilmu ahli alam. Pencarian daerah baru serta perdagangan dunia yang mulai ramai pada abad ke 17 dan 18 itu menyebabkan pula beberapa sarjana menaruh perhatian, terutama kepada organisasi perdagangan serta kehidupan ekonomi negara-negara lain (VOC, Merchants Adventures, dsb). Sejak itu pula mulai terdapat pula dasar-dasar untuk tumbuhnya geografi ekonomi, geografi
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 25

perdagangan dan lalu-lintas (Economic geography, Commercial geography, geography of transport).

Sejalan dengan makin luasnya lapangan penyelidikan yang diperhatikan oleh geografi, maka makin sukarlah orang bisa menguasai segala bagian geografi dengan baik. Untuk mengusahakan segala bagian geografi dengan baik. Untuk mengusahakan efisiensi dan mendalami penyelidikan-penyelidikan, maka akhirnya timbulah spesialisasi dalam geografi. Spesialisasi yang tumbuh dalam masa itu misalnya: 1. Pengetahuan tentang fosil-fosil (kini tumbuh menjadi Palaeonthologi) yang dipelopori oleh Van Woodward (1694). 2. Tentang angin passat dan angin musim oleh halley (1686). 3. Tentang arus laut oleh Isaac Vossins (1663). 4. Tentang pegunungan oleh Buache (1752). 5. Tentang teori terjadinya bumi oleh Buffon (dalam bukunya Epoque de la Nature, 1778) dan Hutton (dalam Theory of the Earth, 1778). Dalam abad ke 17 berdasarkan buku Geographia Generalis yang diterbitkan oleh Bernhardus Varenius (1650, Amsterdam), ternyata bahwa geografi-fisik telah berkembang menjadi pengetahuan yang lengkap. Geografi oleh Varenius diberi definisi sebagai ilmu-pasti tercampur, karena berdasarkan pengalaman-pengalaman pula. Sifat ilmiahnya berlainan dengan filsafat, ilmu pasti atau fisika yang lebih murni sifatnya, sebab ilmu pasti dan ilmu alam hamper semata-mata bersumberkan hasil-hasil penalaran manusia.Ilmu-ilmu semacam itu tergolong pada ilmu-ilmu murni (pure species). Selanjutnya ia menunjukkan, bahwa tugas dari geografi ialah meberikan pelajaran-pelajaran mengenai keadaan bumi dan bagian-bagiannya seperti ukuran-ukuran, bentuk letak, gerak, keadaan langit dipandang dari bumi. Iapun memberikan pula sistematik mengenai geografi atas : Geographia Generalis atau Geographia Universalis dan Geographia Spesialis. Geographia Spesialis terdiri dari Chorographia (daerah besar) Geographia Spesialis dan Topographia (daerah kecil). Geographia Generalis (Universalis) mempelajari dunia sebagai suatu keseluruhan. Geographia Spesialis mempelajari susunan daerah satu per satu. Lapangan ini masih dibagi lagi

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

menjadi 2 bagian, yaitu Choro Graphhia

yang memberikan uraian tentang daerah kecil,

misalnya kota, desa dsb. Semua gejala dalam geografi dari air laut, danau, angin, sampai ke iklim dan pegunungan mendapat perhatian penuh dalam geografi sejak masa itu.

GEOGRAFI BARU Pada akhir abad 19, yang ditandai oleh munculnya keprofesionalan dalam geografi (sering disebut geografi Baru). Profesionalisme dalam geografi ini didukung oleh : a. Adanya suatu kebulatan tentang konsep-konsep yang dapat diterima oleh para anggotanya. b. Adanya departemen-departermen geografi pada perguruan-perguruan tinggi yang dibina oleh para professor yang membina pendidikan tinggi, latihan-latihan kesarjanaan dalam bidang geografi. Perkembangan ini kemudian menyebar ke Prancis, Inggris, Rusia, dan melalui berbagai jalur sampai pula ke Amerika. Selanjutnya dari kelima sumber ini geografi profesional yang baru ini menyebar keseluruh dunia. Geografi dalam abad ke-19 Apabila masa-masa sebelumnya geografi-fisik memegang dominasi, namun akhirnya sejak abad ke-19 orang mulai memikirkan bagaimanakah kedudukan dan peranan manusia dalam hubungannya dengan masalah-masalah geografi. Kedua masalah tersebut di atas (gejala-gejala fisik dan faktor manusia) akhirnya malah menjadi dasar yang kuat bagi tumbuhnya geografi modern. Dalam pertumbuhannya yang semakin subur ini kita tidak dapat melupakan jasa-jasa Alexander Von Humboldt (1779-1859) sebagai bapak geografi sosial. Kemajuan dalam geografi fisika dapat diikhtisarkan sbb: 1. Alexander von Humboldt dalam bukunya Kosmos (1845-1859) memberikan uraian yang sangat sistematik mengenai hubungan antara iklim dan tumbuh-tumbuhan. Karena itu ua dapat pula kita anggap sebagai bapak geografi tumbuh-tumbuhan (phytogeography). 2. Eduad Suess (1881-1909) berhasil mengungkapkan masalah yang belum pernah dipikirkan dalam geologi-dinamika (ingat tentang teori pergeseran benua-benua, SiAl-SiMa).
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 27

3. Dalam Tahun 1870 Oscar Peschel berhasil meletakkan dasar bagi perkembangan geomorfologi (cabang geologi yang mempelajari geomorfologi atau bentuk permukaan bumi). Usaha ini baru berhasil benar-benar ketika William Morris Davis (1850-1935) berdasarkan penyelidikannya di pegunungan Appalachia, berhasil memisahkan geomorfologi dari geologi. Perkembangan paham-paham baru dalam geografi-fisika umumnya tidak pernah menggocangkan, dan lekas dimufakati oleh sarjana-sarjana lain. Hal ini berbeda dengan masuknya paham-paham baru dalam geografi sosial seperti yang tampak pada uraian-uraian selanjutnya. Kembali lagi kita ke dalam lapangan geografi sosial yang lebih banyak persoalannya; kedudukan dan peranan manusia dalam geografi dipersoalkan pertama kalinya oleh Karl Ritter pada Tahun 1817 dalam bukunya Die Ertkunde im Verhaltnis Zur Natur and Zur Geschichte. Geografi bagi Ritter mempunyai arit teleologis, artinya: bumi diciptakan oleh tuhan agar manusia dapat belajar memakainya untuk tempat menetap. Dalam buku Ritter tsb. Sudah kita ketemukan prinsip (dasar) dari Phisisch-Determinisme. Phisisch-Determinisme adalah pandangan (paham) yang berpendapat, bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh keadaankeadaan alam. Pandangan Ritter ini kemudian dilanjutkan oleh mazhab Ratzel (1844-1904), yang mengemukakan faham-fahamnya dalam ajaran yang disebut anthropogeographie. Prinsip Phisisch-determinisme merupakan inti dari pada ajaran Anthropogeographie tsb. Tokoh lain dari mazhab Riter-Ratzel ini dapat dikemukakan misalnya J.G. Kohl (18081878) yang dapat kami sebut sebagai peletak bagi dasar geografi lalulintas. Dari buku Kohl yang berjudul Dehr Verkehr und die Ansiedelungen der Menschen in ihrer Abhangigkeit von der Gestaltung der erdobertlache (1814) nyatalah bahwa menurut ia perkembangan lalulintas dan tempat tinggal manusia dipengaruhi oleh keadaan alamnya. Pandangan ini kelak akan ditentang oleh mazhab Perancis dalam ajarannya yang disebut Geographie Humaine (Geografi manusia atau geografi budaya). Geografi Baru Pada akhir abad 19 tampak adanya perubahan fundamental dalam peranan universitas. Universitas tradisional sebelumnya dipandang sebagai tempat dimana mahasiswa dapat diindoktrinasi dalam paham-paham agama dan politik, dan mereka memusatkan studinya pada

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

bahasa Yunani, bahasa Latin (bahasa-bahasa klasik). Mereka umumnya belajar dalam bidang agama, hukum, logika dan rethorika (ilmu berpidato).

Tetapi sejak dikenalnya bidang profesional yang baru, yang disebut disiplin (dalam arti disiplin ilmiah) universitas-universitas menerima tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan tingkat tinggi kepada generasi-generasi sarjana yang lebih muda. Tiap-tiap anggota dari bidang profesi itu mematuhi tingkah laku profesional yang baku (standart). Jenis pendidikan semacam ini menuntut studi/latihan tingkat tinggi dalam graduate schools. Perubahan besar-besaran tersebut mulai terjadi di Jerman dalam Tahun 1809 dengan didirikannya Universitas Berlin sebagai suatu masyarakat cendikiawan yang bebas (kebebasan mimbar). Kemudian diterima dua prinsip berhubung dengan fungsi yang baru dari universitas: 1. Mahasiswa dibebaskan dari kurikulum standar, dan diperbolehkan memilih mata kuliah apa saja yang menarik baginya. 2. Pengangkatan jabatan-jabatan akademis di fakultas didasarkan pada prestasi akademis. Para pengajar diberikan hak untuk menyelenggarakan penelitian-penelitian serta mengajarkan hasil penelitian tersebut. Geografi sebagai suatu bidang studi kesarjanaan di universitas-universitas di Jerman lahir pada Tahun 1870-an. Dari Jerman gerakan ini meluas dengan cepat ke Prancis dan negaranegara Eropa yang lain, dan juga ke Amerika. Tokoh terkemuka di Jerman yang sangat berjasa dalam memperkenalkan geografi baru pada universitas-universitas di Jerman yang sangat berjasa dalam memperkenalkan geografi baru pada universitas-universitas di Jerman adalah Baron Ferdinand Von Richtofen, seorang peneliti lapangan. Pada Tahun 1875 ia memimpin Departemen Geografi di Berlin. Selama periode 1877-1912 menyelesaikan studinya tentang Cina dalam lima jilid buku. Selanjutnya selama jadi rector di Universitas tersebut, berhasil membimbing mahasiswa-mahasiswanya sehingga menjadi sarjana terkenal : Otto Schluter, Alfred Philippson dan Sven Hedin (seorang peneliti Asia tengah, berkebangsaan Swedia). Tokoh utama geografi baru di Perancis adalah Paul Vidal de la Blache yang mengajar geografi di Universitas Nancy dari Tahun 1872 hingga 1877.

Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi

29

Geografi abad ke-20 Sebenarnya pendapat yang terlalu melebih-lebihkan pengaruh alam terhadap kehidupan manusia telah diperingatkan oleh Ernst Kapp (1808-1896) dan Oscar Peschel (1816-1875), tetapi barulah mulai benar-benar ditentang oleh Paul Vidal dela Blache (1845-1918) yang dianggap sebagai bapak dari mazhab Perancis, yang mengemukakan ajarannya sebagai Geographi Humaine (Geografi Manusia atau Geografi Budaya). Karangan-karangan Paul Vidal De la Blache diterbitkan oleh ahli geografi Emanuel De Martonne dengan judul Prinsiple De Geographi Humaine. Dalam Geographi Humaine manusia tidak lagi dianggap pasif dalam kehidupannya. Tugas geografi adalah : menyelidiki usaha-usaha manusia di permukaan bumi; menyelidiki bentuk-bentuk yang nyata yang ditinggalkan oleh manusia sesudah dipakainya tempat tinggal. Berhubung Mazhab Prancis ini hendak menyelidiki usaha-usaha manusia dan akibat-akibatnya pada permukaan bumi, maka Mazhab ini disebut juga geografi manusia (Geogrpahi Humaine, Human Geography) atau geografi budaya (Cultural Geography). Pengikut yang termasuk Mazhab Prancis adalah Jean Brunhes (1869-1930). Aliranaliran geografi di Indonesia terutama terpengaruh aliran geografi Belanda yang juga dipengaruhi aliran Prancis ini. Di Nederland geografi budaya tersebut kemudia berkembang menjadi dua aliran lagi, yaitu aliran utrech yang dipelopori oleh Leo van Vunren (1873-1941) yang menganggap bahwa manusia merupakan unsur yang mencipta dan mengubah. Mereka berusaha menemukan hubungan antara kehidupan manusia dengan keadaan alam (tetapi tidak bersifat (Physisch-Deterministis lagi). Aliran yang lain adalah aliran Amsterdam (Stemmetz, Ter Veen) yang menghendaki agar kelompok manusia dan gejala-gejala kelompok dijadikan dasar bagi penyelidikan-penyelidikan geografi. Kedua aliran tersebut akhirnya sampai di Indonesia, tetapi sudah barang tentu di Indonesia akan berkembang aliran-aliran geografi sesuai dengan kehidupan ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Geografi Kontemporer Geografi kontemporer berkembang sesudah PD II, yang ditandai oleh banyaknya perubahan mengenai kualitas hidup di seluruh dunia ini. Perubahan ini ditandai oleh inovasiinovasi teknologi yang berkembang selama dan sesudah PD II yang bersifat revolusioner. Sementara itu dalam waktu yang singkat dalam periode ini telah terjadi peledakan penduduk serta menyebarnya secara cepat jarring-jaring komunikasi, yang menuntut adanya kesadaran, bahwa kemakmuran tidak mungkin dapat dipertahankan lagi dengan adanya konsentrasi manusia yang hidup dan kebodohan dalam bagian-bagian yang lain dari dunia ini. Periode ini ditandai pula oleh adanya dua gejolak: a. Pada Tahun 60-an para mahasiswa geografi terutama mencurahkan perhatiannya pada Science dan matematika, sehingga pengkajian ide-ide geografi melalui sejarah serta literature diabaikan. Hal ini dapat merupakan bahaya pula, sebab orang begitu saja mudah menerima konsep-konsep, teori-teori maupun metode-metode yang telah diletakkan oleh para pendahulu tanpa mengkaji lebih lanjut akan kebenaran yang sesungguhnya. b. Pada Tahun 70-an terjadi suatu gerakan kearah pencarian kebenaran dalam geografi melalui berbagai jalur misalnya literature, filsafat, teknologi, sejarah, Science dan lain-lain. Perang Dunia II membawa perubahan besar-besaran dalam kehidupan manusia. Berbagai perubahan besar tersebut antara lain: 1. Penemuan-penemuan dalam bidang teknologi seperti mesin jet, radar, tenaga nuklir, teknologi dirgantara dan ruang angkasa, teknologi komunikasi dan computer. 2. Perubahan dalam sikap hidup antar bangsa-bangsa, terutama dalam usaha penghapusan penjajahan, dan meredanya kecurigaan rasial. 3. Dalam dunia akademik terjadi gelombang penemuan tidak saja dalam bidang fisika dan kedokteran saja, melainkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, terutama setelah ditemukannya alat bantu analisis seperti komputer, yang memungkinkan perhitunganperhitungan statistik matematik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 31

4. Revisi yang mendasar dalam pendidikan. Mahasiswa tahun 60-an diintrudusir untuk lebih mengutamakan keterlibatannya dalam Science dan matematika dan mengabaikan ilmu-ilmu sosial. Pada Tahun 70-an terjadi reaksi atas hal tersebut, terjadi gerakan baru yang mencari pemahaman secara mendalam melalui seni, music, kesusateraan, filsafat, dan sejarah. Sebagai bidang studi geografi terpengaruh oleh perubahan-perubahan pasang surut ilmu pengetahuan tersebut. Konsep-konsep geografi yang masih relevan dengan perspektif geografi masa kini: 1. Bumi sebagai ruang untuk tempat tinggal (the concept of occupied space). Konsep ini berkaitan dengan pengukuran jarak, arah, luas, kepadatan, keterjangkauan, lokasi. 2. Konsep regional, region adalah bagian dari permukaan bumi yang mempunyai keseragaman dalam faktor-faktor fisik sosial, ekonomi, dan budaya, sehingga mempunyai satu ciri khas (Personality), yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya. Region ini dipakai sebagai alat untuk memilih, mempelajari pengelompokan, menganalisis gejala yang komplek dari muka bumi (analisis regional). 3. Adanya kemajuan dalam teknik dan metode observasi, terutama kemajuan dalam bidang: pemetaan, penggunaan citra foto dan citra satelit udara untuk menggambarkan data geografis secara cepat, penggunaan konsep matematika dan prosedur statistic, konsep sistem keruangan (spatial system), penggunaan sistem analisis misalnya pada human ekosistem, studi tentang letak/tempat sacral (Central place theory), studi tentang penyebarn (difusi) gejala dan masalah geografis, dll. Peter Hagget mengemukakan, bahwa pemikiran Geografi berpusat pada tema-tema sebagai berikut: 1. The areal differentiation theme (perbedaan keruangan atau Geodiversity). Tujuan pokok dalam penelitian geografi adalah mempelajari perbedaan-perbedaan antara tempat-tempat di permukaan bumi. 2. The kandscape theme (Hettner 1859-1941). Landscape mempunyai suatu ciri khas (unik) yang terlihat sebagai suatu personality. 3. The man environment theme (ekologi manusia). Ekologi sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungannya, dan mengkaji adaptasi organisme terhadap lingkungannya.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

4. The spatial distribution theme. Tujuan dari geografi adalah menguraikan dan member keterangan (explanation) tentang penyebaran gejala-gejala di permukaan bumi. 5. The geometric theme. Tradisi ilmu ukur dalam geografi merupakan suatu yang sudah dikenal oleh Erathosthenes (276-194 SM), Khalifah al Mamun (813-833), dsb yang mengadakan pengukuran-pengukuran jarak. Sejak tahun 1950 perhatian ahli-ahli geografi dicurahkan lagi pada segi ini dengan munculnya metode kuantitatif dalam geografi.

Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi

33

BAB IV METODE PENDEKATAN GEOGRAFI 1. Metode Pendekatan Dalam menghampiri, menganalisis gejala dan permasalahan suatu ilmu (sains) diperlukan suatu metode pendekatan (approach Method). Metode pendekatan inilah yang membedakan suatu ilmu dengan ilmu lainnya, walaupun objek yang dikaji sama. Geografi sebagai salah satu ilmu (sains) dalam menghampiri, menganalisis gejala, dan permasalahan geografi, baik menyangkut aspek fisik maupun aspek manusia, menggunakan pendekatan: (1) keruangan; (2) ekologi; dan (3) pendekatan kewilayahan. a. PendekatanKeruangan Dalam pendekatan ini bahwa gejala, fenomena, dan masalah geografi yang menyangkut aspek fisik maupun manusia, tersebar menempati ruang muka bumi. Dalam mengkaji masalah geografi pada wilayah tertentu dapat diawali dari topik-topik tertentu yang menjadi perhatian utama seperti banjir, kemiskinan dan lain-lain. Hal tersebut dikaji sebaran keruangan, jenis, sebab, intensitas dan interrelasinya. Dalam pembahasan ini akan selalu terkait antara aspek fisik dan aspek manusia. Pendekatan keruangan, kajiannya dapat pula diarahkan pada aktivitas manusia dalam ruang/wilayah. Hal ini dapat ditinjau dari sebaran keruangannya aktivitas-aktivitas mana interrelasinya dengan aspek lain, baik menyangkut fisik maupun manusia. Dari hal ini akan terkait karakteristik permasalahannya berkaitan dengan ruang/wilayah, sehingga alternative pemecahannya akan berbeda dengan ruang/wilayah lainnya. Dalam analisis keruangan dikumpulkan data ruang di suatu tempat/wilayah yang terdiri dari data titik (point) dan data bidang (areal). Data titik meliputi letak tentang, tinggi tempat, curah hujan, sampel batuan, tanah, air, dll. Data bidang meliputi data luas hutan, daerah pertanian, luas lahan kritis, dan lain-lain. Hal yang harus diperhatikan dalam analisis keruangan adalah penyebaran, penggunaan ruang dan perencanaan ruang.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Dalam pendekatan keruangan dipergunakan beberapa analisis dalam mengkaji permasalahan geografis. 1) Analisis Lokasi Geografi mengkaji aspek fisik dan manusia dalam konteks keruangan. Berkaitan dengan ruang maka geografi meninjau struktur ruang baru kemudian proses, maka lokasi suatu ruang/wilayah di muka bumi merupakan hal yang sangat penting. Lokasi suatu ruang di muka bumi ada dua yaitu lokasi absolute dan lokasi relative. Lokasi absolute yaitu lokasi dengan posisi ditentukan oleh garis lintang dan garis bujur bola bumi. Lokasi relative yaitu lokasi suatu wilayah yang berhubungan dengan kondisi alam, sosial budaya daerah sekitarnya. Dengan mengetahui lokasi suatu wilayah maka dapat diabstraksikan wilayah tersebut, sehingga karakteristik wilayah terlihat dan dapat diungkap gaya yang dikaji. 2) Analisis Interaksi Gejala dan masalah geografis tersebar dalam ruang/muka bumi, pola penyebarannya secara umum dapat dibedakan tiga, yaitu mengelompok, tersebar merata dan tersebar dengan tidak merata. Analisis penyebaran ini dapat menganalisis pola-pola pemukiman, sebaran sumber daya alam, vegetasi dll, sehingga dapat kita bedakan dari wilayah lainnya. 3) Analisis Interaksi Pada dasarnya wilayah berbeda satu dengan yang lainnya. Pada sisi lain tidak ada satupun wilayah yang dapat memenuhi kebutuhan secara tersendiri. Oleh karena itu terdapat interaksi antar wilayah. Interaksi ini ditandai dengan adanya aliran barang dan orang antar wilayah. Untuk mengukur interaksi keruangan dipakai hukum newton, tentang gravitasi. Model gravitasi yang diterapkan dalam bidang geografi, dapat dianalogikan sebagai ukuran aliran/arus barang dan orang antar region yang kemudian dibagi oleh jarak antar region.

I= I = Interaksi Antar Region P1P2 = Jumlah penduduk masing-masing region D2= Jarak antar region
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 35

Menurut Edward Ullman Adanya interaksi keruangan didasarkan atas tiga faktor: (1) saling melengkapi antar wilayah; (2) kesempatan berintervensi, dan (3) kemudahan pemindahan dalam ruang. Saling melengkapi antar wilayah terjadi karena pada dasarnya kemampuan sumberdaya berbeda, pada sisi lain kebutuhan akan sumberdaya beragam dan keberadaannya terbatas. Hal ini memungkinkan terjadinya aliran barang/orang antar wilayah. Adanya sumberdaya dengan jenis yang sama, adanya daerah lain yang berintervensi terhadap dua daerah yang berinteraksi akan dapat menghambat/mengurangi interaksi antar wilayah. Kemudahan pemindahan dalam ruang adalah jarak yang dilalui dalam satu satuan biaya dan waktu serta karakteristik khusus barang yang dipindahkan. 4) Analisis Difusi Dalam proses interaksi akan terjadi difusi (pemencaran). Difusi ekspansi yaitu proses informasi material menjalar melalui populasi dari suatu daerah ke daerah lain. Difusi penampungan merupakan proses yang sama dengan penyebaran keruangan, informasi, material yang didifusikan meninggalkan daerah yang lama dan berpindah ke daerah yang baru. b. Metode Pendekatan Kelingkungan Lingkungan sebagai semua keadaan yang mengelilingi manusia di setiap tempat di permukaan bumi. Keterkaitan antar manusia dengan lingkungan mempunyai kaitan dengan dua arah. Manusia mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya lingkungan mempengaruhi kehidupan manusia.

Gambar 4.1. Kaitan Penduduk dan Kualitas Lingkungan

Pengaruh umpan balik kualitas lingkungan terhadap manusia, tergantung dari garis ruang dan waktu. Penebangan hutan pada daerah hulu akan mengakibatkan banjir pada daerah

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

hilir (ruang). Penghijauan yang dilakukan saat ini akan dapat dirasakan pada periode mendatang (waktu). Organisme beserta lingkungan hidupnya sebagai suatu kesatuan disebut ekosistem. Dalam ekosistem terdapat bagian yang hidup(biotic) dan bagian yang tidak hidup (abiotik). Bagian yang tidak hidup terdiri dari: bagian yang padat (litosfer), bagian yang cair (hydrosfer) dan bagian berupa selubung udara (atmosfer). Tiap-tiap unit ekosistem (biosfer, hidrosfer, atmosfer dan litosfer) mempunyai sifat-sifat tertentu yang menentukan dalam ekosistem. Antara unit-unit ekosistem ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mempunyai corak tersendiri yang dapat dibedakan dari ekosistem lainnya.

Gambar 4.2. Kaitan Penduduk dan Kualitas Lingkungan

Pendekatan lingkungan dalam geografi, yaitu menerapkan konsep ekosistem dalam mengkaji suatu permasalahan geografi, fenomena, gaya dan masalah mempunyai keterkaitan aspek fisik dengan aspek manusia dalam suatu ruang. Kemiskinan sebagai salah satu masalah sosial, terkait dengan aspek manusia dalam ruang. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tinjauan terhadap suatu masalah dalam rangka mencari alternative pemecahan, harus memperhatikan aspek fisik dan aspek manusia dalam suatu ruang di mana masalah tersebut berada.

c. Pendekatan Kewilayahan Pendekatan kewilayahan: merupakan perpaduan antara pendekatan keruangan dan kelingkungan. Antara wilayah satu dengan lainnya mempunyai perbedaan menyangkut aspek
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 37

fisik dan aspek manusia. Berdasarkan kebutuhan yang terus meningkat kualitasnya maupun kuantitas pada satu sisi, dan keterbatasan sumberdaya pada sisi yang lain, maka antar wilayah saling memerlukan satu sama lain. Pada pendekatan kewilayahan dikaji penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam ruangan, interaksi antar/variable manusia dan variable fisik lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya. Pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kewilayahan dalam kerjanya merupakan satu kesatuan utuh. Pendekatan yang terapan inilah yang disebut pendekatan geografi. Jadi fenomena, gaya, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. Penerapan pendekatan geografi terhadap gaya dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternative-alternatif pemecahan masalah. Dari uraian tentang metode pendekatan anda dapat mengambil contoh analisis dalam pendekatan keruangan dan contoh dalam analisis kelingkungan. Setelah itu anda menyajikan suatu permasalahan misalnya kemiskinan, kemudian dikaji dengan pendekatan/analisis geografis. Karakteristik permasalahan yang ada dalam ruangan dapat dibedakan dalam ruang/wilayah lain. Hal ini membawa konsekuensi dalam pemecahannyapun berbeda antar wilayah.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

BAB V PENGAJARAN GEOGRAFI DI SEKOLAH Dalam kurikulum 1968 dan kurikulum sebelumnya geografi disebut dengan ilmu bumi, isitlah tersebut kurang begitu tepat karena istilah bumi lebih cocok utnuk geologi, yaitu yang mempelajari gejala dan proses alamiah dari kulit bumi. Istilah geografi kita kenal sejak kurikulum 1975, yaitu ilmu pengetahuan yang mencandra, menerangkan tentang manusia, bumi, serta hubungan timbal balik antara keduanya. Dalam kurikulum sebelum Tahun 1975, geografi di sekolah diajarkan secara utuh, dimana tidak ada pemisahan dalam geografi baik fisis maupun sosial segara tegas. Dalam kurikulum 1975 dan kurikulum 1984, dengan adanya pengelompokkan mata pelajaran (IPA, IPS, Bahasa), maka geografi dimasukkan dalam kelompok IPS. Akibatnya geografi tidak diajarkan secara utuh lagi, seperti geografi fisis/alam yang lebih dikenal dengan IPBA masuk dalam IPA. Untuk geografi sosial dan regional (negara-negara dengan kondisi fisis maupun sosialnya), serta beberapa bagian dari geografi fisis/alam: seprti relief, tanah, keadaan perairan (sungai, danau, laut), iklim dan unsur abstrak masuk dalam kelompok IPS. Walaupun demikian pembahasan geografi, antara fisik dan aspek manusia selalu terkait. Geografi di sekolah diajarkan melalui empat macam pengajaran yaitu: 1) Bersifat fisis: seperti keadaan permukaan bumi, batuan kulit bumi, tanah, air (laut, sungai, danau), cuaca iklim dengan segala prosesnya. 2) Bersifat matematis: berupa pengukuran, jarak, luas, termasuk ilmu falak, dan penentuan waktu di bumi. 3) Berifat sosial-ekonomis dan budaya: seperti tentang manusia dengan segala aspek dan aktivitasnya, termasuk juga usaha-usaha manusia dalam memelihara dan melestarikan lingkungannya.

Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi

39

a. Sumbangan Geografi dalam Pendidikan Beberapa sumbangan geografi pada dunia pendidikan yaitu berupa: wawasan ruang, persepsi relasi antar gejala, rasa keindahan, kecintaan tanah air, dan saling pengertian internasional (international understanding). Kesemuannya ini ditanamkan pada anak didik lewat pengajaran, yang juga bisa dilaksanakan di luar kelas: misalnya tentang keindahan alam, pengaruh alam terhadap manusia dan sebaliknya, serta kegiatan manusia melestarikan alam. 1. Wawasan dalam ruang: Dengan geografi, dapat diajarkan tentang konsep keruangan yang ditempati: yang bersangkutan dengan jarak ke tempat lain, pengukuran, arah, dan luas. Fenomena dan gejala geografis tersebar dengan pola yang meruang, misalnya: DAS sebagai suatu ruang. Masalah geografi berhubungan dengan lokasi, penyebaran ukuran, accessibilitas dan hal/benda yang menempati ruangan bumi. Masalah geografis tersebar, berinteraksi, interrelasi dalam ruang serta mempunyai karakteristik tertentu; sedang ruang yang dimaksud adalah permukaan bumi, secara keseluruhan maupun sebagian.

2. Persepsi relasi antara gejala: Pada lingkungan alam (natural environment) tercakup unsur-unsur: kekuatan (letak, luas, bentuk, dan batas), unsur fisis (tanah, relief, air, iklim), serta unsur biotis (flora dan fauna), dengan segala proses dan interaksi antara unsur, termasuk manusia di dalamnya (manusia dengan lingkungannya). Melalui pengajaran geografi dapat diketahui, diamati dan dihayati mengenai relasi timbal balik (reciprocal relationship) antar gejala: yaitu unsur fisis dengan fisis, fisis dengan sosial dan sosial dengan unsur sosial. Sebagai contoh di bawah ini: a) Penerbangan hutan yang tidak teratur daerah hulu aliran sungai (DAS), akan mengakibatkan banjir yang melanda pada daerah bagian hilir.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

b) Pertambahan jumlah penduduk yang cepat (population explotion) mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang berakibat terhadap manusia itu sendiri.

3. Rasa keindahan: Menjelaskan tentang lingkungan alam, yang berupa laut, pegunungan, danau, serta bentangan alam yang melingkupi hidup manusia, akan menimbulkan rasa kagum terhadap ciptaan-Nya. Apalagi dalam pengajaran disertai dengan media berupa foto/gambar yang menarik tentang alam. Tentu hal ini juga dapat membangkitkan rasa cinta akan keindahan alam. Hidup damai dengan lingkungan alam dapat kita tanamkan melalui pengajaran geografi pada anak didik.

4. Cinta terhadap tanah air: Unsur abstrak (letak, luas, bentuk, dan batas), keadaan fisis, sosial ekonomi dan budaya, kekayaan alam, termasuk juga permasalahan yang ada, dari negara dapat kita ajarkan melalui geografi. Dari hal tersebut siswa dapat membandingkan dengan negara lain, termasuk bagaimana peranan dan kedudukan negara kita dalam politik internasional. Kita bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena negara kita dikaruniai sumberdaya alam yang kaya, letak yang strategis, serta beraneka ragam budaya, dan keindahan panorama yang tak ternilai harganya. Hal yang demikian perlu diajarkan pada anak didik agar mengerti tentang negara lain dan lebih cinta terhadap tanah air atau rasa nasionalisme yang tinggi.

5. Saling pengertian internasional Pemahaman terhadap daerah atau negara-negara lain yang mempunyai kondisi fisik dan sosial yang berbeda adalah sangat perlu sekali dalam saling pengertian internasional.
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 41

Sehingga siswa dapat memahami dan mengerti kondisi dan permasalahan negara-negara lain dengan latar belakang kondisi geografis yang ada. Geografi dapat memberikan sumbangan yang besar pada perdamaian dunia saat ini dan masa mendatang dalam bentuk sikap, simpati, toleransi, kerjasama, dan saling menghormati antar sesame manusia, sesame negara, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sehingga dengan demikian pengetahuan dan keterampilan gegorafi dapat meninggalkan pemahaman terhadap lingkungan masyarakat, negara, dan dunia (internasional).

b. Beberapa Hal yang diperhatikan dalam Pengajaran Geografi Geografi dipolakan untuk tujuan pengajaran, sehingga dengan demikian materi yang akan diajarkan perlu disederhanakan, disesuaikan dengan tingkat dan kemampuan anak didik, di samping itu juga harus menarik sehingga lebih mudah untuk dipeljari dan dimengerti. Dari hal yang demikian akan dapat memotivasi anak didik dalam mempelajari dengan baik sehingga rasa bosan terhadap pelajaran dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan sama sekali. Kesemuanya ini adalah merupakan tugas dari guru geografiuntuk mengajarkan sebagai pelajaran yang menarik dan tidak membosankan siswa. Untuk hal tersebut di bawah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan geografi: 1) Geografi Fisis dan Geografi Sosial Dalam geografi terdapat dua unsur pokok, yang masing-masing saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan, unsur tersebut antara lain: a) Keadaan alam (natural realm) yang terdiri dari lingkungan alam serta bentangan alam yang merupakan bagian yang tampak dari lingkungan alam. b) Keadaan manusia (human realm) yang terdiri dari masyarakat, lingkungan sosial, serta bentangan alam budidaya (cultural landscape), yang merupakan kenampakan nyata dari hasil adaptasi manusia dengan lingkungannya. Karena itu dalam mengajarkan geografi haruslah mengkaitkan kedua unsur di atas

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan (unifyning concept). Adanya keterkaitan materi fisis dan sosial tentu akan lebih menarik, serta pemikiran anak didik terhadap materi yang diajarkan tidak terlepas-lepas. Geografi akan menyimpang dari tujuannya apabila konsep penyatuan (unifying concept) tidak terjadi (Bintarto & Surastopo, 1977: 7). Contoh keterkaitan unsur fisis dan sosial: Menjelaskan tentang gunung (fisis) menyangkut juga keadaan penduduk, mata pencaharian serta akibat pengaruhnya. Demikian juga menjelaskan masalah urbanisasi (sosial), tidak terlepas dari pengaruh keadaan lingkungan alam (fisis) daerah asal serta daerah yang dimasuki. 2) Indoor dan Outdoor Study Melihat objek yang dikaji sedemikian luasnya yang meliputi keadaan alam dan sosial, maka dalam mengkaji/mempelajari tidak hanya cukup dalam kelas (indoor) saja, tetapi memerlukan pengamatan di luar kelas (outdoor), untuk mencocokkan antara teori-teori yang didapat dengan kenyataan yang ada di lapngan/di luar kelas. Hanya saja yang sering menjadi masalah dalam hal ini yang berhubungan dengan biaya yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta tenaga atau kemampuan dalam membawa anak didik pada pengenalan lapangan. Studi lapangan tidak harus berhunjung/observasi ke tempat yang jauh atau ke tempat-tempat wisata seperti selama ini dilakukan; tetapi bisa dilakukan di sekitar sekolah sudah banyak faktor/aspek geografis baik fisis maupun sosial yang dapat diamati. Dalam hal ini memerlukan keterampulan guru dalam menjelaskan objek serta memerlukan persiapan yang baik. Kegiatan outdoor studi juga dapat implisitkan pada kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan lapangan seperti kegiatan ekstra kurikuler, dengan demikian jauh akan lebih menarik serta memotivasi anak didik untuk mempelajari, sehingga dengan demikian akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Guru geografi diharapkan tidak saja mengajarkan geografi di dalam kelas tetapi juga sanggup dan mampu membawa anak didiknya utnuk mengadakan pengamatan gejala dan fenomena di luar kelas.

3) Casual Geography dan Causal Geography Dalam Kurikulum 1975, geografi masuk dalam kelompok IPS yang mengandung tujuan:
Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi 43

a) Tujuan materiil yang dalam hal ini dibutuhkan latihan mengingat, yang mengutamakan apa (what), di mana (where) seperti: namanama gunung, sungai, tempat, kota, letak, dan lain-lain; hal ini berguna untuk mendasari pengetahuan secara umum (N. Daldjuni, 1982: 7). b) Tujuan formal yang mengandung pengembangan dan cipta, latihan sikap pribadi, nilai, cinta tanah air, serta kesadaran sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini lebih mengutamakan mengapa (why) dan bagaimana (how) fenomena dan gejala serta masalah geografi seperti: bagaimana hubungan manusia dengan lingkungannya, sehingga timbul hubungan manusia dengan lingkungannya, mengapa timbul masalah penduduk dan lain-lain. Melihat dari tujuan di atas anak didik tidak selalu diajak untuk mengingat nama-nama tempat dan lain-lain, tetapi diharapkan sudah lebih meningkat pada pemahaman, analisis, sintesa, dan sampai evaluasi mengenai geografi. Berkaitan dengan hal di atas umumnya guru geografi dalam mengantarkan materi geografi, baru sampai pada bentuk Casual Geography, di mana yang dikemukakan hanya berupa kasus-kasus (case) saja. Sebagai contoh: banjir, gunung, kepadatan penduduk, urbanisasi dan lain-lain, yang dikemukakan berupa permasalahannya saja dan belum sampai sebab akibatnya. Causal Geography yaitu mengungkap lebih luas dalam mencari hubungan sebab dan akibat (cause) serta mencari alternative bagi pemecahan masalah, dan hal inilah yang sering diabaikan oleh guru geografi. Misalnya: masalah banjir dikaji tentang permasalahannya (case) dan juga causalnya (cause), dimana, apa akibatnya, bagaimana penanggulangannya, serta usaha-usaha yang dapat dilakukan, sehingga dibahas kasus serta kausal atau sebab akibatnya, dari fenomena dan permasalahan geografis yang menyanglut segi fisis serta segi manusia termasuk aspek kehidupannya. Geografi sebagai bahan yang diajarkan di sekolah mempunyai objem materi yang menyangkut manusia dan lingkungan alamnya serta keterkaitan antar keduanya. Dari objek yang demikian serta rumit, maka sebagai bahan pelajaran untuk anak didik perlu disederhanakan, disesuaikan dengan kemapuan serta tingkat anak didik, termasuk juga disesuaikan dengan lingkungannya.

Buku Ajar Dasar- Dasar Geografi

Mengajar adalah mengorganisasi atau mengatur lingkungan dan menghubungjannya dengan anak didik, sehingga terjadi suatu proses belajar, dengan demikian menhajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks sekali, di mana kita mengintegrasikan semua keterampilan yang dimiliki; termasuk di dalamnya yaitu ketrampilan membuat agar pelajaran (geografi) menarik untuk dipelajari dan dapat memotivasi anak didik dalam mempelajarinya dengan baik.

Hal yang tidak boleh diabaikan dalam proses belajar mengajar yaitu orientasi pada siswa dan bukan pada guru semata; karena itu seorang guru geografi dalam meningkatkan mutu keprofesionalannya, hendaknya melengkapi serta mengembangkan ketrampilan/teknik dalam mengajarnya. Sehubungan dengan hal di atas beberapa kegiatan yang perlu ditekankan dalam meningkatkan kemangkusan (effectiveness) proses belajar mengajar, di mana geografi sebagai bahan yang diajarkan di sekolah. Geografi sebagai ilmu (sains) mengkaji aspek fisik dan manusia dalam konteks keruangan.berdasarkan objek yang dikaji maka definisi masing-masing pakar berbeda-beda tergantung dari interst objek kajiannya. Tetapi ada suatu benang merah penghubungnya yaitu adanya hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Sistematika geografi manusia, geografi regional dan teknik geografi. Dalam mengkaji berbagai permasalahan yang ada geografi menggunakan pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan, yang kesemuanya disebut pendekatan geografi. Geografi lebih dicirikan oleh pendekatannya bila dibandingkan dengan objeknya, sebab mencakup objek kajian yang begitu luas. Keruangan sebagai ciri geografi maka terdapat konsep essensial meliputi konsep aglomerasi, jarak letak, ketergantungan, interaksi, distribusi/diferensiasi keruangan dan keterpaduan/sintesis.

Lampiran Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Geografi

45

You might also like