You are on page 1of 9

Mengapa ada FILSAFAT ILMU GEOGRAFI? Nama : Eka Kristina Yeimo,S.

Pd NPM : 1206179403

1. Filsafat Ilmu
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta philosophy (Inggris). Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana atau mencintai kebijaksanaan. Penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya Ahli pengetahuan, Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap orang yang mengalami kesukarankesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.1 Menurut Prof, I.R. Pudjawijatna menerangkan juga Filo artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha mencapaiyang diinginkannya . Sofia artinya kebijaksanaan artinya pandai, mengerti dengan mendalam
2

Pandagan tentang filsafat yang dikemukakan oleh kedua ahli ini tentang manusia yang mencintai kebijaksanaan dan ingin terus menerus mencari dan mengugkapkan kebenara ilmu pengetahuan, dengan pandai, namun ia tidak akan mencapai tepinya karena perkara
1 2

Lisa,2006 dalam Ahmad hanafi, Ma, Pengantar filsafat islam , Bulan Bintang Jakarta 1990) hal 3
Lisa,2006 dalam H. Endang Saifuddin Anshari, M,A ,ilmu Filsaft dan Agama. Bina Ilmu tahun 1981

yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.

Manusia atau Homo Sapien adalah mahluk yang berfikir yang berbeda dengan mahluk lain ( AgusteRodin 1870-1917 ). Proses berfikir manusia dalam menelaah ilmu inilah yang di sebut juga dengan filsafat. Berfilsafat berarti dapat diartikan sebagai berfikir, ciri berfikir filsafat adalah Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai ke akar permasalahannya. Sistematik, berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggung jawab. Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seleuruh aspek. Dan Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya.

Cara berfikir filsafat ini mencul karena adanya pertanyaan atas jawaban secara lebih mendalam, dan mempersoalkan pertanyaan yang diajukan secara mendalam ( Socrates ( 470 399 sm ).

Untuk memberi jawaban terhadap sejumlah pertanyaan yang mendalam mencakup ilmu. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri tertentu. Bidang ilmu yang satu dapat dibedakan dari bidang ilmu lainnya didasarkan pada jawaban atas ke tiga pertanyaan pokok sebagai ciri ilmunya yaitu (1) dasar ontologi ilmu, (2) dasar epistemologi ilmu dan (3) dasar axiologi ilmu. Apa yang ingin diketahui atau apa yang menjadi bidang telaah ilmu merupakan pertanyaan dasar ontologi. Bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh merupakan dasar pertanyaan epistemologi (teori pengetahuan). Sedangkan apa kegunaan ilmu adalah

pertanyaan dari segi axiologinya (teori tentang nilai). Jawaban dari ke tiga pertanyaan dasar tersebut merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.3

2. Geografi
Haggett (2001) dalam bukunya: Geography. A Global Synthesis menyebutkan berbagai definisi geografi (p. 763) dan salah satunya adalah Geography is an integrative discipline that brings together the physical and human dimensions of the world in the study of people, places, and environments yang dirumuskan oleh American Geographical Society tahun 1994. Dalam definisi tersebut tersirat pengertian yang jelas bahwa geografi merupakan disiplin ilmu bersifat integratif yang mempelajari obyek studi (penduduk, tempat dan lingkungannya) dalam dimensi fisik dan manusia. Sementara I Made Sandy (1973) mengetengahkan sebuah definisi geografi sebagai bidang ilmu yang mempelajari berbagai gejala di permukaan bumi dalam perspektif keruangan. Sandy ingin menekankan bahwa gejala apapun dapat menjadi bidang telaah geografi jika ditinjau dari sudut pandang keruangan Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa geografi adalah bidang ilmu yang bersifat integratif yang mempelajari gejala - gejala yang terjadi di muka bumi (dalam dimensi fisik dan dimensi manusia) dengan menggunakan perspektif keruangan (spatial perspective). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek keruanganlah yang menjadi ciri pembeda bidang geografi dengan bidang ilmu lain. 4

3. Filsafat Ilmu Geografi


Berdasarkan hal - hal yang telah diuraikan sebelumnya sampailah kita pada pertanyaan bagaimana menjelaskan geografi sebagai bidang ilmu yang dapat disejajarkan dengan bidang
3 4

Dr.Djoko Harmantyo,M.Si, Geografi dalam Persfektif filsafat ilmu ibid

ilmu lainnya? Untuk menjawab hal itu maka akan ditelaah secara singkat bagaimana ilmu geografi menjawab ke tiga pertanyaan dasar ontologi ilmu, epistemologi ilmu dan axiologi ilmu. a.Ontologi ilmu geografi

Mengacu pengertian geografi yang telah disampaikan di atas maka dapat dijelaskan bahwa apa yang ingin diketahui ilmu geografi adalah berbagai gejala keruangan dari penduduk, tempat beraktifitas dan lingkungannya baik dalam dimensi fisik maupun dimensi manusia. Perbedaan dan persamaan pola keruangan (spatial pattern) dari struktur, proses dan perkembangannya adalah penjelasan lebih lanjut dari apa yang ingin diketahui bidang ilmu geografi. Aspek Ontologi Geografi meliputi :

a. Konsep Geografi, secara etimologi berarti ilmu bumi, secara terminologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam kontekskeruangan b. Ruang lingkup Geografi adalah aspek alam dan aspek kemanusiaan.

c. Obyek studi, berupa obyek material adalah geosfer meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer, sedangkan obyek formal berupa analisis keruangan, ekologi dan kewilayahan. d. Konsep geografi meliputi konsep : lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, geomorfologi, aglomerasi, perbedaan wilayah, nilai kegunaan, interaksi dan keterkaitan keruangan. Berikut disampaikan contoh sederhana hasil penelitian yang memperlihatkan sifat integratif. 1. Penelitian tentang bentang alam (geomorfologi) di suatu daerah memperlihatkan hubungannya dengan aktivitas penduduk di mana ada kecenderungan kegiatan penduduk

terkonsentrasi di wilayah dataran alluvial dibanding unit bentang alam lainnya. Hal ini dapat dijelaskan antara lain berdasarkan teori ekonomi (efisiensi biaya dan aksesibilitas). Teori pusat (central place theory) Christaller dengan model hexagonalnya yang terkenal menggunakan salah satu asumsi yaitu hanya berlaku pada daerah yang memiliki bentang alam homogin. 2. penelitian tentang sampah,membuangan sampah di DAS dapat memyebabkan buruknya kualitas air, menganggu ekosistem biota air,banjir, sarana pembawa penyakit dan terjadi sedimentasi pada dasar sungai. Pengetahuan tentang berbagai gejala (fisik maupun sosial) yang berlangsung di muka bumi yang direpresentasikan sebagai gejala keruangan (spatial phenomena) suatu obyek tertentu (yang dapat diamati oleh panca indra manusia) merupakan jawaban dari apa yang ingin diketahui ilmu geografi. Persoalan selanjutnya adalah bagaimana ilmu geografi menjawab pertanyaan tersebut. Berkenaan dengan itu secara singkat akan ditelaah tentang epistemology ilmu geografi.

b. Epistemologi ilmu geografi

Seperti bidang ilmu lainnya, bidang ilmu geografi dapat menggunakan metode deduktif, metode induktif atau gabungan ke dua metode tersebut, tergantung persoalan yang ingin dijawab. Sebagai contoh sederhana, apabila ingin mengetahui hubungan antara sampah yang dibuang ke DAS dengan kualitas air maka yang pertama harus dilakukan adalah menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

apakah jika ya,

terdapat apakah

hubungan

logis

antara bersifat

Sampah satu arah

dan atau

kualitas dua

air? arah?

hubungannya

selanjutnya, apakah hal tersebut pernah diteliti dan teori apa yang digunakan peneliti Apabila kerangka berpikir rasionalisme terpenuhi maka sebagai seorang

sebelumnya?

peneliti kita harus dapat membuktikan sendiri bagaimana hubungan dari gejala - gejala tersebut dengan menggunakan kerangka berpikir empirisme. Artinya, adanya dukungan teori dasar untuk meneliti dan ketersediaan data empiris merupakan hal yang pokok untuk menemukan jawaban yang benar dari pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya, peneliti harus menetapkan metode dan pendekatan apa yang harus digunakan. Contoh bagaimana menjawab sampah yang mencemari air sungai. Untuk menjawab ini digunakan metode deduktif. Sesuai dengan penjelasan diatas terdapat hubungan logis antara sampah dan kualitas air,hubunganya bersifat satu arah, penelitian ini pernah dilakukan dengan mengunakan parameter fisik, kimia dan biologi dan pendekatan ekologi.

c. Axiologi ilmu geografi

Axiologi berarti teori tentang nilai dari ilmu. Salah satu nilai dari aplikasi ilmu geografi adalah peta. Peta dikatakan sebagai satu sarana untuk dapat menyajikan fakta geografi yang memenuhi pola berpikir keruangan, secara cepat dan mudah dipahami. Dari sebuah peta dapat dikenali berbagai elemen ukuran sebuah gejala seperti titik, garis, area, arah, jarak, luas, kepadatan, kerapatan dan lainnya sebagai satuan ukuran karena bidang ilmu geografi harus dapat terukur. Dari skala peta dapat dinilai tingkatan informasinya, dari yang bersifat umum sampai informasi yang lebih rinci dari sebuah populasi.

Bidang ilmu geografi sampai saat ini masih eksis karena memang memiliki nilai kegunaan bagi umat manusia baik untuk pengembangan keilmuannya maupun terapannya untuk peningkatan kesejahteraan. Oleh karena ilmu bersifat netral maka pengetahuan yang dihasilkan apakah bermanfaat atau bahkan menyebabkan bencana bagi umat manusia pada dasarnya ditentukan oleh para ilmuwan itu sendiri. Sebuah peta yang disajikan secara

sengaja untuk menyesatkan pihak lain merupakan sebuah bencana bagi penggunanya karena informasinya tidak tepat, akurat dan lengkap. Akibatnya, pengguna peta tidak menemukan informasi yang dibutuhkan setelah menghabiskan sumberdaya yang tidak sedikit. Dalam sebuah peperangan, peta dapat menjadi senjata andal untuk mengecoh dan mengalahkan musuh karena legenda peta sengaja diubah sehingga senjata musuh tidak mengenai sasaran. Dalam kaitan ini suatu kegiatan analisis citra satelit yang dilakukan tanpa ground-check yang cermat akan menghasilkan peta citra satelit yang menyesatkan. Apalagi jika secara mentah mentah data citra digital digunakan untuk membuat pemodelan maka akan dapat diduga informasi hasil interpretasi citra yang dihasilkan sulit dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, apapun kelemahan yang ada dengan menggunakan sarana citra satelit perlu dikemukakan selengkapnya, bukan hanya keunggulannya. Di sini menyangkut dasar epistemologisnya dimana jika putih katakan putih atau jika ada kelemahan katakan kelemahannya dengan jujur.

Esensi dasar axiology ilmu geografi erat kaitannya dengan ontologinya dan karena itu sebaik-baiknya pengetahuan yang dihasilkan sangat tergantung dari yang memiliki pengetahuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa moral pemilik ilmu tersebut merupakan factor yang menentukan apa sebenarnya nilai manfaat pengetahuan yang dimiliki bagi umat manusia.
7

Aspek Aksiologi dari geografi adalah

Setiap lapisan yang dipelajari dalam geografi baik atmosfer. Hidrosfer, biosfer, lithosfer maupun antroposfer selalu mengandung hakekat nilai/manfaat, meliputi:

1. Subjektivisme (kegunaannya bagi manusia). Contoh : Seorang geograf ingin menjadikan suatu wilayah tertentu untuk dijadikan sebagai lahan pertanian atau perkebunan, maka terlebih dahulu mengkaji jenis iklimnya, morfologi, kondisi air tanah dan jenis tanah dan tingkat kesuburannya pada suatu wilayah tersebut. 2. Obyektifisme logis (hasil percobaan, pengukuran, bersifat empiris). Contoh : Ingin melihat pola curah hujan dalam suatu wilayah, seberapa besar kemampuan tanah dalam meneyerap air (infiltrasi) dll.

Jenis nilai etika dan estetika, misalnya jika tidak beretika dalam menggunakan wilayah maka bisa saja terjadi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dll.

4. Kesimpulan 1. Berfilsafat berarti berfikir, ciri berfikir filsafat adalah radikal,sistematik, universal,
2. Yang ingin diketahui dalam ilmu geografi ( antology ) adalah berbagai gejala keruangan dari penduduk, tempat beraktifitas dan lingkungannya baik dalam dimensi fisik maupun dimensi manusia. Perbedaan dan persamaan pola keruangan (spatial pattern) dari struktur, proses dan perkembangannya adalah penjelasan lebih lanjut dari apa yang ingin diketahui bidang ilmu geografi. Bagaimana caranya memperoleh ( Epistemologi) hal hal yang telah disebutkan diatas yaitu dengan mengunakan metode deduktif, metode induktif atau gabungan ke dua metode tersebut, serta data yang akurat dan teori yang mendukung. tergantung persoalan yang ingin dijawab.setelah apa yang ingin di ketehui telah di peroleh apa esensi dari
8

yang telah diperoleh dalam ilmu geografi salah satunya adalah peta yang dapat di manfaatkan oleh manusia( axioma ).5

Daftar Pustaka
http://www.google.com.Lina,2006.Pengantar Filsafat dan Ilmu.Cirebon: http://www.google.com.Harmantiyo,Djoko.Geografi Dalam Perspektif Filsafat Ilmu. Bertens,K.1999.Sejarah Filsafat Yunani.Yogyakarta:Kanisius http://www.google.com.Octaf.Filsafat Geografi.

ibid

You might also like