You are on page 1of 34

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya.

1.2 Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang sumber-sumber dana bank dan kegiatan mengalokasikan dana bank tersebut.

1.3 Rumusan masalah 1. Apa definisi dari Sumber Dana Bank? 2. Dari mana sumber-sumber dana bank? 3. Apakah simpanan Giro (Demand Deposit)? 4. Apakah Simpanan Tabungan (Saving Deposit)? 5. Apakah Simpanan Deposito (Time deposit) 6. Apakah Pengertian Pengalokasian Dana? 7. Apakah hal-hal yang berhubungan dengan kredit? 8. Bagaimanakah penggunaan dana Bank Syariah?

1.4 Tujuan Makalah ini mempunyai tujuan untuk: 1. Mengetahui definisi dari Sumber Dana Bank 2. Mengetahui dari mana sumber-sumber dana bank 3. Mengetahui tentang simpanan Giro (Demand Deposit) 4. Mengetahui tentang Simpanan Tabungan (Saving Deposit) 5. Mengetahui tentang Simpanan Deposito (Time deposit) 6. Mengetahui pengertian dari pengalokasian 7. Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kredit 8. Mengetahui penggunaan dan Bank Syariah

1.5 Manfaat 1. Bagi mahasiswa Memberikan informasi tentang sumber-sumber dana bank dan pengalokasiannya. Membantu mahasiswa dalam mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank 2. Bagi umum Memberikan informasi tentang sumber-sumber dana bank dan pengalokasiannya. Memberi pengetahuan tentang bank.

BAB II ISI

2.1 Pengertian Sumber Dana Bank


Bagi sebuah bank sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan dan persoalan paling utama. Dana bank / loanable fund merupakan sejumlah uang yang dimiliki atau aktiva lancar yang dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-waktu akan diambil kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur.

2.2 Sumber-sumber dana bank


Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumbersumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari: a. Setoran modal dari pemegang saham b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang. c. Laba yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.
3

Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat.

2. Dana yang bersumber dari masyarakat luas Teori Liquidity Preference (John Maynard Keynes): menjelaskan mengapa sewaktuwaktu unit uang itu tidak beredar (idle money). Idle money (uang tidur) adalah uang kartal yang tidak dipergunakan untuk membayar transaksi karena disimpan oleh pemiliknya (seperti dalam dompet, box (brankas). Yang menyebabkan idle money adalah : transaction motive/motif transaksi: seorang menyimpan tunai tidak membelanjakan pendapatanya sekaligus karena ingin mengatur uangnya pada masa yang akan dating.... precautionary motive/motif berjaga-jaga: seseorang menyimpan sebagian

pendapatannya karena ingin menjaga hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di masa yang akan datang Speculatif Motive/motif spekulasi : sesorang menahan sebagian uangnya karena spekulasi harga/bunga di masa yang akan datang meningkat, atau harga akan dimasa yang akan datang. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank) dana tersebut terdiri atas Giro (demand deposit), deposito (time deposit) dan tabungan (saving). 3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya. Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas. Pencarian dari sumber ini relative lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari: a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas.
4

b. Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan kepada bankbank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring. c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi kedalam tiga jenis yaitu simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposit.

2.3 Simpanan Giro (Demand Deposit)


UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu. Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan yang tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi persyaratan lain yang diterapkan oleh bank yang bersangkutan. Perngertian penarikan adalah diambilnya uang tersebut dari rekening ggiro sehingga menyebabkan giro tersebut berkurang, yang ditarik secara tunai maupun ditarik secara non tunai (pemindahbukuan). Penarikan secara tunai adalah dengan menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro. Jenis-jenis sarana penarikan untuk menarik dana yang tertanam di rekening giro adalah sebagai berikut: a. Cek (Cheque)

Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti yang diatur di dalam KUH Dagang Pasal 178 dengan syarat yaitu: Pada surat cek harus tertulis perkataan CEK Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu Nama bank yang harus membayar (tertarik) Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan Tanda tangan penarik

Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik sejumlah uang yang diinginkan adalah sebagai berikut: Tersedianya dana Ada materai yang cukup Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek Jumlah uang yang tertulis diangka dengan huruf haruslah sama Memperlihatkan masa kadaluarsa cek, yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek tersebut Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di specimen (contoh tanda tangan) Tidak diblokir pihak berwenang Resi cek sudah kembali Endorsement cek benar Kondisi cek sempurna Rekening belum ditutup Dan syarat-syarat lainnya

Jenis-jenis cek adalah Cek atas nama Cek atas unjuk Cek silang Cek mundur Cek kosong

Bilyet Giro Bilyet Giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukuan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank yang lainnya. Syarat-syarat yang berlaku untuk bilyet giro agar pemindahbukuannya dapat dilakukan antara lain: ada nama bilyet giro dan nomor serinya perintah tanpa syarat untuk memindahbukuan sejumlah uang atas beban rekening yang bersangkutan. Nama dan tempat bank tertarik Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf Nama pihak penerima Tanda tangan penarik atau stempel penarik jika si penarik merupakan perusahaan Tanggal dan tempat penarikan Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut

Masa berlaku dan tanggal berlakunya bilyet giro juga diatur sesuai persyaratan yang telah ditentukan seperti: Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai dari tanggal penarikannya Bila tanggal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan berlaku pula sebagai tanggal efekti Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif dianggap sebagai tanggal penarikan
7

Dan persyaratan lainnya.

Alat pembayaran lainnya Adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas yang ditandatangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank lain. Surat perintah ini dapat bersifat tunai atau pemindahbukuan, seperti surat perintah pembayaran melalui proses kliring dan apabila ditunjukan pada bank yang sama maupun di lain kota maka lewat transfer, serta ada juga surat kuasa.

Perbedaan Cek dan Bilyet Giro No 1 1 2 2 4 3 Keterangan Identitas Cek Atas nama Atas unjuk Bilyet Giro Atas nama

Sifat

Tunai dan non tunai Hanya ada satu tanggal

Non tunai

Tanggal

Ada dua tanggal

2.4 Simpanan Tabungan (Saving Deposit)


Pengertian tabungan menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu. Alat-alat penarikan tabungan a. Buku Tabungan b. Slip penarikan c. Kwitansi d. Kartu yang terbuat dari plastic (ATM)

Jenis-jenis Tabungan: a. Tabanas - Tabanas Umum - Tabanas Pemuda - Tabanas Pelajar - Tabanas Pramuka b. Taska, yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa c. Tabungan lainnya, yaitu tabungan selain tabanas dan taska.

Hal-hal lainnya yang dapat diatur oleh bank penyelenggara dan sesuai dengan ketentuan BI. Pengaturan sendiri oleh masing-masing bank agar tabungan dibuat semenarik mungkin sehingga nasabah bank tertarik untuk menabung di bank yang mereka inginkan. a. Bank Penyelenggara Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik bank pemerintah maupun bank swasta, dan semua bank umum serta Bank Perkreditan Rakyat. b. Persyaratan Penabung Untuk syarat-syarat menabung, seperti prosedur-prosedur yang harus dipenuhi, seperti jumlah setoran, umur penabung maupun kelengkapan dokumen tergantung bank yang bersangkutan. c. Jumlah Setoran Baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali menabung maupun setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di buku tabungan tersebut, juga diserahkan kepada bank penyelenggara. d. Pengambilan Tabungan Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak melebihi saldo minimal dan frekuensi penarikan dalam setiap harinya, apakah setiap saat atau setiap hari tergantung bank yang yang bersangkutan. e. Bunga dan insentif Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan apakah harian, saldo rata-rata, atau saldo terendah diserahkan sepenuhnya kepada bank-bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, baik berupa hadiah, cendramata, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk menarik nasabah agar menabung.
9

f. Penutupan tabungan Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan tertentu. Sebagai contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi selama tiga bulan.

2.5 Simpanan Deposito (Time Deposit)


Simpanan Deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, di mana simpanan deposito mengandung unsure jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak adapat ditarik setiap saat atau setiap hari. Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia adalah: a. Deposito berjangka Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo (jangka waktu) sesuai jangka waktunya, baik ditarik tunai maupun non tunai dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya. Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan ada batas minimalnya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dikenakan penalty rate (denda). b. Sertifikat Deposito Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjual belikan atau dipindah tangankan kepada pihak lain. Pencairan uang sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka, baik tunai maupun non tunai. Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah bulat. Dengan demikian, nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama. Faktor Penentu Kebutuhan Dana Bank : Ketentuan Pemerintah Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) Area Operasional Bank
10

Produk Jasa Bank Tujuan Bank Pimpinan Bank Kebutuhan Likuiditas Yang Dimiliki Tingkat Kualitas dari Aset Struktur dari Tabungan Tingkat Kualitas dan Sistem Operasional Bank Tingkat Kualitas Pemilik Bank

PERANAN BANK Mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara karena: a. Sebagai pengumpul dana dari Surplus Spending Unit (SSU) dan penyalur kredit kepada Defisit Spending Unit (DSU) b. Tempat menabung yang efektif dan produktif c. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran praktis, aman dan ekonomis d. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan penerbitan L/C e. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi Contoh Perhitungan Bunga Contoh perhitungan bunga tabungan Transaksi yang terjadi di rekening Tn Ray Ibrahim selama bulan Juni 2001: Tgl 1 Juni setor tunai Tgl 10 Juni setor tunai Tgl 12 Juni tarik tunai Tgl 16 Juni transfer masuk Tgl 20 Juni tarik tunai Tgl 30 Juni setor tunai Rp. 6.000.000 Rp.4.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 1.000.000

Sedangkan pembebanan suku bunga 18% untuk perhitungan saldo terendah dan untuk saldo harian dengan suku bunga sebagai berikut:
11

Dari tgl 1 s.d. 10 bunga Dari tgl 11 s.d. 20 bunga Dari tgl 20 s.d. 30 bunga

= 18% / Tahun = 15% / Tahun = 20% / Tahun

Pertanyaan: berapa bunga bersih yang Tn Ray terima dengan menggunakan saldo terendah dan saldo harian jika dikenakan pajak 15%. Kemudian buatkan laporan tabungannya. Jawab:

Laporan Rekening Tabungan Tn. Ray Ibrahim Per 30 Juni 2001 Dalam ribuan rupiah Tgl 1 10 12 16 20 30 5.000 1.000 3.000 2.000 Transaksi Debet 6.000 4.000 Kredit Saldo 6.000 10.000 7.000 9.000 4.000 5.000

1. Perhitungan bunga dengan saldo terendah Saldo terendah bulan ini adalah Rp. 4.000.000,Jadi bunga = Pajak 15 % x Rp 60.000 Bunga bersih = Rp 9.000,= Rp 51.000,-

2. Perhitungan dengan saldo harian adalah : Tgl 1 s.d. 9 Juni Bunga = Tgl 10 Juni Bunga = Tgl 11 Juni
12

Bunga = Tgl 12 s.d. 15 Juni Bunga = Tgl 16 19 Juni Bunga = Tgl 20 Juni Bunga = Tgl 21 s.d. 29 Juni Bunga = Tgl 30 Juni Bunga = Total bunga harian Pajak 15% x Rp 86.084,Bunga bersih = Rp 86.084,= Rp 12.913 = Rp. 73.171,-

Contoh perhitungan deposito berjangka Nn. Nuryan Migami ingin menerbitkan deposito berjangka waktu 6 bulan. Nominal yang diinginkan adalah Rp. 40.000.000,- dan pembayaran secara tunai. Bunga 18% PA(per tahun) dan bunga diambil setiap bulan tunai. Setelah jatuh tempo deposito tersebut dicairkan dan uangnya diambil tunai. Pertanyaan: Berapakah bunga yang Nn. Nuryan terima setiap bulan jika dikenakan pajak 15%? Jawab: Bunga = Pajak = Bunga bersih per bulan = Rp. 510.0000

Contoh perhitungan bunga sertifikat deposito Tn. Ray Ibrahim ingin membeli 10 lembar sertifikat deposito nominal @Rp. 10.000.000,dengan bunga 7,5% PA dan Pajak 15%. Jangka waktu sertifikat deposito adalah 12 bulan.

13

Pertanyaan: Berapa jumlah bunga yang diterima Tn Ray jika bunga diambil setiap bulan? Jawab: Nominal sertifikat Deposito 10 lembar x 10.000.000 = Rp. 100.000.000,Bunga = Pajak = Jumlah yang harus dibayar adalah = Rp 5.312.500,-

Contoh perhitungan bunga deposit on call Tn. Arbi Kuris memiliki uang sejumlah Rp. 200.000.000, ingin menerbitkan deposit on call mulai hari ini tanggal 2 mei 2001. Bunga yang telah dinegosiasi adalah 3% PM dan diambil pada saat pencairan. Pada tangga 18 Mei 2001 Tn. Arbi Kuris mencairkan deposit on callnya. Pertanyaan: Berapa jumlah bunga yang Tn. Arbi Kuris terima pada saat pencairan jika dikenakan pajak sebesar 15%? Jawab: Bunga = Pajak = Bunga yang diterima = Rp. 2,720.000,-

14

2.6 Kegiatan mengalokasikan dana


Kegiatan bank setelah menghimpun dana adalah mengalokasikan dana tersebut, pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan membelikan berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank. Keuntungan utama bisnis perbankan adalah selisih antara bunga dari sumbersumber dana dengan bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu. oleh karena itu, baik faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang peranan yang sma pentingnya di dunia perbankan. Penentuan bunga sumber dana akan sangat berpengaruh terhadap alokasi dana yang akan dibebankan. Kegiatan alokasi dana yang akan dibahas di sini adalah alokasi dana dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit bagi bank berdasarkan prinsip konvensional dan pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.

2.7 Hal-hal yang berhubungan dengan kredit dan pembiayaan


Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga sedangka bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.

15

Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman. Unsur-unsur kredit Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. b. Kesepakatan Unsure kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit yang dituangakan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. c. Jangka waktu Jangka waktu ini mencakup masa pngembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. d. Risiko Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai maupun risiko yang tidak disengaja, misalnya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah. e. Balas jasa Bisa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit yang merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berprinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

16

Tujuan kredit a. Mencari keuntungan Keuntungan ini berbentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. b. Membantu usaha nasabah Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana untuk dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerintah Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank Membuka kesempatan kerja Meningkatnya jumlah barang dan jasa Menghemat devisa negara Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor. Disamping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan daya guna uang b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c. Untuk meningkatkan daya guna barang d. Meningkatkan peredaran barang e. Sebagai stabilitas ekonomi f. Untuk meningkatakan kegairahan berusaha g. Untuk meningkatakan pemerataan pendapatan h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Jenis-jenis kredit a. Dilihat dari segi kegunaan Kredit investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contohnya untuk membangun pabrik dan mesin-mesin.
17

Kredit modal kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contohnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, atau biayabiaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

b. Dilihat dari segi tujuan kredit Kredit produktif Digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Contohnya kredit yang diberikan untuk membangun pabrik yang akan menghasilkan barang. Kredit konsumtif Digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, dll.

Kredit perdagangan Digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannyadiharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Contohnya kredit ekspor dan impor.

c. Dilihat dari segi jangka waktu Kredit jangka pendek Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Kredit jangka menengah Kredit yang berkisar antara satu sampai tiga tahun, iasanya untuk investasi. Kredit jangka panjang Kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. d. Dilihat dari segi jaminan Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Kredit tanpa jaminan Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
18

e. Dilihat dari segi sektor usaha Kredit pertanian Kredit peternakan Kredit industry Kredit pertambangan Kredit pendidikan Kredit profesi Kredit perumahan Dan sektor-sektor lainnya.

Jaminan kredit Jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut: 1. Dengan jaminan a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-mesin / peralatan, barang dagangan, tanaman / kebun / sawah, dan lainnya. b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti sertifikat saham, obligai, tanah, deposito, rekening tabungan yang dibekukan, rekening giro yang dibekukan, promes, wesel, dan surat tagihan lainnya. c. Jaminan orang Jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung risikonya. 2. Tanpa jaminan Biasanya diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan professional sehingga kemungkinan macet sangat kecil dan dapat pula dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.

19

Prinsip - Prinsip Pemberian Kredit Kriteria penilaian umum yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah bank yang benar-benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut: 1. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang. Watak dari orang-orang yang diberikan kredit harus dapat dipercaya. Untuk dapat membaca atau sifat dari debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik pekerjaan maupun pribadinya. 2. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity disebut juga Capability. 3. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan , berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman. 4. Condition Untuk menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, social dan politik yang ada sekarang ini dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. 5. Colateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabahbaik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan harus diteliti

20

keabsahan dan kesempurnaannya. Sehingga jika terjadi masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut: 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya. 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. 3. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit (apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Karena apabila fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Payment Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. 6. Profitability Analisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat.

21

7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Aspek - Aspek Penilaian Kredit Untuk menilai kelayakan suatu kredit harus dinilai dengan seluruh aspek yang ada yang dikenal dengan studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang. Aspek-aspek yang dinilai antara lain meliputi: 1. Aspek yuridis/hukum Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemiliknya dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahan dari dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti: Surat Izin Usaha Industri (S.I.U.I) untuk sektor industri Surat Izin Usaha Perdagangan (S.I.U.P) untuk sector perdagangan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Keabsahan surat surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah dan sertifikat deposito Serta dokumen-dokumen yang dianggap penting lainnya, seperti KTP. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah: Hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan datang Peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai Prospek produk secara keseluruhan
22

3. Aspek Keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping itu hendaknya dibuat cashflow keuangan perusahaan sehingga dapat dinilai layak atau tidak usaha tersebut, termasuk keuntungan yang diharapkan. Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya mencakup antara lain: Rasio likuiditas Rasio solvabilitas Rasio remabilitas Payback Period Net Present Value (NPV) Profitability Index (PI) Internal Rate of Return (IRR) Break Event Point (BEP)

4. Aspek Teknik/Operasi Aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. 5. Aspek Manajemen Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan juga menjadi pertimbangan lain. 6. Aspek sosial ekonomi Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat secara umum seperti: Meningkatkan ekspor barang atau sebaliknya mengurangi ketergantungan terhadap impor Mengurangi pengangguran Meningkatkan pendapatan masyarakat
23

Tersedianya sarana dan prasarana Membuka isolasi daerah tertentu

7. Aspek amdal Amdal atau analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Prosedur Pemberian Kredit Maksudnya adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan atau dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: 1. Pengajuan berkas berkas Dalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. a. Pengajuan Proposal hendaknya berisi: latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihakpihak pemerintah dan swasta termasuk pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usaha selama ini. Maksud dan tujuan Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya. Besarnya kredit dan jangka waktu
24

Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cashflow serta laporan keuangan 3 tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan , maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon. o Cara pemohon mengembalikan kredit, maksudnya dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya, apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya o Jaminan kredit. Merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit, baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. b. Melampirkan dokumen-dokumen yang meliputi foto kopi: Akta notaris Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (perseroan terbatas atau yayasan. T.D.P (tanda daftar perusahaan) Dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali. N.P.W.P (nomor pokok wajib pajak) Setiap pemberi kredit dipantau oleh Bank Indonesia dari NPWPnya. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir Bukti diri dari pimpinan perusahaan Foto kopi sertifikat jaminan

c. Penilaian yang dapat dilakukan untuk sementara adalah dari neraca dan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut: current ratio acid test ratio inventory turn over
25

sales to receivable ratio profit margin ratio return on net worth working capital

2. Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk menyelidiki keabsahan berkas. 3. Wawancara awal Penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Berikan si debitur berbicara lebih banyak, sehingga bank memperoleh informasi yang lebih banyak pula. 4. On the Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. 5. Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang ada pada saat permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran. 6. Keputusan Kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan adminstrasinya. Biasanya keputusan kredit yang akan diumumkan mencakup: jumlah uang yang diterima jangka waktu kredit biaya-biaya yang harus dibayar
26

waktu pencairan kredit

Apabila kredit ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. 7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan: antara bank dengan debitur secara langsung atau dengan melalui notaris

8. Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan akad kredit dan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan 9. Penyaluran/penarikan dana Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu: sekaligus atau secara bertahap

Teknik Penyelesaian Kredit Macet Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung suatu resiko kemacetan. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Dalam prakteknya, kemacetan suatu kredit disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut: 1. Dari pihak Perbankan Dalam melakukan analisisnya, pihak analis kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam

27

perhitungan. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subyektif dan akal-akalan. 2. Dari pihak Nasabah Dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu: Adanya unsur kesengajaan. Nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemampuan untuk membayar, walaupun sebenarnya nasabah mampu. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar akan tetapi tidak mampu. Seperti contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah kebakaran, hama, kebanjiran dan sebagainya, sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada. Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain: 1. Rescheduling Tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran 2. Reconditioning Maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan seperti: a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu Maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa. c. Penurunan suku bunga Hal ini dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank yang bersangkutan. Penurunan suku

28

bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah. d. Pembebasan bunga Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas. 3. Retructuring Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi: a. Dengan menambah jumah kredit b. Dengan menambah equity: 4. dengan menyetor uang tunai tambahan dari pemilik

Kombinasi Merupakan kombinasi dari rescheduling, reconditioning, dan restructuring misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah

5.

Penyitaan jaminan Merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutanghutangnya.

29

2.8 Penggunaan Dana Bank Syariah


Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting dari aktiva bank yaitu: 1. Aktiva yang menghasilkan Aktiva yang menghasilkan adalah berupa investasi dalam bentuk: a. pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan c. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli d. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa

2. Aktiva yang tidak menghasilkan Aktiva yang tidak menghasilkan terdiri dari: Aktiva dalam bentuk tunai Aktiva dalam bentuk tunai terdiri dari uang tunai dalam vault, cadangan likuiditas yang harus dipelihara pada bank central, giro pada bank dan barang-barang tunai lainnya yang masih dalam proses penagihan. Qard (pinjaman) Pinjaman Qard al hasan adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran islam. Untuk kegiatan ini bank tidak memperoleh penghasilan karena bank dilarang untuk meminta imbalan apapun dari para penerima qard. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris Penanaman dana dalam bentuk ini juga tidak menghasilkan pendapatan bagi bank, tetapi merupakan kebutuhan bank untuk memfasilitasi pelaksanaan fungsi kegiatannya. Fasilitas ini terdiri dari bangunan gedung, kendaraan, dan peralatan lainnya yang dipakai oleh bank dalam rangka penyediaan layanan kepada nasabahnya. Jadi sumber pendapatan bank syariah terdiri dari : Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah Keuntungan atas kontrak jual beli Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina, dan Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya

30

Sumber-Sumber Dana Bank Syariah Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari pemilik bank itu sendiri, tapi berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada satu saat tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.

Sumber dana bank syariah terdiri dari: 1. Modal inti Adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Modal inti terdiri dari: Modal yang disetor oleh para pemegang saham, hal ini dikarenakan sumber utama dari modal perusahaan adalah saham. Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya resiko kerugian dikemudian hari. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui rapat umum pemegang saham) diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. 2. Quasi ekuitas (mudharabah account) Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik dana dengan pengusaha untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi antar keduanya dengan perbandingan yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana, sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai pengusaha, bank menyediakan jasa bagi para investor berupa:
31

Rekening investasi umum Rekening investasi khusus Rekening tabungan mudharabah

3. Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu.

32

BAB III PENUTUPAN


Kesimpulan
1. Sumber- sumber dana bank a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, b. Dana yang berasal dari masyarakat luas Simpanan Giro Simpanan Tabungan Simpanan Deposito c. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya, yaitu kredit likuiditas dari Bank Indonesia, Call Money, pinjaman dari bank-bank luar negeri, surat berharga pasar uang (SBPU) 2. Setelah Bank menghimpun dana dari berbagai sumber, maka bank tersebut menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. 3. Pengalokasian dana bank tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal kredit. 4. Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Jenis-jenis kredit terbagi ke dalam berbagai segi, yaitu dilihat dari segi kegunaan, segi tujuan kredit, segi jangka waktu, segi jaminan, dan segi sektor usaha. 5. sumber pendapatan bank syariah terdiri dari : Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah Keuntungan atas kontrak jual beli Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina, dan Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya 6. Sumber dana bank syariah terdiri dari: Modal inti atau modal sendiri Quasi ekuitas (mudharabah account) Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan

33

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Modul Online.2010. Sumber Dana Bank. [Online]. Tersedia: manajemen.danabank peperonity.com.htm [Oktober 2010] Nahrawi Center. 2009. BANK SYARIAH SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN - Bag.III.[Online]. Tersedia: BANK SYARIAH SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN - Bag.III ~ Nahrawi Center.htm [ November 2009] Ronald. 2010. Manajemen Sumber Dana & Penggunaan Dana Bank. [Online]. Tersedia: MANAJEMEN SUMBER DANA & PENGGUNAAN DANA BANK - ronald's MySpace Blog .htm[19 Februari 2010] Sholihah, Siti. 2010. Akuntansi Penanaman Dana Bank. [Online]. Tersedia: PunYa eLy AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK.htm [10 April 2010]

34

You might also like