You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kebanyakan orang berpendapat bahwa administrasi hanya dianggap sebagai kegiatan tulis-menulis dan pembukuan keuangan. Pandangan tersebut kadangkadang ada benarnya juga dan bukan tidak beralasan. Secara fisik dan kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan dalam praktek tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. padahal secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari pada itu. Bukan saja sebagai kegiatan pendukung dalam melengkapai kegiatan yang ada di lapangan. Pandangan demikian itu tidak sepenuhnya juga benar. Pelaksanaan administrasi dalam bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-Tata Usahaan di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar. Oleh karena itu kebenaran data administrasi menuntut kejujuran dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, sangat diperlukan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, maupun untuk kepentingan penelitian mahasiswa. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi

pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus capable terhadap teknologi informasi saat ini. B. Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan agar penulis dan pembahasnya dapat mengetahui dan mengerti tentang Aspek-Aspek Administrasi dan Supervisi Pendidikan Pendidikan C. Rumusan Masalah Permasalahan yang kami angkat menjadi pembahasan makalah ini adalah mengenai tentang Aspek-Aspek Administrasi dan Supervisi Pendidikan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan Kata Administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam Bahasa Inggris, yang berarti ke atau kepada. Dan ministrare sama dengan to save atau to conduct yang berarti melayani, membantu, atau mengarahkan. Dalam Bahasa Inggris to administer berarti pula mengatur , memelihara (to look after), dan mengarahkan. (M. Ngalim Purwanto, 2004 : 1) Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan administrasi ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan Organisasi administrasi Pendidikan dan Administrasi Sekolah Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara. Didalam administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya: - Adanya sekelompok manusia (sedikitnya dua orang) - Adanya tujuan yang hendak di capai bersama - Adanya tugas / fungsi yang harus dilaksanakan - Adanya perlengkapan dan peralatan Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus). Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, komunikasi,

supervise kepegawaian dan pembiayaan dan evaluasi. Semua fungsi tersebut satu sama lain bertalian sangat erat. Untuk menadapat gambaran yang lebih jelas tentang fungsi-fungsitersebut di bawah ini akan diuraikan secara lebih rinci 1. 2. 3. 4. Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Pengkoordinasian (Coordinating) Komunikasi

B. Pengertian Supervisi Pendidikan Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey: Supervisi adalah suatu program yang memperbaiki pengajaran. (Supervision is a planned program for the improvement of instruction). Dalam dictionary of education, Good Carter memberikan definisi sebagai berikut: Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran. Menurut Alexander dan Saylor: Supervisi adalah suatu program inservice education dan usaha memperkembangkan kelompok (group) secara bersama. Menurut Boardman: Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pegnajarna, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. Menurut Mc. Nurney meninjau suervisi sebagai suatu process penilaian mengatakan: supervisi adalah prosedure memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.

H. Burton & Leo J. Bruckner: Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Definisi-definisi tersebut di atas rupa-rupanya terdapat perbedaan satu dengan yang lain, karena titik tolak mereka juga berbeda-beda. Namun demikian, kalau kita teliti kesemuanya tidak meninggalkan unsur-unsur pokok berikut: Tujuan Situasi Supervisor

C. Tujuan Supervisi Pada zaman penjajahan, supervisi dijalankan oleh pemilik sekolah atau olehkepala sekolah terhadap guru-guru diwilayahnya. Tujuannya ialah untuk mengetahui apakah segala peraturan, perintah atau larangan dijalankan sesuai dengan petunjuk. Apabila semuanya sudah sesuai dan tidak menyimpang sedikitpun, maka sekolah itu dinilai baik. Para karyawan mendapat kondite baik dan menerima hadiah: kenaikan pangkat, kenaikan gaji dan sebagainya. Sebaliknya, apabila karyawan menyimpang dari peraturan maka ia mendapat kondite buruk, dan menerima hukuman administratif, misalnya dipindah ke tempat yang tidak menyenangkan, tertundanya kenaikan pangkat dan sebagainya. Jadi supervisi zaman dahulu hanyalah untuk membagi hadian kepada kayarwan sekolah yang taat melaksanakan perintah dari puat, dan untuk mencari kesalahan para karyawan, yang kemudian mendapat hukuman. Supervisor pada waktu itu dinamakan inspektur. Usaha pembimbingan dan memberi nasihat guna kesempurnaan pelaksanaan tugas tidak ada. Karena itu suasana kepegawaian adalah tertekan dan takut. Tidak ada kegembiraan bekerja, karena semua karyawan dihinggapi rasa khawatir mendapat kondite buruk apabila sekoyong-koyong ada penilikan.

Lain halnya dengan zaman kemerdekaan sekarang. Tujuan supervisi pada zaman ini ialah: mengetahui situasi untuk mengukur tingkat perkembangan kegiatan sekolah dalam usahanya mencapai tujuan. Atau dengan kata lain tujuan supervisi ialah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Jadi pengawasan bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah. Jelaslah, bahwa dalam zaman kemerdekaan ini, supervisi tidak bertujuan melulu untuk memberi kondite pada karyawan, guna memberi hadiah maupun hukuman, melainkan untuk dapat memberikan pimpinan dalam mencapai tujuan sekolah. Hal ini dengan jelas tercantum dalam Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 12 Tahun 1954 bab XVI Pasal 27 yang berbunyi: Pengawas pendidikan dan pengajaran berarti memberi pimpinan kepada para guru untuk mencapai kesempurnaan di dalam pekerjaannya Karena itu di dalam masyarakat yang senantiasa berkembang ini, seorang guru hendaknya dapat mengeikuti perkembangan-perkembangan itu. Jika tidak, maka kita tidak akan tertinggal dan secara tidak sasar, akan menjadi salah satu faktor penhalang bagi perkembangan masyarakat. Supervisi diperlukan dalam proses pendidikan berdasarkan dua hal penting. Pertama, perkembangan kurikulum yang merupakan gejala kemajuan pendidikan. Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan-perubahan struktur maupun fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian yang terus menerus dengan keadaaan nyata di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiasa harus berusaha emngembangkan kreativitasnya agar supaya pendidikan berdasarkan kurikulum itu dapat terlaksana dengan baik. Kedua, pengembagnan personel, pegawai, atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus-menerus dalamsuatu organisasi. Demikian pula hal dengan sekolahkepala sekolah, guru, tenaga tata usaha meerlukan peningkatan kariernya, pengetahuan, dan ketrampilannya. Pengembangan formal diselengagrakan dan menjadi tanggung jawab lembaga bersangkutan melalui

penataran, tugas belajar, lokakarya, dan sejenisnya,. Sedangkan pengembangan informasl merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya. Teknik pengembangan jenis informasl antara lain adalah mengikuti perkembangan pendidikan melalu kepustakaan, telaahan atau percobaan suatu emtode emgnajar, menambah pegnetahuan melalui bacaan, mengikuti kegiatan ilmiah. Hambatan terhadap upaya ini timbul karena guru-guru sering terlalu asyik dengan pekerjaan rutin, sarana, atau media cetak pendidikan yang langka; kurang gairah dan sikap tak acuh. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebt perlu ada bantuan yang memadai dari pihal lain. Bantuan yang bersifat membina, membimbing dan emgnarahkan perkembangan para personel sekolah. Supervise pendidikan ialah bantuan yang diberikan kepada personel pendidikan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebib baik dan upaya meningkatkan mtu pendidikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Menyampaikan gagasan, prosedur dan bahan material untuk menilai dan mengembangkan kurikulum. Mengembangkan pedman, petunjuk, cara an bahan penunjang lainnya utnuk melaksanana kurikulum Merencanakan perbaikan metode proses belajar-mengajar secar aformal melalui penataran, lokakarya, seminar, sanggar kerja, diskusi dan kunjungan dinas. Membina dan megnembangkan organisasi profesi seperti: Musyawarah Guru Bidang Studi, Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala SEkolah (KKKS), Kelompk Kerja Penilik Sekolah (KKPS). Membina, membimbing dan mengarahkan guru-guru kepada peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan melaksanakan pross belajar mengajar. Menilai kurikulum sarana prasarana, prosedur berdsarkan tujuan pendidikan. Asas adalah nilai-nilai yang dipegang teguh untuk dijadikan sumber, arahan, rujukan atau acuan tindakan dan upaya mencapai tujuan. Kalau tujuan itu berfungsi memberi tumpukan atau landasan untuk bertindak dan berupaya. Tanpa asas yang

dianut dan disepakati bersama, maka dari batas-batas ketentuan dan peraturan, hak dan kewajiban, ruang lingkup yang ditetapkan dan disepakati. Hal ini akan menimbulkan benturan dengan bidang yang lain, kekacauan dalam pelaksanaan, dan konflik diantara nailai-nilai sendiri. Supervisi mempunyai asas-asas sendiri yang mungkin berbeda dengan asasasas bidang yang lain. Perbedaan ini justru memberikan sifat tersendiri kepada supervisi. Secara garis besarnya asas-asas supervisi dapat dikemukakan sebagai berikut: Supervisi pendidikan adalah bagian terpadu dari program pendidikan Supervisi ini memperlakukan manusia sebagai manusia seutuhnya baik sebagai manusia perorangan, sosial ataupun makhluk ciptaan Tuhan. Tujuan supervisi pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional Pelaksanaan supervisi pendidikan hendaknya dilaksanakan secara musyawarah, saling menghormati, bersedia menerima pendapat orang lain dan menyatakan pendapatnya sendiri. Supervisi pendidikan hendaknya memperhatikan kesejahteraan personel pendidikan yang meliputi pemenuhan kebutuhan perorangan dan sosialnya Supervisi pendidikan hendaknya dilaksanakan oleh yang telah mendapat pendidikan atau latihan dalam bidang supervisi. Supervisi yang baik akan menghasilkan pola kinerja yang baik, jika supervise dilakukan dengan cara dan metode yang benar pula, tentu ini menuntut pengetahuan yang benar pula bagi para supervisi dalam melaksanakan tugasnya. 1. a. Tujuan Umum Supervisi pendidikan Berdasarkan Tujuan Umum Pendidikan Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri. b. Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional

Yaitu membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusiamanusia pembangunan yang dewasa dan pancasilais. c. Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiri Agar tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar pada khususnya. 2. a. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan Meliputi : Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usaha mencapai tujuannya. b. Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid dan menolong mereka untuk mengatasinya. c. Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyrakat yang efektif. d. Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta kesulitan- kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan. e. f. Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnya Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang dalam rangka tujuan perkembangan anak didiknya. demokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatan tentang kemajuan murid guna menilai keefektivan program yang disusun. g. h. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan karyanya secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya). pengalaman-pengalamannya sendiri.

i.

Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada

masyarkat agar bertambah simpati dan kesedian masyarakat untuk menyokong sekolah. j. k. l. Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada situasi Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan Mengembangkan profesionalisme esprit e corps guru-guru. sekolah profesinya. yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat dari masyarkat.

D. Fungsi Supervisi Setelah dibuat organisasi administrasi pendidikan lengkap dengan seksiseksinya, maka kemudian harus diadakan pengawasan (supervisi) oleh pimpinan sekolah atau atasannya. Sebab tanpa adanya pengawasan ada kemungkinan timbulnya situasi yang menghambat jalannya administrasi pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu makin lama makin banyak, maka ada kemungkinan tujuan tidak tercapai dalam waktu yang telah direncanakan. Secara singkat dapat disimpulkan, bahwa fungsi atau tugas supervisi ialah sebagai berikut: 1. Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang 2. Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah. 3. Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan-hambatan. Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Sehubungnad engan hal tersebut di atas, maka Swearingen memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut: 1. Mengkoordinis semua usaha sekolah

10

2. 3. 4. 5. 6. 7. staf 8. guru

Memperlengkapi kepemimpinan sekolah Memperluas pengalaman guru-guru Menstrimulir usaha-usaha yang kreatif Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus Menganalisis situasi belajar dan mengajar Memberikan pengetahuan/skill kepada setiap anggota Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guruTugasnya fungsi supervisi adalah untuk memelihara program pengajaran

dengan sebaik-baiknya. Adapun tugas kepala sekolah sebagai supervisor dapat disingkatkan sebagai berikut: 1. 2. 3. giat 4. kekeluargaan 5. 6. Melaksanakan hubungan baik ke dalam dan ke luar Menjaga adanya koordinasi antara seksi-seksi dalam Kesimpulan: jadi melaksanakan supervisi adalah membantu meningkatkan situasi belajar pada umumnya dan membantu guru, agar ia mengajar lebih baik, sehingga dengan demikian murid dapat mengajar dengan lebih baik lagi. Menjaga suasana baik dalam sekolah, antara guru-guru, antar murid-murid, antar pegawai, antar kelas sehingga tercapai suasana Merancang, mengarahkan dan mengkoordinir semua Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya Membimbingh para murid untuk belajar rajin, tertib dan aktivitas, agar sekolah berjalan dengan baik menuj tercapainya tujuan sekolah dengan penuh semangat dan kegembiraan

organisasi sekolah dan sebagainya.

11

E. Tehnik-Tehnik Supervisi Pendidikan Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Teknik perseorangan Yang dimaksud teknik persorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain: Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Membimbing guru tentang cara-cara Membimbing guru dalam hal yang mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang dialami siswa. berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler. 2) Teknik kelompok Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

12

Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala

sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran. Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi. Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

13

Administrasi ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan Organisasi administrasi Pendidikan dan Administrasi Sekolah Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system). B. Saran Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

14

Supandi, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Universitas Terbuka dan Dirjen Pembinaan dan Kelembagaan Agama Islam. Jakarta. 1990. S. Mochtar Husain dan Andi Nurochman, 2009, Administrasi dan Supervisi pendidikan Purwanto, M.Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005 Prof. Drs. Piet A. Sahertian. Kopnsep dasar dan Teknik supervisi pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya menusia. 2008, Rhinneka cipta, Jakarta, Hal 52-129

KATA PENGANTAR iii Atas segala puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan karunianya, sholawat dan salam semoga selalu dan senantiasa tercurahkan

15

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadikan alam ini penuh dengan rahmat dan berliau telah menjadi pedoman hidup serta menjadi pencerah kepada kita semua melalui Sunnahnya. Rasa syukur kami yang tiada henti-hentinya kepada Allah SWt karena berkat rahmat_Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada kesulitan sedikitpun. Namun dan dengan segala keterbatasan kami, hanya insan yang biasa. Makalah fiqih ini kami harap dapat memerikan pengetaqhuan dan menambah wawasan informasi kepada semua kalangan yang baik internal maupun exformal, mudah-mudahan kita dapat memetik pelajaran baik dari makalah ini. Dan kami menyadari dalam penyususnan pada makalah ini masih banyak sekali terdapat kekurangan dan kesalahan yang masih sangat perlu untuk disempurnakan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna dalam sehala hal. Amiiin.

Bengkulu, November 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

i HALAMAN JUDUL ........................................................................................... KATA PENGANTAR.......................................................................................... DAFATR ISI........................................................................................................ i ii

16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................... B. Tujuan ...................................................................................................... C. Batasan Masalah....................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................... B. Kritik dan Saran ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14 14 iii Pengertian Administrasi Pendidikan............................... Fungsi Administrasi Pendidikan..................................... Tujuan Supervisi ............................................................. Fungsi Supervisi ............................................................. Tehnik-Tehnik Supervisi Pendidikan............................. 3 4 5 10 12 1 2 2

Aspek-Aspek Administrasi Dan Supervisi Pendidikan

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

MAKALAH
ii

17

Nina Sustriana Herlina Mayora Ulfa Fiki Setiawan


Dosen M. Nur Ibrahim, M.Pd

Disusun Oleh :

JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN (BENGKULU) 2011

18

19

You might also like