Professional Documents
Culture Documents
t=
sx
2
(1)
Ilustrasi 5.1. Jika Y ~ Seragam (0, 1) dan U = g(Y) = - log(Y) Dengan demikian fU(u) kita peroleh dari turunan pertama FU(u), sbb.
karena 0 < y < 1 maka u = - log(y) > 0 sehingga diperoleh u lainnya Kita tahu bahwa FY(y) = y untuk 0 < y < 1. Sehingga 0 < e-u < 1 dan FU(u) = 1 FY(y) = 1 - e-u Bisa diperlihatkan bahwa U ~ Eksponensial (1)
5
(1)
Ilustrasi 5.2. Diketahui Y ~ Eksponensial (1). Tentukan fkp U = g(Y) = Y + , > 0. Dengan metode fungsi sebaran kita peroleh : Dengan demikian kita bisa memperoleh fU(u) dengan menentukan turunan pertama dari FU(u) sbb.
Kita tahu bahwa FY(y) = 1- e-y untuk y > 0. Sehingga u - > 0 dan FU(u) = 1 FY(u - ) = 1 - e-(u - )
Jadi
u lainnya
6
(2)
Perhatikan jika g(y) adalah fungsi satu-ke-satu yang monoton naik, maka u = g(y) g-1(u) = y, dan
aturan rantai
(2)
Sekarang perhatikan jika g monoton naik, demikian pula dengan g-1, sehingga .
Jika g monoton turun, demikian pula dengan g-1, sehingga akan tetapi fY(g-1(u)) < 0 sehingga bernilai positif. Untuk mengatasi kedua kasus tersebut, kita bisa menggunakan fungsi harga mutlak, sehingga fkp bagi U adalah
(2)
Ilustrasi 5.3. Diketahui Y ~ Eksponensial (). Tentukan fkp Pertama-tama, kita harus meyakinkan bahwa g adalah fungsi satu-kesatu pada daerah fungsi RY. Mudah untuk ditunjukkan bahwa g(y) adalah fungsi yang monoton naik dan bersifat satu-ke-satu pada RY = {y|0 < y < }. Selanjutnya kita tentukan turunan dari g-1(u), sehingga diperoleh dan dan berdasarkan formulasi sebelumnya, maka diperoleh
untuk (?)
V. Sebaran Fungsi Dengan demikian U ~ Wibull (2, ) Peubah Acak 10
(2)
Ilustrasi 5.4. Diketahui fkp peubah acak Y sbb.
y lainnya
Tentukan fkp dari U = g(Y) = 1 - Y Mudah untuk menunjukkan g(y) adalah fungsi yang monoton turun dan bersifat satu-ke-satu pada RY = {y|0 < y < 1}. Selanjutnya kita tentukan turunan dari g-1(u), sehingga diperoleh dan dan berdasarkan formulasi sebelumnya, maka diperoleh
untuk
11
(2)
Pertanyaan berikutnya adalah
Dalam kondisi g yang bukan fungsi satu-ke-satu kita masih bisa menggunakan metode transformasi asalkan kita dapat mempartisi RY sedemikian sehingga diperoleh partisi-partisi yang tidak beririsan dan g pada masing-masing partisi bersifat satu-ke-satu.
12
(2)
Teorema 5.1.: Perhatikan Y peubah acak kontinu dengan fkp fY(y) dan U = g(Y) adalah suatu fungsi yang tidak bersifat satu-ke-satu pada RY tetapi kontinu. Misalkan kita dapat mempartisi RY menjadi beberapa himpunan yang terhingga banyaknya, katakan A1, A2, , Ak dengan (i) P(Yi Ai) > 0 untuk setiap i dan (ii) fY(y) bersifat kontinu pada setiap Ai Jika fungsi g1(y), g2(y), , gk(y) ada sedemikian sehingga gi(y) terdefinisi pada Ai untuk i = 1, 2, , k serta gi(y) memenuhi sifat (i) g(y) = gi(y) untuk setiap y Ai (ii) gi(y) bersifat monoton pada Ai maka : u lainnya
V. Sebaran Fungsi Peubah Acak 13
(2)
Ilustrasi 5.5. Diketahui Y ~ N(0, 1). Tentukan fkp peubah acak U = Y2 Pertama-tama, kita lihat bahwa U = Y2 bukan fungsi satu-ke-satu pada RY = {y |- < y < } tetapi bersifat satu-ke-satu pada A1 = (-, 0) dan A2 = [0, ). g(y) = y2 bersifat monoton turun pada A1 dan monoton naik pada A2 dan juga berlaku RY = A1 A2. Kemudian bisa kita peroleh ringkasan berikut
partisi RY transformasi invers transformasi
14
(2)
Ilustrasi 5.5. perhatikan u = y2 > 0, sehingga RU = {u|u > 0}. Berdasarkan teorema 5.1. maka fkp bagi U adalah
u lainnya
; karena
Bagaimana menentukan fkp/fmp melalui fpm? Jika kita memiliki suatu fungsi U = g(Y) dan kemudian dapat ditentukan mU(t) adalah fungsi pembangkit momen peubah acak U, serta kita mengenali bentuknya (misal Poisson, Binomial, Normal, Gamma, dll). Kita dapat menggunakan sifat unik fungsi pembangkit momen untuk menentukan fkp/fmp dari peubah acak U.
16
(3)
Ilustrasi 5.6. Jika Y ~ Gamma(, ), perlihatkan bahwa U = g(Y) = 2Y/ ~ 2(2). Kita tahu bahwa fpm Y adalah
sehingga
Jelas U ~ 2(2)
V. Sebaran Fungsi Peubah Acak 17
(3)
Teorema 5.3. Perhatikan Y1, Y2, , Yn adalah contoh acak dimana Yi memiliki fpm mYi(t) untuk i = 1, 2, , n. Jika U = Y1 + Y2 + + Yn maka
18
(3)
Ilustrasi 5.7. Jika Y1, Y2, , Yn ~ Bernoulli (p). Tentukan fkp U = Y1 + Y2 + + Yn. mU(t) dapat dihitung sbb.
kali
19
maka
(4)
Ilustrasi 5.8. Diketahui Y1 ~ (,1), Y2 ~ (, 1) dengan Y1 dan Y2 saling bebas. Jika didefinisikan :
Tentukan : (a) fU1U2(u1, u2), fkp bersama dari U1 dan U2 (b) fU1(u1), fkp marginal U1 (c) fU2(u2), fkp marginal U2
21
(4)
Ilustrasi 5.8.
(a) fU1U2(u1, u2), fkp bersama dari U1 dan U2 karena Y1 dan Y2 saling bebas, maka fkp bersama (Y1, Y2) adalah
untuk (y1, y2) RY1,Y2 = {(y1, y2)|y1 > 0, y2 > 0). Dengan memperhatikan u1 = y1 + y2 dan u2 = y1/(y1+y2), maka RU1,U2 = {(u1, u2)|u1 >0, 0 < u2 < 1) dan
dan
22
(4)
Ilustrasi 5.8.
(a) fU1U2(u1, u2), fkp bersama dari U1 dan U2 dengan demikian diperoleh
23
(4)
Ilustrasi 5.8.
(b) fU1(u1), fkp marginal U1 kita akan integralkan fkp bersama (U1, U2) untuk setiap nilai u2
u1 lainnya
24
(4)
Ilustrasi 5.8.
(c) fU2(u2), fkp marginal U2 kita akan integralkan fkp bersama (U1, U2) untuk setiap nilai u1
u2 lainnya
V. Sebaran Fungsi Peubah Acak 25
26
(5)
(a) fkp statistik minimum, Y(1)
dan
dan
dan
27
(5)
(b) fkp statistik maksimum, Y(n)
dan dan dan
28
(5)
(c) fkp statistik tataan ke-k, Y(k) Untuk mencari fY(k)(y) coba didekati dengan model peluang multinomial. Suatu barisan {Y(i)} kita bagi dalam 3 kelas, yaitu
Kelas 1 2 3 Nilai Y Y<y Y=y Y>y Banyak anggota kelas k -1 1 n-k
Karena Yi saling bebas, maka dengan pendekatan model multinomial kita peroleh
dengan menginterpretasikan FY(y) = P(Yi < y), fY(y) = P(Yi = y) dan 1- FY(y) = P(Yi > y), maka fkp bagi statistik tataan ke-k adalah
29
(5)
Ilustrasi 5.9. Diberikan Y1, Y2, , Y10 contoh acak dari Y ~ Beta(2,1). Tentukan : (a). P(Y(1) < 0.25) (b). P(Y(10) > 0.90) (c). P(Y(6) > 0.50)
30