You are on page 1of 36

A.

Judul PENGARUH METODE DISKUSI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTs. NURUL HUDA NW GONDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

B. Latar belakang masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi pernannya di masa yang akan dating. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia . Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Kualitas

pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan produk (Sudjana, 2000:35). Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila proses belajar mengajar (PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas produk apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan

pendidikan. Hal ini dalihat pada hasil belajar yang dinyatakan dalam proses akademik. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua Komponen -komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, pendidik dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi / metode belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). Komponen - komponen 1

tersebut dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja, akan tetapi komponen tersebut diberdayakan secara bersama-sama. Pengajaran IPS Terpadu ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan di lingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik. Untuk itulah dalam pengajaran IPS harus dapat membawa anak didik kepada kenyataan hidup yang sebenarnya yang dapat dihayati mereka, ditanggapinya,

dianalisisnya akhirnya dapat membina kepekaan sikap mental, Keterampilan dalam menghayati kehidupan yang nyata ini. Melalui pengajaran IPS Terpadu seperti yang digambarkan di atas diharapkan terbinanya sikap peserta didik yang peka terhadap masalah sosial yang memberikan pelajaran yang membantu anak untuk mengenal hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya melalui pelajaran IPS Terpadu. IPS

Terpadu merupakan pelajaran yang memadukan sejumlah Ilmu-ilmu sosial yang mempelajari kehidupan sosial, yang didasarkan pada pengetahuan geografi, ekonomi, sosiologi, tata negera dan sejarah. Keuntungan paduan dari Ilmu-ilmu sosial menjadi IPS Terpadu adalah pengertian Peserta didik akan lebih mendalam dan minatnya juga akan lebih besar, karena ia lebih

menghayati Hal - hal yang dipelajarinya. Di samping itu dalam masyarakat pada umumnya bersifat kompleks dan tidak dapat dipahami dengan pandangan satu segi saja. Dengan IPS terpadu problem tersebut dapat dipahami dari berbagai segi yaitu dari segi geografi, sejrah, antropologi dan sebagainya.

Pengajaran IPS diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perpendidikan tinggi. Materi pelajaran IPS sangat luas dan berkembang. Mengingat meteri pelajaran IPS yang luas dan berkembang itu maka dalam pengajaran IPS dilakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan kemampuan jenjang pendidikan tingkat masing-masing. Untuk SMP/MTs ruang lingkup pengajaran dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada ekonomi, geografi dan sejarah. Pendidik mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pengajaran, karena pendidik merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena itu pendidik harus selalu meningatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelola komponen-komponen pengajaran. Pendidik yang memiliki kompetensi tinggiakan mampu mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal. Oleh karena itu pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, karena peserta didik merupakan komponen pokok dan subyek didik. Sedang pendidik berfungsi sebagai pendorong, pembimbing, pengarah, pembina pertumbuhan dan perkembangan peserta didik (Usman, 1999:21) Peningkatan prestasi akan tercapai apabila terjadi pembelajaran yang bermakana, yakni pembelajaran yang mampu melibatkan secara aktif peserta didik baik fisik, mental intelektual dan emosional. Hal ini tergantung pada kemampuan pendidik di dalam mengajar. Pendidik akan memiliki kompetensi mengajar, apabila seorang pendidik memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis dari berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Ada beberapa pertimbangan yang harus dilihat oleh pendidik dalam menentukan metode pengajaran yang akan dipakai, anatara lain adalah: (1) 3

Tujuan pengajaran, (2) Karakteristik peseta didik, (3) Besar kecilnya kelas, (4) bahan dan alat yang tersedia, (5) Isi bahan pelajaran, (6) Kemampuan pendidik, (7) Evaluasi yang akan digunakan (Sugito, 1999:31) Pembelajaran IPS Terpadu tahun pelajaran 2012/2013 telah dilakukan dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran. Pengaruh dari penerapan metode terhadap hasil belajar Peserta Didik dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar yang dicapai. Menurut pendidik pengampu IPS Terpadu pada sekolah tersebut, ketuntasan hasil belajar Peserta Didik pada pembelajaran dengan metode Direct Instruction (DI) adalah 34,28%. Ketuntasan hasil belajar Peserta Didik pada pembelajaran yang menerapkan Metode Diskusi 68,42%. Dan ketuntasan hasil belajar Peserta Didik pada pembelajaran menerapkan metode jigsaw 34,21%. Secara ringkas ditunjukkan oleh Tabel 1. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1) penggunaan metode pembelajaran mempengaruhi hasil belajar Peserta Didik. 2) melalui diskusi materi pasar lebih mudah dipahami Peserta Didik. 3) tingkat keberhasilan belajar materi pasar dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi di MTs Nurul Huda NW Gondang lebih baik dari pada Direct Instruction (DI) atau jigsaw.
Tabel 1. Ketuntasan belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Metode Pembelajaran

yang

NO 1 2 3

Tahun Pelajaran 2009/2010 2010/2011 2012/2013

Peserta Didik tuntas 34,28% 68,42% 34,21%

KKM 67 68 68

Metode Pembelajaran Direct Instruction(DI)tanya jawab. Diskusi Jigsaw.

Dalam pembelajaran IPS Terpadu juga harus menggunakan metode yang dapat menumbuhkan minat dan motivasi anak untuk mengikuti 4

pelajaran dengan baik dengan harapan prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Dengan dasar pemikiran di atas maka penulis terdorong mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh metode diskusi dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS terpadu di MTs Nurul Huda NW Gondangtahun pelajaran 2012/2013.

C. Rumusan masalah Berdasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan di teliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh penggunaan metode diskusi pada Mata Pelajaran IPS Terpadu terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik di MTs Nurul Huda NW Gondang tahun pelajaran 2012/2013 ? 2. Bagaimana prestasi belajar peserta didik sebelum menggunakan dan setelah menggunakan metode diskusi ? D. Batasan masalah Batasan masalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penulisan proposal ini. Dalam pembatasan masalah yang tepat dan benar, maka arah dari pembahasan masalah akan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Penyusunan Proposal ini, penulis memberikan batasan mengenai : 1. Pengaruh metode diskusi terhadap motivasi belajar Peserta Didik. 2. Proses Pembelajaran IPS Terpadu di MTs NURUL HUDA NW GONDANG E. Tujuan penelitian 5

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS terpadu yang menggunakan metode Diskusi pada peserta didik di MTs Nurul Huda NW Gondang Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik di MTs Nurul Huda NW Gondang tahun pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat penelitian 1. Manfaat secara teoritis a. Bagi Ilmu Pengetahuan Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu serta sebagai bahan masukan dalam mengembangkan inovasi metode pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Nurul Huda NW Gondang. 2. Manfaat praktis a. Bagi peserta didik, untuk dapat membantu peserta didik di dalam menumbuhkan motif-motf belajarnya kearah yang lebih keras, giat dan tekun sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik, dengan prestasi belajar yang di dapatkan itulah peserta didik akan terdorong untuk melanjutkan pendidikannya. b. Bagi pendidik, untuk dapat membantu pendidik dalam menumbuhkan motif-motif belajar pada peserta didik nya, agar dapat belajar dengan 6

lebih keras, giat dan tekun sehingga tercapai prestasi belajar yang diharapkan. c. Bagi sekolah, untuk dapat memperoleh gambaran tentang prestasi belajar peserta didik yang telah didapatkan di sekolah tersebut, serta untuk megetahui Motif-motif apa yang mendorong peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikanya. d. Bagi Peneliti, untuk dapat menambah pemahaman dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan penelitian.

G. Tinjauan pustaka dan perumusan hipotesis 1. Penegasan pengertian istilah a. Pengertian Metode Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. (Oemar Hamalik, 2001). Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu 7

topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Oemar Hamalik (2001) menjelaskan, Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, msetiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat

diperanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang enar dan menolak pendapatb yang salah adalah ciri dari metode yang dapat dighunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi metode-metode pembelajaran menarik dan memotivasi siswa. Dari sekan banyak metode pembelajaran yang ada, metode pembelajaran jigsaw cocok untuk digunakan dalam metode diskusi. Metode pembelajaran jigsaw membantu murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu menjadi nara sumber bagi satu sama yang lain. b. Metode Diskusi Menurut Djajadisastra (1992 : 45) metode diskusi adalah format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugastugas belajar secara bersama-sama. Karena itu pendidik dituntut

mampu melibatkan keaktifan anak dalam kelompok.

bekerjasama dan berkolaborasi

Metode Diskusi juga suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu dan juga dapat menambah kecepatan, ketepatan, dan kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula dipakai sebagai suatu cara untuk mengulangi bahan yang telah disajikan. Metode diskusi dalam penelitian prestasi belajar peserta didik kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah dan prestasi belajar peserta didik kelompok eksperimental diajarkan dengan menggunakan metode diskusi. Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadinya hubungan sosial individu dengan masyarakat. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupan peserta didik untuk mengadakan hubungan dengan orang lain / peserta didik lain, mengembangkan sikap dan prilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan belajar peserta didik. c. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Catharina Tri Anni (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (H. Nashar, 2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan 9

dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalamH Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar. 2. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Dalyono (1997: 55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu: a. Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar) 1) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar

pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala, demam, pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik. 2) Intelegensi dan Bakat Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya 10

dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka prosesbelajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegansi tinggi saja atau bakat saja. 3) Minat dan Motivasi Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong. 4) Cara belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang. b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar) 1) Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian. 11

2) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode

mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar. 3) Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anakanaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak giat belajar. 4) Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. 3. Klasifikasi Hasil belajar Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Catharina Tri Ani (2006:7-12) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: a) Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam 12

proses berpikir seperti menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan evaluasi. b) Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-

tingkatannya aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,

penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai. c) Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan dibidang pisik, gerakangerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan pendapat ahli di atas bahwa motivasi belajar adalah suatu bentuk dorongan hati yang menjadi penggerak utama seseorang, sebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa juga yang diinginkan dan dengan bentuk motivasi itu akan memberikan dorongan kepada pelajar untuk mengarahkan tindakan, melakukan sesuatu perbuatan dan sebagainya dalam hal kegiatan belajar mengajar. 13

2. Landasan teori a. Metode Metode adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya. Model pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992). Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model

pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : 1. rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, 2. tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 3. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan 4. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan dan metode serta teknik diharapkan guru mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta kompetensi dasar dalam standar isi. 14

b. Jenis-jenis Metode Metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Metode pembelajaran adalah suatu pola atau langkahlangkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan lebih efektif dan efisien. Adapun jenis-jenis Metode

Pembelajaran yang di maksud adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran mencari dan bermakna 2. Pembelajaran terpadu 3. Pembelajaran kooperatif 4. Pembelajaran Picture and Picture 5. Pembelajaran cooperative integrated Reading and composition (CIRC) 6. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah 7. Metode Penemuan Terbimbing 8. Metode Pembelajaran Langsung 9. Metode Missouri Mathematics Project (MMP) 10.Metode Pmbelajarn Problem solving 11.Metode Pmbelajarn Problem posing 12.Pembelajaran kontekstual.

c. Metode Diskusi 1. Pengertian Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. 15

Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak: 1) memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa 2) memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan

kemampuannya 3) mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai 4) membantu siswa belajar berpikir secara kritis 5) membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman 6) membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah 7) mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut. 2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Diskusi Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut: a) Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas. b) Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat

mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan. c) Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok. d) Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan. 16

e) Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain. f) Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat. g) Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan. h) Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat. i) Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi. j) Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang. Sumber: http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/26/metode-diskusi/

d. Hasil Belajar Menurut Anni (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sudjana (1990:22) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. 17

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan

pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : 1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. 2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciriciri sebagai berikut: Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
2.

1.

Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi 18

yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3.

Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

4.

Hasil

belajar

yang

diperoleh

siswa

secara

menyeluruh

(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
5.

Kemampuan

siswa

untuk

mengontrol

atau

menilai

dan

mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. e. Pengajaran IPS Terpadu. Pengorganisasian bahan pengajaran IPS Terpadu sumbernya dari berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu ke dalam mata pelajaran. Dengan demikian pengajaran IPS Terpadu merupakan bagian integral dari bidang studi. Namum ketika membicarakan suatu topik yang berkaitan dengan sejarah, bahan-bahan pengajaran bisa dibicarakan secara lebih tajam. Ada dua bahan kajian IPS Terpadu, yaitu bahan kajian pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini. Mengajar IPS Terpadu pada SMP/MTS /MTs memerlukan stimulan yang besar serta berbagai variasi 19

pendekatan untuk mendapatkan partisipasi peserta didik. Akan tetapi kondisi kelas juga harus tetap dijaga supaya tidak kehilangan kendali dan disiplin. Selain itu diharapkan juga pengajar harus selalu antusias dalam menembah pengetahuan pribadinya terhadap pengetahuan sejarah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan suasana kelas yang pasif dan membosankan. Menurut Hartono Kasmadi (2001 : 152) ada tiga kegiatan yang dapat diterapkan oleh pendidik sejarah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kelas, yaitu : (1) partisipasi peserta didik melalui Keterampilan latihan, (2) partisipasi peserta didik melalui penelitian, dan (3) partisipasi peserta didik melalui Diskusi. Dalam partisipasi peserta didik melalui Keterampilan latihan, yang bisa dilakukan ialah dengan membuat catatan. Hal ini disebabkan karena buku catatan mampu menyimpan semua hasil belajar di kelas, seperti ringkasan, diagram, chart dan gambar. Dalam partisipasi peserta didik melalui penelitian, yang dilakukan berupa pengembangan bahan pelajaran dengan membuat suatu kegiatan proyek yang dapat memberikan motivasi kepada peserta didik yang enggan mempelajari sejarah. Sedangkan dalam partisipasi peserta didik dilakukan melalui diskusi merupakan salah satu aktivitas yang dapat melatih kemampuan mental peserta didik dalam menghadapi situasi tertentu, karena mental merupakan isi penting dalam perkembangan peserta didik. Peserta didik yang aktif dalam kegiatan ini akan terlatih berpikir kritis dan mengembangkan 20

kerangka jiwanya untuk menghadapi setiap masalah, membentuk pengertian terhadap fakta sejarah dan melatih dirinya untuk membuat suatu kesimpulan. Bahannya tidak berbentuk permasalahan atau pertanyaan saja, tetapi dapat pula berupa diskusi setelah mereka mengamati suatu metode dramatisasi peristiwa sejarah yang diperagakan oleh temannya. f. Tujuan Pengajaran IPS Terpadu. Perumusan tujuan pengajaran sangat penting untuk dilakukan karena tujuan merupakan tolok ukur keberhasilan seluruh proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Menurut I Gede Widja (2005 : 27-29), secara umum tujuan pengajaran IPS terpadu sebagai berikut : 1) Aspek Pengetahuan / Pengertian a. Menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia di waktu yang lampau baik dalam aspek eksternal maupun internal. b. Menuasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus (unik) dari peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat, serta kondisi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. c. Menguasai (generalisasi) d. Menguasai tentang unsur perkembangan dan peristiwaperistiwa masa lampau yang berlanjut (bersifat kontinuitas) dari periode satu ke periode berikutnya yang menyambungkan peristiwa masa lampau dengan peristiwa masa kini. 21 pengetahuan tentang unsur-unsur umum

e. Menumbuhkan pengertian tentang hubungan antara fakta satu dengan fakta lainnya yang berangkai secara kognitif (berkaitan secara intrinsik). f. Menumbuhkan keawasan (awareness) bahwa keterkaitan fakta lebih penting dari pada fakta-fakta yang berdiri sendiri. g. Menumbuhkan keawasan tentang pengaruh-pengaruh sosial kultural terhadap peristiwa. h. Sebaliknya juga menumbuhkan keawasan tentang pengaruh sejarah terhadap perkembangan sosial dan kultural masyarakat. i. Menumbuhkan pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa lampau bagi situasi masa kini dalam prespektifnya dengan situasi yang akan datang. 2) Aspek Pengembangan Sikap. a. Penumbuhan kesadaran sejarah pada murid terutama dalam artian agar mereka mampu berpikir dan bertindak (bertingkah laku dengan rasa tanggung jawab sejarah sesuai dengan tuntutan zaman pada waktu mereka hidup). b. Penumbuhan sikap menghargai kepentingan/kegunaan

pengalaman masa lampau bagi hidup masa kini suatu bangsa. c. Sebaliknya juga penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa kini dari masyarakat di mana mereka

22

hidup yang merupakan hasil dari pertumbuhan di waktu yang lampau. d. Penumbuhan kesadaran akan perubahan perubahan yang telah dan sedang berlangsung di suatu bangsa diharapkan menuju pada kehidupan yang lebih baik di waktu yang akan datang. 3) Aspek Keterampilan. a. Sesuai dengan trend baru dalam pengajaran IPS maka pelajaran IPS di sekolah diharapkan juga menekankan pengembangan kemampuan dasar di kalangan murid berupa kemampuan heuristik, kemampuan kritik, Keterampilan menginterpretasikan serta merangkaikan fakta-fakta dan akhirnya juga Keterampilan menulis. b. Keterampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan masalah-masalah dan mencari hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya atau dari zaman masa kini dan lain-lain. c. Keterampilan menelaah secara elementer buku-buku terutama yang menyangkut keanekaragaman IPS terpadu. d. Keterampilan mengajukan pertanyaan-pertanyaan produktif di sekitar masalah keanekaragaman IPS terpadu. e. Keterampilan mengembangkan cara-cara berpikir analitis tentang Masalah- masalah sosial historis di lingkungan masyarakatnya. 23

f. Keterampilan bercerita tentang peristiwa sejarah secara hidup. H. Metode penelitian 1. Jenis penelitian Metode adalah pendekatan yang digunakan dalam rangka mengadakan pendekatan terhadap masalah yang dihadapi atau diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli yang mengatakan bahwa Metode adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:1). Metode eksperimen adalah suatu pendekatan dimana situasi atau gejala dibuat dengan sengaja ditimbulkan (Suharsimi Arikunto, 2002:12). Dalam penelitian ini cara pendekatan adalah pendekatan kuantitatif karena penulis memberi perlakuan dan menguji kembali Pengaruh metode Diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta Didik pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Nurul Huda NW Gondang Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen yaitu eksperimen kelompok control (Control Group experiment), dengan rancangan penelitian sebagai berikut :
Tabel 2 Rancangan Penelitian

Data Akhir Kelas Eksperimen kontrol Data Awal Perlakuan Ya Ya Ya Tidak Tes Angket Ya Ya Ya Ya

Berdasarkan pola di atas dari data dokumentasi kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan untuk menegaskan bahwa kedua 24

sample dalam keadaan homogen. Sedangkan dari hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan, sedangkan sebaran angket yang diberikan kepada kelas eksperimen untuk melihat respon Peserta Didik terhadap perlakuan. 2. Populasi dan sampel a. Populasi Penelitian Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya

penelitian-penelitian bidang lainnya ditujukan untuk memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah yang tidak hanya lebih sempit. Dalam buku Metode Penelitian Pendidikan Nana Syaodik Sukmadinata (2009:250) mendefiniskan bahwa populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Sementara itu ahli lain mengatakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Nurul Zuriah, 2007 : 116). Jadi berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Nurul Huda NW Gondang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. b. Sampel Penelitian Dalam penelitian pendidikan, subjek yang dikenai penelitian biasanya dilakukan terhadap sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi. Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli mengemukakan 25

bahwa: Sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi (Nana Syaodik Sukmadinata, 2009:250). Ahli lain juga berpendapat bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Dalam penelitian ini akan diambil 1 kelas dari 2 kelas sebagai sampel. Dengan teknik penentuan sampel yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara pengambilan secara random sampling. Setelah diadakan pengambilan secara random sampling ternyata kelompok I sebagai kelompok eksperimen dan kelompok II sebagai kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya mengenai sampel penelitian ini dapat dilihat pada table 2 di bawah ini:

Tabel 3 : Keadaan sampel siswa kelas VIII MTs Nurul Huda NW Gondang tahun pembelajaran 2012/2013

Kelas VIII Jumlah 3. Data penelitian a.

Kelompok/ Sampel VIII 1 / 30 VIII 2 / 30 60

Keterangan Perlakuan Dengan menggunakan metode diskusi Tidak menggunakan metode diskusi

Jenis dan Sumber Data Dalam penelitan kuantitatif, analisa data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk 26

merumuskan masalah, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Ditinjau dari jenisnya, menurut suharsimi, data dapat dikategorikan kedalam: 1. Data kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. 2. Data kuantitatif, yaitu data yang berwujud angka-angka hasil perhitungan ataupun data yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Dengan mengetahui jenis data, maka dapat ditentukan tekhnik analisanya, apakah menggunakan analisa statistik atau non statistik (suharsimi, 1998:245) Dalam penelitian ini data yang akan diperoleh berupa angkaangka hasil angket dan hasil tes. Karena berupa angka-angka maka analisa yang digunakan adalah analisa statistik. b. Tekhnik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Sebab data-data yang diperoleh selanjutnya akan olah. Hasil penelitian akan dikatakan logis apabila dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan data yang lengkap autentik dan akurat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Test

27

Menurut Suharsimi instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode (1998 : 137). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Margono

mengemukakan tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan pada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (1978 : 170). Sedangkan Suharsimi menjelaskan tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelengensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (1998 : 139). Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha, 2003 : 43). Jadi tes adalah merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang berbentuk tugas berupa perintah atau pertanyaanpertanyaan yang dapat diberikan kepada peserta didik dan jawaban dari anak tersebut merupakan nilai tes yang digunakan biasanya berupa tes essay dalam bentuk uraian terbatas dan pedoman observasi untuk pengamatan pembelajaran. 2. Observasi Pada dasarnya teknik observasi ini di gunakan untuk melihat, mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang, kemudian dapat di lakukan penelitian. Dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat 28

dibedakan participant observation (observasi berperan serta) dan Non participant observation (observasi non partisipan) (sugiyono, 2005 : 166), peneliti menggunakan observasi non partisipan, dimana peneliti tidak ikut menjadi bagian dari apa yang di teliti, karena peneliti berfungsi sebagai peninjau, yakni menguraikan dan menganalisis data yang telah terkumpul dari keteranganketerangan tentang gambaran umum yang akan di peroleh dari responden tentang Penggunaan metode diskusi pada Mata

Pelajaran IPS Terpadu dalam Meningkatkan hasil belajar peserta didik di MTs Nurul Huda NW Gondang tahun pelajaran 2012/2013.

3.

Angket atau Quisioner Angket dan quisioner merupakan suatu alat pengumpul data dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden

(Margono,2003 : 167), sedangkan ahli lain mengatakan bahwa angket atau quisioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi, 2002 : 128) 4. Dokumentasi Dokumentasi sebagai setiap bahan tertulis atau film (Maleong, 2002:161).Dokumentasi juga berarti cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip29

arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori-teori, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian (Margono, 2003:159). Dengan metode ini peneliti kiranya akan mendapatkan data dalam bentuk tertulis mengenai prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu. 4. Variabel penelitian Variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki nilai ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi obyek penelitian (Yatim,1996: 11) Variabel adalam hal ini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan peneliti (Rahman, 1998 : 52). Sering pula diartikan bahwa variabel penelitian itu sebagai faktor faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (1999 : 97) variabel yaitu obyek penelitian yang bervariasi. a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode diskusi pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Nurul Huda NW Gondang tahun pelajaran 2012/2013. b. Variabel Terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan tidak menggunakan metode diskusi dalam kelompok kontrol pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Nurul Huda NW Gondang tahun pelajaran 2012/2013. 30

5. Analisis data Data adalah keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Berhasil tidaknya suatu penelitian sebagian besar tergantung bagaimana dikumpulkan dan diolah. Berdasarkan hipotesis maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ho = Mk < Me Ha = Mk > Me Dari kedua kelas sampel, kelas pertama menggunakan metode diskusi dan kelas kedua tidak menggunakan metode diskusi, kemudian diadakan post test. Dalam hal ini test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean. Rumus uji dalam analisis hasil penelitian ini adalah : data

Keterangan : Mk = Mean dari kelompok control. Me = Mean dari kelompok eksperimen = Jumlah deviasi dari mean perbedaan. N = Jumlah subyek Kriteria : Jika t data < table dengan taraf signifikansi 5%, derajat kebebasan (N1 + N2 2) maka antara kedua tidak berbeda secara signifikan (Arikunto, 1998 : 247) 6. Pengujian hipotesis Dalam buku metodologi penelitian pendidikan dijelaskan bahwa dalam setiap penelitian, disamping perlu menggunakan metode penelitian yang tepat, juga memilih tekhnik dan alat pengumpul data yang relevan.Penggunaan tekhnik dan alat pengumpul data yang tepat, 31

memungkinkan diperolehnya data yang objektif dan akurat (Margono, 2000:158). Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh Metode Problem Based Instruction terhadap hasil belajar terhadap prestasi belajar peserta didik, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus statistik yaitu rumus korelasi product moment. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi (1980:285) yang menyatakan: tekhnik statistik yang kerap kali digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel adalah tekhnik korelasi Setelah peneliti mengadakan penelahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian (Fraenkel dan Wallen dalam Yatim Riyanto, 2001 : 16). Atas dasar pendapat di atas, hipotesis yang diajukan masih perlu diuji kebenarannya.Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini berbentuk alternatif yang terdiri dari hipotesa mayor dan hipotesa minor.Sesuai dengan teknik analisis yang digunakan seperti disebutkan di atas, maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho). (Ha) Ada pengaruh pembelajaran Metode Diskusi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok pasar di MTs Nurul Huda NW Gondang tahun Pelajaran 2012/2013 (Ho) Tidak ada pengaruh pembelajaran Metode Diskusi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi pokok pasar di MTs Nurul Huda NW Gondang tahun Pelajaran 2012/2013 32

Untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan teknik uji-t (t-tes). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang positif dan signifikan tentang pemberian pembelajaran Metode diskusi dengan yang tidak menggunakan pembelajaran Metode diskusi pada peserta didik di MTs Nurul Huda NW Gondang

X1 X 2
t=

1 1 + n1 n2

Dengan keterangan: t = t hitung

X 1 = Rata-Rata Kelompok Eksperimen

X 2 = Rata-Rata Kelompok Eksperimen


n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah sampel kelompok kontrol S = Varian Gabungan (Sugiyono, 2003 : 145). a. Tolak Ho, apabila t
hitung

>t

tabel

pada taraf uji 95 % dan

derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2). Dan sebaliknya apabila t hitung< t tabel maka Ho diterima pada taraf uji yang sama. b. Ho di tolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan menerima Ho artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

I.

Jadwal kegiatan penelitian Agustus 2012


1 2 3 4 5 1

NO 1 2

KEGIATAN Persiapan Penyusunan Proposal

BULAN September 2012


2 3 4 5 1

Oktober 2012
2 3 4 5

33

3 4 5 6 7

Konsultasi Proposal Perizinan Penyusunan Skripsi Konsultasi Skripsi Seminar Adapun tempat melakukan penelitian ini yaitu di Kelas VIII MTs Nurul

Huda NW Gondang Desa Gondang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2012

DAFTAR PUSTAKA ..........................., 2003, Proses Belajar Mengaja, Bandung : Bumi Aksara Aqib, Zainal, 2002.Profesionalisme Pendidik Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Saiful, 1991, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Pendidik, Surabaya : Usaha Nasional Hadi, Sutrisno, 1980, Psikologi Belajar Dan Mengajar, Jakrta : Bumi Aksara Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo Kartono, Kartini, 2004, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 34

Margono, S, 1996, .Metode Penelitian Pendidikan, Jakrta :Rineke Cipta. Metode Pembelajaran, http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/26/metode-diskusi/ (online) di akses pada 14 September 2012. Moleong, Lexi, 1988, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya Nurkancana dan Sumartana, 1986, Evaluasi Pendidika, Surabaya : Usaha Nasional. Nurkancana, 1986, Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional Poerwadarminta, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai pustaka Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Riyanto, Yatim, 2001, Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC Rohani, Ahmad, 2004, Pengelolaan Pengajaran, Jakrta :Rineke Cipta Sardiman, 2003, Nasional. Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memepengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta. Soetomo, 1993, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional. Sudjana, Nana, 2000, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Sugiyono, 2000, Statistik Untuk Penelitiani, Bandung : Alfabeta. Sugiyono, 2003, Metode Penelitian. Surabaya : Usaha Nasional Suryabrata, 1994, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers Suryabrata, Sumadi. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali Pers. Yamin, H. M. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Persada Press.
Oemar Hamalik, Proes Belajar Mengajar, Jakarta : 2001 : Bumi Aksara

Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja, Surabaya : Usaha

35

36

You might also like