You are on page 1of 32

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, kemajuan tekhnologi sangat berkembang pesat, sehingga membantu kehidupan sehari-hari. Kemajuan tekhnologi ini berdampak positif pula pada segala sektor, baik sektor pendidikan, sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor teknologi, serta sektor lainnya. Hal ini mempermudah semua orang untuk melakukan suatu pekerjaan. Sebagai salah satu contoh pada sektor pertanian. Perkembangan produksi menjadi meningkat, tanaman yang ditanam menjadi lebih cepat tumbuh serta hasilnya lebih berkualitas. Hal tersebut dicapai dengan menggunakan pupuk non organik yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Disamping itu digunakan pula pestisida untuk memberantas hama, sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Para petani pada zaman ini lebih cenderung memakai pupuk-puk anorganik karena mendapat keuntungan yang lebih banyak daripada menggunakan pupuk buatan seperti pupuk kompos, dan pupuk kandang. Dari dampak positif tersebut, muncul dampak-dampak negative dari penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus. Tanaman yang diberikan pupuk anorganik memang hasilnya lebih bagus, namun kesuburan tanah menjadi berkurang, unsure hara tanah tersebut menjadi berkurang, sehingga menyebabkan populasi mikroba penyubur tanah banyak yang mati. Jika dibandingkan dengan pupuk organik, kesuburan tanah dapat dijaga. Tanah merupakan hal yang sangat vital dalam bidang pertanian, maka kesuburan tanah harus tetap terjaga. Keadaan tanah pada era globalisasi ini tergolong sudah hampir rusak sepenuhnya. Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik yang kualitasnya sama dengan kualitas pupuk anorganik sangat diperlukan guna mengembalikan kesuburan tanah, menjaga kelembaban tanah, dan mengurangi tekananatau teganganstrukturtanah pada akar-akartanaman, memperbaiki struktur tanah menjadi gembur, ringan, mudah diolah, dan mudah ditembus akar, aktifitas mikroba tanah pun meningkat, kapasitas penyerapan airoleh tanah juga meningkat sehingga tanah menjadi mudah menyediakan air yang diperlukan tanaman. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis menyusun makalah yang berjudul
SMA N 1 Kuta Utara | 1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana pertumbuhan kacang hijau setelah diberi larutan abu serabut kelapa gading dengan takaran yang berbeda-beda? 1.2.2 Bagaiamana manfaat abu serabut kelapa gading terhadap pertumbuhan kacang hijau?

1.3 Tujuan Penelitian Terkait dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Untuk mengetahui pertumbuhan kacang hijau setelah diberi larutan abu serabut kelapa dengan takaran yang berbeda-beda 1.3.2 Untuk mengetahui manfaat abu serabut kelapa terhadap pertumbuhan kacang hijau

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari peulisan makalah ini adalah agar masyarakat khusunya para petani agar dapat menggunakan abu serabut kelapa gading sebagai pupuk alami yang juga ramah lingkungan . Manfaat lainnya juga untuk menambah wawasan khusunya di bidang biologi khusunya dalam pertumbuhan dan perkembangan

1.5 Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian makalah ini adalah terbatas pada pengaruh penggunaan serabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

1.6 Hipotesis Dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian ini, yang kemudian akan dicari jawabannya sebagai berikut : Abu serabut kelapa gading dapat digunakan sebagai salah satu nutrisi bagi tanaman dan dapat membantu pertumbuhan pada tanaman kacang hijau.
SMA N 1 Kuta Utara | 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Pertumbuhan biasanya diikuti dengan perkembngan yang merupakan satuan yang saling terkait. Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada awal

perkembangannya, embrio mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon terdapat pada biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon, sedangkan monokotil memiliki satu kotiledon. Pertumbuhan awal tumbuhan dari biji menjadi tanaman baru disebut perkecambahan biji. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,

khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal ada dua jenis perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal. 1) Perkecambahan Hipogeal terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah. Contoh perkecambahan ini terjadi pada kacang kapri. 2) Perkecambahan Epigeal hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas tanah. Contoh perkecambahan ini terjadi pada kacang tanah, kacang hijau. Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1.

Pertumbuhan Primer Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan primer? Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin betina atau putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi
SMA N 1 Kuta Utara | 3

oleh alat kelamin jantan atau benang sari yang mengandung sel sperma dan akhirnya membentuk lembaga atau zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini mengalami proses perkembangan yang ditandai dengan adanya periode perlambatan pertumbuhan atau tidak ada sama sekali pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak mengalami perubahan atau tidak mengalami pertambahan ukuran panjang. Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya satu sel besar dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel besar. Selanjutnya sel haploid itu menyusun atau mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk melakukan pembelahan berikutnya secara mitosis. Pembelahan mitosis sebenarnya ditandai adalah dengan awal adanya dimulainya periode proses

pertumbuhan embrionik

yang

percepatan

pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap secara cepat dan terus menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya, sehingga terjadi penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya membentuk

kumpulan/kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan meristem atau jaringan embrional, kemudian jaringan meristem ini tumbuh dan berkembang menjadi embrio yang tersimpan dan terlindungi di dalam biji, kemudian tumbuh menjadi kecambah hingga mencapai dewasa. Pertumbuhan pada embrio atau jaringan meristem dari hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer ini disebut

dengan pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer ini terjadi pada embrio, ujung akar, dan ujung batang. a. Pertumbuhan pada Embrio Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau awal

pertumbuhan embrio di dalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk planula karena di dalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan kaulikalus (batang lembaga). Di dalam biji ada beberapa bagian-bagian, yaitu plumula, epikotil, hipokotil, radikula dan kotiledon. Di dalam kegiatan yang Anda lakukan

SMA N 1 Kuta Utara | 4

akan menemukan cadangan makanan.

calon

individu

baru

(embrio)

yang

dilengkapi

dengan

1) Pada biji kacang (tumbuhan dikotil) yang disebut embrio adalah kuncup embrionik yang memanjang dan melekat pada kotiledon, pada biji ini terdapat dua kotiledon. Bagian bawah pangkal (aksis) yang melekat pada kotiledon

dinamakan hipokotil dan bagian ujungnya (terminal) disebut radikula. Bagian atas pangkal adalah epikotil, dan bagian ujungnya adalah plumula yang terlihat

sepasang daun dengan pucuknya. 2) Pada biji jagung (tumbuhan monokotil) hanya terdapat satu kotiledon yang sering dinamakan dengan skutelum.

Pada

saat terjadinya

proses

perkecambahan, akar

akan

diselubungi

oleh koleoriza dan pada ujung embrio diselubungi oleh koleoptil. Dua macam jenis perkecambahan biji dapat dibedakan atas perkecambahan hipogeal dan epigeal. Embrio tersebut belum dapat membuat makanan sendiri. Untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhannya, embrio memperoleh makanan yang berasal dari cadangan makanan di dalam keping biji (kotiledon). Berdasarkan jumlah

kotiledonnya tumbuhan berbiji dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tumbuhan yang memiliki satu keping biji (kotiledon) disebut

tumbuhan monokotil (bijinya tidak berbelah dan berakar serabut), contohnya biji jagung dan kelapa, sedangkan tumbuhan yang memiliki dua keping biji (kotiledon) disebut tumbuhan dikotil (bijinya berbelah dan berakar tunggang), contohnya biji kacang dan mangga. Ada tiga macam bagian penyusun embrio yang penting pada

proses perkecambahan, yaitu sebagai berikut. 1) Tunas embrionik, sebagai calon batang dan daun yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi bunga dan buah. 2) Akar embrionik, sebagai calon akar yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi akar.

SMA N 1 Kuta Utara | 5

3) Kotiledon atau keping biji, merupakan cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio hingga mencapai terbentuknya daun, karena embrio tersebut belum menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis. Apabila biji-biji tersebut berada di lingkungan yang cocok, maka embrionya akan segera tumbuh yang ditandai dengan perkecambahan. Saat biji mulai berkecambah, sebenarnya adalah awal pertumbuhan pasca embrionik yang dimulai dari pembelahan sel terus menerus secara cepat merupakan periode percepatan pertumbuhan jaringan meristem embrio. Dari proses ini dibagikan sel-sel jaringan baru dengan bentuk, susunan, dan fungsi berbeda, kemudian tumbuh menjadi berbagai organ jaringan seperti tunas embrionik, akar embrionik, dan kotiledon yang selanjutnya

membentuk organ tumbuhan. Pada awalnya, organ yang terbentuk adalah akar, batang, daun.

Setelah pertumbuhan mencapai tanaman muda, maka pertumbuhan selanjutnya yaitu dari pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa. Proses pertumbuhannya digantikan oleh aktivitas jaringan meristem primer pada titik tumbuh yang terletak di ujung akar maupun di ujung batang, yang memungkinkan pertumbuhan tanaman menjadi bertambah tinggi atau panjang yang disebut pertumbuhan primer.

b. Pertumbuhan pada Ujung Akar Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tanaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini terdapat pada ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau panjangnya tanaman. pada bagian akar kecambah kacang hijau dan kacang panjang mengalami pertumbuhan yaitu bertambah panjang atau tinggi. Kecepatan pertumbuhan dari berbagai bagian akar ternyata tidak sama. Bagian yang paling cepat tumbuh terletak pada daerah bagian belakang ujung akar, karena pada bagian ujung akar tersebut terdapat tiga macam daerah titik tumbuh yaitu daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Semakin jauh dari ujung akar maka pertumbuhannya akan semakin lambat, Kaliptra pada tumbuhan Monokotil mempunyai titik tumbuh tersendiri yang
SMA N 1 Kuta Utara | 6

disebut kaliptrogen, sedangkan pada tumbuhan dikotil tidak tampak memilikinya karena batas antara kaliptra dan ujung akarnya belum jelas. Sel-sel pada daerah akar ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematik. Di belakang daerah pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk

membesar dan memanjang, daerah ini dinamakan daerah pemanjangan sel. Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi. Kemudian sel-sel di belakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi jaringan-jaringan akar, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.

c. Pertumbuhan pada Ujung Batang Sama seperti halnya akar, pada ujung batang juga terdapat titik tumbuh. Titik tumbuh pada batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan yang terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. pada daerah

meristematik terdapat titik tumbuh (meristem apikal) dan bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan melengkung di atas titik tumbuh. Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tampak. Pada daerah diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaituepidermis, korteks, dan silinder pusat. Setelah pertumbuhan tanaman muda hingga mencapai tanaman dewasa,

proses pertumbuhan tanaman tersebut melambat atau disebut periode perlambatan yang ditandai dengan pertumbuhannya menjadi lambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa perkembangan menuju tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada kedewasaannya. Ciri-ciri suatu tumbuhan dikatakan sudah dewasa yaitu ditandai dengan terbentuknya bunga. Pada bunga inilah terdapat alat kelamin betina berupa putik maupun alat kelamin jantan berupa benang sari yang berfungsi
SMA N 1 Kuta Utara | 7

sebagai alat

perkembangbiakan

suatu

tumbuhan.

Setelah

terjadi

persarian (penyerbukan), putik oleh benang sari akan dihasilkan buah berbiji dan biji inilah yang nantinya akan tumbuh menjadi tanaman baru.

2.

Pertumbuhan Sekunder Setelah mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder tumbuhan hanya dikotil, terjadi pada tumbuhan dikotil jaringan meristem

dan Gymnospermae. Pada

selain terdapat

primer juga terdapat jaringan meristem sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada jaringan meristem sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah sebagai perlindungan pada pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah besar ukurannya. Contoh tumbuhan yang melakukan pertumbuhan sekunder adalah pohon jati yang banyak terdapat di daerah Blora, Cepu, Jawa Tengah. Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium vasis, kambium ini dapat tumbuh dengan arah yang berlawanan, yaitu yang tumbuh ke arah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh kearah dalam akan membentuk floem. Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berada di antara kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang disebut kambium intervaskuler. Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan tersambung dengan kambium intravaskuler yang membentuk suatu lingkaran konsentris, bentuk lingkaran konsentris pada tumbuhan dikotil sering disebut dengan lingkaran tahun. Contoh batang tumbuhan dikotil yang mempunyai lingkaran tahun adalah pohon

jati. Bagaimanakah proses terjadinya lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil seperti pohon jati? Lingkaran tahun pada pohon jati terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan sekunder (kambium gabus) yang berlangsung/berjalan tidak sepanjang tahun. Pertumbuhan sekunder berlangsung hanya pada musim penghujan karena pada musim penghujan kebutuhan air dan unsur hara cukup banyak tersedia untuk pertumbuhan tanaman tersebut, dengan proses pertumbuhan seperti ini akan terbentuk suatu lingkaran yang disebut lingkaran tahun.
SMA N 1 Kuta Utara | 8

Pada umumnya tumbuhan dikotil seperti pohon jati memiliki kulit batang pecahpecah atau rusak. Mengapa kulit batang tumbuhan dikotil seperti pohon jati tampak pecah-pecah atau rusak? Kulit batang jati mengalami pecahpecah, karena adanya aktivitas kambium yang membentuk jaringan xilem dan floem lebih cepat dari pertumbuhan kulit, sehingga akan mengakibatkan jaringan kulit paling luar seperti epidermis dan korteks menjadi rusak atau pecah-pecah. Untuk mencegah terjadinya kerusakan kulit terluarnya lebih lanjut, maka jaringan yang berada di sebelah dalam kulit membentuk jaringan pelindung dari kerusakan berupa kambium gabus atau felogen. Felogen membentuk jaringan yang tumbuh ke arah dalam disebut feloderm yang selselnya hidup sedangkan jaringan yang tumbuh ke arah luar disebut felem yang selselnya mati. Sebenarnya apakah fungsi dari felogen itu? Felogen berfungsi sebagai pelindung dari kerusakan sel-sel jaringan bagian dalam yang berada di bawah kulit. Kerusakan dapat terjadi karena banyaknya ruang terbuka yang menyebabkan air dan oksigen keluar masuk secara bebas. Lapisan felogen tidak semuanya tertutup rapat, tetapi ada beberapa tempat sel kambium gabus di epidermis kulityang membentuk suatu lubang/ celah menyerupai lensa yang disebut dengan lentisel.

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya? Untuk mengetahuinya, pelajarilah uraian berikut ini dengan baik. A. Faktor Luar Faktor luar merupakan factor yang ada disekeliling tumbuhan. Faktor luar atau factor lingkungan ini meliputi cahaya, suhu, kelembapan, air, nutrisi, oksigen, dan gravitasi. 1. Cahaya merupakan factor utama sebagai sumber energy dalam fatosintesis untuk memproduksi tepung atau karbohidrat, namun cahaya juga sebagai penghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat mengurangi auksin. 2. Suhu atau Temperatur, mempengaruhi pertumbuhan pada rproduksi tumbuhan . Perubahan temperature dari dingin atau panas mempengaruhi kemampuan fotosintesis ,translokasi, respirasi, dan transpirasi.
SMA N 1 Kuta Utara | 9

3. Kelembaban , kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang di uapkan. Kondisi tersebut mendukung pemanjangan sel-sel. 4. Air merupakan senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan . Air berfungsi untuk fotosintesis , mengatifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembaban dan membantu perkecambahan biji. Tanpa air reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan kematian tumbuhan. 5. Nutrisi (makanan) merupakan bahan baku utama untuk organism dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.Seperti karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalsium, kalium, dan magnesium. Jika tumbuhan kekurangan sebagian nutrisi itu maka akan mengalami defisien. 6. Oksigen, berfungsi dalam reaksi metabolism tumbuhan karena oksigen penting dalam respirasi yang menghasilkan energy. 7. Grafitasi, Bila cahaya mempengaruhi arah tumbuhan tunas maka pengaruhi bumi akan mempengaruhi pertumbuhan akar menuju ke pusat bumi. Arah gerak akar yang membumi disebut Geotropisme.

B. Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam tubuh makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen dan keadaan hormonal. a. Gen Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan perkembangannya. Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam
SMA N 1 Kuta Utara | 10

pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik. Demikian juga ternak unggul hanya akan berproduksi secara optimal bila diberi pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang sesuai. b. Hormon Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya. Auksin Banyak terdapat pada titik tumbuh batang (koleoptil) dan akar (koleoriza). Berfungsi dalam pembentangan sel, pembelahan sel, merangsang pembentukan buah dan bunga, menyebabkan pembengkakan batang, merangsang akar lateral dan akar luar. Teknologi pemanfaatan auksin yaitu dalam pemotongan ujung batang bonsai, partenokarpi, dan pemberantasan gulma. Giberelin Banyak terdapat pada berbagai organ seperti akar, batang, tunas, daun, tunastunas bunga, bintil akar buah dan jaringan kalus serta biji. Berfungsi dalam merangsang atau memacu aktifitas cambium, berperan dalam partenokalpi, mempercepat tumbuhan bunga, merangsang pertumbuhan lebih cepat tinggi dan normal, diferensiasi akar. Teknologi pemanfaatan Giberilin yaitu menambah tinggi jagung yang kerdil, pada gandum untuk mensintensis entim hidrolisispati, pembuatan bonsai. Sitokinin Banyak terdapat pada jaringan pembuluh tumbuhan. Berfungsi dalam merangsang pelebaran daun, memperkecil dominasi apical, menunda pengguguran daun, merangsang pertumbuhan daun sehingga lebih cepat memanjang. Teknologi pemanfaatan sitokinin yaitu pada pengawetan bunga dan buah kultur jaringan dan perontokan bunga dan buah.
SMA N 1 Kuta Utara | 11

Asetilin Banyak terdapat pada buah yang sudah tua. Berfungsi dalam mempercepat pemasakan buah, berperan dalam pengguguran bunga dan daun, menyebabkan pertumbuhan batang kokoh dan tebal. Teknologi pemanfaatan asetilin yaitu pada penggunaan karbit pada pemasakan buah dan pengaruh etilen terhadap pemasakan buah tomat

Asam absisat Banyak terdapat pada batang daun dan biji. Berfungsi dalam membantu pembentukan zona absisi sehingga menyebabkan pengguguran daun,buah dan daun, membantu penutupan stomata daun untuk mengurangi penguapan, mempertahankan diri jika berada pada lingkungan yang tidak sesuai

Asam traumalin Banyak terdapat pada cambium pada batang dikotil. Berfungsi pada regenerasi sel pada tumbuhan jika jaringan tumbuhan terluka

Kaulokalin Banyak terdapat pada jaringan maristem pada seluruh tumbuhan Berfungsi dalam merangsang pembentukan batang

Filokalin Banyak terdapat pada jaringan meristem pada seluruh tubuh tumbuhan. Berfungsi dalam merangsang pembentukan daun.

Antokalin Banyak terdapat pada jaringan meristem pada seluruh tubuh tumbuhan. Berfungsi dalam merangsang pembentukan bunga, batang dan akar tanaman mempunyai kemampuan untuk memperbaiki luka.

Rizokalin Banyak terdapat pada jaringan meristem pada seluruh tubuh tumbuhan. Berfungsi dalam merangsang pertumbuhan akar rizokalin identik dengan vitamin B1.

SMA N 1 Kuta Utara | 12

2.2 Tanaman Kacang Hijau Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting diIndonesia. Sampai saat ini perhatian masyarakat kurangnya perhatian ini di antaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah. Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu : 1. lebih tahan terhadap kekeringan 2. hama dan penyakit relative sedikit 3. panen relative cepat, pada umur 55-60 hari 4. cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah 5. kegagalan panen total relatif kecil 6. harga jual tinggi dan stabil 7. dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serat peningkatan usaha pengelolaan lepas panennya. A. Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram, atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut ini. Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermathophyta : Angiospermae : Dicotyldonae : Rosales : Papilionaceae : Vigna : Vigna Radiata atau Phaseolus Radiatus.

SMA N 1 Kuta Utara | 13

B. Morfologi Tanaman Kacang Hijau Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan. C. Syarat Tumbuh Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi

2.3 Abu Sabut Kelapa Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa. Ketebalan sabut kelapa berkisar 5 - 6 cm yang terdiri atas lapisan terluar

(eksokarpium) dan lapisan dalam (endokarpium) (Rindengan et al. 1995 dalam Mahmud dan Ferry 2005). Suhardiman (1985) menyatakan bahwa sabut kelapa merupakan bagian yang berserabut, mempunyai ketebalan 3 - 5 cm dan terdiri dari jaringan dengan sel serat yang keras, dengan diantara sel-selnya terdapat jaringan lunak. Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, asam pirolignat, gas, arang, ter, tannin, dan kalium (Rindengan et al. 1995 dalam Mahmud dan Ferry 2005), sedangkan komposisi kimia sabut kelapa menurut Grimwood (1975) dapat dilihat pada Tabel 7. Mineral yang terkandung dalam sabut kelapa
SMA N 1 Kuta Utara | 14

adalah kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan fosfor (P) (Anonim 2008). Tabel 7. Komposisi kimia sabut kelapa Komponen kimia Mineral Hemiselulosa Komponen larut air Pektin Lignin Selulosa Komponen tidak larut air Sumber: Grimwood (1975) Abu adalah sisa pembakaran sempurna dari suatu bahan. Pembakaran sempurna terhadap suatu bahan pada suhu 500 - 600oC selama beberapa waktu akan membuat senyawa organik yang terkandung di dalamnya menguap, sedangkan sisanya yang tidak menguap merupakan abu. Didalam abu terkandung campuran dari berbagai oksida mineral sesuai dengan jenis mineral yang terkandung di dalam bahan (Kamal 1994). Unsur dalam bentuk oksidanya antara lain: natrium oksida (Na2O), kalium oksida (K2O), magnesium oksida (MgO), seng oksida (ZnO), besi oksida (Fe2O3), silikon oksida (SiO2), dan fosfor oksida (P2O5) (Mappiratu 1985). Menurut Salunkhe et al. (1992), abu sabut kelapa merupakan hasil dari pembakaran sabut kelapa yang mengandung 20 30 % kalium dan 2 % fosfor. Apabila abu dilarutkan dalam air maka sebagian unsur yang terkandung di dalamnya akan larut dan dapat dipisahkan berdasarkan sifat kelarutannya dalam air. Unsur yang mempunyai bentuk oksida basa akan berubah menjadi basa, sedangkan unsur yang mempunyai bentuk oksida asam akan berubah menjadi asam (Mappiratu 1985). Kalium dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi abu dengan air di dalam gelas piala disertai dengan pengadukan. Hasil yang diperoleh berupa larutan kuning cokat yang mengandung karbonat dan bikarbonat dari kalium dan mungkin juga natrium. Jumlah kalium yang terekstrak akan optimal dengan pelarutan 1 g abu dalam 50 ml air pada suhu lingkungan (29oC) (Agra 1974). Komposisi (%) 5 7,69 5,8 14,06 30,02 18,24 19,19

SMA N 1 Kuta Utara | 15

BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis memaparkan bagaimana hasil penelitian ini dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, dan pada bagian ini meliputi waktu dan tempat penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan dilaksanakan pada tanggal 5-19 Agustus 2012 sampai, sedangkan pengambilan data pada penulisan ini dilaksanakan pada tanggal 4-10 September 2012 bertempat di rumah salah satu anggota kelompok.

3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yg digunakan oleh penulis dalam pembuatan makalah ini adalah jenis data primer yaitu jenis data yang cara perolehannya penulis dapat melalui penelitian langsung pada tanaman kacang hijau, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka menggunakan buku-buku penunjang dan sumber-sumber dari internet yg berkaitan dengan penulisan ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan oleh penyusun untuk menulis makalah ini adalah Metode Eksperimen yaitu metode penyajian data dengan menggunakan hasil percobaan dalam hal ini pengaruh serabut kelapa terhadap pertumbuhan kacang hijau. Metode Literatur yaitu penyajian data yang bersumber dari buku-buku dan sumber-simber dari internet yang berkaitan dengan pertumbuhan kacang hijau, dan zat yang terkandung didalam serabut kelapa. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan eksperimen atau percobaan yaitu sebagai berikut : Tujuan : Mengetahui dan mengamati pengaruh abu hasil pembakaran serabut kelapa terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilakukan mulai hari Kamis, 26 Juli 2012 bertempat di rumah Ngurah Kris Raya.
SMA N 1 Kuta Utara | 16

Alat dan Bahan 1. Polybag kecil sebanyak 6 buah 2. Alat ukur (penggaris) 3. Biji Kacang Hijau 4. Tanah 5. Air 6. Abu hasil pembakaran serabut kelapa 7. Sendok makan

Langkah Kerja 1. Ambilah 30 biji kacang hijau dengan kondisi yang baik! 2. Rendamlah biji kacang hijau selama satu malam! 3. Masukkan biji kacang hijau hasil perendaman kedalam polybag yang sudah berisi tanah. Masing masing polybag berisi 5 biji kacang hijau! 4. Letakkan polybag ditempat yang sama / tidak terpisah! 5. Setelah kecambah tumbuh, lakukan pengukuran dengan memilih 2-3 kecambah terbaik! 6. Selanjutnya, buat larutan dengan mencampurkan 3 sendok makan abu hasil pembakaran serabut kelapa dengan 1 gelas air dan dimasukkan ke dalam botol air mineral tanggung 7. Tentukan 1 gelas untuk dijadikan sebagai kontrol, beri nama gelas A (yang nantinya hanya akan disiram menggunakan air biasa) 8. Sisa lagi 5 polybag diberi perlakuan khusus, sebagai berikut: a. Gelas B disiram dengan 1 sendok makan air abu b. Gelas C disiram dengan 2 sendok makan air abu c. Gelas D disiram dengan 3 sendok makan air abu d. Gelas E disiram dengan 4 sendok makan air abu e. Gelas F disiram dengan 5 sendok makan air abu 9. Lakukan penyiraman setiap sore hari! 10. Lakukanlah pengukuran tinggi kecambah kacang hijau tersebut menggunakan penggaris setiap harinya, kemudian tulislah hasil pengukurannya pada table yang telah disediakan! 11. Analisislah data yang diperoleh, kemudian sajikan dalam bentuk grafik!

SMA N 1 Kuta Utara | 17

BAB IV PEMBAHASAN

SMA N 1 Kuta Utara | 18

Tabel Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau Hari keKe 0 Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke 6 Ke 7 Ke 8 Ke 9 Ke 10 Ke 11 Ke 12 Ke 13 Ke 14 Tanggal Tinggi Tanaman Polybag A 8,3 cm 8,7 cm 10,1 cm 14 cm 16,5 cm 17 cm 17,3 cm 17,4 cm 19,5 cm 20,5 cm 22,5 cm 23,3 cm 23,9 cm 25,1 cm 25,6 cm Polybag B 8,2 cm 9 cm 11,8 cm 15 cm 16,1 cm 17,9 cm 18 cm 18,2 cm 19,4 cm 20,2 cm 20,5 cm 20,9 cm 21,2 cm 21,5 cm 23,2 cm Polybag C 7,8 cm 8,6 cm 11 cm 11,5 cm 13 cm 13,9 cm 14,2 cm 14,6 cm 15,1 cm 15,5 cm 16,1 cm X X X X Polybag D 7,1 cm 7,5 cm 10 cm 11,3 cm 13,9 cm 16,1 cm 16,9 cm 17 cm 18,4 cm 19,1 cm 19,5 cm 19,5 cm 20,8 cm 22,1 cm 22,7 cm Polybag E 9,3 cm 10,4 cm 12,1 cm 14,3 cm 15,2 cm 16,6 cm 16,9 cm 17,2 cm 17,8 cm X X X X X X Polybag F 8 cm 8,5 cm 10,4 cm 10,8 cm 14,4 cm 14,8 cm 15,2 cm 15,6 cm 15,9 cm X X X X X X

SMA N 1 Kuta Utara | 19

Tabel Hasil Perubahan Tinggi Tanaman Hari keKe 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke 6 Ke 7 Ke 8 Ke 9 Ke 10 Ke 11 Ke 12 Ke 13 Ke 14 Rata Rata Tanggal Tinggi Tanaman Polybag A 0,4 cm 1,4 cm 3,9 cm 2,5 cm 0,5 cm 0,3 cm 0,1 cm 2,1 cm 1 cm 2 cm 0,8 cm 0,6 cm 1,2 cm 0,5 cm 1,23 cm Polybag B 0,8 cm 2,8 cm 3,2 cm 1,1 cm 1,8 cm 0,1 cm 0,2 cm 1,2 cm 0,8 cm 0,3 cm 0,4 cm 0,3 cm 0,3 cm 1,7 cm 1,07 cm Polybag C 0,8 cm 2,4 cm 0,5 cm 1,5 cm 0,9 cm 0,3 cm 0,4 cm 0,5 cm 0,4 cm 0,6 cm X X X X 0,88 cm Polybag D 0,4 cm 2,5 cm 1,3 cm 2,6 cm 2,2 cm 0,8 cm 0,1 cm 1,4 cm 0,7 cm 0,4 cm 0,3 cm 1 cm 1,3 cm 0,6 cm 1,72 cm Polybag E 1,1 cm 1,7 cm 2,2 cm 0,9 cm 1,4 cm 0,3 cm 0,3 cm 0,6 cm X X X X X X 1,06 cm Polybag F 0,5 cm 1,9 cm 0,4 cm 3,6 cm 0,4 cm 0,4 cm 0,4 cm 0,3 cm X X X X X X 0,98 cm

SMA N 1 Kuta Utara | 20

Pada table diatas hari ke-0 merupakan hari dimana kacang hijau telah memiliki dua helai daun, akan tetapi belum mendapatkan perlakuan atau penyiraman larutan abu sabut kelapa. Pada hari ke 0 tinggi dari masing- masing tanaman adalah 8,3 cm pada tumbuhan yang digunakan sebagai control, 8,2 cm pada tumbuhan yang akan diberikan 1 sendok larutan abu serabut kelapa, 7,8 cm pada tumbuhan yang akan diberikan 2 sendok larutan abu serabut kelapa, 7,1 cm pada tumbuhan yang akan diberikan 3 sendok larutan abu serabut kelapa, 9,3 cm pada tumbuhan yang akan diberikan 4 sendok larutan abu serabut kelapa, dan 8 cm pada tumbuhan yang akan diberikan 5 sendok larutan abu serabut kelapa. Penyiraman dilakukan satu kali dalam sehari pada sore hari sekitar pukul 4 sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Pada hari pertama setelah masing-masing polibag diberikan larutan abu sabut kelapa sesuai dengan kode yang ditentukan, tumbuhan kacang hijau tersebut mengalami pertambahan tinggi. Tinggi tanaman pada polibag A 8,7 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,4 cm. Pada polibag B tinggi tanaman menjadi 9 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,8 cm. Pada polibag C tinggi tanaman menjadi 8,6 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,8 cm. Pada polibag D tinggi tanaman menjadi 7,5 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,4 cm. Pada polibag E tinggi tanaman menjadi 10,4 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,1 cm. Pada polibag F tinggi tanaman menjadi 8,5 cm mengalami pertambhan tinggi sebesar 0,5 cm. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-2 adalah sebagai berikut : Tinggi tanaman pada polibag A menjadi 10,1 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,4 cm. Pada polibag B tinggi tanaman menjadi 11,8 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,8 cm. Pada polibag C tinggi tanaman menjadi 11 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,4 cm. Pada polibag D tinggi tanaman menjadi 10 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,5 cm. Pada polibag E tinggi tanaman menjadi 12,1 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,7 cm. Pada polibag F tinggi tanaman menjadi 10,4 cm mengalami pertambhan tinggi sebesar 1,9 cm jika dibandingkan hari sebelumnya. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-3 adalah sebagai berikut : Tinggi tanaman pada polibag A menjadi 14 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 3,9 cm. Pada polibag B tinggi tanaman menjadi 15 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 3,2 cm. Pada polibag C tinggi tanaman menjadi 11,5 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,5 cm. Pada polibag D tinggi tanaman menjadi 11,3 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,3 cm. Pada polibag E tinggi tanaman menjadi 14,3 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,2 cm. Pada polibag F
SMA N 1 Kuta Utara | 21

tinggi tanaman menjadi 10,8 cm mengalami pertambhan tinggi sebesar 0,4 cm jika dibandingkan hari sebelumnya. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-4 adalah sebagai berikut : Tinggi tanaman pada polibag A menjadi 16,5 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,5 cm. Pada polibag B tinggi tanaman menjadi 16,1 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,1 cm. Pada polibag C tinggi tanaman menjadi 13 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,5 cm. Pada polibag D tinggi tanaman menjadi 13,9 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,6 cm. Pada polibag E tinggi tanaman menjadi 15,2 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,9 cm. Pada polibag F tinggi tanaman menjadi 14,4 cm mengalami pertambhan tinggi sebesar 3,6 cm jika dibandingkan hari sebelumnya. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-5 adalah sebagai berikut : Tinggi tanaman pada polibag A menjadi 17 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,5 cm. Pada polibag B tinggi tanaman menjadi 17,9 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,8 cm. Pada polibag C tinggi tanaman menjadi 13,9 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,9 cm. Pada polibag D tinggi tanaman menjadi 16,1 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,2 cm. Pada polibag E tinggi tanaman menjadi 16,6 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 1,4 cm. Pada polibag F tinggi tanaman menjadi 14,8 cm mengalami pertambhan tinggi sebesar 0,4 cm jika dibandingkan hari sebelumnya. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-6 adalah sebagai berikut : Tinggi tanaman pada polibag A menjadi 17,3 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,3 cm. Pada polibag B tinggi tanaman menjadi 18 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 2,1 cm. Pada polibag C tinggi tanaman menjadi 14,2 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,3 cm. Pada polibag D tinggi tanaman menjadi 16,9 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,8 cm. Pada polibag E tinggi tanaman menjadi 16,9 cm mengalami pertambahan tinggi sebesar 0,3 cm. Pada polibag F tinggi tanaman menjadi 15,2 cm mengalami pertambhan tinggi sebesar 0,4 cm jika dibandingkan hari sebelumnya. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-7 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 17,4 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,1 jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 18,2 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,2 cm. Tinggi tanaman pada polibag C menjadi 14,6 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,4 cm. Tinggi tanaman pada polibag D adalah 17 cm sehingga perubahan tingginya
SMA N 1 Kuta Utara | 22

sebesar 0,1 cm. Tinggi tanaman pada polibag E adalah 17,2 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,3 cm. Tinggi tanaman pada polibag F adalah 15,6 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,4 cm. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-8 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 19,5 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 2,1cm jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 19,4 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 1,2 cm. Tinggi tanaman pada polibag C menjadi 15,1 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,5 cm. Tinggi tanaman pada polibag D adalah 18,4 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 1,4 cm. Tinggi tanaman pada polibag E adalah 17,8 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,6 cm. Tinggi tanaman pada polibag F adalah 15,9 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,3 cm. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-9 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 20,5 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 1 cm jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 20,2 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,8cm. Tinggi tanaman pada polibag C menjadi 15,5 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,4 cm. Tinggi tanaman pada polibag D adalah 19,1 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,7 cm. Tinggi tanaman pada polibag E yang pada hari sebelumnya 17,8 cm tidak mengalami perubahan tinggi karena mati. Tinggi tanaman pada polibag F yang pada hari sebelumnya 15,9 cm tidak mengalami perubahan tinggi karena mati. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-10 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 22,5 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 2 cm jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 20,5 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,3 cm. Tinggi tanaman pada polibag C menjadi 16,1 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,6 cm. Tinggi tanaman pada polibag D adalah 19,5 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,4 cm. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-11 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 23,3 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,8 cm jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 20,9 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,4 cm. Tinggi tanaman pada polibag C yang pada hari sebelumnya 16,1 cm tidak mengalami perubahan tinggi karena mati. Tinggi tanaman pada polibag D adalah 19,5 cm sehingga tidak terjadi perubahan tinggi.
SMA N 1 Kuta Utara | 23

Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-12 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 23,9 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,6 cm jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 21,2 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,3 cm. Tinggi tanaman pada polibag D menjadi 20,8 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 1,3 cm. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-13 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 25,1 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 1,2 cm jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 21,5 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,3 cm. Tinggi tanaman pada polibag D menjadi 22,1 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 1,3 cm. Data tinggi tanaman kacang hijau pada hari ke-14 adalah sebaga berikut: untuk polibag A tinggi tanmannya menjadi 25,6 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,6 cm jika dilihat dari hari sebelumnya. Tinggi tanaman pada polibag B adalah 23,2 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 1,7 cm. Tinggi tanaman pada polibag D menjadi 22,7 cm sehingga perubahan tingginya sebesar 0,6 cm. kacang hijau dapat dilihat pada grafik Berdasarkan data pertambahan tinggi tanaman kacang hijau setiap harinya, maka didapat data hasil rata-rata pertambahan kacang hijau sebagai berikut: Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag A sebesar 1,23 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag B sebesar 1,07 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag C sebesar 0,88 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag D sebesar 1,72 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag E sebesar 1,06 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag F sebesar 0,98 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman berikut :

SMA N 1 Kuta Utara | 24

2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Polibag A Polibag B Polibag C Polibag D Polibag E Polibag F

SMA N 1 Kuta Utara | 25

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan data pertambahan tinggi tanaman kacang hijau setiap harinya, maka didapat data hasil rata-rata pertambahan kacang hijau sebagai berikut: Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag A sebesar 1,23 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag B sebesar 1,07 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag C sebesar 0,88 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag D sebesar 1,72 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag E sebesar 1,06 cm. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kacang hijau pada polibag F sebesar 0,98 cm. 2. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor luar yang dapat memengaruhi pertumbuhan adalah adanya unsur Kalium (K), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Natrium (Na), dan Kalsium (Ca). unsur-unsur tersebut diketahui terkandung dalam abu serabut kelapa gading yang juga mengandung unsur kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan fosfor (P) yang sesuai dengan kebutuhan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

5.2 Saran-Saran Disarankan kepada masyarakat agar mengurangi penggunaan pupuk buatan yang kurang ramah lingkungan dan lebih mengutamakan penggunaan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dan lebih ekonomis seperti abu kelapa gading untuk menunjang petumbuhan dan perkembangan pada tanaman.

SMA N 1 Kuta Utara | 26

DAFTAR PUSTAKA http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/08/dasar-agronomi-kacang-hijau.html (diakses pada tanggal 6 September 2012) http://texbuk.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-primer-sekunderdalam.html#ixzz25TIVOZlM (diakeses pada tanggal 6 September 2012) http://texbuk.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-primer-sekunderdalam.html#ixzz25TCSJqh8 (diakses pada tanggal 6 September 2012)
Kirana, Chandra.2012. Biologi SMA/MA Semester Gasal. Jawa Tengah: Viva Pakarindo

SMA N 1 Kuta Utara | 27

LAMPIRAN

Keterangan gambar: Hasil rendaman kacang hijau, kacang sebelah kiri hasil rendaman selama dua hari, kacang sebelah kanan hasil rendaman selama satu hari.

SMA N 1 Kuta Utara | 28

Keterangan Gambar: Pengisian tanah pada polibag

SMA N 1 Kuta Utara | 29

Keterangan Gambar: Pengisian biji kacang hijau pada semua polibag, masing-masing polibag terisi lima biji kacang hijau

SMA N 1 Kuta Utara | 30

Kondisi tanaman kacang hijau setelah 9 hari. Pada polibag E dan F telah tidak mengalami pertumbuhan lagi. A=control, B=1sendok, C=2sendok, D=3sendok, E=4sendok, F=5sendok

SMA N 1 Kuta Utara | 31

Keterangan Gambar: Proses pembuatan abu dari serabut kelapa

SMA N 1 Kuta Utara | 32

You might also like