You are on page 1of 54

Untuk Kartini

Hani Yulindrasari ~ MIF. Baihaqi ~ Rahman Ginanjar ~ Raudika Lestari ~ Salsabila Althafunnisa ~ Toto Setiadi ~ dkk

Ririungan Penulis Psikologi UPI

Sebuah Catatan tentang Kartini

Untuk Kartini
Kartini kemarin, esok, dan seterusnya, tetaplah perempuan

Kontributor :
Adit Purana Defri L. Ichsan Hani Yulindrasari Intan R. Kuswoharti Mgs. Ahmad MIF. Baihaqi Nita Rahmat F. Rahman Ginanjar Raudika Lestari Resna Ria Asmara Risma Dwipangesty Salsabila Althafunnisa Toto Setiadi

Editor :
Salsabila Althafunnisa, Intan R. Kuswoharti

Design and Layout : Salsabila Althafunnisa

Copyright 2012 Ririungan Penulis Psikologi UPI Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung

Daftar Isi
Puisi Risau Kartini Mereka Sama, Perempuan Anak Kartini Dari Rumah Kayu Jati Apa Kabarmu Hari Ini, Kartini Kartini Tak Pernah Ajarkan Itu Perempuan yang Mencoret Kertas Perempuan yang Menulis Mereka yang Menatap Cermin Anggur Bunda Satu Masa Tentang Perempuan

Catatan Lepas Refleksi Seorang Perempuan Arti Seorang Wanita Dari Tulang Rusuk Hinggak Bertumbuh Lebat Wanita (Catatan Hati Seorang Lelaki) Keindahan dan Kebijaksanaan Islam dalam Keadilan dan Kesetaraan Gender Women, YOU So Strong?

Seutas Pengantar
Perempuan adalah permata dalam kehidupan. Pada setiap sudut dalam kehidupannya, perempuan dianugerahi begitu banyak keindahan. Perempuan adalah ibu kehidupan. Dari rahim perempuan, kehidupan dilahirkan, diperjuangkan, dan dipertahankan dengan penuh pengorbanan. Sebagai ibu kehidupan, tanggung jawab perempuan tak mudah. Perempuan harus bisa bertahan dan menempatkan diri dalam zaman yang terus bergejolak dengan segala tuntutan. Tak cukup hanya mempesona secara fisik, tetapi perempuan harus bisa memancarkan pesona itu dari kedalaman hatinya. Kartini adalah salah satu ibu kehidupan. Tak hanya sebagai perempuan untuk dirinya, ia menjadi perempuan untuk perempuan lain, memperjuangkan hak-hak perempuan, meski perjuangan itu hinggak kini masih menjadi estafet bagi perempuan. Dibalik keberaniannya, Kartini tetaplah perempuan, dan perempuan sekarang tetaplah Kartini. Antologi ini, adalah sebuah kumpulan catatan kami, tentang Kartini. Lukisan perasaan kami tentang Kaum Kartini, Kaum Perempuan. Ya, setelah beberapa saat seolah-olah vakum dari kepenulisan, kami rindu untuk kembali menyulam kata. Ide sederhana yang bertepatan dengan momen Kartini, menggugah kami untuk tak lantas diam memotret

4 kisahnya. Kami simpan setiap potret tentang Kartini lewat tinta-tinta yang terus mengering. Antologi ini, menjadi perekam jejak kami dalam melihat dan memahami perempuan. Melihat anak-anak kecil berlarian dengan kebayanya menuju sekolah, mengungkapkan bahwa Kartini, hinggak kini ternyata masih terus dikenang. Terima kasih kepada seluruh pembuat jejak dalam antologi ini ; Adit, Defri, Hani, Intan, Mgs. Ahmad, MIF. Baihaqi, Nita, Rahman, Raudika, Resna, Risma, Salsabila, dan Toto. Pun terima kasih, untuk sahabat-sahabat editor yang telah menata serpihan-serpihan tulisan ini menjadi kesatuan yang utuh, kepada penggakgas Ririungan Penulis Psikologi UPI yang tanpa henti merancang helai demi helai kesempatan bagi para penulis. Selamat menikmati karya kecil ini..! Antologi ini, dipersembahkan untuk seluruh Kartini, di manapun berada.

Bandung, April 2012 Tim Penata

Puisi
Perempuan dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi perempuan sepenuhnya (RA. Kartini)

6 Risau Kartini MIF. Baihaqi Sekian abad lampau Sudah kupesankan dalam surat-suratku Habis Gelap Terbitlah Terang Anggie Anggie Sayang buku itu kau robek Beberapa lembar, hinggak menjadi hambar Bosan Terang Terseret Gelap

[eMBe] 15.04.2012

7 Mereka Sama, Perempuan Salsabila Althafunnisa Kartini kini tak lagi berkebaya tapi tetap sederhana terlihatnya Kartini kini tiada lagi disanggul tapi tetap anggun karena jiwanya Kartini kini tak terkungkung lagi tapi berkelana demi karya-karya luar biasa Kartini kini Kartini dulu Berbeda masanya Berbeda cita dan cintanya Berbeda perjuangannya Berbeda dalam banyak hal Tapi satu yang tak pernah berbeda Mereka tetaplah perempuan Seperti Kartini berkata : "Kita bisa menjadi manusia seutuhnya tanpa berhenti menjadi perempuan seutuhnya"

Pondok Adzkia,21 April 2012

8 Kartini Anak Kartini MIF Baihaqi Kartini tak pernah ingkar janji Ia datang berulang-ulang Di setiap sepertiga april Di manakah surat-suratku kau sembunyikan Masih banyak anak-anak yang belum membaca Tapi kau tega menilap di balik bangku suap Kau, melebih-lebihkan di amplop Gayus Dan aku semakin malu, ketika kaumku, yang cantik itu menelikung tabungan anak-anakku di balik kursi manajer citibank Inong... inong kau cemari suratku dengan tinta bohong

[eMBe] 21.04.2011

9 Dari Rumah Kayu Jati Resna Ria Asmara bermalam-malam bertemu dengan Inggit dari Ciateul; berkisah dengan Daina dari Kotogadang; mendengar jeritan hening dari Tibet yang dihidupi perempuan Cina; Shu Wen ... semuanya berkumpul dalam rumah yang harum kayu jati Jepara milik Kartini mereka terkekeh, lalu menyeru: dalam kurungkan kepahlawanan kami, atau dalam kurungkan atribut yang dipasangkan gejolak massa di sebuah peradaban! mereka tertawa, lalu membahanakan: menjadi pahlawan hanyalah baju yang bisa jadi kusam dan usang, tapi menjadi perempuan yang utuh adalah harga mutlak nilai jiwa kami! keempatnya kemudian berjabat tangan, erat. Bandung, 21 April 2012

10 Apa Kabarmu Hari Ini, Kartini? Intan R. Kuswoharti Kartini, sungguh aku tak bermaksud iri, hanya saja, mengapa ini semakin menjadi dan aku tak lagi punya diri! Duh, Ibu... kalau saja engkau tahu, aku tak ingin begini selalu namun aku terlanjur layu. Duh, aku tak tahu harus bagaimana pilihan seolah tak ada namun di sini, hatiku sudah lara dan aku tak lagi bisa merasa. Duhai, Bagaimana kabar Ibu kini? Aku ingin sekali berada dalam lingkup sukmamu yang 'kan selalu wangi.

21 April 2012

11 Kartini Tak Pernah Ajarkan Itu Nita Rahmat F. Per-empu-an, tempatnya para empu, Perempuan! Itu dia pikir Kartini Tempat perempuan ialah kemuliaan Karena untuk itulah dia dicipta Maka, kata Kartini Soal-soal perbudakan tiada lagi masuk akal Juga dibedakan soal kemerdekaan hanyalah cerita konyol Jadi, kata Kartini Perempuan harus maju harus bebas Harus sejajar dan bukan jadi budak lagi Dan pada masa itu, kata sejarah Usai sudah malam panjang para perempuan negeri ini Mentari kini membagi sinarnya pada mereka, Habis gelap terbitlah terang! Tapi perempuan generasi abad ini Bukan lagi per-empu-an Tidak lagi para empu bernaung di sana Bergeser, pecah dan berkeping Segala pesan Kartini, tak utuh lagi Tak ada lagi kain atau kebaya Tak ada kelembutan yang mesti dijaga Kemuliaan sebagai tempat para empu tak lagi jadi kehormatan

12 Perempuan pergi sebelum matahari terang dan pulang setelah matahari pulang Tidak ada lagi cahaya yang naungi, semua kembali gelap Bukan, bukan budak lelaki lagi, tapi budak ambisi Budak segala budaya baru, budaya lupa Lupa dia manusia, baju buka-buka bak binatang dia banggakkan Lupa dia ibu mulia, anak dia titip pada perempuan yang dia bayar Lupa dia istri, punya gaji sendiri tak perlu hormat pada suami Dan Kartini tak pernah ajarkan emansipasi salah kaprah macam itu Emansipasi, bukan berarti meninggaklkan kain dan kebaya Kartini, tak pernah ajarkan kita lupa kodrat

Bandung, 26 April 2011

13 Perempuan yang Mencoret Kertas Raudika Lestari perempuan telanjang turun dari ranjang. rambutnya tergerai tubuhnya basah. perempuan telanjang duduk di meja belajar mencoret kertas. aku memperhatikannya mencoret kertas. menambal putih dengan hitam. "kenapa kau coret-coret begitu?" aku bertanya. "tidak kenapa-kenapa. bosan saja," jawabnya. "kenapa bosan?" "bosan saja." perempuan semakin cepat mencoret. seperti mencoreng seperti mencakar. "kenapa telanjang?" aku bertanya lagi. "karena kebutuhanku mendesak," jawabnya. "kebutuhan apa?" "selangkangan." "kau tidak bahagia." "tidak." "kenapa terus melakukannya?"

14 ia diam. "kenapa tidak berhenti?" tangannya tidak lagi mencoret, wajahnya menghadapku. "karena aku palsu, cuma rongsokan jiwa yang kerontang."

Bandung, sebulanan yang lalu R.L.

15 Perempuan yang Menulis Raudika Lestari "karena aku palsu, cuma rongsokan jiwa yang kerontang." perempuan itu, masih telanjang, berhenti memandangku. kembali mencoret kertas, mulai menangis. aku diam. "katakan padaku, bolehkah aku marah padaNya?" perempuan itu, masih telanjang, masih mencoret kertas, mulai tersedu. aku diam. "katakan padaku, bolehkah aku membenciNya karena ini?" perempuan itu, masih telanjang, masih mencoret kertas, mulai tergugu. aku diam. "katakan padaku, bolehkah aku mengutukNya karena menyiksaku dengan penyesalan?" perempuan itu, masih telanjang, masih mencoret kertas. tubuhnya berguncang, terisak. aku diam. "bolehkah aku bahkan menganggakpNya menyiksaku dengan penyesalan?" begitu:

perempuan itu berhenti mencoret kertas. berjalan ke ranjang, menyelimuti tubuhnya yang telanjang, lalu meringkuk. "katakan padaku, bolehkah?"

16 dan sampai ia terlelap, aku tidak berkata apa-apa.

R.L pagi hari buta, Senin, 26.12.11

17 Mereka yang Menatap Cermin Intan R. Kuswoharti /I/ Aku cantik mereka yang bilang begitu. Meski aku hanya setitik debu. /II/ Prang Seolah telah menjadi musik yang bisa membuatku menari dan bergoyang, bergoyang dalam gundahku seorang aku menari, menari dalam isakku sendiri. dan kau, seringkali begitu saja menghilang.

18-19, 21 April 2012

18 Anggur Risma Dwipangesty Selir datang membawa cawan berisi anggur yang lebih manis dari rasa bibirnya Lalu menawarkannya pada Sultan Wahai Sultan, berpalinglah dari kabut bisu. Teguk anggurku, walau sedikit.. Hargai aku yang telah membawanya dengan rasa takut dan rindu . - Desember 2010 -

19 Bunda Bunda Risma Dwipangesty Bunda .. Sungguh aku rindu bunda .. Kasihmu sangat mulia melebihi permata dan engkau begitu murah memberikannya cuma cuma Bunda .. Matahari pagi ini tak sehangat dekapan bunda .. Bintang-bintang malam ini tak seramai tawa bunda .. Dulu ketika ku tak menemukan pelangi usai hujan reda, kutemukan pelangi yang lain di senyuman bunda .. Bunda .. Aku akan tidur malam ini di atas bantal yang kuanggakp sebagai tangan bunda .. Kuselimuti tubuhku sambil membayangkan dekapan bunda menyelimuti kegigilanku Dan ku lantunkan doa kepadaNya .. Semoga kasihNya senantiasa memelukmu Seperti engkau yang setia memelukku di dunia dengan cinta

_April, 2012_

20 Satu Masa Tentang Perempuan Salsabila Althafunnisa Aku belajar menerima, jika kau terkadang tak bisa mengerti apa yang kuinginkan karena aku merengek oleh hal sepele karena aku menangis oleh kata-kata yang biasa saja karena aku sedikit menggerutu oleh kejadian kecil saja Entah bagaimana aku menerangkannya padamu Aku seorang perempuan, yang memiliki siklus tertentu di mana emosiku terpacu lebih cepat hinggak mudah terbakar dan meletup-letup dan itu waktu yang amat sulit kulewati Kalau sulit bagimu memahaminya, setidaknya biarkan aku begitu untuk beberapa saat lalu redam aku dengan cinta yang kau punya..

Kutulis saat bulan sepenggaklan naik.. Pondok Adzkia, 05 April 2012, 19:17 pm

21

Catatan Lepas
WANITA ITU HARUS KUAT, IBARAT SOSOK BERTANGAN EMPAT -Tangan PERTAMA, memegang Tasbih yakni iman yg kuat -Tangan KEDUA, memegang sitar yang diibaratkan Komunikasi yang baik -Tangan KETIGA, memegang Keterampilan, dimana wanita harusnya bisa

multitasking
-Tangan KEEMPAT, memegang bunga teratai sebagai ungkapan seorang wanita harus tetap terlihat Cantik, anggun dimanapun dia berdiri (Dr. Martha Tilaar)

22 Refleksi Seorang Perempuan Hani Yulindrasari Saya mungkin cukup beruntung untuk bisa menjadi manusia yang memiliki banyak identitas. Kenapa saya bilang banyak? Sederhana saja, di tempat kerja saya seorang pegawai, di rumah saya seorang ibu dan seorang istri, jadi minimal saya punya tiga identitas. Dalam tiga identitas yang berbeda tersebut, tentu saja banyak sekali konflik yang mau tidak mau harus saya hadapi. Misalnya saja: antara menulis paper dengan mengantar tidur anak saya, antara meneruskan tidur setelah semalaman bergadang dengan memasak sarapan pagi untuk suami dan anak-anak. Antara tugas luar kota dan pengasuhan anak di rumah. Konflik-konflik tersebut... saya yakin untuk yang belum pernah mengalami, mudah saja menjawabnya: ya... prioritas perempuan kan keluarga, maka itu yang harus diutamakan... Tapi ternyata semua tidak semudah itu. Kenapa? Saya bertanya pada diri saya sendiri, sebenarnya apa sih yang membuat saya bahagia? Apa sih prioritas saya dalam hidup ini? Siapa saya sebenarnya di antara tiga identitas yang saya sedang saya jalani ini? Jawaban yang saya dapatkan selalu tidak mengarah pada satu identitas saja, selalu kepada ketiga identitas yang saya jalani. Saya mungkin seorang ibu dan seorang istri, tapi saya juga seorang manusia yang punya mimpi dan cita-cita yang sudah saya miliki sejak saya hanya seorang perempuan belum menjadi seorang ibu. Saya mungkin seorang perempuan dengan segudang ambisi, tapi saya juga seorang ibu yang bahagia melihat senyum anak-anaknya, yang bahagia menciumi anaknya

23 ketika tidur, yang bahagia ketika dipanggil mama atau bunda oleh anak-anaknya. Saya juga seorang istri yang bahagia ketika melihat suaminya tersenyum kepadanya. Bagaimana dengan prioritas? Memilih mana yang terpenting? Jawabannya selalu sama... ternyata saya adalah seorang ibu dan istri yang juga seorang individu. Saya akan sangat merasa tidak berharga dan kehilangan tujuan jika harus melepaskan mimpi dan citacita saya... dan ini membuat saya tidak bahagia. Tapi saya juga akan sangat tidak bahagia jika harus meninggaklkan identitas saya sebagai ibu dan istri Mungkin sebaiknya saya definisikan ulang apa itu perempuanPerempuan bukan hanya istri dan ibu, perempuan adalah juga perempuan yang punya keinginan, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapai sebagai pencapaian dirinya sebagai individu. Perempuan tidak hanya bisa menjadi ibu dan istri, perempuan bisa memiliki sejuta identitas yang dia inginkan dan tetap merasa bahagia. Perempuan yang bahagia akan menjadi ibu terbaik di dunia :). Salam Hari Kartini

24 Arti Seorang Wanita Rahman Ginanjar Saat aku berumur 16 tahun, waktu itu aku sekolah di Bogor. Aku teringat akan sebuah pembicaraanku dengan ibuku. Saat itu aku sedang ada di rumah. Ibuku sedang memasak di dapur, aku datang menghampirinya. Aku memang suka membantu ibuku memasak, meski hanya sebatas memotong-memtong atau mengulek bumbu. "Mah, masak apa?" tanyaku kepada ibuku. "Masak kesukaan kamu nih, sop ayam sama tumis leunca." Ibuku menjawab. "Asyik, boleh aku bantuin mah?" aku menawarkan bantuan kepada ibuku untuk memasak. "Boleh, tolong potongin bawang sama tomat ya!" ibuku meminta aku untuk memotong bumbu. Sambil aku memotong bumbu dan ibuku mengolah masakan lain, Ibuku menanykan kepadaku soal sekolahku dan kehidupanku di sana. "Gimana sekolah kamu nak, baik-baik saja?" tanya ibuku sembari membumbui masakannya. "Baik-baik aja Mah, ga ada masalah. Udah mulai terbiasa sama jadwal padat di sekolah." jawabku dengan santai.

25 "Kamu udah punya teman dekat wanita belum di sana?" Ibuku bertanya kepadaku tentang hal yang belum pernah ditanyakan sebelumnya. Aku kaget mendengar ibuku bertanya itu, karena selama ini ibuku masih melarangku untuk memiliki teman dekat wanita. Apalagi saat aku SMP. "Hm... kalau yang deket doang sih ada. Tapi, belum ada yang spesial Mah." aku menjawab pertanyaan ibuku dengan malu. "Iya anakku, kamu sekarang udah mulai besar. Mamah tidak akan ngelarang kamu buat punya temen deket wanita. Tapi, Mamah ingin kamu menjadi lelaki yang bertanggung jawab. Jangan menjadi lelaki kebanyakan, mamah juga tahu pergaulan saat ini seperti apa. Sangat bebas. Mamah tidak ingin kamu seperti itu. Kamu harus bisa melindungi wanita. Yang terdekat melindungi dia dari kamu. Kamu boleh dekat dengan siapapun namun harus diingat bahwa tetap ada batasan antara lelaki dan perempuan." Ibuku berkata dengan serius kepadaku. Aku termenung dengan perkataan ibuku, karena sebelumnya tidak pernah ibuku membahas yang seperti ini. Aku hanya bisa mengangguk dan mengiyakan. Setelah beberapa saat ibuku berkata kembali dan menanyakan suatu hal kepadaku. "Ibumu ini juga wanita, begitupula adikmu. Jika kamu dekat dengan wanita, lindungilah seperti kamu selalu membela ibu dan adikmu, sayangilah dengan tulus seperti kamu selalu mendengarkan semua keluh kesah ibu ataupun

26 celotehan adikmu yang tidak terlalu penting, dan ayomilah seperti kamu dengan sabar mengajarkan sesuatu kepada adikmu atau saat ibu sedih kamu selalu menghibur agar ibu tersenyum. Anakku, carilah arti seorang wanita untukmu. Wanita yang akan menemanimu selamanya." Ibuku berkata sambil mengusap kepalaku seperti aku masih kecil. Setelah selasai membantu ibuku, aku pergi untuk naik ke genteng rumahku. Melihat langit yang begitu biru sambil merenungkan setiap perkataan ibuku tadi. Mungkin selama ini aku tidak pernah berpikir seperti yang dikatakan oleh ibuku, melihat seorang wanita hanya dinilai dari cantiknya dan seberapa populernya dia di sekolah. Atau kadang hanya menjadi sebuah ajang persaingan menunjukkan siapa yang paling hebat di antara lelaki yang lain jika mendapatkan wanita yang populer. Ada juga beberapa teman yang memiliki pacar, hanya ingin mendapatkan perhatian dari pacarnya itu. Begitu dangkal menurutku pemikiran kebanyakn lelaki termasuk aku saat itu. Aku harus mengubah cara pandangku kepada wanita. Karena ibuku memberikan sebuah pertanyaan yang entah kapan aku bisa menjawabnya. Apakah arti seorang wanita? ***** Sembilan tahun kemudian, di saat usiaku 25 tahun, aku belum sepenuhnya bisa menjawab pertanyaan dari ibuku dulu. Namun, aku yang sekarang jauh berbeda dengan aku yang dulu saat remaja. Aku mulai memahami arti seorang ciptaan Tuhan yang bernama wanita, karena banyak wanita yang datang dan pergi dalam kehidupanku.

27 Sungguh tinggi aku melihatnya. Wanita memiliki peranan penting dalam kehidupan, hanya wanitalah yang bisa mengandung dan melahirkan. Bukan lelaki. Nyawa dipertaruhkan saat akan melahirkan seorang anak. Namun seorang wanita saat melahirkan yang dia pikirkan adalah keselamatan anaknya bukan dirinya. Dengan sifat "rahim" seorang wanita akan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang begitupun saat seorang wanita menjadi seorang istri dialah yang men-support suami dan memelihara rumah tanggaknya. Wanita bisa mengurus anak, menyiapkan kebutuhan suami, memasak, mengatur tugas rumah tanggak, dan mengatur keuangan dalam satu waktu. Luar biasa menurutku. Kemuliaan lelaki pun diukur dari seberapa bisa lelaki itu memuliakan seorang wanita. Begitupun peranan wanita sangat penting untuk kemajuan suatu negara. Bahkan dalam suatu hadis disebutkan jika "wanita merupakan tiang negara". Karena wanitalah yang akan melahirkan dan mendidik generasi penerus yang unggul. Begitupun seorang wanita akan menjadi pendamping seorang suami yang memimpin negara. Sehinggak ada istilah, "dibalik seorang lelaki yang hebat ada seorang perumpuan yang hebat". Di Cina, seorang pejabat yang korupsi akan dihukum mati bersama dengan istrinya. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi seorang pejabat untuk korupsi adalah istrinya begitu sekiranya menurut pendapat orang sana. Aku sendiri memilki istilah sendiri antara lelaki dan perempuan. Jika diibaratkan lelaki itu seorang nakhoda yang memegang kemudi suatu kapal, untuk mencapai

28 kepada suatu tujuan dengan mengarungi lautan yang di sana akan ada badai, ombak besar, atau gangguan hewanhewan laut, namun sang nakhoda harus tegar mengahadapi semua itu dengan berani dan penuh keyakinan. Wanita, merupakan navigator yang selalu mengingatkan nakhoda akan arah yang benar, menyemangatinya saat dia lemah, menyiapkan hal yang dibutuhkan selama nakhoda itu memegang kemudi, dan tetap ada disisinya meski ada badai dan ombak yang menghadang dia akan selalu setia menemani. Hinggak akhirnya semua terlewati dan sampailah ke tempat tujuan itu. Apakah arti seorang wanita? Aku bisa menjawabnya jika aku telah menemukannya. Seorang yang akan menemaniku dalam kehidupan ini. Hinggak akhirnya tujuan itu tercapai. Surga. Kehidupan yang kekal abadi. Karena aku ingin bersama selamanya di dunia dan akhirat.

*******

29 Hinggak Dari Tulang Rusuk Hinggak Bertumbuh Hebat Toto Setiadi

Konon katanya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, sehinggak laki-laki akan menjadi sempurna bila bertemu dengan pelengkap tulang rusuknya tersebut. Memang peranan perempuan itu begitu besar, bahkan di balik kehebatan seorang laki-laki pasti ada sosok perempuan yang hebat pula, yang setia menemani dan mendorongnya untuk terus menghebat. Tetapi persamaan ini berbanding lurus pula, kadang kehancuran seorang lakilaki ada andil dari perempuan juga. Tak bisa dipungkiri lagi peranan perempuan yang hebat bisa di balik kehebatan seorang laki-laki, tetapi perempuan itu pun bisa saja berdiri dengan kakinya sendiri untuk menunjukan kehebatannya. Menunjukan kekuatan yang tersembunyi di dalam dirinya. Menjadi inspirasi bagi orang lain. Tampaknya hanya ada dua pilihan bagi perempuan, menjadi menunjukan kehebatannya atau menjadikan seorang laki-laki yang hebat, cukuplah dua saja, sehinggak jangan sampai ada alasan kehancuran karenanya. Bila belum waktunya untuk menunjukan kekuatan, maka himpunlah terlebih dahulu kekuatan tersebut, bila waktu belum pula memberi kesempatan untuk beraksi, tunggulah seorang laki-laki yang siap menerima kekuatan tersebut. Bila kematian datang, perempuan yang hebat akan dikenang banyak orang, tetapi perempuan yang menjadikan laki-laki hebat, mungkin hanya beberapa orang saja yang mengenangnya, bahkan hanya satu orang saja, tetapi tampaknya itu sudah cukup, karena satu orang itu

30 pun telah mengenangnya dengan penuh cinta dan teramat dalam terukir indah di dalam hidupnya. Dia benar-benar hebat dan indah. Pilih hebat atau menjadikan hebat?

31
Seorang Wanita (Catatan Hati Seorang Lelaki)

Adit Purana Sepertinya lebih pas dan terasa sense-nya apabila untuk menulis kata demi kata tentang wanita ini, saya mendompleng caranya Mbak Asma Nadia saat menulis sebuah naskah yang akhirnya 2006 silam telah saya beli bukunya saat masih cetakan pertama dan tentunya belum jadi best seller, Catatan Hati Seorang Istri. Terasa lebih bernyawa saat akhirnya catatan ini saya beri nama: Catatan Hati Seorang Lelaki. Kedalaman hati seorang wanita, siapa yang tahu? Itu pula yang saya rasakan saat harus berhadapan dengan makhluk bernama wanita, yang bagi saya lebih familiar disebut perempuan atau awewe. Masalahnya, saya seringkali kikuk saat berhadapan dengan kaum hawa. Tak tahu asumsi mana yang benar tentang perempuan, juga tak tahu mesti bagaimana saat berhadapan dengannya. Pendek kalimat, saya orang yang awam tentang perempuan, walaupun saya sudah jadi sarjana psikologi. Sejak kecil, saya bukanlah seseorang yang biasa bergaul dengan lawan jenis. Entah kenapa. Mungkin salah satunya adalah karena didikan para orang tua di jaman dulu adalah awam dan tabu untuk bergaul dengan lawan jenis saat usia SD dan SMP. Walaupun saat itu sudah familiar dengan istilah pacaran. Semasa SD dan SMP, tak pernah ada pacaran untuk bocah tengil dan bengal macam saya. Yah, kalau sekedar keceng-mengeceng, boleh lah. Selebihnya, saya adalah siswa yang suka bikin kegaduhan dan meloloskan diri dari absensi. Tapi itu dulu, baiknya jangan

32 ditiru! Saya memang anak yang terlampau bandel dan tengil untuk mau pacaran. Apalah yang diinginkan oleh anak bengal selain kebebasan? Itulah saya saat SMA. Tak mau ada orang yang ikut campur urusan di luar kelas, terlebih lagi kalau dia sampai menggaknggu. Alhasil, lagi-lagi tak ada yang namanya deket sama cewek. Tiap pulang sekolah, saya suka main bola di lapangan sekolah. Namun pada saat itu pula biasanya suka ada teman yang tak ikut main lantaran mengantar pacarnya pulang. Saya sih berpikir: daripada siang nggakk bisa main bola, mendingan nggakk punya pacar lah! Sebenarnya, bisa saja sih jadian dengan salah seorang siswi. Tapi tidak. Saya tidak rela kalau jadwal main bola dikorbankan demi pacaran. Tak banyak bergaul dengan perempuan, dan tak begitu tahu tentang perempuan. Begitulah jadinya. Ketidaktahuan saya tentang perempuan pernah sampai membuat saya berselisih dengan salah seorang teman di kelas gara-gara saya tak memberitahu dia tentang lampiran pada laporan tugas praktikum Biologi. Saya tak mengira bahwa dia (namanya Kuntum Ekawati) akan sebegitu marah dan emosinya, sampai menangis sesenggukan pula. Entah, kenapa dia sampai sebegitunya? Entah karena dia yang memang sentimentil, atau memang begitulah perempuan. Yang jelas, dari kejadian itu saya nyadar bahwa saya bukanlah seseorang yang pandai untuk memahami perempuan, terlebih lagi perasaannya. Sepertinya itu adalah kelemahan saya dibanding kebanyakan lelaki lain di dunia ini.

33 Buntut peristiwa itu, saya dan Kuntum berselisih sekian lamanya. Selama beberapa pekan kami tak pernah bertegur sapa, padahal belajar di kelas yang sama. Alhamdulillah, walau lama berselisih, akhirnya kami berdamai di penghujung tahun ajaran. Yah, sedih juga. Hanya gara-gara tentang laporan praktikum, kami seperti musuhan. Selama berselisih itu, saya tak tahu mesti bagaimana menghadapi persoalan ini. Kikuk. Tak terbayang bagaimana perasaannya setelah kejadian itu. Apakah dia masih marah, kecewa, atau bagaimana. Entah. Begitulah wanita. Kedalaman hatinya, siapa yang tahu? Sampai-sampai isinya tak terlihat, dan emosinya bisa meluap tak terduga. Begitulah di sekolah, begitu pula di rumah. Saya bukanlah anak yang dekat dengan ibu, dan sebagai gantinya, saya jadi anak kepercayaan bapak. Saat 2007 silam bapak meninggakl, keadaan di keluarga berubah drastis. Namun yang jelas, sebagai seorang anak, masih ada keinginan untuk membahagiakan orang tua. Membahagiakan almarhum bapak di alam sana, begitu juga dengan ibu. Ingin sekali membahagiakannya. Tapi, bagaimana caranya ya menorehkan senyum di wajah ibu? Lagi-lagi saya kikuk. Tak tahu mesti bagaimana. Kesepian. Mungkin itulah yang dirasakan oleh ibu semenjak kepergian bapak. Tak heran bila beberapa hari sekali ibu meminta bibi untuk main ke rumah. Sekedar untuk menemani ibu ngobrol, begitulah alasannya. Saya hanya tahu bahwa sebagai seorang wanita, ibu pun membutuhkan sesama wanita sebagai teman ngobrol. Memang, apa sih yang ibu harapkan dari teman sesama

34 wanita? Tak adakah yang bisa saya lakukan demi melihatnya bahagia? Atas dasar itulah, saya memberanikan diri untuk melontarkan sebuah pertanyaan yang konyol pada seorang teman perempuan. Tentang apa yang biasa dia obrolkan dengan ibunya. Hey, kalo ngobrol ama mamah, biasanya ngobrolin apa sih? Hehe.. teman saya itu malah protes walau akhirnya dia menceritakan biasa ngobrol apa saja dengan ibunya, Iya nih, apaan sih nanya gituan?! Hehe.. biar lah, demi punya bahan obrolan untuk membahagiakan ibu. Namun begitulah ibu. Jarang sekali melihatnya berekspresi. Saya tak tahu kapan beliau bahagia atau sedih. Bahkan saat sewajarnya orang sedih, di depan anak-anaknya sama sekali tak tampak bahwa ibu lagi sedih. Pun saat anak-anaknya yang lelaki ini selalu bandel dan membuat onar, sama sekali tak terlihat kekecewaan akibat luka di hatinya. Saya yakin, tiap orang di dunia ini bisa kesal akibat tingkah bandel anak laki-laki. Begitu juga seorang ibu. Ah, lagi-lagi. Kedalaman hati seorang wanita, siapa yang tahu? Banyak ibu yang pernah mengalami masa-masa sulit meladeni kebandelan anak laki-laki. Begitu dalam ibu menyembunyikan kekesalannya hinggak tak terlihat oleh anak-anaknya. Anak-anaknya hanya tahu bahwa ibu sayang pada mereka. *** Kedalaman hati seorang wanita, siapa yang tahu? Memang hanya Allah yang mengetahui secara pasti.

35 Sedangkan saya? Perlu banyak berguru untuk memahami sedikit saja- tentang wanita. He..he..he.. sebenarnya cukup malu untuk menuliskan ini. Karena melalui secarik catatan yang yang satu ini, orang bisa melihat betapa begonya saya. Tapi tak apa-apa lah, setidaknya catatan ini bisa menjadi tempat latihan untuk jujur pada diri sendiri juga pada orang lain. Satu hal lagi, saya dedikasikan tulisan ini untuk orang-orang yang menghargai kejujuran! Sepertiga akhir malam belum tidur Cijerah, 19 April 2012

36 Keindahan dan Kebijaksanaan Islam dalam Keadilan dan Kesetaraan Gender Mgs. Ahmad Perempuan hanyalah manusia objek, yaitu objek reproduktif, objek ketubuhan, objek objek kebutuhan, objek kepuasan. Begitulah pandangan dari masyarakat di sistem sosial budaya kita selama ini. Perempuan hanya menjadi the second sex, subordinasi dari laki-laki, sasaran marginalisasi sehinggak rentan terhadap diskriminasi dan eksploitasi. Di India, anak perempuan dianggakp akan memberatkan keluarga karena sistem dowry, anak perempuan dianggakp tidak meneruskan keturunan. Isteri tidak boleh menolak permintaan suami untuk berhubungan badan meskipun sang isteri dalam keadaan yang tidak kondusif, seperti sakit, hamil, pasca melahirkan, menstruasi ataupun sedang kelelahan. Di Cina, dengan one child policy, pemerintah memaksa masyarakat untuk melakukan infanticide. Anak yang menjadi korban adalah anak perempuan karena dianggakp tidak meneruskan trah keluarga sehinggak tidak menguntungkan keluarga. Di negara-negara lain termasuk Indonesia, perempuan dianggakp pemangku tanggung jawab utama dalam rumah tanggak, memiliki akses yang kurang terhadap layanan hukum, sosial, politik, kesehatan, dan pendidikan, mendapatkan diskriminasi dan eksploitasi dalam ekonomi, menjadi target sex tourism dan human trafficking. Seringkali kita dengar bahwa perempuan di Indonesia hanya berperan dalam masak (memasak), macak (berhias), manak (melahirkan anak) atau di sekitar dapur, kasur, dan sumur.

37

Berabad-abad kondisi ini terkonstruksi dan dijaga dalam sistem agar tetap menguntungkan satu pihak. Lakilaki tidak jarang menjadi pelaku tirani, merasa penguasa yang memiliki kendali atas segala, kehilangan simpati dan empati karena perasaan lebih berhak dan berdaya. Semuanya dilakukan dengan sadar atau tanpa sadar. Kesadaran masyarakat terhadap kepincangan tersebut memang telah tumbuh dan terus berkembang pesat hinggak saat ini meskipun praktek diskriminasi dan eksploitasi tetap saja eksis. Mengatasi hal ini, tidak perlu menjadi seorang feminis ekstrimis. Bagi masyarakat muslim dapat pula menjadi rekomendasi bagi masyarakat umumcukup kembali pada tatanan sosial Islam yang dituangkan dalam al Quran dan al Hadist. Perempuan dalam pandangan Islam merupakan manusia yang memiliki peran penting. Bertindak sebagai subjek. Berhak dalam kesetaraan dan keadilan. Berkewajiban seimbang dengan laki-laki. Bersama-sama berperan besar dalam peradaban. Laki-laki dan perempuan tentu saja memang berbeda, tetapi perbedaan tersebut bukan dibedakan dalam dikotomi yang asimetris. Ia setara sebagai manusia dan hamba. Esensi perbedaannya hanya terletak pada bobot amal perbuatan yang dilakukan dalam keseharian selama hidupnya. Allah menjelaskan dengan banyak dan eksplisit mengenai kesetaraan dan keadilan gender di dalam al Quran. Mengenai kesamaan perlakuan, Allah menjelaskannya dalam al Baqarah 187 dan 228, al Maidah 38, al Ahzab 35. Perempuan memiliki kedudukan yang

38 mulia dan tinggi dalam keluarga. Hal ini dipelihara dan ditegakkan oleh perjanjian yang kuat: wa akhodzna minkum mitsaqan ghalizho ( dan mereka istri-istrimu telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat). Allah memang melebihkan laki-laki atas perempuan (an Nisa 34). Kelebihan tersebut menurut Ath Thabari ialah kelebihan dalam hak waris dan jihad, hak memerintah dan ditaati, adanya tugas memuliakan istri, memberikan haknya dengan adil dan memaafkannya. Adapun menurut Ibnu Abbas, suami memiliki kewajiban untuk memaafkan, tidak menuntutnya, menunaikan semua kewajiban kepada istrinya, bergaul dengan baik, bersikap lapang dalam hal harta dan anak. Dengan adanya kelebihan tersebut, laki-laki mesti menjadi pemimpin yang penuh kasih sayang, yang memikul tanggung jawab dengan kemuliaan, memimpin bukan dengan hubungan atasan-bawahan yang mempersulit dan menuntut, memimpin bukan dengan otokrasi melainkan dengan musyawarah. Jika perempuan mentaati laki-laki, maka mencari-cari jalan untuk menyusahkannya merupakan suatu larangan bagi laki-laki (an Nisa 19 dan 34). Perempuan itu tiang negeri. Manakala baik perempuan, baiklah negeri. Manakala rusak perempuan, rusaklah negeri. Seperti itulah Rasulullah mengatakannya kala itu. Rasulullah pun begitu menjunjung tinggi status perempuan. Ibu (perempuan) disebut tiga kali ketika sahabat menanyakan siapa yang berhak untuk dihormati dan dicintai. Soekarno, sang nasionalis, sosialis, dan theis, mengatakan sesungguhnya kita harus belajar insaf, bahwa soal masyarakat dan negara adalah soal laki-laki dan perempuan, soal perempuan dan laki-laki. Dan soal perempuan adalah suatu soal masyarakat dan negara.

39 Senada pula, Charles Fourier mengatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat kemajuan suatu masyarakat, adalah ditetapkan oleh tinggi rendahnya tingkat kedudukan perempuan di dalam masyarakat itu. Pernyataanpernyataan tersebut mencerminkan peran dan kontribusi perempuan dalam peradaban manusia Lebih lanjut, Soekarno menyatakan dalam Sarinah, dan kemanusiaan akan terus pincang, selama saf yang satu menindas saf yang lain. Harmoni hanya dapat tercapai, kalau tidak ada saf satu di atas yang lain, tetapi dua saf itu sama derajat, berjajar yang satu dengan yang lain, yang satu memperkuat yang lain. Tetapi masing-masing menurut kodratnya sendiri (hal 15). Janganlah laki-laki mengira, bahwa bisa ditanam suatu kultur yang sewajar-wajarnya kultur, kalau perempuan dihinakan di dalam kultur itu (hal 17). Perempuan memang makhluk yang luar biasa. Kedahsyatan perempuan dilantunkan dalam sebuah sastra inggris : Man works from rise to set of sun. Womans work is never done. Pemimpin wanita Henriete Roland Holst van der Schalk menyatakan bahwa wanita itu seperti seekor keledai yang menarik dua kereta. Bebannya dua, bukan satu. Beban di masyarakat, dan beban di rumah tanggak. Wanita tidak bisa menjadi manusia masyarakat saja. Wanita pun ingin menjadi manusia rumah tanggak, ingin menjadi manusia ibu, ingin menjadi manusia-istri. Dengan potensi dan kompetensi yang dimiliki perempuan, maka tidaklah pantas bagi laki-laki untuk mensubordinasikan, mendiskriminasi, dan melecehkan perempuan dalam bentuk perilaku

40 apapun. Perempuan pantas memiliki cita-cita, bekerja di sektor publik bukan hanya di sektor domestik, dan dapat berperan besar dan berkontribusi banyak di luar zona rumah. Banyak ulama yang sepakat dengan adanya bidangbidang tertentu yang wajib dikerjakan oleh perempuan, seperti bidang dokter (ahli kandungan, kulit dan kelamin, dsb.), pengajar untuk kaum perempuan, keperawatan, dsb. Tiadanya kaum perempuan yang menekuni bidang-bidang tersebut akan mengakibatkan kemudharatan yang lebih besar bagi umat manusia. Selain itu, jika perempuan memiliki ilmu dan keterampilan, potensi dan kompetensi, yang apabila direalisasikan dan diaplikasikan dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, mengapa harus dibatasi peluang-peluang kontribusi dari mereka? Islam telah memberikan kebijaksanaan dalam sistem kemasyarakatan yang cocok dengan kodrat alam. Namun seringkali oknum ulama, orang yang picik, orang yang tidak mengerti berbuat zalim dan menindas dengan alasan agama. Sejatinya, apa yang telah digariskan dan ditebalkan oleh agama, maka perlu dilaksanakan sama seperti apa yang telah dijelaskan dengan sebenar-benarnya, tanpa pengurangan dan tanpa penambahan. Pada akhirnya, marilah kita sepakat pada apa yang dikatakan oleh Soekarno: Saya bukan pecinta matriachat, saya adalah pecinta patriarchat bukan karena saya seorang laki-laki, akan tetapi ialah karena kodrat alam menetapkan patriarchat lebih utama dari matriarchat. Kodrat menetapkan hukum keturunan lebih selamat dengan hukum perbapaan. Saya pecinta patriarchat, tetapi

41 hendaklah patriarchat itu satu patriarchat yang adil, satu patriarchat yang tidak menindas kepada kaum perempuan, satu patriarchat yang tidak mengekses kepada kezaliman laki-laki di atas kaum perempuan. Satu patriarchat yang parental (Sarinah Hal 41). Wallahu alam.

42 YO Women, YOU SO STRONG? Defri L. Ichsan Malam minggu alias saturday night atau satnite, saat para pasangan kekasih berkencan, dan saat mencari kesibukan buat mahasiswa forever alone macam gue (dalam kasus ini gue lebih memilih maen game). Semua dimulai ketika gue kelar maen game and nggakk sengaja liat tanggakl, hari ini 21 april 2012 pukul 22.59 21 april 2012 itu hari sabtu, 1 hari sebelom tanggakl 22 april, 9 hari sebelom 30 april, 20 hari setelah 1 april, 22 hari sebelom ulang tahun nyokap gue, 4 bulan 10 hari sebelom ulang tahun gue, dan yang pasti bertepatan dengan, hari Kartini. Jadi berhubung ini adalah hari kartini, diriku ini mo merusuh dikit, mo bikin tulisan tentang para wanita yang ada diluar sana, yang menanti cinta dariku #dafuq, did i just write. Wanita, para pria selalu menganggakp mereka makhluk misterius... Mungkin ga semisterius wendigo atau nessie, mungkin juga nggakk semisterius bagaimana cara pocong bisa ngelewatin portal atau gimana cara pocong ngulek sambel (yang gue nggakk ngerti apa urusan pocong ngulek sambel, itu urusan dia, jangan diganggu), dan juga mungkin nggakk semisterius nyokap gue yang entah dengan sihir apa bisa menemukan baju yg gue cari selama sejam lebih di lemari yang udah gue bongkar sebelomnya. Tapi tetep wanita itu misterius bagi gue....

43 Saking misteriusnya wanita gue nggakk ngerti jalan pikir mereka, bagi gue yang urusan pakaian simpel aja kaos kutang celana pendek sandal jepit cukup buat gue ke mall atau tempat maen laen, sedangkan teman-temen cewek gue pada dandan segala rupa padahal cuma ke kafe depan kosan. Entah apa pula yg mereka lakukan di kamar mandi sampai bisa segitu lama, yang mana gue cuma butuh kurang dari setengah jam buat mandi. Dan apa pula gunanya bertumpuk-tumpuk sepatu sampai 20 pasang, yang menurut logika gue kayaknya kebanyakan deh? Segitu misteriuslah wanita itu di otak gue. Gue nggakk akan membahas seluruh kemisteriusan wanita, karena kalau kita ngomongin itu, sumpah, sampe lusa juga nggakk akan kelar kaya.... So? Gue cuma mau ngebahas salah satu kemisteriusan wanita aja, yaitu, wahai para wanita yang ada di luar sana, yang menunggu cinta dariku, YOU SO STRONG? kenapa kalian begitu kuat? Dan hasil pencarian dari kegalauan kenapa perempuan itu kuat, yang ternyata beda jauh dari apa yang gue tau selama ini, yang cuma ngikutin stereotype orang kebanyakan. Stereotype orang pada umumnya yang gue tau dari gue masih kecil adalah, wanita itu lebih lemah dari pria tapi yang baru aja gue tau ketika gue kuliah ternyata wanita itu lebih kuat dari ras gue sendiri, para pria tadinya gue pikir para wanita itu kuat dalam hal tenaga, ternyata bukan

44 dan itulah misteri tentang kuatnya kuatnya di mana? Sini abang jelaskan.... wanita

Kekuatan para wanita terlihat ketika mereka hamil dan melahirkan, berapa itu berat bayi dibawa-bawa terusterusan di perut selama 9 bulan kemana-mana, belom lagi pas melahirkan kan lewat bawah yang kayanya sakitnya itu gimanaaa gitu, damn, nggak kebayang lah, lewat selangkangan gitu... Gue aja pas sunat ngerinya minta ampun padahal dah dibius dan prosesnya nggak lebih dari setengah jam, dan ini katanya harus nunggu bukaan bukaan dulu entah berapa jam dan.... damn, cukup, gue nggak mau blog gue jadi BB17++ gara-gara ngomongin beginian. Pokoknya saat paling terlihat kalau wanita itu kuat adalah ketika mereka hamil dan melahirkan. habis melahirkan pun mereka nggak kalah kuat, mereka tahan banting tahan perasaan, super sabar, walaupun anaknya super rewel dan si suami entah apa urusannya ikutan rewel juga biasanya, atau malah ada juga nggak mau bantuin ngurus si anak si wanita tetep tahan terus, pas anaknya udah agak gede dan makin rewel yang saking rewelnya kadang malah mirip baboon baru lepas dari kandang, tapi tetep aja, si wanita yang jadi ibu ini sabar ngeliatin si anak ga peduli si anak itu ngerepotin banget (contoh kasus, gue sendiri). Terbukti kan kalo wanita itu lebih kuat, keliatan para pria lebih sering menyerah pas lagi diminta ngurus anaknya.

45 Terus ya, jumlah wanita di dunia ini jauh lebih banyak dari jumlah pria, 5 atau 6 kali lipat ya? atau 7? Males googling, pokoknya banyaklah Lha? Apa hubungannya sama wanita itu kuat? Berhubungan banget bro dan sista semua, karena ternyata jumlah wanita itu lebih banyak bukan karena wanita lahir lebih sering daripada pria, jumlah lahirnya sih masih sama aja, kemungkinan bayi lahir tetap 50:50 kok ternyata ya, wanita itu lebih banyak dari pria karena para wanita memiliki tubuh yang lebih kuat dan tahan dari penyakit, jadi hidupnya lebih lama, sedang para pria, tubuhnya lebih lemah dari serangan penyakit, jadi cowo lebih sering sakit terus mati daripada cewek belum lagi kelakuan para pria yang rata-rata nekat juga ikut memberi dampak lebih sedikitnya jumlah pria di dunia ini, karena para pria kebanyakan mati muda gara-gara aksi nekatnya. Kesimpulannya, yang cowok siap-siap aja mati muda ya, tapi gue kan juga cowo, sial! Dua bukti di atas cukup untuk memberi tahu kalo para wanita yang berkeliaran di luar sana adalah makhluk kuat, untung mereka bukan harimau dan kita para pria juga bukan rusa, dan kita semua g hidup di hutan, bahaya sekali kalau jumlah harimao di hutan lebih banyak dari jumlah rusa dan harimaonya kuat-kuat. Dan gue baru sadar kalo gue baru aja ngelantur, lalu,semua berubah ketika negara api menyerang..... Tapi kenyataannya, banyak temen cewe gue yang masih ngikutin stereotype yang umum yang menganggakp wanita itu makhluk lemah, temen-temen cewe gue masi banyak yang bilang, "lo kan cowo, wajar lah lo kuat". Terus

46 masih banyak yang nangis-nangis minta balikan sama mantannya yang udah mutusin dia secara sadis karena dia ngerasa nggak mampu buat dapet cowok laen yang sama atau lebih bagus dari si mantan, dan masih banyak temen cewek gue yang nurut aja apa kata cowoknya padahal apa yang dibilang cowoknya salah... Please ya para wanita, kenapa kalian merendahkan diri kalian di hadapan kami para pria? Tapi maksud gue juga jangan rendahkan kami sih, anggap saja kita setara, kita sama-sama manusia, dan gue sebagai seorang pria menganggap kalian makhluk kuat. So? Any problem? Jadi para wanita, stop buat cengeng, stop nganggap diri kalian lemah, stop nangis-nangis minta balikan sama mantan kalian, gue jomblo di sini siap menerima kalian apa adanya #plak #ngarep #nyekill #pengen, dan berhentilah mengacak-acak baju diskonan, beli donk, jangan ngacakngacak doank (sumpah, gue juga nggak tau hubungannya apa). Kalian itu kuat sista, kalian mampu melakukan apapun dengan kekuatan yang kalian punya, dan semoga wanita yang baca tulisan ini bersedia jadi pacar saya #jomblodepresi. Satu lagi bukti kalo wanita itu lebih kuat dari pria kami para cowok selalu takjub sama kemampuan kalian untuk shoping selama berjam-jam, sejam aja udah cape banget gila, ini ada temen gue yang bisa shoping dari jam 10 pagi dan baru balik jam 9 malam, what kind of sorcery is that?

47

Sekilas Penulis
Adit Purana Teman-teman kuliah mengenalnya sebagai Tukang Roti. Penulis lahir di Bandung tahun 1986. Semenjak SD, manusia biasa yang satu ini menjalani hidup di kota kelahirannya. Penulis mulai serius menulis semenjak SMA kelas 1. Hinggak saat ini, karya-karyanya sudah pernah mangkir di mading Jurusan, buletin Insan, buletin Kronika (Salman), tugas-tugas kuliah, dan buku hariannya. Kini beberapa tulisannya sedang dikumpulkan untuk dijadikan naskah buku. Doakan saja semoga ada penerbit yang mau menerima naskahnya! Beberapa karya penulis yang satu ini dapat juga dibaca pada blog-nya di aditsnote.blogspot.com. Defri L. Ichsan Masih aktif kuliah sembari meenjalani aktivitas menulis dan membuat komik. Kegemarannya menulis bisa ditengok di blog pribadinya di sapigenik.blogspot.com. Interaksi lain bisa melalui twitter @dededefri atau email sapigenik@gmail.com Hani Yulindrasari Hani Yulindrasari lahir di Bandung, 14 Juli 1979. Ia menuntaskan pendidikan di The University of Melbourne Australia dengan meraih gelar MGendSt. Kini, penulis mengajar di Prodi Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak dan Jurusan Psikologi UPI. Beberapa karya tulisnya telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Penulis yang tinggal di Komplek Pasir Kemiri Bandung ini dapat dihubungi melalui email hani.yulindra@gmail.com.

48 Intan R. Kuswoharti Lahir sebagai putri keempat dari lima bersaudari, pada hari Minggu dua puluh tiga tahun silam di kota kecil di Utara Jawa Barat, Indramayu. Menempuh pendidikan di kota tersebut hinggak SMA, lalu mencoba mencicipi Bandung sebagai tempat melanjutkan studi. Beberapa karyanya tercecer di beberapa blog (yang ia sendiri lupa alamatnya), buku catatan (yang ia sendiri lupa di mana menyimpannya), facebook, draft messages ponsel, folder pribadi, kertas-kertas, groups, dan sempat menempelkan karya di Mulih Harja dan majalah dinding Gasasi saat kelas dua sekolah menengah pertama. Penulis yang menyukai isu-isu sosial ini dapat di-tengok melalui facebook. Mgs. Ahmad Mgs. Ahmad Ramadhani, lahir di Palembang 12 April 1989. Sejak kecil ia sudah tertarik membaca, bahkan membaca koran Sriwijaya Post. Minat menulis bertumbuh setelah menonton Ada Apa dengan Cinta (AADC). Setelah menonton film tersebut, ia mencari komunitas kepenulisan. Takdir Allah mempertemukan ia dengan FLP Bandung ketika masih SMA. Ia anggota termuda ketika itu. Ia pernah menjadi pemimpin redaksi BLOEMLEZING (Jurnal Lomba FLP Bandung) selama 2007-2009, dan pembina ekstrakurikuler jurnalistik di SMPI Nurul Fikri Boarding School Anyer tahun 2011. Tulisannya baik cerpen, puisi, esai pernah dimuat di Buletin Jumat BINTALIS (SMA BPI Bandung), Radar Bandung, dan Pikiran Rakyat. Ia pernah menjadi juara 1 dalam lomba tulis artikel se-Bandung raya yang diadakan oleh LDK UKDM UPI tahun 2009. Buku yang pernah diterbitkan yaitu Kumpulan Cerpen FLP Bandung Angin dan Bunga Rumput (http://www.nulisbuku.com/books/view/angin-

49 dan-bunga-rumput#), Antologi Tulisan Mahasiswa dan Alumni Psikologi UPI Kita Pernah Melukis Pelangi (2011), dan 33 Kisah Masa Kecil Sahabat Rasul (2011, Mizan). Blognya yaitu mgsahmadramadhani@wordpress.com, dan emailnya purnamaperak@gmail.com.

MIF. Baihaqi Mif Baihaqi (eMBe) merupakan salah satu staf pengajar di Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis kelahiran Lamongan, 8 Desember 1962 ini telah menelurkan 6 album puisi. Kecintaannya terhadap seni tampak pada aktivitasnya sebagai pemerhati teater dan tari, di samping aktif pula sebagai salah satu pengurus di Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Kini, penulis tinggakl di Jalan Pesantren No.154 RT.03 RW.16 Cibabat Cimahi. Korespondensi dengan penulis dapat diakses melalui nomor 0852 2003 5242 atau email mif_ba@yahoo.com. Nita Rahmat F. Nita Rahmat Fitriani, begitulah penulis yang satu ini memiliki nama lengkap. Lahir di Garut pada 29 April 1991 silam. Saat ini penulis tengah menempuh pendidikan di Jurusan Psikologi UPI, angkatan 2009. Kegemarannya membaca buku, menulis puisi maupun artikel, dan mendengarkan musik tidak menghambat berbagai organisasi yang diikutinya, tercermin dari motto yang penulis miliki : Apapun itu, tak ada yang secara sah kuperbolehkan menggerus semangatku, dia harus kokoh dan tak tergantikan!

50 Rahman Ginanjar Rahman Ginanjar. Lahir di Sukabumi pada 1 Juni tahun 1986. Berasal dari Cianjur namun sekarang tinggal di Tamansari Kota Bandung. Menempuh pendidikan di Jurusan Psikologi UPI angkatan 2006. Selain menulis dan membaca, penulis juga memiliki hobi hiking, travelling, sepak bola, wisata kuliner, kopiholic, dan Jazz. Sekarang lebih banyak beraktivitas bisnis dengan mempunyai perusahaan sendiri yang bernama Agrotek Indonesia dan aktif di beberapa komunitas yang bergerak di bidang sosial. Seperti Komunitas Sahaja dan Komunitas Gerbang (anak jalanan), Seribu for Indonesia (Fundraising), juga di Bandung Disaster Study Group (penanganan bencana alam). Selain itu saat ini masih menjabat sebagai ketua umum Keluarga Mahasiswa psikologi se-Bandung Raya. Raudika Lestari Penulis yang bernama lengkap Raudika Lestari ini telah lama malang melintang di dunia kepenulisan. Berbeda dengan Andrea Hirata yang malang melintang di dunia sastra nasional, penulis yang biasa disapa Dika ini hanya hidup di dunia pribadinya dan di dunia maya lewat blognya (tulisandika.wordpress.com) atau notes di facebook-nya. Penggemar berat Manchester United ini, kini sedang mencoba keluar dari dunia pribadinya dan merambah dunia nyata. Salah satu caranya dengan mengikuti antalogi buku bertema Ayah ini. Harapan terbesarnya dalam dunia kepenulisan khususnya sastra adalah: memiliki karya dengan diksi seindah Amir Hamzah, isi selugas SGA, dan gaya yang menawan seperti Sutardji Calzoum Bachri. Tentu dengan warnanya sendiri.

51 Resna Ria Asmara Penulis memiliki nama lengkap Resna Ria Asmara. Kelahiran Bandung, 13 Maret 1991. Penulis kini masih duduk di bangku kuliah jurusan Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia (Bandung) dan aktif dalam komunitas film di jurusannya, yaitu Sublimotion. Menjabat sebagai anggota divisi produksi membuat dirinya mengenal berbagai peran di depan maupun di balik layar. Senja (2010), merupakan naskah film pendek pertama yang ditulisnya. Ia juga berperan sebagai music director dan pemeran utama dalam film tersebut. Film keduanya yaitu Penantian Tri (2011) mengantarkan dirinya sebagai salah satu sutradara perempuan yang lolos official selection di Festival Film Padjajaran di tahun yang sama. Kesukaannya menulis, dituangkannya secara pribadi pada blog frekuensilepaslandas.blogspot.com. Ia juga menjadi salah satu reporter di majalah online RebelZine (www.majalahrebel.tk) dan salah satu artikelnya yang berjudul Sesosok Wayang Purwa yang Mengatasnamakan Perempuan menjadi pemenang ketiga dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh Yayasan Edukasia. Motto hidupnya adalah everything happens for a reason, yang membuat dirinya menikmati hidup dan mengambil hikmah dari setiap perjalanan hidupnya.

52 Risma Dwipangesty Penulis dari angkatan 2007 ini lahir pada tanggakl 6 Maret 1989 di Sukabumi. Sewaktu kecil hinggak beranjak remaja, penulis sering berpindah-pindah tempat tinggakl karena mengikuti jejak pekerjaan orangtuanya mulai dari Sukabumi, Medan, Tasikmalaya, Surabaya, sampai akhirnya kini menetap di Bandung. Minat penulis terhadap karya sastra, terutama puisi, diturunkan dari kedua orangtuanya yang menyukai puisi dan roman. Puisi pertama ditulis pada saat penulis menginjak usia 13 tahun. Semenjak itu, penulis aktif menulis puisi sebagai bentuk ekspresi perasaan dan pengalaman dalam kehidupan, namun puisi-puisi tersebut tidak pernah dipublikasikan kecuali di mading-mading sekolah. Penulis juga pernah mendapatkan apresiasi sebagai juara I menulis puisi tingkat SMA di kota Sukabumi. Aktivitas penulis saat ini adalah menyusun skripsi dan mengikuti kegiatan kerelawanan. Korespondensi dengan penulis dapat melalui email rismadwifa@gmail.com. Salsabila Althafunnisa Lahir di Jakarta pada 29 Agustus 1991 sebagai putri pertama dari tiga bersaudara. Saat ini, penulis yang memiliki motto khairunnas anfauhum linnas ini tinggakl di Geger Arum I No.79. Berorganisasi, membaca, travelling, dan menulis merupakan kegemaran dari mahasiswa psikologi angkatan 2009 ini yang kelak akan mengantarnya menjadi seorang psikolog klinis, penulis, dan aktivis. Korespondensi dapat melalui 085722741985 atau ekahertikarizky@ymail.com. Beberapa karyanya dapat ditengok di blog hertikaeka.blogspot.com atau di facebook pribadi penulis.

53 Toto Setiadi Toto Setiadi, lahir pada hari minggu di Kota Kembang Bandung, tahun 1987 bulan April tanggakl sembilan belas. Mencicipi pendidikan di Kota Bandung dari mulai SD hinggak perguruan tinggi. Mulai masuk di Psikologi UPI pada bulan Agustus 2006 dan berakhir ketika Desember 2010. Beberapa tulisannya hadir, dalam ruang yang tak hilang tapi enggakn disentuh, kadang bermekaran dan menunggu kupu-kupu yang untuk memperindahnya. Saat ini penulis masih tinggakl di Bandung (April 2012).

You might also like