Professional Documents
Culture Documents
Bab
I
PENDAHULUAN
1.1
U M U M
Provinsi Sumatera Selatan memiliki daerah rawan longsor pada ruas jalan provinsi, terutama pada jalan didataran tinggi yang merupakan daerah gempa seperti didaerah Pagar Alam, Empat Lawang dan OKU Selatan. Dimana jalan tersebut melalui punggung bukit dengan jurang di tepi kiri dan kanan. Rawan longsor juga disebabkan tergurusnya D.M.J oleh kikisan air sungai seperti halnya didaerah OKU Timur, masi banyak banjir bahkan lonsor disebabkan oleh ...keduanya yaitu oleh lokasi didataran tinggi dengan pengaruh gempa serta dierosi oleh air sungai. Pada daerah dataran tinggi seperti daerah Pagar Alam, OKU Selatan, Lintang terletak pada daerah gempa tingkat II (Ring II) ; sangat rawan jalan didaerah tersebut mengalami keruntuhan (longsor). Terjadi kelongsoran pada ruas jalan Provinsi sangatlah berakibat pada kelancaran lalu lintas jalur transportasi perekonomian masyarakat, bahkan berdampak kepada sosial ekonomi dan keamanan masyarakat.
Setelah dikeluarkannya Kontrak kami CV. Cita & Citra Konsultan meliputi : a. Pekerjaan Pendahuluan NO : 622/PRC/KPA-KONTRAK/III/2011, Tanggal 15 Maret 2011, maka kami langsung mengadakan kegiatan awal
Dengan
mengadakan
penetapan dan
tenaga dan
ahli setelah
dan itu
peralatan
biaya
o Schadule pelaksanaan dan penetapan staff o Penerapan alat, biaya, kendaraan o Jadwal survey o Membuat surat tugas b. Survey Pendahuluan ke Lokasi Dengan pihak Dinas P.U. Bina Maju meninjau lokasi satu persatu dari sepuluh lokasi di Kabupaten OKU Setatan : Link 42 Link 44 Link 48 Diadakan : : : dokumentasi serta pemasangan tanda/pasak
sementara dan terpenting adalah secara visual dapat melihat pemasakan yang ada sehingga bisa dianalisa sementara sebelum diadakannya survey pengukuran dan survey mekanika tanah. c. Survey Pengukuran Topografi Pada setiap lokasi diadakan pengukuran topografi meliputi pengukuran potongan memanjang ( 200 m) serta pengukuran potongan melintang dan memanjang dengan dibuat patok-patok B.M dan patok-patok bantu. Pengukuran dipimpin oleh seorang ahli geodasi dengan dibantu oleh beberapa orang surveyor serta asisten dan para pekerja. Data ukur dari lapangan akan dianalisa dan dimasukkan dalam program komputer sehingga menjadi gambar peta lokasi. Dalam pengukuran ini tidak tertutup kemungkinan kekurangan
data sehingga diperlukan pengukuran tambahan. Didalam pengukuran juga didata/diukur bangunan-bangunan jalan didekat lokasi seperti jembatan, gorong-gorong, box culved drainagemaupun adanya sungai, empang, rawa dan lainlain.Yang perlu sebagai bahan prtimbangan perancangan.
1. 2. L O K A S I
Lokasi proyek perencanaan Teknis Longsoran (Paket 7) tahun anggaran 2011 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, dan ada 1 (satu) lokasi dari 10 (sepuluh) lokasi yang berada di OKU Timur. Adapun tepat lokasi tersebut sesuai arahan pihak Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan yaitu : 1. Pada link 044 antara Muara Dua Sp Sender ada 6 (enam) lokasi yaitu : a. Titik STA 27 + 100 b. Titik STA 33 + 750 c. Titik STA 35 + 300 d. Titik STA 36 + 050 e. Titik STA 39 + 240 f. Titik STA 39 + 500
2. Pada link 049 antara Sp Haji Bayur ada 3 (tiga) lokasi yaitu : a. Titik STA 3 + 800 b. Titik STA 7 + 600 c. Titik STA 14 + 000
3. Pada link 042 antara Sp Martapura Martapura ada 1 (satu) lokasi yaitu : a. Titik STA 14 + 500
LOKASI KEGIATAN
10 TITIK LOKASI LONGSORAN
1. 3. T U J U A N
Tujuan Perencanaan Teknis Longsoran (Paket 7) pada lokasi yang telah diuraikan diatas, tentu saja bertujuan untuk mengatasi masalah masalah yang akan muncul di lokasi berupa longsoran atau keruntuhan yang berakibat terputusnya lalu lintas yang melalui jalan tersebut, dimana jalan tersebut merupakan jalan satu satunya yang ada terutama jalan Muara Dua Simpang Sender dimana jalan SP. Haji Bayur. Konsultan akan menyusun suatu konsep perencanaan yang akan dilaksanakan secara fisik oleh pihak kontraktor pelaksana sehingga kelongsoran jalan dapat diatasi tanpa terjadi putusnya lalu lintas di jalur tersebut. Jadi pada prinsipnya konsultan menyiapkan Dokumen Tender Pelaksanaan mengatasi masalah kelongsoran di lokasi yang telah terpilih 10 (sepuluh) lokasi yang telah ditetapkan.
a. Obsensi dan suvey lapangan pada lokasi yang ditunjuk oleh petugas
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan. Dilihat foto dokumentasi letak letak titik pada STA STA yang pasti.
pihak Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan. DAERAH LONGSORAN LINK LOKASI g. Perhitungan konstruksi h. Perhitungan anggaran biaya
042. 048. 048. 044. 044. 044.
7)
Martapura - SP. Martapura LB. Dalam - SP. Haji LB. Dalam - SP. Haji LB. Dalam - SP. Haji Muara Dua - SP. Sender Muara Dua - SP. Sender Muara Dua - SP. Sender Muara Dua - SP. Sender 7 Muara Dua - SP. Sender Muara Dua - SP. Sender
3 STA i. + 600 7 Pembuatan buku RKS 5 STA 27 + 100 6 STA 33 + 750 7 STA 35 + 300 8 STA 36 + 050 PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN ( PAKET 9 STA 39 + 240 10 STA 39 + 500
LINGKUP KEGIATAN
Lingkup Kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan sesuai dengan tahapannya adalah sebagai berikut : a. Survey Pendahuluan b. Pekerjaan Perencanaan Teknis Pekerjaan ini meliputi pengukuran topografi jembatan, penyyelidikan tanah jembatan , desain bangunan bawah jembatan, (sub structur), perhitungan volume dan biaya pelaksanaan, pembuatan spesifikasi , dokumen tender, laporan-laporan dan pekerjaan lain yang diperlukan . c. Mengadakan kerjasama dengan staf Poyek dan, Pimpinan Kegiatan dalam hal-hal masalah teknis.
Bab
II
PERENCANAAN TEKNIS LONGSORAN ( PAKET 7 )
METODE PELAKSANAAN
II.1. UMUM Kegiatan perencanaan teknis masalah longsoran melalui tahapan tahapan disertai dengan konsep pemikiran yang jelas dengan
berpedoman pula dengan aturan aturan yang ada. Sesuai dengan disiplin ilmu.
II.2. Methode Pendekatan Teknis 1. Studi Leteratur Studi leteratur baik aspek teknis subtansial maupun kebijakan dan peraturan terkait dengan perencanaan, perancangan persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan diantaranya sebagai berikut : Peraturan pembebanan Indonesia
2.
lain serta penangannya / solusi yang telah dilaksanakan seperti di daerah Samarinda Kalimantan.
10
II.3. Methode Pendekatan Pelaksanaan 1. Tahap Persiapan : A. B. C. D. E. 2. Klarifikasi Kerangka Acuan Kerja Inventarisasi Data Studi Leteratur Pendekatan Konsepsual Kriteria Rencana
Tahap Pelaksanaan a. Survey pendahuluan adalah meliputi pekerjaan lapangan terhadap lokasi lokasi longsor tersebut yang tidak membahayakan struktur jalan. Pada survey pendahuluan Konsultan
menginventarisasikan data data yang diperlukan lapangan berdasarkan perkiraan penyelesaian masalah longsor seperti : Mencatat dan mendokumentasikan lokasi tingkat longsoran, type struktur yang akan dilaksanakan untuk masing masing lokasi sehubungan dengan kondisi tanah.
Memperkirakan penyebab kelongsoran, apabila akibat erosi, daerah longsoran, kestabilanlereng, saluran air yang
terganggu bahkan yang belum ada. Mencatat ketinggian banjir Mencatat material yang tersedia dilokasi Membuat sketsa awal bentuk retaining wall atau konstruksi lainnya yang diperlukan.
11
Pengukuran topografi disepanjang lokasi jalan ( 200 M) dimana terjadi kelongsoran dengan pengukuran melintang setiap 25 M dan lebar 50 M luas jalan karena kemungkinan selokasi jalan. Jenis pengukuran meliputi : memasang patok ukur lahan pengukuran poligon memanjang ( 200 M s/d 300 M pengukuran melintang (water pass) pengukuran memanjang perhitungan dan penggambaran peta situasi
Daerah yang diukur ; 200 M s/d 300 M poligon memanjang dibantu dengan alat GPS 25 M2 dan As jalan pada setiap 25 M s/d 50 M Pengukuran situasi tanah sekitar daerah harus mencakup yang ada seperti : o o o o o o Saluran / drainage yang ada Jembatan, gorong gorong, box culvert yang ada Sungai sungai yang berdampingan / bersisian Tiang listrik dan telpon Jarak terhadap jurang jurang Dll.
12
Patok KM yang ada ditepi jalan, untuk penentuan STA lokasi longsoran dibuat patok beton sebagai titik awal koordinat lokal bila patok KM tidak hilang
Untuk titik bantu dibuat dari kayu diberi tanda BM dan nomor urut.
Sebagai referensi titik elevasi dibuat elevasi lokal ditempatkan pada patok BM dari beton supaya permanen dan mudah ditemukan kembali. Baik patok poligon maupun profil di beri tanda cat kuning dengan tulisan merah yang diletakan disebelah kiri ke arah jalan pengukuran. Untuk profil memanjang, titik yang terletak di AS jalan diberi paku dilengkapi cat kuning sebagai tanda. c. Survey Mekanika Tanah a. Penyondiran Pelaksanaan sondir di lapangan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konis dan hambatan pelekat ( cleef ). Alat sondir ini sudah lama dikenal di Indonesia, relatif lebih mudah pengoperasiannya dan cocok digunakan untuk tanah berbutir halus yang tidak mengandung kerikil dan bongkah. Di samping itu alat ini sangat praktis untuk mengetahui dengan cepat kedalaman lapisan tanah keras. Disamping mempunyai keuntungan, alat sondir ini ada
kelemahannya, karena ujung alat sondir ini sangat peka biloa terkena batu, maka akan mengacaukan hasil penyelidikan tanah, walaupun demekian pengalaman seorang teknisi dalam hal ini sangat menentukan untuk mengambil inisiatif dalam mengatasi permasalahan yang timbul di lapangan.
13
b.
jenis tiap lapisan tanah yang diselidiki. Dengan menggunakan bor tangan dapat mencapai sampai kedalaman 10 meter, bila dibantu dengan tripod dapat mencapai kedalaman 15 meter. Untuk menembus tanah keras / batuan lunak dibantu dengan
penumbukan, menggunakan mata bor tumbukan sebesar 25 kg sampai dengan 40 kg. Untuk menembus lapisan tanah lepas digunakan pipa lindung, sedangkan untuk mengangkat tanah yang berada dalam pipa lindung digunakan bpor peluru, bor katup atau pompa pasir. Dengan pemboran ini dapat diperoleh sampaio tanah disturb dan undisturb. Selanjutnya sample tanah ini dibawa ke laboratorium untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
3.
Dalam melakukan
penelitian tanah di laboratorium dilakukan bebrapa percobaan tanah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam TOR. Pada umumnya pemeriksaan laboratorium untuk perencanaan pondasi jembatan dibagi 3 ( tiga ) kataegori antara lain : a. Pemeriksaan Klasifikasi tanah Pemeriksaan ini memperoleh koreksi sifat tanah / batuan serupa, sehingga dapat mengurangi jumlah pemeriksaan detail yang diperlukan. b. Pemeriksaan Kekuatan Tanah Pemeriksaan ini untuk analisa daya dukung tanah, stabilitas lereng dan stabilitas timbunan.
14
c. Pemeriksaan Kompressibilitas Pemeriksaan (konsolidasi) ini digunakan untuk analisa penurunan tanh
4.
ANALISA DATA Hasil survey topografi maupun survey mekanika tanah yang telah
didapat hasil pengujian sample tanah di Laboratorium, diadakan diskusi oleh para ahli dalam merumuskan perencanaan serta cara penanganan permasalahan pada setiap titik lokasi yang rawan longsor.
5.
PRA PERENCANAAN (Perumusan Perencanaan) Dari analisa data primer dan skunder para ahli akan dapat menentukan
type perencanaan pada setiap titik lokasi. Perencana telah mengarah ke perencanaan struktur dan telah nyata bentuk penanganan apakah kelongsoran diatasi dengan : a. Retaining Wall b. Pile Slab c. Pemindahan / Pergeseran Jalan d. Salder Pile 6. PERENCANAAN LONGSOR Dari hasil Pra Design, dilanjutkan dengan perencanaan final dengan perhitungan konstruksi atau pondasi. Sehingga dimensi setiap bagian konstruksi ; termasuk elevasi maupun koordinat setiap bagian perencanaan. Hasil perencanaan telah tergambar dalam gambar perencanaan sebagai produk konsultan perencana.
15
7.
PERHITUNGAN STRUKTUR Dalam merencanakan retaining wall maupun pile slab, perhitungan
struktur merupakan kegiatan penting sebagai dasar mendimensikan maupun detailing (gambar detail).
8.
PERHITUNGAN VOLUME & RAB Kegiatan pokok akhir adalah perhitungan volume pekerjaan yang ada
dalam perencanaan secara cermat agar dilanjutkan dengan perhitungan anggaran biaya sebagai salah satu dokumen tender. Pada proyek pemerintah sebagai dasar perhitungan RAB harus menggunakan analisa SNI.
9.
DOKUMEN LELANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sebagai salah satu bagian dari Dukumen Lelang dan Spesifikasi Teknis
harus disusun sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan mencakup aspek administrasi dan teknis maupun peraturan peraturan pemerintah masalah tender.
16
Bab
III
LAMPIRAN - LAMPIRAN
17