You are on page 1of 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

(Reksoprodjo, 2002).

Bersamaan dengan bertambahnya jumlah anak-anak yang

bersekolah sebagai akses terhadap pendidikan (FRESH, 2002). Karena itu lingkungan sekolah paling berperan dalam memberikan suasana belajar dan dorongan belajar yang positif dibandingkan dengan lingkungan keluarga, khususnya lingkungan masyarakat. Bagaimanapun juga para siswa selalu berada dalam resiko kesehatan dan status nutrisi yang buruk. Namun hal tersebut dapat ditangani secara efektif, sederhana dan dengan biaya yang murah melalui program kesehatan sekolah (FRESH, 2002). Usaha kesehatan sekolah sudah dirintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi Keputusan bersama antara

Depdikbud dan Depkes tentang kelompok kerja UKS (Effendi, 1998). Pada tahun 2004 keputusan tersebut diperbaharui oleh Menteri Pendidikan Nasional,Menteri Kesehatan,Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri, tentang UKS yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih sehat dan derajat

kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang 6
Universitas Sumatera Utara

7 sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya (Depdagri, 2003). Berdasarkan disebutkan bahwa UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas (Delawati, 2007). Berdasarkan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah (Effendi,1998). Sedangkan menurut departemen kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Effendi, 1998). Program tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah (UKS) di sekolah/satuan pendidikan luar sekolah dilaksanakan melalui tiga

program pokok yang meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Dalam mendukung pelaksanaan tiga program pokok UKS di sekolah ataupun satuan pendidikan luar sekolah

Universitas Sumatera Utara

8 diperlukan program penduduk yang meliputi : ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, dan penelitian dan pengembangan, pembinaan serta pengembangan usaha kesehatan sekolah (UKS) dilaksanakan oleh tim UKS yang terdiri atas : tim pembina UKS pusat, tim pembina UKS propinsi, tim pembina UKS kabupaten / kota,tim pembina UKS kecamatan, tim pembina UKS di sekolah (Depkes, 2007). Tugas tim pelaksana UKS dalam melaksanakan tiga program pokok UKS sesuai ketentuan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh pembinaan UKS serta menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi terkait lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS, menyusun program, melaksanakan penilaian/ evaluasi dan menyampaikan laporan kepada tim pembina UKS.

2. Tujuan, Sasaran dan Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya (Binadiknakes, 1999). Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup : a) menurunkan angka kesakitan anak sekolah, b) meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun sosial, c) agar peserta didik mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan disekolah, d) meningkatkan cakupan pelayanan

Universitas Sumatera Utara

9 kesehatan terhadap anak sekolah, e) meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,rokok,alkohol,dan obat berbahaya lainnya (Effendi,1998). Sasaran UKS adalah peserta didik di sekolah / satuan pendidikan luar sekolah, guru, pamong belajar, pengelola pendidikan, pengelola kesehatan dan masyarakat. Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI alasannya adalah: Kelas satu, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesekatan. Disamping itu kelas satu adalah saat yang baik untuk memberikan iminusasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan jenjang berikutnya. Kelas III untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya dalam program pembinaan UKS. Kelas VI, berguna dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik menuju jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup (Effendi,1998). Peranan UKS adalah sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia indonesia yang sehat fisik, mental, dan sosial serta memiliki produktivitas yang optimal dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang

Universitas Sumatera Utara

10 dimulai sejak dalam kandungan, balita, usia sekolah sampai usia lanjut. (Effendi,1998).

3. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ruang lingkup kegiatan usaha kesehatan sekolah yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis, optimal serta menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Depkes, 2007). Adapun kegiatan UKS meliputi upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara penekanan kegiatan UKS adalah pada upaya promotif dan preventif (Sumijatun, 2005.) Kegiatan UKS lebih dikenal dengan sebutan Trias UKS, untuk tatanan sekolah dasar (SD) dimana kegiatannya berupa :

3.1.Pendidikan Kesehatan ( Health Education in School ) Pendidikan kesehatan sendiri bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan tentang kesehatan, mengembangkan teknologi tepat guna tentang kesehatan, mampu bertahan hidup dari segala ancaman yang membahayakan fisik maupun mental melalui pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS), Antara lain tujuan pendidikam kesehatan tersebut adalah murid mempunyai pengetahuan tentang isu kesehatan yang mampu menciptakan nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat sehingga murid memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan yang dapat merubah kebiasaan hidup ke arah yang lebih sehat, dan dapat menularkan perilaku hidup sehat, sehingga murid dapat tumbuh kembang secara harmonis dan mampu

Universitas Sumatera Utara

11 menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit yang membuat murid memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar yang akhirnya murid dapat memiliki kesegaran dan kesehatan yang optimal (Effendi,1998). Hasil analisis kurikulum tahun 1994 menunjukkan bahwa UKS adalah merupakan bagian dari pendidikan kesehatan dan jasmani serta ada beberapa pokok bahasan pendidikan kesehatan yang dalam pembelajarannya dapat disampaikan terpadu dalam IPA, sebagai contoh, pokok bahasan makanan sehat, penyakit menular dapat digabung dalam materi IPA . Oleh karena itu, pada KBK yang akan datang, UKS merupakan bagian dari sains di SD, biologi di SLTP dan SMU (Delawati, 2007). Materi pendidikan penyuluhan yang dilakukan dalam kegiatahn UKS di sekolah dasar meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan anak, gizi, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, promosi kesehatan dan berbagai penyuluhan yang lainnya. Pada intinya kegiatan pendidikan UKS untuk anak SD/MI dimulai dengan membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan, membersihkan kuku dan rambut serta pendidikan dokter kecil.

3.2. Pelayanan Kesehatan ( School Health Service ) Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan peningkatan (Promotif), yaitu latihan keterampilan teknis pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : kader kesehatan sekolah, olahraga, kesenian, berkebun dan lomba. Kegiatan pencegahan (Preventif), memelihara kesehatan yang bersifat umum dan khusus, penjaringan kesehatan bagi anak, monitoring peserta didik, melakukan usaha pencegahan

Universitas Sumatera Utara

12 penyakit menular. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif), dengan mendiagnosa dini terhadap suatu penyakit, melakukan pengobatan terhadap penyakit, imunisasi, melaksanakan P3K dan tindakan rujukan ke puskesmas serta pemberian makanan tambahan anak sekolah (Delawati, 2007).

3.3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Pembinaan lingkungan sekolah sehat meliputi kesehatan lingkungan fisik, lingkungan psikososial, dan lingkungan budaya dimana peserta didik mampu memelihara kebersihan, keindahan dan kerapian lingkungan sekolah dengan menjaga ketertiban dan keamanan serta memupuk kekeluargaan dalam setiap melakukan kegiatan sekolah (Delawati, 2007).

4. Masalah Kesehatan yang dapat dikurangi melalui UKS Adapun masalah kesehatan yang dapat di cegah dengan pelaksanaan UKS adalah: 1) sanitasi dan air bersih, 2) kekerasan dan kecelakaan, 3) masalah kesehatan reproduksi remaja, 4) kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan, 5) masalah gizi dan anemia, 6) imunisasi, 7) merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba, 8) kesehatan gigi, 9) penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas), 10) HIV/AIDS dan IMS lainnya, 11) gangguan kesehatan mental (Delawati, 2007).

5. Hasil program UKS yang diharapkan : a. Dari segi peserta didik : 1) siswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan hidup sehat dan mampu memecahkan masalah kesehatan sederhana dengan turut berpartisipasi aktif dalam UKS, RT dan

Universitas Sumatera Utara

13 lingkungan masyarakat. 2) Siswa sehat fisik, mental maupun sosial dan siap untuk menjalani kehidupan berkeluarga yang sehat sejahtera dan mandiri. 3) Siswa memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan bebas, penyalahgunaan napza, kenakalan remaja dan tauran. 4) Siswa memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar untuk menghadapi permasalahan dan tantangan kehidupan, 5) Siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan pemeliharaan dan membina kebersihan,kelestarian lingkungan fisik di rumah dan sekolah, 6) Siswa mempunyai status kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik, 7) Siswa bebas dari penyakit menular dan penyakit seksual. 8) Siswa bebas dari kebiasaan merokok, minum alkohol dan penyalagunaan napza (Depkes, 2007). b. Dari segi lingkungan sekolah : semua ruangan dan kamar mandi, wc dan pekarangan sekolah bersih, tidak ada sampah, serta tersedianya sumber air bersih bagi siswa (Effendi, 1998).

6. Peranan Perawat dalam Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisa data, perumusan masalah dan prioritas masalah,juga menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama TPUKS, melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun, penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS, dan melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

14 b. Sebagai Pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas dapat menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS, atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS. c. Sebagai Penyuluh, Peranan perawat dalam memberikan penyuluhan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal, atau secara tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan (Effendi, 1998).

7. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS) PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan

pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masingmasing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Dachroni, 2002). PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

Universitas Sumatera Utara

15 kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat (Depkes, 2003). Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sasaran PHBS meliputi 1) tatanan rumah tangga, 2) tatanan institusi pendidikan, 3) tatanan tempat kerja, 4) tatanan tempat-tempat umum, 5) tatanan institusi kesehatan. Strategi PHBS meliputi 1) melakukan advokasi, 2) melakukan bina suasana, 3) menggerakkan masyarakat (Depkes, 2003). Manfaat PHBS di sekolah adalah 1) terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindung dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, 2) meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik, 3) citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat), 4) meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan, 5) menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Albar, 2003). Dari kelima sasaran PHBS tersebut dalam penelitian ini ditekankan pada tatanan institusi pendidikan dimana institusi pendidikan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. PHBS di institusi pendidikan merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering

Universitas Sumatera Utara

16 menyerang anak usia sekolah, yang ternyata umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes, 2003). Syarat-syarat sekolah ber PHBS yaitu 1) mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, 2) jajan dikantin sekolah yang sehat, 3) membuang sampah pada tempatnya, 4) mengikuti kegiatan olahraga di sekolah, 5) menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, 6) tidak merokok di sekolah, 7) memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin, 8) buang air kecil di jamban sekolah. Hal ini dapat dicapai melalui upaya yaitu salah satunya dengan penerapan PHBS di sekolah-sekolah, harapan ini tidak terwujud jika tidak ada peran serta dari pengelola UKS, sehingga kepada guru pembimbing UKS diharapkan mampu membimbing dan memberikan pengetahuan dalam pembentukan kesedaran tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat. Berdasarkan pada kondisi inilah implementasi program PHBS cukup tepat pada murid sekolah dasar (Kristiawati, 2008). Disisi lain peran guru dalam proses belajat mengajar di SD masih cukup dominan oleh semua sekolah, guru, dan komite sekolah akan dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan program penyadaran PHBS (Chuswatun, 2008).

Universitas Sumatera Utara

17 Indikator PHBS di sekolah akan memberikan indikasi keberhasilan atau pencapaian kegiatan PHBS di sekolah. Indikator yang dikembangkan tentunya meliputi indikator yang terkait dengan perilaku siswa di sekolah dan indikator yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di lingkungan sekolah sebagai bentuk dukungan kebijakan. dimana indikator PHBS di sekolah dapat dirincikan menjadi dua bagian antara lain : 1) indikator perilaku siswa 2) indikator lingkungan sekolah. Agar indikator PHBS memenuhi persyaratan tersebut, perlu dilakukan kajian dengan pemilihan responden atau informan masyarakat sekolah terutama siswa sekolah. Dengan diketahuinya perkembangan pelaksanaan PHBS di sekolah maka dapat dilakukan upaya promosi kesehatan lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan jumlah sekolah sehat di indonesia (Ismoyowati, 2007). Jika sebahagian murid SD memahami PHBS bukan tidak mungkin dapat menekan tingginya angka kesakitan seperti, penyakit diare, DBD dan penyakit ISPA yang kerap kali datang pada musim panca roba (Eurika Indonesia, 2004).

Universitas Sumatera Utara

You might also like