You are on page 1of 1

b. Nilai Instrumental dan Nilai Praksis Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar.

Nilai ini berlaku untuk kurun waktu tertentudan untuk kondisi tertentu. Sifatnya sudah lebih bersifat kontekstual, bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Dari segi kandungan nilainya, nilai instrumental tampil dalam bentuk kebijakan, strategi, organisasi, sistem, rencana, program, yang menjabarkan lebih lanjut nilai dasar tersebut. Nilai Instrumental terikat oleh perubahan waktu, keadaan atau tempat. Karena itu, nilai ini memerlukan penyesuaian secara berkala. Penyesuaian ini untuk menjamin agar nilai dasar tersebut tetap relevan dengan masalah-masalah utama yang dihadapi masyarakat dalam zaman tersebut. Nilai Instrumental tercantum dalam seluruh dokumen kenegaraan yang menindaklanjuti UUD 1945 dan belum termasuk nilai praksis seperti undang-undang dan banyak peraturan pelaksanaannya. Ada tiga lembaga negara yang berwenang menyusun nilai instrumental ini, yaitu: (1) Rakyat, (2) Presiden, dan (3) Dewan Perwakilan Rakyat. Sebagai lembaga eksekutif, berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, Presiden dapat menindaklanjuti undang-undang yang ada dengan mengeluarkan peraturan pelaksanaannya. Sudah tentu peraturan pelaksanaan tersebut tidak boleh bertentangan dengan pelaksanaan itu batal secara hukum, dan harus dicabut. Pihak yang dirugikam dapat mengadukannya kepada lembaga pengadilan, termasuk kepada pengadikan tata usaha negara dan Mahkamah Konstitusi. Sesuai dengan sifat negara kita sebagai negara berdasarkan hukum, maka untuk kepastian hukum pada dasarnya nilai instrumental ini harus tertuang secara tertulis dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Nilai Praksis merupakan penjabaran nilai instrumental dalam situasi konkret pada tempat tertentu dan situasi tertentu. Sifatnya amat dinamis. Nilai praksis terdapat pada banyak wujud penerapan nilai-nilai pancasila itu baik oleh lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, badan-badan ekonomi, pemimpin masyarakat, maupun oleh warga negara secara perorangan. Ringkasnya, nilai praksis itu terkandung dalam kenyataan sehari-hari, yaitu cara bagaimana kita melaksanakan nilai Pancasila dalam praktik hidup sehari-hari.

You might also like